Anda di halaman 1dari 78

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK


PADA MASYARAKAT DI GAMPONG KUALA DUA
KECAMATAN MUARA BATU KABUPATEN ACEH UTARA

OLEH:

ZULHANIF
NIM: 1907201072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK


PADA MASYARAKAT DI GAMPONG KUALA DUA
KECAMATAN MUARA BATU KABUPATEN ACEH UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

OLEH:

ZULHANIF
NIM: 1907201072

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi Ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe

Lhokseumawe, Agustus 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Nanda Fitria, M. Kep Sarah Nadia, S. ST, M.K.M


NIDN: 01.200481.04 NIDN:

Menyetujui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Novia Rizana, M. Kep


NIDN: 01.111181.06

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Ns. Mursal, M. Kep


NIDN: 01.180785.04

ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe

Lhokseumawe, Agustus 2023

Ketua : Ns. Nanda Fitria, M. Kep 1


NIDN: 01.200481.04

Penguji I : Ns. Sri Andala, M. Kep 2


NIDN: 8813080018

Penguji II : Ns. Yudi Akbar, M. Kep 3


NIDN: 13.130193.01

Menyetujui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ns. Novia Rizana, M. Kep


NIDN: 01.111181.06

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Ns. Mursal, M. Kep


NIDN: 01.180785.04

iii
Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Skripsi, Juli 2023

ABSTRAK

ZULHANIF
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok pada Masyarakat
di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara
X + V bab + 49 halaman + 5 tabel + 2 skema + 11 lampiran
Perilaku merokok terjadi di semua lapisan umur, tinggal di wilayah pedesaan dan
perkotaan, tingkat pendidikan, memiliki pekerjaan serta memiliki pendidikan
rendah merupakan determinan yang bermakna terhadap peningkatan jumlah
perokok di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kebiasaan merokok. Jenis penelitian ini adalah menggunakan
rancangan kuantitatif dengan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini
seluruh masyarakat yang berusia >17 tahun sebanyak 247 responden. Sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 130 responden. Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple random sampling dimana setiap populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dapat terpilih secara acak. Metode pengumpulan
data menggunakan kuesioner Glover – Nillson Smoking Behavior Questionnaire
(GN-SBQ). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas jumlah rokok yang
dikonsumsi perhari ada pada kategori sedang sebanyak 67 responden (51.5%)
dengan perilaku merokok pada kategori sedang yaitu sebanyak 66 responden
(50.8%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan merokok pada
masyarakat berada pada kategori sedang dan jumlah rokok yang dikonsumsi per
hari juga berada pada ketegori sedang. Disarankan kepada masyarakat untuk lebih
meningkatkan kesadaran tentang bahaya rokok bagi kesehatan dengan
mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi per hari demi meningkatkan derajat
kesehatan.

Kata Kunci : Perilaku, Merokok, Masyarakat


Daftar Bacaan : 11 Buku (2018-2022) + 18 Jurnal (2018-2022) + 19 Artikel
Ilmiah (2018-2020)

iv
Nursing Science Study Program
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Thesis, July 2023

ABSTRACT

ZULHANIF

Factors that Influence Smoking Habits in the Community in Gampong Kuala Dua,
Muara Dua District, North Aceh Regency

X + V chapters + 49 pages + 5 tables + 2 schemes + 11 appendices

Smoking behavior occurs at all age levels. Living in rural and urban areas,
education level, having a job, and having a low education are significant
determinants of the increase in the number of smokers in Indonesia. This research
determines the factors that influence smoking habits. This research has a
quantitative design with a cross-sectional study. The population in this study was
all people aged >17 years, totaling 247 respondents. The sample in this research
was 130 respondents. Sampling uses a simple random sampling technique where
each population has the same chance of being randomly selected. The data
collection method uses the Glover-Nillson Smoking Behavior Questionnaire (GN-
SBQ). The data analysis used in this research is a univariate analysis. The results
of this study show that the majority of cigarettes consumed per day are in the
moderate category, namely 67 respondents (51.5%), with smoking behavior in the
moderate category, namely 66 respondents (50.8%). The conclusion is that
smoking habits in the community are in the moderate category, and the number of
cigarettes consumed per day is also in the moderate category. It is recommended
that the public increase awareness about the dangers of smoking for health by
reducing the number of cigarettes consumed per day to improve health status.

Keywords : Behavior, Smoking, Society


References : 11 Books (2018-2022) + 18 Journals (2018-2022) + 19 Scientific
Articles (2018-2020)

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dengan berkat rahmat dan hidayah-

Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi kebiasaan merokok pada Masyarakat di Gampong Kuala Dua

Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara”. Shalawat beriringan salam

peneliti panjatkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW. yang telah

membawa kita dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Skripsi ini adalah salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah

Lhokseumawe. Dalam penyusunan skripsi, peneliti telah banyak mendapat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Maka pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan

terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Ns. Mursal, M. Kep selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

2. Ns. Novia Rizana, M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

3. Ns. Nanda Fitria, M. Kep selaku pembimbing I dan Sarah Nadia, S. ST,

M.K.M selaku pembimbing II yang telah banyak membantu dan membimbing

peneliti dalam menyusun skripsi ini.

4. Ns. Sri Andala, M. Kep selaku penguji I dan Ns. Yudi Akbar, M. Kep selaku

penguji II yang telah memberikan saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan baik

vi
5. Geuchik Gampong Kuala Dua yang telah mengizinkan peneliti melakukan

penelitian, dan memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

6. Orang tua tercinta yang telah mendoakan dan mendukung peneliti sehingga

sampai di titik ini.

7. Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Keperawatan angkatan 2019

STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe.

Meskipun peneliti telah berusaha menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik

mungkin, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari para pembaca, sehingga skripsi ini dapat sempurna untuk dimasa yang akan

datang. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembaca

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Lhokseumawe, Juli 2023

Peneliti

ZULHANIF
NIM: 1907201072

vii
DAFTAR ISI

JUDUL LUAR .......................................................................................


HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... iii
ABSTRAK.............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR SKEMA ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Konsep Perilaku Merokok.................................................. 9
2.2 Kerangka Teoritis............................................................... 21

BAB III KERANGKA DAN METODELOGI PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 22
3.2 Pertanyaan Penelitian ......................................................... 22
3.3 Definisi Operasional........................................................... 23
3.4 Desain Penelitian ............................................................... 23
3.5 Populasi dan Sampel .......................................................... 23
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian............................................. 24
3.7 Etika Penelitian .................................................................. 24
3.8 Instrumen Penelitian........................................................... 26
3.9 Uji Instrument .................................................................... 27
3.9 Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 28
3.10 Pengolahan Data .............................................................. 29
3.11 Analisa Data..................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................. 32
4.2 Hasil Penelitian ................................................................ 33
4.3 Pembahasan ..................................................................... 35

BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 47
5.2 Saran................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operational ................................................................. 23

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara


Dua Kabupaten Aceh Utara (n = 130) ...................................... 32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Gampong Kuala


Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Bireuen (n = 130)........ 33

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Rokok yang Dikonsumsi di


Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Bireuen
(n = 130).................................................................................. 34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok di Gampong Kuala Dua


Kecamatan Muara Dua Kabupaten Bireuen (n = 130)............... 34

ix
DAFTAR SKEMA

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis ................................................................. 21

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ................................................. 22

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Glover – Nillson Smoking Behavior Questionnaire (GN-
SBQ)/1di SMA Negeri 1 Muara Batu
Lampiran 4 Surat izin pengambilan data awal
Lampiran 5 surat selesai pengambilan data awal
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
Lampiran 7 Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8 Master Tabel Penelitian
Lampiran 9 Output Hasil SPSS
Lampiran 10 Biodata
Lampiran 11 Dokumentasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan pandangan yang

sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan

bagi perokok, namun di lain pihak bisa menimbulkan dampak buruk bagi perokok

sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat

di dalam rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Saat ini

kegiatan merokok juga banyak dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di

hadapan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka

sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan

kelompoknya. Hal ini sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan

umumnya masyarakat dunia, bahwa merokok itu berpengaruh kepada kesehatan.

Perilaku merokok saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, remaja

sekolah, bahkan sampai anak-anak sudah ada yang kecanduan kebiasaan merokok

(Sembiring, 2020).

Pendidikan adalah sebuah aset yang penting di dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, karena tidak ada bangsa yang maju tanpa diiringi pendidikan yang

bermutu. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa “pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa”. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

1
2

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Permasalahan utama

merokok dalam dunia pendidikan salah satunya mengganggu jiwa sehingga

belajarnya tidak efektif (Sari, 2021).

Perilaku merokok sangat mudah kita temui diberbagai tempat, seperti

pasar, tempat umum, maupun disekolah yang merupakan tempat pendidikan.

Kebiasaan perilaku merokok pada remaja diawali saat memasuki usia remaja.

Merokok pada kalangan remaja bukan hal baru. Banyak kita temukan remaja

SMA atau SMP merokok masih mengenakan seragam sekolahnya, mereka

menghisap tembakau bersama teman-teman dan dilakukan secara sembunyi atau

terang-terangan. Seringkali perilaku merokok dilakukan oleh remaja dimulai di

sekolah menengah atas atau sebelumnya (Ferdita, 2020).

Remaja dimasa era globalisasi seperti ini banyak timbulnya pengaruh-

pengaruh dari luar yang diantara ada yang membawa dampak positif dan dampak

negatif. Dalam hal ini seorang remaja berada pada masa coba-coba atau masa

dimana remaja selalu ingin tahu dengan apa yang ada di lingkungan sekitar. Pada

masa ini remaja berada pada masa labil, yang artinya pada masa ini mereka sangat

mudah terpengaruh oleh pergaulan yang berkembang pada saat itu. Pada usia

remaja penuh dengan rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi dengan hal-

hal yang baru. Untuk lebih jelasnya para remaja saat ini sudah tidak asing lagi

dengan adanya pengaruh dan rasa ingin tahu terhadap rokok. Padahal sebenarnya

para remaja saat ini sudah menyadari bahwa sebenarnya merokok memiliki

banyak dampak negatif yang membahayakan kondisi fisik dan kesehatan tubuh

seseorang (Ferdita, 2020).


3

Perilaku merokok dapat di ukur dengan intensitas merokok, waktu

merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang

berkembang juga menjadi perhatian yang berkembang karena prevalensi merokok

di kalangan anak-anak dan remaja tinggi dan mendekati tingkat merokok di

kalangan orang tua atau orang dewasa. Kesadaran masyarakat akan bahaya rokok

bagi kesehatan masih sangat rendah, karena penyakit akibat rokok akan muncul

20 sampai 25 tahun setelah individu mulai merokok (Nisaa, 2021).

Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan dan sudah

menjadi masalah nasional dan bahkan internasional. Secara global, jumlah

perokok di seluruh dunia mencapai 1,3 milyar orang dengan 942 juta laki-laki dan

175 juta perempuan yang berusia 15 tahun lebih (Drope et al., 2018).

Pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 10 juta jiwa untuk angka

kematian perokok di dunia setiap tahunnya.Jumlah perokok diseluruh dunia kini

mencapai 1,2 miliar orang dan 70% dari jumlah tersebut terdapat di negara-negara

berkembang. Indonesia menduduki urutan ketiga jumlah perokok terbesar dunia

setelah Cina dan India dengan jumlah perokok di Indonesia sebanyak 65 juta

perokok atau sekitar 46,16% dari jumlah total perokok di dunia. Untuk presentasi

perokok di Negara ASEAN Indonesia menduduki urutan pertama perokok

terbanyak yaitu 66% pada tahun 2016, pada urutan kedua Laos dengan perokok

50,8% dan disusul oleh Vietnam dengan 45,3%. Presentasi jenis kelamin yang

mengkonsumsi rokok laki-laki sebanyak 75,9% dan perempuan 3,3% dari jumlah

total penduduk di Indonesia. Diperkirakan jumlah perokok di Indonesia tahun

2025 akan mencapai 90 juta jiwa dengan prevalensi merokok sebesar 87,2% laki-
4

laki dan 2,7% perempuan dari jumlah total penduduk di Indonesia (Kemenkes RI,

2018)

Global Youth Tobacco Survey (GYTS) menyatakan Indonesia sebagai

Negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia Informasi terbaru dari

Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2019 yang disampaikan menunjukkan

bahwa 40,6% pelajar di Indonesia (dewasa 13-15 tahun), 2 dari 3 remaja putra,

dan 1 dari 5 remaja putri telah menggunakan produk tembakau. : 19,2% pelajar

saat ini merokok dan di antaranya, 60,6% tidak dilarang membeli rokok karena

usia mereka, dan 66% di antaranya dapat membeli rokok secara eceran (WHO,

2020).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013

Aceh menduduki posisi 12 jumlah perokok terbesar di Indonesia, dengan terdapat

jumlah perokok laki-laki sebanyak 47,5% dan perempuan 1,1% dari total jumlah

penduduk di Aceh, dan pengalaman pertama merokok paling sering terjadi di

mulai usia ≥10 tahun (Surbakti, 2020). Persentase merokok pada penduduk usia

>15 tahun di provinsi Aceh tahun 2021 adalah sebanyak 28,30% (BPS, 2022).

Dampak rokok bagi remaja sangat serius. Rokok dapat menyebabkan

kematian pada beberapa kasus. Kebiasan mengonsumsi rokok dapat menimbulkan

masalah kesehatan kronis pada remaja saat mereka beranjak dewasa, seperti

Penyakit Paru Obstruktif Kronik, kerusakan sistem peredaran darah, dan kanker

paru. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan kanker mulut, laring, hipofaring,

esophagus, lambung, pancreas, hati, usus besar, ginjal, kandung kemih, testis,

serviks dan leukemia (Ratajczak et al., 2020).


5

Disamping berbahaya secara fisik, kebiasaan menghisap tembakau

bertahun-tahun berpengaruh pula terhadap kesehatan fungsi otak dan psikis.

Remaja yang merokok cenderung kurang focus saat belajar dan memiliki

gangguan daya tangkap. Ini disebabkan oleh salah satu kandungan rokok yaitu

nikotin, memiliki efek pada otak yaitu menyebabkan ketergantungan dan

toksisitas pada fungsi kognitif yang memunculkan gejala kesulitan berkosentrasi.

Efek ketergantungan nikotin inilah yang mengakibatkan paparan terus menerus

rokok pada perokok nantinya akan mengakibatkan penurunan kognitif bagi usia

pelajar. Penurunan fungsi kognitif akan berdampak pada proses pembelajaran dan

perolehan nilai akhir (Refialdinata, 2022).

Dampak negatif diakibatkan proses masuknya nikotin dalam sel-sel otak,

yakni daya ingat (memori) seseorang akan semakin berkurang, sehingga

cenderung lebih lambat dalam memahami suatu hal dibandingkan seseorang yang

tidak merokok, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan daya ingat

perokok, sebagian dicerminkan dengan penurunan prestasi akademik remaja yang

merokok. Adanya fungsi penurunan fungsi otak juga akan berakibat pada

rendahnya kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu masalah, hal ini

dapat dibuktikan dengan nilai IQ yang semakin menurun. Perilaku merokok

terhadap prestasi belajar di kalangan pelajar didapatkan seorang individu yang

merokok cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan individu

yang tidak merokok, dengan aksi merokok sebagai kompensasi dan karena

mengenyampingkan tugas tentu sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya

(Gusti, 2021).
6

Penelitian yang dilakukan oleh Wismadi (2018) dengan judul “Hubungan

Perilaku Merokok Dengan Prestasi Belajar Siswa Di Sekolah Menegah Pertama”

di salah satu sekolah di kabupaten Soreang Bandung dengan jumlah responden

sebanyak 156 orang siswa SMP kelas VIII dan IX dengan menggunakan uji Chi

Square dengan batas kemaknaan ρ ≤ 0,05, hasil penelitian didapatkan terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku merokok dengan prestasi

belajar dengan nilai ρ = 0,0001 < 0,05.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Gusti (2020) dengan judul “Hubungan

Kebiasaan Merokok Terhadap Prestasi Belajar Pada Remaja Di Smk I Maninjau

Kabupaten Agam Tahun 2020” di Padang dengan jumlah responden sebanyak 58

siswa laki-laki. Dari hasil univariat didapatkan 74,1% siswa kelas XI yang

merokok 58,6% responden tidak berprestasi. Hasil penelitian ini menggunakan uji

statistik dengan menggunakan uji chi square, maka didapatkan nilai p-value =

0,045. Ini berarti bahwa nilai p-value < 0,05. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan

terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan merokok terhadap prestasi belajar

siswa di SMK 1 Maninjau Kabupaten Agam.

Kebiasaan merokok pada remaja saat ini sangat sulit dihindari karena

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Fakor

internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri remaja tersebut seperti

pengetahuan dan sikap. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan

sekitar yang dapat mempengaruhi remaja dalam berperilaku seperti pengaruh dari

keluarga, sekolah dan teman sebaya. Fenomena umum pada remaja yang merokok

sudah lumrah terjadi di lingkungan sekolah. Perilaku merokok dapat

menyebabkan turunnya prestasi belajar peserta didik dan terganggunya kesehatan


7

mulai dari penurunan motivasi, penurunan kemampuan konsentrasi dan daya ingat

(Sari, 2021)

Peserta didik yang sudah kecanduan merokok pada umumnya tidak dapat

menahan keinginan untuk tidak merokok, perokok cenderung sensitif terhadap

efek dari nikotin. Adapun peserta didik yang merokok akan berdampak pada

menurunnya hasil belajar serta berefek pada prestasi akademik yang dicapainya.

Perilaku peserta didik yang merokok banyak terjadi perubahan pada psikis dan

fisiknya seperti kejiwaan yang menimbulkan kebingungan di kalangan peserta

didik, sehingga peserta didik tersebut mengalami emosi, tekanan jiwa,

menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan

sekolah. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin

meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang di tandai dengan

meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan

mereka mengalami ketergantungan nikotin (Sembiring, 2020).

Berdasarkan data hasil survei awal yang dilakukan terhadap 10 siswa kelas

XI dan XII di SMA Negeri 1 Muara Batu yang merokok dilingkungan sekolah

tersebut, didapatkan keterangan bahwa mereka sudah mulai merokok pada usia

sekolah, ada yang mulai dari SMP dan SMA. Mereka menghabiskan rokok sekitar

5 sampai 10 batang perhari. Mereka mengatakan dengan merokok mereka mampu

mengikuti pelajaran dan menyelesaikan tugas. Mereka juga mengatakan dengan

merokok, dari yang mengantuk menjadi tidak mengantuk saat mengikuti pelajaran

sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan. Dari hasil survey menunjukkan

bahwa dari 10 responden yang merokok, responden dengan nilai baik adalah 2
8

orang, reponden dan yang nilai cukup 5 orang dan responden dengan nilai kurang

3 orang.

Berdasarkan hasil survey tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan kebiasaan merokok dengan prestasi belajar pada

siswa SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan kebiasaan merokok dengan prestasi

belajar pada siswa SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan merokok dengan

prestasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan

penelitian secara langsung. Serta dapat memberi gambaran bagi peneliti terkait

bagaimana kebiasaan merokok dengan prestasi belajar pada siswa SMA.

1.4.2 Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah

wawasan bagi responden terkait hubungan antara kebiasaan merokok dengan

prestasi belajar pada siswa SMA.


9

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumbangan

pemikiran dan informasi bagi ilmu keperawatan mengenai hubungan antara

kebiasaan merokok dengan prestasi belajar pada siswa SMA.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dan referensi bagi peneliti

selanjutnya dan menambah literatur penelitian yang akan datang tentang

kebiasaan merokok dengan prestasi belajar pada siswa SMA.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Perilaku Merokok


2.1.1 Pengertian Perilaku Merokok
Kebiasaan merupakan suatu perilaku yang dilakukan secara berulang-

ulang dan cara yang sama secara terus menerus, karena sesuatu tertanam di dalam

fikiran dan jiwa seseorang sehingga menimbulkan suatu kebiasaan yang

merupakan tabiat seseorang (Nurfirdaus, 2019).

Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman dan interaksi antara

manusia dengan lingkungannya. Interaksi tersebut diwujudkan dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan perilaku. Perilaku adalah respon atau reaksi individu

terhadap rangsangan eksternal dan internal (Irawan, 2018).

Merokok merupakan tindakan menghisap dan menghembuskan asap yang

berasal dari bahan tanaman yang dibakar. Bahan tanaman yang dihirup lainnya

berupa marijuana dan ganja, tetapi yg paling umum digunakan yaitu tembakau

(Hilton, 2020)

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respon

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.

Perilaku merokok merupakan sesuatu kebiasaan atau perilaku yang tidak bisa

ataupun sulit untuk ditinggalkan dan dapat diketemui hampir di semua kalangan

masyarakat baik pada laki-laki maupun perempuan (Winda, dkk, 2020).

Perilaku merokok adalah salah satu kebiasaan yang dapat merugikan

kesehatan. Perilaku merokok sering ditemui di dalam kehidupan sehari-hari,

10
11

seperti di instansi pemerintahan, dan tempat pendidikan yaitu sekolah. Perilaku

merokok pada saat ini masih banyak dilakukan, bahkan merokok dilakukan ketika

orang tersebut masih remaja (Amira, dkk, 2019).

Perilaku merokok merupakan fenomena yang muncul dalam masyarakat,

dimana sebagian besar masyarakat telah mengetahui dampak negatif merokok

namun tetap melakukan tindakan tersebut. perilaku merokok disebut sebagai suatu

kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco

dependency sendiri diartikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang

menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan adanya

tambahan distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara

berulang-ulang. Perilaku merokok dapat juga didefenisikan sebagai aktivitas

subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur melalui

intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-

hari (Farida, 2022)

2.1.2 Tipe-Tipe Perokok

Menurut Laventhal dan Clearly dikutip dalam Farida (2022) Tipe-tipe

perokok dapat dilihat berdasarkan:

a. Intensitas Merokok

Seseorang yang menghisap empat batang rokok perhari dikategorikan sebagai

perokok.

b. Tempat Merokok

Tipe perokok berdasarkan tempat ada dua, yaitu:

10
12

1) Merokok ditempat-tempat umum atau ruang publik

a) Kelompok homogen (sama-sama perokok), kelompok homogen adalah

kelompok yang menikmati merokok secara bergerombol. Umumnya

kelompok perokok homogen ini masih menghargai orang lain, karena itu

perokok homogen ini menempatkan diri di area merokok (smoking area).

b) Kelompok heterogen, kelompok heterogen ini biasanya kelompok

perokok diantara orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang

jompo, orang sakit, dan lain-lain. Perokok jenis heterogen ini merokok

ditempat-tempat yang tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan,

tidak mempunyai tata karma bertindak kurang terpuji dan kurang sopan

dan secara tidak langsung mereka tega menyebar “racun” kepada orang

lain yang tidak bersalah.

2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi

a. Kantor atau kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat tempat seperti

ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang

menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah yang mencekam.

b. Toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka

berfantasi.

c. Waktu Merokok

Momen-momen atau waktu apa saja individu melakukan aktivitas

merokoknya, sehingga individu akan merokok kapan saja ketika

menginginkannya, seperti seseorang merokok disegala waktu pagi, siang, sore,

malam hari dan setelah makan.

10
13

Menurut Bahaya et al., (2019) tipe-tipe perokok yaitu :

1. Perokok Aktif

Perokok aktif merupakan orang yang menghisap rokok secara langsung.

Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap, perokok aktif dikategorikan atas

beberapa tipe, antara lainnya :

a. Perokok berat, yaitu mereka yang merokok sekitar 20 batang sehari.

b. Perokok sedang, yaitu mereka yang merokok sekitar 10-19 batang sehari.

c. Perokok ringan, yaitu mereka yang merokok sekitar 1-9 batang sehari.

Dampak merokok pada perokok aktif diantaranya:

1. Menguningnya gigi dan ujung jari sebagai mana menguningnya kertas rokok

yang dibakar.

2. Memiliki kulit yang pucat.

3. Memiliki rambut yag kusut dan mengeluarkan bau, layaknya asap rokok dan

bahakan terkadang menguning layaknya kertas rokok yang terbakar.

4. Munculnya kerutan pada dahi dan sekitar ujung bibir yang disebabkan krena

kebiasaa mengerutkan di kala sedang merokok.

5. Munculnya kerutan hitam di bawah mata.

6. Hilangnya kejernihan mata dan mata pun selalu menjadi memerah.

7. Seorang perokok selalu tampak dalam keadaan buruk, di saaat ia sedang

merokok.

8. Umumnya seorang perokok aktif kehilangan berat badannya dan mudah

terbawa emosi.

2. Perokok pasif

Perokok pasif ialah seseorang bukan perokok tetapi menghisap asap orang

10
14

lain atau orang yang ada dalam satu tempat tertutup dengan perokok. Perokok

pasif memiliki risiko yang sama dengan perokok aktif apabila terkena paparan

asap tembakau secara rutin, termasuk risiko penyakit kanker paru dan penyakit

kardiovaskular (Hilton, 2020).

Perokok pasif merupakan mereka yang sebenarnya tidak merokok tetapi

berada di sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang di hembuskan oleh

si perokok. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok,

namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan orang lain yang

kebetulan berada di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berniat dan tidak

mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok, mereka tidak merasakan

apa-apa dan tidak terganggu aktifitasnya.

2.1.3 Tahapan Menjadi Perokok


Menurut Leventhal & Clearly dikutip dalam Farida (2022) mengatakan

terdapat 4 tahap seseorang menjadi perokok, diantaranya:

a. Tahap Preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan

mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan.

Hal-hal ini menimbukan minat untuk merokok.

b. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan

meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok

sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.

d. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu

bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk

memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

10
15

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

a. Faktor Predisposisi

Menurut Ilfarita (2022) Ada beberapa faktor yang mempermudah

berkorelasi terhadap terjadinya perilaku merokok pada seseorang, antara lain:

1. Pengalaman

Salah satu pengalaman buruk yang mengarah kepada perilaku merokok, salah

satunya yaitu remaja yang dipaksa merokok dan teman akan menjauhinya

apabila tidak merokok. Upaya remaja agar dapat diterima oleh teman

sebayanya ialah dengan mengikuti ajakan untuk merokok. Kebutuhan diterima

dalam suatu kelompok adalah kebutuhan yang sangat krusial.

2. Sikap

Seseorang yang bersikap benar dan mengerti terhadap bahaya merokok dapat

mengurangi risiko seseorang tersebut untuk merokok, hal ini menunjukkan

bahwa ada korelasi megatif antara sikap dan perilaku merokok.

3. Pengetahuan

Remaja akan menghindari untuk merokok apabila ia mengetahui dan meyakini

tentang bahaya merokok.

b. Faktor Pendukung

Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya

perilaku merokok disebabkan oleh faktor dalam diri (seperti perilaku

memberontak dan suka mengambil resiko) dan faktor lingkungan (seperti orang

tua yang merokok dan teman sebaya yang merokok).

Menurut Yuda (2018) faktor pendukung terjadinya perilaku merokok pada

siswa adalah sebagai berikut:

10
16

a. Pengaruh orang tua

Pengaruh seorang anak merokok dapat berasal dari orang tuanya yang

merupakan perokok pula. Remaja yang berasal dari keluarga konservatif yang

menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka

panjang lebih sulit untuk terlibat dengan rokok/tembakau/obat-obatan

dibandingkan dengan keluarga yang permisif. Orang tua yang merokok bisa

menjadi contoh yang paling kuat bagi anak dalam memutuskan merokok.

b. Pengaruh teman

Semakin banyak perokok pada kalangan remaja, maka kemungkinan teman

sekelompoknya merupakan perokok juga semakin besar dan sebaliknya. Dua

probabilitas dari fakta tersebut, pertama remaja tersebut yang memberikan

pengaruh terhadap teman sekelompoknya. Kedua, remaja tersebutlah yang

mendapat pengaruh dari temannya. Hal ini didukung oleh sifat keingintahuan

remaja, dan sifat lainnya, seperti ingin menjadi yang terdepan, mencari

identitas diri, dan cenderung bersifat emosional.

c. Faktor kepribadian

Remaja mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu, melepaskan diri dari

masalah dan rasa bosan.

d. Pengaruh Iklan

Media massa dapat sangat mempengaruhi kebiasaan merokok. Iklan di televisi

dan media lain yang menunjukkan maskulinitas, kebebasan, berjiwa muda, dan

gaya hidup keren memiliki korelasi kuat dengan perilaku merokok. Sehingga

masyarakat akan terpacu untuk berperilaku merokok.

10
17

2.1.5 Jenis-Jenis Rokok

Rokok sangat beragam bentuknya dan rokok terbuat dari kertas yang

berukuran panjang berkisar antara 70 hingga 120 mm dengan diameter sekitar 10

mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.

Menurut Sari (2021) Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu

sebagai berikut:

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus.

a) Klobot, yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

b) Kawung, yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

c) Sigaret, yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d) Cerutu, yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

2. Rokok bersarakan bahan baku atau isi.

a) Rokok putih, yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau

yang diberi saus untuuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

b) Rokok kretek, yaitu rokok yang bahan baku atu isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberikan saus untuk mendapatkan efek rasa

atau aroma tertentu.

c) Rokok Klembek, yaitu rokok yaitu bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh dan kemenyan yang diberikan saus untuk mendapatkan

efek rasa dan aroma tertentu.

2.1.6 Zat Yang Terkandung Dalam Rokok

Menurut Gondodiputro dalam Manullang (2021) rokok mengandung

kurang lebih 4000 elemen, 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun

10
18

utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida (CO), dalam sebatang

rokok mengandung zat-zat kimia lain antara lain:

1. Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi saraf dan peredaran darah.

Menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, serta menyebabkan

ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.

2. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat

asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada saat rokok diisap, tar masuk ke

rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat dan

membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran

pernapasan dan paru-paru.

3. Gas Karbonmonoksida (CO)

Gas ini memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkaitan dengan

hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya hemoglobin ini berkaitan

dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi

karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut

tempatnya di sisi hemoglobin. Jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas

CO.

4. Timah Hitam (Pb)

Sebatang rokok menghasilkan Pb sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok ( isi 20

batang ) yang habis diisap dalam satu hari menghasilkan 10 ug Pb. Sementara

ambang batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari.

10
19

5. Formaldehid yaitu jenis gas yang sangat beracun terhadap semua organisme

hidup.

6. Naftalene yaitu bahan kapur barus.

7. Metanol yaitu cairan yang mudah menguap, digunakan sebagai pelarut dan

pembunuh hama.

8. Aceton yaitu bahan pembuat cat.

9. Fenol Butance, yaitu bahan bakar korek api, zat ini beracun dan

membahayakan karena fenol ini terikat ke protein sehingga menghalangi

aktivitas enzim.

10. Potassium nitrat yaitu bahan baku yang pembuatan nya dari bom dan pupuk.

11. H2S (Asam Sulfida), yaitu sejenis gas beracun yang mudah terbakar dengan

bau yang keras, zat ini menghalangi oksidasi enzim.

12. HCN (Asam Sianida), yaitu sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau,

tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat paling ringan, mudah terbakar dan

sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak saluran pernafasan

13. Amonia yaitu zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan lidah,

serta menggangu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat pada permukaan

lidah.

14. Nitrous Oxide, yaitu sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila di hisap dapat

menghilangkan rasa sakit. Nitrous Oxide ini pada mulanya digunakan dokter

sebagai pembius saat melakukan operasi.

15. Cadmium, yaitu asap dari knalpot kendaraan yang dapat meracuni jaringan

tubuh terutama ginjal.

10
20

2.1.7 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan

Setiap isapan asap rokok mengandung 10mg radikal bebas dan 10mg

oksidan, yang semuanya tentu akan masuk terisap ka dalam paru. Jadi bila

sesorang membakar kemudian mengisap rokok, maka ia akan sekaligus mengisap

bahan bahan kimia. Bila rokok di bakar, maka asapnya juga akan beterbangan di

sekitar si perokok. Asap rokok yang diisap si perokok disebut dengan “asap

utama” (main stream smoke) dan asap yang keluar dari ujung rokok yang terbakar

yang diisap oleh orang sekitar perokok disebut “asap sampingan” (side stream

smoke atau secondhand smoke) atau bisa disebut juga dengan perokok pasif

(Manullang, 2021).

Dampak negatif akibat rokok yang sangat berpengaruh bagi kesehatan.

Merokok tidak menyebabkan kematian, tetapi dapat mendorong munculnya

berbagai macam jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Jenis

penyakit yang dapat dipicu karena merokok dimulai dari kepala sampai dengan

telapak kaki, antara lain : penyakit kardiovaskuler, neoplasma (kanker), saluran

pernafasan, peningkatan tekanan darah, penurunan vertilitas (kesuburan) dan

nafsu seksual, sakit maag, gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat

pengeluaran air seni, ambliyopia (penurunan penglihatan), kulit kering, pucat dan

keriput, serta iritasi mata, hidung dan tenggorokan (Yuda, 2018).

Dibalik nikmatnya merokok, rokok sendiri memiliki dampak negatif bagi

kesehatan. Rokok mengandung banyak bahan kimia. Satu batang rokok yang

dibakar terdapat 4000 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, dimana 43

bahan diantaranya bersifat karsinogenik. Rokok merupakan faktor resiko bagi

munculnya penyakit tidak menular dan mematikan, seperti stroke, penyakit

10
21

jantung koroner, dan kanker. Selain mengancam kesehatan para perokok, asap

rokok juga berbahaya bagi orang-orang di sekitar yang terpapar asap rokok

tersebut (Lingkungan et al., 2018).

2.1.8 Aspek Penilaian Perilaku Merokok

2.1.8.1 Glover-Nillson Behavior Questionnaire (GN-SBQ)

Glover – Nillson Smoking Behavior Questionnaire (GN-SBQ) merupakan

suatu kuisioner yang diadaptasi dari Glover dan Nilsson, dan berguna dalam

pengukuran ketergantungan perilaku merokok yang dilaporkan sendiri

berdasarkan perilaku yang mendorong seseorang untuk merokok atau gagasan

tentang merokok yang telah divalidasi dan digunakan secara luas pada orang yang

merokok.

Glover–Nillson Smoking Behavior Questionnaire (GN-SBQ) instrumen

yang dikembangkan oleh Glover et al untuk menilai sejauh mana pola perilaku

berperan dalam ketergantungan merokok. Oleh karena itu, GN-SBQ dapat

berfungsi untuk menilai dimensi perilaku merokok pada seseorang dan untuk

mengukur sejauh mana kontribusi perilaku dapat mendukung tekad seorang

perokok untuk meninggalkan perilaku merokok tersebut.

Pada penelitian ini, kuesioner diadaptasi dari Glover dan Nilsson (2006)

yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Purwandari (2016). Ada tiga

hal pada perilaku merokok yang diukur dalam GN-SBQ yakni, fungsi merokok,

intensitas merokok, dan tempat merokok. Dengan kategori ;

a. Skor < 12 (Perokok ringan)

b. Skor 12-22 (Perokok sedang)

c. Skor 23-33 (Perokok berat)

d. Skor >33 (Perokok Sangat Berat)

10
22

2.2 Kerangka Teoritis

Perilaku merokok

Perokok berat Perokok sedang Perokok ringan

Faktor predisposisi Faktor pendukung


1. Pengalaman 1. Pengaruh Orang tua
2. Sikap 2. Pengaruh Teman
3. Pengetahuan 3. Kepribadian
(Ilfarita, 2022) 4. Iklan
(Yuda, 2018)

Skema 2.1 Kerangka Teoritis


Sumber : Modifikasi dari Ilfarita (2022) dan Yuda (2018).

Keterangan :
: yang diteliti
: yang tidak diteliti

10
BAB III

KERANGKA DAN METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep merupakan visualisasi hubungan antara berbagai

variabel, yang dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang ada,

kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakannya sebagai landasan

dalam penelitian. Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan

antara variabel yang akan diteliti (Masturoh, 2018).

Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku merokok. Perilaku merokok

merupakan sesuatu kebiasaan atau perilaku yang tidak bisa ataupun sulit untuk

ditinggalkan dan dapat diketemui hampir di semua kalangan masyarakat baik pada

laki-laki maupun perempuan (Winda, 2020).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor yang
mempengaruhi Masyarakat
kebiasaan merokok

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimanakah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada masyarakat di

Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara

23
24

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operational

Variabel Definisi Cara Alat Ukur Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur Ukur
Variabel Penelitian
Perilaku Tingkah laku Penyebaran Glover – Ordinal e. Ringan (Skor
Merokok individu yang kuesioner Nillson < 12)
dimulai dengan Smoking
membakar satu Behavior f. Sedang (Skor
12-22)
batang rokok Questionn
lalu menghisap aire (GN- g. Berat ( Skor
asap dari hasil SBQ) 23-33)
pembakaran berbahasa
rokok tersebut Indonesia. (Glover dan
yang kemudian Nilsson (2006))
masuk kedalam
paru-paru

3.4 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan cross

sectional study. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang

didalamnya menggunakan banyak angka. Angka yang diperoleh digunakan untuk

melakukan analisa keterangan yang disusun secara sistematis dan untuk

menemukan kausalitas variabel (Hermawan, 2019).

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah total dari setiap elemen yang akan diteliti yang memiliki

ciri yang sama, bisa berupa individu dari suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu

yang akan diteliti (Handayani, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

masyarakat yang berusia >17 tahun sebanyak 247 orang.


25

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

representative atau mewakili populasi yang diteliti (Sugiyono, 2018). Sampel

dalam penelitian ini diperoleh menggunakan OpenEpi dengan tingkat keyakinan

90% dengan ukuran sampel 130 responden.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan pendekatan

probalillity sampling adalah simple random sampling. Simple Random Sampling

adalah teknik pengambilan sampel secara acak sederhana dimana setiap populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dapat terpilih (Sumargo. 2020). Dengan

menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi;

a. Kriteria Inklusi

1) Masyarakat di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Batu

2) Masyarakat usia >17 tahun

3) Mampu membaca dan menulis

4) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

1) Masyarakat usia <17 tahun

2) Tidak mampu membaca dan menulis

3) Tidak bersedia menjadi responden

3.6 Tempat Dan Waktu Penelitian

a. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di Gampong Kuala Dua Kecamatan

Muara Batu Kabupaten Aceh Utara.


26

b. Waktu

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 11 s/d 24 Juni 2023.

3.7 Etika Penelitian

Menurut Notoadmodjo (2018) etika penelitian sebagai berikut:

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti menghormati keputusan responden yang mempunyai kebebasan untuk

memutuskan sendiri, apakah ia akan mengikuti atau tidak mengikuti penelitian

dan ataukah mau meneruskan keikutsertaan atau berhenti dalam tahap

penelitian.

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy

and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dalam hidup mereka masing-masing

termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap

orang berhak untuk tidak memberikan informasi jika hal tersebut memang

tidak harus diberitahukan dan harus dipatuhi oleh peneliti. Oleh sebab itu,

peneliti tidak menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasian bagi

responden. Misalnya pada lembar kuesioner peneliti tidak mencantumkan

nama responden melainkan dengan kode (inisial).

c. Keadilan dan inklusivitas atau keterbukaan (respect for justice and

inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki prinsip keterbukaan dan adil yang perlu diperhatikan

oleh peneliti. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan

secara jujur, kehati-hatian, profesional, berkemanusiaan dan memperhatikaan

faktor-faktor ketepatan dalam penelitian. Mampu mengkondisikan lingkungan


27

penelitian sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan dalam

prosedur penelitian. Keadilan memiliki berbagai macam teori, tetapi yang

terpenting adalah bagaimanakah keuntungan dan beban yang harus di

distribusikan kepada anggota masyarakat. Prinsip keadilan menekankan sejauh

mana kebijakan penelitian membagikan keuntungan dan beban secara merata

atau tanpa membeda-bedakan seperti agama, gender, dan etnis pada responden

yang sesuai dengan kebutuhan, kontribusi, kemampuan dan pilihan dari

responden maupun sebaliknya.

d. Berbuat Baik (Beneficience)

Peneliti dalam melakukan penelitian tanpa mencelakai responden. peneliti

berkewajiban untuk menolong responden, dengan mengusahakan memberikan

khasiat yang optimal dengan kerugian minimum.

e. Tidak merugikan (nonmaleficience)

Peneliti memperlakukan responden tidak hanya sebagai fasilitas dan saran,

namun juga harus diberikan perlindungan dari adanya tindakan

penyalahgunaan apapun sehingga responden tidak merasa dirugikan.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpilan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2018).


28

a. Bagian A

Merupakan data demografi responden terdiri dari karakteristk individu,

meliputi: status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah rokok

yang dikonsumsi dalam satu hari.

b. Bagian B

Merupakan variabel perilaku merokok. Pada bagian ini terdapat kuesioner

Glover-Nilsson Smoking Behavior Questionnaire (GN-SBQ) yang digunakan

untuk mengukur perilaku merokok. Kuesioner ini terdiri dari 2 item pernyataan

dan 9 item pertanyaan. Pada item pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban yaitu

dimulai skor 0 untuk jawaban “tidak penting sama sekali” sampai dengan skor

4 untuk jawaban “sangat penting’, dan untuk item pertanyaan juga terdapat 5

alternatif jawaban yaitu tidak pernah dengan skor (0), jarang (1), kadang-

kadang (2), seringkali (3), dan selalu (4). Dengan total skor <12 dikatakan

perilaku merokok ringan, 12-22 perilaku merokok sedang, 23-33 perilaku

merokok berat.

3.8.1 Uji Instrumen

Instrumen merupakan suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis

sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau

mengumpulkan data mengenai suatu variabel, baik tidaknya suatu instrumen

penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya (Ovan & Saputra, 2020).

a. Uji Validitas

Kuesioner Glover-Nilsson Smoking Behavioral Questionnaire (GN-SBQ)

untuk mengukur perilaku merokok yang digunakan diadaptasi dari kuesioner

Glover dan Nilsson (2005). Alat ukur atau instrumen dalam penelitian ini telah
29

dilakukan uji validitas dan reliabilitas Dari hasil uji validitas versi bahasa

Indonesia oleh Purwandari (2016), didapatkan nilai 11 item pertanyaan

dinyatakan valid dengan nilai r hitung > r tabel sebesar 0,4227 (α= 0.05 dengan

N=20).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil alat ukur

konsisten saat digunakan, hasil uji reliabilitas dinyatakan reliabel dengan nilai

alpha cronbach 0,836 (Caponnetto dkk., 2011) dan setelah diterjemahkan oleh

(Purwandari, 2016) memiliki nilai reliabilitas dengan nilai Alpha Cronbach 0,923

maka dapat dikatakan bahwa kuesioner ini reliabel untuk digunakan sebagai alat

ukur dalam penelitian ini.

3.9 Prosedur Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data Awal

1) Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengajukan surat izin

penelitian kepada Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

2) Kemudian surat pengantar disampaikan kepada Geuchik Gampong Kuala

Dua Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara untuk mendapat izin

penelitian.

b. Tahap pengumpulan data

1) Setelah mendapatkan izin dari Geuchik Gampong Kuala Dua, peneliti

menemui responden, memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan

tujuan peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan surat persetujuan menjadi

responden.
30

2) Kemudian, saat responden siap untuk diwawancarai, peneliti memberikan

beberapa pertanyaan tentang perilaku merokok pada masyarakat di gampong

tersebut.

3) Pernyataan responden kemudian dicatat dan diperiksa kelengkapannya oleh

peneliti.

4) Setelah semua lengkap, peneliti melakukan terminasi dengan cara

memberikan ucapan terimakasih kepada responden atas informasi dan kerja

samanya.

5) Kemudian peneliti mengambil surat keterangan sebagai bukti bahwa peneliti

telah selesai melakukan penelitian di Gampong tersebut

3.10 Pengolahan Data

Menurut Hulu & Sinaga (2019) pengolahan data yaitu:

a. Pemeriksaan data (Editing)

Peneliti memeriksa kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Apabila

terdapat jawaban yang belum lengkap maka perlu dilakukan pengambilan data

ulang untuk melengkapi jawaban-jawaban tersebut.

b. Pemberian Kode (Coding)

Peneliti mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau

bilangan. Dalam penelitian ini peneliti memberikan kode berupa nomor pada

setiap kuesioner yang diinterpretasi. Peneliti memberikan kode usia untuk “17-

25” kode “1”, untuk “26-35” kode “2”, “36-45” kode “3”, “46-55” kode “4”,

dan “56-65” kode “5”. Untuk Status Pernikahan “Belum Menikah” kode “1”

sedangkan “Menikah” kode “2”. Untuk pendidikan “SD” kode “1”, “SMP”

kode “2”, “SMA” kode “3”, dan “Perguruan Tinggi” kode “4”. Untuk
31

Pekerjaan “PNS” kode “1”, “Wiraswasta” kode “2”, “pedagang” kode “3”,

“tani” kode “4”, “pelajar” kode “5”, dan “tidak bekerja” kode “6”. Untuk

jumlah rokok yang dikonsumsi “ringan” kode “1”, “sedang” kode “2” dan

“berat” kode “3”. Untuk perilaku merokok “ringan” kode “1”, “sedang” kode

“2” dan “berat” kode “3”.

c. Pemasukan Data (Entry)

Peneliti menyusun secara berurutan data yang sudah diberikan kode mulai dari

responden pertama sampai responden terakhir. Setelah melakukan pengkodean

dan semua data disusun kemudian semua data tersebut dimasukkan dalam

software komputerisasi.

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Peneliti mengecek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan

kode, kelengkapan dan sebagainya. Kemudian melakukan pembetulan atau

koreksi. Peneliti mengecek ulang semua data yang telah dientry apakah

terdapat kesalahan atu tidak, jika terjadi kesalahan maka akan dilakukan proses

pemasukan data ulang.

e. Penyusunan Data (Tabulating)

Peneliti melakukan pengelompokan jawaban responden berdasarkan kategori

usia, Status Pernikahan, Pendidikan, Pekerjaan, jumlah rokok yang dikonsumsi

dan perilaku merokok.

3.11 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian terpenting dalam proses penelitian karena

analisis data akan menjawab masalah penelitian, membuktikan pertanyaan

penelitian, dan menjadi acuan pengambilan kesimpulan penelitian. Analisis data


32

penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistika maupun

teknik-teknik perhitungan lainnya (Darwin, 2021).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat

merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada

setiap variabel penelitian. Analisis univariat hanya mendeskripsikan masing-

masing variabel penelitian. Bahwa analisis univariat dilakukan jika yang dianalisis

hanya satu variabel. Ukuran nilai-nilai statistik deskriptif yang digunakan pada

analisis ini adalah ukuran pemusatan data (misalnya rerata, median, dan modus),

ukuran penyebaran data (misalnya range, simpangan baku dan varians), serta

melalui tabel distribusi frekuensi grafik atau histogram (Trismanjaya, 2019).

Deskriptif frekuensi ini diolah dengan cara frekuensi dibagi dengan jumlah

responden dikali 100%, seperti dikemukan Sudjana (2005) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P : Presentase jawaban.

f : Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item.

N : Jumlah responden.
33

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Gampong Kuala Dua adalah salah satu gampong yang berada di

Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara yang mempunyai batas-batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Cot Seurani

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Lagang

c. Sebelah Timur bebatasan dengan Gampong Meunasah Pinto

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Mane Tunong

4.1.2 Demografi

Gampong Kuala Dua adalah salah satu gampong yang berada di Kecamatan

Muara Dua Kabupaten Aceh Utara dipimpin oleh Geuchik yang mempunyai luas

105 . Adapun jumlah penduduk Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Dua

Kabupaten Aceh Utara dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Dua
Kabupaten Aceh Utara (n = 130)
No. Nama Dusun Jumlah Laki-Laki Perempuan
Jiwa KK
1. Calok 235 68 174 147
2. Mata Ie 157 46 186 170
Jumlah 637 127 320 317
4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 11 s/d 24

Juni 2023 di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Batu Kabupaten Aceh Utara

didapatkan hasil sebagai berikut:


4.2.1 Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik responden terdiri dari usia, status pernikahan,

pendidikan terakhir, pekerjaan dan jumlah rokok yang dikonsumsi. Data

karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Gampong Kuala Dua


Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara (n = 130)
b.

No. Karakteristik Frekuensi Persentase


1. Usia
17-25 29 22.3
26-35 46 35.4
36-45 33 25.4
45-55 9 6.9
56-65 13 10.0
Jumlah 130 100
2 Status Pernikahan
Belum Menikah 34 26.2
Menikah 96 73.8
Jumlah 130 100
3 Pendidikan Terakhir
SD 49 37.7
SMP 19 14.6
SMA 45 34.6
Perguruan Tinggi 17 13.1
Jumlah 130 100
4 Pekerjaan
PNS 10 7.7
Wiraswasta 31 23.8
Pedagang 31 23.8
Tani 35 26.9
Pelajar 14 10.8
Tidak Bekerja 9 6.9
Jumlah 130 100
4 Jumlah rokok yang
dikonsumsi
1-9 batang 42 32,3
10-19 batang 67 51,5
>20 batang 21 16,2
Jumlah 130 100

i
Berdasarkan Tabel 4.1 diatas, didapatkan dari 130 responden, karakteristik

berdasarkan usia mayoritas pada kategori 26-35 tahun sebanyak 46 responden

(35.4%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan mayoritas

adalah pada kategori menikah sebanyak 96 responden (73.8%). Distribusi

frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas SD sebanyak 49 responden

(37.7%). Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan mayoritas Tani yaitu

sebanyak 35 responden (26.9%) dan distribusi frekuensi responden berdasarkan

jumlah rokok yang dikonsumsi mayoritas terdapat pada kategori sedang yaitu

sebanyak 67 responden (51.5%).

b. Perilaku Merokok

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi perilaku merokok di gampong Muara Dua


Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara (n = 130)
No. Kategori Frekuensi Persentase
1. Ringan 16 12.3
2. Sedang 66 50.8
3. Berat 48 36.9
Jumlah 130 100

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan perilaku merokok mayoritas terdapat pada kategori perokok sedang

yaitu sebanyak 66 responden (50.8%).

4.3 Pembahasan

4.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Pada


Masyarakat Di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara Batu
Kabupaten Aceh Utara

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia menunjukkan bahwa responden dengan usia 26-35 tahun lebih

tinggi yaitu sebanyak 46 responden (35.4%) dibandingkan dengan responden

dengan usia 17-25 tahun yaitu sebanyak 29 responden (22.3%), responden

ii
dengan usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 33 responden (25.4%), responden

dengan usia 46-55 tahun yaitu sebanyak 9 responden (6.9%), sedangkan

responden dengan usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 13 responden (10.0%).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2018) tentang

Hubungan Sosial Ekonomi Dan Status Perkawinan Terhadap Kebiasaan Merokok

Di Indonesia Timur, hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang

signifikan antara usia dewasa terhadap kebiasaan merokok. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang menyatakan bahwa prevalensi merokok paling banyak terjadi

pada usia dewasa (24%), kemudian pada usia remaja, sedangkan usia lansia

mempunyai prevalensi paling sedikit.

Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan mayoritas

menikah yaitu sebanyak 96 responden (73.8%). Sedangkan untuk kategori tidak

menikah yaitu sebanyak 34 responden (26.2%).

Berdasarkan penelitian yang dilakuakan oleh Ashar (2019) tentang

Determinan Perilaku Merokok di Indonesia tahun 2019 (Analisis Data SUSENAS

2019), berdasarkan status perkawinan Penduduk yang sudah menikah memiliki

persentase terbesar dalam merokok (74,37%). Didapatkan odds ratio dalam

variabel status perkawinan menikah sebesar 1,419575, cerai hidup 2,47263 dan

cerai mati 1,114241 (OR>1). Nilai ini mempunyai makna bahwa status

perkawinan memiliki risiko dalam merokok terdapat hubungan antara status

pernikahan dengan perilaku merokok dan kebiasaan merokok.

Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas responden

terdapat pada kategori pendidikan SD yaitu sebanyak 49 responden (37.7%),

kategori pendidikan SMP sebanyak 19 responden (14.6%), pendidikan SMA

iii
sebanyak 45 responden (334.6%), dan kategori pendidikan Perguruan Tinggi

yaitu sebanyak 17 responden (13.1%).

Penelitian yang dilakukan oleh Salsabila (2019) tentang gambaran

kebiasaan merokok di Indonesia berdasarkan Indonesia Family Life Survey 5

(IFLS 5) yang menyebutkan berdasarkan pendidikan, orang yang memiliki

pendidikan terakhir SD lebih banyak merokok dengan persentase sebesar 35%.

Oleh sebab itu, tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang dalam

mengonsumsi rokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin rendah

konsumsi terhadap rokok. Hal tersebut dikarenakan lebih terbentuknya kesadaran

terhadap bahaya merokok. Hal ini serupa dengan hasil survei tembakau global

yang menyatakan bahwa prevalensi merokok banyak pada orang yang memiliki

pendidikan rendah (National Institute of Health Research and Development

Ministry of Health of İndonesia, 2017).

Hal ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan di China, bahwa

individu yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi ini memiliki kemungkinan

yang kecil terhadap perilaku merokok. Selain itu, rendahnya pendidikan lebih

cenderung tidak memiliki upaya dalam berhenti merokok, bahkan dapat

meningkatkan kecanduannya dalam merokok (Wang et al., 2018).

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa

mayoritas tani yaitu sebanyak 35 responden (26.9%). Kategori PNS sebanyak 10

responden (7.7%). Kategori wiraswasta yaitu sebanyak 31 responden (23.8%).

Kategori pedagang sebanyak 31 responden (23.8%). Untuk kategori pelajar yaitu

sebanyak 14 responden (10.9%). Sedangkan untuk kategori tidak bekerja

sebanyak 9 responden (6.9%).

iv
Penelitian yang dilakukan oleh Salsabila (2019) tentang gambaran

kebiasaan merokok di Indonesia berdasarkan Indonesia Family Life Survey 5

(IFLS 5) yang menyebutkan berdasarkan pekerjaan, orang yang bekerja lebih

banyak merokok dibandingkan tidak bekerja dengan persentase sebesar 80%.

Kegiatan bekerja sambil merokok sudah menjadi budaya di Indonesia, hal

ini sesuai dengan laporan Riskesdas 2018 dan survei tembakau global yang

menyatakan bahwa perokok lebih banyak pada orang yang bekerja dibandingkan

dengan orang yang tidak bekerja (National Institute of Health Research and

Development Ministry of Health of İndonesia, 2017), (Kementerian Kesehatan,

2018). Penelitian di China pun mendukung hasil ini, yang menemukan bahwa

pekerjaan memiliki pengaruh terhadap peningkatan perilaku merokok (Wang et

al., 2018).

Asumsi peneliti, karakteristik responden berupa; usia, status pernikahan,

pendidikan terakhir dan pekerjaan dapat mempengaruhi perilaku kebiasaan

merokok pada balita. Tingkat pendidikan sangat mempengaruhinya, karena orang

dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki banyak pengetahuan tentang bahaya da

efek samping dari rokok, dengan adanya pengetahuan tersebut, masyarakat akan

memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatan dirinya. Faktor pekerjaan juga

dapat mempengaruhi, apalagi dalam penelitian ini mayoritas pekerjaan adalah

tani, mereka akan menghisap rokok untuk melepas lelah saat beristirahat dari

pekerjaannya sehari-hari.

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa,

mayoritas reponden di Gampong Kuala Dua pada kategori usia 26-35 tahun,

kategori status pernikahan mayoritas menikah, pendidikan mayoritas responden

v
pada kategori SD, dan pada kategori pekerjaan terbanyak yaitu tani.

Berdasarkan hasil univariat didapatkan responden berdasarkan jumlah rokok

yang dikonsumsi mayoritas terdapat pada kategori sedang yaitu sebanyak 66

responden (51.5%). Untuk kategori ringan sebanyak 42 responden (32.3%),

sedangkan untuk kategori berat sebanyak 21 responden (16.2%).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Parasati (2020), hasil

penelitian menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang merokok berdasarkan

jumlah rokok yang dihisap. Perokok ringan 1-10 batang/hari berjumlah 18

responden (45%), perokok sedang 11-20 batang/hari 19 responden (47.5%), dan

perokok berat >20 batang/hari berjumlah 3 responden (7.5%). Rata-rata

masyarakat yang memiliki kebiasaan merokok perhari paling banyak adalah

perokok sedang (11-20 batang/hari).

Penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firdaus

(2018) yang dilakukan pada 106 responden dan didapati 51 responden (48%)

dengan jumlah rokok 5-14 batang/hari (perokok sedang). Banyaknya jumlah

rokok sedang dikarenakan dari jawaban kuesioner, sebanyak 34 responden

menjawab merokok 11-20 batang/hari. Ketika peneliti bertanya, responden

menjawab hanya merokok ketika bersama teman, pada saat ada waktu senggang

ketika bekerja atau ketika waktu istirahat, sehingga jumlah rokok yang mereka

konsumsi termasuk dalam kategori perokok sedang.

Konsumsi rokok yang dilakukan masyarakat menunjukkan bahwa rokok

merupakan barang normal dan merupakan barang yang tidak elastis terhadap

harga. Artinya, naiknya tingkat pendapatan akan meningkatkan konsumsi rokok

vi
dan perubahan dari harga akan menurunkan konsumsi rokok lebih sedikit dari

perubahan harganya (Heramawan, 2020).

Peneliti berasumsi jumlah rokok yang dikonsumsi mayoritas pada kategori

sedang dikarenakan perokok sedang lebih banyak dikonsumsi oleh usia 26-35

tahun dengan alasan adanya faktor psikologis seperti tekanan pada pekerjaan.

Dengan merokok responden mengatakan dapat mengalihkan rasa ngantuk dan

melepas stress saat bekerja.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa jumlah

rokok yang dikonsumsi lebih banyak pada kategori perokok sedang yaitu 11-20

batang perhari yaitu sebanyak 66 responden (51.5%).

Berdasarkan hasil analisa univariat, didapatkan bahwa mayoritas perilaku

merokok adalah pada kategori sedang yaitu sebanyak 66 responden (50.8%).

Untuk kategori ringan sebanyak 16 responden (12.3%). Sedangkan untuk kategori

berat dan obesitas sebanyak 48 responden (36.9%).

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arikhman (2019) hasil

penelitian terhadap 272 responden yang berusia 18 sampai 71 tahun, maka

didapatkan lebih dari separuh responden memiliki perilaku merokok dalam

kategori sedang (61,8%).

Perilaku merokok merupakan kebiasaan yang dilakukan seseorang karena

alasan tertentu misalnya pengaruh lingkungan, media maupun secara psikologi.

Konsumsi rokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat membahayakan

kesehatan dan bahkan menjadi salah satu penyebab utama penyakit tidak menular.

Berdasarkan data dari badan kesehatan dunia, mengatakan bahwa 1 dari 10

kematian pada orang dewasa disebabkan karena perilaku merokok, dimana rokok

vii
ini membunuh hampir lima juta orang setiap tahunnya. Bahkan pada tahun 2030

diperkirakan jumlah kematian mencapai angka sepuluh juta orang (Nurahmah,

2021).

Menurut Ramdani (2023) perilaku merokok merupakan suatu fenomena

yang muncul dalam masyarakat, dimana sebagai besar masyarakat sudah

mengetahui dampak negatif merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan

merokok. Sebagian masyarakat sudah menjadikan perilaku merokok sebagai

kebutuhan dan juga gaya hidup, baik dikalangan anak-anak, remaja, maupun

dewasa.

Beberapa kebijakaan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mengurangi

perokok di Indonesia, Direktorat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan

melaksananakan program GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

bertujuan untuk membudayakan hidup sehat dengan 7 langkah, salah satunya

adalah gerakan untuk tidak merokok disertai cara menghindari perilaku merokok

karena berdampak buruk bagi kesehatan. Kementrian Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat juga telah melakukan pengembangan Kawasan Tanpa

Rokok di 7 tatanan dengan tujuan untuk menurunkan angka kecanduan rokok.

Namun kebijakan tersebut belum cukup efektif untuk mengendalikan dan

mengubah perilaku atau kebiasaan merokok di masyarakat (Kemenkes RI, 2019).

Asumsi peneliti perilaku merokok pada masyarakat dalam penelitian ini ada

pada kategori sedang, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

usia, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah rokok yang dikonsumsi.

Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa responden berdasarkan

perilaku merokok mayoritas terdapat pada kategori perokok sedang yaitu

viii
sebanyak 66 responden (50.8%). Responden mengatakan rokok dapat

menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan

yang sulit. Dapat mengurangi ketegangan dan menyenangkan. Masyarakat

mengatakan juga mengetahui efek samping dari rokok, tetapi mereka sudah candu

karena kandungan nikotin dari rokok tersebut.

ix
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kebiasaan Merokok pada Masyarakat di Gampong Kuala Dua Kecamatan Muara

Batu Kabupaten Aceh Utara terhadap 130 responden pada tanggal 11 s/d 24 Juni

2023, dapat disimpulkan bahwa:

a. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden, berdasarkan usia

mayoritas pada kategori 26-35 tahun sebanyak 46 responden (35.4%).

Distribusi frekuensi responden berdasarkan status pernikahan mayoritas

adalah pada kategori menikah sebanyak 96 responden (73.8%). Distribusi

frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir mayoritas SD sebanyak 49

responden (37.7%). Dan distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan mayoritas

Tani yaitu sebanyak 35 responden (26.9%).

b. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi

mayoritas terdapat pada kategori sedang yaitu sebanyak 67 responden

(51.5%).

c. Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku merokok mayoritas

terdapat pada kategori perokok sedang yaitu sebanyak 66 responden (50.8%).

5.2 Saran
a. Bagi Responden

Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang

bahaya rokok bagi kesehatan

43
44

b. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi gampong Muara Dua untuk meminimalisir terhadap faktor

yang dapat mempengaruhi kebiasaan merokok dengan mengubah perilaku

merokok pada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi tambahan

kepustakaan untuk pembelajaran selanjutnya, khususnya tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kebiasaan merokok

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari hubungan perilaku kebiasaan

merokok dengan pola asuh orangtua. Peneliti berikutnya dapat memilih metode

penelitian yang berbeda dan menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga

dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

43
DAFTAR PUSTAKA

Amira, I., Hendrawati & senjaya, S. (2019). Faktor-faktor Yang Berhubungan


Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMAN 2 Garut. Jurnal
Keperawatan BSI, VII (1), 118-122. https://doi.org/10.31311/jk.v7il.4679
Anwar. Y. Donal. N. Frida. L. T. (Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
pada Remaja di Desa Tawar Sedenge Kecamatan Bandar Kabupaten Bener
Meriah). Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 7 No. 2
Oktober 2021 Universitas Ubudiyah Indonesia

Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka


Cipta.

Ashar, A. A. atik. N. (2023) Determinan Perilaku Merokok di Indonesia tahun


2019 (Analisis Data SUSENAS 2019). The Indonesian Journal Of Helath
Promotion. Vol. 6 No. 6
Badan Pusat Statistik (BPS). (2022). Persentase Merokok Pada P Penduduk Umur
>15 Tahun Menurut Provinsi (Persen), 2020-2022. Jakarta
Bahaya, T., Di, M., & Negeri, S. M. A. (2019). Pengaruh Media Poster Terhadap
Pengetahuan Tanjungbalai Tahun 2019 Program Studi S1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Tentang Bahaya Merokok Di
Sma Negeri 1 Tanjungbalai.
Caponnetto, P., F. Cibella, S. Mancuso, D. Campagna, G. Arcidiacono, and R.
Polosa. (2011). Effect Of A Nicotine-Free Inhalator As Part Of Smoking-
Cessation Programme. European Respiratory Journal. 38(5):1005-1011.

Darwin, M., dkk (2021). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitaif, Jawa Barat:
Media Sains Indonesia
Drope, Jeffrey et al. (2018) The Tobacco Atlas.
Farida, N. (2022). Gambaran Perilaku Merokok Pada Kanak-Kanan Akhir
.Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. [Skripsi]
Ferdita. W., Alwi. M. K., Asfar Akbar. (2020). Hubungan Perilaku Merokok
Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa SMK. Window of Nursing Journal
Firdaus, H. (2018). Hubungan antara perilaku merokok dengan kecenderungan
insomnia pada Pekerja. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya.
Gusti. D., Rikayoni. (2020). Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Prestasi
Belajar Pada Remaja Di SMK I Maninju Kabupaten Agam Tahun 2020.
Menara ilmu. Padang
Glover, E. D., F. Nilsson, A. Westin, P. N. Glover, M. T. Laftin, dan B. Persson.
(2005). Developmental History Of The Glover-Nilsson Smoking
Behavioral Questionnaire. America Journal Health Behavior. 29(5):443-
455
Handayani, Ririn. (2020). Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta : Trussmedia
Grafika.
Hermawan, W. (2020). Analisis Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Permintaan
Rokok Di Provinsi Banten. Vol. 10, No. 2, Oktober 2020
Hilton, M. J. (2020) ‘Preface’, Methods in Molecular Biology. doi:
10.7312/hilt91606-001.

Hulu, V.T., Sinaga, T.R., (2019). Analisis Data Statistic Parametrik Aplikasi
SPSS dan Statcal. Yayasan Kita Menulis : Google Books.
Ilfarita. (2022). Hubungan Antara Merokok Dengan Tingkat Konsentrasi Pada
Mahasiswa Laki-Laki Angkatan 2018-2019 Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah Surabaya. [skripsi]
Irawan. (2018). Etika dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Cv. Absolute Media
Kementerian Kesehatan RI. (2018). RISKESDAS 2018 Prevalensi Perokok Di
Indonesia
Lestari, A., Mubasysyir H. B., Mohammad H. (2018). Hubungan sosial ekonomi
dan status perkawinan terhadap kebiasaan merokok di indonesia timur.
Vol. 4 No. 2 Agustus 2018, Jurnal Kesehatan Reproduksi: 98-102
Leventhal, H & Cleary, P D. (1980). The Smoking Problem: A Review of the
Research and Theory in Behavioral Risk Modification. Psychological
Bulletin. 80 (2), 370-405.
Lingkungan, D. I., Club, M. X., & Mcs, S. (2018). Gambaran Pengetahuan
Remaja Tentang Bahaya Rokok Samarinda
Manullang, N. (2021). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang
Perilaku Merokok di SMP Free Metodist 1 Medan Jl. Beringin Raya No
152e, Helvetia, kec. Medan Helvetia Tahun 2021. [Skripsi]
Masturoh, I., Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
National Institute of Health Research and Development Ministry of Health of
İndonesia, W. (2017) Global Adult Tobacco Survey: Indonesia Report
2011
Nisaa. A. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok
Pada Remaja Sman 1 Lima Puluh Kota Kabupaten Batu Bara. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara [Skripsi]
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurfirdaus, N. (2019). Studi Tentang Pembentukan Kebiasaan Dan Perilaku
Social Siswa (Studi Kasus Di SDN 1 Windujaten). Jurnal Lensa Pendas.
STKIP Muhammadiyah Kuningan
Ovan., Saputra, A. (2020). CAMI: Aplikasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument Penelitian Berbasis Web. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia
Parasati, S. A. et al. (2020). Pewarnaan Gigi (Stain) pada Masyarakat Perokok di
RT 12 Perum Gramapuri Tamansari Kabupaten Bekasi. Jurnal Terapi
Gigi dan Mulut. Vol. 2 No. 1
Purwandari, R. (2016). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Perilaku
Ketergantungan Merokok Pada Pengendara Becak Bermoto Di Kelurahan
Siringo-Ringo Rantauprapat. Skripsi FK Universitas Sumatera Barat.
Ratajczak, A., Jankowski, P., Strus, P., & Feleszko, W. (2020). Heat Not Burn
Tobacco Product-A New Global Trend: Impact Of Heat-Not-Burn
Tobacco Products On Public Health, A Systematic Review. International
Journal Of Environmental Research And Public Health, 17(2), 409
Refialdinata. J., Rahmadani. D., Rita. N., Nurhaid., Rikandi, M., Yundelfa.
(2022). Dapatkan Kebiasaan Merokok Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada Siswa Laki-Laki. Jurnal Kesehatan Lentera ‘Aisyiyah. Sumatera
Barat
Salsabila, N. N. Noormarina. I. Budi. S. (2019). Gambaran Kebiasaan Merokok
Di Indonesia Berdasarkan Indonesia Family Life Survey 5 (IFLS 5).
Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. Vol. 7 No. 1
Sari. E. N. (2021). Penyelenggaraan Layanan Bimbingan Kelompok Untuk
Mengurangi Perilaku Merokok Peserta Didik Di Sma Negeri 1 Darul
Imarah Aceh Besar. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam
Banda Aceh. [Skripsi]
Sembiring. I. Br. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya
Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Desa Kuta Gugung
Kecamatan Naman Teran. Stikes santa Elisabeth medan [Skripsi]
Siburian, T. D. S. Ida. Y. Juanita. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Perilaku Merokok di Dalam Rumah Pada Petani Sawah di
Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Health Sains Vol. 2, No. 4, April 2021
Sugiyono, (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumargo. B. (2020). Teknik Sampling. Cetakan Pertama. Jakarta Timur: UNJ
Press
Sukardi. (2021). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Wang, Q. et al. (2018) ‘Income, occupation and education: Are they related to
smoking behaviors in China?’, PLOS ONE, 13(2), pp. 1–17. doi:
10.1371/journal.pone.0192571
WHO. (2020). Pernyataan: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2020.
https://www.who.int/indonesia/news/detail/30-05-2020-pernyataanhari-
tanpa-tembakau-sedunia-2020
Widiyawati. Juwi. A. R. Sri. D. (2020). Faktor Predisposisi yang Berhubungan
dengan Perilaku Merokok pada Mahasiswa. Holistik Jurnal Kesehatan.
Vol. 16 No. 4
Wijaya, H. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok
pada Remaja Di Rw 06 Kel. Tamangapa Kec. Manggala Kota Makassar.
[Skripsi]
Winda, I, s., Rifki, A., & Fionaiza. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahman Tahun 2015-2016. Health & Medical Journal,
11(1), 45-51. https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.6611
Wirawati. D. Sudrajat. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Merokok Di Kalangan Remaja. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 15,
No.3, September 2021: 518-524
Yuda, A. prasetiya. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Bahaya
Rokok Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Putra Di SMP Negeri 1
Dolopo Oleh. STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara/i
Di_
Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Zulhanif
Nim : 1907201072

Dengan ini saya mengajukan permohonan kepada adik-adik siswa untuk


bersedia kiranya menjadi resonden penelitian saya dengan judul “Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok pada Masyarakat di Gampong
Kuala Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara”. Maka dari itu
mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini
dengan menjadi responden. Adapun kegiatan yang akan lakukan dalam penelitian
ini adalah menjawab beberapa pertanyaan dan pernyataan yang saya ajukan.

Jika Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian setuju berpartisipasi dalam penelitian


ini, mohon menandatangani lembar persetujuan yang disediakan, penelitian ini
tidak menimbukan kerugian bagi Bapak/Ibu/Saudara/i dan hanya digunakan untuk
penelitian saja. Kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian sangat
saya harapkan. Atas perhatian dan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan,
saya ucapkan terimakasih.

Lhokseumawe, 2023
Hormat saya,

Zulnahif
Lampiran 2

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan akan dilakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor


yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok pada Masyarakat di Gampong
Kuala Dua Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara” yang dilakukan
oleh saudara Zulhanif (1907201072), maka dengan ini saya menyatakan bersedia
mendukung dan membantu pelaksanaan penelitian ini secara aktif dengan
melibatkan diri sebagai responden.
Adapun mengenai penilaian yang menyangkut pelaksanaan penelitian ini
telah dijelaskan oleh peneliti. Saya sangat mengerti tujuan dan manfaat dari
penelitian ini. Saya juga menyadari bahwa penelitian ini tidak membawa dampak
apapun sehingga saya berhak menghentikan keterlibatan saya pada penelitian ini
kapan saja.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden ini saya buat dengan
sebenar-benarnya agar dapat digunakan seperlunya.

Lhokseumawe, 2023

( )
Lampiran 3 : Kuesioner

Kode Responden :

KUESIONER PENELITIAN
“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN
MEROKOK PADA MASYARAKAT DI GAMPONG KUALA DUA
KECAMATAN MUARA BATU KABUPATEN ACEH UTARA”

A. Karakteristik Responden
Nama :
Usia : 17-25 26-35 36-45
46-55 56-65
Status Pernikahan : Belum Menikah Menikah
Pendidikan Terakhir : SD SMP SMA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan : PNS Wiraswasta Pedagang
Tani Pelajar Tidak Bekerja
Jumlah rokok yang dikonsumsi dalam satu hari :

B. Kuesioner Perilaku Merokok Glover-Nilsson Smoking Behavioral


Questionnare (GN-SBQ)
Kuesinoer Glover-Nilsson Smoking Behavioral Questionnare (GN-SBQ)
merupakan kuesioner baku yang digunakan untuk mengukur perilaku merokok,
diadaptasi dari kuesioner Glover dan Nilsson (2005) yang sudah diterjemahkan ke
bahasa Indonesia oleh Purwandari (2016).

Berilah tanda centang (√) pada setiap pilihan jawaban yang menurut anda benar.
Untuk pernyataan nomor 1 dan 2 mengikuti keterangan sebagai berikut :
0 : Tidak penting sama sekali 3 : Penting
1 : Agak penting 4 : Sangat penting
2 : Cukup penting
No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Kebiasaan merokok sangat penting bagi
saya
2. Saya merokok sebagai bagian dari
kebiasaan saya

Untuk pertanyaan nomor 3 sampai 11 mengikuti keterangan sebagai


berikut:
0 : Tidak pernah 3 : Sering
1 : Jarang 4 : Selalu
2 : Kadang-kadang

No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
3. Apakah anda meletakkan atau mengunyah
sesuatu di mulut anda untuk mengalihkan
perhatian anda dari merokok
4. Apakah anda merokok setelah menyelesaikan
sesuatu atau pekerjaan
5. Jika anda tidak merokok, akankah anda
kesulitan sebelum mengerjakan sesuatu
6. Jika anda tidak diizinkan merokok di tempat
tertentu, apakah kemudian anda memainkan
bungkus rokok atau rokok
7. Apakah ada tempat tertentu atau hal tertentu
yang dapat memicu anda untuk merokok,
contohnya tempat duduk, sofa, ruangan, atau
saat minum sesuatu
8. Apakah anda menyalakan rokok secara rutin
(tanpa ada keinginan)?
9. Apakah anda mendapati diri anda meletakkan
sesuatu seperti rokok dan objek lainnya (alat
tulis, tusuk gigi, mengunyah permen karet)
dalam mulut anda dan menghisapnya untuk
membantu menghilangkan stress, ketegangan,
kecemasan dan sebagainya?
10. Apakah ada bagian yang paling anda nikmati
saat merokok, apakah saat menyalakannya?
11. Ketika anda sendiri di restoran, terminal bus,
pesta, dsb. Apakah anda akan merasa nyaman
atau percaya diri jika anda memegang rokok?
Sumber : diadaptasi dari Glover dan Nilsson (2005) dalam versi bahasa Indonesia
yang diambil dari Purwandari (2016)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA MASYARAKAT DI GAMPONG KUALA DUA
Perilaku Merokok
NO. Usia Kode Status Pernikahan Kode Pendidikan Terakhir Kode Pekerjaan Kode Jumlah Rokok yang Dikonsumsi Keterangan Kode
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total Keterangan Kode
1 32 2 Menikah 2 SMP 2 Pedagang 3 10 Sedang 2 2 2 1 1 2 1 2 1 0 2 1 15 Sedang 2
2 20 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 6 Ringan 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 7 Ringan 1
3 40 3 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 3 3 1 3 3 0 1 3 1 3 0 21 Sedang 2
4 57 5 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 2 3 1 3 3 1 2 3 0 3 1 22 Sedang 2
5 39 3 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 20 Berat 3 3 2 0 3 2 2 3 3 0 2 2 22 Sedang 2
6 19 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 20 Berat 3 4 3 0 4 3 1 3 4 1 3 1 27 Berat 3
7 32 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 18 Sedang 2 3 4 1 2 4 0 0 2 2 4 1 23 Berat 3
8 34 2 Belum Menikah 1 SD 1 Wiraswasta 2 8 Ringan 1 3 3 2 2 3 0 1 2 1 3 3 23 Berat 3
9 40 3 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 2 3 1 3 3 1 2 3 0 3 2 23 Berat 3
10 29 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 2 3 0 2 3 2 1 2 0 3 2 20 Sedang 2
11 28 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 20 Berat 3 1 3 0 2 3 1 0 2 1 3 1 17 Sedang 2
12 60 5 Menikah 2 SD 1 Tidak Bekerja 6 15 Sedang 2 3 2 1 3 2 1 0 3 2 2 3 22 Sedang 2
13 42 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 12 Sedang 2 3 3 2 4 3 3 1 4 1 3 3 30 Berat 3
14 44 3 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 20 Berat 3 3 3 1 3 3 2 2 3 1 3 3 27 Berat 3
15 35 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 2 1 1 2 1 2 1 2 0 1 1 14 Sedang 2
16 18 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Pelajar 5 8 Ringan 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7 Ringan 1
17 40 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 1 0 0 1 0 3 0 0 1 0 0 6 Ringan 1
18 59 5 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 14 Sedang 2 2 0 1 3 0 3 0 0 2 0 1 12 Sedang 2
19 35 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 12 Sedang 2 3 3 2 2 3 3 1 1 1 3 2 24 Berat 3
20 39 3 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 3 3 1 1 3 2 2 2 1 1 1 20 Sedang 2
21 62 5 Menikah 2 SD 1 Tidak Bekerja 6 20 Berat 3 3 3 1 1 3 0 1 1 2 2 0 17 Sedang 2
22 22 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 12 Sedang 2 3 3 2 3 3 1 0 1 0 1 0 17 Sedang 2
23 17 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Pelajar 5 20 Berat 3 1 1 0 1 1 2 0 3 0 1 1 11 Ringan 1
24 40 3 Menikah 2 SMP 2 Pedagang 3 5 Ringan 1 1 1 0 0 1 2 3 2 0 2 2 14 Sedang 2
25 43 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 15 Sedang 2 0 1 0 0 1 1 4 2 0 2 1 12 Sedang 2
26 35 2 Belum Menikah 1 SMP 2 Wiraswasta 2 8 Ringan 1 0 0 0 3 0 0 2 1 2 2 1 11 Ringan 1
27 34 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 3 4 2 4 0 4 2 3 1 1 0 24 Berat 3
28 23 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Pedagang 3 6 Ringan 1 4 2 3 2 3 2 2 3 1 3 0 25 Berat 3
29 35 2 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 12 Sedang 2 2 2 4 4 4 2 2 3 0 3 1 27 Berat 3
30 28 2 Belum Menikah 1 SMA 3 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 2 2 4 2 2 2 4 3 0 3 2 26 Berat 3
31 37 3 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 17 Sedang 2 2 2 3 2 2 2 1 4 3 3 2 26 Berat 3
32 40 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 2 4 1 2 2 4 1 4 2 4 2 28 Berat 3
33 29 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 4 1 2 2 2 1 1 3 0 4 4 24 Berat 3
34 20 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 5 Ringan 1 1 1 1 4 4 1 1 1 1 3 1 19 Sedang 2
35 33 2 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 10 Sedang 2 1 1 1 1 1 1 0 2 2 1 1 12 Sedang 2
36 57 5 Menikah 2 SD 1 Tidak Bekerja 6 18 Sedang 2 1 1 0 1 1 1 1 1 3 2 1 13 Sedang 2
37 25 1 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 1 1 3 3 1 1 2 1 1 1 1 16 Sedang 2
38 30 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 0 0 2 1 1 0 2 0 0 0 0 6 Ringan 1
39 21 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 10 Sedang 2 4 4 2 1 0 4 2 3 1 1 1 23 Berat 3
40 38 3 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 8 Ringan 1 2 2 0 0 1 2 2 2 1 2 2 16 Sedang 2
41 23 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Tidak Bekerja 6 4 Ringan 1 2 2 0 0 2 2 0 2 1 2 2 15 Sedang 2
42 19 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 10 Sedang 2 3 2 3 3 2 2 0 0 0 2 2 19 Sedang 2
43 36 3 Menikah 2 SMP 2 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 1 2 3 4 2 3 3 0 1 2 2 23 Berat 3
44 31 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 2 2 3 2 2 1 3 3 2 3 3 26 Berat 3
45 27 2 Belum Menikah 1 SMP 2 Tani 4 10 Sedang 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 30 Berat 3
46 43 3 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 17 Sedang 2 2 3 3 1 3 1 3 2 2 3 3 26 Berat 3
47 21 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 20 Berat 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 Ringan 1
48 33 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 12 Sedang 2 3 3 4 2 4 0 1 1 1 2 2 23 Berat 3
49 58 5 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 3 3 1 2 2 3 4 1 2 2 1 24 Berat 3
50 26 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Wiraswasta 2 2 Ringan 1 3 4 2 2 2 2 1 3 2 2 3 26 Berat 3
51 28 2 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 18 Sedang 2 4 2 2 3 2 2 2 1 2 2 1 23 Berat 3
52 21 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 12 Sedang 2 2 2 2 3 2 0 2 1 2 2 1 19 Sedang 2
53 40 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 2 Ringan 1 2 2 1 1 2 0 2 0 1 0 0 11 Ringan 1
54 17 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Pelajar 5 18 Sedang 2 2 2 2 2 4 3 1 0 2 0 0 18 Sedang 2
55 34 2 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 2 2 0 2 0 3 3 3 1 1 3 20 Sedang 2
56 17 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Pelajar 5 12 Sedang 2 4 4 2 2 1 4 2 4 1 2 4 30 Berat 3
57 23 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 12 Sedang 2 0 0 1 3 1 0 2 2 0 1 2 12 Sedang 2
58 35 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 15 Sedang 2 1 1 0 2 2 1 4 3 2 2 3 21 Sedang 2
59 29 2 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 0 1 16 Sedang 2
60 30 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 20 Berat 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 19 Sedang 2
61 24 1 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 Tidak Bekerja 6 15 Sedang 2 2 2 2 3 1 2 1 2 3 1 2 21 Sedang 2
62 30 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 2 Ringan 1 3 2 2 2 2 3 1 2 2 0 2 21 Sedang 2
63 33 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 18 Sedang 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 22 Sedang 2
64 36 3 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 5 Ringan 1 0 2 2 0 2 2 0 0 1 2 0 11 Ringan 1
65 34 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 5 Ringan 1 0 2 0 1 0 0 2 3 1 2 0 11 Ringan 1
66 25 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 20 Berat 3 1 2 1 1 3 1 4 1 2 2 1 19 Sedang 2
67 37 3 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 1 0 2 1 1 1 0 2 2 3 2 15 Sedang 2
68 40 3 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 12 Sedang 2 2 3 0 1 2 2 2 0 2 2 0 16 Sedang 2
69 46 4 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 2 3 0 2 0 2 2 2 4 0 1 18 Sedang 2
70 25 1 Belum Menikah 1 SMP 2 Wiraswasta 2 18 Sedang 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 1 2 21 Sedang 2
71 39 3 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 8 Ringan 1 4 4 2 2 1 4 2 0 0 2 2 23 Berat 3
72 32 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 12 Sedang 2 0 0 0 4 0 0 2 2 1 0 2 11 Ringan 1
73 37 3 Menikah 2 SMP 2 Tani 4 15 Sedang 2 3 3 2 0 2 2 2 2 2 0 4 22 Sedang 2
74 40 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 3 3 2 3 2 2 3 4 0 1 0 23 Berat 3
75 26 2 Belum Menikah 1 SMP 2 Tani 4 12 Sedang 2 3 3 3 3 2 2 2 0 0 2 3 23 Berat 3
76 44 3 Menikah 2 SMP 2 Tani 4 10 Sedang 2 3 3 1 3 2 3 2 2 1 0 3 23 Berat 3
77 60 5 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 3 2 0 2 3 2 4 2 2 2 3 25 Berat 3
78 37 3 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 5 Ringan 1 3 2 0 2 2 0 1 2 0 1 2 15 Sedang 2
79 58 5 Menikah 2 SD 1 Tani 4 6 Ringan 1 2 4 2 4 3 1 1 3 2 1 2 25 Berat 3
80 44 3 Menikah 2 SD 1 Tidak Bekerja 6 12 Sedang 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 21 Sedang 2
81 24 1 Belum Menikah 1 Perguruan Tinggi 4 Tidak Bekerja 6 5 Ringan 1 4 4 1 1 3 0 3 0 3 3 1 23 Berat 3
82 19 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 20 Berat 3 1 0 2 4 2 0 2 1 1 2 1 16 Sedang 2
83 22 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 15 Sedang 2 1 2 0 0 2 1 3 3 1 3 4 20 Sedang 2
84 31 2 Menikah 2 SMP 2 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 1 0 1 2 0 2 2 1 0 2 0 11 Ringan 1
85 34 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 20 Berat 3 4 3 0 2 1 0 2 1 4 2 2 21 Sedang 2
86 40 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 0 2 1 3 1 3 3 1 2 3 2 21 Sedang 2
87 32 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 13 Sedang 2 2 0 1 2 1 1 1 0 2 1 0 11 Ringan 1
88 34 2 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 5 Ringan 1 2 1 2 3 4 1 1 2 3 1 1 21 Sedang 2
89 58 5 Menikah 2 SD 1 Tidak Bekerja 6 12 Sedang 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 4 20 Sedang 2
90 23 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Tidak Bekerja 6 12 Sedang 2 2 1 3 2 2 4 4 4 1 4 0 27 Berat 3
91 29 2 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 2 Ringan 1 3 4 0 3 4 2 0 1 1 0 2 20 Sedang 2
92 21 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 18 Sedang 2 1 2 0 1 1 0 2 1 1 2 0 11 Ringan 1
93 36 3 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 20 Berat 3 1 2 4 1 1 3 2 1 3 2 1 21 Sedang 2
94 33 2 Menikah 2 SMA 3 Tani 4 12 Sedang 2 1 3 4 1 1 2 1 4 3 1 2 23 Berat 3
95 33 2 Belum Menikah 1 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 5 Ringan 1 4 2 1 4 4 1 2 0 2 2 0 22 Sedang 2
96 58 5 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 15 Sedang 2 0 1 1 0 0 1 0 2 1 1 1 8 Ringan 1
97 37 3 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 5 Ringan 1 2 1 2 2 2 2 1 0 1 2 0 15 Sedang 2
98 37 3 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 6 Ringan 1 2 2 2 2 2 3 0 1 2 2 1 19 Sedang 2
99 59 5 Menikah 2 SD 1 Tani 4 12 Sedang 2 4 3 2 1 2 3 1 1 0 3 1 21 Sedang 2
100 32 2 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 4 3 2 2 2 1 1 2 1 0 2 20 Sedang 2
101 40 3 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 20 Berat 3 3 1 3 3 3 2 2 2 0 3 2 24 Berat 3
102 33 2 Menikah 2 SMP 2 Pedagang 3 12 Sedang 2 2 2 3 3 1 1 2 3 1 4 3 25 Berat 3
103 35 2 Menikah 2 SMP 2 Pedagang 3 5 Ringan 1 3 2 2 1 1 1 3 0 1 2 0 16 Sedang 2
104 44 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 12 Sedang 2 3 2 2 2 1 4 0 3 2 4 3 26 Berat 3
105 39 3 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 12 Sedang 2 1 1 3 2 4 0 3 4 2 1 4 25 Berat 3
106 31 2 Belum Menikah 1 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 6 Ringan 1 2 1 2 2 2 2 4 4 3 1 4 27 Berat 3
107 31 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 2 1 3 1 3 2 2 1 0 2 1 18 Sedang 2
108 33 2 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 1 2 3 3 3 1 4 1 3 3 1 25 Berat 3
109 23 1 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 15 Sedang 2 1 0 4 2 4 2 1 2 1 3 2 22 Sedang 2
110 34 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 18 Sedang 2 1 2 3 4 3 3 1 1 1 1 1 21 Sedang 2
111 61 5 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 4 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 23 Berat 3
112 29 2 Belum Menikah 1 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 5 Ringan 1 0 2 1 1 1 1 3 3 3 1 3 19 Sedang 2
113 35 2 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 26 Berat 3
114 41 3 Menikah 2 SMP 2 Tani 4 15 Sedang 2 2 3 3 3 3 3 1 1 1 2 1 23 Berat 3
115 35 2 Menikah 2 SD 1 Tani 4 12 Sedang 2 2 1 3 3 3 3 1 1 1 3 1 22 Sedang 2
116 37 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 3 4 1 1 1 2 4 2 1 0 2 21 Sedang 2
117 29 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 12 Sedang 2 3 2 1 1 1 4 0 3 1 2 3 21 Sedang 2
118 25 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pedagang 3 8 Ringan 1 1 0 2 4 2 2 3 2 2 1 2 21 Sedang 2
119 27 2 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 1 3 3 0 3 3 3 3 3 2 3 27 Berat 3
120 22 1 Belum Menikah 1 SMA 3 Pelajar 5 15 Sedang 2 4 3 0 3 2 1 3 3 1 2 2 24 Berat 3
121 25 1 Belum Menikah 1 SD 1 Pedagang 3 20 Berat 3 2 3 2 3 3 1 2 1 1 3 3 24 Berat 3
122 39 3 Menikah 2 Perguruan Tinggi 4 PNS 1 12 Sedang 2 0 1 1 3 3 2 2 2 1 1 1 17 Sedang 2
123 24 1 Menikah 2 SMA 3 Wiraswasta 2 5 Ringan 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 1 1 24 Berat 3
124 34 2 Menikah 2 SMP 2 Tani 4 10 Sedang 2 3 3 2 4 1 1 3 3 1 2 1 24 Berat 3
125 60 5 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 0 2 0 2 0 0 1 1 1 2 2 11 Ringan 1
126 29 2 Menikah 2 SMA 3 Pedagang 3 20 Berat 3 2 4 1 3 2 2 1 1 2 3 1 22 Sedang 2
127 64 5 Menikah 2 SD 1 Pedagang 3 15 Sedang 2 4 1 1 1 0 0 4 2 3 3 1 20 Sedang 2
128 32 2 Menikah 2 SD 1 Wiraswasta 2 12 Sedang 2 1 1 2 1 3 3 2 3 1 1 2 20 Sedang 2
129 41 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 20 Berat 3 1 1 3 2 3 3 0 0 0 1 3 17 Sedang 2
130 36 3 Menikah 2 SD 1 Tani 4 5 Ringan 1 1 1 3 3 3 3 3 2 2 4 1 26 Berat 3

17-25 29 Menikah 96 SD 49 PNS 10 Ringan 42 ∑x 2579 Ringan 16


26-35 46 Belum menikah 34 SMP 19 Wiraswasta 31 Sedang 67 Sedang 66
36-45 33 SMA 45 Pedagang 31 Berat 21 Berat 48
45-55 9 Perguruan Tinggi 17 Tani 35
56-65 13 Pelajar 14
Tidak Bekerja 9
Frequency Table

Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 17-25 29 22.3 22.3 22.3
26-35 46 35.4 35.4 57.7
36-45 33 25.4 25.4 83.1
46-55 9 6.9 6.9 90.0
56-65 13 10.0 10.0 100.0
Total 130 100.0 100.0

Status_Pernikahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Belum 34 26.2 26.2 26.2
Menikah
Menikah 96 73.8 73.8 100.0
Total 130 100.0 100.0

Pendidikan_Terakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 49 37.7 37.7 37.7
SMP 19 14.6 14.6 52.3
SMA 45 34.6 34.6 86.9
Perguruan 17 13.1 13.1 100.0
Tinggi
Total 130 100.0 100.0
Pekerjaan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid PNS 10 7.7 7.7 7.7
Wiraswasta 31 23.8 23.8 31.5
Pedagang 31 23.8 23.8 55.4
Tani 35 26.9 26.9 82.3
Pelajar 14 10.8 10.8 93.1
Tidak 9 6.9 6.9 100.0
Bekerja
Total 130 100.0 100.0

jumlah_mengkonsumsi_rokok
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 42 32.3 32.3 32.3
2 67 51.5 51.5 83.8
3 21 16.2 16.2 100.0
Total 130 100.0 100.0

Perilaku_Merokok
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Ringan 16 12.3 12.3 12.3
Sedang 66 50.8 50.8 63.1
Berat 48 36.9 36.9 100.0
Total 130 100.0 100.0
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai