Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok 10

(Mixed Methods Designs)

Mata Kuliah : Metode Penelitian 1


Dosen Pengampu : Dr. Erry Hidayanto, M.Si.

Disusun oleh :

Indah Herawati 190311767308

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2020
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Square Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas XII IPA 4 SMAN 1 Batu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan

daya pikir manusia. Karenanya matematika diberikan mulai sekolah dasar untuk membekali

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan

kemampuan bekerja sama.

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang

mengaktifkan siswa. Menurut Suherman (2003:260), pembelajaran kooperatif menekankan

pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam

menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Kegiatan pembelajaran di sini

terpusat pada siswa yang sedang berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Guru

hanya menjadi fasilitator di dalam pembelajaran, mengarahkan siswa kepada hasil belajar

yang akan dicapai, dan mengembangkan ide-ide kreatifnya. Pembelajaran kooperatif

dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan

temannya (Sanjaya, 2005:107).

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang benar-benar memaksimalkan kerja

sama antar siswa dalam kelompok adalah dengan model Think Pair Square. Teknik berpikir

sendiri, berpasangan dua-dua, kemudian berpasangan berempat (Think Pair Square)


memberi kesempatan lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan

partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2005:57). Model ini dikembangkan oleh Kagan

(2002:37) yang merupakan pengembangan dari pembelajaran kooperatif model Think Pair

Share. Dalam pembelajaran dengan model Think Pair Square, pertama siswa berpikir secara

individu, kemudian berpasangan dua-dua dan terakhir sharing berempat.

Berdasarkan hasil pembelajaran matematika yang selama ini peneliti lakukan untuk

materi dimensi tiga dengan beberapa metode seperti: ceramah, penemuan, dan permainan

pada siswa kelas XII IPA 4 SMAN 1Batu, ternyata hasil belajar yang diperoleh masih di

bawah kriteria ketuntasan minimal sekolah yaitu 75. Setelah peneliti amati, ternyata dalam

mempelajari materi dimensi tiga khususnya menentukan jarak dan sudut dalam bangun ruang

dibandingkan materi lain yang ada pada dimensi tiga, sebagian besar dari mereka

membangun pola pikir materi dimensi tiga ini dengan secara individu. Padahal materi

dimensi tiga merupakan materi yang sangat membutuhkan penalaran yang tinggi, sehingga

jika siswa membangun pola pikir secara individu akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu,

peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran berkelompok untuk membantu

mengatasi kesulitan belajar siswa dalam materi dimensi tiga ini.

Keunggulan dari metode ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif Think Pair Square diharapkan siswa dapat lebih

tertarik dan lebih memahami materi dimensi tiga. Model ini tepat diterapkan pada materi

dimensi tiga karena materi ini sangat membutuhkan daya nalar yang tinggi, hal ini

disebabkan materi dimensi tiga yang tidak mudah sehingga dibutuhkan pemikiran secara

individu terlebih dahulu untuk menyelesaikan permasalahan dan akhirnya dapat

menyelesaikan masalah secara berkelompok.

Penelitian terkait dengan model Think Pair Square yang telah dilakukan beberapa

peneliti seperti: Wawan Gunawan (2008) yang menemukan bahwa model Think Pair Square
ini dapat meningkatkan kemampuan inquiri siswa SMA 1 Madiun pada konsep fungsi, Septi

Triwahyu (2009) menemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat

meningkatkan motivasi belajar matematika siswa, penelitian Handi Nugroho (2007)

menemukan tentang efektifitas pembelajaran kooperatif model pembelajaran Think Pair

Square pada mata pelajaran Akuntansi, dan penelitian Irma Wulandari (2008) tentang

penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Square untuk meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI-IPS 3 SMA Negeri 7 Malang. Hasil dari

beberapa penelitian tersebut menyimpulkan bahwa khususnya dalam pembelajaran

matematika dengan model Think Pair Square efektif dalam meningkatkan kemampuan

inquiri siswa. Hal ini dikarenakan, dengan kemampuan inquiri tercipta kondisi belajar yang

lebih kondusif seperti siswa di beri kesempatan berperan lebih aktif dalam mengelola

informasi, berfikir kritis dan bertanggung jawab. Dalam pembelajaran ini siswa diberi

kesempatan mengorganisasikan data, merumuskan masalah, membangun konsep, membuat

generalisasi untuk memecahkan masalah, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Peran guru dalam pembelajaran matematika dengan model Think Pair Square adalah sebagai

fasilitator, motivator dan mediator yang kreatif.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan melakukan penelitian berjudul ”

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Square Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas XII IPA 4 SMAN 1 Batu”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat diuraikan masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran model Think Pair Square yang dapat

meningkatkan hasil belajar dimensi tiga siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Batu?

2. Bagaimana respon siswa terhadap rancangan pembelajaran Think Pair Square untuk siswa
kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Batu?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pembahasan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran model Think Pair Square yang dapat

meningkatkan hasil belajar dimensi tiga siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Batu.

2. Mengetahui respon siswa terhadap rancangan pembelajaran Think Pair Square untuk
siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 1 Batu.

D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa

Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat semakin meningkat hasil belajarnya.

b. Bagi Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat mengetahui penerapan model Think

Pair Square yang dapat digunakan sebagai variasi dalam menentukan dan menerapkan

metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diberikan kepada pihak SMA Negeri 1Batu sebagai bahan referensi

sekolah dan diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka meningkatkan mutu

pembelajaran di SMA Negeri 1 Batu.

d. Bagi Mahasiswa dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan sumber pengetahuan
mengenai pelaksanaan pendekatan pembelajaran dengan model Think Pair Square
selama kegiatan belajar yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
E. Definisi Operasional
1. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok -

kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman intelektual, jenis kelamin dan setiap

anggota kelompok saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran.

2. Think Pair Square adalah pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan tahapan siswa

menyelesaikan masalah secara individu terlebih dahulu, kemudian berpasangan dan

selanjutnya berkelompok dengan terdiri empat siswa.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai tes yang diperoleh siswa

setelah melakukan proses pembelajaran Think Pair Square dengan melalui tes pada setiap

akhir siklus.

4. Materi Dimensi Tiga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi menghitung jarak

dan sudut dalam bangun ruang.

5. Hasil belajar dikatakan meningkat jika persentase ketuntasan belajar secara klasikal pada

penerapan model Think Pair Square siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan yaitu

dimisalkan dari gagal menjadi kurang atau lebih, atau kurang menjadi cukup, atau cukup

menjadi baik dan memenuhi kriteria ketuntasan yaitu 75. Persentase ketuntasan belajar

secara klasikal dihitung dengan cara membandingkan jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar dengan jumlah siswa secara keseluruhan (siswa maksimal) kemudian

dikalikan 100%.

 Siswa yang tuntas X 100%


Persentase ketuntasan belajar klasikal =  Siswa maksimal
(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2005:235-236)
Tabel 1.1 Penentuan Skor Klasifikasi Hasil Belajar Siswa

Angka 100 Huruf Keterangan

88 – 100 A Baik Sekali

75 – 87 B Baik

62 – 74 C Cukup

49 – 61 D Kurang

0 - 48 E Gagal
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan pembelajaran dimensi tiga dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square pada mata pelajaran matematika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersifat

deskriptif, yaitu penjelasan tentang pembelajaran materi dimensi tiga dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Dalam penelitian ini, peneliti adalah instrumen utama karena peneliti yang

merencanakan, merancang, melaksanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan membuat laporan. Melihat karakteristik penelitian seperti di atas maka

pendekatan yang sesuai dan digunakan adalah pendekatan kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai