Anda di halaman 1dari 150

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND

COMMUNICATION) MIE INSTAN CUP POP MIE DAN

SEDAAP CUP DI JAKARTA TIMUR

(Studi Kasus di Kecamatan Cakung Jakarta Timur)

THE EFFECTIVENESS OF BRAND COMMUNICATION ON

INSTANT NOODLE POP MIE AND SEDAAP CUP

(Case Study in Cakung Sub-District Of East Jakarta)

Oleh
Desi Wulandari
2015410016

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi Konsentrasi Manajemen pada
Universitas Darma Persada

PROGRAM SARJANA FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2023
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND
COMMUNICATION) MIE INSTAN CUP POP MIE DAN
SEDAAP CUP DI JAKARTA TIMUR
(Studi Kasus di Kecamatan Cakung Jakarta Timur)

THE EFFECTIVENESS OF BRAND COMMUNICATION ON


INSTANT NOODLE POP MIE AND SEDAAP CUP
(Case Study in Cakung Sub-District Of East Jakarta)

Oleh
Desi Wulandari
2015410016

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu
Ekonomi Konsentrasi Manajemen Pada Universitas Darma Persada
Telah disetujui oleh Tim Penguji pada tanggal Seperti tertera dibawah ini
Jakarta, 10 Febuari 2023

Drs. Fauzi Baisyir, M.M.


Pembimbing

Dr. Firsan Nova


Penguji I

Ellena Nurfazria H., S.E., M.M. Drs. Fauzi Baisyir, M.M.


Penguji II Penguji III

Mu’man Nuryana, Ph.D. Dr. Dian Anggraeny Rahim, S.E, M.Si


Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Manajemen

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Desi Wulandari

NIM 2015410016

Jurusan / Peminatan : Manajemen / Manajemen Pemasaran

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul Efektivitas

Komunikasi Merek (Brand Communication) Pada Mie Instan Cup Pop Mie dan

Sedaap Cup (Studi Kasus di Kecamatan Cakung Jakarta Timur) yang dibimbing

oleh Drs. Fauzi Baisyir, M.M. adalah benar merupakan hasil karya tulis saya

sendiri dan bukan merupakan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Apabila

dikemudian hari ternyata ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,

maka saya bersedia mempertanggung jawabkannya. Demikian pernyataan ini

saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 10 Febuari 2023

Yang Membuat Pernyataan,

Desi Wulandari

iii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah

ini: Nama : Desi wulandari

NIM 2015410016

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : Manajemen Pemasaran

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul EFEKTIVITAS

KOMUNIKASI MEREK (BRAND COMMUNICATION) PADA MIE INSTAN

CUP POP MIE DAN SEDAAP CUP (Studi Kasus di Kecamatan Cakung Jakarta

Timur) skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dihadapan panitia

penguji skripsi.

Jakarta, 10 Febuari 2023


Mengetahui, Menyetujui

Dr. Dian Anggraeny Rahim. S.E.,M.Si Drs. Fauzi Baisyir, M.M.


Ketua Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing

iv
ABSTRAK

Nama: Desi Wulandari, Judul: Efektivitas Komunikasi Merek (Brand


Communication) Mie Instan Cup Pop Mie dan Sedaap Cup di Jakarta Timur,
Bidang Ilmu: Manajemen Pemasaran, di bawah bimbingan, Drs. Fauzi Baisyir,
M.M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat mengenai
efektivitas merek Mie Instan Cup Pop Mie dan Sedaap Cup di Kecamatan Cakung
Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan
cara menyebarkan kuesioner kepada 100 responden di Kecamatan Cakung Jakata
Timur.
Metode yang digunakan untuk mengetahui efektivitas komunikasi merek
tersebut digunakan metode Customer Response Index (CRI) yang terdiri dari lima
dimensi yaitu, awareness, comprehend, interest, intention, dan action. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dan jenis penelitian komparatif. Teknik
sampling yang digunakan adalah propabilty sampling dengan jenis proportionate
stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
komunikasi merek Mie Instan Cup Pop Mie lebih efektif dibandingkan Mie Instan
Cup Sedaap karena hasil yang didapat dari perhitungan CRI sebesar 44% dimana
lebih besar dari Mie Instan Cup Sedaap yang sebesar 43%.

Kata kunci: Efektivitas, Customer Response Index

v
ABSTRACT

Name: Desi Wulandari, Title: THE EFFECTIVENESS OF BRAND


COMMUNICATION ON MIE INSTANT CUP POP MIE AND SEDAAP CUP
in
East Jakarta, Field of Study: Marketing Management, under the guidance of Drs.
Fauzi Baisyir, M.M.
This study aims to determine the public's response regarding the effectiveness
of the Instant Noodle Cup Pop Mie and Sedaap Cup brands in Cakung District,
East Jakarta. This research was conducted using data collection methods
by distributing questionnaires to 100 respondents in Cakung Jakata Timur
District.
The method used to determine the effectiveness of brand communication
is the Customer Response Index (CRI) method, which consists of five dimensions,
namely awareness, comprehend, interest, intention, and action. This study uses
quantitative methods and comparative research types. The sampling technique
used is probability sampling with proportionate stratified random sampling. The
results of this study indicate that the brand communication of Cup Pop Mie
Instant Noodles is more effective than Sedaap Cup Instant Noodles because the
results obtained from the CRI calculation are 44% which is greater than Sedaap
Cup which is 43%.

Keywords: Effectiveness, Customer Response Index

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Merek (Brand Communication) Mie

Instan Cup Pop Mie dan Sedaap Cup Di Jakarta Timur”.Penyusunan skripsi

ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan penulis dalam

menyerap semua ilmu yang diterima. Penulis berusaha semaksimal mungkin

untuk menyajikan skripsi ini kepada pembaca sehingga memberikan manfaat bagi

para pembaca. Dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak akan dapat terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak,

diantaranya yang terhormat:

1. Bapak Drs. Fauzi Baisyir, M.M selaku dosen pembimbing yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini,

2. Bapak Mu’man Nuryana, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Darma Persada,

3. Ibu Dr. Dian Anggraeny Rahim, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan

Manajemen,

vii
4. Bapak/Ibu Dosen yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat

serta seluruh Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Darma Persada

yang telah banyak membantu penulis,

5. Untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Karnowo dan Ibu Sri Rahmanti

yang tidak pernah lelah untuk selalu memberikan do’a, restu, dukungan,

baik itu materi, dan semangat yang luar biasa, serta Suami saya Wahyu

Eko Adiantoro dan anak saya tercinta Dhefin Da’i El-Fatih.

6. Untuk kedua Mertua tercinta, Bapak Sarno dan Ibu Wartini, serta adik ipar

saya Dwi,Tri, dan Agung yang saya sayangi.

7. Untuk sahabat dan teman-teman saya, yang selalu menemani, memberikan

keceriaan, masukan, dan bantuan dalam mengerjakan skripsi ini,

8. Untuk teman-teman seperjuangan kelas reguler malam Manajemen 2015

dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang terlibat

dalam penyusunan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Demikian laporan Skripsi ini dibuat, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 10 Febuari 2023

Penulis,

Desi Wuladari

viii
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL.....................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

ABSTRACT............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 LatarBelakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN......................9

2.1 Kajian Pustaka.......................................................................................9

2.1.1 Pemasaran..................................................................................9

2.1.2 Produk.....................................................................................17

ix
2.1.3 Merek......................................................................................25

2.1.4 Efektifitas................................................................................28

2.1.5 Komunikasi.............................................................................30

2.1.6 Merek......................................................................................34

2.1.7 Penyebab Rendahnya Respon CRI (Customer Respon Index)38

2.2 Penelitian Terdahulu...........................................................................40

2.3 Kerangka Pemikiran............................................................................56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................59

3.1 Metode yang Digunakan.....................................................................59

3.2 Variabel Operasional...........................................................................60

3.3 Sumber dan Cara Pengumpulan Data.................................................63

3.3.1 Sumber Data............................................................................63

3.4 Waktu dan Lokasi Pengumpulan Data................................................64

3.4.1 Populasi dan Sampel...............................................................65

3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel...................................................66

3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................67

3.6 Uji Keabsahan Data.............................................................................67

3.7 Alat Analisis........................................................................................69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................70

4.1. Sejarah Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk......................70

4.1.1 Visi, Misi Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.....72

4.1.2 Produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk..............................72


x
4.1.3 Sejarah Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group). . .77

4.1.4 Visi, Misi Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group)78

4.1.5 Produk Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group)....79

4.2 Uji Reliabilitas....................................................................................79

4.2.1 Uji Reliabilitas Mie Instan Cup Pop Mie................................79

4.2.2 Uji Reliabilitas Mie Instan Sedaap Cup..................................81

4.3 Deskriftif Karakteristik Responden.....................................................82

4.3.1 Profil Responden Mie Instan Cup Pop Mie............................82

4.3.2 Asal Informasi Mengenai Merek Mie Instan Cup yang

Digunakan...........................................................................................87

4.5. Hasil dan Pembahasan Komunikasi Merek Mie Instan Cup Pop Mie88

4.5.1. Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden.......................88

4.5.2. Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden.................88

4.5.3. Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden.........................89

4.5.4. Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden........90

4.5.5. Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden................91

4.4 Hasil dan Pembahasan Komunikasi Merek Mie Instan Cup Sedaap . 95

4.4.1 Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden.......................95

4.4.2 Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden.................96

4.4.3 Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden.........................97

4.4.4 Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden........97

4.4.5 Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden................98


xi
4.5 Perbandingan Hasil Perhitungan CRI Mie Instan Cup Pop Mie dan

Sedaap...............................................................................................103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................104

5.1 Kesimpulan.......................................................................................104

5.2 Saran..................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................107

LAMPIRAN........................................................................................................109

xi
i
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Product Life Cycle..............................................................................22

Gambar 2.2 Fungsi Komunikasi............................................................................32

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran...........................................................................58

Gambar 4.1 Customer Responses Index Mie Instan Cup Pop Mie di

Kecamatan Cakung...........................................................................92

Gambar 4.2 Customer Responses Index Mie Instan Cup Sedaap di

Kecamatan Cakung.........................................................................100

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data TahunBerdiri Mie Instan Cup di Indonesia.....................................2

Tabel 1.2 Konsumsi Mie Instan Cup di Indonesia...................................................3

Tabel 1.3 Top Brand Award MieInstan Cup Tahun 2019-2023..............................4

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................40

Tabel 3.1 Oprasional Variabel...............................................................................61

Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Kecamatan............................................83

Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.......................................84

Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Usia.......................................................84

Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran per-bulan..........................85

Tabel 4.5 Konsumsi Mie Instan Cup di Indonesia.................................................86

Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Info Mie Instan Cup yang

digunakan..........................................................................................87

Tabel 4.7 Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden Mie Instan Cup

Pop Mie.............................................................................................88

Tabel 4.8 Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden Mie Instan Cup

Pop Mie.............................................................................................89

Tabel 4.9 Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden Mie Instan Cup Pop

Mie....................................................................................................89

Tabel 4.10 Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden Mie

Instan Cup Pop Mie..........................................................................90

xiv
Tabel 4.11 Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden Mie Instan

Cup Pop Mie.....................................................................................91

Tabel 4.12 Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden Mie Instan Cup

Sedaap...............................................................................................96

Tabel 4.13 Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden Mie Instan

Cup Sedaap.......................................................................................96

Tabel 4.14 Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden Mie Instan Cup

Sedaap...............................................................................................97

Tabel 4. 15 Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden Mie

Instan Cup Sedaap.............................................................................98

Tabel 4. 16 Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden Mie Instan

Cup Sedaap.......................................................................................98

Tabel 4.17 Perbandingan Hasil CRI Mie Instan Cup Pop Mie dan Sedaap.........103

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian.........................................................................110

Lampiran 2 Buku Kode........................................................................................113

Lampiran 3 Profil Responden..............................................................................114

Lampiran 4 Jawaban Responden Mengenai Mie Instan Cup Pop Mie................117

Lampiran 5 Jawaban Responden Mengenai Mie Instan Cup Sedaap..................120

Lampiran 6 Uji Reliabilitas Data Kuesioner Pop Mie.........................................123

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Data Kuesioner Mie Sedaap Cup............................126

Lampiran 8 Lembar Kegiatan Konsultasi Bimbingan Skripsi Mahasiswa..........129

Lampiran 9 Data Riwayat Hidup Penulis............................................................130

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Saat ini, kemajuan dalam teknologi pengolahan dalam lingkup bisnis

semakin beragam, sementara ragam produk makanan sebagai kebutuhan

utama di Indonesia terus mengalami perkembangan. Terlihat juga adanya

peningkatan makanan pengganti yang bermunculan. Sebagai negara dengan

populasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki kebutuhan pangan

yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi warganya. Oleh

karena itu, populasi yang besar membuat masyarakat Indonesia menjadi

pasar yang sangat menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan. Setiap

perusahaan bersaing dengan keras untuk memenangkan pasar dengan

menerapkan beragam strategi yang dapat memengaruhi perilaku konsumen

dan preferensi mereka terhadap suatu produk.

Seperti yang diketahui, Indonesia terdiri dari lima pulau utama, yakni

Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Papua, di mana setiap daerah dan

pulau memiliki keunikan dan kebudayaan yang berbeda-beda. Hal yang serupa

terjadi pada masakan lokal, di mana setiap pulau dan daerah, bahkan di satu

pulau yang memiliki banyak daerah, memiliki ragam selera kuliner yang

berbeda. Inilah Indonesia, yang meskipun penuh dengan keragaman, tetap

mempersatukan.

1
2

Dengan perkembangan zaman dan peningkatan mobilitas yang signifikan

di antara penduduk Indonesia yang begitu ramai, serta keterlibatan mereka

dalam berbagai kegiatan dan aktivitas, mereka cenderung memilih makanan

yang dapat disantap dengan cepat, seperti makanan cepat saji. Salah satu jenis

alternatif makanan cepat saji yang populer adalah mie instan dalam kemasan

cup.

Dengan adanya perubahan zaman dan peningkatan mobilitas yang tinggi di

antara populasi yang besar di Indonesia, serta partisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan dan aktivitas, mereka cenderung memilih makanan yang mudah

disajikan dan dikonsumsi dengan cepat, seperti makanan siap saji. Salah satu

alternatif populer dari jenis makanan siap saji tersebut adalah mie dalam

kemasan cup. Berikut ini merupakan Tabel 1.1 yang memuat Data Tahun

Pendirian Mie Instan Cup di Indonesia:

Tabel 1.1
Data Tahun Berdiri Mie Instan Cup di Indonesia

NO PRODUK TAHUN
1 POP MIE 1991
2 ABC 1991
3 GAGA 100/MIE 100 2000
4 MIE SEDAAP CUP 2013

Sumber: Diolah oleh Penulis (2023)


3

Berdasarkan table 1.1 di atas dapat dilihat bahwa Pop Mie Cup berdiri

pada tahun 1991, Mie Sedaap Cup berdiri pada tahun 2013, mie ABC cup

berdiri pada tahun 1991, dan Mie 100/Gaga 100 berdiri pada tahun 2000.

Berikut tabel 1.2 dibawah ini berdasarkan Data Badan Pusat Statistik

konsumsi mie instan di Indonesia tahun 2022.

Tabel 1.2
Konsumsi MieInstan Cup di Indonesia
NO PRODUK PERSEN
1 POP MIE 75%
2 MIE SEDAAP CUP 39%
3 MIE ABC 17%
4 SAMSYANG 11%
5 NISSIN CUP NOODLES 7%
Sumber :goodstats.id

Berdasarkan tabel 1.2 diatas konsumsi mie instan cup pada masing-

masing produk pada tahun 2022 tahun semakin meningkat. Pada peringkat

ke 1 di duduki oleh mie instan cup merek Pop Mie dengan 75%, posisi ke 2

di susul dengan Mie Sedaap Cup 39%, posisi ke 3 Mie ABC sebanyak 17%,

dan Mie Samyang 11% pada posisi ke 4, sedangkan posisi terakhir di isi

oleh mie instan cup Nisin Cup Noodles dengan 7%. Maka banyak para

pengusaha yang mulai melirik usaha dibidang bisnis makanan khususnya

makanan cepat saji atau makan aninstan.

Kebutuhan yang dibutuhkan oleh konsumen untuk memenuhi keinginan

dalam segi makanan yang cepat saji atau instan di zaman modern seperti

saat ini sangatlah beragam, maka semakin meningkatnya jumlah maupun


4

jenisnya. Hal ini yang mendorong para pengusaha dibidang makanan cepat

saji atau instan khususnya di bidang mie instan agar berlomba-lomba untuk

memperkenalkan produk yang mereka perdagangkan. Produk atau jasa yang

dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam pemasarannya tidak mungkin

dengan sendirinya dikenal oleh konsumen tanpa adanya kegiatan

pengenalan produk yang sering disebut promosi.

Tabel 1.3
Top Brand Award MieInstan Cup Tahun 2019-2023
BRAND AWARD
MEREK
2019 2020 2021 2022 2023
POP MIE 46% 41% 53,8% 54,2% 56,1%
MIE SEDAAP CUP 0 40% 35,3% 34,8% 35,3%
ABC 6,4% 8,2% 7% 6,4% 3,2%
GAGA 100/MIE 100 0 0 0 3,1% 2,5%
Sumber : Top Brand Award (www.topbrand-award.com)

Dapat dilihat dari table 1.3 bahwa index persentase TOP Brand Pop Mie

pada tahun 2019 sebesar 46% dan pada tahun 2020 sebesar 41%, yang

berarti terjadi penurunan sebesar 5%, pada tahun 2021 sebesar 53,8% yang

berarti terjadi kenaikan sebesar 12,8%, pada tahun 2022 sebesar 54,2% yang

berarti terjadi kenaikan sebesar 0.4% dan pada tahun 2023 sebesar 56,1%

yang berarti terjadi kenaikan sebesar 1,9%.

Dapat dilihat dari table 1.3 bahwa index persentase TOP Brand ABC

pada tahun 2019 sebesar 6,4% dan pada tahun 2020 sebesar 8,2%, yang

berarti terjadi kenaikan sebesar 1,8%, dan pada tahun 2021 sebesar 7% yang

berarti terjadi penurunan sebesar 1,2%. Pada tahun 2021 sebesar 6,4% yang
5

berarti terjadi penurunan sebesar 0.6% dan pada 2023 3,2% yang berarti

terjadi penurunan yang signifikan sebesar 3,2%.

Hasil survey dari www.topbrand-award.com memperlihatkan rating

produk mie cup yang masuk kedalam top brand award (merek-merek yang

tergolong sebagai merek yang top) pada tahun 2019-2023, menjelaskan

bahwa Top Brand Award produk mie instan cup paling rendah disamping

produk lain-lain dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah gaga 100/mie

100 disusul dengan ABC. Pada urutan kedua terdapat Mie Sedaap Cup dan

Top Brand Award tertinggi selama 5 tahun terakhir adalah Pop Mie.

Sedangkan sisanya dikuasai oleh produk mie instan cup lainnya.

Bermacam-macam merek mie instan cup beredar luas di pasaran ini

mengakibatkan konsumen untuk memilih berbagai pilihan dari berbagai

macam produk mie instan cup yang ada di pasaran yang akan di konsumsi

oleh konsumen. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha

dibidang makanan cepat saji atau insta khususnya dibidang mie instan cup

untuk menarik minat konsumen untuk membeli mie instan cup yang di

produk siperusahaan tersebut.

Dalam menghadapi persaingan, perusahaan Mie Instan Cup berusaha

memperkuat bisnisnya dengan terus berinovasi, yang pada gilirannya akan

berdampak pada keberadaan mereka di pasar serta mempertahankan

loyalitas pelanggan.

Dalam hal ini perusahaan bukan saja harus mampu memberikan

berbagai nilai atau benefit untuk membuat pelanggan memilih merek, tetapi
6

perusahaan juga harus terus-menerus melakukan berbagai upaya untuk

membangun merek dan memuaskan pelanggan dengan produk atau jasanya.

Menurut Keller (sebagaimana dikutip dalam Priansa, 2017: 242), merek

dapat dipandang sebagai titik awal atau sumber dari suatu produk yang

membedakannya dari produk lain. Produk meliputi barang fisik, layanan,

lokasi ritel, platform online, individu, asosiasi, tempat, atau gagasan,

sementara merek terkait dengan produk tertentu tetapi juga menambahkan

dimensi yang membedakannya dari produk serupa. Dengan memiliki merek

yang kuat, perusahaan dapat lebih mudah memposisikan produk dan merek

tersebut dalam pikiran konsumen, yang pada gilirannya dapat membantu

dalam menarik pelanggan dan meraih pangsa pasar.

Merek berfungsi sebagai sarana identifikasi dan acuan bagi konsumen.

Hanya dengan menyebut suatu merek, konsumen akan merasakan panduan,

jaminan, kekuatan, keyakinan, dan harapan bahwa keinginannya akan

terpenuhi. Konsumen cenderung memiliki minat, penerimaan, dan

preferensi yang tinggi terhadap merek yang dianggap memiliki reputasi

yang baik atau memiliki ekuitas merek yang kuat (Durianto, 2018:1).

Semakin kuat ekuitas merek dari suatu produk atau layanan, semakin besar

daya tariknya terhadap konsumen untuk memilih produk atau layanan

tersebut.

Dapat kita lihat dari data tabel 1.1 bahwa mie Sedaap Cup merupakan

merek mie instan cup yang tergolong baru di Indonesia. Akan tetapi, jika

kita lihat lagi di tabel 1.2 dan tabel 1.3 mie instan cup merek Sedaap Cup ini
7

sudah mampu bersaing di pasaran dan menempati posisi ke 2 menyusul para

pesaingnya terdahulu

Dari masalah yang ada tersebut membuat penelitian ini lebih

menekankan tentang persepsi konsumen mengenai komunikasi merek Pop

Mie dan mie Sedaap Cup. Dengan judul penelitian “Perbandingan

Efektivitas Komunikasi Merek (Brand Communication) Mie Instan Cup

Pop Mie dan Sedaap Cup di Jakarta Timur Berdasarkan Metode

Customer Response Index (CRI) “(Survey pada Konsumen di Jakarta

Timur ).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang telah disebutkan sebelumnya,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan

efektivitas komunikasi merek (Brand Communication) antara Mie Instan

Cup Pop Mie dan Mie Sedaap Cup di Jakarta Timur dengan menggunakan

Metode Customer Response Index (CRI)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbandingan Efektivitas

Komunikasi Merek (Brand Communication) Mie Instan Cup Pop Mie dan

Mie Sedaap di Jakarta Timur Berdasarkan Metode Customer Response

Index (CRI)
8

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini meliputi kegunaan secara teoritis dan

kegunaan secara praktis yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Secara Teoritis

Penelitian ini diyakini akan memberikan keuntungan secara hipotetis,

pada dasarnya dapat bermanfaat sebagai komitmen terhadap Pendidikan

mengenai perbandingan efektivitas komunikasi merek (brand

communication) mie instan cup Pop Mie dan mie Sedaap Cup di Jakarta

Timur. Penelitian Pemeriksaan ini juga diyakini akan bermanfaat bagi

para pembaca dan dapat menyumbangkan pemikiran bagi mereka yang

memiliki permasalahan serupa atau ingin mengadakan penelitian lebih

lanjut.

2) Aspek Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini pada hakikatnya dapat menyumbangkan

pemikiran untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

pemecahan masalah yang berkaitan dengan perbandingan efektivitas

komunikasi merek (brand communication) mie instan cup di Jakarta

Timur bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang industri atau jasa

konsumen, dan sebagai bahan masukan bagi pengambilan keputusan

guna menentukan kebijaksanaan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pemasaran

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menyangkut dengan semua kegiatan manusia

yang berlangsung dalam hubungannya dengan pasar, dan

secara tidak langsung pasar adalah tempat untuk mengetahui

potensi perdagangan, misalnya pedagang melacak pembeli,

menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merencanakan

barang yang tepat, menentukan harga yang tepat, menyimpan

dan memajukan barang – barang yang ditentukan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli, , dengan cara ini

dalam memilih barang atau administrasi gagasan tentang nilai

dan pemenuhan yang diharapkan selalu diikuti,oleh , dengan

asumsi bahwa pasar untuk tenaga kerja dan produk yang

ditawarkan sangat dipengaruhi oleh pembeli maka pebisnis juga

harus mengerjakan sifat barang tersebut.

Menurut Kotler dalam Sudaryono (2016:41), “Pemasaran

adalah adalah sebuah siklus sosial dan administratif dimana

orang-orang dan perkumpulan mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan

9
10

inginkan melalui penciptaan dan perdagangan barang-barang

yang bernilai satu sama lain”.

Menurut Manap (2016:5), “Pemasaran adalah suatu proses

pengaturan dan pelaksanaan originasi, estimasi, jaminan proses

produk, pengembangan dan area atau peredaran, serta siklus

sosial dan administratif untuk mencapai tujuan”.

Menurut Sumarwan (2015:17), “ Pemasaran adalah adalah

suatu tindakan membedakan kebutuhan pembeli, kemudian pada

titik itulah menciptakan tenaga kerja dan produk yang

dibutuhkan pelanggan dan meyakinkan pembeli bahwa mereka

memerlukan tenaga kerja dan produk tersebut, sehingga

terjadilah pertukaran atau perdagangan antar pembuat antara

produsen dengan konsumen”.

Pemasaran merupakan peranan penting dalam peningkatan

prosedur. Pemasaran merupakan sebuah tindakan yang tidak

bisa dipisahkan dalam pola pikir tersebut, dengan menampilkan

sebuah organisasi mampu menjaga daya tahannya dan

menyebarkan informasi serta menyampaikan dampak dari

produknya.

2. Manajemen Pemasaran

Kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi harus

dikoordinasikan secara terpadu dan memerlukan pelaksanaan

promosi administrasi yang terfokus pada


11

kepuasan pelanggan. Organisasi mempunyai tingkatan

ketertarikan yang ideal terhadap produknya. Pada saat tertentu,

mungkin tidak ada minat, minat yang memuaskan, minat

sporadis, atau jumlah minat yang berlebihan dan dewan promosi

harus mencari cara untuk mengelola berbagai situasi

kepentingan ini. Manajemen pemasaran memperhatikan tidak

hanya berkaitan dengan menemukan dan memperluas,

permintaan, namun juga dengan mengubah atau bahkan

mengurangi minat.

Menurut Kotler dan Armstrong dalam Manap (2016:79),

manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: “Marketing

management is the analysis, planning, implementation and

control of programs designed to create, build, and maintain

beneficial exchanges with target buyers for the purpose of

achieving organizational objectives”. Artinya manajemen

pemasaran adalah kegiatan menganalisis, merencanakan,

mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan

(program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

Assauri (2016:12), “menjelaskan manajemen pemasaran

merupakan kegiatan memeriksa, mengatur, melaksanakan dan

mengendalikan program-program yang dibuat untuk


12

membingkai, mengarang, dan menjaga manfaat dari

perdagangan melalui sasaran pasar untuk mencapai tujuan

tujuan otoritatif (organisasi) dalam jangka panjang”.

Menurut Schultz dalam Manap (2016:79), “Marketing

management is the planning, direction and control of the entire

marketing activity of a firm or division of a firm”. Yang artinya

manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan dan

pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun

bagian dari perusahaan.

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa fungsi dari

manajemen pemasaran adalah mencakup proses yang

melibatkan pemeriksaan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengelolaan serta pengendalian kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh suatu organisasi. Kegiatan ini diharapkan dapat

menghasilkan perdagangan yang diinginkan, termasuk

kebutuhan akan tenaga kerja dan produk yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan atau keinginan konsumen.

3. Konsep Inti Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang

menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan pelanggan merupakan

syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan

(Assauri, 2017: 76).


13

Tiga unsur pokok konsep pemasaran antara lain:

1) Orientasi pada pelanggan. Perusahaan yang

memperhatikan pelanggan harus:

a) Menyusun atau mengidentifikasi kebutuhan dasar (basic

needs) dari konsumen yang akan dilayani dan

memastikan bahwa kebutuhan tersebut terpenuhi.

b) Memilih segmen pasar yang akan menjadi target

penjualan, karena tidak memungkinkan untuk

memenuhi semua kebutuhan konsumen, maka

perusahaan harus mengidentifikasi kelompok pembeli

tertentu, bahkan memenuhi kebutuhan khusus dari

segmen tersebut.

c) Menetapkan strategi produk dan pemasaran. Dalam

rangka memenuhi kebutuhan yang beragam dari segmen

pasar yang telah dipilih, perusahaan dapat

mengembangkan berbagai jenis produk dan model

bisnis yang berbeda, serta memasarkannya melalui

program pemasaran yang berbeda-beda.

d) Melakukan survei atau studi pada pelanggan untuk

mengukur, mengevaluasi, dan menafsirkan kebutuhan,

sikap, serta perilaku mereka.

2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

(integrated marketing). Pengintegrasian kegiatan pemasaran

berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam

pemasaran turut berkecimpung dalam suatu usaha yang


14

terkoordinir untuk memberikan kepuasan pelanggan, supaya

tujuan perusahaan dapat direalisir.

3) Kepuasan konsumen (customer satisfaction). Tujuan dari

konsep pemasaran ini adalah untuk meningkatkan hubungan

dengan konsumen, karena hubungan yang lebih baik

memberikan manfaat bagi perusahaan dan dapat

meningkatkan profitabilitas. Dengan meningkatnya

profitabilitas, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang,

serta memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi

kepada pelanggan.

4. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan peranan

penting dalam pemasaran yang dapat menghubungkan

konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Bauran pemasaran juga merupakan suatu strategi penjualan atau

promosi serta strategi untuk menentukan harga agar dapat

menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan didalam

suatu pasar. Berikut ini adalah pengertian bauran pemasaran

menurut para ahli:

Menurut Kotler dan Keller dalam Priansa (2017:38),

“Bauran pemasaran adalah sekumpulan alat perangkat yang

dapat digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya dalam pasar sasarannya”.


15

Menurut Assauri (2016:180), “Marketing mix merupakan

kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari

system pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau

konsumen”.

Menurut Alma dalam Priansa (2017:38), menyatakan bahwa

bauran pemasaran adalah “Suatu sistem untuk memadukan

latihan menampilkan untuk menemukan perpaduan terbaik guna

menciptakan hasil yang baik”.

Kotler dan Amstrong dalam Priansa (2017:38) menjelaskan

empat komponen dalam bauran pemasaran barang, yaitu sebagai

berikut :

1) Product (Produk)

Produk merupakan sarana kompetitif untuk memisahkan

item organisasi dari item pesaing, sementara konfigurasi

dapat menambah kenyamanan atau keunggulan item dan

gayanya.

2) Price (Harga)

Harga adalah seberapa besar nilai yang pembeli

perdagangkan untuk keuntungan membeli atau

memanfaatkan suatu barang yang tidak ditentukan oleh

pembeli dan pedagang melalui tawar- menawar atau

ditetapkan oleh pedagang dengan harga yang sama untuk

semua pembeli.
16

3) Place (Distribusi)

Kebanyakan produsen menggunakan perantara untuk

memasarkan produk, khususnya barang dengan cara

membangun suatu saluran distribusi, yaitu kumpulan

asosiasi yang bergantung pada kontribusi mereka dalam

proses yang membuat suatu barang dapat diakses untuk

digunakan atau dimanfaatkan oleh pembeli atau klien

modern.

4) Promotion (Promosi)

Promosi adalah suatu unsur yang digunakan untuk

memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau

jasa yang baru pada perusahaan, hak dengan iklan,

penjualan pribadi, promosi penjualan, ataupun dengan

publisitas. Berdasarkan penjelasan mengenai marketing mix

tersebut, maka diketahui bahwa marketing mix terdiri atas

beberapa komponen. Marketing mix untuk produk barang

lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place,

Promotion). Komponen yang terdapat di dalam marketing

mix tersebut saling mendukung dan mempengaruhi satu

sama lain. Komponen tersebut dapat menentukan

permintaan dalam suatu bisnis dengan menggunakan unsur-

unsur bauran pemasaran tersebut maka perusahaan akan

memiliki keunggulan kompetitif dari pesaing karena dengan


17

penerapan bauran pemasaran yang efektif dan efisien maka

suatu proses keputusan pembelian pun akan lebih memilih

kepada produk perusahaan.

2.1.2 Produk

1. Pengertian Produk

Menurut Abdullah (2017:153) produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menonjol, dibeli,

dimanfaatkan atau dikonsumsi dan dapat memenuhi suatu

kebutuhan.

Menurut Limakrisna (2017:71) mendefinisikan sesuatu yang

bisa ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi sesuatu

kebutuhan atau keinginan yang meliputi physical goods, service,

experience, events, people, place, organization, information,

ideas.

Menurut Sunyoto (2014:69) “produk adalah sesuatu yang

ditawarkan dan dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

pembelinya”.

Jadi yang dimaksud produk itu bukan hanya dalam kerangka

berpikir sesuatu yang substansial, seperti makanan, pakaian, dan

lain-lain, tetapi juga sesuatu yang non-materi seperti

administrasi. Semuanya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan

dan keinginan pembeli. Konsumen tidak hanya


18

membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), akan

tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (want). Misalnya

membeli bentuk baju, model, warna, merek, dan harga yang

menimbulkan/mengangkat prestis.

2. Tingkatan Produk

Saat ini, perusahaan tidak hanya bersaing berdasarkan

produk yang mereka hasilkan, tetapi juga bersaing dalam hal

atribut tambahan yang terkait dengan produk, seperti kemasan,

layanan, promosi, kebijakan kredit, pengiriman, dan faktor-

faktor lain yang dapat memberikan keuntungan kepada

konsumen. Saat ini, perusahaan tidak hanya bersaing

berdasarkan produk yang mereka hasilkan, tetapi juga bersaing

dalam hal atribut tambahan yang terkait dengan produk, seperti

kemasan, layanan, promosi, kebijakan kredit, pengiriman, dan

faktor-faktor lain yang dapat memberikan keuntungan kepada

konsumen.

Dari sudut pandang ini kita dapat melihat bahwa ada

beberapa tingkatan produk, pada tingkatan ada nilai tambahnya,

seperti diungkap oleh Kotler dalam Manap (2016:257) yaitu:

a. Pada tingkat penting adalah manfaat utama, khususnya layanan

atau manfaat yang sebenarnya dibeli pelanggan.

b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah keunggulan

pusat menjadi item penting.

c. Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan barang normal,

kumpulan karakteristik dan kondisi yang biasanya diharapkan

pembeli ketika mereka membeli barang ini.


19

d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk

tambahan (augmented product) yang melebihi harapan

pelanggan.

e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product),

yang mencakup setiap kemungkinan perluasan dan perubahan

yang mungkin terjadi pada suatu item atau penawaran mulai saat

ini.

3. Klasifikasi Produk

Produk dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu

produk konsumen yang digunakan oleh pembeli akhir atau

disebut juga sebagai produk konsumen, dan produk industri,

yaitu produk yang dikhususkan untuk digunakan oleh industri.

Kotler, seperti yang dijelaskan dalam buku Rangkuti

(2016:210), memaparkan beberapa contoh produk industri,

antara lain:

1. Barang Konsumen

Barang konsumen terbagi 4, yaitu barang convenience,

barang shopping, barang khusus, dan barang unsought.

a. Barang Convenience

Barang Convenience merupakan produk yang sering

dibeli oleh konsumen secara berulang, dengan cepat dan

tanpa perbandingan serta usaha yang berarti.


20

Umumnya, Barang Convenience memiliki harga yang

terjangkau dan dipasarkan di berbagai lokasi oleh para

pemasar.

b. Barang Shopping

Barang Shopping merupakan produk yang dibandingkan

berdasarkan kualitas, harga, dan gaya dalam proses

pemilihan dan pembelian. Konsumen cenderung

menghabiskan lebih banyak waktu dan usaha dalam

mengumpulkan informasi dan melakukan perbandingan

sebelum membuat keputusan pembelian.

c. Barang Khusus

Barang Khusus merupakan produk dengan

karakteristik unik atau langka, di mana sekelompok

pembeli bersedia melakukan usaha khusus untuk

memperolehnya. Pembeli tidak melakukan perbandingan

antara produk serupa, namun lebih memilih

menghabiskan waktu untuk menemui penyalur yang

menyediakan barang yang diinginkan. Penyalur tidak

bergantung pada lokasi strategis, tetapi harus

menginformasikan kepada calon pembeli mengenai lokasi

mereka.

d. Barang Unsought

Barang Unsought adalah barang-barang yang tidak

diketahui konsumen atau tidak diketahui secara normal


21

oleh konsumen. Konsumen tidak terpikir untuk

membelinya. Produk baru seperti detektor asap dan

pengolah makanan adalah barang-barang unsought hingga

konsumen harus diberitahu tentang produk itu melalui

iklan.

2. Barang industri

a. Bahan baku dan suku cadang merujuk pada barang-

barang yang digunakan sepenuhnya dalam produksi suatu

produk. Jenis barang ini dapat dibagi menjadi dua

kategori, yaitu bahan mentah dan bahan baku serta suku

cadang hasil manufaktur.

Bahan mentah terbagi menjadi dua kelas utama, yakni

produk pertanian dan produk alam. Sementara bahan baku

dan suku cadang hasil manufaktur dibagi menjadi dua

kategori, yaitu bahan baku komponen yang umumnya

diolah lebih lanjut, dan suku cadang komponen yang

dimasukkan ke dalam produk akhir tanpa perubahan

bentuk.

b. Barang Modal adalah barang-barang tahan lama yang

memudahkan pengembangan atau pengelolaan produk

akhir. Barang modal meliputi dua kelompok, yaitu

instalasi dan peralatan. Instalasi terdiri atas bangunan


22

(misalnya pabrik dan kantor) dan peralatan (misalnya

generator, bor, komputer mainframe).

4. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)

Siklus hidup produk merupakan konsep penting yang

memberikan pemahaman tentang tahapan-tahapan penting suatu

produk. Seperti halnya manusia, suatu produk juga memiliki

siklus atau daur hidup. Siklus hidup produk merujuk pada

rangkaian yang menggambarkan sejarah suatu produk mulai dari

diperkenalkan ke pasar hingga akhirnya ditarik dari pasar.

Konsep siklus hidup produk ini menjadi penting dalam strategi

pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam

tentang elemen-elemen kritis suatu produk. Menurut Daryanto

(2011:57): "Siklus hidup suatu produk adalah perjalanan dan

manfaat suatu produk selama masa hidupnya”.

Sumber Kotler dan Keller (2009)

Gambar 2.1 Product Life Cycle


23

a. Tahap perkenalan (introduction)

Pada tahap ini, barang mulai Pada fase ini, produk mulai

diperkenalkan dalam jumlah besar meskipun tingkat

penjualannya masih belum signifikan. Umumnya, produk

yang ditawarkan adalah produk baru yang benar-benar

segar. Karena masih berada dalam tahap awal, biaya yang

dikeluarkan cenderung tinggi, terutama biaya periklanan.

Upaya promosi harus agresif dan fokus pada membangun

merek penjual. Selain itu, distribusi produk masih terbatas,

dan keuntungan yang diperoleh masih terbatas.

b. Tahap pertumbuhan (growth)

Selama fase pertumbuhan ini, penjualan dan profitabilitas

akan meningkat secara signifikan. Seiring dengan

peningkatan permintaan dan kesadaran masyarakat terhadap

produk, upaya promosi perusahaan tidak perlu seagresif

tahap sebelumnya. Persaingan menjadi lebih ketat karena

pesaing mulai masuk ke pasar. Salah satu pendekatan untuk

memperluas dan meningkatkan distribusi adalah dengan

menurunkan harga jual.

c. Tahap menjadi dewasa (maturity)

Pada fase kedewasaan, terlihat bahwa penjualan masih

mengalami pertumbuhan dan tetap stabil pada tahap

berikutnya.
24

Saat memasuki tahap ini, laba produsen dan pengecer mulai

menurun. Persaingan harga menjadi sangat intens,

mendorong perusahaan untuk memperkenalkan model

produk baru. Pada tahap kedewasaan ini, upaya periklanan

seringkali ditingkatkan kembali untuk menghadapi

persaingan yang meningkat.

d. Tahap menurun (decline)

Ketika hampir semua jenis produk yang diproduksi oleh

perusahaan mengalami penurunan atau usang dan

memerlukan pergantian dengan produk baru, tahap ini

mendorong perlunya produk baru untuk segera dipasarkan

guna menggantikan produk lama yang sudah usang.

Meskipun jumlah pesaing telah berkurang, pengawasan

biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah

menurun secara signifikan. Jika produk lama tidak segera

ditinggalkan tanpa penggantian dengan produk baru, maka

perusahaan hanya dapat beroperasi dalam pasar yang sangat

terbatas. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan oleh

manajemen ketika terjadi penurunan penjualan antara lain:

1) Memperbarui produk untuk memperbaharui fungsionalitasnya.

2) Meninjau kembali dan memperbaiki program

pemasaran serta program produksinya untuk

meningkatkan efisiensi.
25

3) Menghapus varian yang kurang diminati, warna, dan

model yang kurang sukses.

4) Menghentikan produksi dan penjualan barang tersebut


sepenuhnya.
2.1.3 Merek

1. Pengertian Merek

Era globalisasi membawa peluang dan tantangan baru bagi

perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, globalisasi

memperluas peluang pasar bagi perusahaan-perusahaan di

Indonesia. Namun, di sisi lain, fenomena ini juga menimbulkan

persaingan yang semakin ketat, baik di antara perusahaan

domestik maupun perusahaan asing.

Menurut UU merek No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam

Priansa (2017:242) mendefinisikan merek adalah “tanda yang

berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki

daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang atau jasa.

Menurut Afif sebagaimana dikutip dalam Sadat (2009:18),

merek dijelaskan sebagai kumpulan citra dan pengalaman yang

kompleks dalam benak pelanggan, yang menyampaikan harapan

terkait manfaat yang akan diperoleh dari suatu produk yang

diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu.


26

Menurut Aaker sebagaimana dikutip dalam buku yang

diterbitkan pada tahun 2018 (halaman 9), merek didefinisikan

sebagai nama atau simbol yang berfungsi sebagai pembeda,

seperti logo, cap, atau kemasan, yang bertujuan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau kelompok

penjual tertentu. Hal ini membedakan barang atau jasa tersebut

dari produk dan layanan yang diproduksi oleh pesaing-

pesaingnya.

Maksud pemberian merek adalah untuk mengidentifikasi

produk atau layanan yang dihasilkan agar berbeda dari produk

atau layanan yang dihasilkan oleh pesaing.

Di samping itu, merek juga bisa dijelaskan dengan cara-cara

lain, seperti:

a. Nama merek (brand name) adalah bagian dari merek yang

dapat diucapkan, contohnya, Pepsodent, BMW, Toyota, dan

lain sebagainya.

b. Brand mark (tanda merek) adalah komponen dari merek yang

dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti simbol

desain huruf atau warna tertentu, contohnya, logo Toyota,

gambar tiga berlian Mitsubishi.

c. Trademark (tanda merek dagang) adalah suatu merek atau

bagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena

kemampuannya untuk membedakan sesuatu yang khas.

Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak khususnya

untuk menggunakan nama merek (brand mark).


27

d. Copyright (hak cipta) adalah hak istimewa yang dijamin oleh

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan

menjual karya tulis, musik, atau seni.

Oleh karena itu, merek adalah janji dari penjual untuk secara

konsisten menyediakan fitur, manfaat, atau layanan tertentu

kepada pembeli. Merek terbaik akan memberikan jaminan

kualitas. Namun, pemberian nama atau merek pada suatu produk

seharusnya bukan hanya sebagai simbol semata, karena merek

memiliki enam tingkat pengertian, yaitu:

a. Atribut

Setiap merek memiliki karakteristik khusus. Karakteristik ini

perlu dikelola dan dikembangkan agar konsumen dapat

dengan jelas mengetahui atribut-atribut yang terkandung

dalam suatu merek.

b. Manfaat

Di samping atribut, merek juga menawarkan berbagai

manfaat. Konsumen tidak hanya membeli atribut, tetapi juga

membeli manfaat dari produk tersebut.

c. Nilai

Merek juga mencerminkan nilai bagi produsen. Merek yang

memiliki harga tinggi akan dianggap bernilai tinggi oleh

konsumen sebagai merek yang mewah, yang mencerminkan

citra pengguna merek tersebut.

d. Budaya
28

Merek juga mencerminkan budaya tertentu. Sebagai contoh,

Mercedes mencerminkan budaya Jerman yang terorganisir

dengan baik, memiliki efisiensi kerja yang tinggi, dan selalu

menghasilkan produk berkualitas tinggi.

e. Kepribadian

Merek juga memiliki karakter, yang mencerminkan

karakteristik penggunanya. Dengan menggunakan merek

tertentu, diharapkan kepribadian pengguna akan tercermin

melalui merek yang mereka pilih.

2.1.4 Efektifitas

1. Pengertian Efektivitas

Menurut Ravianto sebagaimana dikutip dalam buku yang

dikarang oleh Masruri (2014), efektivitas dapat diartikan sebagai

seberapa baik suatu pekerjaan dilaksanakan, sejauh mana

seseorang mampu menghasilkan keluaran sesuai dengan harapan

yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa jika suatu pekerjaan

diselesaikan sesuai dengan perencanaan yang baik, baik dalam

hal waktu, biaya, maupun mutu, maka pekerjaan tersebut dapat

dianggap efektif.

Muhidin dan Maman (2019) mengartikan bahwa efektivitas

juga dihubungkan dengan persoalan bagaimana tujuan atau hasil

yang diperoleh dapat dicapai, kemudahan atau keunggulan dari

hasil yang diperoleh, derajat kekuatan praktis dari komponen

atau bagiannya, serta masalah tingkat pemenuhan klien.


29

Bungkaes (2013) mengemukakan bahwa efektivitas dapat

diinterpretasikan sebagai keterkaitan antara hasil yang diperoleh

dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian, efektivitas

sebenarnya mencerminkan sejauh mana tingkat kinerja

organisasi, termasuk kebijakan dan prosedurnya, dalam meraih

tujuan yang telah ditentukan.

Secara keseluruhan, efektivitas mencakup pelaksanaan

tugas utama, pencapaian tujuan, keteraturan waktu, serta

partisipasi aktif dari seluruh anggota. Selain itu, efektivitas juga

mencerminkan hubungan yang erat antara tujuan yang telah

ditetapkan dan hasil yang dicapai, menunjukkan sejauh mana

kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dan hasil yang telah

tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

sederhana, efisiensi berarti menjalankan atau menyelesaikan

tugas dengan cara yang benar atau "melakukan hal dengan

benar", sedangkan efektivitas berarti menjalankan atau

menyelesaikan tugas secara sesuai dengan sasaran yang

ditetapkan atau "melakukan hal yang tepat". Tingkat efektivitas

itu sendiri dapat ditentukan oleh bagaimana sasaran dan kegiatan

organisasi terintegrasi secara komprehensif, serta kemampuan

adaptasi organisasi terhadap perubahan dalam lingkungan

sekitarnya.

Mengacu pada penjelasan diatas, maka untuk mencapai

tujuan organisasi secara efektif perlu adanya harmonisasi

kemampuan sumber daya dengan menggunakan sarana yang lain


30
sehingga sasaran yang akan dicapai menjadi jelas. Pencapaian
31

sasaran tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya

keharmonisan.

2.1.5 Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Menurut definisi tersebut, asal-usul kata "komunikasi"

berasal dari Bahasa Latin "communicatio," yang diturunkan dari

kata "communis" yang berarti "sama." Dalam konteks ini,

kesamaan yang dimaksud merujuk pada pemahaman yang sama.

Dengan demikian, komunikasi terjadi ketika individu yang

terlibat memiliki pemahaman yang seragam tentang topik yang

sedang mereka diskusikan. Dengan kata lain, jika para pihak

yang terlibat mampu saling memahami konten yang sedang

dikomunikasikan, maka hubungan antara mereka dapat disebut

sebagai hubungan komunikatif.

Priansa (2017:2) menjelaskan bahwa komunikasi kepada

konsumen melibatkan pertukaran gagasan, masukan, informasi,

dan kritik yang memiliki tujuan spesifik. Pertukaran tersebut

dapat dilakukan secara personal atau tidak langsung melalui

penggunaan simbol-simbol atau sinyal-sinyal. Hal ini bertujuan

agar pesan dari perusahaan atau dari konsumen dapat dipahami

dengan efektif.

Seseorang dapat mempengaruhi sikap, pendapat, atau

perilaku orang lain melalui komunikasi yang


32

Dapat memahami esensi komunikasi untuk pelaksanaan yang

efektif, dapat mengacu pada paradigma Harold Lasswell, yang

menekankan pada pertanyaan "Who says what in which channel

to whom with what effect?" Hal ini menunjukkan bahwa

komunikasi melibatkan lima unsur, yaitu komunikator

(communicator, source, sender), pesan (message), media,

komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient),

dan efek (effect, impact, influence). Dengan demikian,

berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi dapat dipahami

sebagai proses pengiriman pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menghasilkan efek tertentu.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa manusia

pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat bertahan

tanpa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi antar manusia

menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses di mana

seseorang menyampaikan pernyataan kepada orang lain dengan

tujuan tertentu, baik untuk memberi informasi atau untuk

mempengaruhi sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui media.


33

2. Fungsi Komunikasi

Priansa (2017:2) menjelaskan komunikasi memliki sejumlah

fungsi yang strategis. Fungsi komunikasi kepada konsumen

adalah berkaitan dengan hal-hal berikut:

Inovasi

Sumber: Priansa (2017:2)

Gambar 2.2 Fungsi Komunikasi

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan fungsi

komunikasi pada konsumen adalah sebagai berikut:

a) Informasi

Fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan

menyimpan berbagai data, fakta, pesan, serta pendapat yang

terkait dengan konsumen,


34

sehingga perusahaan dapat memahami berbagai kondisi dan

perubahan yang berkaitan dengan evolusi kebutuhan dan

preferensi konsumen. Sebagai contoh, hal ini dapat dilihat

dari pengelolaan informasi dalam database konsumen

Sosialisasi

Salah satu fungsi utama komunikasi adalah sebagai sarana

sosialisasi yang memfasilitasi interaksi langsung antara

perusahaan dan konsumennya. Dengan komunikasi yang

efektif, proses sosialisasi antara perusahaan dan konsumen

menjadi lebih lancar. Sebagai contoh, hal ini terlihat dalam

sosialisasi mengenai praktik menyikat gigi yang benar, yang

didukung oleh kegiatan promosi dari perusahaan.Motivasi

Komunikasi juga sebagai motivasi yang mendorong

konsumen untuk berperilaku tertentu sesuai dengan apa

yang diinginkan oleh perusahaan. Melalui komunikasi yang

baik, konsumen akan termotivasi secara baik pula terhadap

perusahaan. Misalnya, memotivasi konsumen untuk

menggunakan produk perusahaan secara teratur.

b) Kebudayaan

Fungsi komunikasi meliputi kemajuan budaya. Sebagai

contoh, melalui media massa, berbagai produk perusahaan

yang memiliki nilai historis dan teknologi canggih dapat

disebarkan secara luas kepada masyarakat.


35

c) Hiburan

Komunikasi juga berperan sebagai sarana hiburan yang

penting bagi konsumen. Ketika komunikasi dilakukan

dengan cara yang menyenangkan, konsumen merasa

terhibur. Jika perusahaan terlalu serius dalam

menyampaikan komunikasi formal, konsumen bisa merasa

tertekan dan mungkin beralih ke pesaing.

d) Integrasi

Melalui proses komunikasi, tercipta integrasi, yang berarti

komunikasi memiliki kemampuan untuk menyelesaikan

perbedaan antara konsumen satu dengan yang lain, serta

antara perusahaan dan konsumennya. Komunikasi mampu

memfasilitasi terbentuknya pemahaman yang bersama-

sama.

e) Inovasi

Komunikasi juga mendorong timbulnya inovasi. Dalam hal

ini, inovasi muncul sebagai respons terhadap kebutuhan dan

permintaan dari konsumen, sehingga perusahaan dapat

mempertahankan kinerja yang unggul dan bersaing secara

efektif sesuai dengan tuntutan zaman.

2.1.6 Merek

1. Pengertian Merek

Kondisi dan situasi persaingan bisnis yang semakin

kompetitif mendorong setiap perusahaan untuk memiliki merek


36

yang kuat, karena merek yang kuat akan memudahkan

perusahaan untuk memasuki pasar dan berkompetisi pada situasi

persaingan bisnis yang tidak menentu.

Aaker, seperti yang dikutip oleh Priansa (2017:242),

menjelaskan bahwa merek merupakan sebuah nama atau simbol

yang berfungsi untuk membedakan (seperti logo, cap, atau

kemasan) dengan tujuan untuk mengidentifikasi produk atau

layanan dari penjual tertentu atau kelompok penjual tertentu,

sehingga membedakannya dari produk dan layanan yang

ditawarkan oleh para pesaing.

Berdasarkan definisi yang diambil dari UU Merek No. 15

tahun 2001, pasal 1 ayat 1 sebagaimana yang dikutip oleh

Priansa (2017:242), merek adalah sebuah tanda yang bisa berupa

gambar, nama kata, huruf, angka, susunan warna, atau

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki kemampuan

untuk membedakan dan digunakan dalam aktivitas perdagangan

barang atau jasa.

Shimp, seperti yang dikutip dalam Priansa (2017:242),

menyebutkan bahwa merek adalah desain unik dari sebuah

perusahaan atau merek dagang yang membedakan

penawarannya dari produk sejenis yang ada di pasaran.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

merek adalah sesuatu yang mampu membedakan antara produk


37

perusahaan dan produk competitor, pembeda tersebut meliputi

nama, symbol, tanda, dan rancangan, dari setiap merek.

Maksud dari memberikan merek adalah untuk membedakan

produk atau layanan yang dihasilkan, sehingga terlihat berbeda

dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing.

Selain itu merek juga dapat dibagi dalam pengertian lainnya,

seperti:

a. Brand name (nama merek) yang merupakan bagian dari

yang dapat diucapakan misalnya, Pepsodent, BMW, Toyota,

dan sebagiannya.

b. Brand mark (tanda merek) yang merupakan sebagian dari

merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan,

seperti lambing desain huruf atau warna khusus, misalnya:

simbol Toyota, gambar tiga berlian Mitshubishi.

c. Trade mark (tanda merek dagang) adalah suatu merek atau

bagian dari merek yang dilindungi oleh hukum karena

kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang unik.

Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak

istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda

merek).

d. Copy right (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang

dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi,


38

menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya music atau

karya seni.

2. Manfaat Merek

Brand memiliki sejumlah manfaat, menurut Kotler dan

Keller dalam Priansa (2017:243) menyatakan bahwa brand

memberikan beberapa manfaat bagi produsennya, yaitu :

a. Memudahkan perusahaan dalam mengelola produk dan

menelusuri permasalahan yang muncul. Membantu dalam

pengaturan persediaan dan laporan keuangan. Memberikan

perlindungan hukum untuk fitur atau aspek unik dari suatu

produk.

b. Brand name dapat dilindungi melalui perlindungan melalui

pendaftaran merek dagang, proses produksi dapat diberi

perlindungan melalui hak paten, sedangkan kemasan dapat

diberi perlindungan melalui hak cipta dan desain.

c. Hak kekayaan intelektual memastikan bahwa perusahaan

dapat dengan aman menginvestasikan modal dalam merek

dagang dan mengambil keuntungan dari aset berharga tersebut.

Manfaat kelima merek tersebut tidak hanya diperoleh oleh

perusahaan, tetapi juga oleh konsumennya. Merek dapat

membantu perusahaan dalam mengenali suatu keadaan yang

terjadi di dalam organisasi. Oleh karena itu, merek dianggap

sangat penting bagi sebuah lembaga atau perusahaan.


39

3. Elemen-elemen Merek

Menurut Durianto (20018:165) elemen-elemen merek

memiliki tiga bagian penting sebagai berikut:

a. Brand platform

Brand Platfrom adalah Platform merek adalah sebuah

rencana strategis yang merinci visi dan misi merek, serta

nilai inti dari suatu merek, dan aspek-aspek lain yang terkait.

b. Brand identity

Brand Identity mengidentifikasikan keunikan suatu merek,

sehingga suatu merek akan diidentifikasikan berbeda dengan

merek pesaing.

c. Brand communication

Pengomunikasian merek harus dilakukan secara terencana

dan strategis, yang berarti semua aspek kreatif dalam

komunikasi harus sejalan dengan platform merek, sehingga

komunikasi merek tersebut selaras dengan platform yang

telah ditetapkan.

2.1.7 Penyebab Rendahnya Respon CRI (Customer Respon Index)

Tugas seorang pemasar meliputi pemahaman terhadap faktor-

faktor yang menyebabkan Indeks Respons Iklan (CRI) suatu merek

menurun. Penurunan CRI ini sering kali disebabkan oleh kurangnya

tanggapan konsumen terhadap suatu iklan. Beberapa variasi

kurangnya respons konsumen dapat bervariasi, termasuk hal-hal

seperti yang dijelaskan oleh Durianto, dkk (2018:187).


40

1. Low Awareness

Kesadaran konsumen terhadap suatu merek cenderung rendah,

yang berarti pangsa pikiran konsumen terhadap merek tersebut

minim. Hal ini sering kali disebabkan oleh kesalahan dalam

strategi komunikasi pemasaran. Beberapa faktor penyebabnya

bermacam-macam, termasuk di antaranya pemilihan media iklan

yang kurang tepat, frekuensi penayangan iklan yang terbatas, dan

eksekusi kreativitas iklan yang kurang menarik.

2. Poor Comprehension

Tingkat pemahaman konsumen terhadap merek tersebut rendah.

Biasanya, fenomena ini disebabkan oleh kegagalan dalam

strategi komunikasi pemasaran merek. Salah satu faktor

penyebabnya adalah kurangnya frekuensi tayangan iklan yang

cukup.

3. Low Interes

Minat konsumen terhadap suatu merek sangat rendah. Biasanya,

hal ini disebabkan oleh posisi produk yang lemah. Beberapa

faktor penyebabnya termasuk manfaat yang kurang memadai,

harga yang tinggi, dan kurangnya kualitas iklan.

4. Low Intentions

Minat konsumen untuk membeli masih sangat rendah. Hal ini

disebabkan oleh kesalahan dalam penempatan produk. Beberapa

faktor penyebabnya termasuk nilai produk yang tidak cukup

diterima oleh konsumen, kurangnya ketersediaan produk untuk

dicoba oleh konsumen, atau persepsi konsumen terhadap risiko

penggunaan produk yang terlalu tinggi.


41

oleh konsumen, atau persepsi konsumen terhadap risiko

penggunaan produk yang terlalu tinggi.

5. Low Purchase Level

Angka penjualan kepada konsumen yang dituju sangat rendah.

Biasanya, hal ini disebabkan oleh kendala distribusi. Beberapa

faktor penyebabnya termasuk ketersediaan produk yang kurang

di pasar, kesulitan dalam menemukan produk di toko atau

supermarket pada saat konsumen berniat untuk membeli, dan

layanan di toko yang belum memadai.

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan data penelitian

terdahulu sebagai dasar informasi dan perbandingan, baik kekurangan

maupun kelebihan. Adapun hasil penelitian terdahulu yang digunakan

sebagai acuan dan perbandingan penulis ini yaitu seperti tabel 2.1 berikut ini

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
1 Tania Yosephine Komunikasi Custome Maka dari itu,
Aiwan/2017/ Merek : r peneliti
Efektivitas Pesan Awarenes Response membandingkan
Iklan Televisi (Kesadaran),Com Index nilai
Tresemme prehend (CRI)
Menggunakan (Pemahaman Customer
konsumen), Response kritis
yang merupakan
42

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
Customer Response Interest target atau
Index (CRI) Pada (Ketertarikan), objektif dari
Perempuan di Intentions perusahaan
Surabaya. (Maksud untuk dengan
membeli), Action Customer
(bertindak Response hasil
membeli) penelitian.
Hasilnya ialah
adanya nilai di
tingkat
Awareness 33%
lebih tinggi, di
tingkat
Comprehend
47,6% lebih
tinggi, di tingkat
Interest 26,5%
lebih tinggi, di
tingkat
Intentions 8,1%
lebih tinggi, dan
di tingkat
Action 36,1%
lebih
tinggi. Dari
berbagai hasil
analisa
penelitian di
atas, dapat
43

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
disimpulkan
bahwa pesan
iklan televisi
TRESemmé
ialah efektif
didasarkan
dengan
pengukuran
Customer
Response Index
(CRI) dan
objektivitas
perusahaan.
Pesan iklan ini
efektif dalam
menimbulkan
efek audiensnya
mulai dari
perhatian,
pengertian,
pemahaman,
emosi, dan
akhirnya pada
tindakan
pembelian, yang
sesuai dengan
tujuan
perusahaan.
44

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
2 Made Komunikasi Custome Berdasarkan
Susilawati/2010/Anali Merek : r hasil
sis Awarenes Response perhitungan
(Kesadaran), Index CRI diperoleh
Customer Responses Comprehend (CRI) tingkat
Index ( CRI (Pemahaman awareness
) Iklan Handphone konsumen), sebesar 98%,
Merek Nexian Interest comprehend
(Ketertarikan), 94,90%,
Intentions interested
(Maksud untuk 73,12%,
membeli), Action intention
(bertindak 30,88%, dan
membeli) action 19,15%,
maka CRI-nya
adalah 4,02%.
Dengan
demikian, masih
ada peluang
sebesar 95,98%
CRI yang masih
bisa diraih
3 Shavira Larosa Komunikasi Berdasarkan
Syabania/2017/ Merek : hasil
Efektivitas Iklan Awarenes pengolahan
Televisi Oppo F1S (Kesadaran),Com data, diperoleh
Dengan Menggunakan prehend bahwa iklan
(Pemahaman
45

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
Metode konsumen), OPPO F1s
Interest termasuk iklan
Customer Response (Ketertarikan), yang tidak
Index (CRI Intentions efektif, hal
). (Maksud untuk tersebut
membeli), Action dikarenakan
(bertindak nilai CRI untuk
membeli) Action yaitu
sebesar 33,8%
lebih kecil dari
nilai CRI untuk
No

Interest
yaitu sebesar
35,3%.
4 Anna Ruruk/2021/ Komunikasi Custome Berdasarkan
Analisis Efektivitas Merek : r analisis dengan
Iklan Media Sosial Awarenes Response metode
Tokopedia versi (Kesadaran),Com Index Customer
Waktu Indonesia prehend (CRI) Response Index
Belanja (WIB) dengan (Pemahaman yang telah
Metode Customer konsumen), dilakukan,
Respons Index (CRI) Interest diperoleh nilai
(Ketertarikan), CRI sebesar
Intentions 19,8%, nilai
(Maksud untuk unaware
membeli), Action sebesar 24,3%,
(bertindak nilai don‟t
membeli)
46

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
comprehend
sebesar 19,8%,
nilai not
interest sebesar
23,4%,
nilai

intentions
sebesar 0,9%,
serta nilai
no action
sebesar
11,7%. Setelah
nilai CRI
dibandingkan
dengan nilai
unaware,
don't
comprehend,
not interest, no
intentions,
dan no
action, maka
dapat
disimpulkan
bahwa iklan
media sosial
Tokopedia versi
Waktu
Indonesia
Belanja (WIB)
47
kurang efektif,
karena nilai CRI
(19,8%) lebih
48

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
besar dari nilai
unaware
(24,3%) dan
nilai not
interest
(23,4%), yang
terletak pada
rentang skala
1.00-33.00.
5 Geraldina Kumala, Komunikasi Custome Iklan kartu
Felicia Goenawan, Merek : r nama Brighton
Vita Monica/2017/ Awarenes Response dapat menjadi
Efektivitas Iklan (Kesadaran),Com Index efektif
Brighton di Jawa Pos prehend (CRI) dikarenakan
pada Masyarakat (Pemahaman dapat melalui
Surabaya Berdasarkan konsumen), tahapan respons
Metode Customer Interest mulai dari
Response Index (CRI) (Ketertarikan), awareness,
Intentions comprehend,
(Maksud untuk dan
membeli), Action interest
(bertindak dengan
membeli) persentase
diatas 50%.
Berhenti pada
tahapan interest
dikarenakan
tujuan
perusahaan pada
49

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
iklan ini hanya
pada sampai
pada tahap
interest. Warna
kuning pada
iklan membuat
pembaca
menjadi aware.
Design yang
sederhana serta
katakata yang
lugas dalam
iklan membuat
pembaca
memiliki
pemahaman
(comprehend)
yang tinggi,
selain itu iklan
ini juga sudah
ditayangkan
sejak tahun
2011 yang mana
pembaca Jawa
Pos dapat
melihat iklan ini
berulang kali
sehingga
50

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
menjadi paham.
Nama agen
yang mudah
dikenali
membuat
pembaca
menjadi tertarik
melihat
seseorang yang
mereka kenal
terdapat di
dalam sebuah
iklan.
6 Dinda Satya Rani , Sri Komunikasi Custome Komunikasi
Tjondro Winarno , Merek : r pemasaran yang
Eko Priyanto Awarenes Response dilakukan PT
/2021/Efektivitas (Kesadaran),Com Index ABA melalui
Komunikasi prehend (CRI) media sosial
Pemasaran Melalui (Pemahaman telah efektif
Media Sosial untuk konsumen), untuk
Menumbuhkan Interest menumbuhkan
Kesadaran Merek (Ketertarikan), kesadaran
Ladang Lima. Intentions merek Ladang
(Maksud untuk Lima,
membeli), Action berdasarkan
(bertindak metode
membeli) Customer
51

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
Response Index
dengan nilai
43,25%, hal ini
juga dibuktikan
dengan top
of mind
atau
makanan sehat
yang pertama
disebut oleh
responden
dengan jawaban
terbanyak
adalah merek
Ladang Lima
sebesar 56%.
Perusahaan
kehilangan
respon
konsumen
terbanyak di
tahap no action
yaitu sebesar
19,43%, artinya
responden
hanya memiliki
niat untuk
membeli produk
Ladang Lima
52

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
tetapi tidak
melakukan
tindakan
pembelian. Nilai
akhir CRI harus
bisa
ditingkatkan
perusahaan
dengan cara
menstimulus
masyarakat
melalui
pemberian
promosi.
7 Gesty Ernestivita/ Komunikasi Custome Terlihat adanya
2016/ Analisis Merek : r respons yang
Efektivitas Iklan Awarenes Response cukup tinggi di
Televisi Minuman (Kesadaran),Com Index keseluruhan
Ringan Teh Botol prehend (CRI) tahap respon
Sosro Versi “Apapun (Pemahaman CRI yakni
Makanannya konsumen), awareness
Minumnya Teh Botol Interest (87%),
Sosro” Menggunakan (Ketertarikan), comprehend
Metode Intentions (93,1%),
Customer (Maksud untuk interest
Response Index (CRI) membeli), Action (91,4%),
(bertindak intentions
membeli)
53

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
(83,8%), dan
action(46%).
Kinerja
efektifitas
tagline “Apapun
Makanannya
Minumnya Teh
Botol
SOSRO”telah
melebihi rata-
rata harapan
konsumen.
Hasil dari nilai
CRI di tiap
tahap respon
menunjukkan
bahwa semua
menunjukkan
nilai yang
hampir
mencapai 100%.
Secara ringkas,
tagline
memberikan
efek yang
positif dan
sangat efektif
karena mampu
54

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
mendapatkan
kesadaran
konsumen untuk
tertarik
melakukan
pembelian.
8 Astri Wulandari dan Komunikasi Custome Presentase yang
Nur Latifah Lutfiyati/ Merek : r dihasilkan
2018/Efektivitas Awarenes Response adalah sebesar
Penggunaan Akun (Kesadaran),Com Index 52,76%. Yang
Instagram prehend (CRI) mana hasil
@Larissacenter (Pemahaman tersebut
sebagai Media konsumen), dikatakan cukup
Beriklan Larisaa Interest efektif karena
Aesthetic Center (Ketertarikan), berada di
Intentions rentang skala
(Maksud untuk 34,00-66,00.
membeli), Action Instagram dapat
(bertindak menjadi media
membeli) iklan alternatif
yang efisien,
terjangkau,
dapat
menjangkau
sasaran audiens
yang lebih luas
dan selain itu
55

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
perusahaan
dapat
mendapatkan
feedback
langsung dari
konsumen
setelah
menggunggah
foto atau video
dalam iklan atau
ke beranda
mereka dengan
fitur "like" dan
, "comment".
56

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
9 Devita Eka Pratiwi, Komunikasi Custome Dari hasil yang
Ati Mustikasari, Fanni Merek : r dapat
Husnul Awarenes Response disimpulkan
Hanifa/2020/Efektivit (Kesadaran),Com Index bahwa Iklan
as Iklan Sosial Media prehend (CRI) Avana pada
Instagram (Pemahaman sosial media
Menggunakan Metode konsumen), Instagram dapat
Customer Interest dinyatakan
Response (Ketertarikan), efektif karena
Index (CRI). Intentions nilai CRI lebih
(Maksud untuk besar dari nilai
membeli), Action no comprehend,
(bertindak dimana nilai
membeli) CRI sebesar
28,42%
sedangkan nilai
no comprehend
0,46%.
57

Nama
Variabel Yang di Alat Hasil
No Peneliti/Tahun/Judul
Teliti Analisis Penelitian
Penelitian
10 Nidia Ananda Mutiara Komunikasi Custome Iklan Babakaran
dan Fanni Husnul Merek : r Café cabang
Hanifa/ 2018/ Awarenes Response Buah Batu
Efektivitas Iklan Pada (Kesadaran),Com Index Bandung pada
Radio Play99ers prehend (CRI) radio Play99ers
Bandung Dengan (Pemahaman Bandung dinilai
Metode Customer konsumen), efektif karena
Response Index (CRI) Interest hasil dari
(Studi Kasus Pada (Ketertarikan), perhitungan
Iklan Babakaran Café Intentions Unaware,
Cabang Buah Batu (Maksud untuk No
Bandung) membeli), Action Comprehend,
(bertindak No Interest, No
membeli) Intentions dan
No
Action
memiliki nilai
yang lebih kecil
daripada nilai
CRI sebesar
39,05%

Sumber : Diolah oleh Peneliti (2023)


58

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini bertujuan untuk memberikan arah bagi

penyusunan metodologi penelitian dan mempermudah pemahaman serta

analisis terhadap masalah yang harus disampaikan secara terencana dan

strategis dalam konteks suatu merek. Penelitian ini melibatkan survei

kepada konsumen mie instan cup Pop Mie dan Sedaap Cup, dengan tujuan

membandingkan persepsi masyarakat di wilayah Jakarta Timur.

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan lima langkah dan metode

pengukuran efektivitas komunikasi merek sebagai alat evaluasi terhadap

merek mie instan cup Pop Mie dan Sedaap Cup. Kelima langkah efektivitas

komunikasi merek tersebut mencakup:

1. Aware adalah kesadaran konsumen akan suatu merek

2. Comprehend adalah pemahaman konsumen akan merek

3. Interested adalah ketertarikan konsumen akan suatu merek

4. Intentions adalah niat konsumen untuk membeli

5. Action adalah tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan

suatu merek

Selanjutnya untuk meneliti komunikasi merek mie instan cup Pop Mie

dan Seedap Cup maka di gunakan metode CRI (Customer Response Index),

penulis dapat mengukur komunikasi yang di jalankan dengan melihat CRI

(Customer Response Index) yang merupakan hasil perkalian antara

awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman konsumen), interest


59

(ketertarikan), intentions (maksud untuk membeli), action (bertindak untuk

membeli).

Dengan demikian, efektivitas komunikasi merek dianggap tercapai jika

konsumen melakukan pembelian. Untuk lebih memperjelas kerangka pikir

penelitian tentang persepsi masyarakat berdasarkan efektivitas komunikasi

merek mie instan cup Pop Mie dan Seedap Cup, lihat gambar 2.3 di bawah

ini:
60

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK


(BRAND
COMMUNICATION ) MIE INSTAN CUP POP MIE DAN
SEDAAP CUP
(Survey pada Konsumen Pop Mie dan Seedap Cup di Jakarta
Timur)

VARIABEL KOMUNIKASI
MEREK :

1. Awareness (Kesadaran)
2. Comprehend (Pemahaman
konsumen)
3. Interest (Ketertarikan)
4. Intentions (Maksud untuk
membeli)
5. Action (Bertindak membeli)

CRI
(Customer Response
Index)

KESIMPULAN
. Sumber : Disusun oleh Peneliti (2023)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode yang Digunakan

Dengan demikian, keberhasilan komunikasi merek dianggap

tercapai ketika konsumen melakukan pembelian. Untuk memperjelas

kerangka pikir penelitian mengenai persepsi masyarakat terkait efektivitas

komunikasi merek mie instan cup Pop Mie dan Seedap Cup, silakan lihat

gambar 2.3 di bawah ini:

Kasiram, seperti yang dikutip dalam Sujarweni (2015:39),

menjelaskan bahwa metode penelitian kuantitatif merupakan suatu

pendekatan untuk mendapatkan informasi yang menggunakan data numerik

sebagai sarana untuk menganalisis informasi tentang apa yang ingin

dipahami.

Dalam penelitian ini, desain diterapkan melalui pendekatan metode

penelitian kuantitatif karena data yang terkumpul berbentuk numerik dan

analisisnya melibatkan penggunaan statistik. Penggunaan metode kuantitatif

dipilih ketika permasalahan melibatkan ketidaksesuaian antara kondisi yang

diharapkan dan kenyataan, antara peraturan dan implementasinya, serta

antara teori dan praktik, serta antara perencanaan dan pelaksanaan. Dengan

demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah

59
60

ditetapkan (Sugiyono, 2017:11). Berdasarkan latar belakang dan rumusan

masalah yang telah disebutkan, penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif untuk mengukur perbandingan efektifitas komunikasi merek

(brand communication) mie instan cup Pop Mie dan Sedaap Cup di

Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

Penelitian ini juga menerapkan pendekatan penelitian komparatif,

yang menurut Sugiyono (2018:36), merupakan jenis penelitian yang

bertujuan membandingkan dua objek. Penelitian ini dilakukan untuk

memeriksa persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih fakta dan

karakteristik dari objek yang diteliti berdasarkan kerangka pemikiran

tertentu.

3.2 Variabel Operasional

Sugiyono (2017:38) mendefinisikan variabel penelitian sebagai "semua

yang diidentifikasi oleh peneliti untuk diteliti sehingga mendapatkan

informasi mengenai subjek tersebut, kemudian kesimpulan dapat diambil

dari informasi tersebut."

Untuk memahami pandangan terhadap variabel yang akan diselidiki,

peneliti berupaya untuk merumuskan kerangka konseptual penelitian ini

dengan mengacu pada berbagai teori yang sudah ada. Sementara itu,

variabel operasional dalam penelitian ini dapat ditemukan dalam Tabel 3.1,

yang tercantum di bawah ini:


61

Tabel 3.1
Oprasional Variabel
No Variabel Dimensi Indikator Skala

1 Merek adalah upaya Awareness (Kesadaran) Konsumen

yang dilakukan sebagian kesanggupan mengetahui

perusahaan untuk calon pembeli untuk produk pop

mengkomunikasikan mengenali atau mie dan

keunikan yang dimiliki mengingat kembali sedaap cup.

sebuah merek ke pasar bahwa suatu merek

menggunakan berbagai merupakan bagian dari

strategi. Tujuan hal kategori produk

Guttm
tersebut sederhana, tertentu.

an
yaitu agar pelanggan Comprehend konsumen

memutuskan untuk (pemahaman) memiliki

mengkonsumsi, puas, kemampuan seseorang pengetahuan

kemudian loyal untuk mengerti dan mengenai

terhadap merek. memahami sesuatu manfaat

(Durianto, dkk. 2018) merek setelah sesuatu produk pop

itu diketahui dan mie dan

diingat. sedaap cup.


62

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Interest (ketertarikan) Konsumen

ketertarikan pelanggan menyukai

terhadap suatu merek produk pop

adalah sebuah fenomena mie dan

yang alami yang dialami seedap cup.

oleh setiap konsumen

dimana ketertarikan itu

berawal dari sebuah

proses interaksi antara

satu individu dengan

individu lainnya

mengenai akan suatu

merek.

Intentions (maksud Konsumen

untuk membeli) yakin

konsumen tidak hanya terhadap

sekedar menyukai akan produk pop

merek tersebut tetapi mie dan

pelanggan mempunyai sedaap cup.

keyakinan untuk

mengkonsumsinya.
63

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Action (membeli) pada Konsumen

tahapan ini mencapai membeli

tahapan akhir setelah produk pop

pelanggan sadar akan mie dan

merek tersebut sedaap cup.

kemudian.

Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2023)

3.3 Sumber dan Cara Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Jenis data yang diperoleh dikelompokan menjadi 2 yaitu:

1. Data primer

Menurut penjelasan yang diberikan oleh Sujarweni (2015:89),

data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung

dari responden melalui berbagai metode, seperti penggunaan

kuesioner, diskusi kelompok, panel, atau melalui wawancara

antara peneliti dan narasumber. Data primer secara khusus

dikumpulkan oleh peneliti guna merespons pertanyaan-

pertanyaan dalam penelitian. Data primer dapat berupa pendapat

individu atau kelompok yang bersifat subjektif.

Data primer dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari

studi lapangan. Dalam penelitian ini data primer adalah data

yang di dapat melalui kuesioner yang di bagikan ke responden,

dengan membuat pertanyaan seputar mie instan cu pop mie dan


64

sedaap cup. Jenis pertanyaan yang di gunakan adalah pertanyaan

terbuka.

Dalam penelitian ini, kuesioner terbagi menjadi dua bagian

utama. Bagian pertama memuat profil sosial responden yang

meliputi informasi mengenai identitas sosial responden, seperti

usia, jenis kelamin, dan pengeluaran bulanan. Sedangkan,

bagian kedua fokus pada pandangan atau persepsi responden.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017), "Data sekunder merupakan

sumber informasi dalam penelitian yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti melalui berbagai media perantara. Data

sekunder umumnya berupa dokumen, arsip, studi literatur, buku-

buku, artikel dari media cetak atau internet, dan sumber lainnya.

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh melalui

penelusuran internet, jurnal, publikasi online sejenis, serta

melalui perpustakaan dengan menelusuri buku-buku yang

relevan dengan objek penelitian

3.4 Waktu dan Lokasi Pengumpulan Data

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cakung Jakarta

Timur. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2023 s/d Febuari

2023.
65

3.4.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017:119). Dalam penelitian ini sasaran

populasinya adalah masyarakat di Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

Menurut Sugiyono (2017:120) “sampel adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah

sampling populasi seperti yang dijelaskan di atas. Peneliti akan

menyusun kuesioner yang akan diuji dan disebarkan kepada

masyarakat sekitar Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan Teknik

probability sampling dengan menggunakan rumus slovin. Menurut

Sugiyono (2017: 82), Probability sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi

setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan

rumus slovin dalam Sujarweni (2015:82) sebagai berikut :

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵𝒆𝟐

Dimana:

n = jumlah elemen / anggota sampel

N = jumlah elemen / anggota

populasi
66

e = error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1 atau

0,01, 5 % atau 0,05, dan 10% atau 0,1) catatan dapat dipilih oleh

peneliti).

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 29.517

orang dan presisi yang ditetapkan atau ditetapkan atau tingkat 0,1

maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

𝑵
𝒏=
𝟏 + 𝑵 𝒙 (𝒆)𝟐

𝟒𝟒𝟎. 𝟗𝟏𝟒
𝒏=
𝟏 + 𝟒𝟒𝟎. 𝟗𝟏𝟒 𝒙 (𝟎, 𝟏)𝟐

𝟒𝟒𝟎. 𝟗𝟏𝟒
𝒏=
𝟒. 𝟒𝟏𝟎, 𝟏𝟒

𝒏 = 𝟗𝟗. 𝟗𝟕

Berdasarkan rumus di atas menggunakan interval keyakinan 90%

dan e=10%, Maka diperoleh 99,97 responden atau dibulatkan

menjadi 100 responden.

3.4.2 Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2010:64) menjelaskan bahwa metode pengambilan

sampel yang digunakan adalah probabilitas sampling dengan

penerapan metode simple random sampling. Simple random

sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel secara acak dari

populasi tanpa mempertimbangkan strata yang ada di dalam populasi

tersebut.
67

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan

untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya.

Menurut Sujarweni (2015:93), teknik pengumpulan data merupakan cara

yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi

kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

responden dengan panduan kuesioner. Menurut Sugiyono (2017:142),

“Kuesioner adalah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tulisan kepada

responden untuk dijawabnya”. Penelitian ini menggunakan kuesioner

dengan pertanyaan tertutup dan terbuka. Dalam kuesioner terdapat

pertanyaan mengenai data diri responden serta pertanyaan dari indikator

tiap-tiap variable yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,

peneliti menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur.

3.6 Uji Keabsahan Data

Data yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian pada tiap instrument

untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh adalah data yang benar dan

sah. Menurut Sujarweni (2015:172) Reliabilitas (keandalan) merupakan

ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal


68

yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan

dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuisioner.

Durianto (2018:73) menjelaskan bahwa uji reliabilitas merujuk

pada sebuah indeks numerik yang menunjukkan konsistensi dari sebuah

instrumen pengukur terhadap pengukuran gejala yang sama. Salah satu

metode yang digunakan dalam pengujian reliabilitas adalah metode

Spearman-Brown. Dalam proses pengujian reliabilitas menggunakan

metode ini, skor yang diperoleh dari instrumen tersebut dikelompokkan

menjadi dua bagian berdasarkan bagian ganjil dan genap dari setiap

itemnya. Terdapat dua teknik yang umum dikenal dalam proses ini, yaitu

teknik pembagian ganjil-genap. Dengan menggunakan teknik pembagian

ganjil-genap, peneliti mengelompokkan skor item-item ganjil sebagai bagian

pertama dan skor item-item genap sebagai bagian kedua. Langkah

selanjutnya adalah melakukan korelasi antara skor bagian pertama dan skor

bagian kedua untuk mendapatkan nilai "r" (Durianto, dkk, 2018):

Keterangan =

∑X = total skor ya belahan ganjil

∑Y = total skor ya belahan genap

∑XY = total skor hasil kali belahan ganjil dan genap

Nilai r tersebut menunjukan hubungan antara dua belahan instrumen.

Untuk selanjutnya nilai tersebut di masukan dalam rumus Spearman- Brown

berikut:
69

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

rxy= korelasi antara dua belahan instrument

Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian di bandingkan dengan nilai

dari tabel r product moment. Jika r11 < r product moment dapat disimpulkan

bahwa instrument yang digunakan tidak reliabel. Sebaliknya jika r11 > r

product moment dapat disimpulkan bahwa instrument yang digunakan

reliabel dan penelitian dengan menggunakan penelitian yang sama dapat

dilanjutkan (Durianto, dkk, 2018).

3.7 Alat Analisis

Dalam mengevaluasi efektivitas iklan menggunakan skala Guttman,

jenis skala pengukuran ini memberikan respons yang tegas, seperti "ya-

tidak", "pernah-tidak pernah", "positif-negatif," dan sejenisnya. Data

yang diperoleh dari metode ini dapat berupa data interval atau rasio

dikotomis (dua pilihan). Jenis data yang digunakan dalam skala ini

adalah data nominal, yang artinya skala pengukuran hanya menunjukkan

perbedaan tanpa adanya jarak yang jelas. Meskipun variabel tersebut

diberi nilai skor, nilai skor tersebut hanya mencerminkan kode perbedaan

daripada ukuran jarak yang lebih besar atau lebih tinggi. Pemberian bobot

pertanyaan dilakukan
70

dengan memberi daftar pertanyaan pada responden yang dijawab melalui

pertanyaan dengan bobot sebagai berikut: Ya = 1 dan Tidak = 0 dan didalam

pengolaan data menggunakan Microsoft excel.

Dalam rangka membandingkan efektivitas komunikasi merek mi instan

cup Pop Mie dan Sedaap Cup di platform media sosial Instagram, penelitian

menggunakan metode CRI (Customer Response Index). Penulis mampu

mengevaluasi komunikasi merek yang dilakukan dengan memperhatikan

CRI (Customer Response Index), yang diperoleh melalui perhitungan dari

kesadaran (awareness), pemahaman (comprehend) konsumen, minat

(interest), niat (intentions) untuk membeli, dan tindakan (action) dalam

pembelian. Selengkapnya dapat dilihat dalam model ilustrasi diagram CRI

(Customer Response Index) seperti yang tertera di bawah ini:

Keterangan:

1. Aware adalah kesadaran konsumen akan suatu merek.

2. Comprehend adalah pemahaman konsumen akan merek.

3. Interested adalah ketertarikan konsumen akan suatu merek.


71

4. Intentions adalah niat konsumen untuk membeli .

5. Action adalah tindakan pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan

suatu merek.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Sejarah Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, yang berkantor pusat di Plaza

Sudirman (Indofood Tower) Jalan Jenderal Sudirman Kav. 76-78, didirikan

di Jakarta dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan akta

pendirian No. 228 pada tanggal 14 Agustus 1990. Berdasarkan keputusan

Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 5 Februari 1994, perusahaan

tersebut mengubah namanya dari PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT

Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun yang sama, yaitu 1994, PT

Indofood Sukses Makmur Tbk terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan resmi

menjadi perusahaan publik.

Bermula dari usaha mie instan, Indofood secara bertahap telah

bermetamorfosis menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions yang

mencakup keseluruhan proses produksi makanan, mulai dari pemrosesan

bahan mentah hingga menjadi produk akhir yang dapat ditemukan di pasar

ritel. Sebagai pemain utama dalam industri pengolahan makanan di

Indonesia, Indofood didukung oleh jaringan distribusi yang luas, yang

memastikan produk-produknya dikenal di seluruh penjuru negeri. Indofood

mengelola empat Grup Usaha Strategis yang saling melengkapi:

70
71

a. Indofood menghasilkan berbagai jenis produk konsumen bermerek

(CBP) yang meliputi beragam varian mie instan, penyedap makanan,

makanan ringan, dan juga produk nutrisi serta makanan khusus. Melalui

akuisisi PT Indolakto pada tahun 2008, Daisy Dairy menjadi segmen

baru dalam Grup CBP yang akan memperkuat posisi perusahaan di

pasar yang mengalami pertumbuhan pesat. Kegiatan dari Grup CBP

didukung oleh Divisi Bumbu dan Kemasan.

b. Bogasari berfokus pada kegiatan utama produksi tepung terigu, pasta,

dan biskuit. Kegiatan dari Grup ini didukung oleh unit perkapalan.

c. Bisnis pertanian, kegiatan utama dari Grup ini melibatkan riset dan

pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan tanaman, serta

proses penyulingan, branding, dan pemasaran minyak goreng, margarin,

dan shortening. Selain itu, bisnis Grup ini juga meliputi pemuliaan dan

pengolahan karet, tebu, kakao, dan teh.

d. Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di

Indonesia.

Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan

produk-produk pihak ketiga.

Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek -merek yang

dimiliknya, bahkan banyak diantara merek tersebut melekat di hati

masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun, ini termasuk beberapa merek

mie instan (Indomie, Supermi dan Sarimi), dairy ( Indomilk dan Cap Enaak

), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci biru dan cakra Kembar), minyak

goreng (Bimoli), margarine (Simas Palma). Meskipun menghadapi

kompetisi ketat, merek-merek ini tetap merupak an pemimpin pasar di


72

masing-masing segmennya, dikenal atas produknya yang berkualitas tinggi

dan diterima dengan baik oleh berbagai segmen pasar.

4.1.1 Visi, Misi Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

1. Visi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

Menjadi Perusahaan Total Food Solutions

2. Misi PT Indofood Sukses Makmur Tbk

1) Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan Indofood,

proses produksi Indofood, dan teknologi Indofood.

2) Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif

dengan harga

3) Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestic

maupun internasional.

4) Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup

bangsa Indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.

5) Meningkatkan steak holder’s value secara

berkesinambungan.

4.1.2 Produk PT Indofood Sukses Makmur Tbk

PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai holding company

memproduksi berbagai macam produk makanan, yaitu :

1) Mie Instan

Indofood merupakan salah satu produsen mie instan terbesar di

dunia dengan kapasitas produk si mencapai lebih dari 15 miliar


73

bungkus per tahun. Beragam merek yang dimilikinya seperti

Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mie

Telur Cap 3 Ayam, ditujukan untuk berbagai segmen konsumen.

Merek -merek tersebut dik enal atas produknya yang berkualitas,

memiliki citra rasa yang tinggi dan diterima dengan baik oleh

berbagai segmen pasar.

2) Dairy

Akuisisi Indolakto pada bulan Desember 2008 memberikan

peluang bagi Indofood untuk mengembangkan bisnis Grup CBP

ke dalam industri dairy . Hal ini merupak an langkah penting

menuju strategi jangka panjang Indofood untuk menjadi

perusahaan makanan yang progresif. Industri dairy mencatatkan

pertumbuhan yang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran

masy arak at mengenai kandungan nutrisi dalam produk-produk

dairy . Dengan konsumsi produk dairy per k apita di Indonesia

yang masih rendah saat ini, yaitu sek itar 9 liter per tahunnya,

industri dairy memiliki potensi pertumbuhan ke depan yang

menjanjikan. Indolakto merupakan produsen dairy terbesar kedua

di Indonesia, yang memproduk si antara lain susu kental manis

(SKM), susu ultra high temperature (UHT), susu steril dalam

botol, susu pasteurisasi dan susu bubuk, serta es krim, minumin

yoghurt dan mentega. Indomilk, merek utama Divisi ini,

merupakan salah satu merek terkemuka di Indonesia yang telah


74

melekat di hati para konsumen selama lebih dari 40 tahun. Selain

itu, Divisi ini memiliki merek-merek lain seperti Cap Enaak dan

Tiga Sapi untuk produk susu, Orchid untuk mentega, Indoeskrim

untuk es krim, dan Nice untuk minuman yoghurt.

3) Penyedap Makanan

Divisi Penyedap Makanan bertanggung jawab untuk

menghasilkan berbagai produk kuliner, baik untuk Grup

Indofood maupun PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI),

sebuah perusahaan asosiasi yang menangani pemasaran produk

kuliner dari Divisi Penyedap Makanan. Selain itu, Divisi ini juga

memproduksi dan memasarkan produk sirup di bawah merek

"Indofood".

4) Makanan Ringang

Divisi ini memproduk si berbagai jenis makanan ringan modern

termasuk keripik kentang moderen, keripik singkong tradisional

Indonesia dan produk makanan ringan lainnya, yang dipasarkan

dengan berbagai merek seperti Chitato, Qtela, Lay s, Cheetos,

Chiki dan Jetz. Industri makanan ringan moderen terus

berkembang pesat dalam beberapa tahun terak hir ini, didorong

oleh pengaruh gaya hidup moderen dan pertumbuhan jumlah

conv enience stores. Produk makanan ringan untuk segmen

bawah mengalami pertumbuhan paling pesat, terutama dipicu

oleh masuknya para pemain baru ke pasar. Meskipun persaingan


75

pasar semakin ketat, Divisi ini mampu mempertahankan

kepemimpinan pasarnya, dan mencatatkan pertumbuhan yang

sehat.

5) Makanan Khusus dan Nutrisi

Divisi Nutrisi & Makanan Khusus menghasilkan makanan untuk

bayi, anak-anak, ibu hamil, dan menyusui. Dua merek utama

ditujukan untuk segmen konsumen yang berbeda, yaitu: Promina

untuk segmen menengah ke atas dan SUN untuk segmen

menengah ke bawah. Pada tahun 2009, industri makanan bayi

mengalami peningkatan, didorong oleh pertumbuhan ekonomi

dalam negeri dan peningkatan kesadaran masyarakat akan

pentingnya gizi pada makanan bayi. Meskipun persaingan

semakin ketat, dengan pemain-pemain kelas dunia yang

meningkatkan kegiatan pemasaran dan promosi, Divisi ini tetap

mampu mempertahankan posisi terdepan di pasar dan mencatat

pertumbuhan volume yang signifikan, baik untuk produk bubur

bayi maupun bubur bayi lanjutan.

6) Bogasari

Sejak bergabung dengan kelompok usaha Indofood pada tahun

1995, Bogasari memainkan peranan penting dalam k eberhasilan

Indofood menjadi perusahaan Total Food Solutions yang

terintegrasi. Setelah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 30


76

tahun, Bogasari merupakan perusahaan penggilingan tepung

terigu terintegrasi terbesar di Indonesia. Selain itu, Bogasari juga

memproduk si pasta untuk konsumsi pasar di dalam maupun luar

negeri, serta biskuit yang dipasarkan dengan merek Trenz. Untuk

mendukung kegiatan operasionalnya, Bogasari mengoperasikan

bisnis perkapalannya sendiri yang terdiri dari dua unit kapal

panamax dan empat unit kapal handymax, yang terutama

digunakan untuk mengangkut gandum dari Australia dan belahan

bumi bagian Utara. Di samping itu, Bogasari juga memiliki

pabrik kemasan yang memproduksi kantong tepung terigu

polypropylene.

7) Minyak Goreng dan Margarin

Divisi Minyak Goreng & Margarin memproduksi minyak

goreng, margarin dan shortening, serta memasark an produknya

dengan berbagai macam merek baik untuk konsumsi ekspor

maupun domestik . Dengan mereknya yang terkemuka untuk

minyak goreng yaitu Bimoli, serta merek-merek lainnya seperti

Happy Salad Oil dan Delima, Divisi ini berhasil

mempertahankan kepemimpinannya di pasar minyak goreng

bermerek di Indonesia. Produk- produk margarin dan shortening

dengan merek Simas Palmia, Palmia dan Amanda, juga

merupakan pemimpin di pasar domestik. Sekitar 75% dari total

penjualan margarine dan shortening merupakan penjualan di


77

pasar domestik , yang mana sebagian besar dari penjualan

tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

industri seperti pengusaha roti, makanan ringan dan biskuit.

Divisi ini mengoperasik an empat pabrik penyulingan yang

berlokasi di berbagai kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta,

Surabaya, Medan dan Bitung. Dengan pembangunan pabrik

penyulingan baru di Jakarta yang diharapkan akan selesai pada

akhir tahun 2010, kapasitas penyulingan Divisi ini akan

mencapai 1,4 juta ton pertahunnya

4.1.3 Sejarah Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group)

Pada tahun 1948, di Surabaya, Indonesia, Ferdinand Katuari dan

Harjo Sutanto mendirikan Wings Corporation. Dalam lima dekade

terakhir, perusahaan ini telah mengalami pertumbuhan pesat dari

sebuah usaha rumahan kecil menjadi pemimpin pasar yang

mempekerjakan ribuan karyawan dengan pabrik yang tersebar di

Jakarta dan Surabaya.

Misi utama Wings Corporation adalah untuk menghasilkan

produk berkualitas internasional dengan harga yang terjangkau.

Langkah awal perusahaan ini dilakukan melalui produksi sabun cuci

hijau buatan tangan. Keberhasilan dalam memasarkan produk

tersebut membantu Wings Corporation untuk bersaing di pasar yang

kompetitif pada akhir dekade 1940-an.

Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim

deterjen dan produk pembersih lainnya dan saluran distribusi yang


78

didirikan di seluruh Indonesia. Beberapa dekade berikutnya melihat

Wings terus memperluas lini produk untuk berbagai rumah tangga

dan produk perawatan pribadi.

Selama masa itu, Wings juga meningkatkan jaringan

distribusinya hingga produk-produknya tersedia hampir di setiap

kota dan desa di setiap provinsi di negara tersebut, sebuah situasi

yang tetap berlaku hingga saat ini. Saat ini, Wings memproduksi dan

menjual ratusan peralatan rumah tangga dan produk perawatan

pribadi, serta baru-baru ini telah memperluas ragam produknya

termasuk minuman dan mie instan.

Pada masa kini, Wings telah dikenal sebagai produsen dan

distributor terkemuka lokal dalam kategori peralatan rumah tangga

dan produk perawatan pribadi. Sebagai sebuah kelompok bisnis yang

dinamis dan beragam, Wings tetap setia pada visi awalnya dalam

menyediakan produk-produk rumah tangga dan perawatan pribadi

berkualitas tinggi tanpa mengorbankan kualitas.

4.1.4 Visi, Misi Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group)

1) Visi

Berusaha untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan

2) Misi

Untuk mencapai Visi perusahaan, kami menerapkan policy

dalam:

a) Kualitas Produk
79

b) Effisiensi Produksi

c) Disiplin Waktu dan Konsistensi dalam Quality

4.1.5 Produk Perusahaan PT. Sayap Mas Utama (Wings Group)

Sampai saat ini Wings telah memproduksi dan memasarkan lebih

dari 40 produk. Dalam memasarkan produk-produk, perusahaan

membagi dalam tiga divisiyaitu :

1. Produk rumah tangga antara lain Wings biru, Ekonomi, Daia, So

klin power, Boom, So Klin Softener, So Klin Lantai Cleaner,

Wings Porcelin Cleaner, Mama Lime, dan lain-lain.

2. Personal Care antara lain Ciptadent, Kodomo, dan Smile Up,

Give, Nuvo, Page One, Emeron, Page One Botanical Shampo,

Hers dan lain-lain. Makanan dan Minuman antara lain Jas-Jus,

Segar Dingin, Mie Sedaap, Seedap Cup, Kecap Sedaap dan lain-

lain.

4.2 Uji Reliabilitas

4.2.1 Uji Reliabilitas Mie Instan Cup Pop Mie

Uji reliabilitas terhadap brand communication produk produk

Mie Instan Cup Pop Mie, penelitian dilakukan di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur dengan melibatkan 100 responden. Dari lima

tingkatan brand communication akan diuji dengan metode

Spearman
80

Brown. Dengan teknik pebelahan ganjil-genap berdasarkan

perhitungan Microsoft Excel 365.

Mencari nilai korelasi ganjil-genap:

𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2 √𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2

100 𝑥 339 − (211) (131)


𝑟𝑥𝑦 =
√100 𝑥 527 − (211)2 √100 𝑥 231 − (131)2

33900 − 27641
𝑟𝑥𝑦 =
√52700 − 44521 √23100 − 17161
6259
𝑟𝑥𝑦 =
√8179 √5939

6259
𝑟𝑥𝑦 =
(90.438)(77.065)

6259
𝑟𝑥𝑦 =
6970

𝑟𝑥𝑦 = 0,898

Mencari nilai
r11:
2𝑟 2 𝑥 0,898 1,776
𝑟11 = = = 0,946
= 1+𝑟 1 + 0,898 1,888

Nilai r table N = 100 dengan interval kepercayaan 95% = 0,195

(Durianto, dkk. 2018).

Dari hasil analisis didapat r11 > r product moment (0,946>0,195)

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrument yang

digunakan untuk mengungkapkan brand communication yang terkait

dengan Mie
81

Instan Cup Pop Mie ini dapat diandalkan sehingga penelitian

dapat dilanjutkan (Durianto, dkk. 2018).

4.2.2 Uji Reliabilitas Mie Instan Sedaap Cup

Uji reliabilitas terhadap brand communication produk Mie

Instan Sedaap Cup. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur dengan melibatkan 100 responden. Dari lima

tingkatan brand communication akan diuji dengan metode

Spearman Brown. Dengan teknik pebelahan ganjil-genap

berdasarkan perhitungan Microsoft Excel 365.

Mencari nilai korelasi ganjil-genap:

𝑁∑𝑋𝑌 − ∑𝑋∑𝑌
𝑟𝑥𝑦 =
√𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2 √𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2

100 𝑥323 − (206) (128)


𝑟𝑥𝑦 =
√100 𝑥 504 − (206)2 √100 𝑥 220 − (128)2

32300 − 26368
𝑟𝑥𝑦 =
√50400 − 42436 √22000 − 16384

5932
𝑟𝑥𝑦 =
(89.241)(74.940)

5932
𝑟𝑥𝑦 =
6688

𝑟𝑥𝑦 = 0,887
82

Mencari nilai r11:

2𝑟 2 𝑥 0,887 1.774
𝑟11 = = = 0.940
= 1+𝑟 1 + 0,887 1.887

Nilai r table N = 100 dengan interval kepercayaan 95% = 0,195

(Durianto, dkk. 2018).

Dari hasil analisis didapat r11 > r product moment (0,940 > 0,195)

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrument yang

digunakan untuk mengungkapkan Brand Communication yang terkait

dengan Mie Instan Sedaap Cup ini dapat diandalkan sehingga

penelitian dapat dilanjutkan (Durianto, dkk. 2018).

4.3 Deskriftif Karakteristik Responden

4.3.1 Profil Responden Mie Instan Cup Pop Mie

1. Kelurahan Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diambil dan diolah

dari 100 responden yang diperoleh dari metode pengambilan

sampel proportionate stratified random sampling, yaitu

pengambilan sampel berdasarkan strata tertentu, maka diperoleh

dalam Kecamatan Cakung Jakarta Timur terdapat 7 Kelurahan

dengan pembagian terdiri dari Kelurahan Jatinegara sebanyak 20

responden, Kelurahan Penggilingan sebanyak 22 responden,

Kelurahan Pulo Gebang sebanyak 18 responden, Kelurahan

Ujung Menteng sebanyak 6 responden, Kelurahan Cakung


83

Timur sebanyak 14 responden, Kelurahan Cakung Barat

sebanyak 13 responden, dan Kelurahan Rawaterate sebanyak 7

responden. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Profil Responden Berdasarkan Kecamatan
Persentase
No Fakultas Responden
(%)
1 Jatinegara 20 20%
2 Penggilingan 22 22%
3 Pulo Gebang 18 18%
4 Ujung Menteng 6 6%
5 Cakung Timur 14 14%
6 Cakung barat 13 13%
7 Rawaterate 7 7%
Jumlah 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Kecamatan Cakung Jakarta

Timur, terdapat 7 Kelurahan dengan pembagian terdiri dari

Kelurahan Jatinegara sebanyak 20% responden, Kelurahan

Penggilingan sebanyak 22% responden, Kelurahan Pulo Gebang

sebanyak 18% responden, Kelurahan Ujung Menteng sebanyak 6%

responden, Kelurahan Cakung Timur sebanyak 14% responden,

Kelurahan Cakung Barat sebanyak 13% responden, dan Kelurahan

Rawaterate sebanyak 7% responden.


84

2. Jenis Kelamin Responden

1. Dari hasil pengelompokkan responden berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pata table berikut:

Tabel 4.2
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Presentase
No Jenis Kelamin Responden
(%)
1 Laki-laki 33 33%
2 Perempuan 67 67%
Jumlah 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Berdasrkan hasil kuesioner yang telah diambil dan diolah

dari 100 responden, yang berjenis kelamin sebanyak 33

responden (33%) dan yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 67 responden (67%).

2. Usia Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah diambil dan diolah

dari 100 responden, profil responden berdasakan usia dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Profil Responden Berdasarkan Usia
Presentase
No Usia Responden
(%)
1 17-20 Tahun 29 29%
2 21-25 Tahun 67 67%
3 26-30 Tahun 4 4%
85

4 >30 Tahun 0 0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Setelah didapat hasil dari kuesioner usia responden,

responden yang berusia 17-20 tahun sebanyak 29 responden

(29%), 21-25 tahun sebanyak 67 responden (67%), 26-30 tahun

sebanyak 4 responden (4%), dan tidak ditemui responden yang

berusia 30 tahun lebih. Dengan demikian dapat dilihat bahwa

mayoritas usia dari 100 responden yaitu berada pada usia 21-25

tahun

3. Pengeluaran Per-Bulan

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dan diolah dari

100 responden, maka responden berdasarkan pengeluaran per-

bulan adalah seperti dalam tabel berikut:

Tabel 4.4
Profil Responden Berdasarkan Pengeluaran per-bulan
Presentase
No Pengeluaran Responden
(%)
1 <Rp. 2.000.000 76 76%
2 Rp. 2.000.000 - Rp. 5.000.000 24 24%
3 Rp. 5.000.000 - Rp. 8.000.000 0 0%
4 >Rp. 8.000.000 0 0%
Jumlah 100 100%
Sumber: kuesioner, diolah 2023

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa untuk pengeluaran

<Rp. 2.000.000 adalah sebanyak 76 responden (67%),


86

pengeluaran Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000 adalah sebanyak 24

responden (24%), dan tidak terdapat responden yang

mempunyai pengeluaran < Rp.5.000.000 per-bulan.

4. Merek Mie Instan Cup yang Di Konsumsi Responden

Profil responden berdasarkan merek Mie Instan Cup yang

digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5
Konsumsi Mie Instan Cup di Indonesia
Persentase
No Mie Instan Cup yang di Konsumsi Responden
(%)
1 POP MIE 31 31%
2 MIE SEDAAP CUP 61 61%
3 MIE ABC 4 4%
4 SAMSYANG 0 0%
5 NISSIN CUP NOODLES 4 4%
Jumlah 100 100%
Sumber : Kuesioner, diolah 2023

Hasil pengelompokan responden berdasarkan merek Mie

Instan Cup digunakan dapat dilihat pada tabel di atas bahwa

yang menggunakan merek Pop Mie sebanyak 31 responden

(31%), Mie Sedaap Cup sebanyak 61 responden (61%), Mie

ABC sebanyak 4 responden (4%), Samsyang sebanyak 0

responden (0%), dan yang menggunakan merek Nissin Cup

Noodles sebanyak 4 responden (4%). Hal ini menunjukkan

bahwa responden menggunakan merek Mie Instan Cup

beragam.
87

4.3.2 Asal Informasi Mengenai Merek Mie Instan Cup yang

Digunakan

Dari hasil kuesioner yang diambil dan diolah dari 100 responden,

profil responden berdasakan asal informasi merek Mie Instan Cup

yang digunakan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Profil Responden Berdasarkan Info Mie Instan Cup yang
digunakan
Asal Info Merk Mie Instan Cup Persentase
No Responden
digunakan (%)
Pemasangan Iklan di media
1
cetak dan elektronik 71 71%
2 Produk yang Dijual di Toko 17 17%
3 Promosi Oleh SPG/SPB 2 2%
4 Lainnya 10 10%
Jumlah 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Setelah didapat hasil dari kuesioner asal informasi merek Mie

Instan Cup yang digunakan pada responden yang mengetahui merek

Mie Instan Cup dari iklan media cetak maupun elektronik sebanyak

71 responden (71%), produk display di toko sebanyak 17 responden

(17%), promosi oleh SPG/SPB sebanyak 2 responden (2%), dan dari

sumber lainnya sebanyak 10 responden (10%). Dapat dilihat

mayoritas sumber informasi merek Mie Instan Cup yang sedang

digunakan pada kategori pemasangan iklan di media cetak dan

elektronik dengan persentase sebesar 71% (71 responden).


88

4.5. Hasil dan Pembahasan Komunikasi Merek Mie Instan Cup Pop Mie

Tahapan komunikasi merek berdasarkan dari kuesioner yang diolah:

4.5.1. Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden

Berdasarkan hasil dari kuesioner yan diambil dan diolah dari 100

responden maka awareness dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7
Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden Mie Instan
Cup Pop Mie
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Aware 100 100%
2 Unaware 0 0%
Total
100 100%

Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa dari 100 responden, yang

aware sebanyak 100 responden (100%) dan yang unaware tidak ada

(0%). Dari 100 responden makan akan masuk pada tahap berikutnya

untuk diteliti berapa responden yang comprehend.

4.5.2. Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dari 100 responden

yang aware, maka responden yang comprehend dapat dilihat pada

tabel berikut:
89

Tabel 4.8
Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden Mie Instan
Cup Pop Mie
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Comprehend 81 81%
2 No comprehend 19 19%
Total 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden yang

aware hanya 81 responden yang comprehend (81%) dan 19

responden yang no comprehend (19%). Dari 81 responden yang

aware dan comprehend maka akan masuk pada tahap berikut untuk

diteliti berapakah responden yang interest.

4.5.3. Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang diambil dan diolah dari 81

responden yang aware dan comprehend maka responden yang

interested dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9
Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden Mie Instan
Cup Pop Mie
No. Keterangan bnnn Jumlah Persentase (%)
1 Interest 64 79%
2 No Interest 17 21%
Total 81 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023
90

Dapat dilihat dari tabel di atas berdasarkan dari 81 responden

yang aware dan comprehend hanya 64 responden yang interest

(79%) dan yang no interest sebanyak 17 responden (21%). Dari 64

responden yang aware, comprehend, dan interest akan masuk pada

tahap berikutnya untuk mendapatkan hasil berapakah responden

yang mempunyai intentions.

4.5.4. Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dan diolah dari 64

responden yang aware, comprehend, dan interest maka responden

yang memiliki intentions dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden Mie
Instan Cup Pop Mie
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Intentions 50 73%
2 No Intentions 14 27%
Total 64 100%
Sumber: kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas dapat dilihat, berdasarkan 64 responden yang

aware, comprehend, dan interest hanya 50 yang intentions (73%)

dan no intentions 14 responden (27%). Dari 50 responden yang

aware, comprehend, interest, dan intentions akan masuk pada tahap

akhir untuk mendapatkan jumlah responden yang action.


91

4.5.5. Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dari 50 responden

yang aware, comprehend, interest, dan intentions maka responden

yang action dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11
Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden Mie
Instan Cup Pop Mie
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Action 47 94%
2 No Action 3 6%
Total 50 100%
Sumber: kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas dapat dilihat berdasarkan 50 responden yang

aware, comprehend, interest, intentions responden yang action

sebanyak 47 responden (94%) dan yang no action sebanyak 3

responden (6%).

Berdasarkan hasil penelitian komunikasi merek Mie Instan Cup

Pop Mie di Kecamatan Cakung Jakarta Timur dari semua jawaban

yang berasal dari kuesioner yang diolah pada tahun 2023 diperoleh

awareness sebesar 100%, comprehend sebesar 81%, interest sebesar

79%, intentions sebesar 73%, dan action sebesar 94%. Maka CRI-

nya adalah sebesar 44%. Dengan demikian, meskipun CRI-nya

hanya sebesar 44%, namun hal ini dapat dikatakan efektif karena

nilai CRI lebih besar dari nilai kehilangan respon pada setiap

tahapannya, namun demikian masih ada peluang sebesar 56% CRI


92

yang masih dapat diraih. Dari sini dapat dilihat bahwa kehilangan

56% CRI Mie Instan Cup Pop Mie disebabkan oleh:

1. Yang tidak action sebesar 6% menyebabkan Mie Instan

Cup Pop Mie kehilangan respon sebesar 3%.

2. Yang tidak memiliki intentions sebesar 27% menyebabkan

Mie Instan Cup Pop Mie kehilangan respon sebesar 17%.

3. Yang tidak interest sebesar 21% menyebabkan Mie Instan

Cup Pop Mie kehilangan respon sebesar 17%.

4. Yang tidak comprehend sebesar 19% menyebabkan Mie

Instan Cup Pop Mie kehilangan respon sebesar 19%.

5. Yang tidak aware sebesar 0% menyebabkan Mie Instan

Cup Pop Mie kehilangan respon sebesar 0%.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran

kuesioner kepada 100 responden, berikut hasilmodel CRI yang

didapat:

Sumber: diolah oleh peneliti (2013)

Gambar 4.1 Customer Responses Index Mie Instan Cup


Pop Mie di Kecamatan Cakung
93

Dari model CRI (Customer Response Index) di atas, dapat dilihat

bahwa perolehan masing-masing persentase dari 100 responden pada

tingkat aware sebanyak 100 responden (100%) menyatakan sadar

akan iklan dan promosi yang dilakukan oleh Mie Instan Cup Pop

Mie menyebabkan kehilangan respon sebesar 0%. Dari 100

responden yang aware, hanya 81% yang comprehend menyebabkan

kehilangan respon sebesar 17%. Kemudian dari 81 responden yang

aware dan comprehend hanya 64 responden (79%) yang interested,

menyebabkan kehilangan respon sebesar 17%. Selanjutnya dari 64

responden yang aware, comprehend, dan interest hanya 50

responden (73%) yang intentions, menyebabkan kehilangan respon

17%, dan dari 50 responden yang aware, comprehend, interest, dan

intentions hanya 47 responden (94%) yang action, dan menyebabkan

kehilangan respon sebesar 3%. Dari angka-angka persentase di tiap

tingkatan tersebut, diperoleh nilai-nilai CRI yang didapat

berdasarkan rumus berikut (Best, 2012):

1. Unawareness = unaware (%)

= 0%

2. No Comprehend = aware (%) X no comprehend (%)

=100% X 19%

= 19%

3. No Interested = aware (%) X comprehend (%)

X No Interested (%)
94

= 100% X 81% X 21% = 17%

4. No Intentions = aware (%) X comprehend (%)

X Interest (%) X no intentions (%)

= 100% X 81% X 79% X 27%

= 17%

5. No Actions = aware (%) X comprehend (%)

X Interest (%) X intentions (%) X no actions (%)

= 100% x 81% x 79% x 73% x 6%

= 3%

6. Actions = aware (%) X comprehend (%)

X Interest (%) X intentions (%) X actions (%)

= 100% x 81% x 79% x 73% x 94%

= 44%

Dari perhitungan CRI (Customer Response Index) Mie Instan

Cup Pop Mie, mengapa CRI kurang tinggi? Karena rendahnya

respon konsumen terhadap suatu merek yang berdampak pada

pembelian (action) Mie Instan Cup Pop Mie. Kehilangan respon

pada tingkat comprehend yang berdampak pada action. Hal tersebut

disebabkan karena Mahasiswa Universitas Darma Persada Jakarta

Timur kurang mengetahui atau memahami keunggulan yang dimiliki

oleh Mie Instan Cup Pop Mie yang menyebabkan tidak tertarik dan

tidak berniat untuk membeli Mie Instan Cup Pop Mie.


95

Pemahaman konsumen akan merek Mie Instan Cup Pop Mie

memang cukup baik di angka 81%, walaupun seharusnya dapat lebih

tinggi lagi. Fenomena penurunan pemahaman konsumen terhadap

suatu merek dapat disebabkan oleh kesalahan strategi komunikasi

pemasaran mereknya. Faktor penyebabnya iklan dan poor ad copy-

nya.

Jadi, jika seorang pemasar dengan komunikasi yang efektif

mampu meningkatkan comprehend sebesar 10% maka CRI

(improved)-nya akan menjadi 49% mengalami perubahan 5%.

CRI (current) = 100% x 81% x 79% x 73% x 94%

= 44%

CRI (improved) = 100% x 91% x 79% x 73% x 94%

= 49 %

4.4 Hasil dan Pembahasan Komunikasi Merek Mie Instan Cup Sedaap

Tahapan komunikasi merek berdasarkan dari kuesioner yang diolah:

4.4.1 Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden

Berdasarkan hasil dari kuesioner yan diambil dan diolah dari 100

responden maka aware dapat dilihat pada tabel berikut:


96

Tabel 4.12
Tingkatan Awareness (Kesadaran) Responden Mie Instan
Cup Sedaap
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Aware 100 100%
2 Unaware 0 0%
Total 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa dari 100 responden, yang

aware sebanyak 100 responden (100%) dan yang unaware tidak ada

(0%). Dari 100 responden makan akan masuk pada tahap berikutnya

untuk diteliti berapa responden yang comprehend.

4.4.2 Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dari 100 responden

yang aware, makan responden yang comprehend dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.13
Tingkatan Comprehend (Pemahaman) Responden Mie
Instan Cup Sedaap
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Comprehend 82 82%
2 No comprehend 18 18%
Total 100 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 100 responden yang

aware hanya 82 responden yang comprehend (82%) dan 18

responden yang no comprehend (18%). Dari 82 responden yang


97

aware dan comprehend maka akan masuk pada tahap berikut untuk

diteliti berapakah responden yang interest.

4.4.3 Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang diambil dan diolah dari 82

responden yang aware dan comprehend maka responden yang

interest dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14
Tingkatan Interest (Ketertarikan) Responden Mie Instan Cup
Sedaap
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Interest 63 77%
2 No Interest 19 23%
Total 82 100%
Sumber: Kuesioner, diolah 2023

Dapat dilihat dari tabel di atas berdasarkan dari 82 responden

yang aware dan comprehend hanya 63 responden yang interested

(77%) dan yang no interest sebanyak 19 responden (23%). Dari 63

responden yang aware, comprehend, dan interest akan masuk pada

tahap berikutnya untuk mendapatkan hasil berapakah responden

yang mempunyai intentions.

4.4.4 Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dan diolah dari 63

responden yang aware, comprehend, dan interest maka responden

yang memiliki intentions dapat dilihat pada tabel berikut:


98

Tabel 4. 15
Tingkatan Intentions (Niat Untuk Membeli) Responden Mie
Instan Cup Sedaap
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Intentions 46 73%
2 No Intentions 17 27%
Total 63 100%
Sumber: kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas dapat dilihat, berdasarkan 63 responden yang

aware, comprehend, dan interest hanya 46 yang intentions (73%)

dan no intentions 17 responden (27%). Dari 46 responden yang

aware, comprehend, interest, dan intentions akan masuk pada tahap

akhir untuk mendapatkan jumlah responden yang action.

4.4.5 Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden

Berdasarkan hasil kuesioner yang diambil dari 46 responden

yang aware, comprehend, interest, dan intentions maka responden

yang action dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 16
Tingkatan Action (Bertindak Membeli) Responden Mie Instan
Cup Sedaap
No. Keterangan Jumlah Persentase (%)
1 Action 43 93%
2 No Action 3 7%
Total 46 100%
Sumber: kuesioner, diolah 2023

Dari tabel di atas dapat dilihat berdasarkan 46 responden yang

aware, comprehend, interest, intentions responden yang action


99

sebanyak 43 responden (93%) dan yang no action sebanyak 3

responden (7%).

Berdasarkan hasil penelitian komunikasi merek Mie Instan Cup

Sedaap di Kecamatan Cakung Jakarta Timur dari semua jawaban

yang berasal dari kuesioner yang diolah pada tahun 2019 diperoleh

awareness sebesar 100%, comprehend sebesar 82%, interest sebesar

77%, intentions sebesar 73%, dan action sebesar 93%. Maka CRI-

nya adalah sebesar 43%. Dengan demikian, meskipun CRI-nya

hanya sebesar 43%, namun masih ada peluang sebesar 57% CRI

yang masih dapat diraih. Dari sini dapat dilihat bahwa kehilangan

57% CRI Mie Instan Cup Sedaap disebabkan oleh:

Yang tidak action sebesar 7% menyebabkan Mie Instan Cup

Sedaap

1. kehilangan respon sebesar 3%Yang tidak memiliki

intentions sebesar 27% menyebabkan Mie Instan Cup

Sedaap

2. kehilangan respon sebesar 17% Mie Instan Cup Sedaap

3. Yang tidak interested sebesar 23% menyebabkan Mie

Instan Cup Sedaap kehilangan respon sebesar 19%.

4. Yang tidak Comprehend sebesar 18% menyebabkan Mie

Instan Cup Sedaap kehilangan respon sebesar 18%.

5. Yang tidak Aware sebesar 0% menyebabkan Mie Instan

Cup Sedaap kehilangan respon sebesar 0%.


100

Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner

kepada 100 responden, berikut hasil model CRI yang didapat:

Sumber: diolah oleh peneliti (2023)

Gambar 4.2 Customer Responses Index Mie Instan Cup


Sedaap di Kecamatan Cakung

Dari model CRI (Customer Response Index) di atas, dapat dilihat

bahwa perolehan masing-masing persentase dari 100 responden pada

tingkat aware sebanyak 100 responden (100%) menyatakan sadar

akan iklan dan promosi yang dilakukan oleh Mie Instan Cup Sedaap

menyebabkan kehilangan respon sebesar 0%. Dari 100 responden

yang aware, hanya 82% yang comprehend menyebabkan kehilangan

respon sebesar 18%. Kemudian dari 82 responden yang aware dan

comprehend hanya 63 responden (77%) yang interest, menyebabkan

kehilangan respon sebesar 19%. Selanjutnya dari 63 responden yang

aware, comprehend, dan interested hanya 46 responden (73%) yang

intentions, menyebabkan kehilangan respon 17%, dan dari 46

responden yang aware, comprehend, interested, dan intentions hanya


101

43 responden (93%) yang action, dan menyebabkan kehilangan

respon sebesar 3%. Dari angka-angka persentase di tiap tingkatan

tersebut, diperoleh nilai-nilai CRI yang didapat berdasarkan rumus

berikut (Best, 2012):

1. Unawareness = unaware (%)

= 0%

2. No Comprehend = aware (%) X no comprehend (%)

=100% X 18%

= 18%

3. No Interested = aware (%) X comprehend (%)

X No Interest (%)

= 100% X 82% X 23%

= 19%

4. No Intentions = aware (%) X comprehend (%)

X Interest (%) X no intentions (%)

= 100% X 82% X 77% X 27%

= 17%

5. No Actions = aware (%) X comprehend (%)

X Interest (%) X intentions (%) X no actions (%)

= 100% x 82% x 77% x 73% x 7%

= 3%

6. Actions = aware (%) X comprehend (%)

X Interested (%) X intentions (%) X actions (%)


102

= 100% x 82% x 77% x 73% x 93%

= 43%

Dari perhitungan CRI (Customer Response Index) Mie Instan

Cup Sedaap, mengapa CRI hanya 44%? Karena rendahnya respon

konsumen terhadap suatu merek yang berdampak pada pembelian

(action) Mie Instan Cup Sedaap. Kehilangan respon pada interest

yang berdampak pada action. Hal tersebut disebabkan oleh lemahnya

positioning produk. Faktor penyebabnya anatara lain: insufficient

benefits, high price, dan poor ad copy.

Ketertarikan konsumen akan merek Mie Instan Cup Sedaap

memang cukup baik di angka 77% yang seharusnya dapat lebih

tinggi lagi. Fenomena penurunan ketertarikan konsumen terhadap

suatu merek dapat disebabkan oleh lemahnya positioning product.

Faktor penyebabnya antara lain: insufficient benefits, high price, dan

poor ad copy.

Jadi, jika seorang pemasar dengan komunikasi yang efektif

mampu meningkatkan interest dari 77% menjadi 87%, maka

CRI (improved)-nya akan menjadi 48% berarti ada kenaikan 5%.

CRI (current) = 100% x 82% x 77% x 73% x 93%

= 43%

CRI (improved) = 100% x 82% x87% x 73% x 93%

= 48%
103

4.5 Perbandingan Hasil Perhitungan CRI Mie Instan Cup Pop Mie dan

Sedaap

Dari hasil perhitungan Customer Response Index mengenai komunikasi

merek Mie Instan Cup Pop Mie dan Sedaap Dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.17
Perbandingan Hasil CRI Mie Instan Cup Pop Mie dan Sedaap

Merek Mie Instant


Hasil Perhitungan
Pop Mie Sedaap
Unawareness 0% 0%
No Comprehend 19% 18%
No Interest 17% 19%
No Intentions 17% 17%
No Actions 3% 3%
Action 44% 43%
Sumber: Kuesioner, data diolah oleh Peneliti (2023)

Dari tabel di atas hasil perhitungan efektifitas komunikasi merek Mie

Instan Cup Pop Mie dan Sedaap . Diketahui hasil perhitungan Customer

Response Index Mie Instan Cup Pop Mie sebesar 44% dan merek Sedaap

Cup 43%. Nilai ini menunujukkan bahwa komunikasi merek kedua merek

Mie Instan Cup ini efektif karena nilai CRI lebih besar dari nilai kehilangan

respon di setiap tahapan komunikasi mereknya (Durianto, dkk. 2018).

Tetapi Mie Instan Cup merek Pop Mie lebih efektif dibandingkan dengan

Sedaap Cup dalam komunikasi mereknya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis brand communication merek Mie Instan Cup

Pop Mie dan Mie Sedaap Cup secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

komunikasi merek Mie Instan Cup pada mahsyarakat di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur cukup efektif, karena nilai CRI lebih besar dari total respon

yang hilang di masing-masing tahapan CRI. Hal ini dapat dilihat dari data

yang diambil berdasarkan kuesioner yang diolah di Kecamatan Cakung

Jakarta Timur mengenai efektivitas komunikasi merek Mie Instan Cup Pop

Mie, bahwa responden mengetahui merek Mie Instan Cup Pop Mie dengan

tingkat awareness sebesar 100%, comprehend sebesar 81%, interest sebesar

79%, intentions sebesar 73%, sebagian besar mahasiswa melakukan

tindakan pembelian (action) sebesar 94 % dari 50 responden, Kondisi ini

lebih baik dibandingkan dengan komunikasi merek Mie Sedaap. Walaupun

mengenai efektivitas komunikasi merek Mie Sedaap mahasiswa tidak jauh

berbeda dengan Pop Mie dengan diperoleh awareness sebesar 100%,

comprehend sebesar 82%, interest sebesar 77%, intentions sebesar 73%, dan

action sebesar 93%. bahwa sebagian besar mahasiswa melakukan tindakan

pebelian (action) sebesar 93% dari 46 responden. Hal ini terjadi karena Mie

Instan Cup merek Mie Sedaap kehilangan respon yang cukup besar pada

tahapan interest sebanyak 23% dari 82 responden sehingga dapat

104
105

mempengaruhi terhadap tindakan pembelian. Sehingga hasil CRI Pop Mie

44% lebih baik dari CRI Sedaap yang mendapat nilai 43%.

Untuk itu perusahaan perlu selalu memperbaiki dan meningkatkan

brand communication secara keseluruhan agar konsumen semakin tertarik,

percaya, dan mau menyarankan atau mempromosikan kepada orang lain.

Keberhasilan dalam mengkomunikasikan suatu merek ditentukan oleh

seberapa puas konsumen terhadap produk tersebut sehingga melakukan

tindakan pembelian (action) untuk mengkomunikasikan suatu merek akan

produk tersebut. Akan tetapi Mie Instan Cup merek Pop Mie dan Sedaap

cukup mampu mencapai taraf tersebut dalam mengkomunikasikan suatu

merek pada produknya.

5.2 Saran

Dari hasil penelitan, Analisa dan hasil kesimpulan di atas, berikut saran

yang dapat disampaikan bahwa Mie Instan Cup merek Pop Mie berhasil

mengkomunikasikan mereknya dengan baik dan, akan tetapi dalam

mengkomunikasikan mereknya perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan hasil

dari penelitian pada Masyarakat Kecamatan Cakung Jakarta Timur yang

dilakukan peneliti, Mie Instan Cup Pop Mie masih banyak kehilangan

respon pada tahap comprehend sebesar 19% (19 responden) hal ini perlu

ditingkatkan lagi yaitu dengan menanmbah frekuensi penanyangan iklan di

media cetak maupun elektronik mengenai keunggulan yang dimiliki Pop

Mie dan mengevaluasi hasil promosi.


106

Sedangkan Berdasarkan hasil dari penelitian pada Masyarakat

Kecamatan Cakung Jakarta Timur yang dilakukan peneliti, Mie Instan Cup

Sedaap masih kehilangan respon pada tahap interest. Hal ini perlu

ditingkatkan lagi yaitu dengan cara memilih saluran komunikasi yang tepat,

menentukan alat promosi, dan mengevaluasi hasil promosi juga.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2016. Manajemen Pemasaran. Jakarta:


Rajagrafindo Persada.

Assauri, Sofjan. 2016. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, dan Strategi.


Jakarta:CV Rajawali.

Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Tony Sitinjak. 2018. STRATEGI


MENAKLUKAN PASAR Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Malau, Harman. 2017. Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era
Tradisional Sampai Era Modernisasi Global. Bandung: Alfabeta.

Manap, Abdul. 2016. Revolusi Manajemen Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana


Media.

Priansa, Donni Juni. 2017. Komunikasi pemasaran Terpadu Pada Era Media
Sosial.Bandung: CV Pustaka Setia.

Sadat, Andi M. 2009. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis


Keyakinan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Yogyakarta:


ANDI. Sugiyono. 2017.Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan
Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sumarwan, Ujang. 2015. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam


Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

JURNAL
Ernestivita, Gesty. 2016. Analisis Efektivitas Tagline Iklan Televisi Minuman
Ringan Teh Botol Sosro Versi “Apapun Makanannya Minumnya Teh Botol
Sosro” dengan Menggunakan Metode Customer Response Index (CRI).
EKSIS, vol. XI, No. 2, Oktober 2016, 140-150 ISSN: 1907-7513.

Mustachiqqul Huda 2019 ,EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MEREK (BRAND


COMMUNICATION)PADA SIM CARD SIMPATI DAN XL (Studi Kasus
di Universitas Darma Persada Jakarta)

Ayu setiyani,2022, perbandingan Efektivitas Komunikasi Merek (Brand


Communication) Mi Instan Supermi dan Sedaap di Media Sosial Instagram

107
108

Berdasarkan Metode Customer Response Index (CRI) “ (Survey pada


Konsumen Supermi dan Sedaap di Instagram ).

WEB :
https://www.topbrand-award.com/en/2021/02/mie-instant-dalam-kemasan-bag/
diakses Januari 2023
https://www.popmie.com/page/about-us di akses Januari 2023
https://wingscorp.com/about-us/ di akses januari 2023
https://goodstats.id di akses januari 2023
LAMPIRAN

109
110

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian


KUESIONER PENELITIAN

"Efektivitas Komunikasi Merek (Brand Communication) Mi Instan Cup


Pop Mie dan Sedaap Cup di Jakarta Timur”
(Studi Kasus : Survey pada masyarakat kecamatan Cakung Jakarta Timur)

Kuesioner ini merupakan instrumen penelitian dalam rangka penulisan


skripsi program yang dilakukan oleh :
Nama : Desi Wulandari
Program Studi/ Fakultas : Manajemen Pemasaran / Ekonomi
Universitas : Universitas Darma Persada
Saya mohon ketersediaannya saudara/i untuk meluangkan waktu dalam
rangka mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar. Informasi yang
diperoleh pada kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk
menghimpun data dalam rangka penulisan skripsi. Demikian saya sampaikan
terima kasih atas bantuan dan kerjasama Anda.

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Bacalah pertanyaan dengan teliti.
2. Mohon mengisi pertanyaan dibawah ini dengan lengkap dan sebenar-
benarnya.
3. Berilah tanda (X) pada pilihan yang telah disediakan.
4. Nomor responden tidak perlu diisi.

B. Screening Questions
Apakah anda tinggal di daerah Kecamatan Cakung Jakarta Timur ?
1. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya)
2. Tidak (Berhenti! Terimakasih atas partisipasi Anda)

C. Profil Responden
1. Nama Responden :………………………………………………………….
111

2. No. HP :…………………………………………………………………….
3. Alamat E-mail Responden : ………………………………………………..
4. Jenis Kelamin Anda?
1) Laki-laki
2) Perempuan
5. Berapa Usia Anda saat ini?
1) 17 - 20 tahun
2) 21 - 25 tahun
3) 26 - 30 tahun
4) >30 tahun

6. Berapa jumlah pengeluaran Anda perbulan ?

1) < Rp. 2.000.000


2) Rp. 2.000.000 – Rp. 5.000.000
3) Rp. 5.000.000 – Rp. 8.000.000
4) > Rp. 8.000.000

7. Merek Mi instan cup apa yang Anda konsumsi saat ini ?

1) Pop Mie
2) Mie Seedap Cup
3) ABC
4) GAGA 100/MIE 100
8. Darimana Anda mengetahui Mi Instan cup merek Pop Mie ?
1) Pemasangan Iklan di media sosial Instagram dan
elmedia ektronik
2) Penjualan Personal di toko, supermarket atau minimarket
3) Promosi Penjualan seperti potongan harga ataupun undian
berhadiah
4) Hubungan Masyarakat seperti event, bazaar,
pameran, penyuluhan dan seminar
112

5) Pemasaran Langsung yang dilakukan oleh Sales Promotion


Girl/Boy di suatu acara
6) Lainnya, sebutkan …

D. Pertanyaan ini digunakan untuk mengukur brand communication


Mi Instan cup Pop Mie. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda
paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban
yang telah tersedia
1 Apakah Anda mengetahui Mi Instan cup merek Pop Mie?
a) Ya b) Tidak
2 Apakah Anda menyukai merek Mi Instan cup Pop Mie ?
a) Ya b) Tidak
3 Apakah Anda bermaksud untuk membeli merek Mi Instan cup Pop mie ?
a) Ya b) Tidak
4 Apakah Anda sudah pernah membeli merek Mi Instan cup Pop mie ?
a) Ya b) Tidak

E. Pertanyaan ini digunakan untuk mengukur brand communication Mi


Instan cup Seedap. Pilih salah satu jawaban yang menurut anda paling
tepat dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang telah
tersedia.

1 Apakah Anda mengetahui Mi Instan cup merek Seedap ?


a) Ya b) Tidak
2 Apakah Anda menyukai merek Mi Instan cup merek Seedap?
a) Ya b) Tidak
3 Apakah Anda bermaksud untuk membeli merek Mi Instan cup
merek Seedap?
a) Ya b) Tidak
4 Apakah Anda sudah pernah membeli merek Mi Instan cup merek Seedap?
a) Ya b) Tidak
113

Lampiran 2 Buku Kode


No. Nama Variabel Kategori Jawaban Kode
1 Jenis Kelamin Laki-laki 1
Perempuan 2
2 Kelurahan Jatinegara 1
Penggilingan 2
Pulo Gebang 3
Ujung Menteng 4
Cakung Timur 5
Cakung barat 6
Rawaterate
3 usia 17-20 Tahun 1
21-25 Tahun 2
26-30 Tahun 3
>30 Tahun 4
4 Pengeluaran per-bulan <Rp. 2.000.000 1
Rp. 2.000.000 - Rp. 5.000.000 2
Rp. 5.000.000 - Rp. 8.000.000 3
>Rp. 8.000.000 4
5 Mi Instan Cup yang Pop Mie 1
di Konsumsi Sedaap Cup 2
ABC 3
Samsyang 4
Nissin Cup Noodles 5
6 Asal Info Merk Mie Pemasangan Iklan di media cetak 1
Instan Cup digunakan dan elektronik
Produk yang Dijual di Toko 2
Promosi Oleh SPG/SPB 3
Lainnya 4
7 Aware Ya 1
Tidak 0
8 Comprehend Ya 1
Tidak 0
9 Interesed Ya 1
Tidak 0
10 Intentions Ya 1
Tidak 0
11 Action Ya 1
Tidak 0
114

Lampiran 3 Profil Responden


Mi Instan
No Jenis Kelura Pengelua Cup yang Asal Info Merk
Nama Usia
. Kelamin han ran di Mie Instan
Konsumsi Cup digunakan
1 Yulia Rismayanti 2 1 1 1 4 3
2 Afmiansyah 2 1 2 2 4 2
3 Belva lutvia 2 1 2 1 3 1
4 Cindy Oktavia 2 1 2 2 4 1
5 Citra Tul Fitrah 2 1 3 1 4 1
6 Rita Sopia 2 1 1 1 1 1
Istiqomah Fidia
7 2 1 1 1 3 1
Utami
8 Anita Siregar 2 1 1 1 3 1
9 Lina Izza Mazida 2 1 2 1 1 1
10 Mulyanah 2 1 1 1 1 2
11 Novita Ariyanti 2 1 2 1 1 1
12 Pradita Salsabilah 2 1 2 1 4 1
13 Ratna Arianti 2 1 2 1 3 1
Yessi Nur Rosita
14 2 1 2 1 1 1
P
15 Abdul Rohman 1 1 2 1 4 1
16 Fachru Rozi K 1 1 2 1 4 2
17 Marsono 1 1 2 1 3 1
18 Imanullah 1 1 2 1 1 4
19 Nadia Devisa 2 1 2 1 1 1
20 Siska Anggraeni 2 1 2 1 4 2
21 Zuraidah 2 1 2 1 4 1
22 Yuniar 2 1 2 1 3 1
23 Famirudin 1 1 2 1 4 4
24 Sri Rahmanti 2 1 1 1 3 1
25 Serlin Gian P 2 1 1 1 4 4
26 Rafika Umami 2 1 1 1 4 1
27 Wahyu Eko A 1 1 1 1 4 1
28 Karnowo 1 1 2 1 4 1
29 Febby Fuziyawati 2 1 2 1 3 1
30 Esen Jutri 2 1 2 1 4 1
31 Dini Ernawati 2 1 2 2 4 2
32 Aprilia Ayu N 2 1 2 1 4 2
33 Andriansyah 2 1 2 1 4 2
34 Deborah F 2 2 2 1 4 1
115

35 Erlin Aprilia 2 2 1 1 3 1
36 Fitria Fatimah 2 2 1 2 4 1
Putri Arindo
37 2 2 2 1 3 1
Ernawan
Annisa Novita
38 2 2 1 1 4 1
Nurdiani
39 Ririn Agustin 2 2 2 2 4 1
40 Putri 2 2 2 2 4 1
41 Adi Suharjo 1 2 3 2 1 3
42 Bahri Rizki H 1 2 2 2 4 4
43 Restu Efendi 1 2 2 2 4 1
Rizki Ari
44 1 2 2 2 3 1
Kurniawan
45 Tri Juniyanti 2 2 2 1 3 1
Febransa Hamza
46 1 2 1 1 4 1
Al
Muhamad Alif
47 1 2 2 1 1 1
Akbar
Muhammad
48 1 2 1 1 3 1
Ardhyansyah
49 Jason 1 2 1 1 4 1
50 Randy Salmansur 1 2 2 2 2 2
51 Gilang Ramado 1 2 2 2 3 1
Nino Razissa
52 1 2 2 1 3 2
Putra
53 Dede Hermawan 1 2 2 1 4 1
54 Osvaldo Stefanus 1 2 2 1 3 1
55 Deni Saputra 1 2 2 1 3 4
56 Rendi 1 2 1 1 3 4
57 Feriyan Prasetio 1 2 1 1 3 1
58 Riri Maulidia 2 2 1 1 3 1
M Zulfikar
59 1 2 2 1 4 1
Yasael
60 Asep Nurul Iman 1 2 3 1 2 1
61 Muclis Surois 1 2 2 1 4 1
62 Tri Romadhoni 1 2 2 2 4 1
63 Nanda Hafidz 1 2 2 1 3 4
64 Mustaciqul Huda 1 2 1 1 1 1
65 Iga Herlinda 1 2 1 1 4 4
66 Tri Puji Astuti 2 3 2 1 4 1
67 Ida Irawati 2 3 1 1 4 1
68 Tedi Darwanto 1 3 1 1 1 1
69 Asep Kurniawan 1 3 1 1 3 4
70 Elsa Herlinda 2 4 2 1 4 1
116

71 Kristina Nola 2 4 2 2 4 1
72 Khansa Shirin 2 4 2 2 4 1
Nungki
73 2 4 2 2 4 2
Puspitasari
74 Afifah Zahra 2 4 1 1 4 2
75 Evi Yanti 2 4 1 1 3 4
76 Sindy Agus F 2 4 2 2 1 1
77 Dwi astuti 2 4 1 1 4 2
Rusmitha
78 2 4 2 2 4 2
Yulianti
79 Isti Qomariah 2 4 1 1 1 2
80 Aska Ashauki 1 4 3 2 1 1
81 Ade Irma 2 4 2 1 1 1
82 Iis Namia 2 4 2 2 1 1
Bachroini
83 2 4 1 2 4 2
Saniyah
84 Siti Sonia 2 4 2 2 1 1
85 Susi Yulianti 2 4 2 1 3 1
86 Shela Amanda 2 4 2 1 4 1
87 Sesilia Asih D.P 2 4 2 1 3 1
88 Feni Inkasari 2 4 2 1 3 1
89 Heni Puspitasari 2 4 2 1 4 1
90 Erika Arfah 2 4 2 1 4 1
91 Nur Hartinah 2 4 2 1 3 1
92 Reskyta Permata 2 4 2 1 4 1
93 Elisa Amelia 2 4 1 2 4 2
94 Dhea Puspita 2 4 2 1 4 1
95 Maya Widi 2 4 2 1 4 1
96 Eni Devi F 2 4 2 1 1 1
97 Fujianti 2 4 2 1 3 1
98 Rika Marsaulina 2 4 2 1 1 2
99 Karmilah 2 4 2 1 1 1
10
0 Melsya Putri 2 4 2 2 4 1
117

Lampiran 4 Jawaban Responden Mengenai Mie Instan Cup Pop Mie


No. Nama P1 P2 P3 P4 P5
1 Yulia Rismayanti 1 1 1 0 0
2 Afmiansyah 1 1 1 1 1
3 Belva lutvia 1 1 1 0 0
4 Cindy Oktavia 1 1 1 1 0
5 Citra Tul Fitrah 1 1 1 0 0
6 Rita Sopia 1 1 1 0 0
7 Istiqomah Fidia Utami 1 1 0 0 0
8 Anita Siregar 1 1 0 0 0
9 Lina Izza Mazida 1 1 1 1 1
10 Mulyanah 1 1 1 1 1
11 Novita Ariyanti 1 0 0 0 0
12 Pradita Salsabilah 1 1 1 1 1
13 Ratna Arianti 1 0 0 0 0
14 Yessi Nur Rosita P 1 1 1 1 1
15 Abdul Rohman 1 1 1 1 1
16 Fachru Rozi K 1 1 1 1 1
17 Marsono 1 0 0 0 0
18 Imanullah 1 1 1 1 1
19 Nadia Devisa 1 0 0 0 0
20 Siska Anggraeni 1 1 1 1 1
21 Zuraidah 1 1 1 1 1
22 Yuniar 1 1 1 1 1
23 Famirudin 1 1 1 1 1
24 Sri Rahmanti 1 1 1 1 1
25 Serlin Gian P 1 1 1 1 1
26 Rafika Umami 1 1 1 1 1
27 Wahyu Eko A 1 0 0 0 0
28 Karnowo 1 1 1 1 1
29 Febby Fuziyawati 1 1 0 0 0
30 Esen Jutri 1 1 1 0 0
31 Dini Ernawati 1 0 0 0 0
32 Aprilia Ayu N 1 1 1 1 1
33 Andriansyah 1 1 1 1 1
34 Deborah F 1 1 0 0 0
35 Erlin Aprilia 1 1 1 0 0
118

36 Fitria Fatimah 1 1 1 1 1
37 Putri Arindo Ernawan 1 1 1 0 0
38 Annisa Novita Nurdiani 1 1 0 0 0
39 Ririn Agustin 1 1 1 1 1
40 Putri 1 1 1 1 1
41 Adi Suharjo 1 1 1 1 0
42 Bahri Rizki H 1 1 1 1 1
43 Restu Efendi 1 1 1 0 0
44 Rizki Ari Kurniawan 1 1 1 1 1
45 Tri Juniyanti 1 1 0 0 0
46 Febransa Hamza Al 1 1 1 1 1
47 Muhamad Alif Akbar 1 1 1 1 1
48 Muhammad Ardhyansyah 1 1 0 0 0
49 Jason 1 0 0 0 0
50 Randy Salmansur 1 1 1 1 1
51 Gilang Ramado 1 1 1 1 1
52 Nino Razissa Putra 1 1 1 1 1
53 Dede Hermawan 1 0 0 0 0
54 Osvaldo Stefanus 1 1 1 1 1
55 Deni Saputra 1 0 0 0 0
56 Rendi 1 1 0 0 0
57 Feriyan Prasetio 1 0 0 0 0
58 Riri Maulidia 1 1 1 1 1
59 M Zulfikar Yasael 1 1 0 0 0
60 Asep Nurul Iman 1 0 0 0 0
61 Muclis Surois 1 1 1 1 1
62 Tri Romadhoni 1 1 1 1 1
63 Nanda Hafidz 1 1 1 0 0
64 Mustaciqul Huda 1 1 1 1 1
65 Iga Herlinda 1 0 0 0 0
66 Tri Puji Astuti 1 1 1 1 1
67 Ida Irawati 1 1 1 1 1
68 Tedi Darwanto 1 1 1 1 1
69 Asep Kurniawan 1 1 1 1 1
70 Elsa Herlinda 1 1 1 1 1
71 Kristina Nola 1 1 1 1 1
72 Khansa Shirin 1 1 1 1 1
73 Nungki Puspitasari 1 1 0 0 0
74 Afifah Zahra 1 0 0 0 0
119

75 Evi Yanti 1 1 1 0 0
76 Sindy Agus F 1 0 0 0 0
77 Dwi astuti 1 1 1 1 1
78 Rusmitha Yulianti 1 1 0 0 0
79 Isti Qomariah 1 1 0 0 0
80 Aska Ashauki 1 1 0 0 0
81 Ade Irma 1 1 1 0 0
82 Iis Namia 1 0 0 0 0
83 Bachroini Saniyah 1 0 0 0 0
84 Siti Sonia 1 1 0 0 0
85 Susi Yulianti 1 0 0 0 0
86 Shela Amanda 1 1 1 1 1
87 Sesilia Asih D.P 1 1 1 0 0
88 Feni Inkasari 1 1 0 0 0
89 Heni Puspitasari 1 1 1 0 0
90 Erika Arfah 1 1 1 1 1
91 Nur Hartinah 1 1 0 0 0
92 Reskyta Permata 1 1 1 1 1
93 Elisa Amelia 1 1 1 1 1
94 Dhea Puspita 1 0 0 0 0
95 Maya Widi 1 1 0 0 0
96 Eni Devi F 1 1 1 0 0
97 Fujianti 1 0 0 0 0
98 Rika Marsaulina 1 1 1 1 0
99 Karmilah 1 1 1 1 1
100 Melsya Putri 1 1 1 1 1
Total 100 81 64 50 47
120

Lampiran 5 Jawaban Responden Mengenai Mie Instan Cup Sedaap


No. Nama P1 P2 P3 P4 P5
1 Yulia Rismayanti 1 1 1 1 1
2 Afmiansyah 1 1 1 1 1
3 Belva lutvia 1 1 1 1 1
4 Cindy Oktavia 1 1 1 1 1
5 Citra Tul Fitrah 1 1 0 0 0
6 Rita Sopia 1 1 0 0 0
7 Istiqomah Fidia Utami 1 1 0 0 0
8 Anita Siregar 1 1 1 0 0
9 Lina Izza Mazida 1 1 1 1 0
10 Mulyanah 1 1 1 1 1
11 Novita Ariyanti 1 1 1 1 0
12 Pradita Salsabilah 1 1 1 1 1
13 Ratna Arianti 1 1 1 1 1
14 Yessi Nur Rosita P 1 0 0 0 0
15 Abdul Rohman 1 0 0 0 0
16 Fachru Rozi K 1 0 0 0 0
17 Marsono 1 0 0 0 0
18 Imanullah 1 0 0 0 0
19 Nadia Devisa 1 0 0 0 0
20 Siska Anggraeni 1 1 1 1 1
21 Zuraidah 1 1 0 0 0
22 Yuniar 1 1 1 0 0
23 Famirudin 1 0 0 0 0
24 Sri Rahmanti 1 1 0 0 0
25 Serlin Gian P 1 1 1 0 0
26 Rafika Umami 1 1 1 1 1
27 Wahyu Eko A 1 1 1 1 1
28 Karnowo 1 0 0 0 0
29 Febby Fuziyawati 1 1 1 1 1
30 Esen Jutri 1 1 1 1 1
31 Dini Ernawati 1 1 1 1 1
32 Aprilia Ayu N 1 1 1 1 1
33 Andriansyah 1 1 1 1 1
34 Deborah F 1 1 1 0 0
35 Erlin Aprilia 1 1 1 0 0
36 Fitria Fatimah 1 1 1 1 1
37 Putri Arindo Ernawan 1 1 1 0 0
38 Annisa Novita Nurdiani 1 1 1 1 1
39 Ririn Agustin 1 1 1 1 1
121

40 Putri 1 1 0 0 0
41 Adi Suharjo 1 0 0 0 0
42 Bahri Rizki H 1 0 0 0 0
43 Restu Efendi 1 1 1 1 1
44 Rizki Ari Kurniawan 1 1 0 0 0
45 Tri Juniyanti 1 1 1 0 0
46 Febransa Hamza Al 1 1 1 1 1
47 Muhamad Alif Akbar 1 0 0 0 0
Muhammad
48 Ardhyansyah 1 1 1 1 1
49 Jason 1 0 0 0 0
50 Randy Salmansur 1 0 0 0 0
51 Gilang Ramado 1 1 0 0 0
52 Nino Razissa Putra 1 1 1 1 1
53 Dede Hermawan 1 1 1 1 1
54 Osvaldo Stefanus 1 0 0 0 0
55 Deni Saputra 1 0 0 0 0
56 Rendi 1 1 1 0 0
57 Feriyan Prasetio 1 1 1 1 1
58 Riri Maulidia 1 1 0 0 0
59 M Zulfikar Yasael 1 1 1 1 1
60 Asep Nurul Iman 1 1 1 1 1
61 Muclis Surois 1 0 0 0 0
62 Tri Romadhoni 1 1 1 1 1
63 Nanda Hafidz 1 1 0 0 0
64 Mustaciqul Huda 1 1 0 0 0
65 Iga Herlinda 1 1 1 1 1
66 Tri Puji Astuti 1 1 1 1 1
67 Ida Irawati 1 1 0 0 0
68 Tedi Darwanto 1 1 0 0 0
69 Asep Kurniawan 1 1 1 1 1
70 Elsa Herlinda 1 0 0 0 0
71 Kristina Nola 1 1 1 0 0
72 Khansa Shirin 1 0 0 0 0
73 Nungki Puspitasari 1 1 1 1 1
74 Afifah Zahra 1 1 1 1 1
75 Evi Yanti 1 1 1 0 0
76 Sindy Agus F 1 1 1 0 0
77 Dwi astuti 1 1 0 0 0
78 Rusmitha Yulianti 1 1 1 1 1
79 Isti Qomariah 1 1 1 0 0
122

80 Aska Ashauki 1 1 1 1 1
81 Ade Irma 1 1 1 1 1
82 Iis Namia 1 1 1 1 1
83 Bachroini Saniyah 1 1 1 1 1
84 Siti Sonia 1 1 1 1 1
85 Susi Yulianti 1 1 1 1 0
86 Shela Amanda 1 1 1 0 0
87 Sesilia Asih D.P 1 1 1 0 0
88 Feni Inkasari 1 1 1 0 0
89 Heni Puspitasari 1 1 1 1 1
90 Erika Arfah 1 1 0 0 0
91 Nur Hartinah 1 1 0 0 0
92 Reskyta Permata 1 1 0 0 0
93 Elisa Amelia 1 1 0 0 0
94 Dhea Puspita 1 1 1 1 1
95 Maya Widi 1 1 1 1 1
96 Eni Devi F 1 1 0 0 0
97 Fujianti 1 1 1 0 0
98 Rika Marsaulina 1 1 1 1 1
99 Karmilah 1 1 1 1 1
100 Melsya Putri 1 1 1 0 0
Total 100 82 63 46 43
123

Lampiran 6 Uji Reliabilitas Data Kuesioner Pop Mie

Brand Communication Ganjil Genap


Responden Jumlah
P1 P2 P3 P4 P5 (X) (Y)
1 1 1 1 0 0 3 2 1
2 1 1 1 1 1 5 3 2
3 1 1 1 0 0 3 2 1
4 1 1 1 1 0 4 2 2
5 1 1 1 0 0 3 2 1
6 1 1 1 0 0 3 2 1
7 1 1 0 0 0 2 1 1
8 1 1 0 0 0 2 1 1
9 1 1 1 1 1 5 3 2
10 1 1 1 1 1 5 3 2
11 1 0 0 0 0 1 1 0
12 1 1 1 1 1 5 3 2
13 1 0 0 0 0 1 1 0
14 1 1 1 1 1 5 3 2
15 1 1 1 1 1 5 3 2
16 1 1 1 1 1 5 3 2
17 1 0 0 0 0 1 1 0
18 1 1 1 1 1 5 3 2
19 1 0 0 0 0 1 1 0
20 1 1 1 1 1 5 3 2
21 1 1 1 1 1 5 3 2
22 1 1 1 1 1 5 3 2
23 1 1 1 1 1 5 3 2
24 1 1 1 1 1 5 3 2
25 1 1 1 1 1 5 3 2
26 1 1 1 1 1 5 3 2
27 1 0 0 0 0 1 1 0
28 1 1 1 1 1 5 3 2
29 1 1 0 0 0 2 1 1
30 1 1 1 0 0 3 2 1
31 1 0 0 0 0 1 1 0
32 1 1 1 1 1 5 3 2
33 1 1 1 1 1 5 3 2
124

34 1 1 0 0 0 2 1 1
35 1 1 1 0 0 3 2 1
36 1 1 1 1 1 5 3 2
37 1 1 1 0 0 3 2 1
38 1 1 0 0 0 2 1 1
39 1 1 1 1 1 5 3 2
40 1 1 1 1 1 5 3 2
41 1 1 1 1 0 4 2 2
42 1 1 1 1 1 5 3 2
43 1 1 1 0 0 3 2 1
44 1 1 1 1 1 5 3 2
45 1 1 0 0 0 2 1 1
46 1 1 1 1 1 5 3 2
47 1 1 1 1 1 5 3 2
48 1 1 0 0 0 2 1 1
49 1 0 0 0 0 1 1 0
50 1 1 1 1 1 5 3 2
51 1 1 1 1 1 5 3 2
52 1 1 1 1 1 5 3 2
53 1 0 0 0 0 1 1 0
54 1 1 1 1 1 5 3 2
55 1 0 0 0 0 1 1 0
56 1 1 0 0 0 2 1 1
57 1 0 0 0 0 1 1 0
58 1 1 1 1 1 5 3 2
59 1 1 0 0 0 2 1 1
60 1 0 0 0 0 1 1 0
61 1 1 1 1 1 5 3 2
62 1 1 1 1 1 5 3 2
63 1 1 1 0 0 3 2 1
64 1 1 1 1 1 5 3 2
65 1 0 0 0 0 1 1 0
66 1 1 1 1 1 5 3 2
67 1 1 1 1 1 5 3 2
68 1 1 1 1 1 5 3 2
69 1 1 1 1 1 5 3 2
70 1 1 1 1 1 5 3 2
71 1 1 1 1 1 5 3 2
72 1 1 1 1 1 5 3 2
125

73 1 1 0 0 0 2 1 1
74 1 0 0 0 0 1 1 0
75 1 1 1 0 0 3 2 1
76 1 0 0 0 0 1 1 0
77 1 1 1 1 1 5 3 2
78 1 1 0 0 0 2 1 1
79 1 1 0 0 0 2 1 1
80 1 1 0 0 0 2 1 1
81 1 1 1 0 0 3 2 1
82 1 0 0 0 0 1 1 0
83 1 0 0 0 0 1 1 0
84 1 1 0 0 0 2 1 1
85 1 0 0 0 0 1 1 0
86 1 1 1 1 1 5 3 2
87 1 1 1 0 0 3 2 1
88 1 1 0 0 0 2 1 1
89 1 1 1 0 0 3 2 1
90 1 1 1 1 1 5 3 2
91 1 1 0 0 0 2 1 1
92 1 1 1 1 1 5 3 2
93 1 1 1 1 1 5 3 2
94 1 0 0 0 0 1 1 0
95 1 1 0 0 0 2 1 1
96 1 1 1 0 0 3 2 1
97 1 0 0 0 0 1 1 0
98 1 1 1 1 0 4 2 2
99 1 1 1 1 1 5 3 2
100 1 1 1 1 1 5 3 2
Total 100 81 64 50 47 342 211 131
126

Lampiran 7 Uji Reliabilitas Data Kuesioner Mie Sedaap Cup


Brand Communication Ganjil Genap
Responden Total
P1 P2 P3 P4 P5 (X) (Y)
1 1 1 1 1 1 5 3 2
2 1 1 1 1 1 5 3 2
3 1 1 1 1 1 5 3 2
4 1 1 1 1 1 5 3 2
5 1 1 0 0 0 2 1 1
6 1 1 0 0 0 2 1 1
7 1 1 0 0 0 2 1 1
8 1 1 1 0 0 3 2 1
9 1 1 1 1 0 4 2 2
10 1 1 1 1 1 5 3 2
11 1 1 1 1 0 4 2 2
12 1 1 1 1 1 5 3 2
13 1 1 1 1 1 5 3 2
14 1 0 0 0 0 1 1 0
15 1 0 0 0 0 1 1 0
16 1 0 0 0 0 1 1 0
17 1 0 0 0 0 1 1 0
18 1 0 0 0 0 1 1 0
19 1 0 0 0 0 1 1 0
20 1 1 1 1 1 5 3 2
21 1 1 0 0 0 2 1 1
22 1 1 1 0 0 3 2 1
23 1 0 0 0 0 1 1 0
24 1 1 0 0 0 2 1 1
25 1 1 1 0 0 3 2 1
26 1 1 1 1 1 5 3 2
27 1 1 1 1 1 5 3 2
28 1 0 0 0 0 1 1 0
29 1 0 0 0 0 1 1 0
30 1 1 1 1 1 5 3 2
31 1 1 1 1 1 5 3 2
32 1 1 1 1 1 5 3 2
33 1 1 1 1 1 5 3 2
127

34 1 1 1 0 0 3 2 1
35 1 1 1 0 0 3 2 1
36 1 1 1 1 1 5 3 2
37 1 1 1 0 0 3 2 1
38 1 1 1 1 1 5 3 2
39 1 1 1 1 1 5 3 2
40 1 1 0 0 0 2 1 1
41 1 1 1 1 1 5 3 2
42 1 0 0 0 0 1 1 0
43 1 1 1 1 1 5 3 2
44 1 1 0 0 0 2 1 1
45 1 1 1 0 0 3 2 1
46 1 1 1 1 1 5 3 2
47 1 0 0 0 0 1 1 0
48 1 1 1 1 1 5 3 2
49 1 0 0 0 0 1 1 0
50 1 0 0 0 0 1 1 0
51 1 1 0 0 0 2 1 1
52 1 1 1 1 1 5 3 2
53 1 1 1 1 1 5 3 2
54 1 0 0 0 0 1 1 0
55 1 0 0 0 0 1 1 0
56 1 1 1 0 0 3 2 1
57 1 1 1 1 1 5 3 2
58 1 1 0 0 0 2 1 1
59 1 1 1 1 1 5 3 2
60 1 1 1 1 1 5 3 2
61 1 0 0 0 0 1 1 0
62 1 1 1 1 1 5 3 2
63 1 1 0 0 0 2 1 1
64 1 1 0 0 0 2 1 1
65 1 1 1 1 1 5 3 2
66 1 1 1 1 1 5 3 2
67 1 1 0 0 0 2 1 1
68 1 1 0 0 0 2 1 1
69 1 1 1 1 1 5 3 2
70 1 0 0 0 0 1 1 0
71 1 1 1 0 0 3 2 1
72 1 0 0 0 0 1 1 0
128

73 1 1 1 1 1 5 3 2
74 1 1 1 1 1 5 3 2
75 1 1 1 0 0 3 2 1
76 1 1 1 0 0 3 2 1
77 1 1 0 0 0 2 1 1
78 1 1 1 1 1 5 3 2
79 1 1 1 0 0 3 2 1
80 1 1 1 1 1 5 3 2
81 1 1 1 1 1 5 3 2
82 1 1 1 1 1 5 3 2
83 1 1 1 1 1 5 3 2
84 1 1 1 1 1 5 3 2
85 1 1 1 1 0 4 2 2
86 1 1 1 0 0 3 2 1
87 1 1 1 0 0 3 2 1
88 1 1 1 0 0 3 2 1
89 1 1 1 1 1 5 3 2
90 1 1 0 0 0 2 1 1
91 1 1 0 0 0 2 1 1
92 1 1 0 0 0 2 1 1
93 1 1 0 0 0 2 1 1
94 1 1 1 1 1 5 3 2
95 1 1 1 1 1 5 3 2
96 1 1 0 0 0 2 1 1
97 1 1 1 0 0 3 2 1
98 1 1 1 1 1 5 3 2
99 1 1 1 1 1 5 3 2
100 1 1 1 0 0 3 2 1
Total 100 82 63 46 43 334 206 128
129

Lampiran 8 Lembar Kegiatan Konsultasi Bimbingan Skripsi Mahasiswa

Nama : Desi Wulandari

NIM 2015410016

Dosen Pembimbing : Drs. Fauzi Baisyir, M.M.

No. Tanggal Kegiatan Tanda Tangan


1 10 Januari 2023 Membahas gap penelitian
2 11 Januari 2023 Membahas Judul dan gap
3 10 Januari 2023 Penyempurnaan bab 1-3
4 16 Januari 2023 Acc seminar proposal
5 7 Febuari 2023 Acc Kuesioner penelitian
6 9 Febuari 2023 Penyempurnaan bab 1-5
7 13 Febuari 2023 Acc Skripsi
8
9
10
130

Lampiran 9 Data Riwayat Hidup Penulis

Nama : Desi Wulandari


Agama : Islam
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 16 Desember 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
No. HP/E-mail : 08989159457/ desiwulandari178@gmail.com
Alamat : Kp Pegangsaan I (gg Hj Fatimah) No.58 RT
004 RW 003
Rawaterate, Cakung
Jakarta Timur

Latar Belakang Pendidikan


2002 – 2008 : SDN 01 Pagi Jakarta
2008 – 2011 : SMPN 270 Jakarta
2011 – 2014 : SMK Jakarta Timur 2
2015 – Sekarang : Universitas Darma Persada

Anda mungkin juga menyukai