Anda di halaman 1dari 84

Gedung Arva Lt.3 Jl. RP.Soeroso No.

40 BC Gondangdia Menteng Jakarta Pusat 10350


T : ( + 6 2 - 2 1 ) 3 9 1 7 8 1 4 F : ( + 6 2 - 2 1 ) 3 1 4 3 8 6 7 w w w . l s i . o r . i d

TANTANGAN REFORMASI BIROKRASI:


PERSEPSI KORUPSI, DEMOKRASI, DAN
INTOLERANSI DI KALANGAN PNS

Wa k t u s u r v e i :
3 Januari – 31 Maret 2021
LATAR BELAKANG

Pada awal reformasi, salah satu bidang yang dinilai cukup terlambat mengalami reformasi
dibandingkan bidang-bidang lain seperti politik, ekonomi, dan hukum adalah birokrasi.
Padahal, reformasi birokrasi merupakan salah satu tulang punggung kesuksesan
pembangunan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merupakan cita-cita
reformasi.

Hal ini kemudian mendorong pemerintah untuk memprioritaskan pelaksanaan program


Reformasi Birokrasi secara nasional dengan membuat Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025. Untuk melaksanakan Grand Design tersebut, pemerintah membuat Road Map
Reformasi Birokrasi nasional yang terbagi dalam tiga periode, yaitu 2010-2014, 2014-2019,
dan 2020-2024.
2
4/18/2021
Survei PNS
LATAR BELAKANG

Reformasi birokrasi ini diharapkan dapat menurunkan dan menghilangkan penyalahgunaan


wewenang, menjadikan negara yang memiliki birokrasi yang baik, meningkatkan mutu
pelayanan kepada masyarakat, dan meningkatkan efisiensi dalam organisasi.

Kini, setelah dua dekade pelaksanaan Reformasi Birokrasi sejak dicanangkannya Grand
Design tersebut, pemerintah telah menyusun dan sedang melaksanakan Road Map periode
ketiga 2020-2024. Terdapat tiga sasaran Reformasi Birokrasi dalam Roadmap 2020-2024,
yakni (1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel, (2) Birokrasi yang kapabel, dan (3) Pelayanan
publik yang prima.

3
4/18/2021
Survei PNS
LATAR BELAKANG

Pencapaian tujuan Reformasi Birokrasi sangat memerlukan keterlibatan dari birokrasi itu
sendiri, atau secara spesifik Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dalam keseharian menjalankan
tugas-tugas di Kementerian/Lembaga. Oleh karena itu, pandangan mereka juga harus
diketahui terkait dengan berbagai upaya untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi khusunya
mengenai korupsi dan potensi penyalahgunaan wewenang/korupsi yang bisa terjadi. Topik
ini merupakan inti dari sasaran birokrasi yang bersih dan akuntabel.

Selain itu, diperlukan pula pengetahuan terhadap pandangan PNS atas demokrasi dan
intoleransi. Topik ini penting karena sebagai pelayan publik, PNS diharapkan menjunjung
prinisip demokrasi yaitu nondiskriminasi dan toleransi terhadap perbedaan agama.

4
4/18/2021
Survei PNS
LATAR BELAKANG

Oleh karena itu, Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survei dengan populasi PNS
yang tersebar di berbagai Kementerian/Lembaga, di pusat maupun daerah. Sebanyak 1,201
PNS menjadi responden survei yang diwawancarai pada 3 Januari hingga 31 Maret 2021.

Dalam survei ini, para PNS yang menjadi responden ditanyakan tentang persepsi dan
penilaian mereka terhadap korupsi dan potensi korupsi, suap/gratifikasi, upaya pengawasan
internal, dan pengaduan. Selain itu, PNS juga ditanyakan tentang pandangan mereka tentang
isu-isu demokrasi, intoleransi, dan pelayanan publik yang non-diskriminatif.

5
4/18/2021
Survei PNS
LATAR BELAKANG

Melalui survei ini, kita dapat memperoleh gambaran tentang persepsi dan pengetahuan PNS
secara umum tentang poin penting dalam Reformasi Birokrasi. Meskipun, tidak semua poin
dalam Road Map Reformasi Birokrasi ditanyakan karena terlalu luas untuk dicakup dalam
satu survei.

Hasil survei diharapkan dapat memberi masukan pada pengambil kebijakan tentang
pemberantasan korupsi dan upaya Reformasi Birokrasi, serta demokrasi, khususnya di
kalangan PNS.

6
4/18/2021
Survei PNS
METODOLOGI

Populasi survei adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lembaga-lembaga negara
dengan jumlah PNS yang besar serta beberapa lembaga negara lainnya—sesuai
pertimbangan studi—di tingkat pusat dan tingkat provinsi yang tersebar di 14 provinsi.

Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak (stratified multistage random sampling)
dari populasi tersebut, dilakukan oversample sebanyak 200 responden yang tersebar di
beberapa Kementerian/Lembaga, sehingga total sample yang direncanakan sebanyak
1.200 responden.

7
4/18/2021
Survei PNS
METODOLOGI

Karena kendala teknis sulitnya mengakses responden di beberapa


Kementerian/Lembaga, maka dilakukan penambahan atau perubahan
Kementerian/Lembaga. Total sampel akhir yang dianalisis sebanyak 1.201 responden.

Jumlah populasi PNS pada Kementerian/Lembaga negara di tingkat pusat dan daerah
yang terpilih dalam penelitian ini sebanyak 915.504 orang atau sekitar 22% dari total
jumlah PNS di Indonesia. Responden diwawancarai secara tatap muka, baik daring
maupun luring oleh pewawancara yang dilatih.

Survei dilakukan pada 3 Januari-31 Maret 2021.


8
4/18/2021
Survei PNS
PROSEDUR STRATIFIED MULTISTAGE RANDOM
SAMPLING
Stratifikasi: Pertama-tama populasi PNS dikelompokkan menurut lembaga dan level (stratum).
• Ukuran sampel awal menurut stratum dialokasi secara proporsional di masing-masing stratum.
• Pada stratum yang terlalu kecil dilakukan oversample sedemikian rupa sehingga setiap stratum
memiliki representasi sampel dan total sampel akhir menjadi 1200 responden.

9
4/18/2021
Survei PNS
PROSEDUR STRATIFIED MULTISTAGE RANDOM
SAMPLING
Mulstistage Random Sampling:
• Sampel di masing-masing stratum dipilih secara acak bertingkat (multistage) dengan teknik yang mungkin
berbeda, bergantung pada struktur organisasi masing-masing lembaga.
• Secara umum, jika diasumsikan setiap lembaga terdiri atas sejumlah “divisi” 1 dan daftar nama dan
keterangan PNS dapat diperoleh di setiap “divisi” tersebut, maka sampling di masing-masing stratum dapat
dilakukan dengan dua tahap:
• Stage-1: Populasi “divisi”—sebagai primary sampling units—didaftarkan, kemudian dipilih divisi secara acak dengan jumlah
proporsional sesuai alokasi sampel.
• Stage-2: Di masing-masing “divisi” terpilih, populasi PNS didaftarkan dan dipilih 2 orang PNS, 1 laki-laki dan 1 orang perempuan, untuk
diwawancarai sebagai responden.
• Alokasi sampel menurut gender ini sesuai dengan fakta bawah populasi PNS menurut gender yang cukup
seimbang (laki-laki 53%, perempuan 47%)
• Bila daftar ultimate sampling unit (PNS) di suatu lembaga tidak bisa diperoleh pada level “divisi”, maka
dibutuhkan jumlah stage yang lebih banyak untuk memilih PNS secara acak. 10
4/18/2021
1Penamaannya bisa berbeda-beda untuk tiap lembaga; di suatu lembaga mungkin istilah “divisi” ini mengacu pada nama “Dinas”, sedangkan di lembaga lain mungkin
Survei PNS
mengacu pada penamaan yang lain
VALIDASI: SAMPEL VS POPULASI
Sample Populasi
(%) (%)

KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMPROV
Komisi Aparatur Sipil negara 0.003 0.003
Kejaksaan Agung 0.226 0.226
Kementrian Agama 26.163 26.163
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 12.472 12.472
Kementrian Kesehatan 5.440 5.440
Kementrian Hukum Dan Ham 6.672 6.672
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 0.037 0.037
Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 0.120 0.120
Kementrian Perindustrian 0.532 0.532
Kementrian PUPR 2.490 2.490
Kemetrian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan 1.732 1.732
Kementrian Informasi 0.391 0.391
Komisi Kejaksaan 0.000 0.000
Kantor Staf Presiden 0.000 0.000
Mahkamah Agung 3.382 3.382
Ombudsman 0.014 0.014
Pemerintah Provinsi Aceh 2.470 2.470
Pemerintah Provinsi Bali 1.180 1.180 11
Source Populasi: BKN Buku Statistik PNS 2020 4/18/2021
Survei PNS
LANJUTAN: …SAMPEL VS POPULASI
Sample Populasi
(%) (%)

KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMPROV
Pemerintah Provinsi Banten 1.096 1.096
Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta 1.239 1.239
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 7.339 7.339
Pemerintah Provinsi Jawa Barat 3.945 3.945
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 4.650 4.650
Pemerintah Provinsi Jawa Timur 5.731 5.731
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 0.713 0.713
Pemerintah Provinsi Lampung 1.789 1.789
Pemerintah Provinsi Maluku Utara 0.803 0.803
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 1.092 1.092
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara 1.187 1.187
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat 2.161 2.161
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 1.708 1.708
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 3.199 3.199
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan 0.023 0.023

Source Populasi: BKN Buku Statistik PNS 2020 12


4/18/2021
Survei PNS
LANJUTAN: …SAMPEL VS POPULASI

Sample Populasi Sample Populasi


(%) (%)
(%) (%)

USIA
GENDER <25 tahun 1.8 1.7
Laki-laki 53.7 53.0 26-30 tahun 5.5 5.2
Perempuan 46.3 47.0 31-35 tahun 9.0 8.8
GOLONGAN 36-40 tahun 15.7 15.3
Golongan I 1.0 1.0 41-45 tahun 15.4 15.4
Golongan II 16.2 17.0 46-50 tahun 14.7 14.8
Golongan III 58.0 58.0 51-55 tahun 20.1 19.9
56-60 tahun 17.4 18.0
Golongan IV 24.7 24.0
>60 tahun 0.4 0.9
Source Populasi: BKN Buku Statistik PNS 2020 PENDIDIKAN
<=SLTA 18.8 18.6
D1-D4 14.8 15.3
S-1 54.9 55.6
S-2 10.9 10.0 13
S-3 0.6 0.6
4/18/2021
Survei PNS
PERSEPSI DAN POTENSI
KORUPSI
PERSEPSI KORUPSI
Dalam dua tahun terakhir, bagaimana menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di Indonesia saat ini, apakah meningkat, menurun,
atau tidak mengalami perubahan? (%)
70

60 56.4 58.3 57.6

50

40 34.6 34.1 33.9


30 25.4 27.4 25.2

20 15.5
8.5 7.8 8.0
10 6.1
0.7 0.4
0
Meningkat Menurun Tidak mengalami perubahan TT/TJ
Survei Opini Publik Des '20 Survei Bisnis Des'20-Jan'21 Survei Pemuka Opini Des '20-Jan'21 Survei PNS Jan-Mar '21

Sekitar 34.6% menjawab tingkat korupsi di Indonesia saat ini meningkat, sementara 33.9% menyatakan tidak ada perubahan, dan 25.4% menurun. 15
Dibandingkan surveI dengan populasi masyarakat, pemuka opini, dan pelaku bisnis, persepsi korupsi menurut PNS adalah yang paling positif 4/18/2021
karena cukup banyak yang menilai korupsi menurun.
Survei PNS
PERSEPSI KORUPSI BERDASAR PROFIL RESPONDEN
Dalam dua tahun terakhir, bagaimana Dalam dua tahun terakhir, bagaimana
menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di menurut Ibu/Bapak tingkat korupsi di
Indonesia saat ini, apakah meningkat, Indonesia saat ini, apakah meningkat,
menurun, atau tidak mengalami menurun, atau tidak mengalami
BASE perubahan? BASE perubahan?

Tidak Tidak
Mening Menuru Mening Menuru
mengalami TT/TJ mengalami TT/TJ
kat n kat n
perubahan perubahan

GENDER Laki-laki PENDAPATAN <=1.999 juta 0.6 90.4 9.6 0.0 0.0
53.7 33.4 24.6 35.4 6.6
Perempuan 2 juta—3.999 juta 4.3 34.2 14.7 45.3 5.7
46.3 36.0 26.2 32.2 5.6
4—5.999 juta 14.4 34.6 29.9 25.2 10.2
USIA <25 tahun 1.8 19.6 46.6 30.4 3.4
6—7.999 juta 18.1 26.8 22.8 42.7 7.7
26-30 tahun 5.5 44.8 19.4 35.0 0.7
8—9.999 juta 16.3 43.7 22.2 27.7 6.4
31-35 tahun 9.0 33.3 38.8 26.1 1.9
10—15 juta 24.6 30.8 24.2 42.8 2.2
36-40 tahun 15.7 27.3 28.4 41.8 2.5
15—20 juta 13.3 43.7 22.1 27.7 6.5
41-45 tahun 15.4 35.9 20.8 33.3 10.0
Di atas 20 juta 8.5 26.4 44.1 22.5 7.1
46-50 tahun 14.7 29.4 23.0 40.6 7.0
AGAMA Islam 87.3 36.7 21.9 35.0 6.4
51-55 tahun 20.1 33.3 32.0 29.6 5.1
Lainnya 12.7 19.9 49.4 26.3 4.4
56-60 tahun 17.4 43.4 14.3 31.4 10.8
ETNIS Jawa 44.0 31.6 23.3 37.8 7.3
>60 tahun 0.4 100.0 0.0 0.0 0.0
Sunda 15.1 39.0 28.4 27.6 5.1
PENDIDIKAN <=SLTA 18.8 27.8 22.7 39.0 10.5
Betawi 8.4 28.1 30.8 34.1 7.0
D1-D4 14.8 35.4 34.6 23.5 6.5
Minang 7.1 53.4 14.6 32.0 0.1
S-1 54.9 36.1 23.9 35.2 4.9
Bali 4.6 39.3 34.7 22.6 3.4
S-2 10.9 35.3 25.7 34.2 4.8
Batak 4.2 12.4 53.5 17.4 16.7
S-3 0.6 77.7 12.3 9.7 0.3 Melayu 3.7 35.5 11.3 45.6 7.6
MASA KERJA < 10tahun 23.7 30.1 27.5 38.2 4.2 Lainnya 12.9 38.8 22.6 35.3 3.3
10 - 20 tahun 29.2 36.6 22.1 35.2 6.1 GOLONGAN Golongan I 1.0 26.2 36.9 36.9 0.0
16
> 20 tahun 47.1 35.6 26.3 31.0 7.1 Golongan II 16.2 28.5 29.4 32.8 9.4 4/18/2021
Golongan III 58.0 36.0 24.6 33.5 5.9
Golongan IV 24.7 35.6 24.1 35.5 4.8 Survei PNS
KORUPSI YANG PALING BANYAK TERJADI DI
INSTANSI PEMERINTAH
Menurut Ibu/Bapak, apa bentuk penyalahgunaan korupsi yang paling banyak terjadi di instansi pemerintah? (Hanya satu
jawaban) (%)

Menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi 26.2

Kerugian keuangan negara 22.8

Gratifikasi 19.9

Menerima pemberian tidak resmi/suap 14.8

Penggelapan dalam jabatan 4.9

Perbuatan curang 1.7

Pemerasan 0.2

Lainnya 2.3

TT/TJ 7.3

0 5 10 15 20 25 30

Bentuk penyalahgunaan korupsi yang paling banyak terjadi di instansi pemerintah ialah menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi 17
(26.2%), kemudian kerugian keuangan negara (22.8%), gratifikasi (19.9%), menerima suap (14.8%), sementara lainnya kurang dari 5%. 4/18/2021
Survei PNS
DI MANA KEGIATAN KORUPTIF PALING SERING
TERJADI
Menurut Ibu/Bapak, di mana kegiatan koruptif paling sering terjadi? (%)

Di bagian pengadaan 47.2

Di bagian perizinan usaha 16.0

Di bagian keuangan 10.4

Di bagian pelayanan 9.3

Di bagian personalia 4.4

Lainnya 1.0

TT/TJ 11.6

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Bagian pengadaan dinilai paling banyak terjadi kegiatan koruptif, 47.2%, selanjutnya di bagian perizinan usaha 16%, keuangan 10.4%, 18
pelayanan 9.3%, dan personalia 4.4%, dan lainnya 1%. Sekitar 11.6% tidak menjawab. 4/18/2021
Survei PNS
INTENSITAS PNS MENERIMA UANG/HADIAH DI LUAR
KETENTUAN RESMI)
Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering PNS menerima uang atau hadiah di luar ketentuan resmi dari suatu pihak (pebisnis,
masyarakat umum, sesama PNS)? (%)
70 64.6
60
50 47.5

40
28.6
30
19.4
20 14.6
9.7 8.3
10 6.0
0.3 1.0
0
Sangat sering Sering Jarang Sangat jarang Tidak jawab
Survei Bisnis Des'20-Jan'21* Survei PNS Jan-Mar'21
*Catatan pertanyaan Survei Bisnis: Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering praktik berikut terjadi dalam sektor bisnis/lingkup pekerjaan Ibu/Bapak?
“Memberi uang kepada aparat negara untuk melancarkan urusan”

Mayoritas PNS menilai jarang/sangat jarang, 76.1%, PNS menerima uang atau hadiah di luar ketentuan resmi dari suatu pihak. Sekitar 19
9.3% menilai sering/sangat sering. Sedangkan 14.6% tidak menjawab. Dibandingkan dengan Survei Bisnis pada pertanyaan sejenis, 4/18/2021
jumlah yang menjawab jarang/sangat jarang di kalangan PNS ini sedikit lebih rendah.
Survei PNS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PNS MENERIMA
UANG/HADIAH DI LUAR KETENTUAN
Seberapa besar hal-hal berikut ini dalam mempengaruhi PNS menerima uang atau hadiah di luar ketentuan dari suatu pihak
(pebisnis, masyarakat umum, sesama PNS)? Apakah sangat besar, cukup besar, cukup kecil, atau sangat kecil?(%)

Kurangnya pengawasan 49.0 46 05

Kedekatan PNS dengan pihak yang memberi uang 37.1 57 06

Ada campur tangan politik dari yang lebih berkuasa 34.8 57 08

Gaji yang rendah 26.2 67 06

Sudah menjadi budaya atau kebiasaan di suatu instansi 24.4 69 07

Mendapat uang tambahan di luar penghasilan rutin 24.2 70 06

0 20 40 60 80 100
Sangat+cukup besar Cukup+sangat kecil Cukup kecil
Faktor yang mempengaruhi PNS menerima uang/hadiah di luar ketentuan paling besar adalah kurangnya pengawasan, kemudian kedekatan PNS 20
dengan pihak yang memberi uang, ada campur tangan politik dari yang lebih berkuasa. Faktor-faktor lain yang dinilai lebih sedikit adalah karena 4/18/2021
gaji rendah, budaya, mendapat uang tambahan, tidak ada ketentuan yang jelas, jarang ada hukuman jika ketahuan, pelaku tidak paham, didukung
atasan, persepsi hak PNS, dan takut dikucilkan. Survei PNS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PNS MENERIMA
UANG/HADIAH DI LUAR KETENTUAN (Lanjutan)
Seberapa besar hal-hal berikut ini dalam mempengaruhi PNS menerima uang atau hadiah di luar ketentuan dari suatu pihak
(pebisnis, masyarakat umum, sesama PNS)? Apakah sangat besar, cukup besar, cukup kecil, atau sangat kecil?(%)

Tidak ada ketentuan yang jelas yang mengatur penerimaan


23.2 68.0 8.7
uang/hadiah oleh PNS
Jarang ada PNS yang dihukum karena menerima uang/hadiah di
23.0 68.1 9.0
luar ketentuan
Pelaku tidak paham bahwa yang dilakukannya termasuk
22.0 71.8 6.2
pelanggaran

Didukung oleh atasan 21.5 69.2 9.3

Pandangan bahwa menerima uang/hadiah adalah hak PNS


18.7 73.1 8.1
karena telah membantu mengurus kepentingan pihak yang…
Semua orang di kantor menerima, sehingga jika tidak ikut
17.5 73.4 9.1
menerima akan merasa salah tingkah atau dikucilkan
0 20 40 60 80 100
Sangat+cukup besar Cukup+sangat kecil Cukup kecil
Faktor yang mempengaruhi PNS menerima uang/hadiah di luar ketentuan paling besar adalah kurangnya pengawasan, kemudian kedekatan PNS 21
dengan pihak yang memberi uang, ada campur tangan politik dari yang lebih berkuasa. Faktor-faktor lain yang dinilai lebih sedikit adalah karena 4/18/2021
gaji rendah, budaya, mendapat uang tambahan, tidak ada ketentuan yang jelas, jarang ada hukuman jika ketahuan, pelaku tidak paham, didukung
atasan, persepsi hak PNS, dan takut dikucilkan. Survei PNS
PRAKTIK KORUPTIF PNS DENGAN SUATU PIHAK
Menurut Ibu/Bapak, seberapa banyak praktik berikut terjadi antara PNS dengan suatu pihak (pebisnis, sesama PNS, anggota
partai, masyarakat umum)?(%)

PNS menerima uang untuk melancarkan urusan suatu pihak 2.2 19.3 31.7 36.8 10.0

PNS didekati secara personal untuk sewaktu-waktu diminta


bantuan jika menghadapi masalah dengan 3.4 16.4 32.4 38.0 9.9
pemerintah/negara oleh suatu pihak

PNS menerima hadiah berupa barang untuk melancarkan


0.5 14.8 33.8 40.1 10.8
urusan suatu pihak

PNS menerima layanan pribadi (kemudahan, fasilitas,


0.4 12.6 33.2 44.2 9.6
bantuan, rekreasi) untuk melancarkan urusan suatu pihak

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sangat banyak Banyak Sedikit Sangat sedikit TT/TJ


Empat praktik koruptif tersebut dinilai sedikit/sangat sedikit terjadi antara PNS dengan suatu pihak. Di antara keempatnya, yang lebih banyak dinilai 22
terjadi adalah PNS menerima uang untuk melancarkan urusan suatu pihak, kemudian PNS didekati secara personal untuk sewaktu-waktu diminta 4/18/2021
bantuan, PNS menerima barang untuk melancarkan urusan, dan PNS menerima layanan pribadi.
Survei PNS
PRAKTIK KORUPTIF PNS DENGAN SUATU PIHAK
(PERBANDINGAN DENGAN SURVEI BISNIS)
Menurut Ibu/Bapak, seberapa banyak praktik berikut terjadi antara PNS dengan suatu pihak (pebisnis, sesama PNS, anggota
partai, masyarakat umum)?(%)
“PNS menerima uang untuk melancarkan urusan suatu pihak”

Survei PNS Jan-Mar '21 2.2 19.3 31.7 36.8 10.0

Survei Bisnis Des'20-Jan'21 0.3 9.7 19.4 64.6 6.0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sangat banyak/Sangat sering Banyak/Sering Sedikit/Jarang Sangat sedikit/Sangat jarang TT/TJ

Catatan: Pertanyaan pada Survei Bisnis adalah Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering praktik berikut terjadi dalam sektor bisnis/lingkup pekerjaan
Ibu/Bapak? (%) “Memberi uang kepada aparat negara untuk melancarkan urusan”

Lebih banyak PNS yang mengakui bahwa praktik PNS menerima uang untuk melancarkan urusan banyak/sangat banyak dibandingkan 23
pebisnis yang mengakui memberi uang kepada aparat negara untuk memperlancar urusan. 4/18/2021
Survei PNS
PRAKTIK KORUPTIF PNS DENGAN SUATU PIHAK
(PERBANDINGAN DENGAN SURVEI BISNIS)
Menurut Ibu/Bapak, seberapa banyak praktik berikut terjadi antara PNS dengan suatu pihak (pebisnis, sesama PNS, anggota
partai, masyarakat umum)?(%)
“PNS didekati secara personal untuk sewaktu-waktu diminta bantuan jika menghadapi masalah dengan
pemerintah/negara oleh suatu pihak”

Survei PNS Jan-Mar '21 3.4 16.4 32.4 38.0 9.9

Survei Bisnis Des'20-Jan'21 0.1 10.1 17.0 64.4 8.4

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Sangat banyak/Sangat sering Banyak/Sering Sedikit/Jarang Sangat sedikit/Sangat jarang TT/TJ
Catatan: Pertanyaan pada Survei Bisnis adalah Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering praktik berikut terjadi dalam sektor bisnis/lingkup pekerjaan
Ibu/Bapak? (%) “Menjalin hubungan personal dengan aparat negara/hukum untuk sewaktu-waktu diminta bantuan jika menghadapi masalah dengan
pemerintah/negara”
24
Lebih banyak PNS yang mengakui bahwa praktik PNS didekati secara personal untuk sewaktu-waktu diminta bantuan dibandingkan
pebisnis yang mengakui memberi uang kepada aparat negara untuk memperlancar urusan. 4/18/2021
Survei PNS
PRAKTIK KORUPTIF PNS DENGAN SUATU PIHAK
(PERBANDINGAN DENGAN SURVEI BISNIS)
Menurut Ibu/Bapak, seberapa banyak praktik berikut terjadi antara PNS dengan suatu pihak (pebisnis, sesama PNS, anggota
partai, masyarakat umum)?(%)
“PNS menerima hadiah berupa barang untuk melancarkan urusan suatu pihak”

Survei PNS Jan-Mar '21 0.5 14.8 33.8 40.1 10.8

Survei Bisnis Des'20-Jan'21 0.3 7.3 19.9 64.5 8.0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sangat banyak/Sangat sering Banyak/Sering Sedikit/Jarang Sangat sedikit/Sangat jarang TT/TJ

Catatan: Pertanyaan pada Survei Bisnis adalah Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering praktik berikut terjadi dalam sektor bisnis/lingkup pekerjaan
Ibu/Bapak? (%) “Memberi hadiah berupa barang kepada aparat negara untuk melancarkan urusan”

Lebih banyak PNS yang mengakui bahwa sering terjadi praktik PNS menerima hadiah berupa barang untuk melancarkan urusan dibandingkan 25
pebisnis yang mengakui memberi hadiah berupa barang kepada aparat negara untuk memperlancar urusan. 4/18/2021
Survei PNS
PRAKTIK KORUPTIF PNS DENGAN SUATU PIHAK
(PERBANDINGAN DENGAN SURVEI BISNIS)
Menurut Ibu/Bapak, seberapa banyak praktik berikut terjadi antara PNS dengan suatu pihak (pebisnis, sesama PNS, anggota
partai, masyarakat umum)?(%)
“PNS menerima layanan pribadi (kemudahan, fasilitas, bantuan, rekreasi) kepada aparat negara untuk melancarkan
urusan”

Survei PNS Jan-Mar '21 0.4 12.6 33.2 44.2 9.6

Survei Bisnis Des'20-Jan'21 0.15.5 17.9 67.1 9.4

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sangat banyak/Sangat sering Banyak/Sering Sedikit/Jarang Sangat sedikit/Sangat jarang TT/TJ

Catatan: Pertanyaan pada Survei Bisnis adalah Menurut Ibu/Bapak, seberapa sering praktik berikut terjadi dalam sektor bisnis/lingkup pekerjaan
Ibu/Bapak? (%) “Memberia layanan pribadi (kemudahan, fasilitas, bantuan, rekreasi) untuk melancarkan urusan suatu pihak”

Lebih banyak PNS yang mengakui bahwa banyak terjadi praktik pemberian layanan pribadi kepada aparat untuk melancarkan urusan 26
dibandingkan pebisnis yang mengakui memberi layanan pribadi kepada aparat negara untuk memperlancar urusan. 4/18/2021
Survei PNS
AWARENESS TERHADAP KEMUNGKINAN
TERJADINYA KORUPSI
Apakah Ibu/Bapak sangat tahu, cukup tahu, kurang tahu, atau sama sekali tidak tahu bahwa ada kemungkinan terjadi korupsi
di instansi ini? (%)
45
25.5% 39.2
40

35
30.4
30

25 22.4
20

15

10
4.8
5 3.1

0
Sangat tahu Cukup tahu Kurang tahu Sama sekali tidak tahu TT/TJ

Terdapat 25.5% PNS yang sangat/cukup tahu adanya kemungkinan korupsi di instansinya. Mayoritas, 69.6%, kurang tahu/sama sekali 27
tidak tahu. 4/18/2021
Survei PNS
AWARENESS TERHADAP KEMUNGKINAN
TERJADINYA KORUPSI
Apakah Ibu/Bapak sangat tahu, cukup tahu,
Apakah Ibu/Bapak sangat tahu, cukup tahu,
kurang tahu, atau sama sekali tidak tahu bahwa
kurang tahu, atau sama sekali tidak tahu bahwa
BASE ada kemungkinan terjadi korupsi di instansi ini?
ada kemungkinan terjadi korupsi di instansi ini?
BASE Sangat+Cukup Kurang+Sama
TT/TJ
tahu sekali tidak tahu
Sangat+Cukup Kurang+Sama
TT/TJ PENDAPAT <=1.999 juta 0.6 9.6 60.0 30.3
tahu sekali tidak tahu
AN 2 juta—3.999 juta 4.3 7.1 83.6 9.4
GENDER Laki-laki 53.7 27.3 69.2 3.5 4—5.999 juta 14.4 19.8 79.5 0.6
Perempuan 46.3 23.5 70.1 6.3 6—7.999 juta 18.1 22.4 71.4 6.2
USIA <25 tahun 1.8 24.9 70.2 4.9 8—9.999 juta 16.3 33.5 62.2 4.3
26-30 tahun 5.5 36.6 60.7 2.7 10—15 juta 24.6 24.6 70.1 5.3
31-35 tahun 9.0 27.5 64.2 8.3 15—20 juta 13.3 20.7 72.8 6.5
36-40 tahun 15.7 25.9 65.1 9.1 Di atas 20 juta 8.5 47.2 50.7 2.1
41-45 tahun TT/TJ 0.0 0.0 100.0 0.0
15.4 16.6 77.9 5.4
46-50 tahun 14.7 23.1 71.7 5.2 AGAMA Islam 87.3 26.2 69.3 4.5
51-55 tahun Lainnya 12.7 21.4 71.8 6.8
20.1 30.0 67.4 2.5
56-60 tahun ETNIS Jawa 44.0 22.3 74.5 3.2
17.4 26.1 72.1 1.8
>60 tahun Sunda 15.1 24.3 75.0 0.7
0.4 0.0 100.0 0.0
Betawi 8.4 18.0 72.2 9.8
PENDIDIKA <=SLTA 18.8 13.3 80.2 6.5
N Minang 7.1 55.5 44.5 0.0
D1-D4 14.8 27.0 65.9 7.1
Bali 4.6 28.8 71.2 0.0
S-1 54.9 26.5 69.0 4.5
Batak 4.2 31.9 51.8 16.3
S-2 10.9 40.3 58.9 0.8
Melayu 3.7 34.6 49.6 15.8
S-3 0.6 15.7 81.7 2.5
MASA < 10tahun 23.7 28.1 67.9 4.0
Lainnya 12.9 20.5 70.1 9.4 28
KERJA GOLONGA Golongan I 1.0 0.0 26.2 73.8
10 - 20 tahun 29.2 21.1 73.7 5.2 N Golongan II 16.2 21.7 71.2 7.0
4/18/2021
> 20 tahun 47.1 27.0 68.0 5.0
Golongan III 58.0 22.6 74.2 3.2 Survei PNS
Golongan IV 24.7 35.9 59.6 4.5
TEMUAN

• Sekitar 34.6% menjawab tingkat korupsi di Indonesia saat ini meningkat, sementara 33.9%
menyatakan tidak ada perubahan, dan 25.4% menurun. Dibandingkan survey dengan populasi
masyarakat, pemuka opini, dan pelaku bisnis, persepsi korupsi menurut ASN adalah yang
paling positif karena cukup banyak yang menilai korupsi menurun.
• Bentuk penyalahgunaan korupsi yang paling banyak terjadi di instansi pemerintah ialah
menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi (26.2%), kemudian kerugian keuangan
negara (22.8%), gratifikasi (19.9%), menerima suap (14.8%), sementara lainnya kurang dari
5%.
• Bagian pengadaan dinilai paling banyak terjadi kegiatan koruptif, 47.2%, selanjutnya di
bagian perizinan usaha 16%, keuangan 10.4%, pelayanan 9.3%, dan personalia 4.4%, dan
lainnya 1%. Sekitar 11.6% tidak menjawab.

29
4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN

• Mayoritas menilai jarang/sangat jarang, 76.1%, PNS menerima uang atau hadiah di luar
ketentuan resmi dari suatu pihak (pebisnis, masyarakat umum, sesama PNS). Sekitar 9.3%
menilai sering/sangat sering. Sedangkan 14.6% tidak menjawab. Dibandingkan dengan Survei
Bisnis pada pertanyaan sejenis, jumlah yang menjawab jarang/sangat jarang di kalangan PNS
ini sedikit lebih rendah.
• Faktor yang mempengaruhi PNS menerima uang/hadiah di luar ketentuan paling besar adalah
kurangnya pengawasan, kemudian kedekatan PNS dengan pihak yang memberi uang, ada
campur tangan politik dari yang lebih berkuasa. Faktor-faktor lain yang dinilai lebih sedikit
adalah karena gaji rendah, budaya, mendapat uang tambahan, tidak ada ketentuan yang jelas,
jarang ada hukuman jika ketahuan, pelaku tidak paham, didukung atasan, persepsi hak PNS,
dan takut dikucilkan.

30
4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN

• Empat praktik koruptif tersebut dinilai sedikit/sangat sedikit terjadi antara PNS dengan suatu
pihak. Di antara keempatnya, yang lebih banyak dinilai terjadi adalah PNS menerima uang
untuk melancarkan urusan suatu pihak, kemudian PNS didekati secara personal untuk sewaktu-
waktu diminta bantuan, PNS menerima barang untuk melancarkan urusan, dan PNS menerima
layanan pribadi. Namun, PNS mengakui bahwa praktik tersebut banyak terjadi lebih banyak
dibandingkan pebisnis yang mengakui adanya pebisnis yang melakukan hal tersebut.
• Terdapat 25.5% PNS yang sangat/cukup tahu adanya kemungkinan korupsi di instansinya.
Mayoritas, 69.6%, kurang tahu/sama sekali tidak tahu.
• PNS dari Golongan yang lebih tinggi lebih punya pengetahuan tentang potensi korupsi di
instansi.

31
4/18/2021
Survei PNS
PENGALAMAN DAN SIKAP
ATAS SUAP/GRATIFIKASI
PENGALAMAN MENYAKSIKAN PNS MENERIMA
SUAP/GRATIFIKASI
Apakah Ibu/Bapak sendiri, atau orang yang Ibu/Bapak kenal secara pribadi dalam lingkup pekerjaan Ibu/Bapak, pernah
menyaksikan PNS menerima uang atau hadiah di luar ketentuan dari suatu pihak (pebisnis, masyarakat umum, sesama PNS)
dalam setahun terakhir? (%)
90
77.9
80
70
60 52.7
50
40
30 23.8
20 14.6 11.1
8.2 3.7
10 3.5 0.6 3.4
0
Ya saya pernah Tidak pernah menyaksikan Saya dan orang yang saya Tidak mengerti Tidak Tahu
menyaksikan sendiri sendiri tapi ada orang yang kenal pribadi tidak ada pertanyaannya
saya kenal secara pribadi yang pernah
pernah menyaksikannya menyaksikannya

Survei Opini Publik Nov-Des '20 Survei PNS Jan-Mar'21

*Pertanyaan survei Publik: Apakah Ibu/Bapak sendiri atau orang yang Ibu/Bapak kenal secara pribadi, pernah menyaksikan praktik korupsi atau suap oleh
seorang pegawai pemerintah atau aparat negara setahun terakhir?
33
Terdapat sekitar 3.5% yang pernah menyaksikan sendiri, sementara 14.6% menyatakan tidak pernah menyaksikan sendiri tapi ada orang yang 4/18/2021
dikenal secara pribadi pernah menyaksikannya. Namun mayoritas menyatakan dirinya dan rekan yang dikenalnya tidak pernah menyaksikan, 77.9%.
Sementara pada survei Opini Publik, mereka yang menyaksikan sendiri maupun memiliki kenalan yang menyaksikan lebih banyak. Survei PNS
SIKAP TERHADAP SUAP/GRATIFIKASI
Menurut pendapat Ibu/Bapak, apakah merupakan hal yang wajar atau tidak wajar bagi masyarakat Indonesia memberikan
sesuatu seperti: uang, barang, hiburan, hadiah di luar persyaratan/ketentuan untuk memperlancar suatu proses atau sebagai
bentuk terima kasih ketika berhubungan dengan instansi pemerintah?(%)
100 92 89

80 73
66.2
60

40
29.3
23
20 10
08 4.2 03 00 01
0
Wajar Tidak wajar TT
Survei Opini Publik Des '20 Survei Bisnis Des'20-Jan'21
Survei Pemuka Opini Des '20-Jan'21 Survei PNS Jan-Mar '21

Mayoritas menilai tidak wajar, 88.8%, memberikan sesuatu seperti: uang, barang, hiburan, hadiah di luar persyaratan/ketentuan untuk 34
memperlancar suatu proses atau sebagai bentuk terima kasih ketika berhubungan dengan instansi pemerintah. 4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN
• Terdapat sekitar 3.5% yang pernah menyaksikan sendiri, sementara 14.6% menyatakan tidak
pernah menyaksikan sendiri tapi ada orang yang dikenal secara pribadi pernah
menyaksikannya. Namun mayoritas menyatakan dirinya dan rekan yang dikenalnya tidak
pernah menyaksikan, 77.9%. Sementara pada survei Opini Publik, mereka yang menyaksikan
sendiri maupun memiliki kenalan yang menyaksikan lebih banyak.
• Mayoritas menilai tidak wajar, 89%, memberikan sesuatu seperti: uang, barang, hiburan,
hadiah di luar persyaratan/ketentuan untuk memperlancar suatu proses atau sebagai bentuk
terima kasih ketika berhubungan dengan instansi pemerintah.

35
4/18/2021
Survei PNS
PENGAWASAN INTERNAL
AWARENESS TERHADAP UNIT PENGAWASAN
INTERNAL
Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah dengar tentang unit pengawasan internal di setiap instansi pemerintah? (%)
100 93.1
90

80

70

60

50

40

30

20

10 6.9

0
Ya Tidak

Mayoritas, 93.1%, tahu unit pengawasan internal di setiap instansi pemerintah. 37


4/18/2021
Survei PNS
INSPEKTORAT JENDERAL/DAERAH
Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah dengar (Jika ‘ya, tahu’) Jika Ibu/Bapak mengetahui adanya penyalahgunaan
tentang peran Inspektorat Jenderal/Inspektorat wewenang atau jabatan di instansi Ibu/Bapak, apakah Ibu/Bapak sangat
Daerah di instansi Ibu/Bapak? (%) besar kemungkinan, cukup besar kemungkinan, cukup kecil kemungkinan,
atau sangat kecil kemungkinannya untuk melapor pada Inspektorat
100 97.1 Jenderal/Inspektorat Daerah di instansi ini? (%)
90
(Base: Responden yang tahu atau pernah dengar tentang peran Inspektorat
80 Jenderal/Inspektorat Daerah di instansinya)
70
60
50
47.7

40
30 22.7
20 15.5
8.3 5.9
10 2.9
0
Ya Tidak Sangat besar Cukup besar Cukup kecil Sangat kecil TT/TJ
kemungkinan kemungkinan kemungkinan kemungkinan
Mayoritas, 97.1%, tahu peran Inspektorat Jenderal/Inspektorat Daerah. Dari yang tahu, mayoritas 70.4% menilai sangat/cukup besar 38
kemungkinan untuk melapor pada Inspektorat Jenderal/Inspektorat Daerah di instansi jika mengetahui adanya penyalahgunaan 4/18/2021
wewenang atau jabatan. Namun sekitar 23.8% mengaku cukup/sangat kecil kemungkinan melapor.
Survei PNS
ALASAN KECIL KEMUNGKINAN MELAPOR PADA
INSPEKTORAT JENDERAL/DAERAH
Jika cukup kecil kemungkinan dan sangat kecil kemungkinan, apa sebabnya? (%)
(Base: Responden yang cukup atau sangat kecil kemungkinannya untuk melapor pada Inspektorat Jenderal/Inspektorat Daerah jika ada
penyalahgunaan wewenang atau jabatan)
Saya takut mendapat masalah 29.6
Belum pernah ada yang melapor 13.6
Proses pelaporan berbelit-belit 7.5
Tidak akan ditindaklanjuti 6.4
Tidak Memiliki kewenangan 5.3
Lapor Kepada Atasan Terlebih dahulu 4.7
Tidak akan menyelesaikan masalah 4.3
Diselesaikan Secara Internal 3.7
Bukan menjadi urusan saya 3.7
Ada lembaga yang lebih berwenang 3.0
Masalah Bukti(kurang lengkap, tidak valid, dll) 2.4
Tidak Ada Masalah 2.2
Menegur Terlebih Dahulu 0.7
Hubungan emosional 0.3
Ada Kebijakan di instansi Ini 0.3
Tidak mengetahui Prosedurnya 0.1
Lainnya 5.5
TT/TJ 6.8
0 5 10 15 20 25 30 35
Di antara yang cukup/sangat kecil kemungkinan melapor, kebanyakan karena takut mendapat masalah, karena belum pernah melapor, 39
proses melapor berbelit-belit, tidak akan ditindaklanjuti, dan tidak memiliki kewenangan melapor. 4/18/2021
Survei PNS
APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH (APIP)
Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah Menurut Ibu/Bapak, apakah hasil audit yang dikeluarkan oleh Aparat Pengawas
dengar tentang Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) sangat bisa dipercaya, cukup bisa dipercaya, kurang bisa
Internal Pemerintah (APIP)? (%) dipercaya, atau sangat tidak bisa dipercaya? (%)
80
73.1 (Base: Responden yang tahu atau pernah dengar tentang Aparat Pengawas Internal Pemerintah
(APIP))
70
58.8
60

50

40
33.3
30 26.9

20

10 6.0
1.9 0.0
0
Ya Tidak Sangat bisa Cukup bisa Kurang bisa Sangat tidak bisa TT/TJ
dipercaya dipercaya dipercaya dipercaya

Mayoritas, 73.1%, tahu tentang Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), dan dari yang tahu mayoritas 92.1% sangat/cukup 40
percaya dengan hasil audit yang dikeluarkan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Sekitar 1.9% menjawab kurang bisa 4/18/2021
dipercaya.
Survei PNS
UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI (UPG)
Apakah Ibu/Bapak tahu atau pernah dengar Jika tahu atau pernah dengar, apakah Ibu/Bapak tahu ada Unit Pengendalian
tentang Unit Pengendalian Gratifikasi Gratifikasi (UPG) di instansi ini? (%)
(UPG)? (%)
(Base: Responden yang tahu atau pernah dengar tentang Unit Pengendalian Gratifikasi
90 (UPG))
78.6
80

70
61.0
60

50
39.0
40

30
21.4
20

10

0
Ya Tidak Ya Tidak
Mayoritas, 61%, tahu Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG), dan dari yang tahu mayoritas juga tahu, 78.6%, ada Unit Pengendalian 41
Gratifikasi (UPG) di instansinya. 4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN
• Mayoritas, 93.1%, tahu unit pengawasan internal di setiap instansi pemerintah.
• Mayoritas, 97.1%, tahu peran Inspektorat Jenderal/Inspektorat Daerah. Dari yang tahu,
mayoritas 70.4% menilai sangat/cukup besar kemungkinan untuk melapor pada Inspektorat
Jenderal/Inspektorat Daerah di instansi jika mengetahui adanya penyalahgunaan wewenang
atau jabatan. Namun sekitar 23.8% mengaku cukup/sangat kecil kemungkinan melapor.
• Di antara yang cukup/sangat kecil kemungkinan melapor, kebanyakan karena takut mendapat
masalah, karena belum pernah melapor, proses melapor berbelit-belit, tidak akan
ditindaklanjuti, dan tidak memiliki kewenangan melapor.

42
4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN

• Mayoritas, 73.1%, tahu tentang Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP), dan dari yang
tahu mayoritas 92.1% sangat/cukup percaya dengan hasil audit yang dikeluarkan oleh Aparat
Pengawas Internal Pemerintah (APIP). Sekitar 1.9% menjawab kurang bisa dipercaya.
• Mayoritas, 61%, tahu Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG), dan dari yang tahu mayoritas juga
tahu, 78.6%, ada Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) di instansinya.

43
4/18/2021
Survei PNS
SISTEM PENGADUAN ONLINE
(LAPOR! DAN
WHISTLEBLOWER SYSTEM)
AWARENESS TERHADAP LAPOR!
Pernahkah Ibu/Bapak mendengar sistem pelaporan online dari pemerintah terkait masalah pelayanan publik yang dinamakan
“LAPOR!” (Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat)? (%)
90
80.0
80

70
59.2
60

50
39.6
40

30
18.9
20

10
1.1 1.2
0
Ya Tidak Menolak menjawab
Survei Opini Publik Des '20 Survei PNS Jan-Mar'21
Mayoritas, 59.2%, tahu LAPOR!. Cukup banyak yang tidak tahu, 39.6%. Namun dibandingkan publik, PNS lebih tahu tentang 45
LAPOR! 4/18/2021
Survei PNS
AWARENESS TERHADAP LAPOR!
Pernahkah Ibu/Bapak mendengar Pernahkah Ibu/Bapak mendengar
sistem pelaporan online dari sistem pelaporan online dari
pemerintah terkait masalah pelayanan pemerintah terkait masalah pelayanan
publik yang dinamakan “LAPOR!” publik yang dinamakan “LAPOR!”
BASE (Layanan Aspirasi Pengaduan Online BASE (Layanan Aspirasi Pengaduan Online
Rakyat)? Rakyat)?

Ya Tidak TT/TJ Ya Tidak TT/TJ

GENDER Laki-laki 53.7 61.9 37.5 0.6 PENDAPATAN <=1.999 juta 0.6 45.7 54.3 0.0
Perempuan 46.3 56.1 41.9 1.9 2 juta—3.999 juta 4.3 44.6 50.9 4.6
USIA <25 tahun 1.8 57.8 42.2 0.0 4—5.999 juta 14.4 44.6 55.4 0.0
26-30 tahun 5.5 72.1 27.9 0.0 6—7.999 juta 18.1 54.6 43.8 1.6
31-35 tahun 9.0 56.7 41.9 1.4 8—9.999 juta 16.3 63.8 36.2 0.0
36-40 tahun 15.7 54.2 45.8 0.0 10—15 juta 24.6 63.1 36.9 0.0
41-45 tahun 15.4 50.8 43.6 5.6 15—20 juta 13.3 62.9 32.1 5.0
46-50 tahun 14.7 62.0 37.7 0.4 Di atas 20 juta 8.5 77.0 22.6 0.4
51-55 tahun 20.1 67.4 32.6 0.0
AGAMA Islam 87.3 59.9 39.1 1.0
56-60 tahun 17.4 56.0 43.2 0.8
Lainnya 12.7 55.0 42.6 2.3
>60 tahun 0.4 100.0 0.0 0.0
ETNIS Jawa 44.0 58.8 39.3 1.9
PENDIDIKA <=SLTA 18.8 41.3 58.7 0.0
N Sunda 15.1 44.8 55.2 0.0
D1-D4 14.8 54.2 45.8 0.0
Betawi 8.4 49.9 50.1 0.0
S-1 54.9 63.1 34.8 2.1
Minang 7.1 73.5 26.5 0.0
S-2 10.9 75.4 24.2 0.4
Bali 4.6 70.4 29.6 0.0
S-3 0.6 95.0 5.0 0.0
Batak 4.2 55.6 44.4 0.0
MASA < 10tahun 23.7 65.1 34.4 0.5
KERJA Melayu 3.7 75.5 24.2 0.2
10 - 20 tahun 29.2 51.3 48.5 0.2
> 20 tahun 47.1 61.2 36.7 2.1
Lainnya 12.9 68.6 28.7 2.7 46
GOLONGAN Golongan I 1.0 73.8 26.2 0.0
Golongan II 16.2 33.0 65.8 1.2 4/18/2021
Golongan III 58.0 60.3 39.2 0.5
Survei PNS
Golongan IV 24.7 73.3 23.8 2.9
AWARENESS TERHADAP WHISTLEBLOWER SYSTEM
Pernahkah Ibu/Bapak mendengar sistem pelaporan dari pemerintah terkait masalah pelayanan publik yang dinamakan
“Whistleblower System” (Sistem pelaporan korupsi)? (%)
100 94.0
90

80

70

60 57.3

50
41.8
40

30

20

10 5.5
0.5 0.9
0
Ya Tidak TT/TJ
Survei Opini Publik Okt'18 Survei PNS Jan-Mar'21
Mayoritas, 57.3%, tahu Whistleblower System. Namun, sekitar 41.8% tidak tahu. Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih punya 47
pengetahuan tentang Whistleblower System. 4/18/2021
Survei PNS
AWARENESS TERHADAP WHISTLEBLOWER SYSTEM
Pernahkah Ibu/Bapak Pernahkah Ibu/Bapak
mendengar sistem pelaporan mendengar sistem pelaporan
dari pemerintah terkait masalah dari pemerintah terkait masalah
pelayanan publik yang pelayanan publik yang
dinamakan “Whistleblower dinamakan “Whistleblower
BASE BASE
System” (Sistem pelaporan System” (Sistem pelaporan
korupsi)? korupsi)?

Ya Tidak TT/TJ Ya Tidak TT/TJ

GENDER Laki-laki 53.7 61.9 38.0 0.2 PENDAPATA <=1.999 juta 0.6 0.0 100.0 0.0
Perempuan 46.3 52.1 46.2 1.7 N 2 juta—3.999 juta 4.3 48.4 51.6 0.0
USIA <25 tahun 1.8 42.9 57.1 0.0
4—5.999 juta 14.4 37.8 62.2 0.0
26-30 tahun 5.5 63.9 36.1 0.0
6—7.999 juta 18.1 53.4 46.2 0.4
31-35 tahun 9.0 75.2 24.8 0.0
8—9.999 juta 16.3 76.4 23.6 0.0
36-40 tahun 15.7 56.8 43.2 0.0
10—15 juta 24.6 54.6 45.0 0.3
41-45 tahun 15.4 56.7 38.8 4.4
15—20 juta 13.3 61.8 32.6 5.6
46-50 tahun 14.7 59.1 40.0 0.9
Di atas 20 juta 8.5 71.8 28.2 0.0
51-55 tahun 20.1 55.8 43.8 0.4
56-60 tahun 17.4 48.0 52.0 0.0 AGAMA Islam 87.3 58.0 41.0 1.0
>60 tahun 0.4 100.0 0.0 0.0 Lainnya 12.7 52.9 47.1 0.0
PENDIDIKA <=SLTA 18.8 34.6 65.4 0.0 ETNIS Jawa 44.0 55.9 42.3 1.7
N D1-D4 14.8 50.5 49.5 0.0 Sunda 15.1 50.1 49.9 0.0
S-1 54.9 62.2 36.2 1.6 Betawi 8.4 48.2 51.8 0.0
S-2 10.9 79.1 20.8 0.1 Minang 7.1 69.8 30.2 0.0
S-3 0.6 93.7 6.3 0.0 Bali 4.6 65.0 35.0 0.0
MASA < 10tahun 23.7 62.3 37.7 0.1 Batak 4.2 60.0 40.0 0.0
KERJA 10 - 20 tahun Melayu
29.2 56.1 43.7 0.2 3.7 60.9 39.1 0.0
> 20 tahun 47.1 55.6 42.7 1.7 Lainnya 12.9 65.2 33.8 1.0
GOLONGAN Golongan I 1.0 73.8 26.2 0.0
48
Golongan II 16.2 33.8 66.2 0.0
Golongan III 58.0 58.2 41.4 0.4 4/18/2021
Golongan IV 24.7 70.1 27.2 2.7
Survei PNS
TEMUAN
• Mayoritas, 59.2%, tahu LAPOR!. Cukup banyak yang tidak tahu, 39.6%.
• Mayoritas, 57.3%, tahu Whistleblower System. Namun, sekitar 41.8% tidak tahu.
• Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih punya pengetahuan tentang LAPOR! dan
Whistleblower System.
• Semakin tinggi pendidikan PNS, semakin tahu tentang LAPOR! dan Whistleblower System.

49
4/18/2021
Survei PNS
DEMOKRASI, PELAYANAN
PUBLIK DAN INTOLERANSI
DEMOKRASI SEBAGAI BENTUK PEMERINTAHAN
TERBAIK UNTUK INDONESIA
Kami akan membacakan beberapa pernyataan tentang jalannya demokrasi dan pemerintahan di Indonesia sekarang. Apakah
Ibu/Bapak sangat tidak setuju, sedikit tidak setuju, netral, cukup setuju, atau sangat setuju? (%)
“Demokrasi, meskipun tidak sempurna, adalah bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia”
80 72.5
70
60 56.9
50
40
30 25.7
20 12.8 12.3
6.1 6.6
10
0.1 0.7 2.4 3.7 0.2
0
Sangat tidak setuju Sedikit tidak setuju Netral Cukup setuju Sangat setuju TT/TJ

Survei Opini Publik Sep'19 Survei PNS Jan-Mar'21


*Catatan pertanyaan survei Opini Publik: Apakah Ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak punya sikap, tidak setuju, atau sangat tidak setuju dengan
“dibandingkan dengan bentuk pemerintahan lain, demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik untuk sebuah negara seperti Indonesia”.
51
Mayoritas PNS cukup/sangat setuju bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia. Namun, dibandingkan
survei opini publik Sep 2019, dukungan PNS pada demokrasi tampak lebih rendah. 4/18/2021
Survei PNS
DEMOKRASI vs PEMBANGUNAN EKONOMI
Kami akan membacakan beberapa pernyataan tentang jalannya demokrasi dan pemerintahan di Indonesia sekarang. Apakah
Ibu/Bapak sangat tidak setuju, sedikit tidak setuju, netral, cukup setuju, atau sangat setuju? (%)
“Jika Indonesia harus memilih antara demokrasi dan pembangunan ekonomi, maka pembangunan ekonomi lebih
penting”
60

50 47.6
41.5
40
28.2 26.4
30

20 16.7 17.5
11.4
10 3.8
2.9 2.8 1.1
0.0
0
Sangat tidak setuju Sedikit tidak Netral Cukup setuju Sangat setuju TT/TJ
setuju
Survei Opini Publik Mei'19 Survei PNS Jan-Mar'21
*Catatan: Pada survei post election hanya terdapat 4 pilihan, yaitu Sangat tidak setuju, Sedikit tidak setuju, Cukup setuju, dan Sangat setuju.

52
Mayoritas 52.9% PNS cukup/sangat setuju memilih pembangunan ekonomi jika harus memilih antara demokrasi dan ekonomi.
4/18/2021
Survei PNS
DEMOKRASI
Jika Indonesia harus memilih antara demokrasi
Demokrasi, meskipun tidak sempurna, adalah
dan pembangunan ekonomi, maka pembangunan
bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia
ekonomi lebih penting
BASE
Sangat tidak Cukup Sangat tidak Cukup
setuju+Sedikit Netral setuju+San TT/TJ setuju+Sedikit Netral setuju+San TT/TJ
tidak setuju gat setuju tidak setuju gat setuju

GENDER Laki-laki 53.7 4.0 10.3 85.6 0.0 23.0 25.5 51.1 0.4
Perempuan 46.3 4.8 15.7 79.2 0.4 15.4 27.4 55.1 2.0
USIA <25 tahun 1.8 0.0 4.4 95.6 0.0 51.8 13.8 34.3 0.0
26-30 tahun 5.5 2.9 7.4 89.7 0.0 21.4 21.7 55.1 1.9
31-35 tahun 9.0 1.4 13.0 85.6 0.0 21.7 29.2 49.1 0.0
36-40 tahun 15.7 2.6 9.1 88.3 0.0 25.6 26.4 45.4 2.6
41-45 tahun 15.4 7.9 17.4 74.7 0.0 22.5 23.9 52.5 1.1
46-50 tahun 14.7 1.8 18.9 79.3 0.0 12.9 38.9 47.7 0.5
51-55 tahun 20.1 3.5 14.8 81.6 0.1 14.7 23.3 61.6 0.3
56-60 tahun 17.4 8.6 7.5 82.9 0.9 17.8 21.2 59.1 1.9
>60 tahun 0.4 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0
PENDIDIKA <=SLTA 18.8 3.9 17.7 78.3 0.0 13.4 24.3 60.1 2.2
N D1-D4 14.8 3.5 9.9 86.6 0.0 16.1 34.5 49.4 0.0
S-1 54.9 4.8 12.4 82.5 0.3 22.7 23.8 52.3 1.2
S-2 10.9 4.5 11.2 84.3 0.0 18.8 29.5 50.7 0.9
S-3 0.6 0.0 1.7 98.3 0.0 13.3 65.8 20.9 0.0
53
4/18/2021
Survei PNS
DEMOKRASI
Jika Indonesia harus memilih antara demokrasi
Demokrasi, meskipun tidak sempurna, adalah
dan pembangunan ekonomi, maka pembangunan
bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia
ekonomi lebih penting
BASE
Sangat tidak Cukup Sangat tidak Cukup
setuju+Sedikit Netral setuju+San TT/TJ setuju+Sedikit Netral setuju+San TT/TJ
tidak setuju gat setuju tidak setuju gat setuju

PENDAPATA 1.8—1.999 juta 0.6 0.0 14.3 85.7 0.0 55.3 0.0 44.7 0.0
N 2 juta—3.999 juta 4.3 0.0 25.3 74.7 0.0 16.0 11.5 68.5 3.9
4—5.999 juta 14.4 4.4 23.5 71.4 0.8 10.9 23.7 61.1 4.3
6—7.999 juta 18.1 3.6 10.4 86.0 0.0 17.8 28.5 52.6 1.1
8—9.999 juta 16.3 2.0 13.9 84.0 0.0 20.7 25.1 54.2 0.0
10—15 juta 24.6 6.6 9.3 83.8 0.3 24.3 23.8 51.6 0.4
15—20 juta 13.3 7.8 9.7 82.5 0.0 20.6 28.0 51.4 0.1
Di atas 20 juta 8.5 1.3 6.3 92.5 0.0 19.4 43.0 37.0 0.5
AGAMA Islam 87.3 4.6 13.5 81.8 0.1 20.5 24.3 54.1 1.1
Lainnya 12.7 3.1 8.2 88.3 0.4 12.9 40.3 45.3 1.5
ETNIS Jawa 44.0 4.5 13.4 82.0 0.0 15.8 29.7 53.0 1.5
Sunda 15.1 5.7 12.6 81.7 0.0 24.0 28.2 47.3 0.5
Betawi 8.4 6.2 14.5 79.2 0.0 28.7 11.2 60.1 0.0
Minang 7.1 3.4 13.1 83.6 0.0 17.0 31.9 51.1 0.0
Bali 4.6 1.6 5.7 92.7 0.0 11.6 37.7 50.7 0.0
Batak 4.2 0.2 19.1 79.1 1.6 26.5 34.6 36.5 2.3
Melayu 3.7 7.6 1.1 91.2 0.0 32.3 9.8 57.9 0.0
Lainnya 12.9 3.1 13.5 82.6 0.9 19.1 17.7 60.6 2.5 54
GOLONGAN Golongan I 1.0 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0 0.0 100.0 0.0
Golongan II
4/18/2021
16.2 2.0 18.0 80.1 0.0 18.2 28.9 50.4 2.5
Golongan III 58.0 4.5 13.0 82.3 0.3 19.8 26.0 53.1 1.2 Survei PNS
Golongan IV 24.7 6.0 9.7 84.4 0.0 20.6 26.8 52.4 0.3
HUBUNGAN ISLAM DAN NEGARA
Berikut beberapa pernyataan tentang hubungan antara Islam dan negara. Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, sedikit tidak
setuju, netral, cukup setuju, atau sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan di bawah ini? (%)
40
34.7
35
31.2
30 28.4 27.7
25
20.7 20.6
20
16.0
14.0
15

10

5 3.0 2.1
0.8 0.8
0
Sangat tidak setuju Sedikit tidak setuju Netral Cukup setuju Sangat setuju TT/TJ

Para pemimpin Islam (ulama) harus lebih berpengaruh dalam kehidupan politik
Daerah-daerah di Indonesia harus diperbolehkan menerapkan hukum Islam/ syariah pada tingkat lokal

Mayoritas tidak setuju dengan adanya penerapan hukum Islam di tingkat lokal. Namun, cukup banyak yang netral atau cenderung 55
setuju. Sedangkan tentang pengaruh pemimpin Islam dalam kehidupan politik, mayoritas netral/cenderung setuju. 4/18/2021
Survei PNS
PEMERINTAH HARUS MEMPRIORITASKAN ISLAM?
Berikut beberapa pernyataan tentang hubungan antara Islam dan negara. Apakah Ibu/Bapak sangat tidak setuju, sedikit tidak
setuju, netral, cukup setuju, atau sangat setuju dengan pernyataan-pernyataan di bawah ini? (%)
“Pemerintah harus memprioritaskan Islam di atas agama-agama lain”
70
60
57.3 54.1
50
40
31.0
30 25.0
20.7
20
9.9
10 1.8 0.3
0
Sangat tidak setuju+sedikit Netral Cukup setuju+sangat setuju TT/TJ
tidak setuju
Survei Opini Publik Sep'19 Survei PNS Jan-Mar'21

Catatan: Pada survei Opini Publik Sep’19, pertanyaannya adalah Apakah ibu/Bapak sangat setuju, setuju, tidak setuju atau sangat tidak
setuju dengan pernyataan bahwa Pemerintah seharusnya mengutamakan agama Islam dalam kehidupan berbangsa, beragama dan
bernegara karena Islam merupakan agama mayoritas penduduk Indonesia? … (%)(Base: Muslim)
56
Mayoritas PNS tidak setuju jika pemerintah memprioritaskan Islam Namun, cukup banyak yang netral atau cenderung setuju.
4/18/2021
Survei PNS
TOLERANSI
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
90
78.9 76.9
80
70
60
50
40
30
20 14.1 15.1
10 6.0 6.6
1.1 1.5
0
Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ
Orang yang berbeda agama dengan Ibu/Bapak menjadi kepala bagian/divisi ini

Orang yang berbeda agama dengan Ibu/Bapak menjadi pimpinan di Kementerian/Lembaga/Organisasi Perangkat Daerah

Mayoritas responden tidak keberatan jika orang yang berbeda agama menjadi kepala bagian/divisi, atau menjadi pimpinan 57
K/L/Perangkat Daerah. 4/18/2021
Survei PNS
MENGUTAMAKAN PELAYANAN PADA WARGA YANG
SEAGAMA
Ada yang berpendapat bahwa wajar jika PNS mendahulukan memberi pelayanan kepada warga yang seagama dengannya.
Seberapa setuju atau tidak setuju Ibu/Bapak dengan dengan pendapat tersebut? (%)
92.5%

60

49.3
50
43.2
40

30

20

10 5.6
0.5 1.4
0
Sangat setuju Cukup setuju Kurang setuju Sangat tidak setuju TT/TJ

Mayoritas,92.5%, kurang setuju/sangat tidak setuju dengan pendapat “bahwa wajar jika PNS mendahulukan memberi pelayanan 58
kepada warga yang seagama dengannya”. 4/18/2021
Survei PNS
INTOLERANSI TERHADAP NON MUSLIM
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
(KHUSUS UNTUK RESPONDEN BERAGAMA ISLAM)

Orang non-Muslim menjadi gubernur 21.9 69.3 7.5

Orang non-Muslim menjadi bupati/walikota 20.6 70.6 7.5

Orang non-Muslim membangun tempat peribadatan di sekitar


19.9 64.9 14.3
sini (disekitar tempat tinggal)

Orang non-Muslim mengadakan acara keagamaan/kebaktian


10.8 80.8 7.6
di daerah sekitar sini (disekitar tempat tinggal)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ

Mayoritas responden PNS muslim tidak keberatan jika non-muslim menjadi gubernur, bupati/walikota, membangun tempat ibadah di 59
sekitar tempat tinggalnya, atau mengadakan kebaktian di sekitar tempat tinggal. Namun cukup banyak yang keberatan, terutama non- 4/18/2021
muslim menjadi gubernur, menjadi bupati/walikota, dan mendirikan tempat ibadah di sekitar tempat tinggal.
Survei PNS
PERBANDINGAN INTOLERANSI TERHADAP NON
MUSLIM
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
(KHUSUS UNTUK RESPONDEN BERAGAMA ISLAM)

“Orang non-Muslim menjadi gubernur”

Survei PNS Jan-Mar '21 21.9 69.3 7.5

Survei Opini Publik Sep 2019 52.0 37.9 8.3

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ


Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih toleran dalam hal non-Muslim menjadi gubernur. 60
4/18/2021
Survei PNS
PERBANDINGAN INTOLERANSI TERHADAP NON
MUSLIM
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
(KHUSUS UNTUK RESPONDEN BERAGAMA ISLAM)

“Orang non-Muslim menjadi bupati/walikota”

Survei PNS Jan-Mar '21 20.6 70.6 7.5

Survei Opini Publik Sep 2019 51.6 38.3 8.5

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ


Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih toleran dalam hal non-Muslim menjadi bupati/walikota. 61
4/18/2021
Survei PNS
PERBANDINGAN INTOLERANSI TERHADAP NON
MUSLIM
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
(KHUSUS UNTUK RESPONDEN BERAGAMA ISLAM)

“Orang non-Muslim membangun tempat peribadatan di sekitar sini (di sekitar tempat tinggal)”

Survei PNS Jan-Mar '21 19.9 64.9 14.3

Survei Opini Publik Sep 2019 53.0 36.8 8.1

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ


Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih toleran dalam hal non-Muslim membangun tempat peribadatan di sekitar tempat tinggal. 62
4/18/2021
Survei PNS
PERBANDINGAN INTOLERANSI TERHADAP NON
MUSLIM
Apakah Ibu/Bapak keberatan atau tidak keberatan JIKA (%)
(KHUSUS UNTUK RESPONDEN BERAGAMA ISLAM)

“Orang non-Muslim mengadakan acara keagamaan/kebaktian di daerah sekitar sini (di sekitar tempat tinggal)”

Survei PNS Jan-Mar '21 10.8 80.8 7.6

Survei Opini Publik Sep 2019 36.4 54.0 8.2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Ya, keberatan Tidak keberatan Tergantung TT/TJ


Dibandingkan publik secara umum, PNS lebih toleran dalam hal non-Muslim mengadakan acara keagamaan/kebaktian di daerah 63
sekitar tempat tinggal. 4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN

• Mayoritas responden cukup/sangat setuju bahwa demokrasi meski tidak sempurna adalah
bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia (82.6%). Namun, mayoritas 52.9% cukup/sangat
setuju memilih pembangunan ekonomi jika harus memilih antara demokrasi dan ekonomi.
• Mayoritas tidak setuju jika pemerintah memprioritaskan Islam dan adanya penerapan hukum
Islam di tingkat lokal. Namun, cukup banyak yang netral atau cenderung setuju. Sedangkan
tentang pengaruh pemimpin Islam dalam kehidupan politik, mayoritas netral/cenderung setuju.

64
4/18/2021
Survei PNS
TEMUAN

• Mayoritas responden tidak keberatan jika orang yang berbeda agama menjadi kepala
bagian/divisi, atau menjadi pimpinan K/L/Perangkat Daerah.
• Mayoritas,92.5%, kurang setuju/sangat tidak setuju dengan pendapat “bahwa wajar jika PNS
mendahulukan memberi pelayanan kepada warga yang seagama dengannya”.
• Mayoritas responden muslim tidak keberatan jika non-muslim menjadi gubernur,
bupati/walikota, membangun tempat ibadah di sekitar tempat tinggalnya, atau mengadakan
kebaktian di sekitar tempat tinggal. Namun cukup banyak yang keberatan, terutama non-
muslim menjadi gubernur, menjadi bupati/walikota, dan mendirikan tempat ibadah di sekitar
tempat tinggal.

65
4/18/2021
Survei PNS
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
KESIMPULAN
Persepsi Korupsi dan Potensi Korupsi di kalangan PNS
• PNS yang menjadi responden survei terbelah antara yang menilai bahwa tingkat korupsi
meningkat dan tidak ada perubahan. Akan tetapi, cukup banyak yang menilai bahwa
tingkat korupsi dalam dua tahun terakhir menurun.
• Persepsi korupsi ini yang paling positif jika dibandingkan dengan survei dengan
responden masyarakat umum, pemuka opini, dan pelaku bisnis. Pada survei-survei
tersebut, mayoritas menilai bahwa tingkat korupsi meningkat dalam dua tahun terakhir.
• Potensi korupsi masih kuat. Saat ini, menurut responden bentuk penyalahgunaan korupsi
yang paling banyak terjadi di instansi pemerintah ialah menggunakan wewenang untuk
kepentingan pribadi, kemudian kerugian keuangan negara, gratifikasi, dan menerima
suap.
KESIMPULAN

Persepsi Korupsi dan Potensi Korupsi di kalangan PNS (Lanjutan)


• Kurangnya pengawasan, kemudian kedekatan PNS dengan pihak yang memberi uang, dan
ada campur tangan politik dari yang lebih berkuasa adalah faktor-faktor yang banyak
mempengaruhi PNS menerima uang/hadiah di luar ketentuan paling besar adalah. Faktor-
faktor lain juga berpengaruh meski lebih sedikit yaitu karena gaji rendah, budaya,
mendapat uang tambahan, tidak ada ketentuan yang jelas, jarang ada hukuman jika
ketahuan, pelaku tidak paham, didukung atasan, persepsi hak PNS, dan takut dikucilkan.
• Empat praktik koruptif dinilai sedikit/sangat sedikit terjadi antara PNS dengan suatu
pihak. Di antara keempatnya, yang lebih banyak dinilai terjadi adalah PNS menerima
uang untuk melancarkan urusan suatu pihak, kemudian PNS didekati secara personal
untuk sewaktu-waktu diminta bantuan, PNS menerima barang untuk melancarkan urusan,
dan PNS menerima layanan pribadi.
KESIMPULAN

Sikap dan Pengalaman dalam Situasi Koruptif


• Dalam hal pengalaman dalam situasi koruptif, terdapat sekitar 3.5% yang pernah
menyaksikan sendiri PNS menerima uang/hadiah di luar ketentuan. Sementara 14.6%
menyatakan tidak pernah menyaksikan sendiri tapi ada orang yang dikenal secara pribadi
pernah menyaksikannya. Namun, mayoritas menyatakan dirinya dan rekan yang
dikenalnya tidak pernah menyaksikan, 77.9%. Dibandingkan survei opini publik, angka
yang menyaksikan dan kenal orang yang menyaksikan hal tersebut tampak lebih rendah
pada PNS.
• Dalam hal sikap, mayoritas menilai bahwa suap/gratifikasi adalah hal yang tidak wajar.
• Saat ini, mayoritas PNS tidak tahu adanya kemungkinan korupsi di instansi masing-
masing, namun cukup banyak yang tahu.
KESIMPULAN
Pengawasan Internal
• Pengawasan internal sangat diperlukan untuk mencegah dan menangani korupsi. Saat ini,
mayoritas PNS yang menjadi responden tahu tentang unit pengawasan internal di instansi
mereka.
• Mereka juga tahu tentang peran Inspektorat Jendral/Daerah dan berintensi melapor jika
menemukan penyalahgunaan wewenang/jabatan. Meski demikian, cukup banyak yang
kurang mau melapor karena berbagai sebab. Di antaranya takut mendapat masalah, karena
belum pernah melapor, proses melapor berbelit-belit, tidak akan ditindaklanjuti, dan tidak
memiliki kewenangan melapor.
• Saat ini, mayoritas juga tahu tentang Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dan
percaya dengan hasil audit dari APIP.
• Mayoritas juga mengetahui Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) dan keberadaan UPG di
instansi mereka.
KESIMPULAN
Pengaduan oleh Masyarakat
• Berbeda dengan pengawasan internal, pengetahuan tentang mekanisme pengaduan dari
masyarakat di kalangan PNS lebih sedikit. Cukup banyak yang tidak tahu LAPOR! meski
yang tahu masih mayoritas.
• Demikian pula program Whistleblower System, masih sekitar 41.8% yang tidak tahu
program pengaduan ini.
• Padahal di antara yang tahu kedua sistem pengaduan tersebut, mayorita menilai bahwa
keduanya sangat/cukup efektif mengawasi kinerja PNS atau menekan korupsi.
• Namun demikian, dibandingkan publik secara umum, PNS lebih banyak yang tahu kedua
mekanisme pengaduan online tersebut.
KESIMPULAN
Persepsi atas Demokrasi dan Intoleransi
• Mayoritas responden cukup/sangat setuju bahwa demokrasi meski tidak sempurna adalah
bentuk pemerintahan terbaik untuk Indonesia. Namun, mayoritas cukup/sangat setuju
memilih pembangunan ekonomi jika harus memilih antara demokrasi dan ekonomi.
• Mayoritas tidak setuju jika pemerintah memprioritaskan Islam dan adanya penerapan
hukum Islam di tingkat lokal. Namun, cukup banyak yang netral atau cenderung setuju.
Sedangkan tentang pengaruh pemimpin Islam dalam kehidupan politik, mayoritas
responden bersikap netral/cenderung setuju.
• Mayoritas responden tidak keberatan jika orang yang berbeda agama menjadi kepala
bagian/divisi, atau menjadi pimpinan K/L/Perangkat Daerah.
KESIMPULAN
Persepsi atas Demokrasi dan Intoleransi (Lanjutan)
• Mayoritas PNS kurang setuju/sangat tidak setuju dengan pendapat “bahwa wajar jika PNS
mendahulukan memberi pelayanan kepada warga yang seagama dengannya”.
• Mayoritas responden muslim tidak keberatan jika non-muslim menjadi gubernur,
bupati/walikota, membangun tempat ibadah di sekitar tempat tinggalnya, atau
mengadakan kebaktian di sekitar tempat tinggal. Namun cukup banyak yang keberatan,
terutama non-muslim menjadi gubernur, menjadi bupati/walikota, dan mendirikan tempat
ibadah di sekitar tempat tinggal.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• Temuan survei ini menunjukkan bahwa upaya-upaya reformasi birokrasi secara internal di
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sudah diketahui dengan baik oleh PNS yang sehari-
hari menjalankan tugas di sana.
• Meski upaya-upaya untuk mencegah korupsi tersebut sudah berjalan, namun persepsi korupsi
masih terbelah saat ini, antara yang menilainya meningkat dan tidak ada perubahan. Potensi
korupsi juga masih tinggi terutama dalam hal penyalahgunaan wewenang, kerugian uang
negara, gratifikasi, dan suap.
• Kurangnya pengawasan, kemudian kedekatan PNS dengan pihak yang memberi uang, dan
adanya campur tangan politik dari yang lebih berkuasa merupakan pendorong terjadinya
korupsi di instansi pemerintah.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• Hal ini penting untuk menjadi perhatian para pengambil kebijakan dalam mencegah dan
memberantas korupsi. Meski sudah ada mekanisme pengawasan internal, namun perlu
diketahui hambatan yang dirasakan untuk melapor. Dalam survei ini terungkap bahwa
kebanyakan hambatan melapor karena PNS takut mendapat masalah, karena belum pernah
melapor, proses melapor berbelit-belit, laporan tidak akan ditindaklanjuti, dan PNS merasa
tidak memiliki kewenangan melapor.
• Selain itu, mekanisme pengaduan oleh masyarakat juga harus ditingkatkan penggunaanya. Saat
ini masih cukup banyak yang tidak tahu tentang dua mekanisme pengaduan yakni LAPOR!
dan Whistleblower System. Padahal, mereka yang tahu menilai bahwa mekanisme ini juga
akan efektif menekan korupsi.
• Ke depan, jika hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dan pengaduan masyarakat
ditingkatkan, diharapkan tingkat korupsi dapat menurun.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
• Dalam hal demokrasi, temuan survei menunjukkan bahwa PNS saat masih mendukung
demokrasi sebagai sistem pemerintahan terbaik.
• Mayoritas juga setuju dengan prinsip demokrasi khususnya yang terkait dengan tugas mereka
sebagai abdi negara untuk tidak membedakan agama dalam memberi pelayanan dan sebagai
pimpinan instansi.
• Akan tetapi, masih cukup banyak PNS yang setuju untuk mengesampingkan demokrasi demi
ekonomi. Selain itu, cukup banyak pula yang masih abu-abu/netral atau setuju bahwa
pemerintah harus memprioritaskan Islam sebagai mayoritas. Mayoritas juga masih netral dan
setuju dengan peningkatan pengaruh pemimpin Islam dalam politik.
• Di kalangan PNS muslim, intoleransi lebih sedikit dibandingkan yang toleran. Intoleransi
cukup banyak terutama dalam hal non-muslim menjadi gubernur, menjadi bupati/walikota, dan
mendirikan tempat ibadah di sekitar tempat tinggal.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

• Temuan ini menunjukkan bahwa masih perlu upaya untuk meningkatkan pemahaman akan
demokrasi di kalangan PNS, khususnya dalam identitas mereka sebagai abdi negara yang tetap
harus mengedepankan kesetaraan, toleransi, sikap dan tingkah laku non-diskriminatif.
• Selain itu, perlu diketahui permasalahan apa yang membuat PNS masih ragu atau tidak
demokratis dalam persoalan yang terkait keagamaan. Dengan diketahuinya permasalahan
sesungguhnya, maka pemerintah akan dapat mengambil langkah yang kongkret untuk
meningkatkan pelaksanaan prinsip demokrasi di kalangan PNS, khususnya prinsip kesetaraan,
akuntabilitas, dan toleransi antaragama.
LAMPIRAN: PROFIL
RESPONDEN
LAMA KERJA SEBAGAI PNS
Berapa lama Ibu/Bapak bekerja untuk pemerintah (sebagai PNS)? (%)

Lebih dari 25 tahun 32.8

Antara 20-25 tahun 14.2

Antara 16-20 tahun 9.9

Antara 11-15 tahun 19.4

Antara 6-10 tahun 13.9

Antara 1-5 tahun 7.8

Kurang dari 1 tahun 2.0

Tidak Menjawab 0.1

0 5 10 15 20 25 30 35
Kebanyakan responden sudah lebih dari 25 tahun bekerja sebagai PNS, 32.8%. 79
4/18/2021
Survei PNS
KEPUASAN SEBAGAI PNS
Seberapa puas atau tidak Ibu/Bapak dengan pekerjaan Ibu/Bapak sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di instansi ini?(%)
95.8%

70 64.1
60

50

40
31.7
30

20

10 4.0
0.1 0.1
0
Sangat puas Cukup puas Kurang puas Sangat tidak puas TT/TJ

Mayoritas, 95.8%, merasa sangat/cukup puas bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). 80
4/18/2021
Survei PNS
KECUKUPAN PENDAPATAN SEBAGAI PNS
Apakah pendapatan Ibu/Bapak saat Jika tidak cukup, bagaimana Ibu/Bapak mencukupinya?(%)
ini cukup untuk membiayai kebutuhan
hidup?(%) (Base: Responden yang saat ini pendapatannya tidak cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup)
100 93.7
90
80
70
60
49.1
50
40 33.9
30
20
9.8
10 6.3 6.1
1.1
0
Ya Tidak Dari bonus Dari Pekerjaan Lainnya TT/TJ
penghargaan sampingan
finansial

Mayoritas merasa pendapatan saat ini cukup untuk membiayai kebutuhan hidup. 81
4/18/2021
Survei PNS
PROFESI ORANG TUA
Pada masa kanak-kanak dulu, apa profesi dari ayah Ibu/Bapak? (%)

PNS 39.0
Petani 12.6
Pedagang kecil 9.6
Guru 6.3
Buruh 4.5
Pengusaha di sektor perdagangan/jasa 4.2
Anggota TNI 4.1
Pengusaha lainnya 2.4
Pemegang jabatan dalam BUMN/BUMD 1.8
Sopir 1.3
Anggota Polri 1.1
Kontraktor / Pemborong 0.7
Dosen 0.4
Kepala desa 0.3
Pemuka agama 0.2
Bupati/Walikota 0.1
Notaris 0.1
Pengusaha perkebunan 0.1
Aktivis Ormas 0.1
Pengusaha pertambangan 0.0
Konsultan 0.0
Bankir 0.0 82
Lainnya 10.9
TT/TJ 0.1 4/18/2021
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Survei PNS
LATAR BELAKANG GOLONGAN EKONOMI
KELUARGA
Pada masa kanak-kanak dulu, apakah keluarga Ibu/Bapak berasal dari golongan ....? (%)
80
70.3
70

60

50

40

30 25.9

20

10
3.1
0.8
0
Rakyat kecil/rakyat miskin Golongan menengah Golongan atas TT/TJ

83
4/18/2021
Survei PNS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai