Anda di halaman 1dari 5

Hedonisme dan Maraknya

Pinjaman Online: Analisis Terhadap


Dampak Terhadap Keuangan dan
Implikasi bagi Pancasila

Tim pemyusun:
Zahran Farrel R (101012300114)
Aldi Herdiansyah (101012300086)
Erlyandi Anugrah Pratama (101012330299)
Moch Ilham Baihaqi (101012300413)
Ihya Abdal Fadilah (101012300129)
Dalam era modern yang terus bertransformasi secara digital, maraknya pinjaman
online telah menjadi salah satu fenomena sosial yang sangat relevan, terutama ketika
dipertimbangkan dalam konteks perilaku hedonisme. Artikel ini membahas latar
belakang masalah, tujuan, urgensi, analisis, serta kesimpulan terkait dengan hubungan
antara perilaku hedonis dan maraknya pinjaman online serta implikasinya terhadap
Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia.
Pengambilan judul ini didasarkan pada perhatian yang semakin meningkat
terhadap fenomena maraknya pinjaman online dan perilaku hedonis yang semakin
mendominasi masyarakat. Hedonisme merujuk pada orientasi hidup yang menekankan
pencarian kenikmatan dan kepuasan pribadi sebagai tujuan utama. Tujuan dari artikel
ini adalah untuk menggali lebih dalam dampak perilaku hedonis terhadap penggunaan
pinjaman online, termasuk peningkatan utang yang mungkin melebihi kapasitas
pembayaran, dan dampaknya pada stabilitas keuangan individu serta masyarakat secara
lebih luas.

Kami pun melakukan wawancara dengan seseorang yang pernah melakukan pinjaman
online dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut
“Apa alasan anda melakukan pinjaman online?”
“karena saya ingin membeli suatu barang”
“mengapa anda begitu ingin membeli barang tersebut?”
“saya membeli barang tersebut karena gengsi”
“apakah kamu bisa mengembalikan uang kamu pinjam?
“bisa walaupun butuh waktu sedikit lama untuk mengembalikannya”
“apakah kamu merasa puas karena gengsi mu sudah terpenuhi?”
“ya saya puas”

Melalui penelitian ini, kita dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana perilaku hedonis memengaruhi keputusan finansial individu. Hal ini
mencakup analisis terhadap peningkatan utang yang mungkin melebihi kapasitas
pembayaran, serta dampak jangka panjangnya pada keuangan pribadi. Dengan
pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat mengidentifikasi tantangan yang dihadapi
oleh masyarakat dalam menghadapi maraknya pinjaman online, mengungkapkan faktor-
faktor yang mendorong individu untuk mengambil pinjaman online demi kepuasan
hedonistik. Analisis ini membantu mengidentifikasi risiko finansial dan psikologis yang
mungkin dihadapi oleh individu yang terlalu mementingkan kesenangan segera melalui
pinjaman online. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko ini, pihak terkait
dapat mengambil langkah-langkah yang lebih efektif dalam mengurangi dampak
negatif.
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan rekomendasi
kebijakan yang dapat membantu mengatasi masalah pinjaman online yang berlebihan
dan perlindungan konsumen. Kebijakan ini dapat mencakup regulasi yang lebih ketat
terhadap penyedia pinjaman online untuk melindungi konsumen dari praktik yang
merugikan. Selain itu, pendidikan keuangan yang lebih baik dapat membantu
masyarakat memahami konsekuensi dari penggunaan pinjaman online secara tidak
bertanggung jawab. Program-program pencegahan utang berlebihan juga dapat
diperkenalkan untuk membantu individu menjaga keseimbangan antara kepuasan
pribadi dan tanggung jawab.
Dalam konteks Indonesia, ideologi Pancasila memiliki peran yang sangat penting
dalam menghadapi masalah sosial seperti maraknya pinjaman online sebab hedonisme.
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang menekankan persatuan dan kesatuan,
keadilan sosial, demokrasi, dan ketuhanan yang maha esa. Dalam analisis terhadap
fenomena ini, Pancasila dapat memberikan arah dan kerangka kerja untuk memahami
implikasi perilaku hedonis dalam maraknya pinjaman online. Pertama, Pancasila
menekankan keadilan sosial, yang mencakup hak setiap individu untuk mendapatkan
manfaat yang adil dari pembangunan ekonomi. Maraknya pinjaman online dan perilaku
hedonis dapat memunculkan kesenjangan ekonomi yang lebih besar, dengan sebagian
masyarakat mengalami kesulitan finansial akibat utang berlebihan, sementara yang lain
mungkin merasa puas dengan pemenuhan keinginan segera. Ini adalah ketidakadilan
yang perlu diatasi dalam konteks nilai-nilai Pancasila. Kedua, Pancasila menekankan
persatuan dan kesatuan sebagai pondasi bangsa. Perilaku hedonis yang berlebihan dapat
memecah belah masyarakat, karena individu cenderung fokus pada kepuasan pribadi
tanpa mempertimbangkan kepentingan bersama. Ini dapat mengancam persatuan
nasional, yang merupakan prinsip utama Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi nasional Indonesia memiliki peran penting dalam
menghadapi fenomena maraknya pinjaman online sebab hedonisme. Dampak dari
perilaku hedonis terhadap keuangan individu dan stabilitas sosial adalah aspek yang
perlu diperhatikan dalam upaya menjaga prinsip-prinsip Pancasila. Oleh karena itu,
penting untuk mengadopsi pendekatan yang seimbang antara kepuasan pribadi dan
tanggung jawab sosial. Rekomendasi kebijakan yang memadai dan edukasi masyarakat
tentang manajemen keuangan yang bijak dapat membantu mengatasi masalah ini dan
menjaga kesinambungan ideologi Pancasila di tengah perubahan zaman. Dengan
demikian, upaya untuk memahami hubungan antara hedonisme, pinjaman online, dan
ideologi Pancasila dapat membantu Indonesia dalam menjaga keseimbangan antara
perkembangan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan nilai-nilai yang dianut sebagai
bangsa. Ini adalah langkah penting dalam memastikan masa depan yang lebih baik bagi
seluruh masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, R., & Ikhwan, I. (2019). Perilaku Gaya Hidup Hedonisme di Kalangan
Mahasiswa Kurang Mampu Fakultas Ilmu Sosial UNP. Culture & Society:
Journal Of Anthropological Research, 1(1), 38–45.
https://doi.org/10.24036/culture/vol1-iss1/6
Islamy, R. Y. S. N., Yuniwati, E. S., & Abdullah, A. (2021). Perilaku hedonis pada
masa dewasa awal. Seminar Nasional Dan Call for Paper Mahasiswa (Senacam),
April, 179–190.
Sari, B. H. (2022). Penegakan Hukum Terhadap Aplikasi Pinjaman Online Illegal
Sebagai Upaya Perlindungan Konsumen. Jurnal Hukum Dan Pembangunan
Ekonomi, 9(1), 163. https://doi.org/10.20961/hpe.v9i1.52429
Sazali, H., & Rozi, F. (2020). Belanja Online dan Jebakan Budaya Hidup Digital pada
Masyarakat Milenial. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in
Communication Study, 6(2), 85–95. https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i2.3556
Suryamizon, A. L., & Iswari, F. (2021). Upaya Perlindungan Hukum Terhadap
Konsumen Yang Melakukan Pinjaman Uang Secara Online. Pagaruyuang Law
Journal, 5(1), 77–89. https://doi.org/10.31869/plj.v5i1.2839

Anda mungkin juga menyukai