Dosen Pengampu:
Drs. J.R. Watulingas, MM
Disusun Oleh:
Nur Syifa Azizah
NIM 2205046008
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan deskripsi dari alat
peraga ini tepat pada waktunya. Deskripsi alat peraga ini disusun sebagai bagian
dari tugas akhir saya dalam menyelesaikan mata kuliah Geometri Datar dan
Ruang.
Makalah ini membahas mengenai “Segi Tiga Sama Sisi dan Segi Tiga Sama
Kaki” yang merupakan topik yang sangat penting dalam bidang Matematika. Saya
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang signifikan
bagi pembaca, terutama bagi mereka yang memiliki minat atau kepentingan dalam
bidang Matematika khususnya Geometri.
Akhir kata, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu saya sangat terbuka untuk menerima kritik, saran, dan masukan
dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan inspirasi
serta kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...……2
DAFTAR ISI………………………………………………………………......…..3
BAB I………………………………………………………………………..…….5
PENDAHULUAN………………………………………………………….......
….5
A. Latar Belakang………………………………………………………..…...6
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..……..6
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………......7
BAB II…………………………………………………………………………..…8
DASAR TEORI…………………………………………………………….……..8
A. Pengertian Segitiga…………………………………………………….
…..8
B. Langkah-langkah Melukis Segitiga Sama Sisi dan Segitiga Sama Kaki….9
C. Jenis-Jenis Segitiga……………………………………………….……...16
D. Ciri-Ciri Segitiga…………………………………………………………17
E. Sifat-Sifat Segitiga…………………………………………………….…19
F. Rumus Keliling dan Luas Segitiga………………………………………20
G. Kesimetrian Segitiga……………………………………………..………21
H. Pengertian Alat Peraga…………………………………………...………22
I. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga…………………………………………22
J. Karakteristik Media Alat Peraga…………………………………………24
BAB
III…………………………………………………………………………...27
ALAT DAN BAHAN………………………………………………………….…27
A. Alat………………………………………………………………….……27
3
B. Bahan……………………………………………………………..………
27
BAB IV………………………………………………………………………..…28
PEMBAHASAN……………………………………………..…………………..28
BAB V……………………………………………………………………………31
PENUTUP…………………………………………………………………..……31
A. Kesimpulan…………………………………………………………...….31
B. Saran……………………………………………………………..………33
TANYA JAWAB MANDIRI………………………………………………..……34
MATERI KELOMPOK (Fungsi Siklometri) ……………………………………40
SOAL-SOAL MATERI KELOMPOK……………………………………...……63
TANYA JAWAB KELOMPOK…………………………………………..………
76
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….……81
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah bidang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pengembangan, penerapan, dan studi tentang konsep-konsep matematika,
termasuk angka, rumus, geometri, dan statistik. Matematika merupakan bagian
penting dari banyak bidang ilmu pengetahuan, termasuk fisika, teknik, dan
ilmu komputer. Selain itu, matematika juga memiliki banyak aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pengelolaan keuangan, analisis data, dan
pemrograman komputer. Matematika juga digunakan untuk memecahkan
berbagai masalah, mengembangkan teori baru, dan memprediksi hasil suatu
perhitungan dengan akurasi tinggi.
Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang bentuk,
ukuran, dan hubungan spasial antar objek. Geometri bisa dibagi menjadi
beberapa sub-bidang, termasuk geometri Euclidean (yang merupakan geometri
yang paling umum dan dikenal), geometri non-Euclidean (seperti geometri
hiperbolik dan geometri elips), geometri analitik (yang menggunakan
koordinat untuk mempelajari objek geometri), geometri diferensial (yang
melibatkan studi tentang bentuk dan ukuran melalui konsep-konsep seperti
kurva dan permukaan), dan geometri topologi (yang mempelajari tentang
bentuk dan struktur yang tidak berubah ketika objek digerakkan atau diubah
5
secara berkelanjutan). Geometri memiliki aplikasi luas dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, termasuk fisika, rekayasa, dan komputer grafis.
Salah satu pokok bahasan pada geometri sekolah adalah bangun datar. Bangun
datar adalah suatu bentuk atau gambar dua dimensi yang dibatasi oleh garis-
garis lurus yang disebut sisi. Contoh bangun datar antara lain segitiga, persegi,
persegi panjang, lingkaran, dan lain-lain.
Pada mata kuliah Geometri Datar dan Ruang mahasiswa dapat membuat
sketsa gambar dan mengetahui bentuk-bentuk dari bidang datar salah satunya
adalah segitiga, dimana segitiga terbagi lagi menjadi beberapa jenis segitiga
seperti segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga siku-siku, dan segitiga
sembarang. Sudut dan garis merupakan unsur-unsur pembentuk segitiga.
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga sisi dengan panjang
yang sama. Dalam segitiga sama sisi, ketiga sudutnya memiliki ukuran yang
sama, yaitu 60 derajat. Dalam notasi segitiga, segitiga sama sisi biasanya
dilambangkan dengan tiga garis yang sama panjangnya yang diletakkan di atas
tiga sudut yang sama besar. Segitiga sama kaki adalah jenis segitiga yang
memiliki dua sisi atau rusuk yang sama panjang, dan satu sisi atau rusuk yang
berbeda panjang dengan kedua sisi yang sama panjang tersebut. Karena
memiliki dua sudut dan satu sisi yang sama, segitiga sama kaki memiliki
simetri segitiga. Dalam segitiga sama kaki, titik yang bersebrangan dengan sisi
yang berbeda panjang disebut sebagai sudut lancip, sedangkan kedua titik
bersebrangan dengan sisi yang sama panjang disebut sebagai sudut tumpul.
Melukis segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki adalah dua hal yang
berbeda. Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki tiga sisi yang sama
panjang. Untuk menggambar segitiga sama sisi, pertama-tama gambarlah
sebuah garis lurus, kemudian buatlah dua garis lain yang menyinggung garis
lurus tersebut dan membentuk sudut 60 derajat. Hubungkan ujung-ujung
kedua garis tersebut untuk membentuk segitiga sama sisi.
Sementara itu, segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi
yang sama panjang dan satu sisi yang lebih pendek. Untuk menggambar
segitiga sama kaki, pertama-tama gambarlah sebuah garis lurus, kemudian
6
buatlah dua garis lain yang menyinggung garis lurus tersebut dan membentuk
sudut yang sama besar di kedua sisinya. Hubungkan ujung-ujung kedua garis
tersebut dengan garis yang lebih pendek untuk membentuk segitiga sama kaki.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan muncul beberapa
pertanyaan, yaitu sebagai berikut;
1. Apakah yang dimaksud dengan segitiga, segitiga sama sisi, dan segitiga
sama kaki?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam melukis alat peraga segitiga sama sisi
dan segitiga sama kaki?
3. Apa saja jenis-jenis segitiga?
4. Apa ciri-ciri dari segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki?
5. Apa sifat-sifat dari segitiga?
6. Bagaimana rumus keliling dan luas segitiga sama sisi dan segitiga sama
kaki?
7. Apakah kesimetrian segitiga?
8. Apa pengertian alat peraga?
9. Apa saja fungsi dan manfaat alat peraga?
10. Apa saja karakteristik media alat peraga?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka terdapat beberapa tujuan
yaitu:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan segitiga, segitiga sama sisi, dan
segitiga sama kaki
2. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melukis alat peraga segitiga
sama sisi dan segitiga sama kaki
3. Untuk mengetahui jenis-jenis segitiga
4. Untuk mengetahui ciri-ciri segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki
5. Untuk mengetahui sifat-sifat segitiga
7
6. Untuk mengetahui rumus keliling dan luas segitiga sama sisi dan segitiga
sama kaki
7. Untuk mengetahui kesimetrian segitiga
8. Untuk mengetahui pengertian alat peraga
9. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat alat peraga
10. Untuk mengetahui karakteristik media alat peraga
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Segitiga
Segitiga adalah bentuk bangun datar yang terdiri dari tiga sisi dan tiga
sudut. Dalam geometri, segitiga merupakan salah satu bentuk dasar yang
sangat penting dan banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti
matematika, fisika, arsitektur, dan lain-lain. Secara umum, segitiga dapat
didefinisikan sebagai bangun datar yang terdiri dari tiga titik atau poin yang
dihubungkan oleh tiga garis lurus yang disebut sisi. Ketiga titik tersebut
membentuk tiga sudut yang saling bersebrangan pada tiga sisi segitiga
Secara matematis, sisi-sisi segitiga dapat diukur dengan panjang masing-
masing sisi dan sudut-sudutnya dapat diukur dengan besarnya masing-masing
sudut. Ada beberapa jenis segitiga, seperti segitiga sama sisi, segitiga sama
kaki, segitiga lancip, segitiga tumpul, dan segitiga siku-siku. Segitiga juga
memiliki sifat-sifat yang sangat penting, seperti sifat Pythagoras, sifat-sifat
trigonometri, dan sifat-sifat geometri yang lainnya. Dalam bidang matematika,
segitiga merupakan topik yang sangat penting dan banyak diteliti oleh para
matematikawan
Segitiga adalah suatu bangun datar yang terdiri dari tiga sisi dan tiga
sudut. Dalam segitiga, sisi-sisi yang bertemu membentuk sudut, dan sudut-
sudut yang bertemu membentuk sisi. Segitiga adalah salah satu bangun datar
8
yang paling dasar dan penting dalam geometri. Sisi-sisi segitiga diukur dalam
satuan panjang seperti sentimeter, meter, atau inci. Sedangkan sudut-sudut
segitiga diukur dalam satuan sudut seperti derajat, radian, atau gradien.
Segitiga adalah sebuah bangun datar dua dimensi yang memiliki tiga sisi
dan tiga sudut. Dalam segitiga, dua sisi dan sudut di antara keduanya
membentuk sebuah sudut yang disebut sudut pada. Sudut ketiga terletak di sisi
ketiga dan disebut sudut lawan. Ada beberapa jenis segitiga berdasarkan sisi
dan sudutnya, seperti segitiga sama sisi (memiliki tiga sisi dan tiga sudut yang
sama besar), segitiga sama kaki (memiliki dua sisi dan dua sudut yang sama
besar), dan segitiga lancip (memiliki tiga sudut yang kurang dari 90 derajat).
Segitiga memiliki berbagai aplikasi dalam matematika, fisika, arsitektur, dan
teknik sipil.
Bangun segitiga merupakan bangun datar yang memiliki tiga sisi dan tiga
sudut. Bangun segitiga seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Beberapa penerapan bangun
segitiga dalam kehidupan sehari-hari yaitu konstruksi bangunan, geometri,
matematika, segitiga siku-siku, ilmu pengetahuan, transportasi, pemerosesan
data.
9
Diketahui: Garis a sebagai sisi segitiga sama sisi
Lukiskan: Segitiga sama sisi
Lukisan:
Buat garis a = AB
Buat busur dengan jari-jari = a, pada titik A dan B
Kedua busur berpotongan di C, maka didapat ∆ ABC sama sisi
10
Diketahui: Lingkaran dengan jari-jari R
Lukiskan: Segitiga sama sisi luar lingkaran itu
Lukisan:
Tarik garis t 1 melalui pusat lingkaran M dan memotong lingkaran di S1
Buat garis l tegak lurus garis t 1 melalui titik S1 dengan konstruksi no. 2
; didapat juga garis t 2 dan titik A
Garis t 2 itu memotong lingkaran di S2
Buat garis m tegak lurus garis t 2 melalui titik S2 hingga memotong
garis t 1 di titik B dan memotong garis l di titik C
Maka didapat ∆ ABC sama sisi
11
4. Melukis Segitiga Sama Kaki yang Diketahui Alas dan Sudut Puncaknya
12
Garis m dan n berpotongan di C, maka didapat ∆ ABC sama kaki
dengan sudut puncak α
5. Melukis Segitiga Sama Kaki yang Alas dan Sudut Alasnya Diketahui
13
6. Melukis Segitiga sama Kaki Dalam Lingkaran yang Diketahui Alasnya
14
Diketahui: 1. Lingkaran dengan jari-jari = R
2. Garis a sebagai alas segitiga sama kaki
Lukiskan: Segitiga sama kaki dalam lingkaran
Lukisan:
Buat busur dengan jari-jari = a pada sembarang titik pada lingkaran
hingga didapat garis a = AB
Bagi dua sama Panjang garis AB, hingga didapat garis bagi yang
memotong lingkaran di C, maka didapat segitiga sama kaki dalam
lingkaran dengan alas = a
7. Melukis Segitiga Sama Kaki Luar Lingkaran yang Diketahui Alasnya
15
2. Garis a sebagai alas segitiga ABC sama kaki
Lukiskan: Segitiga sama kaki luar lingkaran
Lukisan:
Buat garis melalui titik pusat M memotong lingkaran S1
Buat garis l tegak lurus M S1 hingga didapat titik A dan B dengan
mengukurkan A S1= S1B = a/2 (AB = a = alas segitiga a)
Tarik garis MB dan buat lingkaran dengan Mb sebagai garis tengah;
lingkaran ini memotong lingkaran yang diketahui di S2
Tarik garis m melalui B dan S2 hingga memotong garis t di C
Maka didapat segitiga ABC sama kaki luar lingkaran
8. Melukis Segitiga Sama Kaki Luar Lingkaran yang Diketahui Sudut
Alasnya
Diketahui: 1. Limgkaran
16
2. Sudut α sebagai sudut alas segitiga sama kaki
Lukiskan: Segitiga sama kaki luar lingkaran
Lukisan:
Tarik garis t melalui titik pusat M dan memotong lingkaran S1
Dari titik S1 dibuat garis l tegak lurus garis t
Pindahkan sudut α pada titik M dengan garis t sebagai kaki sudut
hingga didapat garis yang memotong lingkaran di S2
Tari garis m melalui S2 dan tegak lurus M S2, hingga memotong garis l
di A dan garis t di C
Buat busur lingkaran dengan pusatnya titik S1 dan jari-jari S1A, hingga
memotong garis l di B
Maka didapat segitiga ABC sama kaki luar lingkaran
C. Jenis-jenis Segitiga
Segitiga adalah bentuk geometri yang memiliki tiga sisi dan tiga sudut.
Jenis-jenis segitiga dapat dikelompokkan berdasarkan panjang sisi-sisinya,
besar sudut-sudutnya, atau kedua-duanya. Berikut adalah penjelasan lengkap
tentang jenis-jenis segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudut:
1. Berdasarkan panjang sisi
a. Segitiga Sama Sisi (equilateral triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki ketiga sisi memiliki panjang yang
sama. Sudut-sudutnya juga memiliki besar yang sama yaitu 60 derajat.
Karena memiliki sisi yang sama panjang dan sudut yang sama, segitiga
sama sisi juga termasuk ke dalam segitiga segitiga sama kaki dan
segitiga sama sudut
b. Segitiga Sama Kaki (isosceles triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang,
sedangkan sisi yang ketiga memiliki panjang yang berbeda. Sudut pada
sisi yang sama panjang memiliki besar yang sama, sedangkan sudut
pada sisi yang berbeda panjang memiliki ukuran yang berbeda.
17
c. Segitiga Sembarang (scalene triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki ketiga sisi memiliki panjang yang
berbeda. Sudut-sudutnya juga memiliki besar yang berbeda-beda.
2. Berdasarkan besar sudutnya
a. Segitiga Siku-siku (right triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki satu sudut yang besarnya 90
derajat. Sisi yang bersebrangan dengan sudut tersebut disebut sebagai
sisi miring atau hipotenusa, sedangkan sisi-sisi lainnya disebut sebagai
sisi-sejajar.
b. Segitiga Tumpul (obtuse triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki satu sudut yang besarnya lebih dari
90 derajat. Sisi yang bersebrangan dengan sudut tersebut disebut
sebagai sisi terpanjang, sedangkan sisi-sisi lainnya disebut sebagai sisi
pendek.
c. Segitiga Lancip (acute triangle)
Merupakan segitiga yang memiliki ketiga sudutnya kurang dari 90
derajat. Semua sisinya lebih pendek daripada sisi hipotenusa pada
segitiga siku-siku.
D. Ciri-ciri Segitiga
Secara umum, segitiga memiliki tiga sisi, tiga sudut, dan enam sudut.
Beberapa ciri-ciri segitiga yang penting di antaranya:
1. Segitiga memiliki tiga sisi, yang dapat memiliki panjang yang sama atau
berbeda.
2. Sudut di dalam segitiga selalu berjumlah 180 derajat.
3. Segitiga dapat diklasifikasikan berdasarkan sisi-sisinya menjadi segitiga
sama sisi (semua sisinya sama panjang), segitiga sama kaki (dua sisi sama
panjang), atau segitiga sembarang (semua sisi memiliki panjang yang
berbeda).
18
4. Sudut di dalam segitiga dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya
menjadi sudut lancip (kurang dari 90 derajat), sudut tumpul (lebih dari 90
derajat), atau sudut siku-siku (90 derajat).
5. Segitiga dapat memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung
pada panjang sisi dan besar sudutnya.
6. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menghitung panjang salah
satu sisi segitiga siku-siku jika panjang dua sisi lainnya diketahui.
7. Segitiga memiliki sebuah titik di dalamnya yang disebut pusat gravitasi
atau barisentrum, di mana tiga median (garis dari sudut ke titik tengah sisi
yang bersebrangan) bersimpangan
8. Keliling: Keliling segitiga adalah jumlah dari panjang ketiga sisinya.
9. Luas: Luas segitiga dapat dihitung dengan menggunakan rumus 1/2 x alas
x tinggi atau dengan menggunakan rumus Heron, yaitu √s(s-a)(s-b)(s-c), di
mana s adalah setengah dari keliling segitiga, dan a, b, dan c adalah
panjang masing-masing sisinya.
Segitiga sama sisi memiliki beberapa ciri-ciri khusus yang dapat dikenali,
ciri-ciri tersebut antara lain, yaitu:
1. Ketiga sisi memiliki panjang yang sama.
2. Ketiga sudut memiliki ukuran 60 derajat.
3. Garis tinggi, median, dan sudut-sudut bagiannya bersama-sama saling
berpotongan pada titik tunggal yang disebut titik sudut-sudut atau titik
Schiffler.
4. Jarak antara titik sudut-sudut dan pusat lingkaran tertutup segitiga sama
sisi sama besar.
5. Keliling segitiga sama sisi dapat dihitung dengan rumus K = 3s, di mana s
adalah panjang sisi
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang
dan satu sisi yang berbeda panjangnya. Beberapa ciri-ciri dari segitiga sama
kaki adalah:
1. Memiliki dua sisi yang sama panjang dan satu sisi yang berbeda panjang.
19
2. Memiliki dua sudut yang sama besar, yaitu sudut di antara dua sisi yang
sama panjang.
3. Garis simetri yang membagi segitiga sama kaki menjadi dua bagian yang
sama besar.
4. Tinggi dari segitiga sama kaki yang diukur dari sisi yang berbeda panjang,
selalu memotong sisi yang sama di tengah-tengah.
Dalam matematika, segitiga sama kaki sering kali digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang melibatkan simetri dan properti yang
berhubungan dengan segitiga
E. Sifat-sifat Segitiga
Berikut adalah beberapa sifat umum segitiga:
1. Segitiga memiliki tiga sisi dan tiga sudut. Jumlah total sudut di dalam
segitiga adalah 180 derajat.
2. Segitiga memiliki tiga jenis sudut, yaitu sudut lancip (kurang dari 90
derajat), sudut tumpul (lebih dari 90 derajat), dan sudut siku-siku (90
derajat).
3. Sisi terpanjang pada segitiga disebut sisi miring, sedangkan dua sisi
lainnya disebut sisi pendek.
4. Ada beberapa jenis segitiga, yaitu segitiga sama sisi, segitiga sama kaki,
dan segitiga sembarang.
5. Garis yang membagi sudut segitiga menjadi dua sudut yang sama besar
disebut bisektris sudut.
6. Garis yang tegak lurus dari satu sisi segitiga dan memotong sisi lainnya
disebut ketinggian segitiga.
7. Luas segitiga dapat dihitung dengan rumus 1/2 x alas x tinggi.
8. Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menghitung panjang sisi
miring pada segitiga siku-siku.
9. Segitiga memiliki titik-titik khusus, yaitu titik persimpangan ketiga garis
yang membagi sudut dan sisi segitiga. Titik-titik ini disebut incenter,
circumcenter, centroid, dan orthocenter.
20
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang memiliki ketiga sisi dengan
panjang yang sama. Beberapa sifat segitiga sama sisi antara lain:
1. Sudut dalam segitiga sama sisi selalu sama besar, yaitu 60 derajat.
2. Tinggi segitiga sama sisi, yaitu jarak antara salah satu titik sudut ke sisi
yang sejajar dengan titik sudut tersebut, sama dengan setengah dari
panjang sisi segitiga.
3. Keliling segitiga sama sisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus K
= 3s, di mana s adalah panjang sisi segitiga.
4. Luas segitiga sama sisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
( )
2
s
L= √ 3 , di mana s adalah panjang sisi segitiga.
4
5. Segitiga sama sisi juga merupakan segitiga sama kaki, karena memiliki
dua sudut dan dua sisi yang sama panjang.
6. Titik potong tiga median segitiga sama sisi adalah titik Schiffler, yaitu titik
yang memiliki jarak yang sama dari ketiga sudut segitiga.
Segitiga sama kaki memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Memiliki dua sisi yang sama panjang.
2. Memiliki dua sudut yang sama besar.
3. Garis simetri atau garis bilateral terletak di antara kedua sisi yang sama
panjang.
4. Jarak titik tengah garis dasar ke titik puncak sama kaki adalah garis simetri
segitiga.
5. Ketinggian dari titik puncak segitiga sama kaki hingga garis dasar segitiga
sama kaki adalah garis simetri segitiga
21
Rumus keliling dan luas segitiga sama sisi:
Keliling segitiga sama sisi = 3 x s (s adalah panjang sisi segitiga sama sisi)
1
Luas segitiga sama sisi = x √3 x s2
4
Rumus keliling dan luas segitiga sama kaki:
Keliling segitiga sama kaki = (2 x a) + b (a adalah panjang sisi yang sama dan
b adalah sisi yang berbeda)
1
Luas segitiga sama kaki = x alas x tinggi (tinggi adalah garis yang tegak
2
lurus ke sisi yang berbeda dan melewati titik sudut yang tidak sama dengan
sisi yang sama)
G. Kesimetrian Segitiga
Kesimetrian segitiga adalah sifat yang dimiliki oleh segitiga jika garis
yang menghubungkan titik tengah sisi-sisinya (pusat) bersimpangan di satu
titik yang sama, yang disebut pusat simetri. Dalam segitiga, terdapat tiga garis
simetri yang membentuk tiga titik persimpangan yang sama.
Pusat simetri ini disebut titik inkenter dan merupakan pusat lingkaran
dalam segitiga yang melalui ketiga titik sudut. Jarak dari pusat simetri ke sisi
segitiga sama dengan jarak dari pusat simetri ke titik sudut yang bersebrangan
dengan sisi tersebut.
Kesimetrian segitiga juga memiliki sifat bahwa sudut-sudut di dekat pusat
simetri sama besar. Jadi, jika garis simetri membagi sudut segitiga menjadi
dua bagian yang sama besar, maka sudut-sudut lain yang berdekatan dengan
garis simetri juga memiliki ukuran yang sama.
Kesimetrian segitiga sangat penting dalam geometri karena memberikan
banyak sifat dan teorema yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah
geometri yang berhubungan dengan segitiga. Misalnya, menggunakan pusat
simetri, kita dapat menentukan titik-titik insentro, sudut-sudut dalam segitiga,
dan bahkan menentukan sisi-sisi segitiga yang sama panjang.
Simetri putar terjadi ketika segitiga dapat diputar sebesar sudut tertentu di
sekitar titik tertentu, yang disebut pusat rotasi, sehingga segitiga terlihat sama
22
persis seperti sebelum diputar. Pusat rotasi adalah titik tengah dari lingkaran
yang melalui ketiga titik sudut segitiga. Segitiga yang memiliki simetri putar
dikenal sebagai segitiga simetris putar.
Simetri lipat terjadi ketika segitiga dapat dilipat sepanjang garis tertentu,
yang disebut garis simetri, sehingga setengah segitiga yang satu sama lain
saling tumpang tindih dan terlihat sama persis. Garis simetri adalah garis yang
membagi segitiga menjadi dua bagian yang sama persis. Segitiga yang
memiliki simetri lipat disebut sebagai segitiga simetris lipat.
Contoh alat peraga dalam pembelajaran antara lain papan tulis, spidol,
buku pelajaran, slide presentasi, video pembelajaran, model atau replika
objek, gambar, poster, dan sebagainya. Pemilihan alat peraga yang tepat dapat
23
membantu mengoptimalkan proses pembelajaran, meningkatkan minat belajar
siswa, dan meningkatkan pemahaman serta keterampilan siswa.
24
metode pengajaran yang monoton. Dengan variasi dalam pembelajaran,
siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan menyenangkan
25
Dengan demikian, penggunaan alat peraga sangat penting dalam
pembelajaran karena memberikan banyak manfaat bagi siswa dan guru dalam
proses pembelajaran.
26
belajar dengan lebih antusias. Contoh media yang dapat membangkitkan
kreativitas adalah peralatan seni seperti cat, pensil warna, atau pensil Ajaib
Media alat peraga dalam pembelajaran memiliki beberapa karakteristik,
dimana karakteristik ini memiliki hubungan dengan fungsi dan manfaat alat
peraga itu sendiri, di antaranya yaitu:
1. Mempermudah pemahaman konsep: Media alat peraga dapat membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit dipahami hanya dengan
menggunakan kata-kata atau gambar. Dengan adanya media alat peraga,
siswa dapat melihat dan memanipulasi konsep tersebut secara langsung,
sehingga dapat memahami dengan lebih baik.
2. Memotivasi siswa: Media alat peraga yang menarik dan interaktif dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Siswa akan lebih tertarik dan
termotivasi jika pembelajaran disajikan secara menarik dan tidak monoton.
3. Meningkatkan keterampilan visual: Media alat peraga dapat meningkatkan
keterampilan visual siswa karena siswa dapat melihat dan memanipulasi
objek secara langsung. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep yang berkaitan dengan visual seperti geometri, fisika, dan
kimia.
4. Meningkatkan retensi informasi: Dengan menggunakan media alat peraga,
siswa dapat mengingat informasi yang disajikan dengan lebih baik. Hal ini
karena media alat peraga dapat membantu siswa untuk mengaitkan
konsep-konsep yang dipelajari dengan pengalaman visual dan fisik yang
diperoleh.
5. Menyediakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan: Media alat
peraga yang menarik dan interaktif dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih menyenangkan bagi siswa. Hal ini dapat membantu siswa
untuk lebih tertarik dan termotivasi dalam proses pembelajaran.
6. Memberikan pengalaman nyata: Media alat peraga dapat memberikan
pengalaman nyata bagi siswa yang tidak mungkin diperoleh melalui kata-
kata atau gambar. Dengan media alat peraga, siswa dapat melihat dan
27
memanipulasi objek secara langsung, sehingga dapat memperoleh
pengalaman yang lebih nyata dalam pembelajaran.
BAB III
A. Alat
1. Pigura 10R
2. Alat tulis
3. Laptop
B. Bahan
1. Kertas cover
2. Desain yang sudah di-print
28
BAB IV
PEMBAHASAN
Deskripsi alat peraga ini bertujuan untuk menjelaskan cara melukis segitiga
sama sisi dan segitiga sama kaki dan menujukkan gambar yang dimaksud sesuai
dengan cara melukisnya, fungsi dari alat peraga melukis segitiga sama sisi dan
segitiga sama kaki, dan berisi tentang Langkah-langkah. Tujuan dari pembuatan
alat peraga ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara melukis segitiga sama
sisi dan segitiga sama kaki.
Tujuan dari membuat alat peraga segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki
adalah untuk membantu dalam memvisualisasikan dan memahami sifat-sifat dasar
dari dua jenis segitiga tersebut. Alat peraga ini dapat digunakan oleh siswa atau
orang-orang yang belajar tentang geometri untuk mempelajari konsep-konsep
dasar segitiga, seperti panjang sisi, sudut, dan hubungan-hubungan antara elemen-
elemen segitiga.
Pada segitiga sama sisi tujuan dari membuat alat peraga adalah untuk
memperlihatkan sifat-sifat segitiga sama sisi secara visual. Segitiga sama sisi
memiliki tiga sisi dengan panjang yang sama dan tiga sudut yang berukuran 60
derajat, sedangkan kegunaan alat peraga segitiga sama sisi yaitu dapat membantu
29
siswa dalam memahami konsep segitiga sama sisi dan karakteristiknya. Dengan
melihat dan memanipulasi segitiga tersebut, siswa dapat mengamati dan
mengukur panjang sisi-sisinya, membandingkan sudut-sudutnya, serta
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai properti dan hubungan antara
sisi dan sudut dalam segitiga ini.
Pada segitiga sama kaki tujuan dari membuat alat peraga adalah untuk
menggambarkan dan memvisualisasikan sifat-sifat segitiga sama kaki. Segitiga
sama kaki memiliki dua sisi yang memiliki panjang yang sama dan dua sudut
pangkal yang berukuran sama, sedangkan kegunaan lat peraga segitiga sama kaki
yaitu dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami konsep segitiga
sama kaki secara visual. Dengan menggunakan alat peraga ini, siswa dapat
membandingkan panjang sisi-sisinya, mengukur sudut-sudutnya, dan mengamati
hubungan antara sisi dan sudut dalam segitiga tersebut. Hal ini dapat membantu
siswa mengenali pola dan sifat-sifat khusus segitiga sama kaki serta memperkuat
pemahaman mereka tentang geometri dasar.
Dengan menggunakan alat peraga segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki,
siswa dapat melihat dan merasakan bentuk-bentuk segitiga tersebut secara
konkret, yang dapat membantu memperkuat pemahaman mereka tentang konsep
geometri dan meningkatkan kemampuan visualisasi ruang.
Berikut adalah langkah dalam membuat alat peraga segitiga sama sisi:
1. Siapkan kertas karton atau bahan lain yang cukup tebal untuk membuat
segitiga.
2. Gambarlah sebuah segitiga dengan tiga sisi yang memiliki panjang yang
sama. Pastikan ketiga sudutnya juga sama besar, yaitu 60 derajat.
3. Guntinglah segitiga tersebut sesuai dengan garis yang telah digambar.
4. Lipat salah satu sisi segitiga dan tempelkan dengan lem pada ujungnya.
Lakukan hal yang sama pada sisi yang lain.
30
5. Segitiga sama sisi Anda sekarang siap digunakan sebagai alat peraga.
Anda dapat menunjukkan panjang sisi yang sama dan sudut yang sama
pada segitiga tersebut.
Berikut adalah langkah dalam membuat alat peraga segitiga sama kaki:
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Segitiga adalah suatu bangun datar yang terdiri dari tiga sisi dan tiga
sudut. Dalam segitiga, sisi-sisi yang bertemu membentuk sudut, dan sudut-
sudut yang bertemu membentuk sisi. Segitiga sama sisi merupakan
segitiga yang memiliki sisi yang sama Panjang dan sudut-sudutnya juga
memiliki besar yang sama yaitu 60 derajat. Segitiga sama kaki merupakan
segitiga yang memiliki dua sisi yang sama panjang, sedangkan sisi yang
ketiga memiliki panjang yang berbeda.
2. Langkah-langkah melukis segitiga sama sisi dan segitiga sama kaki
memiliki beberapa cara, yaitu melukis segitiga sama sisi jika diketahui
sisinya, melukis segitiga sama sisi dalam lingkaran, melukis segitiga sama
sisi luar lingkaran, melukis segitiga sama kaki yang diketahui alas dan
sudut puncaknya, melukis segitiga sama kaki yang alas dan sudut alasnya
diketahui, melukis segitiga sama kaki dalam lingkaran yang diketahui
32
alasnya, melukis segitiga sama kaki luar lingkaran yang diketahui alasnya,
melukis segitiga sama kaki luar lingkaran yang diketahui sudut alasnya.
3. Jenis-jenis segitiga dapat dikelompokkan berdasarkan panjang sisi-sisinya,
besar sudut-sudutnya, atau kedua-duanya. Berdasarkan panjang sisi-
sisinya dibedakan menjadi segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga
sembarang. Berdasarkan besar sudut-sudutnya dibedakan segitiga siku-
siku, segitiga tumpul, segitiga lancip.
4. Ciri-ciri segitiga sama sisi secara umum memiliki tiga sisi sama panjang,
tiga sudut sama besar, dan garis tinggi, median, dan sudut-sudut bagiannya
bersama-sama saling berpotongan pada titik tunggal yang disebut titik
sudut-sudut atau titik Schiffler. Ciri-ciri segitiga sama kaki secara umum
memiliki dua sisi yang sama panjang dan satu sisi yang berbeda
panjangnya begitu pula dengan sudutnya dan garis simetri yang membagi
segitiga sama kaki menjadi dua bagian yang sama besar.
5. Beberapa sifat umum segitiga yaitu segitiga memiliki tiga sisi dan tiga
sudut. Jumlah total sudut di dalam segitiga adalah 180 derajat, segitiga
memiliki tiga jenis sudut, yaitu sudut lancip (kurang dari 90 derajat), sudut
tumpul (lebih dari 90 derajat), dan sudut siku-siku (90 derajat).
6. Rumus keliling dan luas segitiga sama sisi untuk keliling segitiga sama sisi
= 3 x s (s adalah panjang sisi segitiga sama sisi) sedangkan untuk mencari
1
luas segitiga sama sisi = x √3 x s2. Rumus keliling dan luas segitiga
4
sama kaki untuk keliling segitiga sama kaki = (2 x a) + b (a adalah panjang
sisi yang sama dan b adalah sisi yang berbeda) sedangkan untuk mencari
1
luas segitiga sama kaki = x alas x tinggi (tinggi adalah garis yang tegak
2
lurus ke sisi yang berbeda dan melewati titik sudut yang tidak sama
dengan sisi yang sama).
7. Kesimetrian segitiga adalah sifat yang dimiliki oleh segitiga jika garis
yang menghubungkan titik tengah sisi-sisinya (pusat) bersimpangan di
satu titik yang sama, yang disebut pusat simetri.
33
8. Alat peraga adalah suatu benda, perangkat atau model yang digunakan
untuk memvisualisasikan atau mengilustrasikan konsep, ide atau proses
tertentu dalam pembelajaran atau presentasi.
9. Alat peraga atau alat bantu mengajar (ABM) adalah benda atau alat yang
digunakan oleh seorang pengajar atau guru untuk membantu mengajarkan
suatu konsep atau topik kepada siswa. Alat peraga sangat penting dalam
proses pembelajaran karena dapat membantu siswa memahami dan
mengingat informasi dengan lebih mudah.
10. Karakteristik media alat peraga antara lain mempermudah pemahaman
konsep, memotivasi siswa, meningkatkan keterampilan visual,
meningkatkan retensi informasi, menyediakan pengalaman belajar yang
lebih menyenangkan, memberikan pengalaman nyata.
B. Saran
Setelah mempelajari deskripsi alat peraga ini diharapkan pembaca dapat
memahami materi mengenai melukis segitiga sama sisi dan segitiga sama
kaki. Agar mampu mengidentifikasi dan melukis segitiga sama sisi dan
segitiga sama kaki dengan aturan-aturan yang memenuhi definisi, sifat, dan
ciri-ciri dari jenis segitiga yang dimaksud.
34
Tanya Jawab Mandiri
35
disebut sebagai sisi alas, sedangkan dua sisi yang sama panjangnya disebut sebagai
sisi kaki. Sudut yang terletak di antara sisi alas disebut sudut alas, sedangkan dua
sudut yang terletak di antara sisi kaki disebut sudut kaki.
Definisi formal untuk segitiga sama kaki adalah sebagai berikut: "Segitiga sama kaki
adalah segitiga yang memiliki setidaknya dua sisi yang sama panjang."
Dalam sebuah segitiga sama kaki, jika satu sudut pada sisi kaki diketahui, maka
sudut lainnya juga akan memiliki ukuran yang sama. Begitu pula jika satu sisi pada
sisi kaki diketahui, maka sisi lainnya juga akan memiliki panjang yang sama.
36
Karena semua sisinya memiliki panjang yang sama, maka kelilingnya adalah tiga kali
panjang salah satu sisinya.
8. Masita (2205046013)
Bagaimana membuktikan bahwa garis tinggi, garis median, dan garis sumbu segitiga
sama sisi adalah sama?
Jawaban:
Garis tinggi, garis median, dan garis sumbu segitiga sama sisi semuanya adalah
sama karena ketiga garis tersebut berpotongan di satu titik yang sama, yaitu pusat
lingkaran yang melalui ketiga titik sudut segitiga.
9. Diva Fitria Ali (2205046014)
Bisakah segitiga sama sisi memiliki sudut tumpul atau sudut lancip?
Jawaban:
Tidak, segitiga sama sisi tidak dapat memiliki sudut tumpul atau sudut lancip.
Karena semua sudutnya memiliki ukuran 60 derajat, segitiga sama sisi selalu
memiliki sudut-sudut yang tajam.. Hubungan ini dapat digunakan untuk mengubah
satu fungsi siklometri menjadi fungsi lainnya dengan menggunakan identitas
trigonometri.
37
12. Noor’ Abidah Maisarroh (2205046019)
Bisakah segitiga sama sisi memiliki sudut-sudut yang berbeda-beda?
Jawaban:
Tidak, dalam segitiga sama sisi, sudut-sudutnya selalu memiliki ukuran yang sama,
yaitu 60 derajat. Jadi, segitiga sama sisi tidak memiliki sudut-sudut yang berbeda-
beda.
√ 3
2
× sisi, di mana sisi adalah panjang salah satu sisinya.
38
17. Devita Nanda Oktavia (2205046024)
Bagaimana cara menentukan apakah segitiga merupakan segitiga sama kaki?
Jawaban:
Untuk menentukan apakah segitiga merupakan segitiga sama kaki, periksa apakah
dua sisi segitiga memiliki panjang yang sama.
39
23. Arya Kusuma Wardhana (2205046031)
Bagaimana cara menentukan apakah segitiga sama kaki adalah segitiga siku-siku?
Jawaban:
Untuk menentukan apakah segitiga sama kaki adalah segitiga siku-siku, periksa
apakah salah satu sudut segitiga adalah sudut siku-siku dan apakah sisi yang
berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut memiliki panjang yang sama.
40
MATERI KELOMPOK
(Fungsi Siklometri)
A. Latar Belakang
Latar belakang matematika merujuk pada sejarah perkembangan
matematika dari zaman kuno hingga saat ini. Matematika adalah salah satu
disiplin ilmu tertua yang telah ada sejak peradaban kuno. Manusia telah
mengembangkan konsep-konsep matematika untuk memahami dan
menjelaskan fenomena alam, mengukur tanah, menghitung, dan mengatur
waktu.
Matematika kuno dimulai dengan munculnya angka dan sistem hitung.
Sistem angka yang paling awal ditemukan adalah sistem angka Mesir Kuno
sekitar 3000 SM, yang menggunakan hieroglif untuk merepresentasikan angka.
Kemudian, sistem angka Babilonia muncul sekitar 2000 SM, menggunakan
notasi basis 60 yang menjadi dasar untuk penggunaan menit dan detik dalam
waktu.
41
Peradaban Yunani kuno juga memberikan kontribusi besar terhadap
perkembangan matematika. Pythagoras, Euclid, dan Archimedes adalah
beberapa matematikawan terkemuka dari zaman kuno. Pythagoras terkenal
dengan teorema Pythagoras, Euclid dikenal sebagai bapak geometri, dan
Archimedes membuat kontribusi besar dalam bidang kalkulus dan fisika.
Selama Abad Pertengahan, matematika berkembang secara signifikan di
dunia Islam. Matematikawan seperti Al-Khwarizmi, yang dikenal sebagai
bapak aljabar, memperkenalkan konsep-konsep aljabar yang mendasar. Sistem
angka Arab, yang sekarang digunakan secara luas di seluruh dunia, juga
diperkenalkan pada masa ini.
Pada abad ke-17, Galileo Galilei dan Sir Isaac Newton mengembangkan
kalkulus, yang memungkinkan pemodelan matematika perubahan dan gerak.
Ini merupakan tonggak penting dalam perkembangan matematika, dan kalkulus
menjadi landasan bagi banyak cabang matematika modern, termasuk fisika.
Pada abad ke-19, matematika mengalami ekspansi yang luar biasa dengan
pengembangan aljabar abstrak, geometri non-Euclidean, teori bilangan, dan
analisis matematika yang mendalam. Matematikawan seperti Carl Friedrich
Gauss, Leonhard Euler, dan Bernhard Riemann memainkan peran penting
dalam memperluas pemahaman kita tentang konsep-konsep matematika yang
kompleks.
Matematika sering dianggap sebagai bahasa universal karena memiliki
aplikasi luas dalam berbagai bidang ilmu dan kehidupan sehari-hari.
Matematika memainkan peran penting dalam fisika, kimia, biologi, ekonomi,
statistik, komputer, dan banyak disiplin ilmu lainnya. Selain itu, matematika
juga digunakan untuk memecahkan masalah teknis, merancang algoritma,
memprediksi fenomena alam, mengelola data, dan mengembangkan teori-teori
ilmiah.
Salah satu karakteristik utama matematika adalah ketepatan dan ketelitian.
Matematika mengandalkan definisi yang jelas, aksioma, dan aturan logika
untuk membangun argumen yang benar dan valid. Dalam matematika, bukti
dan deduksi logis digunakan untuk memvalidasi hasil dan teorema.
42
Bidang matematika mencakup berbagai topik seperti aljabar, geometri,
kalkulus, statistik, teori bilangan, logika, teori graf, teori himpunan, analisis
matematika, dan banyak lagi. Setiap topik memiliki konsep, metode, dan alat
matematika yang khas untuk mempelajari dan memahami masalah yang
relevan.
Matematika juga memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi
modern. Matematika mendasari ilmu komputer dan kecerdasan buatan,
memungkinkan pengembangan algoritma yang kompleks, analisis data yang
canggih, pengolahan gambar dan suara, enkripsi dan keamanan informasi, serta
model matematika dalam simulasi dan prediksi.
Selain manfaatnya dalam aplikasi praktis, matematika juga merupakan
bidang yang menarik dan menantang untuk dijelajahi. Matematika mendorong
pemikiran logis, kreativitas, dan ketekunan dalam memecahkan masalah.
Penelitian matematika terus berkembang, dengan matematikawan yang
berusaha untuk menemukan pola baru, teorema, dan konsep yang dapat
memberikan wawasan baru tentang alam semesta dan dunia yang kompleks di
sekitar kita.
Dalam kesimpulannya, matematika adalah ilmu yang mempelajari pola,
struktur, dan hubungan kuantitatif antara objek. Ini adalah bahasa universal
yang digunakan untuk menganalisis fenomena alam, memecahkan masalah
teknis, dan mengembangkan teori ilmiah. Matematika memiliki aplikasi yang
luas dalam berbagai bidang dan berperan penting dalam pengembangan
teknologi modern.
Ilmu ukur segitiga adalah cabang dalam matematika yang berfokus pada
studi dan pengukuran segitiga. Segitiga adalah bangun datar yang terdiri dari
tiga sisi dan tiga sudut. Ilmu ukur segitiga melibatkan berbagai konsep, rumus,
dan metode yang digunakan untuk menghitung dan memahami berbagai
properti dan hubungan dalam segitiga. Ilmu ini mencakup berbagai metode dan
teknik untuk mengukur dan menghitung berbagai sifat dan properti segitiga,
seperti panjang sisi, sudut, luas, dan perbandingan sisi dan sudut dalam
segitiga.
43
Ilmu ukur segitiga, juga dikenal sebagai trigonometri, adalah cabang ilmu
matematika yang mempelajari hubungan antara sudut dan panjang sisi-sisi
dalam segitiga. Ini melibatkan pengukuran sudut dan sisi untuk menghitung
dan memprediksi properti segitiga yang tidak diketahui. Para ahli telah
memberikan kontribusi penting dalam pengembangan dan pemahaman ilmu
ukur segitiga. Hipparchus (abad ke-2 SM) adalah seorang astronom dan
matematikawan Yunani kuno yang dikreditkan dengan penemuan tabel
trigonometri pertama. Ia mengembangkan metode untuk menghitung panjang
sisi-sisi segitiga menggunakan rasio trigonometri.
Siklometri adalah cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan
hubungan geometris dalam suatu siklus atau lingkaran. Fungsi siklometri
adalah fungsi yang memetakan sudut-sudut pada lingkaran ke bilangan
kompleks. Fungsi ini berguna dalam memodelkan dan menganalisis fenomena-
fenomena yang melibatkan siklus, seperti fenomena periodik dalam fisika,
gelombang, atau perputaran objek dalam mekanika.
Fungsi siklometri umumnya dinyatakan dalam bentuk eksponensial
kompleks menggunakan bilangan imajiner e^(iθ), di mana θ adalah sudut
dalam radian. Dalam notasi ini, fungsi siklometri utama adalah fungsi
eksponensial kompleks dasar, yaitu fungsi eksponensial dengan pangkat
imajiner. Fungsi ini dikenal sebagai fungsi eksponensial kompleks Euler atau
fungsi eksponensial kompleks siklotronometrik.
Fungsi siklometri memiliki berbagai sifat dan hubungan yang berguna
dalam pemodelan dan analisis matematika. Beberapa fungsi siklometri yang
penting termasuk sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan), kotangen (cot), siklus
(csc), dan kotrikus (sec). Fungsi-fungsi ini sering digunakan untuk
menganalisis sifat-sifat gelombang, osilasi, dan perputaran dalam berbagai
disiplin ilmu, termasuk fisika, matematika, teknik, dan ilmu komputer.
Dengan menggunakan fungsi siklometri, kita dapat memodelkan dan
menganalisis berbagai fenomena periodik, seperti gelombang suara, gelombang
cahaya, gerakan planet, atau osilasi listrik dalam rangkaian. Fungsi siklometri
juga memiliki aplikasi dalam grafika komputer, pemrosesan sinyal, kompresi
44
data, kriptografi, dan banyak bidang lainnya di mana pemahaman tentang sifat-
sifat siklus dan perputaran penting
DASAR TEORI
45
Fungsi siklometri memiliki berbagai sifat dan hubungan yang berguna
dalam pemodelan dan analisis matematika. Beberapa fungsi siklometri yang
penting termasuk sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan), kotangen (cot), siklus
(csc), dan kotrikus (sec). Fungsi-fungsi ini sering digunakan untuk
menganalisis sifat-sifat gelombang, osilasi, dan perputaran dalam berbagai
disiplin ilmu, termasuk fisika, matematika, teknik, dan ilmu komputer.
Dengan menggunakan fungsi siklometri, kita dapat memodelkan dan
menganalisis berbagai fenomena periodik, seperti gelombang suara,
gelombang cahaya, gerakan planet, atau osilasi listrik dalam rangkaian. Fungsi
siklometri juga memiliki aplikasi dalam grafika komputer, pemrosesan sinyal,
kompresi data, kriptografi, dan banyak bidang lainnya di mana pemahaman
tentang sifat-sifat siklus dan perputaran penting.
Konsep dasar fungsi siklometri melibatkan pemahaman tentang siklus,
sudut dalam radian, dan hubungan geometris dalam lingkaran. Berikut ini
adalah konsep dasar yang perlu dipahami:
1. Siklus
Siklus adalah suatu pola yang berulang secara periodik. Dalam konteks
siklometri, siklus terkait dengan pergerakan atau osilasi yang berulang,
seperti gelombang atau perputaran benda dalam mekanika. Dalam konteks
siklometri, istilah "siklus" mengacu pada fenomena yang berulang secara
periodik. Siklus tersebut dapat berhubungan dengan pergerakan atau osilasi
yang berulang dalam domain trigonometri.
Dalam skilometri, lingkaran adalah elemen utama yang terkait dengan
siklus. Lingkaran memiliki 360 derajat (atau 2π radian) sebagai panjang
kelilingnya. Panjang keliling lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian
yang merupakan sudut-sudut dalam siklus.
Siklus trigonometri yang paling umum dikenal adalah siklus sinus dan
siklus kosinus. Dalam siklus sinus, grafik sinusoidal menggambarkan
osilasi yang berulang antara nilai maksimum dan minimum. Siklus kosinus
juga menggambarkan osilasi, tetapi dengan fase awal yang berbeda. Kedua
siklus ini memiliki periode yang sama dan saling berhubungan dalam
46
identitas trigonometri yang menyatakan bahwa sinus dan kosinus adalah
fungsi yang saling terkait.
Fungsi-fungsi siklometri, seperti sinus dan kosinus, memiliki sifat-sifat
siklus yang berguna dalam analisis matematika. Beberapa sifat tersebut
meliputi:
Periodisitas
Fungsi siklometri berulang dengan periode tertentu. Periode adalah
jarak antara dua puncak atau dua lembah yang berurutan dalam grafik
fungsi siklometri.
Amplitudo
Amplitudo mengukur jarak maksimum antara nilai puncak dan nilai
tengah fungsi siklometri. Ini menggambarkan sejauh mana fungsi
tersebut "berayun" dari nilai tengahnya.
Fasa
Fasa mengacu pada pergeseran horizontal dari grafik siklus. Pada fungsi
sinus dan kosinus, fasa dapat ditentukan oleh pergeseran sudut awal
pada lingkaran.
Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah siklus yang terjadi dalam satu unit
waktu. Frekuensi adalah kebalikan dari periode dan diukur dalam hertz
(Hz) atau siklus per detik.
Dalam konteks siklometri, pemahaman tentang siklus dan sifat-sifatnya
memungkinkan kita untuk memodelkan, menganalisis, dan memahami
fenomena periodik dalam berbagai bidang, seperti fisika, gelombang,
osilasi, dan perputaran.
2. Lingkaran
Lingkaran adalah bentuk geometri dengan pusat dan jari-jari tertentu.
Dalam siklometri, lingkaran sering digunakan sebagai dasar untuk
47
memodelkan hubungan antara sudut dan bilangan kompleks. Lingkaran
juga sering digunakan sebagai dasar untuk mempelajari dan menerapkan
fungsi-fungsi siklometri. Lingkaran merupakan kurva tertutup yang terdiri
dari semua titik yang memiliki jarak yang sama dari suatu titik tetap yang
disebut pusat lingkaran.
Lingkaran dalam konteks siklometri memberikan dasar geometris yang
penting untuk memahami dan menerapkan fungsi-fungsi siklometri.
Dengan memahami hubungan antara sudut, panjang busur, koordinat polar,
dan fungsi-fungsi siklometri, kita dapat memodelkan dan menganalisis
fenomena-fenomena periodik yang melibatkan siklus dan perputaran.
3. Sudut dalam radian
Sudut dalam siklometri diukur dalam radian, bukan dalam derajat. Satu
lingkaran penuh (360 derajat) setara dengan 2π radian. Radian adalah
satuan sudut yang lebih alami dalam matematika karena berkaitan langsung
dengan panjang busur pada lingkaran. Lingkaran penuh memiliki panjang
busur sebesar 2π (dua kali pi) dan sudut penuh diukur sebagai 2π radian.
Beberapa hal penting yang perlu dipahami dalam mengukur sudut dalam
radian dalam konteks siklometri adalah:
Sudut sejajar dengan panjang busur
Dalam siklometri, ukuran sudut berhubungan langsung dengan panjang
busur pada lingkaran. Jika ada sudut θ yang sesuai dengan panjang
busur s pada lingkaran, maka ukuran sudut θ dalam radian dinyatakan
sebagai θ = s/r, di mana r adalah jari-jari lingkaran.
Konversi sudut dalam derajat ke radian
Untuk mengonversi sudut dari derajat ke radian, Anda perlu
menggunakan rumus konversi sederhana: θ (dalam radian) = θ (dalam
derajat) × π/180. Misalnya, jika sudut dalam derajat adalah 60°, maka
dalam radian akan menjadi 60 × π/180 = π/3 radian.
Hubungan dengan fungsi siklometri
Fungsi siklometri seperti sinus (sin), kosinus (cos), dan tangen (tan)
menggunakan sudut dalam radian sebagai argumennya. Misalnya, jika
48
Anda ingin menghitung sin(θ), di mana θ adalah sudut dalam radian,
Anda akan menggunakan nilai sudut tersebut dalam rumus sinus untuk
menghitung nilainya.
Siklus penuh adalah 2π radian
Dalam siklometri, siklus penuh atau lingkaran penuh didefinisikan
sebagai sudut 2π radian. Ini berarti bahwa ketika Anda melacak satu
putaran penuh di sekitar lingkaran, Anda telah melintasi sudut sebesar
2π radian.
Perubahan sudut dalam radian
Ketika Anda melakukan perubahan sudut dalam konteks siklometri,
penting untuk mengkonversi sudut tersebut ke radian terlebih dahulu
sebelum menggunakan fungsi-fungsi siklometri. Hal ini memastikan
konsistensi dalam pemodelan dan perhitungan matematika.
Dengan memahami sudut dalam radian dan menggunakan konsep ini
dalam fungsi siklometri, Anda dapat memodelkan dan menganalisis
berbagai fenomena periodik dan perputaran dalam matematika dan ilmu
terkait lainnya.
4. Lingkaran satuan
Lingkaran satuan adalah lingkaran dengan jari-jari 1 yang memiliki
pusat di titik asal koordinat. Lingkaran satuan sering digunakan dalam
siklometri karena menyederhanakan perhitungan dan pemodelan. Dalam
mengukur sudut pada lingkaran satuan, kita menggunakan satuan radian.
Radian adalah ukuran sudut yang didasarkan pada panjang busur pada
lingkaran satuan. Jika panjang busur yang melingkari titik pusat lingkaran
satuan sama dengan jari-jari lingkaran (yaitu, panjang busur sebesar 1),
maka sudut tersebut dianggap sama dengan 1 radian.
Jadi, dalam konteks siklometri, ketika kita mengukur sudut dalam
radian pada lingkaran satuan, kita menggunakan panjang busur sebagai
ukuran sudut. Sudut sebesar 1 radian setara dengan panjang busur yang
melingkari lingkaran satuan sejauh jari-jari lingkaran.
49
Misalnya, jika kita mengukur sudut π/2 radian pada lingkaran satuan,
itu berarti panjang busur yang melingkari lingkaran satuan adalah setengah
keliling lingkaran satuan. Demikian pula, sudut 2π radian sama dengan
panjang busur yang melingkari seluruh keliling lingkaran satuan.
5. Fungsi siklometri dasar
Fungsi siklometri dasar meliputi sinus (sin), kosinus (cos), dan tangen
(tan). Fungsi-fungsi ini menghubungkan sudut dalam radian dengan nilai
bilangan kompleks. Sinus menghasilkan ordinat (nilai y) pada lingkaran
satuan, kosinus menghasilkan absis (nilai x), dan tangen menghasilkan
rasio ordinat dan absis. Berikut ini adalah pengertian masing-masing fungsi
siklometri dasar:
Sinus (sin)
Sinus dari suatu sudut dalam lingkaran adalah perbandingan panjang
sisi tegak lurus dengan panjang sisi miring pada sudut tersebut. Secara
matematis, sinus dinyatakan sebagai rasio perbandingan antara tinggi
(y) dengan panjang radius lingkaran (r) pada sudut tersebut. Notasi
matematikanya adalah sin(θ), di mana θ adalah sudut dalam radian.
Kosinus (cos)
Kosinus dari suatu sudut dalam lingkaran adalah perbandingan panjang
sisi sejajar dengan panjang sisi miring pada sudut tersebut. Secara
matematis, kosinus dinyatakan sebagai rasio perbandingan antara jarak
horizontal (x) dengan panjang radius lingkaran (r) pada sudut tersebut.
Notasi matematikanya adalah cos(θ), di mana θ adalah sudut dalam
radian.
Tangen (tan)
Tangen dari suatu sudut dalam lingkaran adalah perbandingan sinus dari
sudut tersebut dengan kosinusnya. Secara matematis, tangen dinyatakan
sebagai sinus dibagi dengan kosinus sudut tersebut. Notasi
matematikanya adalah tan(θ), di mana θ adalah sudut dalam radian.
Fungsi-fungsi siklometri dasar ini memiliki sifat-sifat periodik dan
berulang dalam interval tertentu. Mereka sering digunakan dalam
50
pemodelan fenomena periodik, seperti gelombang, pergerakan osilasi, dan
perputaran objek dalam mekanika. Identitas trigonometri juga berlaku
untuk fungsi siklometri dasar, memungkinkan manipulasi dan
penyederhanaan ekspresi matematika yang melibatkan fungsi-fungsi
tersebut.
6. Sifat periodik
Sifat periodik adalah salah satu sifat khas dari fungsi siklometri. Dalam
konteks fungsi siklometri, sifat periodik mengacu pada pola berulang yang
terjadi dalam fungsi tersebut. Dengan kata lain, nilai fungsi siklometri
berulang dengan interval tertentu saat variabel sudut bergerak melintasi
lingkaran penuh.
Fungsi siklometri dasar memiliki sifat periodik, yang berarti nilai-
nilainya berulang dengan pola tertentu seiring dengan peningkatan sudut.
Misalnya, sinus dan kosinus memiliki periode 2π, yang berarti nilai-
nilainya berulang setiap 2π radian. Berikut adalah beberapa sifat periodik
yang terkait dengan fungsi siklometri:
Periode
Setiap fungsi siklometri memiliki periode yang ditentukan, yaitu
interval sudut di mana fungsi tersebut mengulangi nilainya. Misalnya,
sinus dan kosinus memiliki periode 2π (atau 360 derajat), yang berarti
mereka akan mengulangi nilainya setiap 2π saat sudut bergerak
melintasi lingkaran penuh.
Sifat siklik
Fungsi siklometri berulang dalam pola siklik. Ketika sudut bergerak
melewati satu periode, fungsi siklometri akan kembali ke nilai awalnya.
Misalnya, sinus dan kosinus memiliki pola siklik yang sama, hanya
dengan pergeseran fase yang berbeda.
Simetri periodic
Beberapa fungsi siklometri memiliki sifat simetri periodik. Misalnya,
sinus dan kotangen memiliki simetri terhadap sumbu y = 0, sementara
kosinus dan tangen memiliki simetri terhadap sumbu x = 0. Simetri ini
51
berarti nilai fungsi di sepanjang interval periode akan mencerminkan
nilai yang berlawanan pada sisi simetri.\
Sifat linearitas
Fungsi siklometri adalah fungsi linear dalam hubungan terkaitnya
dengan sudut ganda, setengah sudut, atau sudut ganda lainnya.
Misalnya, sin(2θ) dapat diekspresikan dalam hubungan dengan sin(θ)
menggunakan identitas trigonometri. Sifat linearitas ini memungkinkan
penggunaan fungsi siklometri dalam penyelesaian masalah yang
melibatkan sifat periodik.
Sifat periodik dalam konteks fungsi siklometri sangat penting dalam
berbagai aplikasi, seperti pemodelan gelombang, perhitungan perputaran,
analisis harmonik, pemrosesan sinyal, dan banyak lagi. Memahami sifat-
sifat periodik ini membantu dalam menganalisis dan memanipulasi fungsi
siklometri serta memahami fenomena periodik yang melibatkan siklus atau
lingkaran.
7. Identitas trigonometri
Identitas trigonometri adalah hubungan matematika yang berlaku untuk
fungsi siklometri. Identitas trigonometri sangat penting dalam
menyederhanakan dan memanipulasi ekspresi yang melibatkan fungsi
siklometri. Terdapat beberapa identitas trigonometri yang penting untuk
dipahami, beberapa di antaranya:
Identitas Pythagoras
2 2
sin θ+co s θ=1
Identitas ini menyatakan bahwa kuadrat dari sinus sudut ditambah
kuadrat dari kosinus sudut akan selalu sama dengan 1. Identitas ini
merupakan dasar untuk banyak manipulasi dan penyederhanaan dalam
fungsi siklometri.
Identitas Sudut Ganda
Sin(2θ) = 2Sin(θ)Cos(θ)
Cos(2θ) = co s 2 θ−sin2 θ = 2 cos2 θ−1 = 1−2 sin2 θ
52
Identitas ini memungkinkan kita untuk menghubungkan fungsi
siklometri pada sudut ganda dengan fungsi siklometri pada sudut
tunggal. Identitas ini sering digunakan dalam manipulasi aljabar dan
pengurangan sudut dalam perhitungan yang melibatkan fungsi
siklometri.
Identitas Sudut Setengah
Sin(θ/2) = ±√[(1 - Cos(θ))/2]
Cos(θ/2) = ±√[(1 + Cos(θ))/2]
Identitas ini berguna saat kita ingin mengevaluasi fungsi siklometri
pada sudut setengah. Identitas ini memungkinkan kita untuk
menghubungkan fungsi siklometri pada sudut setengah dengan fungsi
siklometri pada sudut penuh.
Identitas Penjumlahan
Sin(θ₁ + θ₂) = Sin(θ₁)Cos(θ₂) + Cos(θ₁)Sin(θ₂)
Cos(θ₁ + θ₂) = Cos(θ₁)Cos(θ₂) - Sin(θ₁)Sin(θ₂)
Identitas ini berguna saat kita ingin mengevaluasi fungsi siklometri
pada jumlah atau selisih sudut. Identitas ini memungkinkan kita untuk
menghubungkan fungsi siklometri dari dua sudut dengan fungsi
siklometri pada sudut tunggal.
Identitas Komplemen
Sin(π/2 - θ) = Cos(θ)
Cos(π/2 - θ) = Sin(θ)
Identitas ini berguna saat kita ingin menghubungkan fungsi siklometri
pada sudut dan komplementerannya. Identitas ini memungkinkan kita
untuk mengganti fungsi siklometri pada suatu sudut dengan fungsi
siklometri pada sudut komplementer.
Memahami dan menguasai identitas-identitas trigonometri ini akan
membantu dalam memanipulasi dan menyederhanakan ekspresi yang
melibatkan fungsi siklometri, serta dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan matematika yang melibatkan fungsi siklometri.
8. Grafik siklometri
53
Grafik fungsi siklometri menggambarkan hubungan antara sudut dan nilai
fungsi. Grafik sinus dan kosinus adalah kurva yang berulang dengan
amplitudo maksimum 1 pada sumbu y. Grafik tangen memiliki asimptotik
vertikal dan mengulang nilai-nilainya dengan periode π.
Grafik fungsi sinus
54
Grafik fungsi tangen
55
sin(θ) akan memberikan komponen imajiner dari bilangan kompleks yang
sesuai dengan sudut tersebut pada lingkaran satuan, sedangkan cos(θ) akan
memberikan komponen riilnya.
Jadi, fungsi siklometri menggunakan representasi bilangan kompleks
untuk memodelkan hubungan antara sudut dan komponen-komponen bilangan
kompleks (riil dan imajiner) pada lingkaran satuan. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai notasi bilangan kompleks dalam bentuk kartesian dan
polar:
Notasi Kartesian:
Bilangan kompleks dalam notasi kartesian dinyatakan dalam bentuk a + bi,
di mana a adalah bagian riil (real part) dan b adalah bagian imajiner
(imaginary part) dari bilangan kompleks. Notasi ini mengacu pada sumbu-
sumbu koordinat dalam bidang kartesian, di mana bagian riil adalah
koordinat sumbu x dan bagian imajiner adalah koordinat sumbu y.
Contoh: Jika kita memiliki bilangan kompleks z = 3 + 2i, maka a = 3
adalah bagian riil dan b = 2 adalah bagian imajiner.
Notasi Polar
Bilangan kompleks dalam notasi polar dinyatakan dalam bentuk r(cosθ +
isinθ), di mana r adalah modulus (magnitude) dari bilangan kompleks dan
θ adalah argumen (argument) yang merupakan sudut antara sumbu x
positif dan garis yang menghubungkan titik kompleks ke titik asal (origo).
Dalam notasi polar, bagian riil dan bagian imajiner dihubungkan dengan
trigonometri menggunakan identitas Euler: e^(iθ) = cosθ + isinθ.
Sehingga, bilangan kompleks dapat ditulis dalam bentuk r * e^(iθ).
Contoh: Jika kita memiliki bilangan kompleks z = 2(cos(π/4) + isin(π/4)),
maka r = 2 adalah modulus dan θ = π/4 adalah argumen.
Mengonversi antara notasi kartesian dan polar, kita dapat menggunakan
rumus-rumus berikut:
Konversi dari kartesian ke polar:
r = sqrt(a^2 + b^2)
θ = a tan(b/a)
56
Konversi dari polar ke kartesian
a = r * cos(θ)
b = r * sin(θ)
Dengan pemahaman notasi bilangan kompleks dalam bentuk kartesian dan
polar, kita dapat memodelkan hubungan antara sudut dan bilangan dalam
fungsi siklometri dengan lebih mudah.
C. Fungsi Siklometri Dasar
fungsi siklometri dasar seperti sinus (sin), kosinus (cos), dan tangen (tan)
memiliki sifat-sifat dasar, seperti rentang nilainya, sifat periodik, dan
hubungan trigonometri yang mendasarinya. Berikut adalah sifat-sifat, rentang
nilai, sifat periodik, dan hubungan trigonometri yang mendasari dari fungsi
sinus (sin), kosinus (cos), dan tangen (tan):
1. Sinus (sin)
Rentang nilai: Nilai sin θ berkisar antara -1 hingga 1, di mana -1
adalah nilai minimum dan 1 adalah nilai maksimum.
Sifat periodik: Sinus memiliki periode 2π (atau 360°), artinya sin(θ) =
sin(θ + 2πk), di mana k adalah bilangan bulat.
Hubungan trigonometri: Sinus berkaitan dengan kosinus melalui
identitas trigonometri sin²θ + cos²θ = 1. Selain itu, sin(π/2 - θ) = cos(θ)
dan sin(π/2 + θ) = cos(θ).
2. Kosinus (cos)
Rentang nilai: Nilai cos θ juga berkisar antara -1 hingga 1, dengan -1
sebagai nilai minimum dan 1 sebagai nilai maksimum.
Sifat periodik: Kosinus juga memiliki periode 2π (atau 360°), yaitu
cos(θ) = cos(θ + 2πk), di mana k adalah bilangan bulat.
Hubungan trigonometri: Kosinus berhubungan dengan sinus melalui
identitas trigonometri sin²θ + cos²θ = 1. Selain itu, cos(π/2 - θ) = sin(θ)
dan cos(π/2 + θ) = -sin(θ).
3. Tangen (tan)
57
Rentang nilai: Nilai tan θ berkisar dari negatif tak terhingga hingga
positif tak terhingga. Namun, pada titik-titik di mana cos θ = 0
(misalnya saat θ = π/2 + kπ), tan θ tidak terdefinisi.
Sifat periodik: Tangen juga memiliki periode π (atau 180°), sehingga
tan(θ) = tan(θ + πk), di mana k adalah bilangan bulat.
Hubungan trigonometri: Tangen dapat dinyatakan sebagai rasio sinus
dan kosinus, yaitu tan θ = sin θ / cos θ. Tangen juga terkait dengan
identitas trigonometri lainnya, seperti tan θ = sin θ / cos θ = 1 / cot θ
dan tan θ = 1 / tan (π/2 - θ).
D. Sifat-Sifat Fungsi Siklometri
Berikut adalah beberapa sifat-sifat umum yang dimiliki oleh fungsi-fungsi
siklometri, seperti sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan), kotangen (cot),
siklus (csc), dan kotrikus (sec):
1. Sifat periodik
Semua fungsi siklometri memiliki sifat periodik, artinya mereka
mengulangi nilai-nilai mereka secara teratur dalam interval tertentu.
Periode dasar untuk fungsi sinus, kosinus, kotangen, dan siklus adalah 2π
(atau 360°), sedangkan periode dasar untuk tangen dan kotrikus adalah π
(atau 180°).
2. Rentang nilai
Rentang nilai fungsi siklometri tergantung pada fungsi spesifiknya.
Sebagai contoh, nilai sinus dan kosinus berkisar antara -1 dan 1, sementara
nilai tangen, kotangen, siklus, dan kotrikus dapat memiliki rentang nilai
yang lebih luas, termasuk nilai tak terhingga.
3. Sifat simetri
Fungsi-fungsi siklometri dapat memiliki sifat simetri tertentu. Misalnya,
sinus dan siklus adalah fungsi ganjil, yang berarti sin(-θ) = -sin(θ) dan
csc(-θ) = -csc(θ). Sementara itu, kosinus, tangen, kotangen, dan kotrikus
adalah fungsi genap, yang berarti cos(-θ) = cos(θ), tan(-θ) = tan(θ), cot(-θ)
= cot(θ), dan sec(-θ) = sec(θ).
4. Identitas trigonometri
58
Fungsi siklometri terkait erat dengan identitas trigonometri yang
menghubungkan satu fungsi dengan fungsi lainnya. Identitas ini
melibatkan persamaan dan hubungan matematika antara fungsi siklometri
yang dapat digunakan untuk menyederhanakan dan memanipulasi ekspresi
trigonometri.
5. Hubungan sudut dan lingkaran
Fungsi siklometri menggunakan sudut sebagai input dan memberikan nilai
atau komponen bilangan kompleks sebagai output. Mereka memetakan
sudut-sudut pada lingkaran satuan atau hubungan antara sudut dan sifat-
sifat geometris pada lingkaran, seperti panjang busur atau jari-jari.
6. Fungsi gegar
Fungsi siklometri sering digunakan untuk memodelkan dan menganalisis
fenomena periodik atau gegar, seperti gelombang suara, gelombang
cahaya, atau osilasi dalam fisika, matematika, dan ilmu terkait.
Sifat-sifat ini memberikan dasar untuk memahami dan menerapkan fungsi
siklometri dalam pemodelan matematika, analisis trigonometri, serta berbagai
aplikasi dalam ilmu pengetahuan dan rekayasa. Sifat-sifat yang dimiliki oleh
fungsi-fungsi siklometri, seperti sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan),
kotangen (cot), siklus (csc), dan kotrikus (sec). Sifat-sifat lebih lanjut dari
fungsi siklometri, seperti sifat-sifat simetri, periode, amplitudo, dan
pergeseran fasa, dapat dipelajari lebih rinci sebagai berikut:
1. Sifat Simetri
Fungsi siklometri sinus (sin) dan kotangen (cot) memiliki sifat ganjil,
yang berarti sin(-θ) = -sin(θ) dan cot(-θ) = -cot(θ). Grafiknya simetris
terhadap sumbu y = 0.
Fungsi siklometri kosinus (cos), tangen (tan), siklus (csc), dan kotrikus
(sec) memiliki sifat genap, yang berarti cos(-θ) = cos(θ), tan(-θ) =
tan(θ), csc(-θ) = csc(θ), dan sec(-θ) = sec(θ). Grafiknya simetris
terhadap sumbu y = 0.
2. Periode
59
Fungsi sinus, kosinus, kotangen, dan siklus memiliki periode dasar 2π
(atau 360°). Artinya, nilai fungsi berulang setiap 2π atau 360°.
Fungsi tangen dan kotrikus memiliki periode dasar π (atau 180°).
Artinya, nilai fungsi berulang setiap π atau 180°
3. Amplitudo
Amplitudo mengacu pada tinggi maksimum dan tinggi minimum dari
grafik fungsi siklometri.
Pada fungsi sinus dan kosinus, amplitudo adalah jarak dari nilai rata-
rata (nol) ke titik puncak atau titik lembah grafik.
Pada fungsi tangen, kotangen, siklus, dan kotrikus, amplitudo tidak
terdefinisi, karena fungsi ini tidak memiliki batasan tertentu.
4. Pergeseran Fasa
Pergeseran fasa mengacu pada pergeseran horizontal atau vertikal
grafik fungsi siklometri.
Pergeseran fasa horizontal mempengaruhi sudut awal (sudut pertama
dalam satu periode) di mana grafik dimulai.
Pergeseran fasa vertikal mempengaruhi nilai rata-rata grafik, yaitu
tinggi garis dasar.
Cara menggambar grafik fungsi siklometri dan mengidentifikasi pola serta
perilaku khusus dari grafik tersebut melibatkan pemahaman sifat-sifat
tersebut. Dalam menggambar grafik, Anda dapat menggunakan nilai sudut dan
rentang nilai yang relevan untuk menghitung nilai fungsi pada titik-titik
tertentu. Mengamati pola dan perilaku khusus, seperti jumlah puncak dan
lembah, pergeseran fasa, dan simetri, membantu dalam mengidentifikasi
karakteristik unik dari fungsi siklometri tersebut. Dalam latihan dan
pengalaman praktis, kita akan semakin terbiasa dengan grafik dan sifat-sifat
fungsi siklometri. Menggunakan perangkat lunak matematika atau bahasa
pemrograman juga dapat membantu dalam memvisualisasikan dan
menjelajahi grafik fungsi siklometri dengan lebih detail.
E. Penerapan Fungsi Siklometri Dalam Berbagai Bidang
60
Fungsi-fungsi siklometri memiliki banyak aplikasi dalam berbagai konteks
ilmu, seperti fisika, matematika, dan ilmu komputer. Berikut adalah beberapa
contoh penggunaan fungsi siklometri dalam pemodelan dan pemecahan
masalah:
1. Fisika Gelombang
Memodelkan osilasi gelombang suara, cahaya, atau gelombang lainnya
menggunakan fungsi sinus atau kosinus.
Menghitung frekuensi, periode, amplitudo, dan fase gelombang dengan
menggunakan fungsi siklometri.
Menganalisis interferensi gelombang dengan memanipulasi fungsi
sinus atau kosinus.
2. Mekanika:
Menggunakan fungsi siklometri untuk memodelkan gerakan osilasi
benda, seperti pegas yang digerakkan atau ayunan matematis.
Menghitung perputaran objek berputar menggunakan fungsi
trigonometri, seperti sudut rotasi, kecepatan sudut, dan percepatan
sudut.
3. Pemrosesan Sinyal:
Menganalisis sinyal audio atau sinyal lainnya dengan menggunakan
transformasi Fourier yang melibatkan fungsi siklometri.
Mengimplementasikan filter digital menggunakan fungsi siklometri
untuk memanipulasi dan memodifikasi sinyal.
4. Matematika:
Menerapkan fungsi siklometri dalam perhitungan integral dan
diferensial trigonometri.
Menggunakan identitas trigonometri untuk menyederhanakan atau
membuktikan persamaan matematika.
Menghitung integral tak tentu atau integral tentu yang melibatkan
fungsi trigonometri.
5. Ilmu Komputer:
61
Menerapkan fungsi siklometri dalam grafika komputer untuk
menggambar dan memanipulasi objek 2D atau 3D.
Menggunakan fungsi siklometri dalam pengembangan permainan
komputer untuk mengontrol gerakan dan animasi.
Menerapkan transformasi Fourier dalam analisis sinyal digital dan
kompresi data.
F. Tambahan
1. Fungsi Siklometri
Dalam lingkaran, besarnya sudut pusat sama dengan busur yang
bersangkutan. Kesamaan sin y = x sekarang dapat dibaca sebagai berikut:
y adalah busur (atau sudut), yang sinusnya sama dengan x, dan kita tulisz;
y = arc sin x (arcus artinya busur). Busur itu biasanya diukur dengan
1 1
radial. Begitulah misalnya arc sin = π.
2 6
Perbatasan-perbatasan yang serupa itu berlaku juga bagi arc cos x, arc
tg x dan arc ctg x; bentuk -bentuk itu dinamai fungsi-fungsi siklometri.
Fungsi-fungsi arc sin x dan arc cos x hanya ada untuk ¿ x∨≤ 1; arc tg x
dan arc ctg x ada untuk setiap harga x.
Busur-busur, yang sinusnya sama dengan x, tak berhingga banyaknya.
Untuk menjadikan fungsi siklometri itu fungsi yang berharga satu, maka
kita adakan perjanjian yang berikut: arc sin x ialah sudut, yang letaknya
−1 +1
diantara π dan π radial; arc cos x, arc tg x dan arc ctg x adalah
2 2
sudut-sudut yang letaknya diantara 0 dan π radial. Dalam interval-interval
tersebut fungsi-fungsi siklometri itu adalah inverse (=kebalikan) daripada
fungsi-fungsi trigonometri.
2. Snellius
Konsep dasar Snellius, juga dikenal sebagai hukum Snellius atau
hukum Snell, adalah prinsip dasar dalam fisika gelombang, terutama
dalam optik geometri, yang menjelaskan bagaimana cahaya merambat
melalui antarmuka antara dua media dengan kecepatan cahaya yang
62
berbeda. Hukum ini dinamai setelah fisikawan Belanda Willebrord
Snellius, yang merumuskannya pada abad ke-17.
Hukum Snellius menyatakan hubungan antara sudut datang (sudut
antara arah cahaya sebelum mencapai antarmuka) dan sudut bias (sudut
antara arah cahaya setelah melewati antarmuka) dengan mengacu pada
indeks bias dua media tersebut. Indeks bias adalah perbandingan antara
kecepatan cahaya dalam medium pertama dengan kecepatan cahaya dalam
medium kedua.
Secara matematis, hukum Snellius dapat dirumuskan sebagai berikut:
n₁ sin(θ₁) = n₂ sin(θ₂)
Di sini:
n₁ dan n₂ adalah indeks bias medium pertama dan medium kedua,
masing-masing.
θ₁ adalah sudut datang, yaitu sudut antara arah cahaya dan garis tegak
lurus terhadap permukaan antarmuka pada titik masuk.
θ₂ adalah sudut bias, yaitu sudut antara arah cahaya dan garis tegak
lurus terhadap permukaan antarmuka pada titik keluar.
Hukum Snellius menunjukkan bahwa cahaya yang merambat dari
medium dengan indeks bias yang lebih besar ke medium dengan indeks
bias yang lebih kecil akan dibias atau "membelok" menjauh dari garis
normal (garis tegak lurus terhadap permukaan antarmuka). Sedangkan
cahaya yang merambat dari medium dengan indeks bias yang lebih kecil
ke medium dengan indeks bias yang lebih besar akan dibias atau
"membelok" mendekati garis normal.
63
SOAL-SOAL MATERI KELOMPOK
64
Jawab:
Untuk menjawab nilai dari arc cos ( 12 ). Kita perlu mencari sudut
1
mana yang memenuhi kosinusnya sama dengan . Dalam sudut-
2
sudut istimewa, kita tahu bahwa sudut tersebut adalah sudut 60
π
derajat atau dalam radian.
3
Untuk menghitung nilai dari arc sin ( −12 ), kita perlu menggunakan
fungsi invers sinus atau arc sin x yang memberikan sudut di mana
sin dari sudut tersebut sama dengan x. Dalam hal ini, kita ingin
mencari sudut di mana sin dari sudut tersebut sama dengan ( −12 ) .
65
Jadi, untuk mencari penyelesaian dari arc sin ( −12 ), kita perlu
mencari sudut di antara −90 derajat hingga 90 derajat yang
mana sin bernilai ( −12 ). Sudut yang memenuhi kondisi ini adalah
−30 derajat.
Jadi, penyelesaian dari arc sin ( −12 ) adalah −30 derajat atau −π6
radian.
arc ctg √ 3
Jawab:
Untuk menghitung penyelesaian dari arc ctg √ 3, kita perlu
menggunakan kalkulator atau referensi tabel yang menyediakan
nilai arc ctg. Nilai arc ctg dari suatu angka dinyatakan sebagai
sudut dalam satuan derajat atau radian yang menghasilkan angka
tersebut ketika diaplikasikan pada fungsi cotangent.
Dalam hal ini, kita ingin mencari sudut yang memiliki cotangent
( √ 3). Dalam sudut-sudut standar, nilai cotangent dari 60 derajat
π
(atau radian) adalah √ 3.
3
π
Jadi, penyelesaian dari arc ctg √ 3 adalah 60 derajat atau radian.
3
66
Untuk menghitung penyelesaian dari fungsi arc cos dari suatu nilai,
kita perlu mencari sudut yang memiliki kosinus dari nilai tersebut.
−1
Dalam hal ini, kita ingin mencari sudut α, di mana cos(α) = √ 2.
2
Dalam kuadran I, kosinus memiliki nilai positif. Namun, nilai
−1
√ 2 menunjukkan bahwa berada di kuadran II atau kuadran III
2
di sepanjang sumbu x. Karena kita ingin mencari sudut di antara 0
dan 180 derajat (kuadran I dan II), kita perlu mencari sudut α di
kuadran II.
Dalam kuadran II, kita dapat menggunakan identitas trigonometri
untuk mencari nilai sudut tersebut:
−1
cos α= √2
2
Dalam kuadran II, cosinus adalah nilai negatif, tetapi kita mencari
sudut dengan nilai cosinus yang sama. Oleh karena itu, kita dapat
menggunakan identitas trigonometri:
−cos α =cos (180 °−α )
Dengan menggunakan identitas tersebut, kita dapat menulis:
−1
cos (180 °−α ) = √2
2
Sekarang kita perlu mencari sudut yang memiliki nilai cosinus
−1
√ 2 di kuadran II. Sudut yang memenuhi persamaan tersebut
2
adalah 135 derajat.
Jadi, penyelesaian dari arc cos ( −12 √ 2) adalah 135 derajat atau 34π
radian.
Hitunglah x, jika:
1
552) arc cos =arc tg x
3
Jawab:
67
Untuk mencari nilai x dalam persamaan trigonometri tersebut, kita
dapat menggunakan sifat-sifat fungsi trigonometri dan persamaan
identitas yang relevan. Mari kita selesaikan langkah per langkah:
Diberikan persamaan:
arc cos(1/3) = arc tan(x)
Langkah 1: Menentukan nilai arc cos(1/3)
Nilai arc cos(1/3) dapat dicari menggunakan kalkulator atau tabel
nilai trigonometri. Dalam hal ini, arc cos(1/3) memiliki nilai sekitar
1.23096 radian atau sekitar 70.5288 derajat.
Langkah 2: Menyamakan dengan arc tan(x)
Kita perlu mencari nilai x dengan mengubah persamaan menjadi
bentuk yang memuat arc tan(x). Karena kita telah mengetahui nilai
arc cos(1/3), kita dapat menyamakan persamaan tersebut dengan
arc tan(x) dan mencari nilai x.
1.23096 radian = arctan(x)
Langkah 3: Menggunakan sifat trigonometri
Karena fungsi trigonometri arccos dan arctan memiliki hubungan
yang dapat digunakan, kita dapat menggunakan sifat trigonometri
berikut:
arccos(x) = pi/2 – arc tan(x)
Dalam hal ini, kita memiliki:
1.23096 radian = pi/2 – arc tan(x)
Langkah 4: Menyelesaikan persamaan
Kita dapat mengubah persamaan tersebut menjadi bentuk yang
memuat arctan(x) agar lebih mudah dipecahkan:
arc tan(x) = pi/2 - 1.23096 radian
Selanjutnya, kita mencari nilai arc tan dari kedua sisi persamaan
tersebut menggunakan kalkulator atau tabel nilai trigonometri.
arctan(x) ≈ 1.34121 radian
Sehingga, nilai x dapat diperoleh dari nilai arc tan(x):
x ≈ tan(1.34121 radian)
68
Menghitung nilai tersebut menggunakan kalkulator, kita
mendapatkan:
x ≈ 2.87939
Jadi, nilai x dalam persamaan arccos(1/3) = arc tan(x) adalah x ≈
2.87939.
69
Langkah 3: Evaluasi ekspresi di sebelah kanan.
x = 0.6
Jadi, nilai x adalah 0.6.
70
1 - x^2 = 5.76
71
Untuk mencari nilai x dalam persamaan tersebut, kita akan
menggunakan identitas trigonometri yang menghubungkan fungsi
arc cosinus dan arc sinus. Identitas tersebut adalah:
arc cos(x) = π/2 - arc sin(x)
Menggunakan identitas ini, kita bisa menulis ulang persamaan
tersebut:
π/2 - arc sin(x) = 2 arc sin(0,6)
Kita bisa menggunakan nilai arc sin(0,6) untuk menyelesaikan
persamaan ini.
Dari definisi arc sinus, kita tahu bahwa arc sin(0,6) adalah sudut di
mana sinus dari sudut tersebut sama dengan 0,6. Untuk mencari
nilai ini, kita bisa menggunakan kalkulator atau tabel trigonometri.
Dalam hal ini, kita akan menggunakan kalkulator:
arc sin(0,6) ≈ 0,6435
Sekarang kita bisa menggantikan nilai arc sin(0,6) dalam
persamaan kita:
π/2 - 0,6435 = 2 × 0,6435
π/2 - 0,6435 = 1,287
Sekarang kita dapat menyelesaikan persamaan ini untuk mencari
nilai x:
π/2 - 1,287 = x
x ≈ -0,786
Jadi, nilai x yang memenuhi persamaan arc cos(x) = 2 arc sin(0,6)
adalah x ≈ -0,786.
72
Dalam hal ini, θ adalah arccos(0.7). Jadi, mari kita hitung nilai
sin(θ) terlebih dahulu.
Dalam segitiga siku-siku, sin(θ) dapat dihitung sebagai
perbandingan antara panjang sisi yang berlawanan sudut θ dengan
panjang sisi miring (hipotenusa).
Karena kita tahu bahwa cos(θ) = 0.7, kita dapat menggunakan
identitas Pythagoras untuk menemukan nilai sin(θ):
sin²(θ) = 1 - cos²(θ)
sin²(θ) = 1 - 0.7²
sin²(θ) = 1 - 0.49
sin²(θ) = 0.51
Jadi, sin(θ) = √0.51
Sekarang, kita dapat menggantikan nilai sin(θ) ke dalam rumus
cos(2θ):
cos(2θ) = 1 - 2sin²(θ)
cos(2arccos(0.7)) = 1 - 2(√0.51)²
cos(2arccos(0.7)) = 1 - 2(0.51)
cos(2arccos(0.7)) = 1 - 1.02
cos(2arccos(0.7)) = -0.02
Jadi, cos(2arccos(0.7)) = -0.02.
73
tg(arc ctg p) = 1 / ctg(arc ctg p)
= 1 / cot(arc ctg p)
= 1 / cot(arc tan(1/p))
Sekarang, kita harus mengubah cot(arc tan(1/p)) menjadi bentuk
yang dapat dihitung menggunakan trigonometri.
Dalam segitiga siku-siku, jika sudut theta adalah sudut yang terkait
dengan panjang sisi miring p dan sisi yang berhadapan dengan
sudut theta adalah 1, maka cot(theta) dapat dihitung sebagai
panjang sisi miring dibagi dengan panjang sisi yang berhadapan
dengan sudut theta.
Dalam hal ini, panjang sisi miring adalah p dan panjang sisi yang
berhadapan dengan sudut cot(arc tan(1/p)) adalah 1. Oleh karena
itu, kita memiliki:
cot(arc tan(1/p)) = p/1 = p
Akhirnya, kita dapat menggantikan cot(arc tan(1/p)) dengan p
dalam rumus sebelumnya:
tg(arc ctg p) = 1 / cot(arc tan(1/p))
=1/p
Jadi, tg(arc ctg p) = 1 / p.
74
Grafik dari fungsi ini adalah sebuah kurva yang terletak di antara -
π/2 dan π/2 pada sumbu y, dengan x sebagai sumbu horizontal.
Pada titik (0, 0), nilai y adalah 0, yang menunjukkan bahwa sin(0)
= 0. Grafiknya simetris terhadap titik (0, 0) dan berbatas pada -π/2
dan π/2 saat x mendekati -1 dan 1.
Fungsi y = arccos(x):
Fungsi ini merupakan invers dari fungsi kosinus. Fungsi ini
memberikan sudut di mana kosinus dari sudut tersebut adalah x.
Rentang nilai x untuk fungsi ini juga adalah -1 hingga 1.
Grafik dari fungsi ini adalah sebuah kurva yang terletak di antara 0
dan π pada sumbu y, dengan x sebagai sumbu horizontal. Pada titik
(1, 0), nilai y adalah 0, yang menunjukkan bahwa cos(0) = 1.
Grafiknya simetris terhadap titik (1, 0) dan berbatas pada 0 dan π
saat x mendekati -1 dan 1.
Fungsi y = arctan(x):
Fungsi ini merupakan invers dari fungsi tangen. Fungsi ini
memberikan sudut di mana tangen dari sudut tersebut adalah x.
Fungsi ini memiliki rentang nilai dari negatif tak hingga hingga
positif tak hingga.
Grafik dari fungsi ini adalah sebuah kurva yang melintasi titik (0,
0) pada sumbu koordinat. Saat x mendekati negatif tak hingga, y
mendekati -π/2, dan saat x mendekati positif tak hingga, y
75
mendekati π/2. Grafiknya semakin curam saat x mendekati batas
tersebut.
2. Soal Snellius
Tentang ∆ ABC diketahui ketiga sisinya. Dari suatu titik P, yang
terletak pada bidang ABC, terlihat Panjang sisi AC dan Panjang siis AB
dengan sudut-sudut φ dan ψ . Hitunglah Panjang sisi PA, Panjang sisi PB
dan Panjang sisi PC.
Jawab:
Kita misalkan ∠ PCA=x dan ∠ PBA= y , maka x + y +α + φ+ψ=360°
………………….(1). Dalam bentuk itu x + y dapat dihitung, lain dari pada
itu dalam ∆ PCA dan ∆ PBA didapat dengan rumus sinus :
Panjang PA :b=sin x :sin φ
Panjang PA :c=sin y :sin ψ
Sehingga,
sin x c sin φ
= ………….. (2)
sin y b sin ψ
Dari (1) dan (2) dapatlah x dan y dicari (ξ 57) ; kemudian Panjang PA,
panjang PB dan Panjang PC dihitung dengan rumus sinus.
Soal: Lakukanlah perhitungan itu dengan cara yang terakhir ini, jika
a=8620 ; b=9460 ; c=7640 ; φ=32 ° ; ψ=68° .
76
Jawaban:
Untuk melakukan perhitungan tersebut, kita perlu menggantikan nilai-nilai
yang diberikan ke dalam persamaan yang diberikan:
(a sin(φ) + sin(ψ)) / (a sin(φ) - sin(ψ)) = (tgp + 1) / (tg p - 1) = tg(135 - p)
Dengan menggunakan nilai a=8620, b=9460, c=7640, φ=32°, dan ψ=68°,
kita dapat menggantikan nilainya:
(8620 sin(32°) + sin(68°)) / (8620 sin(32°) - sin(68°)) = (tgp + 1) / (tg p -
1) = tg(135 - p)
77
TABYA JAWAB KELOMPOK 10
(Fungsi Siklometri)
78
Jawaban:
Grafik fungsi invers cos adalah pencerminan grafik fungsi cos dengan domain
0 ° ≤ x ≤360 ° terhadap garis y=x
6. Masita (2205046013)
Apa yang dimaksud dengan pergeseran fasa dalam fungsi siklometri?
Jawaban:
Pergeseran fasa mengacu pada perubahan horizontal dalam grafik fungsi siklometri.
Pergeseran fasa dapat digambarkan sebagai pergeseran keseluruhan grafik ke kiri
atau ke kanan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan nilai konstanta yang ada
dalam fungsi atau pengaruh lainnya.
79
11. Muhammad Thoyyeb (2205046020)
Bagaimana fungsi siklometri digunakan dalam konteks ilmu pengetahuan dan
matematika?
Jawaban:
Fungsi siklometri digunakan dalam berbagai konteks ilmu pengetahuan dan
matematika, seperti fisika, akustik, optik, sinyal digital, matematika rekayasa, dan
banyak lagi. Misalnya, fungsi sinus dan kosinus digunakan untuk memodelkan
osilasi gelombang suara atau gelombang elektromagnetik, sedangkan fungsi tangen
digunakan dalam perhitungan sudut dan rotasi objek dalam mekanika.
80
Fungsi siklometri bersifat periodik karena mereka mengulang pola nilai-nilai mereka
secara teratur. Misalnya, fungsi sinus dan kosinus memiliki periode 2π, yang berarti
setiap 2π nilai mereka akan mengulangi pola yang sama. Sifat periodik ini
disebabkan oleh sifat lingkaran satuan pada representasi bilangan kompleks dari
fungsi siklometri.
81
Identitas trigonometri, seperti identitas sudut ganda atau identitas sudut setengah,
dapat digunakan untuk menyederhanakan atau membuktikan persamaan yang
melibatkan fungsi siklometri.
82
Daftar Pustaka
Hermawan, B., & Susanto, E. (2017). Bentuk dan Sifat-Sifat Segitiga. Jurnal
Pendidikan Matematika, 11(1), 1-9.
83
Munir, Rinaldi. 2013. Matematika Diskrit dan Aplikasinya. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
84