Anda di halaman 1dari 4

Nama : Falestin Al-zakiyah Prastzuba

NIM : 2210251014
Mata Kuliah : STRATEGI PEMBELAJARAN

Soal

1. Dari keempat teori ( Behavioristik, Kognitif, Konstruktivisme, Humanisme ), buatlah


contoh dalam penerapan pembelajaran matematika

Jawaban
1. Contoh penerapan Teori stimulus respon / Behavioristik dalam pembelajaran
matematika : Teori behaviorisme dalam pembelajaran matematika adalah teori
pembelajaran yang menekankan pada hasil tindakan manusia dan interaksi antara
stimulus dan respon. Contohnya yaitu ketika pendidik bertanya kepada peserta didik,
peserta didik menjawab dalam bentuk jawaban. Menggunakan tanggapan atau
perilaku tertentu dari pelatihan atau sebagai hasil dari kebiasaan. Pendidik
memberikan hadiah untuk merangsang kreatifitas dan meningkatkan minat juga
bakat peserta didik dalam belajar matematika. Pada kesempatan yang berbeda
pendidik juga memberikan hukuman yang mendidik jika peserta didik tidak
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pendidik. Tentu saja hukuman yang
diberikan berupa teguran yang mendidik dan menyadarkan peserta didik untuk
bertanggung jawab menyelesaikan tugas tugas yang diberikan bapak ibu pendidik,
bukan hukuman fisik yang menembah rasa takut dan kebencian peserta didik
terhadap pelajaran matematika. Misal menerapkan teori belajar behavioristik dalam
melaksanakan pembelajaran siswa dengan Materi Barisan dan Deret Aritmatika
Kelas X. Langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Pada kegiatan pembelajaran penerapan teori behavioristic yaitu subjek menentukan
tujuan pembelajaran.
b. Menganalisis lingkungan kelas termasuk kemampuan awal siswa.
c. Menentukan materi pembelajaran.
d. Memecah materi menjadi sub-sub kecil, meliputi pokok bahasan, sub pokok
bahasan, topik dan sebagainya.
e. Guru menyajikan materi pelajaran.
f. Memberikan stimulus dapat berupa pertanyaan (tertulis, tugas, lisan dan
sebagainya).
g. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan.
h. Memberikan penguatan (positif ataupun negatif).
i. Memberikan stimulus baru.
j. Memberikan penguatan lanjutan atau hukuman.
k. Pembentukan kebiasaan melalui pengulangan.
l. Evaluasi hasil belajar.

2. Contoh penerapan Teori Kognitif dalam pembelajaran matematika : Teori belajar


kognitif dalam matematika lebih mengutamakan proses belajar daripada hasil yang
dicapai. Yaitu Peserta didik diberi kesempatan untuk mengeksplore kemampuanya
untuk mencari tahu tentang suatu materi dengan memanfaatkan sumber lain yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang sedang
dihadapinya. Misal Penerapan Teori Bruner Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar dapat dilakukan dengan :
a. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Misal :
untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan
contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran.
b. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep- konsep. Misalnya
berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah nama bentuk ubin
yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin
yang dapat digunakan?
c. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya
sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut.

3. Contoh penerapan Teori Konstruktivisme dalam pembelajaran matematika :


Penerapan pembelajaran konstruktivis pada matematika merupakan proses
pembelajaran yang menyatakan bahwa pengetahuan berada dalam diri manusia dan
dapat dibangun sendiri melalui pengalaman dan pemahaman baru. Maksud dari
perkataan di atas yang terpenting dalam teori ini proses pembelajaran peserta didik
yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pendidik atau orang
lain. misal pembelajaran pengurangan dasar bilangan Seperti ( 13-7). Langkah-
langkah proses pembelajarannya adalah sebagai berikut:
a. Pada tahap awal, Guru mengajukan masalah seperti berikut di papan tulis, di
transparansi, ataupun di kertas peraga.
b. Guru bertanya kepada para siswa, berapa kelereng yang dimiliki Ardi pada awalnya?
Jawaban yang dinginkan adalah 12. Guru lalu menggambar di papan tulis, 12 buah
kelereng seperti gambar di bawah ini dengan menekankan bahwa 12 bernilai 1
puluhan dan 2 satuan atau 12 = 10 + 2.
c. Guru meminta siswanya bekerja dalam kelompok dengan menggunakan benda-
benda konkret yang dimilikinya untuk menggambarkan 12 kelereng yang dimiliki Ardi.
d. Guru bertanya kepada siswa, berapa butir kelereng yang diberikan kepada adiknya
dan berapa sisa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang? Biarkan siswa bekerja sendiri-
sendiri atau bekerja di kelompoknya untuk menjawab soal tersebut.
e. Ada dua kemungkinan jawaban siswa atau kelompok siswa, seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini. Pada waktu diskusi kelompok, Bapak atau Ibu Guru
sebaiknya menawarkan alternatif kedua ini kepada beberapa kelompok. 12 = 10 + 2
12 - 9 = 3 12 - 9 = 2 + 1 = 3 . Ardi memiliki 12 kelereng. 9 kelereng diberikan kepada
adiknya. Berapa kelereng yang dimiliki Ardi sekarang?
f. Guru memberi kesempatan kepada siswa atau kelompok untuk melaporkan cara
mereka mendapatkan hasilnya. Diskusikan juga, yang mana dari dua cara tersebut
yang lebih mudah digunakan.
g. Guru memberi soal tambahan seperti 13-9 dan 12-8. Para siswa masih boleh
menggunakan benda-benda konkret. Bagi siswa yang masih menggunakan alternatif
pertama, sarankan untuk mencoba alternatif kedua dalam proses menjawab dua soal
di atas.
h. Guru memberi soal tambahan seperti 14-9 dan 13-8. Bagi siswa atau kelompok
siswa yang sudah dapat menyelesaikan soal ini tanpa menggunakan benda konkret
dapat mengerjakan soal-soal yang ada di buku.
4. Contoh penerapan Teori Humanisme dalam pembelajaran matematika : Suatu
kegiatan pembelajaran matematika yang mengaplikasikan teori humanistik dimana
pendidik memberikan kesempatan atau mengajak peserta didik untuk bertanya
tentang materi yang belum mereka pahami, membentuk kelompok selama
pembelajaran, dan membiarkan peserta didik mengungkapkan idenya di depan
orang lain. Kesuksesan humanistik dikatakan telah terjadi, dengan peserta didik
merasa lebih tertarik dan antusias terhadap pembelajaran dan perubahan perilaku.
Misal pendekatan open ended yang digunakan dalam pembelajaran Matematika
menggunakan teori belajar humanistic dalam pengembangannya. Terlihat dari
langkah-langkah pendekatan tersebut :
a. Menghadapkan peserta didik pada sebuah masalah terbuka, pada tahap ini pendidik
yang memberikan masalah open ended telah memfasilitasi penerapan teori belajar
humanistic dalam proses pembelajaran Matematika. Masalah open ended atau
masalah terbuka adalah masalah yang memiliki metode, cara, dan strategi beragam
dalam memperoleh jawaban. Selain metode, cara dan strategi yang beragam,
masalah ini juga memiliki multi jawaban yang benar. Menurut Suherman (2003), di
dalam Matematika disebut terbuka apabila, Pertama , kegiatan mengakomodasi
kebebasan peserta didik dalam bertindak. Kedua Membutuhkan daya dan pikiran
yang beragam dalam kegiatan Matematik. Ketiga, memotivasi peserta idik dengan
kemampuan yang dimilikinya. Selanjutnya kaitan teori belajar humanistic dengan
penggunaan masalah open ended yaitu, memfasilitasi peserta didik untuk
menggunakan potensi yang dimiliki untuk memecahkan masalah, peserta didik
didorong mengembangkan metode, cara atau penyelesaian yang bervariasi dalam
memperoleh jawaban yang merupakan kesempatan bagi peserta didik untuk
bereksperimen. Berikut contoh masalah atau soal open ended pada Matematika
materi Geometri. Di atas sebuah meja terdapat beberapa kartu berbentuk persegi

dengan susunan seperti gambar di bawah ini.


Tanpa merubah persegi di atas, jika kamu ingin membuat sebuah kubus dari
persegi- persegi di atas tentukan persegi no berapa saja yang harus dihilangkan ?
Gambarkanlah jaring-jaring kubusnya!
b. Langkah kedua, Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menemukan
sebuah pola dalam mencermati masalah. Pada tahap ini teori belajar humanistic
yang digunakan yaitu peran pendidik sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran,
pendidik mengajarkan bagaimana peserta didik belajar, serta menciptakan rasa
aman dalam belajar. Dalam teori belajar humanistic peran pendidik mamfasilitasi
pengalaman belajar dan mendampingi peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
c. Langkah ketiga, membebaskan peserta didik untuk memecahkan masalahnya
dengan berbagai penyelesaian dan jawaban. Pada tahap ini prinsip teori belajar
humanistic yang dipakai adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik yang
berperan sebagai subjek belajar untuk menentukan sendiri cara memahami materi
pelajaran, bagaimana cara memecahkan masalah, mengarahkan diri sendiri dan
memotivasi diri sendiri. Dalam teori belajar humanistic yakin bahwa peserta didik
akan bersedia melakukan banyak hal jika mendapat kesempatan untuk menentukan
sendiri apa yang mereka inginkan. Sehingga diharapkan pada langkah ketiga
pendekatan open ended ini peserta didik menemukan beragam penyelesaian dan
juga beragam jawaban.

Anda mungkin juga menyukai