Anda di halaman 1dari 2

Hendi dan Tia Berhasil Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk di

Kota Semarang

Senin, 14 Maret 2022 19:49

Laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang pada tahun 2021 berhasil mencapai titik
terendah dalam kurun dua puluh tahun terakhir.

Tercatat titik tertinggi laju pertumbuhan penduduk ibu kota provinsi Jawa Tengah terjadi
pada tahun 2003 mencapai 2,02 persen.

Namun di tahun 2021 indikator tersebut mampu ditekan menjadi sangat rendah hingga ke
angka 0,25 persen.

Atas capaian tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dan Ketua Tim Penggerak PKK
Kota Semarang Krisseptiana pun terpilih sebagai nominator penerima penghargaan Satya
Lencana, berkaitan dengan program Keluarga Berencana.

Hendrar Prihadi terpilih untuk nominasi Satyalencana Pembangunan, sedangkan Krisseptiana


ada pada nominasi Satyalencana Wirakarya.

Sebagian dari rangkaian penilaian pemberian tanda jasa itu pun, tim verifikasi uji petik tanda
kehormatan yang dipimpin oleh Kepala Biro GTK Setmilpres, Brigjen TNI (Mar) Ludi
Prastyono pun secara khusus datang ke Kota Semarang, Senin (14/3).

Bersamanya hadir pulan Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN,
Wahidah.

Bertempat di Situation Room Pemerintah Kota Semarang, Ludi Prastyono pun mengapresiasi
kinerja Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu dalam membangun wilayah yang
dipimpinnya.

Ludi bahkan berkelakar Hendi bisa mendapatkan berbagai tanda kerhormata dengan
pencapaian Kota Semarang saat ini.

"Saya lihat di Kota Semarang ini pembangunannya sudah komplit, bisa disimpan untuk tanda
kehormatan - tanda kehormatan lainnya.
Tapi hari ini kita fokusnya terkait KB, dan itu pun juga sebenarnya sudah komplit menyentuh
berbagai aspek seperti yang diterangkan Pak Wali dan Bu Kris (Ketua Tim Peggerak PKK
Kota Semarang)," tutur Ludi.

Dalam paparannya sendiri, Hendi selaku Wali Kota Semarang menyebutkan memiliki grand
design pembangunan kependudukan Kota Semarang yang terdiri dari 5 pilar, yaitu
pengedalian kuantitas penduduk, pengendalian kualitas penduduk, pembangunan keluarga,
penataan persebaran penduduk, dan penataan administrasi kependudukan.

"Jadi kami di Kota Semarang ini dasarnya adalah bagaimana melakukan pengendalian
kuantitas dan kualitas sehingga diharapkan dapat mendorong tingkat kesejahteraan
masyarakat.

Pengendalian kuantitas salah satu yang kami lakukan adalah dengan menggratiskan pelayana
KB, dan ada tambahan 1 juta rupiah untuk akseptor KB dengan metode operasi pria, atau
vasektomi," papar Hendi.

"Di sisi lain kami juga menekan angka kematian ibu dan anak dengan melakukan
pendampingan dari mulai pra nikah, hingga kemudian kami memiliki program yang naman
Raisa, atau Rawat Ibu Bersalin dimana kita menggratiskan antar jemput, rawat inap, proses
persalinan, sampai laundry nya kita gratiskan juga," tambah Hendi.

Di sisi lain Krisseptiana selaku ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang juga menekankan
bahwa kader PKK secara aktif bergerak untuk melakukan pendampingan kepada ibu
melahirkan tersebut.

Perempuan yang akrab disapa Tia itu bahkan menyebut kader PKK Kota Semarang yang
banyak dan tersebar menjadi kekuatan untuk dapat menjangkau pendampingan ibu
melahirkan di seluruh wilayah.

"Tidak hanya ibu melahirkan, tetapi buah hatinya kemudian juga kita lakukan pendampingan
dalam tumbuh kembangnya dengan memaksimalkan peran Posyandu yang ada di berbagai
wilayah.

Kami juga membantu Pemerintah Kota Semarang dalam program pemberian makanan
tambahan dan susu agar kemudian mampu menekan stunting," ungkap Tia.(*)

Anda mungkin juga menyukai