ABSTRAK
Kasus defisit penyediaan rumah sebagian besar terjadi karena rendahnya daya jangkau masyarakat terhadap
pengadaan/ pembelian rumah. Sedangkan rendahnya daya jangkau masyarakat diakibatkan karena rata- rata
penghasilan yang sangat rendah, khususnya dialami oleh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keterjangkauan MBR yang ada di kawasan sempadan
sungai dan kawasan sempadan rel kereta api Kecamatan Klojen Kota Malang menggunakan perhitungan residual
income, repayment affordability, dan income affordability. Tujuan selanjutnya adalah mengidentifikasi lahan
potensial untuk bermukim bagi MBR dilihat dari rencana pola ruang perumahan dan tingkat keterjangkauan
MBR. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis crosstab, analisis
keterjangkauan perumahan, AHP, analisis Indek Sentralitas Marshall, analisis overlay dan analisis skoring. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterjangkauan MBR didominasi dengan kategori tidak mampu untuk
keterjangkauan cicilan dan sangat terjangkau untuk keterjangkauan pendapatan. BWP Malang Tenggara
merupakan tujuan yang paling tepat untuk dijadikan pemilihan lokasi bermukim bagi MBR, karena memiliki
ketersediaan lahan yang sangat potensial paling luas. Sehingga MBR yang masuk dalam kategori mampu mencicil
20 tahun dan 15 tahun untuk keterjangkauan cicilan dan sangat terjangkau untuk keterjangkauan pendapatan
yang mampu untuk membeli rumah di lahan yang sangat potensial untuk bermukim bagi MBR.
ABSTRACT
Cases of deficit housing provision is largely due to the low reach of the community for housing procurement/
purchase. However, along with the rapid development of Malang City, especially in the center, Klojen Subdistrict,
has caused land prices to get higher and out of control, so that it cannot be reached by all groups of people. This
study to identify the level of affordability of MBR in river border area and the railroad border area of Klojen
Subdistrict Malang City using residual income, repayment affordability, and income affordability. The next
purpose is to identify potential land for MBR seen from the plan for housing space patterns and affordability level
of the MBR. Analytical method used in this study uses crosstab analysis, housing affordability analysis, Analytical
Hierarchy Process, Marshall centrality index analysis, overlay analysis and scoring analysis. The results showed
that the level of affordability of the MBR was dominated by the category of being unable to repayment and very
affordable for income affordability. BWP Southeast Malang is the most appropriate destination to be used as the
choice of housing location for MBR, because it has the most extensive potential land available. So that the MBR
which is included in the category is able to pay in installments of 20 years and 15 years for repayment affordability
and is very affordable for income affordability that can afford to buy a house on land that has the potential to
settle for MBR.
Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 89
PEMILIHAN LOKASI BERMUKIM SESUAI TINGKAT KETERJANGKAUAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH KAWASAN SEMPADAN
SUNGAI DAN REL (STUDI KASUS: KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG)
Kota Malang merupakan salah satu kota sempadan rel kereta api di Kecamatan Klojen
besar di Indonesia yang tingkat pertumbuhan berdasarkan RDTR BWP Malang Tengah Tahun
penduduk dan perkembangan kotanya sangat 2016 - 2036. Diantaranya, 6 Kelurahan yang
pesat. Perkembangan Kota Malang berada di kawasan sempadan sungai dan 3
membutuhkan ruang dan lahan bagi laju Kelurahan yang berada di kawasan sempadan rel.
pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang Berikut merupakan peta wilayah studi penelitian
terjadi. Hal tersebut menimbulkan permasalahan di Kecamatan Klojen, Kota Malang pada Gambar
dan dampak terhadap pelaksanaan penataan 1.
ruang dan kebijakan pembangunan permukiman
dan perumahan, salah satunya adalah
peningkatan harga lahan kota dan pasar
perumahan yang tinggi sehingga standar
minimum tidak bisa dijangkau oleh semua
kelompok masyarakat (Panduan Ringkas untuk
Membuat Kebijakan Perumahan untuk MBR,
2009).
Kecamatan Klojen merupakan pusat Kota
Malang dengan perkembangannya yang pesat
dan memiliki kepadatan penduduk paling tinggi
daripada kecamatan lainnya. Dari penduduk
tersebut masih terdapat MBR dengan jumlah
3.498 rumah tangga (Data terpadu PBDT, 2016).
Berdasarkan RP3KP (Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Malang), Kecamatan Klojen
memiliki squatter (permukiman liar) yaitu
permukiman sekitar bantaran sungai dan
permukiman di sekitar rel kereta api dengan
jumlah terbanyak daripada kecamatan lainnya
dengan luas 180,8 hektar pada tahun 2015.
Keterjangkauan perumahan merupakan
hubungan antara pengeluaran perumahan dan Gambar 1. Peta Ruang Lingkup Wilayah Studi
pendapatan rumah tangga dan penentuan Kecamatan Klojen, Kota Malang
standar dari pendapatan tersebut untuk Berdasarkan RDTR BWP Malang Tengah
perumahan. Standar tersebut ditentukan dari sisa Tahun 2016 – 2036, garis sempadan sekurang-
pendapatan (residual income) yang dapat kurangnya 15 (lima belas) meter dihitung dari tepi
dikeluarkan untuk biaya rumah, tingkat dimana sungai. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
suatu rumah tangga dapat membayar untuk Malang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Bangunan
rumah dan masih dapat memenuhi kebutuhan Gedung terdapat pembahasan terkait garis
lainnya (Whitehead dalam Pratiwi, 2010). sempadan jalur rel kereta api yang terdapat di
Tujuan penelitian ini adalah untuk pasal 27 ayat 4 menyatakan bahwa jalan kereta
mengidentifikasi tingkat keterjangkauan api lurus, lebar sempadan untuk tanaman adalah
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di lebih dari 11 (sebelas) meter dan bangunan lebih
kawasan sempadan sungai dan sempadan rel dari 20 (dua puluh) meter.
kereta api Kecamatan Klojen Kota Malang dan
mengidentifikasi ketersediaan lokasi potensial Penentuan sampel
untuk bermukim di Kota Malang bagi MBR dilihat Perwakilan sampel rumah tangga yang
dari rencana pola ruang perumahan dan tingkat didapatkan dari perhitungan dengan
keterjangkauan MBR. menggunakan rumus metode Slovin yaitu
sebanyak 261 rumah tangga. Teknik pengambilan
METODE PENELITIAN sampel dalam penelitian ini menggunakan
Terdapat 25 RW dalam 8 Kelurahan yang Nonprobability Sampling, karena jenis sampel
memiliki permukiman sempadan sungai dan yang dipilih tidak dilakukan secara acak namun
pada beberapa rumah tangga yang mendekati
90 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Bimar Jalu Arditama, I Nyoman Suluh Wijaya, Wulan Dwi Purnamasari
sempadan sungai dan rel kereta api dalam lingkup Rp. 123.000.000 dengan bunga sebesar 5%
RW tersebut. Metode yang digunakan dalam dan waktu cicilan selama 10 hingga 20 tahun.
pemilihan sampel adalah Quota Sampling. Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan
bunga majemuk yang didapat dari nilai cicilan
Metode analisis
dari setiap tenor dari Bank BTN:
Analisis Crosstab Tabel 1. Besar Angsuran dari Bank BTN
Tingkat suku bunga 5% per tahun dengan jangka waktu
Prosedur tabulasi silang digunakan untuk pengembalian 10-20 tahun
menghitung banyaknya jumlah kasus yang Lama
10 Tahun 15 Tahun 20 Tahun
angsuran
mempunyai kombinasi nilai- nilai yang berbeda
Kemampuan
dari dua variabel dan menghitung harga- harga mencicil
1.327.560 987.508 822.487
statistik beserta ujinya. Dalam penelitian ini,
analisis crosstab digunakan dengan tujuan untuk 3. Income Affordability/ Keterjangkauan
mengetahui hubungan antar variabel Pendapatan
karakteristik sosial dan karakteristik ekonomi Tingkat keterjangkauan berdasarkan
dengan penghasilan dan pengeluaran rumah pendapatan ditinjau dari hasil rasio antara
tangga. Selain itu juga digunakan untuk tingkat harga jual rumah terhadap tingkat
mengetahui hubungan antara tingkat penghasilan rumah tangga. Harga jual rumah
keterjangkauan masyarakat berpenghasilan merupakan harga jual yang sudah ditetapkan
rendah dengan karakteristik sosial ekonomi dan oleh BTN sebesar 123.000.000 yang
pengeluaran atau pendapatan dalam suatu diasumsikan besaran cicilan setiap bulan
rumah tangga. selama 20 tahun adalah 512.500.
𝐻𝐽
Analisis Keterjangkauan Perumahan 𝐼𝐾 − 𝐾𝑃 =
𝑃𝐾
1. Residual Income/ Keterjangkauan Sisa IK-KP : Keterjangkauan penghasilan
Pendapatan HJ : Harga Jual rumah
Indeks keterjangkauan yang didasari oleh PK : Penghasilan rumah tangga
konsepsi keterjangkauan sisa peghasilan (IK- Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan
SP) menunjukkan nilai sisa penghasilan rumah keterjangkauan pendapatan MBR, maka
tangga (SP) yang didapat setelah penghasilan langkah selanjutnya adalah mengelompokkan
rumah tangga (PK) dikurangi dengan hasil perhitungan kedalam 4 tingkatan
pengeluaran perumahan (PR) dan keterjangkauan MBR berdasarkan
pengeluaran non-perumahan (PNR). Adapun penghasilannya.
rumus perhitungan IK-SP sebagai berikut: Tabel 2. Kriteria Keterjangkauan Pendapatan
𝐼𝐾 − 𝑆𝑃 = 𝑃𝐾 − 𝑃𝑅 − 𝑃𝑁𝑅 Nilai IK - KP Keterjangkauan
IK-SP : Keterjangkauan sisa penghasilan Lebih dari 5 Sangat tidak terjangkau
4,1 – 5,0 Tidak terjangkau
PK : Pendapatan keluarga
3,1 – 4,0 Cukup terjangkau
PR : Pengeluaran perumahan ≤3 Sangat terjangkau
PNR : Pengeluaran Non Perumahan
2. Repayment Affordability/ Keterjangkauan AHP (Analytical Hierarchy Process)
Cicilan Penentuan bobot dari masing- masing
Konsep keterjangkauan cicilan (repayment kriteria terkait pemilihan lokasi bermukim bagi
affordability) beranggapan bahwa tingkat MBR diproses dengan menggunakan metode
keterjangkauan dipengaruhi oleh kemampuan Analytical Hierarchy Process (AHP). Penggunaan
sebuah rumah tangga untuk memikul beban metode AHP ini digunakan untuk memperoleh
pembayaran angsuran atau cicilan penilaian atau presepsi dari setiap ahli atau
perumahan. Berdasarkan data hasil survei stakeholder untuk menentukan bobot dari
sekunder terkait kepemilikan rumah subsidi masing-masing kriteria yang dibutuhkan.
untuk masyarakat berpenghasilan rendah Penggunaan metode ini dilakukan dengan
yang dilakukan pada Bank Tabungan Negara membagikan kuisioner kepada tiga ahli, yaitu dari
(BTN) Kota Malang yang bekerja sama dengan pihak akademisi Jurusan Perencanaan Wilayah
Dinas Perumahan dan Permukiman Kota dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang, harga rumah subsidi tapak dengan yang bernama Bapak Deni Agus Setyono ST.,
tipe 36 yang dikhususkan untuk masyarakat M.Eng., Dinas Sosial Kota Malang yang bernama
berpenghasilan rendah Kota Malang adalah Bu Marissa yang merupakan Kepala Bagian
Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 91
PEMILIHAN LOKASI BERMUKIM SESUAI TINGKAT KETERJANGKAUAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH KAWASAN SEMPADAN
SUNGAI DAN REL (STUDI KASUS: KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG)
92 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Bimar Jalu Arditama, I Nyoman Suluh Wijaya, Wulan Dwi Purnamasari
Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 93
PEMILIHAN LOKASI BERMUKIM SESUAI TINGKAT KETERJANGKAUAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH KAWASAN SEMPADAN
SUNGAI DAN REL (STUDI KASUS: KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG)
94 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020
Bimar Jalu Arditama, I Nyoman Suluh Wijaya, Wulan Dwi Purnamasari
rumah (bangunan saja, termasuk ongkos tukang 2. Lokasi Bermukim bagi MBR dengan Tingkat
dan bahan) berdasarkan wawancara kepada Keterjangkauan Cicilan Mampu 15 Tahun
developer yang bekerja sama dengan BTN dalam Keseluruhan lahan berada di BWP Malang
penyediaan rumah bersubsidi adalah sebesar Rp Timur Laut seluas 2,17 hektar yang terdapat di
85.000.000,- untuk rumah tapak tipe 36 dengan 1 daerah Jl. Batu Amaril.
lantai di area Kota Malang. Sehingga dapat
diketahui besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
membangun rumah berdasarkan harga lahan.
Melalui pengklasifikasian tersebut dapat
disimpulkan jika yang mampu untuk membeli
rumah tapak dengan tipe 36 di lokasi sangat
potensial untuk bermukim bagi MBR adalah yang
tingkat keterjangkauannya secara cicilan mampu
20 tahun dan mampu 15 tahun. Sedangkan untuk
keterjangkauan pendapatan, adalah MBR yang
termasuk dalam tingkat keterjangkauan sangat
terjangkau.
1. Lokasi Bermukim bagi MBR dengan Tingkat
Keterjangkauan Cicilan Mampu 20 Tahun
Lokasi dengan harga lahan dibawah Rp
1.862.000,- per m2 yang termasuk dalam kategori
lokasi yang sangat potensial bagi MBR untuk
bermukim adalah 1.527,67 hektar. Sebagian
besar persebaran lokasi bermukim MBR yang
sesuai dengan tingkat keterjangkauan cicilan
mampu 20 tahun berada di daerah Malang
Tenggara dengan luas 599,55 hektar atau secara
prosentase sebesar 39,25 %.
Gambar 4. Peta Persebaran Lahan Bermukim
Bagi MBR dengan Tingkat Keterjangkauan Cicilan
Mampu 15 Tahun
3. Lokasi Bermukim bagi MBR dengan Tingkat
Keterjangkauan Pendapatan Sangat
Terjangkau
Jika dihitung rata- rata sisa penghasilan (IK-
SP) dari sebanyak 186 MBR adalah sebesar Rp
394.842,-. Maka jika dikumpulkan selama 20
tahun, biaya yang terkumpul untuk bisa dijadikan
sebagai pembiayaan rumah adalah Rp
94.762.174,-. Dari jumlah biaya tersebut, apabila
dibuat untuk membeli rumah tapak dengan tipe
36 satu lantai seharga Rp 85.000.000,- maka
besaran harga lahan yang ada di Kota Malang
yang paling maksimal dengan nilai Rp 160.000,-
per m2. Dari keseluruhan lahan tersebut,
persebarannya berada di BWP Malang Tenggara,
Malang Barat, Malang Timur dan Malang Timur
Laut dengan luas sebesar 51,68 hektar. Sebagian
besar persebaran lokasi bermukim MBR yang
sesuai dengan tingkat keterjangkauan
pendapatan sangat terjangkau berada di daerah
Gambar 3. Peta Persebaran Lahan Bermukim Malang Barat dengan luas 28,57 hektar atau
Bagi MBR dengan Tingkat Keterjangkauan Cicilan secara prosentase sebesar 55,28 %. Sedangkan
Mampu 20 Tahun untuk daerah yang paling sedikit persebarannya
Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020 95
PEMILIHAN LOKASI BERMUKIM SESUAI TINGKAT KETERJANGKAUAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH KAWASAN SEMPADAN
SUNGAI DAN REL (STUDI KASUS: KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG)
berada di BWP Malang Timur Laut dengan luas Persebaran lokasi bermukim MBR yang
0,98 hektar atau secara prosentase sebesar 1,90 sesuai dengan tingkat keterjangkauan cicilan
%. mampu 20 tahun, sebagian besar terdapat di
BWP Malang Tenggara dengan luas lahan 599,55
hektar. Untuk persebaran lokasi bermukim MBR
yang sesuai dengan tingkat keterjangkauan
cicilan mampu 15 tahun, seluruhnya terdapat di
BWP Malang Timur Laut dengan luas lahan 2,17
hektar. Sedangkan untuk persebaran lokasi
bermukim MBR yang sesuai dengan tingkat
keterjangkauan pendapatan sangat terjangkau,
sebagian besar terdapat di BWP Malang Barat
dengan luas lahan 28,57 hektar.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, Nadia Maulida. 2018. Analisis
Pertumbuhan Pusat Fasilitas Pelayanan
Wilayah di Kabupaten Klaten Tahun 2005 –
2015. Skripsi, Program Studi Geografi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.
Gameswari, Sri Indah. 2015. Pemenuhan
Kebutuhan Perumahan Pekerja Industri di
Kecamatan Cikande Kabupaten Serang.
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B
SAPPK 4 (1): 189 – 199.
Gambar 5. Peta Persebaran Lahan Bermukim Pemerintah Kota Malang. 2012. Penyusunan
Bagi MBR dengan Tingkat Keterjangkauan Naskah Akademis dan Rancangan
Pendapatan Sangat Terjangkau Peratuan Daerah tentang Rencana
Pembangunan dan Pengembangan
KESIMPULAN Perumahan dan Kawasan Permukiman di
Kesimpulan dalam penelitian ini Kota Malang. Malang. Pemerintah Kota
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil Malang.
perhitungan tingkat keterjangkauan cicilan, Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 1 Tahun
didominasi oleh kategori tidak mampu sebanyak 2012 Tentang Bangunan Gedung.
97% atau sebanyak 253 keluarga MBR dan jika Pratiwi, Destri Ayu. 2010. Identifikasi Tingkat
berdasarkan perhitungan tingkat keterjangkauan Keterjangkauan Masyarakat
pendapatan, didominasi oleh kategori sangat Berpenghasilan Rendah Terhadap
terjangkau sebanyak 71% atau sebanyak 186 Kepemilikan Rumah Sederhana Sehat di
kelurga MBR. Jika menggunakan keterjangkauan Kota Bandung. Skripsi, Program Studi
cicilan, pengklasifikasian terjadi pada MBR yang Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB,
memiliki sisa penghasilan diatas Rp 822.487, yang Bandung.
sesuai untuk mengukur tingkat keterjangkauan SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
MBR dengan sisa penghasilan yang tinggi. Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Sedangkan untuk keterjangkauan pendapatan, Perkotaan.
pengklasifikasian terjadi pada MBR yang memiliki Wijaya, Arwan Putra., Amelia, Novita., Subiyanto,
sisa penghasilan dibawah Rp 170.668. Sawitri. 2015. Pemetaan Zona Nilai Tanah
Berdasarkan hasil analisis skoring terkait untuk Menentukan Nilai Jual Objek Pajak
pemilihan lokasi bermukim yang potensial bagi (NJOP) Menggunakan Sistem Informasi
MBR, BWP Malang Tenggara memiliki jenis Geografis di Kecamatan Pedurungan, Kota
klasifikasi lahan yang sangat potensial untuk Semarang. Jurnal Geodesi Undip. 4 (1): 160
bermukim bagi MBR di Kota Malang dengan – 171.
luasan sebesar 599,55 hektar.
96 Planning for Urban Region and Environment Volume 9, Nomor 2, April 2020