Anda di halaman 1dari 7

Virus Hedonisme Merajalela, Indonesia Krisis Penerus Handal?

Benar atau Tidak?

Pengenalan Isu
Paham liberalisme yang mempercayai adanya kebebasan memiliki hak sebagai
individu, dimana masyarakat memiliki kebebasan otonomi secara penuh, padahal dalam
penerapannya, semua tindakan yang kita lakukan pasti akan menimbulkan konsekuensi yang
harus ditanggung. Salah satu aliran gaya hidup liberal yang sangat terkenal, atau mungkin
terkadang tidak disadari keberadaannya adalah hedonisme. Hedonisme yang merupakan salah
satu gaya hidup yang sering disalah artikan oleh masyarakat. Hedonisme sendiri merupakan
prinsip hidup yang berfokus kepada mencari kesenangan dan kepuasan pribadi
terus-menerus.
Menurut data penelitian yang dilakukan oleh Ruut Veenhoven pada tahun 1990 dalam
jurnalnya yang berjudul “Hedonism and Happiness”, dapat dilihat mengenai perbandingan
kenikmatan kebahagiaan duniawi dengan tingkat kesenangan di 8 negara di dunia. Pada
bagian selanjutnya, Ruth juga menambahkan hasil penelitiannya mengenai hubungan tingkat
kesenangan dengan beberapa perilaku hedonisme yang dilakukan sehari-hari, seperti
merokok, mengkonsumsi alkohol, dan mencoba narkotika (data dapat dilihat dibawah).
Menggunakan sumber tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa tingkat hedonisme sangatlah
signifikan di masyarakat sekarang. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya doktrin yang muncul
dan menganggap bahwa kesenangan sebagai tujuan hidup utama, dan sudah merajalela
terutama di kalangan remaja. Hal ini sendiri dapat dirasakan oleh remaja-remaja Kristen di
jaman sekarang. Setiap era pastinya memiliki tantangannya sendiri dalam berperilaku dan
menuruti kehendak Tuhan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, tantangan remaja
semakin bervariasi, terutama dalam bersaksi ditengah-tengah banyaknya ideologi, agama,
serta pandangan dunia. Remaja harus dapat mempertahankan iman serta keyakinannya dalam
mempercayai agama Kristen. Namun, masih terdapat banyak sekali remaja kristen yang tidak
mengetahui bahwa tindakan yang dilakukannya adalah salah.
Perilaku hedonisme tersebut menyebabkan remaja di jaman sekarang kekurangan
“sense of crisis” baik di kalangan luas seperti permasalahan negara, maupun kalangan kecil
seperti permasalahan sosial di daerahnya. Padahal, remaja diharapkan dapat menjadi masa
depan serta cita-cita Bangsa Indonesia kedepannya. Oleh karena itu, jika perilaku hedonisme
ini diteruskan, Indonesia akan kehilangan harapan pada generasi mendatang yang seharusnya
dapat menjadi penerus yang handal, pandai, dan kritis dalam menjawab solusi-solusi terhadap
permasalahan mendalam di negara. Namun, di masa sekarang ini, dimana globalisasi telah
terjadi secara besar-besaran, dan sudah berdampak ke berbagai hal, banyak sekali remaja
yang tidak dapat membedakan hedonisme dengan sekedar memenuhi “kebutuhan”.

Argumentasi
Namun, paham hedonisme ini memicu banyak kontroversi, terutama mengenai
dimana batas seseorang dapat berlaku sebelum hal tersebut bisa dikatakan sebagai
hedonisme? Menurut penulis, sesuatu dapat dikatakan sebagai hedonisme bila seseorang
sudah sangat terikat dengan kepuasan duniawi, sampai mereka tidak lagi dapat memikirkan
kondisi di sekitarnya. Prinsip hidup hedonisme telah banyak menimbulkan kejadian-kejadian
yang tidak mengenakkan. Salah satu contoh kasus hedonisme adalah adanya seorang suami
yang terpaksa mencuri demi membiayai istrinya yang ingin hidup mewah yang dimuat dalam
jpnn.com. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa sang suami sudah memberikan semua
gajinya kepada sang istri, namun istrinya tetap menuntut suami untuk memiliki gaya hidup
yang berfoya-foya. Contoh kasus lain yang sangat terikat dengan perilaku remaja di era
sekarang adalah adanya 6 gadis remaja yang mau menjual dirinya seharga Rp 300 ribu
dikarenakan mereka kehabisan uang ketika sedang berlibur. Motif dari gadis-gadis tersebut
adalah supaya mereka bisa mendapatkan ongkos pulang. Mereka rela melakukan prostitusi
online dengan harga Rp 300ribu sekali kencan. Praktik prostitusi online ini dapat dibongkar
setelah diketahui oleh seorang warga melalui Aplikasi Siharat. Menurut riset yang dilakukan
oleh Ahsan Lodeng (2018), gaya hidup hedonisme memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku konsumtif mahasiswa. Menurut jurnal yang ditulis oleh Hikmatu
Imarodewi yang berjudul “Gaya Hidup Hedonisme Pada Remaja Putri”, dikatakan bahwa
48% dari objek penelitiannya yang berusia 18-30 tahun, sudah menganut gaya hidup
hedonisme.
Selain itu, bagaimana perilaku hedonisme ini dapat mempengaruhi kualitas remaja
penerus bangsa? Gaya hidup hedonis membentuk sikap mental yang rapuh, mudah putus asa,
malas bersusah-susah, dan selalu ingin mengambil jalan pintas pada remaja jaman sekarang.
Orang yang terjebak dalam gaya hidup hedonis akan mengambil sisi kehidupan yang
menyenangkan saja. Menurut kompasiana.com, masih banyak sekali murid yang hanya
mengutamakan nilai tinggi saja dalam dunia pendidikan. Secara tidak langsung, dunia
pendidikan sudah mempengaruhi anak-anak untuk memiliki paham hedonisme sejak kecil.
Selain terjebak dalam perilaku konsumtif, menurut jurnal Malih Peddas Volume 8 Nomor 2,
Desember 2018, hedonisme memiliki banyak sekali dampak buruk yang juga menjadi
tantangan bagi remaja, seperti adanya pergaulan bebas, dimana banyak sekali ditemukan
remaja yang melakukan clubbing, pesta narkotika, prostitusi, dan lainnya. Selain itu, budaya
free sex juga merupakan salah satu hasil dari perbuatan hedonisme. Penganut paham
hedonisme menganggap seks bebas sebagai tindakan yang biasa, dikarenakan mereka sudah
tidak lagi dapat memikirkan tindakan yang benar atau salah. Penganut hedonisme hanya
memikirkan kepuasan dirinya sendiri. Hal ini seperti yang tertulis dalam alkitab, yaitu
Yohanes 8 : 31-32, “Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya :
“Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Hal yang sangat ironis dan disayangkan adalah bahkan para remaja jaman sekarang
merasa bangga ketika mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agamanya,
kemudian menyebarkan perilakunya tersebut di internet/media sosial. Alkitab sendiri dengan
jelas melarang adanya perilaku hedonisme, seperti yang tertulis pada Amsal 21:17, “Orang
yang suka bersenang-senang akan berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan
anggur tidak akan menjadi kaya.” Selain itu, narkoba juga telah menjadi bom waktu yang
dapat sewaktu-waktu menghancurkan generasi penerus bangsa. Hal ini terbukti dari beberapa
informasi yang menyebutkan bahwa adanya anak-anak SD yang telah mengkonsumsi
narkoba. Adanya konsumsi obat-obatan terlarang, membuat para remaja banyak yang
mengalami ketergantungan, dan bahkan rela mencuri demi mendapatkan uang untuk membeli
narkotika.
Sebagai remaja kristen, kita mungkin juga sebenarnya sedang berada dalam jeral
perilaku hedonisme, yang bahkan tidak kita sadari. Jika kita menggunakan firman Tuhan
sebagai acuan dalam menentukan segala tindakan dan perbuatan kita, serta menilai apakah
terdapat unsur-unsur hedonisme dalam kehidupan kita yang sekarang, kita dapat
menggunakan ayat alkitab Galatia 9 : 19-21a, “ Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri
hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan,
pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah
kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat
bagian dalam Kerajaan Allah. Oleh karena itu, penulis setuju dengan pernyataan yang
mengatakan bahwa tindakan hedonisme di kalangan remaja membuat Indonesia kehilangan
harapan pada generasi penerus yang harusnya dapat diandalkan.
Penegasan Ulang
Alangkah lebih baiknya bila masyarakat dapat lebih sadar lagi akan isu ini, dan
mengenai fakta bahwa kita semua hidup tidak terlepas dari unsur hedonisme. Masyarakat,
terutama remaja Kristen dapat mulai mendalami mengenai masalah ini, seperti yang tertulis
di alkitab. Penulis juga menyarankan remaja kristen untuk memiliki iman yang kokoh, yang
hanya dapat dibangun dengan memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, yaitu melalui
berdoa dan membaca firmanNya.
Penulis juga menyarankan beberapa cara untuk dapat mengendalikan perilaku
hedonisme, seperti mengubah pola pikir konsumtif menjadi produktif. Hal ini dapat dimulai
dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang didapat dalam melakukan sesuatu
di masa ini dan masa depan. Selanjutnya, remaja dapat mulai menetapkan tujuan jangka
panjang. Memiliki rencana keuangan sudah menjadi dasar dalam mengatasi gaya hidup
hedonisme. Ketika kita sudah memiliki rencana jangka panjang, akan lebih mudah bagi kita
untuk mengatur dan menepatinya, karena kita akan merasa bahwa ada suatu hal yang penting
(target) yang harus segera dicapai di masa depan dalam jangka waktu tertentu.
Masyarakat juga dapat melakukan catatan pengeluaran dan pemasukan. Gaya hidup
hedonisme sangat erat jika dikaitkan dengan kehidupan yang boros. Oleh karena itu, dengan
mencatat keuangan, kita dapat memantau pengeluaran dan menjadi lebih hemat. Melakukan
catatan pemasukan dan pengeluaran juga membantu kita untuk mengetahui kebiasaan
keuangan seseorang. Jika dalam berbelanja online, kita hanya perlu melakukan beberapa
langkah yang sederhana untuk melakukan pembayaran, hal ini dapat menimbulkan
ketidakpedulian dalam keuangan. Hal yang paling penting adalah kita belajar untuk
menghargai uang.
Langkah selanjutnya, batasilah penggunaan kartu kredit. Penggunaan kartu kredit
tentunya sudah menjadi sangat populer di kalangan remaja. Namun, ternyata penggunaan
kartu kredit hanya menimbulkan kesenangan sementara. Banyak orang yang tidak sadar akan
pengeluaran yang dilakukan oleh penggesekan kartu kredit yang digunakannya. Hal ini
dikarenakan ketidakmampuan kita dalam memantau pengeluaran kartu kredit secara nyata.
Dengan melakukan pembatasan penggunaan kartu kredit, kita dapat lebih bijak dalam
mengontrol pemasukan dan pengeluaran.
Remaja juga harus dapat bersikap selektif dalam persahabatan. Persahabatan juga
menjadi salah satu aspek yang mempengaruhi prinsip hidup hedonisme. Ketika seseorang
berada di kelompok persahabatan yang boros, maka Ia juga akan terbawa pengaruhnya.
Solusinya adalah kita harus menjauhi pertemanan yang mendorong untuk mempromosikan
gaya hidup mewah/hedonisme.
Namun, hal terpenting yang harus dilakukan adalah menyadari bahwa tidak semua
kebahagiaan datang dari materi/uang, melainkan melalui kebahagiaan hati yang dapat didapat
melalui bersyukur. Dengan selalu bersyukur dan mendekatkan diri dengan Tuhan, kita akan
semakin tenang dan tidak mudah terbawa dalam pengaruh gaya hidup hedonisme. Kita juga
harus memiliki iman yang kuat terhadap Tuhan dan alkitab. Hal ini tertulis dalam Galatia
5:16-18, “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan
daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh
berlawanan dengan keinginan daging — karena keduanya bertentangan — sehingga kamu
setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi
dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” Dalam ayat ini,
Rasul Paulus mengingatkan dengan tegas untuk kita tidak menuruti keinginan daging,
melainkan menyerahkan kehidupan di dalam kepemimpinan Roh Kudus. Roh Kudus dan
Tuhan pasti memiliki rencana yang baik atas kita, sehingga kita sudah pasti dijauhkan dari
gaya hidup hedonisme.
Demikian teks editorial ini ditulis dengan harapan bahwa masyarakat dapat lebih
sadar akan keberadaan paham hedonisme, sehingga mereka juga dapat menilai dirinya sendiri
dan tindakan tersebut. Teks ini juga ditulis supaya remaja kristen memiliki suatu pegangan
firman Tuhan untuk menghadapi berbagai tantangan hedonisme. Penulis juga mengharapkan
bagi pembaca untuk dapat memperbaiki sikap hedonisme di sekitar sesuai dengan saran-saran
yang sudah dituliskan diatas.
Daftar Pustaka
Tysara, L. (2021, 24 Oktober). 15 Pengertian Hedonisme Menurut Para Ahli, Ini

Penyebabnya - Hot Liputan6.com. hot liputan6.com.

https://hot.liputan6.com/read/4691939/15-pengertian-hedonisme-menurut-para-ahli-in

i-penyebabnya

Melati, Intania, dkk. (2022, 10 Januari). Maraknya Budaya Hedonisme di Kalangan Remaja |

STKIP Muhammadiyah Kuningan. UPMKnews. Diakses pada 13 September 2022,

dari

http://news.upmk.ac.id/home/post/maraknya.budaya.hedonisme.di.kalangan.remaja.ht

ml

Dwi, Natasha (2017). Maraknya Budaya Hedonisme Di Kalangan Remaja. kompasiana.com.

https://www.kompasiana.com/natashadwi/5a2e93d9dd0fa805db70ded3/maraknya-bud

aya-hedonisme-di-kalangan-remaja

W, Hikmatu Marodewi. (2018). Gaya Hidup Hedonisme Pada Remaja Putri. Universitas

Muhammadiyah Jakarta. Diakses pada 23 November 2022, dari

http://eprints.ums.ac.id/65257/12/NASKAH%20PUBLIKASI-495-1.pdf

Tong, S (2006). Allah Tritunggal. Lembaga Reformed Injili Indonesia. Diakses pada 23

November 2022, dari

https://www.goodreads.com/book/show/6325083-allah-tritunggal?from_choice=false

&from_home_module=false

Rahmah, Afifah (2022, 1 April).Liberalisme adalah Paham Kebebasan Sebagai Hak

Individu, Apa Ciri-Cirinya?. detik,edu.

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6010866/liberalisme-adalah-paham-kebebasa

n-sebagai-hak-individu-apa-ciri-cirinya
Ekadilla, Ernavanto (2021, 27 April). Kehabisan Uang Saat Liburan, 6 Gadis Remaja Ini

Nekat Jual Diri Dengan Harga Rp 300ribu Agar Bisa Pulang”. suar.grid.id.

https://suar.grid.id/read/202669955/kehabisan-uang-saat-liburan-6-gadis-remaja-ini-n

ekat-jual-diri-dengan-harga-rp-300-ribu-agar-bisa-pulang-begini-endingnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai