Anda di halaman 1dari 4

Perjuangan dan Sejarah PPI

Persatuan Pelajar Indonesia atau PPI, adalah organisasi yang didirikan oleh mahasiswa
Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Organisasi ini memiliki sejarah
panjang dan perjuangan yang signifikan dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan
mahasiswa Indonesia di luar negeri. “Awalnya, PPI itu bernama PI (Perhimpunan Indonesia)
atau (Indonesische Vereniging) transformasi dari PH (Perhimpunan Hindia) atau Indische
Vereeniging yang dibentuk pada tahun 1908 oleh sekelompok mahasiswa Indonesia yang
sedang belajar di belanda tepatnya di kota Leiden, Amsterdam dan Rotterdam” (Syahid, 15-
06-2015).

Menurut Ari welianto, Aktivitas Perhimpunan Indonesia (PI) semakin meningkat sejak
bergabungnya Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo dalam kepenggurusan. Mereka
menegaskan bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia yaitu Indonesia merdeka yang akan
dicapai melalui aksi bersama. Mereka juga mendapatkan dukungan internasional, sehingga
Perhimpunan Indonesia aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi internasional menentang
penjajah.(Kompas.com , 12/02/2020).

Pada tahun 1923, terjadi perpecahan dalam Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) di
Belanda. Perpecahan ini terjadi karena perbedaan pendekatan dan tujuan perjuangan antara
kelompok moderat dan kelompok radikal dalam organisasi. Kelompok moderat, yang
dipimpin oleh Mohammad Hatta, Soekarno, dan Sartono, berusaha untuk mengadopsi
pendekatan politik yang lebih moderat dan bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda
untuk mencapai perbaikan kondisi di Hindia Belanda. Sementara itu, kelompok radikal, yang
dipimpin oleh Henk Sneevliet, mendukung pendekatan yang lebih radikal dan revolusioner
dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka menentang kerja sama dengan pemerintah kolonial
Belanda dan mengadvokasi perlawanan bersenjata.

Akibat perpecahan ini, kelompok moderat membentuk organisasi baru yang disebut
"Indonesische Vereeniging" pada tahun 1923. Sementara itu, kelompok radikal tetap
menggunakan nama PPI. Perpecahan ini berlangsung hingga tahun 1924, ketika kedua
kelompok akhirnya bersatu kembali dan membentuk PPI yang menjadi organisasi pelajar
Indonesia terbesar di Belanda.
Pada tahun 1923, Perhimpunan Indonesia mengeluarkan Deklarasi perhimpunan Indonesia
yang mana dalam deklrasi tersebut memuat kata “Bangsa Indonesia” yang yang memiliki
artian dan tujuan bukan lain untuk kemerdekaan atau kelahiran sebuah negara baru. Pada
tahun 1925, Deklerasi yang sudah di keluarkan di dalam majalah Hindia Putra kemudian
berkembang menjadi manifesto politik. Di kutik dari KOMPAS.com – Manifesto Politik
merupakan salah satu bentuk aksi dukungan kemerdekaan yang dicetus oleh Perhimpunan
Indonesia tahun 1925. Manifesto Politik 1925 pada intinya berisikan tentang prinsip
perjuangan, yaitu persatuan, kesetaraan, dan kemerdekaan.

Selama Perang Dunia II, PPI terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan Jerman dan
Jepang. Pada tahun 1942, PPI Belanda bergabung dengan gerakan perlawanan Belanda
melawan pendudukan Jerman. Selama pendudukan Jepang di Indonesia, PPI juga terlibat
dalam perjuangan melawan penjajahan Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun
1945, PPI berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mahasiswa
Indonesia di luar negeri. Organisasi ini membantu mahasiswa Indonesia dalam mendapatkan
beasiswa, mendirikan asrama, dan menyediakan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

Seiring berjalannya waktu, PPI semakin berkembang dan memiliki cabang di berbagai negara
di seluruh dunia. Organisasi ini juga terus berperan dalam memperjuangkan hak-hak
mahasiswa Indonesia di luar negeri, termasuk dalam hal pendidikan, kesejahteraan, dan
perlindungan hukum. PPI juga aktif dalam kegiatan sosial dan budaya, seperti mengadakan
pertunjukan seni dan budaya Indonesia, seminar, dan konferensi. Organisasi ini juga memiliki
peran penting dalam memperkuat hubungan antara mahasiswa Indonesia di luar negeri
dengan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa aspek perjuangan PPI
pasca kemerdekaan:

1. Pendanaan dan beasiswa: PPI berperan dalam membantu mahasiswa Indonesia di luar
negeri dalam mendapatkan pendanaan dan beasiswa. Organisasi ini bekerja sama dengan
pemerintah Indonesia, institusi pendidikan, dan lembaga swasta untuk menyediakan beasiswa
bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi di luar negeri.

2. Pendidikan dan pelatihan: PPI menyelenggarakan berbagai kegiatan pendidikan dan


pelatihan untuk mahasiswa Indonesia di luar negeri. Kegiatan-kegiatan ini mencakup
seminar, workshop, dan pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengetahuan mahasiswa Indonesia.

3. Perlindungan hukum dan kesejahteraan: PPI memberikan perlindungan hukum dan


kesejahteraan bagi mahasiswa Indonesia di luar negeri. Organisasi ini berperan dalam
memberikan informasi dan bantuan hukum kepada mahasiswa yang menghadapi masalah
hukum di negara tempat mereka menempuh pendidikan. Selain itu, PPI juga membantu
dalam memperjuangkan hak-hak kesejahteraan bagi mahasiswa Indonesia, seperti akses ke
perumahan yang layak dan fasilitas kesehatan.

4. Pendidikan dan promosi budaya Indonesia: PPI aktif dalam mempromosikan budaya
Indonesia di luar negeri. Organisasi ini mengadakan pertunjukan seni dan budaya Indonesia,
memperkenalkan makanan dan tradisi Indonesia, serta mengadakan acara yang
memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat lokal dan mahasiswa asing.

5. Kolaborasi dengan pemerintah dan institusi pendidikan: PPI bekerja sama dengan
pemerintah Indonesia dan institusi pendidikan di dalam dan luar negeri untuk
memperjuangkan kepentingan mahasiswa Indonesia. Organisasi ini terlibat dalam dialog dan
kerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan perhatian terhadap mahasiswa Indonesia
di luar negeri dan memperbaiki kebijakan pendidikan luar negeri.

Perjuangan PPI pasca kemerdekaan terus berlanjut hingga saat ini. Organisasi ini tetap
berperan dalam memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mahasiswa Indonesia di luar
negeri serta mempromosikan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional.

Daftar Pustaka
1. Syahid, A. (2015), MOBILITAS MAHASISWA INDONESIA DI BELANDA
INDONESIAN STUDENTS MOBILITY IN THE NETHERLANDS, Vol. 6 No. 1
2. Kompas.com, “Ari Welianto: Perhimpunan Indonesia: Organisasi Pertama yang Pakai
Istilah Indonesia” (2020). Diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/12/200000869/perhimpunan-indonesia-
organisasi-pertama-yang-pakai-istilah-indonesia?page=all.

Anda mungkin juga menyukai