BAB IV
CERITA RAKYAT
1. Hikayat
Pengertian
Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang
mengisahkan kehidupan keluarga istana atau kaum bangsawa,
orang-orang ternama, orang suci di sekitar istana dengan
segala kesaktian, keanehan dan mukjizat tokoh utamanya.
Hikayat kadang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat
hidup, yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak
masuk akal dan penuh keajaiban.
Dalam KBBI offline 1.1 menyebutkan bahwa hikayat
adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yg berisi
cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan,
historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk
pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk
meramaikan pesta.
Unsur-unsur Hikayat
Unsur-unsur dalam hikayat tidak jauh berbeda dari prosa-
prosa lainnya. Ia dibangun oleh unsur intrinsic dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita dari dalam.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita
dari luar. Berikut ini adalah unsur-unsur instrinsik dalam
sebuah hikayat:
Tema, merupakan gagasan yang mendasari cerita.
Alur, merupakan jalinan peristiwa dalam cerita.
Latar, merupakan tempat, waktu, dan suasana yang
tergambar dalam cerita.
Tokoh, merupakan pemeran cerita. Penggambaran watak
tokoh disebut penokohan.
Amanat, merupakan pesan yang disampaikan pengarang
melalui cerita.
Sudut pandang, merupakan pusat pengisahan dari mana
suatu cerita dikisahkan oleh pencerita.
Gaya, berkaitan dengan bagaimana penulis menyajikan
cerita menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan
lainnya.
HIKAYAT SI MISKIN
Fathur rohman ⇴⇴⇴ C e r i t a r a k y a t
38
Karya Com.Birayang
3. Legenda.
Fathur rohman ⇴⇴⇴ C e r i t a r a k y a t
42
Pengertian
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang
empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh
terjadi. Menurut Danandaja (2002) legenda bersifat sekuler
(keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu
lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal
sekarang. Selain itu menurut Alan Dundes jumlah legenda di
setiap kebudayaan jauh lebih banyak daripada mite dan
dongeng. Hal ini disebabkan jika mite hanya mempunyai
jumlah tipe dasar yang terbatas, seperti penciptaan dunia dan
asal mula terjadinya kematian, namun legenda mempunyai
jumlah tipe dasar yang tidak terbatas, terutama legenda
setempat, yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan
legenda yang dapat mengembara dari satu daerah ke daerah
lain (migratory legends).
Ciri-Ciri Legenda
Yus Rusyana (2000) mengemukakan beberapa ciri legenda,
yaitu:
Legenda merupakan cerita tradisional karena cerita
tersebut sudah dimiliki masyarakat sejak dahulu.
Ceritanya biasa dihubungkan dengan peristiwa dan benda
yang berasal dari masa lalu, seperti peristiwa penyebaran
agama dan benda-benda peninggalan seperti mesjid,
kuburan dan lain-lain.
Para pelaku dalam legenda dibayangkan sebagai pelaku
yang betul-betul pernah hidup pada masyarakat lalu.
Mereka itu merupakan orang yang terkemuka, dianggap
sebagai pelaku sejarah, juga dianggap pernah melakukan
perbuatan yang berguna bagi masyarakat.
Hubungan tiap peristiwa dalam legenda menunjukan
hubungan yang logis.
Latar cerita terdiri dari latar tempat dan latar waktu. Latar
tampat biasanya ada yang disebut secara jelas dan ada juga
yang tidak. Sedangkan latar waktu biasanya merupakan
waktu yang teralami dalam sejarah.
Pelaku dan perbuatan yang dibayangkan benar-benar
terjadi menjadikan legenda seolah-olah terjadi dalam ruang
4. Mitos
Mitos menurut beberapa sumber memiliki persamaan arti
yaitu sebuah cerita atau dongeng berlatar masa lampau. Orang
pertama yang memperkenalkan istilah mitos adalah Plato
adalah seorang filsuf dan matematika Yunani. Istilah Mitos
berasal dari bahasa Yunani mythos dan bahasa
Belanda mite yang berarti cerita atau perkataan. Penutur mitos
terlebih dahulu telah mendengar cerita tersebut dari generasi
sebelumnya, biasanya terdapat penokohan para dewa yang
terjadi di dunia lain (kayangan) dan dihubungkan dengan
terjadinya suatu tempat, alam semesta, adat istiadat dan
dongeng masa lampau lainnya.
Mitos hampir mirip dengan legenda dan cerita rakyat yang
merupakan cerita tradisional dalam jenis yang berbeda. Yang
sedikit membedakan adalah Cerita rakyat dapat berlatar kapan
pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci
oleh masyarakat yang melestarikannya. Demikian juga dengan
legenda yaitu kisah yang secara tradisional dianggap benar-
benar terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih
terkini, saat dunia sudah terbentuk seperti sekarang ini
( Legenda biasanya menceritakan manusia biasa sebagai
pelaku utama, sementara mitos kepada tokoh dewa).
5. Dongeng
Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan
mengenai suatu kejadian yang luar biasa berupa fiksi atau
khayalan yang dianggap merupakan suatu hal yang tidak
mungkin terjadi. Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional
atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek
moyang yang memiliki fungsi untuk mengajarkan nilai-nilai
moral dan juga sebagai hibuaran. Dari pengertian dongeng
diatas, kita bisa mengambil point penting bahwa dongeng itu
merupakan salah satu karya sastra yang menceritakan suatu
hal fiktif untuk diambil pelajaran dan sebagai hiburan bagi
Struktur Dongeng
Sebuah dongeng dibangun oleh tiga bagian penting, yaitu
pendahuluan, isi atau peristiwa, dan penutup. Berikut
penjelasan dari masing-masing bagian dari dongeng.
Pendahuluan, berisi kalimat pengantar untuk memulai
dongeng.
Isi (Peristiwa), bagian penting dari dongeng yang isinya
mengenai urutan kejadian dari suatu peristiwa.
Penutup, bagian akhir cerita yang dibuat untuk mengakhiri
cerita.
Ciri-Ciri Dongeng Yang Benar
Seperti layaknya cerita-cerita yang lain, dongeng memilki
beberapa ciri yang membedakannya dengan bentuk cerita yang
lain. Berikut beberapa ciri-ciri dongeng yang benar.
Diceritakan dengan alur yang sederhana.
Alur cerita singkat dan cepat.
Tokoh yang ada tidak diceritakan secara detail.
Peristiwa yang ada didalamnya kebanyakan fiktif atau
khayalan.
Ditulis dengan gaya pencitraan secara lisan.
Lebih menekankan pada bagian isi atau persitiwa.