Anda di halaman 1dari 12

Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Membuat Pasangan)

Dengan Tipe Think Pair Share (Berpikir Berpasangan Berbagi) pada


Pembelajaran Sistem Ekskresi Siswa Smpn 18 Mataram

Rena Dwi Humairoh Ulya1), Syachruddin AR2), Abdul Syukur3), I Wayan Merta4)
1,2,3,4
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
renadhu26@gmail.com

Abstrak
Keragaman model pembelajaran adalah solusi untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam belajar, dan model pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dalam
membantu siswa aktif dalam proses belajar. Tujuan penelitian ini adalah menilai tingkat
signifikasi model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan Tipe Think Pair
Share pada siswa SMPN 18 Mataram. Metode penelitian yang digunakan adalah
eksperimen semu dengan desain pre-test post-test group design tanpa kelas control.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Selanjutnya,
analisis data menggunakan analisis statistik diskriptif dan analisis uji-t untuk nilai gain
score siswa hasil belajar siswa pada taraf signifikan 5% terhadap dengan bantuan
dengan bantuan SPSS 25.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa pada kelas dengan model make a match sebesar 43,6
dan pada kelas dengan model think pair share diperoleh sebesar 34,7. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dapat menjadi
alternatif untuk mengaktifkan siswa dalam belajar sain pada umumnya dan biologi pada
khususnya pada siswa SMP, khususnya pada sekolah sebagai lokasi penelitian.

Kata-Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Make a Match, Think Pair Share, Siswa SMP
dan Hasil Belajar

Abstract: The cooperative learning model is one of the learning models that can
activate student learning. This study aims to assess the level of significance between the
Make a Match type of cooperative learning model and the Think Pair Share type in the
excretion learning system of students of SMP 18 Mataram. The research method used
was quasi-experimental design with pre-test post-test group design without control
class and the sampling technique used was simple random sampling. Analysis of the
data used is the t-test at a significant level of 5% on the value of the students' gain
scores in learning the excretion system. The results showed that there was an increase
in students' cognitive learning outcomes in the class with the make a match model, the
gain score was 43.6 and in the class with the think pair share model the gain score was
34.7. Data on the average gain score is then analyzed further using t-test at a 95%
confidence level with the help of SPSS 25.0 for Windows. The results of data analysis
show that the calculated p-value = 0,001 less than α = 0,05. So it can be concluded that
the learning results using the cooperative learning model type Make a Match very
significantly different from the learning results using the cooperative learning model
type Think Pair Share in the excretion learning system SMPN 18 Mataram.
Keywords: Cooperative Learning, Make a Match, Think Pair Share, Junior High School student,
learning result.
2

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran kooperatif tercapai, sehingga semua siswa dapat


(cooperative learning) adalah kegiatan aktif dalam proses pembelajaran [5].
belajar siswa yang dilakukan dengan cara Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
kelompok untuk mencapai tujuan Make a Match ini dimulai dari siswa
pembelajaran yang telah dirumuskan [1]. ditugaskan mencari pasangan kartu yang
Pembelajaran kooperatif menekankan merupakan jawaban atau soal, siswa yang
pada kerjasama siswa dan sekaligus para dapat mencocokkan kartunya sebelum
siswa bertanggung jawab terhadap batas waktunya diberi poin. Kegiatan
aktifitas belajar kelompok agar semua belajar seperti ini merupakan kegiatan
anggota kelompok bisa memahami materi pembelajaran yang berpusat pada siswa,
pelajaran dengan baik [2]. Salah satu sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih
model pembelajaran yang memungkinkan baik [6].
siswa untuk berinteraksi satu sama lain Model pembelajaran kooperatif tipe
dan lebih dapat memahami materi Think Pair Share adalah suatu model
pelajaran adalah model pembelajaran pembelajaran kooperatif yang memberi
kooperatif [3]. Model pembelajaran siswa waktu untuk berpikir dan
kooperatif adalah satu model merespons serta saling bantu satu sama
pembelajaran yang dapat mengaktifkan lain [7] Secara ringkas pembelajaran tipe
belajar siswa [4]. Contoh dari model Think Pair Share yaitu terdiri dari tahap
pembelajaran kooperatif adalah tipe thingking (berfikir), pairing
Make a Match (Membuat Pasangan) dan (berpasangan), dan sharing (berbagi) [3].
Think Pair Share (Berpikir Berpasangan Dalam model ini guru meminta peserta
Berbagi). didik untuk memikirkan suatu topik,
Model pembelajaran kooperatif tipe berpasangan dengan peserta didik lain,
Make a Match adalah model kemudian berbagi ide dengan seluruh
pembelajararn yang dapat melatih siswa kelas [8]. Think Pair Share dapat
untuk berpartisipasi aktif dalam mengembangkan potensi siswa secara
pembelajaran secara merata dan menuntut aktif dengan membuat kelompok terdiri
siswa bekerjasama dengan anggota dari dua orang yang akan menciptakan
kelompoknya agar tanggung jawab dapat pola interaksi yang optimal,
3

mengembangkan semangat kebersamaan, aktivitas siswa, sarana prasaran


timbulnya motivasi serta menumbuhkan pembelajaran dan kurikulum.
komunikasi yang efektif [9]. Hal ini Berdasarkan hal di atas, untuk
dikarenakan bahwa tipe Think Pair Share, mengatasinya harus dilakukan beberapa
kelompok diskusi tidak terlalu banyak strategi atau membuat model
yang terdiri dari 2 orang siswa setiap pembelajaran yang lebih bermakna [12].
kelompoknya dan diskusi dengan 2 orang Berdasarkan data yang
siswa lebih efektif dibandingkan dengan diperoleh selama masa observasi awal
diskusi kelompok yang terdiri dari 4-5 pada bulan Juli 2019 di SMP Negeri 18
orang siswa [10]. Mataram diketahui bahwa nilai ulangan
Pembelajaran IPA mengarahkan harian materi sistem ekskresi siswa masih
siswa untuk mencari tahu dan melakukan rendah dengan nilai rata-rata 63,9 dan
sesuatu sehingga dapat membantu siswa ketuntasan belajar klasikal sebesar 20%.
untuk memperoleh pemahaman yang Hasil observasi kegiatan pembelajaran di
lebih mendalam tentang alam sekitar kelas menunjukkan bahwa guru belum
[11]. Namun, pembelajaran IPA di SMP menerapkan model-model pembelajaran
sebagian besar siswa merasa khususnya model pembelajaran
mendapatkan kesulitan di dalam kooperatif di kelas sehingga
mempelajarinya bahkan kadang-kadang pembelajaran menjadi kurang menarik
menakutkan sebab dalam memahami bagi siswa. Oleh karena itu guru harus
konsep dan teori IPA terdapat Bahasa dapat memilih model-model
latin yang harus dihafalkan serta pembelajaran yang tepat agar hasil belajar
ditekankan untuk memahami rumus- siswa dapat meningkat.
rumus yang ada. Fenomena tersebut jelas Berdasarkan permasalahan
membuat sebagian siswa merasa berat di tersebut, solusi yang dapat diberikan
dalam mempelajari di bidang IPA adalah dengan penggunaan model
sehingga berdampak pada rendahnya pembelajaran kooperatif tipe Make a
prestasi belajar siswa . Rendahnya hasil Match dan Think Pair Share Think Pair
belajar IPA Biologi siswa sangat Share yang mana kedua model ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor memiliki keunggulan dalam
diantaranya adalah faktor strategi mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
pembelajaranyang dapat melibatkan Hal ini dilakukan agar guru dapat
4

menambah variasi model pembelajaran Match dan kelas eksperimen II (kelas


yang digunakan di kelas agar hasil belajar VIII A yang berjumlah 27 siswa) sebagai
siswa meningkat sesuai yang diharapkan. kelas yang diberikan model Think Pair
Oleh karena itu, maka dilakukan suatu Share. Penentuan kelas eksperimen
penelitian mengenai Perbedaan Hasil menggunakan teknik simple random
Belajar Antara Penggunaan Model sampling.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Variabel bebas (Variabel
Match (Membuat Pasangan) dengan Tipe independent) dalam penelitian ini adalah
Think Pair Share (Berpikir Berpasangan penggunaan model pembelajaran
Berbagi) dalam Pembelajaran Sistem kooperatif tipe Make a Match dan model
Ekskresi pada Siswa Kelas VIII SMPN pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
18 Mataram Tahun Ajaran 2019/2020 Share. Sedangkan variabel terikatnya
(variabel dependent) adalah hasil belajar
II. Bahan dan Metode kognitif siswa dalam pembelajaran
METODE PENELITIAN tentang sistem ekskresi manusia.
Penelitian ini merupakan penelitian Instrumen penelitian yang digunakan
eksperimen semu. Penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif
dilaksanakan di SMPN 18 Mataram pada menggunakan tes tertulis dalam bentuk
semeter ganjil tahun ajaran 2019/2020. tes objektif (lampiran …..).
Desain dalam penelitian ini menggunakan Berdasarkan analisis data yang
dua kelas, dan kedua kelas sampling diperoleh diketahui bahwa varians data
diberikan perlakuan yang sama. Tahapan homogen dan telah terdistribusi normal,
dalam penelitian adalah melalui pre-test selanjutnya dilakukan uji hipotesis
dan post-test. dengan menggunakan uji statistik
Populasi dalam penelitian ini adalah parametris. Data hasil belajar siswa
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 18 berupa nilai rata-rata gain score
Mataram sejumlah 55 siswa yang terbagi kemudian dianalisis menggunakan uj-t.
ke dalam 2 kelas. Sedangkan sampel yang Uji hipotesis dianalisis dengan
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari menggunakan uji statistik parametrik
2 kelas yaitu kelas eksperimen I (kelas Rumus yang digunakan untuk
VIII B yang berjumlah 28 siswa) sebagai menguji hipotesis adalah rumus pooled
kelas yang diberikan model Make a variances dengan bantuan SPSS 25.0 for
5

Windows pada taraf signifikan 5%.. Terendah 13,3 66,6 3,3 60


Rata-rata 35,7 79,3 39,6 74,3
Adapun ketentuannya sebagai berikut: Ketuntasan
57,14% 48,15%
belajar
jika pvalue < α, maka H0 ditolak dan Ha Gain score 43,6 34,7
Selisih gain score 8,9
diterima. Sedangkan jika pvalue > α, maka
H0 diterima dan Ha ditolak. Untuk Hasil belajar siswa sebelum

menentukan nilai signifikansi digunakan diberikan perlakuan untuk kelas yang

kaidah-kaidah berikut; 1) jika p<0,01 menggunakan model Make a Match

maka sangat signifikan, 2) jika p<0,05 diperoleh nilai rata-rata pre-test sebesar

maka signifikan, 3) jika p<0,15 maka 35,7 dan kelas yang menggunakan model

cukup signifikan, 4) jika p<0,30 maka Think Pair Share diperoleh nilai rata-rata

kurang signifikan, dan 5) jika p>0,30 pre-test 39,6. Hasil belajar siswa setelah

maka tidak signifikan. [21] diberikan perlakuan untuk kelas yang


menggunakan model Make a Match

HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh nilai rata-rata post-test yaitu

1. Hasil Penelitian 79,3 dan nilai rata-rata post-test pada

A. Hasil Belajar Kognitif Siswa yang kelas yang menggunakan model Think

Diajar dengan Model Make a Match Pair Share yaitu 74,3. Selain Itu,

dan Model Think Pair Share pada diperoleh persentase ketuntasan belajar

Pembelajaran Sistem Ekskresi siswa setelah diberikan perlakuan yakni

Perbedaan Pre-test dan Post-test pada kelas yang diajar dengan model

hasil belajar siswa dalam pembelajaran Make a Match sebesar 57,14% sedangkan

yang menggunakan model pembelajaran pada kelas yang diajar dengan model

kooperatif tipe Make a Match dan model Think Pair Share sebesar 48,15%.

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Berdasarkan hasil perhitungan gain

Share dapat dilihat pada Tabel 1. score, siswa yang diajar dengan

Tabel 1 Perbedaan pre-test dan menggunakan model pembelajaran


post-test pada hasil belajar siswa yang kooperatif tipe Make a Match
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match dan tipe memperoleh nilai rata-rata gain score
Think Pair Share sebesar 43,6. Sedangkan siswa yang
Model Make a Model Think
Match Pair Share diajar dengan menggunakan model
Statistik Pre
Pre- Post- Post- pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
-
test test test
test
Share memperoleh nilai rata-rata gain
Jumlah Siswa 28 28 27 27
Tertinggi 56,6 96,6 66,6 90
6

score sebesar 34,7. Berdasarkan data model pembelajaran kooperatif tipe Think
tersebut, diketahui bahwa hasil belajar Pair Share (Berpikir Berpasangan
siswa yang diajarkan dengan Berbagi) dalam pembelajaran Sistem
menggunakan model Make a Match lebih Ekskresi di kelas VIII SMPN 18 Mataram
tinggi dibandingkan dengan model Think Tahun Ajaran 2019/2020.
Pair Share dengan selisih rata-rata gain C. Keterlaksanaan RPP
score sebesar 8,9. Keterlaksanaan RPP diukur
B. Uji Hipotesis (Uji-t) Gain score menggunakan lembar observasi
Uji hipotesis dianalisis dengan keterlaksanaan RPP yang di amati oleh
menggunakan uji statistik parametrik observer. Tujuan dilakukannya adalah
yaitu uji-t jenis independent sample t-test. untuk mengetahui persentase
Berdasarkan hasil analisis data hasil terlaksananya proses pembelajaran
penelitian diketahui bahwa data berdasarkan kegiatan yang tercantum di
terdistribusi normal dan varians data RPP. Keterlaksanaan pembelajaran
homogen, maka uji-t yang digunakan tersebut juga dinilai untuk mengetahui
yaitu pooled variances dengan bantuan apakah pelaksanaan pembelajaran
SPSS 25.0 for Windows pada taraf termasuk kategori sangat baik, baik,
signifikan 5%. Data yang dianalisis kurang, atau kurang sekali. Berdasarkan
dengan menggunakan uji-t adalah nilai data pada lembar observasi dapat
rata-rata post-test dikurangi nilai rata-rata diketahui bahwa persentase terlaksananya
pre-test (nilai rata-rata gain score). pembelajaran di atas 85%. Ini
Hasil analisis uji-t gain score menunjukkan bahwa keterlaksanaan
menunjukkan bahwa nilai nilai p-value = pembelajaran sangat baik dan sesuai
0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Sesuai dengan kegiatan yang tercantum di RPP.
dengan kriteria pengujian hipotesis, dapat 2. Pembahasan
disimpulkan bahwa dari hasil perhitungan A. Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan

uji-t ini, H0 ditolak dan Ha diterima. Hal Menggunakan Model Make a Match

ini membuktikan bahwa hasil belajar dalam Pembelajaran Sistem Ekskresi

yang menggunakan model pembelajaran Analisis data hasil penelitian

kooperatif tipe Make a Match (Membuat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

Pasangan) berbeda sangat signifikan hasil belajar siswa yang mengikuti

dengan hasil belajar yang menggunakan pembelajaran dengan model


7

pembelajaran kooperatif tipe Make a mengingat-ingat materi yang dimaksud


Match. Hal ini dibuktikan dengan adanya dalam kartu tersebut, sehingga ketika
peningkatan hasil belajar siswa dilihat berkomunikasi dengan teman lainnya
dari perolehan nilai rata-rata gain score untuk mencari pasangan atas soal atau
yakni sebesar 43,6 dengan ketuntasan jawaban dari kartu yang dimilikinya akan
belajar siswa mencapai 57,14%. Sejalan lebih mudah dan cepat. Hal ini sejalan
dengan penelitian Aqil [5], Nurhikmah dengan pendapat dari Sofyan dan Uno
[13], dan Munir [6] bahwa penerapan [14] bahwa suasana pembelajaran yang
pembelajaran kooperatif make a match menarik dan menyenangkan membuat
dapat meningkatkan hasil belajar IPA proses belajar menjadi bermakna bagi
biologi siswa. Selain itu, persentase siswa. Sesuatu yang bermakna akan
keterlaksanaan langkah-langkah lestari diingat, dipahami atau dihargai.
pembelajaran dengan model Make a Model pembelajaran Make a Match
Match dalam penelitian ini tergolong menuntut siswa untuk dapat bersaing
sangat baik. dalam menyelesaikan tugas yaitu
Peningkatan hasil belajar siswa yang memasangkan kartu soal dan jawaban.
diajarkan dengan model Make a Match Ketika siswa memasangkan kartu, mereka
disebabkan karena model ini dapat saling berkompetisi untuk menjadi yang
meningkatkan semangat belajar siswa terbaik. Hal ini didukung oleh pendapat
karena adanya unsur permainan, Sofyan dan Uno [14] bahwa suasana
pembelajaran menjadi lebih menarik dan persaingan akan memberikan kesempatan
menyenangkan, siswa juga tidak cepat kepada para siswa untuk mengukur
merasa jenuh dan bosan, sehingga dapat kemampuan dirinya melalui kemampuan
memotivasi dan melibatkan siswa secara orang lain, dan akan menimbulkan upaya
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa belajar yang sungguh-sungguh. Model
dilatih untuk dapat menguasai materi pembelajaran Make a Match dapat
secara cepat, berkomunikasi dan membuat aktivitas siswa di kelas
bekerjasama dengan baik, misalnya meningkat dan membuat siswa dapat
ketika masing-masing siswa mendapat bekerjasama dengan siswa yang lain
kartu soal atau jawaban tentang organ- dengan baik. Hal ini sesuai dengan
organ sistem ekskresi dan fungsinya yang pendapat Huda [15] bahwa model
diberikan oleh guru, siswa akan pembelajaran Make a Match dapat
8

meningkatkan aktivitas belajar siswa, siswa yang ada pada lembar kerja siswa,
baik secara kognitif maupun secara fisik, diinstruksikan supaya berpikir (think)
menyenangkan, efektif sebagai sarana dalam mencari jawaban atas pertanyaan
melatih keberanian siswa untuk tersebut. Hal ini penting untuk
presentasi. merangsang daya pikir siswa sebelum
B. Hasil Belajar Kognitif Siswa dengan sampai pada tahap berpasangan (pair).
Menggunakan Model Think Pair Tahapan pair yaitu proses bertukar
Share dalam Pembelajaran Sistem jawaban/opini kepada masing-masing
Ekskresi pasangan sebagai output dari proses
Analisis data hasil penelitian juga berpikir pada tahapan sebelumnya.
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan Selama berdiskusi untuk menyamakan
hasil belajar siswa yang mengikuti jawaban mereka, setiap pasangan
pembelajaran dengan model Think Pair dianjurkan untuk menulis jawabannya di
Share. Hal ini dibuktikan dengan adanya lembar kerja siswa yang telah disediakan.
peningkatan hasil belajar siswa dilihat Sedangkan tahap terakhir yaitu share
dari perolehan nilai rata-rata gain score dimana pasangan yang dipilih secara acak
yakni sebesar 34,7 dengan ketuntasan bertugas untuk mengemukakan hasil
belajar siswa mencapai 48,15%. Hasil diskusinya kepada teman-teman kelasnya
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebagai kesempurnaan dari seluruh
yang dilakukan sebelumnya oleh Marlina prosedur pembelajaran yang telah
[16], Nurhaeda [17], dan Hermawati [18] dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan
bahwa penerapan pembelajaran pernyataan Ibrahim [19] bahwa think pair
kooperatif Think Pair Share dapat share memiliki prosedur yang ditetapkan
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain secara eksplisit untuk memberi siswa
itu, persentase keterlaksanaan langkah- waktu lebih banyak untuk berpikir,
langkah pembelajaran dengan model menjawab, dan saling membantu satu
Think Pair Share dalam penelitian ini sama lain.
juga tergolong sangat baik. C. Perbandingan Hasil Belajar Kognitif
Prosedur yang dijalankan dalam Siswa dengan Menggunakan Model
model pembelajaran kooperatif tipe Think Make a Match dengan Think Pair
Pair Share diawali dengan pemberian Share dalam Pembelajaran Sistem
pertanyaan oleh guru kepada seluruh Ekskresi
9

Model pembelajaran kooperatif tipe tidak sejalan dengan hasil penelitian dari
make a match (membuat pasangan) dan Permatasari dkk [20] yang menyatakan
tipe think pair share (berpikir bahwa tidak terdapat perbedaan model
berpasangan berbagi) memiliki beberapa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
persamaan. Kedua model tersebut Share dan Make a Match terhadap hasil
termasuk model pembelajaran kooperatif belajar siswa.
yang bekerja secara berpasangan. Selain Terjadinya perbedaan hasil belajar
itu, keduanya terbukti dapat siswa ini disebabkan beberapa hal.
meningkatkan hasil belajar siswa pada Selama proses pembelajaran dengan
materi Sistem Ekskresi. Namun model Think Pair Share berlangsung,
berdasarkan analisis data hasil penelitian, banyak siswa yang terlihat kurang begitu
setelah dilakukan uji beda (uji-t) nilai antusias dalam mengikuti pembelajaran.
gain score pada kedua kelas dengan Hal tersebut dikarenakan proses
bantuan SPSS 25.0 diperoleh hasil bahwa pembelajaran menggunakan model
p-value = 0,001 lebih kecil dari α = 0,05 pembelajaran Think Pair Share dinilai
pada taraf kepercayaan 95%. Sehingga kurang menarik oleh siswa, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa cenderung menyepelekan dan
siswa yang menggunakan model kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe Make a pembelajaran di kelas. Siswa terlihat
Match (Membuat Pasangan) berbeda kurang tertarik untuk mengerjakan LKS,
sangat signifikan dengan hasil belajar siswa terlihat tidak memperhatikan
siswa yang menggunakan model pembelajaran karena siswa lebih tertarik
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair untuk mengobrol dengan teman-
Share (Berpikir Berpasangan Berbagi) temannya, hanya beberapa siswa saja
dalam pembelajaran Sistem Ekskresi di yang menyelesaikan tugas dengan baik.
kelas VIII SMPN 18 Mataram Tahun Selain itu, beberapa pasangan hanya
Ajaran 2019/2020, yaitu hasil belajar mengandalkan pasangannya dalam
siswa yang diajarkan dengan menyelesaikan tugas, akibatnya banyak
menggunakan model Make a Match lebih siswa yang tidak menjawab pertanyaan
tinggi dibandingkan dengan model Think secara lengkap pada LKS masing-masing.
Pair Share dengan selisih rata-rata gain Berbeda dengan siswa yang mengikuti
score sebesar 8,9. Hasil penelitian ini pembelajaran dengan menggunakan
10

model Make a Match dimana siswa menggunakan model Make a Match lebih
telihat lebih aktif dan antusias sehingga tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kegiatan belajar menjadi lebih siswa yang menggunakan model Think
menyenangkan dan materi yang dipelajari Pair Share dalam pembelajaran tentang
lebih melekat dalam memori siswa. sistem ekskresi di kelas VIII SMPN 18
Siswa terlihat sangat antusias dan Mataram Tahun Ajaran 2019/2020.
semangat dengan adanya permainan kartu
make a match sehingga pembelajaran DAFTAR PUSTAKA

tidak terkesan kaku dan membosankan. [1] Rusman. 2016. Model-Model


Pembelajaran Mengembangkan
Hal ini sejalan dengan tujuan dari model Profesionalisme Guru. Jakarta: PT.
make a match yaitu sebagai pendalaman Rajagrafindo Persada.
materi, penggalian materi, dan [2] Nisa, R. 2014. Penerapan
edutainment [15]. Hal tersebut Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Pada
menyebabkan hasil belajar siswa Pembelajaran Matematika Di
menggunakan model pembelajaran Make Kelas XI IPS SMA Negeri 2
Padang Panjang. Jurnal
a Match berbeda dengan siswa yang Pendidikan Matematika: Part 2
menggunakan model pembelajaran Think (Vol. 3 No. 1 2014). Hlm. 23-28 '

Pair Share. [3] Ekawati, H. 2016. Perbedaan


Penerapan Model Pembelajaran
Pembelajaran Kooperatif Tipe
KESIMPULAN Think-Pair-Share Dan
Pembelajaran Konvensional Pada
Berdasarkan hasil penelitian dan Kelas VII SMP Negeri 10
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Samarinda. Jurnal Pendas
Mahakam.Vol.1(1).54-64.
hasil belajar yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a [4] Lie, A. 2008. Cooperative Learning:
Mempraktikkan Cooperative
Match (Membuat Pasangan) berbeda Learning di Ruang-ruang Kelas.
sangat signifikan dengan hasil belajar Jakarta: PT Grasindo.

yang menggunakan model pembelajaran [5] Aqil, D. I. 2018. Penerapan Model


Pembelajaran Kooperatif Make a
kooperatif tipe Think Pair Share Match Untuk Meningkatkan Hasil
(Berpikir Berpasangan Berbagi) dalam Belajar IPA Biologi SMP pada
Sub Bab Sistem Pencernaan.
pembelajaran Sistem Ekskresi di kelas Jurnal Pendidikan Biologi
VIII SMPN 18 Mataram Tahun Ajaran Universitas Muhammadiyah
Metro Vol 9. No 1.
2019/2020, yaitu hasil belajar siswa yang
11

[6] Munir, M. K. 2017. Pengaruh Model Penerapan Model Pembelajaran


Pembelajaran Make a Match Kooperatif Tipe Make a Match
terhadap Hasil Belajar Siswa Di Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas VII SMP Yapis Manokwari. Pada Mata Pelajaran Biologi di
Keguru: Jurnal Ilmu Pendidikan SMP Negeri 10 Palembang.
Dasar Halaman 120-129. Skripsi. Palembang: UIN Raden
Fatah Palembang.
[7] Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Pembelajaran INOVATIF dalam [14] Sofyan, H., & Uno, H. B. (2004).
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Teori Motivasi dan Aplikasinya
Arruzz Media. dalam Penelitian. Gorontalo:
Penerbit Nurul Jannah.
[8] Muthoharoh, N. B. 2017. Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif [15] Huda, M. 2014. Model-model
Think Pair Share (TPS) Terhadap Pengajaran dan Pembelajaran.
Hasil Belajar Bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jurnal SAP Vol. 2 No. 1. 33-42. [16] Marlina, L. 2011. Pengaruh Model
[9] Rahardian, S., Yerizon., dan Arnellis. Cooperative Learning Teknik
2012. Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Hasil
Tipe Think Pair Share dalam Belajar Biologi Pada Konsep
Pembelajaran Matematika. Jurnal Sistem Peredaran Darah. Skripsi.
Pendidikan Matematika. 1 (1): 15. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
[10] Ernasari, F. Pengaruh Model [17] Nurhaeda. 2016. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Think Pair Share Dan Gaya
Berbantuan Peta Konsep Kognitif Terhadap Hasil Belajar
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Mata Pelajaran
Materi Pokok Sistem Koloid Pada Biologi Kelas XI IPA MAN 2
Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Model PALU. Jurnal Mitra Sains,
MATARAM. Jurnal Skripsi Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm
Program Studi Pendidikan Kimia 40-49.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mataram [18] Hermawati, L. 2010. Pengaruh
Model Pembelajaran Think Pair
[11] Susanti, A. & Wijayanti, A. 2017. Share Terhadap Hasil Belajar
Think Pair Share: Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem
IPA Dan Kerjasama Siswa. Jurnal Reproduksi Manusia. Skripsi.
Pijar MIPA, Vol. XII No.2, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
September 2017: 51-59.
[19] Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran
[12] Mahyaeny. 2015. Penerapan Model Kooperatif. Surabaya: Universitas
Pembelajaran Kooperatif Tipe Negeri Surabaya.
TPS (Think Pair Share) Untuk [20] Permatasari, I. Yulita, I., & Adriani,
Meningkatkan Aktivitas Belajar N. 2019. Komparasi Penggunaan
IPA Biologi Kelas VIII.5 SMPN 4 Model Pembelajaran Kooperatif
MATARAM. J. Pijar MIPA, Vol. Tipe Think Pair Share (TPS) dan
X No.1, Maret 2015: 43-48. Make-A Match (MM) Terhadap
[13] Nurhikmah, S. 2017. Pengaruh Hasil Belajar Siswa. Artikel
12

Skripsi. Program studi Pendidikan


Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
[21] Hadi, S. 2015. Statistik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai