Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 2

Nama: Muhammad Izzaib

Kelas: Manajemen 1D

NIM: 044325158

NO: 18

1. A.) Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak
menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus
dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku.
B.) perilaku etis adalah adopsi moral dan etika untuk menjalankan bisnis dan kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip perilaku dan standar untuk menilai hasil.
C.) Kode Etik adalah peraturan internal Perusahaan yang berisikan sistem nilai, etika
bisnis, etika kerja, komitmen serta penegakan peraturan-peraturan Perusahaan bagi
Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai Perseroan, entitas anak serta afiliasinya dalam
menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya, serta dalam berinteraksi.
D.) Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) adalah
pendekatan bisnis dengan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang
berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh
pemangku kepentingan.
E.) Bentuk kepemilikan bisnis adalah suatu bentuk kegiatan bisnis yang dilihat dari segi
pemilik / pendirinya, sumber modalnya, dan tujuan pendiriannya, sehingga terdapat
berbagai macam bentuk kepemilikan bisnis.
F.) Perusahaan perseorangan adalah suatu perusahaan atau bentuk bisnis yang paling
sederhana yang dimiliki oleh pemilik tunggal sedangkan pengusaha perorangan adalah
pemilik dari suatu perusahaan perseorangan yang memiliki kendali penuh atas bisnis
tersebut.
G.) Business partnership atau kemitraan merupakan suatu bentuk kerjasama dua orang
atau lebih yang bersama-sama memiliki sebuah bisnis dengan tujuan menghasilkan laba.
Hal ini membuat bisnis partnership menjadi salah satu cara yang paling umum untuk
mencapai kesuksesan dalam berbisnis.
H.) korporasi merupakan perusahaan atau badan usaha yang sangat besar atau
beberapa perusahaan yang dikelola dan dijalankan sebagai satu perusahaan besar.

2. A.) Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa
suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. Dari
prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.\

B.) teori hak, dalam teori ini diartikan sebagai watak yang diperoleh seseorang yang
memungkinkannya bersikap baik secara moral.

C.) menyatakan bahwa setiap keputusan yang diambil diasumsikan menganut prinsip
keadilan, kesamaan dan obyektif .
3. Steade Et Al. Steade dan rekan-rekannya mengungkapkan bahwa etika bisnis adalah
standar etika yang berhubungan dengan tujuan dan cara untuk mengambil suatu keputusan
bisnis

4. A. Menentukan Prioritas untuk Membangun Budaya Perusahaan.

Langkah pertama dan paling utama yang harus kita lakukan adalah menetapkan
nilai-nilai penting apa saja yang akan kita masukkan ke dalam kode etik bisnis. Eits,
jika ada nilai-nilai, maka jangan lupa untuk menyertakan batasan-batasan apa saja
yang tidak boleh dilanggar di dalam kode etik bisnis.

B. Meminta Masukan atau Umpan Balik dari Para Karyawan.

Sayangnya, banyak perusahaan yang mengabaikan hal ini, sehingga ini menjadi
kesalahan umum yang paling sering mereka lakukan. Langkah kedua yang perlu kita
lakukan adalah mengajak para karyawan untuk berdiskusi dalam perancangan kode
etik bisnis. Ajak mereka untuk memberikan masukan atau umpan balik tentang
kode-kode etik apa saja yang baik untuk diterapkan di dalam perusahaan.

C. Melarang Adanya Beberapa Tindakan Tertentu.

Seringkali lingkungan kerja yang tadinya terasa damai, tiba-tiba berubah menjadi
lingkungan kerja yang tidak kondusif lagi. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena
adanya beberapa dilema yang melanggar etika bisnis, sehingga jika terus dibiarkan
akan menjadi masalah yang berlarut-larut.

D. Jangan Langsung Menggunakan Bantuan Pengacara untuk Menyusun Kode Etik


Bisnis

Sebenarnya, penyusunan kode etik bisa dilakukan sendiri oleh para pemimpin
perusahaan dengan mengajak seluruh karyawan untuk terlibat. Terlebih lagi, jika
bisnis kita masih terbilang cukup kecil, maka perusahaan kita belum memiliki
kewajiban yang tinggi dan masih memiliki risiko bisnis yang rendah. Semua kode etik
bisa didiskusikan bersama-sama, karena kita lah yang akan menerapkannya nanti.
Oh ya, jika bisnis rekan pembaca sudah memiliki karyawan lebih dari 20 orang,
jangan lupa untuk merekrut staf Human Resource yang akan membantu kita dalam
menerapkan budaya perusahaan positif kepada seluruh karyawan.

E. Jangan Memusingkan Hal-Hal Kecil yang Sepele.

Langkah kelima yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa kode etik yang
kita buat tidak terlalu kelewatan spesifik, sehingga tidak akan kesan yang “ribet”
atau “menyusahkan orang lain”. Intinya, kita tidak perlu memusingkan hal-hal
kecil yang sebenarnya sangat sepele. Bahkan, mungkin tidak memiliki pengaruh
apapun.

Hampir dalam setiap perusahaan, karyawan ingin merasa bahagia dan rileks di
akhir pekan. Namun jika kita selalu memusingkan hal-hal kecil yang sepele,
karyawan mungkin tidak akan merasakan kebahagiaan tersebut. Intinya, tulis dan
sertakan hal-hal signifikan yang memang memberikan pengaruh besar di dalam
kode etik bisnis kita, bukan hal-hal kecil yang sangat sepele.
F. Tunjuk Petugas Kepatuhan yang akan Bertanggung Jawab terhadap Penerapan
Kode Etik Bisnis Anda.

Semua karyawan dan pihak manajemen mungkin akan menerapkan kode etik
bisnis dengan sangat baik. Namun, kita tetap perlu menunjuk satu atau beberapa
orang yang nantinya akan menjadi tim petugas kepatuhan atau tim yang
bertanggung jawab atas penerapan kode etik bisnis di dalam perusahaan
tersebut.

5. Isu sistemik yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan etika yang timbul


mengenai lingkungan dan sistem yang menjadi tempat beroperasinya suatu bisnis
atau perusahaan: ekonomi, politik, hukum, dan sistem-sistem sosial lainnya.

6.

A.) Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab
atas produksi dan penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang
dihasilkan harus bisa membawa manfaat.

B.) Perusahaan bertanggung jawab dalam memberikan rasa aman kepada


karyawannya, memperlakukan karyawan dengan layak dan tidak membeda-
bedakan, serta memberikan kesempatan yang sama pada karyawan untuk
mengembangkan diri.

C.) Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya


kepada kreditor. Jika mengalami masalah keuangan dan tidak mampu memenuhi
kewajibannya, maka perusahaan harus menginformasikannya kepada kreditor.

D.) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk
berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai