OLEH:
NABILLAH AZZAHRAH
NIM.2106113190
AGROTEKNOLOGI A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH:
NABILLAH AZZAHRAH
NIM. 2106113190
Menyetujui
tropis yang berasal dari Afrika Barat dan banyak dibudidayakan di Indonesia.
Adnan et al. (2015) menyatakan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu
tanaman penghasil minyak lainnya. Minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil
(CPO) dan minyak sawit inti atau Palm Kernel Oil (PKO) merupakan produk
utama yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Fauzi et al. (2008) menyatakan bahwa
hasil tanaman kelapa sawit dapat digunakan pada industri pangan, tekstil (bahan
kepada kesejahteraan masyarakat, kelapa sawit juga sumber devisa negara dan
(Syahputra, 2011). Komoditas utama perkebunan rakyat Riau adalah kelapa sawit,
dimana luas area perkebunan rakyat pada tahun 2021 sebesar 1,61 juta Ha dan
pada tahun 2022 mencapai 1,73 juta Ha dengan hasil produksi sekitar 4,09 juta
panen perlu dilakukan dengan baik. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas produksi kelapa sawit. Kegiatan pemanenan tandan buah segar (TBS)
merupakan salah satu teknik budi daya yang sangat penting dalam pengusahaan
kelapa sawit. Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan panen.
Persiapan ini meliputi penentuan kriteria panen, kerapatan panen, rotasi panen,
kelancaran transportasi.
tanaman kelapa sawit dilakukan untuk mengetahui jumlah pupuk yang harus
diaplikasikan. Hal ini penting untuk diperhatikan agar diperoleh hasil (produk)
yang optimal. Untuk itu, perlunya suatu metode sebelum dilakukan pemupukan
yaitu pengambilan sampel daun yang disebut dengan metode LSU (Leaf Sampling
Unit).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum pertemuan kali ini adalah praktikan dapat
Leaf Sampling Unit (LSU) pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
dengan baik.
II TINJAUAN PUSTAKA
terhadap jumlah tanaman yang diamati pada areal yang akan dipanen besok. Nilai
AKP ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja, unit transportasi
matang panen per pohon dan penyebaran tandan matang panen (Miraza, 2014).
AKP yang terdiri atas estimasi produksi, jumlah pemanen dan jumlah armada
yang dibutuhkan, dan rotasi panen. Angka kerapatan panen (AKP) merupakan
panen, dan kebutuhan transportasi angkut esok hari. AKP dihitung sehari sebelum
kegiatan panen dilakukan. Pelaksanaan kegiatan AKP dilakukan oleh krani AKP.
Kegiatan AKP dilakukan siang atau sore hari. Tahapan dalam kegiatan AKP
dimulai dengan menetapkan blok sampel untuk setiap kapveld yang akan dipanen
esok hari. Pengambilan sampel dilakukan pada satu blok sampel mewakili tiap
tahun tanam. Jumlah sampel minimal 5% dari jumlah pohon dalam satu blok
sampel.
Kegiatan AKP dikerjakan oleh Mandor Satu, yaitu pada sehari sebelum
pada blok yang akan dipanen esok harinya. Persentase AKP akan dapat membantu
dan Berat Janjang Rata-rata (BJR). Nilai AKP yang terlalu tinggi dapat diartikan
rendahnya jumlah tandan yang akan dipanen untuk esok hari. Nilai AKP yang
rendah menyebabkam tingginya jumlah tandan yang dapat dipanen oleh pemanen
(Miraza, 2014). Penentuan AKP yang tidak akurat disebabkan oleh luas panen
actual yang tidak sesuai dengan luas panen yang direncanakan, perbedaan persepsi
terhadap kriteria kematangan buah antara pemanen dengan tenaga kerja yang
administrasi.
2.2 Taksasi
berkaitan dengan panen. Panen merupakan kegiatan memotong tandan buah segar
yang sesuai dengan kritieria matang panen, mengutip berondolan yang tertinggal
(Hudori dan Sugiyatno, 2016). Menurut Madusari (2014) melalui panen akan
terlihat potensi buah yang dapat diperkirakan melalui taksasi. Taksasi produksi
adalah memperkirakan besarnya produksi yang akan dicapai pada luasan tertentu
sehingga dapat menentukan jumlah tandan buah yang akan di panen esok hari
diambil alih perusahaan dengan meninjau kembali taget produksi yang ingin
dicapai dalam menentukan jumlah tonase buah yang akan diolah oleh pabrik
kelapa sawit.
TBS ke pabrik kelapa sawit, kebutuhan tenaga kerja seperti supir, tenaga bongkar
muat, pemanen, mandor panen, krani panen. Peran taksasi produksi yaitu dapat
menghasilkan tingkat akurasi yang tinggi. Salah satu metode yang digunakan
tandan buah segar yang terdapat pada pohon tanaman kelapa sawit dalam areal
blok menggunakan sampel blok sensus sehingga pohon sampel ini akan diketahui
jumlah TBS per pohonnya. Semakin banyak sampel maka data yang didapatkan
pemanen pada areal yang sama, kegiatan taksasi panen ini dilakukan oleh mandor
panen. Tujuan dilakukan taksasi panen adalah untuk menentukan jumlah tenaga
sawit. Hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam taksasi adalah informasi Berat
Janjang Rata rata (BJR), jumlah pokok setiap hektar, jumlah pokok sampel,
jumlah pokok yang masak dan basis borong/HK untuk menentukan kebutuhan
panen, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan alat panen yang digunakan
(Pahan, 2008). Taksasi dapat dilakukan dalam 1 tahun, 6 bulan, 4 bulan, 1 bulan
dan harian (Fais, 2016). Ketepatan dalam perhitungan taksasi sangat diperlukan
oleh perusahaan agar kegiatan pemanenan dapat berjalan dengan lancar dan
transportasi, serta sarana dan prasarana dalam kegiatan pemanenan. Hal ini
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dapat menjadi masalah. Hal ini
menyebabkan hanca panen sering tidak tuntas dipanen sehingga harus dilakukan
panen ulang pada hari berikutnya. Kegiatan panen ulang sering menyebabkan
terganggunya rotasi panen, bahkan bisa bertambah. Tenaga kerja panen yang
disampaikan oleh (Miranda, 2009) bahwa salah satu faktor penyebab perbedaan
hasil dalam estimasi dan realisasi adalah tingkat ketelitian yang rendah pada saat
pengamatan atau adanya kesalahan dari pemanen yang terdiri atas pemanenan
tandan yang belum sesuai dengan kriteria matang panen dan buah matang yang
tertinggal di pohon. Selain itu menurut Santoso et al. (2011) perbedaan taksasi
dan realisasi yang tinggi atau rendah disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
suatu unsur dalam keadaan optimal atau tidak. Penggunaan analisa kimiawi
berat kering atau berat basah atau dengan kata lain konsentrasi hara di dalam
analisa unsur hara. Dengan demikian akan diketahui kesesuaian unsur hara dengan
kebutuhan tanaman kelapa sawit serta sebagai acuan untuk menentukan dosis
40-60 % dari total biaya pemeliharaan atau 30 % dari total biaya produksi.
Pohon yang memenuhi syarat sebagai sampel pohon adalah posisi pohon
tidak terletak di pinggir jalan, sungai atau parit atau perumahan, bukan merupakan
pohon sisipan, bukan pohon kerdil atau pun pohon steril, pohon bebas dari hama
dan penyakit, tumbuhnya lurus, pohon yang pelepah ke 17 nya sehat. Pohon
dihitung setiap kelipatan 10 pohon pada baris yang sama. Pada kelapa sawit TM
2, diambil daun pada pelepah ke 17 karena pelepah membentuk sudut 450 dan
pada pelepah tersebut merupakan titik maksimal pertumbuhan unsur hara
(Sastrosayono, 2003).
Pelepah kelapa sawit tersusun dalam formasi spiral (spiral kanan dan kiri)
dengan rumus duduk daun 1/8, artinya untuk sampai kepada pelepah dengan
posisi yang sejajar vertical spiral) didapati ada 8 posisi pelepah/duduk daun.
Penentuan letak daun sesuai dengan Handayani (2012), cara menentukan letak
daun ke-17 yaitu di bawah daun ke-9 agak ke kiri pada pokok yang berspiral
kanan dan agak ke kanan pada pokok yang berspiral. Pengambilan sampel daun
dilakukan pada pukul 07.00 – 10.00 WIB, dan tidak boleh dilakukan pada hari
hujan. Hal ini karena jika ada uap air yang masih menempel pada daun, maka
akan mengganggu proses persiapan sampel. Daun yang diambil adalah daun pada
pelepah ke 17. Pelepah yang akan diambil daunnya dipotong. Empat helai daun
dipotong dari bagian tengah pelepah yaitu 4 helai daun sisi kiri dan 4 helai daun
sisi kanan. Helai daun yang telah diambil, dipotong 3 bagian yaitu pangkal,
tengah dan ujung. Daun dan lidinya dipisahkan. Sebelum dikirim untuk analisa ke
selama ±20 jam. Setelah kering sampel diremas dengan tangan hingga hancur.
produksi bobot kering tertinggi karena mampu mengubah energi matahari menjadi
bahan kering dan minyak lebih baik dibanding tanaman C3 yang lain, proses ini
membutuhkan hara dalam jumlah besar yang harus disediakan melalui tanah dan
pupuk yang diberikan ke tanaman. Oleh karena itu seringkali ditemukan gejala
defisiensi hara pada tanaman kelapa sawit di lapangan akibat suplai hara yang
berasal dari tanah dan pupuk yang tidak mencukupi kebutuhan tanaman
perlu dievaluasi agar kebutuhan unsur hara tanaman terpenuhi. Selain itu,
ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 24 Oktober 2023 pukul 15.00 wib- selesai.
perkebuanan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) kali ini adalah bahan materi
mengenai angka kerapatan panen (AKP), taksasi, dan leaf sampling unit (LSU).
perkebuanan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) kali ini adalah buku penuntun
3.3.1 AKP
2) Ditentukan pokok sampel yang sesuai dengan syarat pokok sampel yang
baik,
3.3.2 Taksasi
1) Diperlukan data mengenai luas areal yang akan dipanen, angka Standar
Pokok per Hektar (SPH) yang digunakan, nilai Bobot Janjang Rata-rata
2) Dilakukan perhitungan terhadap bunga dan tandan buah yang ada pada
pokok,
akan dipanen dengan nilai SPH dengan nilai BJR, dan dengan nilai AKP
3.3.3 LSU
1) Ditentukan pokok sampel yang sesuai dengan syarat pokok sampel yang
baik,
pada spiral paling atas dan paling pertama mekar didekat daun tombak.
berjumlah 8),
7) Dibersihkan bahan sampel daun dan rachis dengan akuades streli dan
kapas,
bahwa bibit perlakuan sayatan 7a menunjukkan tumbuh tunas yaitu pada 17 hari
setelah penanaman dan sayatan 7d menunjukkan tumbuh tunas pada hari ke-23
mencapai kemampuan tumbuh maksimum pada saat matang fisiologi. Benih yang
matang fisiologis memiliki kemampuan tumbuh yang relatif lebih tinggi, sehingga
berat maupun ukuran selama germinasi. Tunas mulai muncul pada hari ke 15
bahwa pada saat pengamatan di 27 hst, didapati bibit pada perlakuan sayatan 7a
bahwa pada saat pengamatan di 27 hst, didapati bibit pada perlakuan sayatan 7a
bahwa pada saat pengamatan di 27 hst, didapati bibit pada perlakuan sayatan 7a
dan bibit pada perlakuan 7d masih belum menunjukkan adanya daun, sehingga
benih kelapa masih belum muncul tunas atau plumule dapat disebabkan kondisi
berkecambah dalam kondisi hangat, lembab dan tumbuh secara alami di mana pun
mereka jatuh.
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Angka Kerapatan Panen (AKP) adalah persentase jumlah tandan matang terhadap
jumlah tanaman yang diamati pada areal yang akan dipanen besok. Nilai AKP
transportasi angkut hasil panen esok hari. Taksasi produksi adalah kegiatan dalam
dengan lancar dan produksi maksimal. Analisis daun merupakan salah satu
indikator dalam mengetahui apakah suatu unsur dalam keadaan optimal atau tidak,
sehingga diketahui kesesuaian unsur hara dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit
melalui empat parameter, yaitu umur muncul tunas, tinggi tunas, diameter tunas
dan jumlah daun. bibit perlakuan sayatan 7a menunjukkan tumbuh tunas yaitu
pada 17 hari setelah penanaman, dengan tinggi tunas 11,0 cm dan diameter 5,0 cm
dan sayatan 7d menunjukkan tumbuh tunas pada hari ke-23 setelah tanam dengan
tinggi tunas,2,5 cm dan diameter 1,5 cm, namun keduanya masih belum
Saran yang dapat saya berikan adalah agar praktikan dapat mengikuti
Badan Pusat Statistik Riau. 2023. Riau Dalam Angka 2023. MN Grafika.
Pekanbaru.
Hadi, M. M., 2004. Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Adicita Karya Nusa.
Yogyakarta.
Lubis , R.E. dan Agus W. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media Pustaka.
Jakarta.
Mukherjee, S., dan A. Mitra. 2009. Health Effects of Palm Oil. J Hum Ecol. 26
(3): 197-203.
Saragih, F. H., Darwanto, D. H., dan Masyhuri, M, 2013. Analisis daya saing
ekspor minyak kelapa sawit (CPO) Sumatera Utara di Indonesia. Agro
Ekonomi. 24(1): 37-49. 3.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Penggelolaan Kelapa Sawit. Agro
Media Pustaka. Jakarta.
Syahputra, E., 2011. Aktivitas dan keefektifan insektisida berbahan aktif majemuk
thiodicarb dan triflumuron terhadap hama ulat kantong Metisa plana pada
tanaman kelapa sawit. Perkebunan dan Lahan Tropika 1:1-8.
LAMPIRAN
1. Dokumentasi