Anda di halaman 1dari 28

BEST PRACTICE

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK


DENGAN METODE PEMBELAJARAN TEAM
QUIZ LITERASI EKONOMI

Disusun Oleh :
Arinaya Al Fatah, S.Pd

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANGGUL
2021

1
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2
TANGGUL
Jl. Salak No. 126 Telepon (0336) 441014 Tanggul
Email: sma2_tanggul39@yahoo.com. Website: smanegeri2tanggul.sch.id
JEMBER

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

NAMA : Arinaya Al Fatah, S.Pd


NIP :-
JABATAN : GTT
UNIT KERJA : SMA NEGERI 2 TANGGUL

Dengan ini menyatakan bahwa laporan pengalaman terbaik (Best


Practice) dengan judul :

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DENGAN


METODE PEMBELAJARAN TEAM QUIZ LITERASI
EKONOMI

adalah asli karya saya sendiri

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan


apabila di kemudian hari terbukti tidak benar saya bersedia menerima
sanksi

Jember, 20 September 2021


Yang membuat pernyataan,

2
Arinaya Al Fatah, S.Pd
NIP. -

3
LEMBAR PENGESAHAN

BEST PRACTICE yang berjudul PENINGKATAN


KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK DENGAN METODE
PEMBELAJARAN TEAM QUIZ LITERASI EKONOMI

Penulis
NAMA : Arinaya Al Fatah, S.Pd
NIP :-
JABATAN : GTT
UNIT KERJA : SMA NEGERI 2 TANGGUL

Mengetahui: Jember, 20 September 2021


Kepala Sekolah, Yang membuat pernyataan,

Imam Suja’i, S.Pd, MM Arinaya Al Fatah, S.Pd


NIP. 19700305 200012 1 004 NIP. -

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya,


yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, serta kemudahan dan
kelapangan, sehingga penulis mendapat bimbingan dan kemudahan dalam
menyelesaikan penyusunan best Practice dengan judul “Peningkatan
Kemandirian Peserta Didik Dengan Metode Pelajaran Team Quiz Literasi
Ekonomi Di SMA Negeri 2 Tanggul” Di dalam penulisan Best Practise ini
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Imam Suja’i, S.Pd, MM Kepala SMA Negeri 2 Tanggul yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Bapak, Ibu guru dan Karyawan Negeri 2 Tanggul yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
3. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan
Best Practise ini.
Semoga Best Practice yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak.

Penulis

4
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAN KEASLIHAN NASKAH..........................................1
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................2
ABSTRAK................................................................................................3
KATA PENGANTAR...............................................................................4
DAFTAR ISI.............................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................6
1.2 Perumusan Masalah..............................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................9
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Strategi Metode Pembelajaran Teams Quis.....................................10
2.2 Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan............................................11
2.3 Implementasi Strategi Pemecahan Masalah…................................12

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................16


3.1 Strategi Pemecahan Masalah Dengan Metode Team Quis.............16
3.2 Kendala Kendala yang Dihadapi.....................................................19
3.3 Faktor Faktor Pendukung.................................................................20
3.4 Alternatif Pengembangan.................................................................20
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…..................................................................................21
4.2 Saran….............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................23

5
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pentingnya kemandirian bagi perserta didik dapat di lihat dari situasi


kompleksitas kehidupan dewasa ini, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan peserta didik. Pengaruh kompleksitas kehidupan
terhadap peserta didik terlihat dari berbagi fenomena yang membutuhkan
perhatian dari dunia pendidikan, seperti: perkelahian antar pelajar, penyalah
gunaan obat dan alkohol, perilaku menyimpang dan berbagai perilaku
menyimpang yang sudah mengarah pada tindak kriminal. Dalam
konteksproses belajar, dewasa ini tampaknya berkembang suatu gejala yang
cukup mengkhawatirkan para pendidik, yakni adanya krisis motivasi terutama
pada peserta didik sekolah menengah. Gejala yang ditunjukkannya antara lain
berkurangnya perhatian peserta didik untuk belajar, kelalaian dalam
mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah, menunda persiapan ulangan, serta
pendangan “asal lulus” atau “asal naik kelas”. Terlihat adanya fenomena
peserta didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang dapat menimbulkan
gangguan mental. Setelah memasuki pendidikan tinggi, kebiasaan belajar
yang kurang baik, seperti: tidak betah belajar lama atau belajar hanya
menjelang ujian, menyontek, membolos dan mencari bocoran soal ujian.
Menurut Budhiman dkk, (2017: iii) nilai karakter mandiri merupakan
sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan
segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-

cita. Bentuk kemandirian bisa berupa kemandirian emosi, ekonomi,


intelektual dan sosial (Havighurst, 2002) atau kemandirian emosional,
tingkah laku dan nilai Steiberg, 2003). Beberapa penelitian menjelaskan

6
bahwa kemandirian tumbuh dari proses internalisasi nilai-nilai lingkungan
dengan peserta didik dan proses pembelajaran yang efektif. Proses
pembelajaran harus memperhatikan perkembangan kognitif/ intelektual
peseerta didik, manipulasi dan internalisasi individual (Piaget) melalui
pemodelan tingkah laku (Bandura), penemuan (Bruner) atau learning
community (Vygotsky).

Kemandirian dalam perspektif ilmu ekonomi adalah berpikir kritis,


pemecahan masalah dan berpikir rasional. Dengan pengiriman uang
olehorang tua biasanya ditransfer atau diantarkan setiap bulannya, peserta
didik dituntut mampu mengelola sumber daya uang dan berpikir tingkat
tinggi dalam pengalokasinnya supaya cukup atau bahkan lebih untuk satu
bulan. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah kemandirian ekonomi
(literasi ekonomi).
Fenomena di lapangan tentang literasi ekonomi peserta didik secara
umum masih rendah, terbukti dengan sikap konsumtif dan banyaknya

perilaku dalam kehidupan sehari-hari tidak berpedoman pada teori-teori


ekonomi, namun lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Literasi
ekonomi sangat terkait dengan pembelajaran ekonomi di sekolah, sebab mata
pelajaran ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
rasional, dan kecenderungan perilaku terutama pada pengambilan keputusan
ekonomi. Hasil kajian teoritis dan empiris dari beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa literasi ekonomi merupakan hasil belajar yang
dipengaruhi banyak faktor baik dalam proses pembelajaran, penilaian maupun
faktor lingkungan. Peserta didik merupakan cikal bakal masyarakat terdidik,
oleh sebab mempersiapkan peserta didik untuk melek ekonomi menjadi
keharusan.
Hasil Program for International Student Assessment (PISA) tahun

7
2012 yang menyatakan bahwa mayoritas peserta didik di Indonesia pada usia
15 tahun belum memiliki literasi dasar (membaca, matematika, sains), Hasil
studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia
menduduki peringkat 60 dari 61 negara (kompas 2016), Data The United
Nations Development Programme (UNDP) Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Indonesia peringkat 113 dari 188 negara (Republika 2016). Rendahnya
IPM Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anak-anak
Indonesia karena kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan estetika serta
pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan.
Berbagai problematika di atas bermuara pada tidak terintegrasikannya
penguatan karakter (kemandirian), literasi (ekonomi), kecakapan abad 21 dan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) dalam pembelajaran di kelas. Oleh sebab
seorang guru dituntut melakukan inovasi atau merekayasa metode
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dalam menghadapi abad 21 diperlukankarakter
kemandirian peserta didik yang tumbuh dan berkembang dari proses
pembelajaran di keluarga, sekolah dan masyarakat. Di sekolah kemandirian
dibentuk di kelas melalui interaksi antar teman dan dengan para guru. Guru
dituntut menemukan metode yang tepat untuk mengembangkan kemandirian
peserta didik secara berkelanjutan. Dari beberapa pengalaman kemandirian
muncul dari hasil membaca buku, berpikir, berdiskusi, keterlibatan,
kepahaman dan pembiasaan. Menurut penulis metode pembelajaran yang
mendekati hal tersebut adalah Team Quiz berbasis literasi ekonomi.
Memerhatikan hal tersebut, fokus permasalah dalam best practice
iniadalah “Bagaimana metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi
dapat

8
meningkatkan kemandirian peserta didik di SMA Negeri 2 Tanggul

C. Tujuan
Penulisan Best Practise ini bertujuan sebagai berikut
1. untuk memengetahui strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran
ekonomi dengan metode pembelajaran Teams Quiz
2. untuk mengetahui alasan dan hambatan dalam pembelajar ekonomi dengan
metode pembelajaran Teams Quis
3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dengan menggunakan metode Teams
Quiz
D. Manfaat
Best Practise ini di harapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagaiberikut
1. Bagi Guru
Metode ini dapat mempermudah guru dalam Pembelajaran Ekonomi di
sekolah, selain itu dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
penggunaan metode pembelajaran
2. Bagi Siswa
Metode ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan dalam
pembelajaran ekonomi

9
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Metode Pembelajaran Team Quiz


Berdasarkan permasalahan di atas strategi pemecahan masalah yang
dipilih adalah Metode Pembelajaran Team Quiz Literasi Ekonomi. Metode
pembelajaran merupakan cara yang diterapkan atau diimplementasikan oleh
seorang guru kepada peserta didik di kelas untuk mencapai tujuan tertentu
dalam pembelajaran. Team Quiz adalah strategi yang dapat meningkatkan
tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang menyenangkan.
Literasi ekonomi adalah pemahaman seseorang yang terkristalkan dalam
membuat pilihan yang cerdas terkait alokasi sumber daya. Jadi strategi ini
mendorong peserta didik untuk membaca berbagai referensi ekonomi,
mengkolaborasikan temuan dengan teman sekelas dan mengimplentasikannya
dalam kehidupan keseharian.
Secara operasional strategi pemecahan masalah bisa dijabarkan sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan guru bersama peserta didik melakukan kontrak
belajar, meliputi: pembentukan kelompok, penetapan KKM, materi,
sumber dan bahan bacaan, instrument penilaian dan reward
andpunishmet.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilaksanakan langkah-langkah metode pembelajaran Team
Quiz yaitu sebagai berikut: 1) Guru memilih topik yang biasa disajikan
dalam tiga segmen; 2) Peserta didik dibagi menjadi tiga tim; 3) Jelaskan

1
format pelajaran dan mulailaih penyajian materinya. Batasi hingga 10
menit atau kurang dari itu; 4) Perintahkan tim A untuk menyajikan kuis
jawaban singkat. Kuis tersebut harus sudah siap dalam waktu tidak lebih
dari 5 menit, tim B dan tim C menggunakan waktu ini untuk memeriksa
catatan mereka; 5) Tim A memberi kuis kepada anggota tim B, jika tim B
tidak bisa menjawab satu pertanyaan, maka tim C segera menjawabnya;
6) Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada anggota tim C dan
mengulang proses tersebut; 7) Ketika kuisnya selesai, lanjutkan tim B
sebagai pemandu kuis; dan 8) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya,
lanjutkan tim C sebagai pemandu kuis (Silberman, 2009)
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi guru menyimpulkan materi/pertanyaan yang dibahas,
melaporkan hasil penilaian, memberikan reward-punishmet dan
menyampaikan rencana tindak lanjut.

B. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Alasan penulis menggunakan metode pembelajaran Team Quiz berdasarkan
pengalaman mengajar di SMA Negeri 2 Tanggul, nilai peserta didik sebagian
masih di bawah KKM, rendahnya kemandirian peserta didik dalam
pengelolaan usaha belum bisa mengambil keputusan strategis terutama setelah
lulus SMP. Untuk meningkatkan nilai peserta didik dibangkitkan minat baca
dan latihan pada sumber-sumber yang relevan, dan untuk menumbuhkan
kemandirian peserta didik level membacanya dinaikan sampai kepahaman dan
mampu mengimplementasikan teori-teori ekonomi dalam kehidupan sehari-
hari (literat ekonomi).
Menurut Sugiyanto (2009) “Team Quiz adalah teknik pembelajaran yang
berbentuk permainan kelompok untuk meningkatkan tanggung jawab belajar
dengan suasana yang menyenangkan. Dengan metode Team Quiz diharapkan
1
peserta didik dapat memiliki Kecakapan Abad 21 yaitu: kecakapan berpikir
kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving skill)
melalui isu-isu terkini yang relevan, kecakapan
berkomunikasi(communication skills) melalui penyampaian materi, kreatifitas
dan inovasi (creativity and innovation) melalui soal kuis atau jawaban
pertanyaan, dan kolaborasi (collaboration) melalui kerja kelompok dan antar
kelompok. Selain itu metode ini dapat merangsang peserta didik untuk
berpikir tingkat tinggi (Higer Order Thinking Skill-HOTS).

C. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


Penulis mencoba memecahkan masalah rendahnya kemandirian peserta
didik melalui metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi.
Implementasi strategi pemecahan masalah ini diuraikan sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini guru mempersiapkan kuis dengan membuat


pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Sebelum
kuis dilaksanakan guru dan peserta didik membuat kesepakatan atau
kontrak belajar. Kesepakatan tersebut sebagian besar merupakan inisiatif
dari peserta didik. Isi kesepakatn tersebut berupa kewajiban peserta didik
untuk membaca materi sebelum kuis dimulai.
Peserta didik yang mampu menjawab kuis diberi rewad. Rewad yang
diberikan berupa nilai KKM atau hadiah yang lain. Peserta didik yang
tidak mampu menjawab kuis maka terkena punishmen. Punishmen
merupakan suatubentuk kesepakatan untuk merubah sikap peserta didik,
yang semula tidak maumembaca menjadi mau membaca.
Punishmen yang di buat merupakan ide/saran dari peserta didik dan
wajib disepakati oleh seluruh peserta didik. Punishmen yang diberikan

1
masing- masing kelas sangat dimungkinkan berbeda-beda. Guru tidak
disarankan memberikan punishmen. Fungsi guru hanya sebagai fasilitator
dalam pemberian punishmen. Hal-hal yang perlu disiapkan guru yaitu:
1) Membuat pertanyaan-pertanyaan kuis sesuai materi yang sedang
dibahas. Pertanyaan tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kartu-
kartu kuis, power point bila menggunakan LCD proyektor atau daftar
pertanyaan.
2) Akan lebih menarik bila guru membuat pertanyaan kuis pada kartu.
Satu kartu satu pertanyaan.
3) Guru membuat kartu yang berisi nama-nama peserta didik atau berisi
nomor presensi peserta didik (bisa digunakan untuk semua kelas).
4) Guru menyiapkan daftar nilai untuk mencatat peserta didik yang
mampu menjawab pertanyaan dengan benar
5) Guru menyiapkan daftar untuk mencatat peserta didik yang tidak
mampu menjawab dengan benar, sebagai bahan masukan untuk
pembinaan.

2. Tahap Pelaksanaan
Sebelum kuis dilaksanakan guru wajib memberikan modul materi,
sebagaibahan materi kuis pada pertemuan yang akan datang. Pelaksanaan
kuis dilakukan pada 15 atau 20 menit awal pelajaran. Proses ini wajib
dilakukan setiap pertemuan tatap muka. Pengkondisian semacam ini
merupakan bentuk penanaman kebiasaan peserta didik, agar selalu
membaca materi sebelum pelajaran dimulai.

Guru harus selalu mewajibkan peserta didik untuk membaca materi


yang akan datang sebanyak lebih kurang 3-5 halaman. Pelaksanaan kuis
yang dilakukan diuraikan berikut ini.
1) Sebelumnya guru sudah memberikan modul/materi pelajaran pada

1
pesertadidik dan menjelaskan isi kontrak belajar.
2) Guru membuat pertanyaan-pertanyaan untuk kuis sesuai dengan
materiyang dibaca peserta didik.
3) Setelah pembukaan guru memulai pelajaran dengan kuis selama
15 sampai 20 menit. Tujuan utama kuis adalah mengekplorasi peserta
didik apakah sudah membaca, sudah mempunyai pemahaman awal
terhadap materi yang akan disampaikan atau belum.
4) Guru meminta peserta didik untuk meneriakan yel-yel sebelum kuis
dimulai. Contoh Yel-yel yaitu: guru mengatakan Membaca, peserta
didik menjawab Semangat, Senang, Sejahtera. Atau guru mengatakan
Membaca,peserta didik menjawab Semangat, Senang, Bahagia. Atau
boleh juga gurumengatakan Literasi Ekonomi, peserta didik menjawab
Alhamdulillah,Luar Biasa, Allahu Akbar. Yel-yel dimaksudkan untuk
membangkitkan semangat peserta didik dan menanamkan benih
senang membaca tentang literasi ekonomi.

5) Guru mengajukan pertanyaan pada peserta didik, apabila tidak ada


pesertadidik yang berani mengangkat tangan untuk menjawab maka
dipilih dengan menggunakan kartu. Guru memberikan kartu yang
berisi nama- nama atau nomor presensi peserta didik dan tim. peserta
didik diminta memilih kartu tersebut, yang terpilih wajib menjawab
pertanyaan yang diajukan guru.
6) Bagi peserta didik yang mampu menjawab diberi reward berupa nilai
KKM. Bila mampu menjawab pertanyaan kedua, ketiga dan
seterusnya diberi tambahan nilai. Contoh jawaban benar pertanyaan
pertama diberi nilai 75 (KKM), kedua diberi tambahan nilai 5 point
menjadi 80, ketiga diberi tambahan nilai 5 point menjadi 85 dan
seterusnya.

1
7) Bagi peserta didik yang tidak mampu menjawab pertanyaan akan

1
diberikanpunishmen dan pengurangan nilai. punishmen yang diberikan
sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Sanksi
bukan suatu hukuman tetapi suatu alat untuk merubah peserta didik
agar mau membacamateri sebelum pembelajaran dimulai.
8) Pada akhir kuis menit ke-15 atau ke-20, guru membacakan hasil
perolehan nilai kuis maupun peserta didik yang mendapat sanksi.
9) Selesai kuis guru melanjutkan pembelajaran sebagaimana biasa.
10) Pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik membaca materi
yang akan datang sebanyak lebih kurang 3-5 halaman untuk kuis
pertemuan yang akan datang.

D. Tahap Penjelasan Materi dan Umpan Balik


Setelah kuis selesai, guru akan mendapatkan informasi yang berharga
tentang pemahaman peserta didik terhadap materi yang dikuasai peserta didik.
Guru menjelaskan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh
peserta didik atau meluruskan jawaban yang salah pada saat kuis

berlangsung dan terakhir guru memberikan umpan balik sekaligus tugas


membaca pada pertemuan berikutnya.

1
BAB III PEMBAHASAN

A. Strategi Pemecahan Masalah dengan Metode Team Quiz

Penggunaan metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dapat


dilakukan di seluruh kelas (X, XI, XII) dengan memperhatikan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar
(KD) mata pelajaran ekonomi masing-masing tingkatan. Hasil yang dicapai
dari metode ini dapat meningkatkan kemandirian peserta didik dalam aspek
intelektual, emosional dan ekonomi. Secara detail hasil yang dicapai
dijelaskan sebagai berikut:
1. Meningkatnya motivasi belajar, percaya diri dan mendorong keaktifan
peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, kecuali saat
mereka kesulitan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Selain itu
peserta didik sangat bersemangat dan senang tampil dalam menjawab
pertanyaan yang ditujukan pada Timnya atau mengambil kesempatan
untuk merebut dari Tim lain yang tidak mampu menjawab pertanyaan.
2. Meningkatnya nilai harian, Penilaian tengah semester, penilaian akhir
semester, Penilaian Akhir Tahun, dan Assesmen Nasional. Hal ini
diimbangi dengan naiknya budaya kejujuran dan hilangnya budaya
mencontek.
3. Meningkatnya mutu output sekolah dengan diterimanya lulusan di
beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam dan luar negeri.
Kalaupun tidak masuk PTN mereka keterima di Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) lewat jalur beasiswa, atau yang tidak melanjutkan mereka dapat
mandiri dengan wirausaha /meneruskan usaha orang tuanya.
4. Peserta didik mampu membuat keputusan sendiri dan tidak tergantung

1
pada orang lain, mampu memaknai seperangkat prinsip tentang benar dan

salah, tentang apa yang penting dan apa yang tidak penting. Memiliki
sikap produktif dalm mengembangkan diri, kesadaran akan etika
danhidup jujur, dan kemampuan dalam bertindak independen. Budaya
mengelola dan menghargai waktu semakin meningkat, dengan aktivitas
yang sangat padat antara kegiatan sekolah, ekstrakulikuler,

Berkurangnya sanksi kepada peserta didik dan meningkatnya budaya


penghargaan untuk memberi motivasi. Pelanggaran karenaketidakhadiran,
terlambat sekolah, membuang sampah sembarangan, kerapihan pakaian,
keterlambatan mengumpulkan tugas, sakit, izin pulangdapat diminimalisir
dan suasana sekolah lebih nyaman. Pada akhirnya peserta didik menjadi
pribadi yang bahagia, sejahtera dan bermanfaat bagiyang lain.
5. Peserta didik memiliki tingkat literasi ekonomi semakin baik, yaitu:
memahami pengetahuan dasar ekonomi, memiliki keterampilan dalam
pengambilan keputusan ekonomi, melakukan tindakan ekonomi tidak
didasarkan pertimbangan rasional, memiliki kecerdasan dalam mengelola
sumber daya ekonomi guna mencapai kesejahteraan, dan terbentuknya
lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
berwawasan ekonomi. Perilaku konsumtif mulai berkurang, peserta didik
sudah bisa membedakan mana asset mana liabilitas dan konsekuensi
membelinya. Tabungan peserta didik meningkat, karena dari awal uang
kiriman orang tua langsung disisihkan untuk tabungan/investasi.

6. Hidupnya kantin dan koperasi sekolah karena pengelolaannya sudah


mulai profesional dengan pembukuan yang rapih melalui proses
pendampingan. Barang yang dijual semakin variatif berkat kerjasama
yayasan dengan komite sekolah. Kemacetan pembayaran SPP dapat
diminimalisir, karena peserta didik sudah bisa menentukan skala

1
prioritas dalam mengatur dan

1
membelanjakan uang dari orang tuanya. Setiap peserta didik memiliki
buku kas masing-masing dan setiap bulan terbiasa menyusun laporan
keuangan sederhana.

B. Kendala-kendala yang Dihadapi


Kendala-kendala yang dihadapi saat implementasi metode pembelajaran
Team Quiz literasi ekonomi dalam meningkatkan kemandirian peserta didik
adalah sebagai berikut:
1. Belum standarnya beberapa standar pendidikan di sekolah, terutama
standar sarana prasarana perpustakaan digital dan ketersedian bahan
bacaan yang variatif dan berkualitas.
2. Pembelajaran bersifat leluasa, jika keleluasaan itu tidak optimal, maka
tujuan dari apa yang dipelajari tidak akan tercapai. Kebebasan yang
kebamblasan atau kurang fokus pada tujuan pembelajaran ditambah
kelemahan dalam mengelola kelas akan berdampak kurang maskimalnya
hasil belajar.
3. Guru cenderung memberikan punishmen/sanksi dari pada reward/
penghargaan terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini menyebabkan
demotivasi peserta didik dalam belajar dan merubah karakter. Atau guru
terlalu sering membantu peserta didik, akhirnya muncul ketergantungan
dan rendahnya kemandirian.
4. Penilaian kelompok dapat membutakan penilaian secara individu apabila
guru tidak jeli dalam pelaksanaannya, sehingga menyebabkan penilaian
yang bias untuk individu per individu.
5. Mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan waktu yang sangat
panjang, terkadang peserta didik, guru atau sekolah ingin segera
memperoleh hasilnya dengan instan tanpa melewati proses alamiahnya.

2
C. Faktor-faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung dalam implementasi metode
pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi dalam meningkatkan
kemandirian peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Dukungan teman sejawat guru ekonomi dalam memberi masukan,
perbaikan model pembelajaran dan kepala sekolah melalui
supervisi klinis. Dukungan dari pihak sekolah melalui kebijakan
budaya literasi berbasis kemandirian.
2. Antusias peserta didik dalam pembelajaran ditandai dengan
intensitas membaca meningkat, keaktifan dalam bertanya dan
menjawab, keterlibatan secara langsung, saling melengkapi dan
bekerjasama antar teman, tetapi tetap dalam bingkai persaingan
yang sehat.
3. Dukungan komite/orang tua peserta didik melalui gerakan
perpustakaan keluarga dan gerakan berbagi buku. Pada awal tahun
ajaran baru setiap peserta didik di wajibkan membawa minimal
satu buku yang nantinya dapat ditukarkan dengan temannya dan
selanjutnnya akan menjadi milik perpustakaan sekolah. Begitupun
peserta didik yang akan/telah lulus boleh menyumbangkan buku
untuk adik kelasnya melalui perpustakaan sekolah.

4. Kerjasamasa dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)


Ekonomi Kabupaten Jember dalam melakukan Trainig of Trainer
(TOT) guru tentang literasi ekonomi dan membagikan buku
literasi kesekolah.

D. Alternatif Pengembangan
Implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi
dalam meningkatkan kemandirian peserta didik masih menyisakan

2
kendala di lapangan seingga memberi peluang pengembangan. Adapun
alternatif pengembangannya adalah dengan memperbanyak variasi dari
kuis dan merekayasa bahan bacaan dengan keterpaduan antara
pendidikan di kelas, sekolah, keluarga dan komunitas/masyarakat.

Metode pembelajaran Team Quiz Bervariasi adalah suatu metode


pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kuis didalam kelas
yang terbagi ke dalam 3 segmen, ada penanya dan ada anggota kuis
(regu), dengan aturan permainan pada setiap pergantian segmen
diselingi atau divariasikan dengan tiga metode pembelajaran yaitu
metode Tebak Kata, metode Make A Match dan metode Word Square
yang bertujuan menambah semangat peserta didik untuk mengikuti
segmen berikutnya. Pergantian segmen yang dimaksud adalahproses
pergantian penanya yang diawali dari kelompok A dan seterusnya.
Menurut Santoso (2011) “Metode pembelajaran tebak kata adalah
metode pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang
berpasangan dengan kartu jawaban teka- teki”.Amin (2011)
menyatakan “Metode Make A Match adalah metode pembelajaran aktif
untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari”.
Sedangkan Word Square adalahmetode pembelajaran yang
memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam
mencocokan jawaban pada kotak jawaban (Desakoe, 2011).

Alternatif pengembangan bisa juga melalui pembelajaran terpadu


(terintegrasi) dengan kepramukaan dengan melihat ketercapaian Syarat
Kecakapan Umum (SKU) Penegak, misalnya setia membayar iuran
dengan uang diperoleh dari usaha sendiri, serta membantu Ambalan
dalam mengelola administrasi keuangan atau telah memiliki
keterampilan kewirausahaan yang dapat menghasilkan uang. Dengan
demikian guru ekonomi diberi ruang untuk menilai kecakapan siswa

2
terutama yang terkait dengan pengelolaan keuangan dan kewirausahaan.

Pengembangan lain bisa ditambah dengan metode kunjungan ke


objek sumber belajar ekonomi misalnya sentra industrI mikro, kecil
dan menengah atau apabila tidak memungkinkan boleh mengundang
guru tamu/pakar di bidang ekonomi untuk sesekali memberikan
pembelajaran ke kelas.

2
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan dan uraian pada bab-bab sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
1. Kemandirian peserta didik dilihat dari aspek intelektual, emosional
dan ekonomi mengalami peningkatan. Aspek intelektual nampak dari
meningkat-nya motivasi belajar, keaktifan, hasil belajar dan output
lulusan. Aspek emosional terlihat dari mampu membuat keputusan
sendiri dan tidak tergantung pada orang lain, mampu memaknai
seperangkat prinsip tentang benar dan salah, tentang apa yang penting
dan apa yang tidak penting. Memiliki sikap produktif dalm
mengembangkan diri, kesadaran akan etikadan hidup jujur, dan
kemampuan dalam bertindak independen. Aspek ekonomi nampak
dari perilaku rasional, tidak konsumtif, memiliki kecerdasan dalam
mengelola sumber daya ekonomi guna mencapai kesejahteraan.

2. Implementasi metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi


berjalan dengan baik sesuai dengan sintak yang telah ditetapkan,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi dan umpan
balik. Dalam perjalanannya model ini mengalami beberapa kendala
dan dukungan sehingga memungkinkan melakukan pengembangan
dengan divariasikan metode tebak kata, metode make a match dan
metode word square atau ditambahdengan kunjungan lapangan ke
objek ekonomi atau mengundang pakar ke sekolah /kelassesuai
kebutuhan.
3. Metode pembelajaran Team Quiz literasi ekonomi berperan dalam
meningkatkan minat membaca peserta didik, berpikir tingkat tinggi
dalam memecahkan masalah dan membangun karakter kemandirian
peserta didik sehingga siap menghadapi tantangan abad21.

2
B. Saran
Dari kesimpulan di atas beberapa rekomendasi yang dapat penulis
ajukan adalah sebagai berikut:
1. Guru diharapkan menjadi inspirasi dan tauladan, selalu mencoba
cara/metode baru pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik
untuk terus belajar, minimal melakukan langkah-langkah seperti yang
penulis lakukan sehingga kemandirian peserta didik dapat
ditingkatkan. Berilah pertanyaan-pertanyaan secara lisan pada peserta
didik baik diawal maupun diakhir pembelajaran untuk
membangkitkan minat baca peserta didik. Berilah hadiah bagi peserta
didik yang mampu menjawab pertanyaan. Kemudian mintalah teman
sejawat untuk menilai proses pembelajaran minimal setahun sekali,
diskusikan hasil penilaian tersebut untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang masih kurang baik. Dan libatkan peserta didik
dalam pemberian sanksi untuk mengubah perilakupeserta didik.

2. Kepala sekolah melakukan supervisi klinis kepada setiap guru secara


rutin minimal setahun sekali, kemudian menindaklanjuti hasilnya.
Sekolah menjalin kerjasama dengan komite dalam mensukseskan
berbagai program sekolah terutama dalam membangun sekolah
berbudaya literasi, bermutu dan mandiri. Selain itu sekolah
mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang
memungkinkan peserta didik merasa dihargai, mendorong peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan dan
dalam berbagai kegiatan sekolah, memberi kebebasan kepada peserta
didik untuk meng-ekplorasikan lingkungan, mendorong rasa ingin
tahu mereka, menerima positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan
peserta didik, tidak membeda- bedakan peserta didik satu dengan
yang lain, dan menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan
peserta
2
didik.

3. Cabang Dinas Pendidikan dan stakeholder pendidikan lainnya


mendukung dan memfasilitasi kegiatan yang dapat membumikan
budaya literasi, misalnya lomba literasi, lomba menulis buku atau
meresensi buku tentang literasi ekonomi untuk peserta didik danguru,
gerakan menulis minimal satu buku selama sekolah hidup,
penyediaan bahan bacaan, perpustakaan keliling, perpustakaan
keluarga, gerakan berbagi buku, taman bacaan yang terkoneksi
internet dan fasilitas pendukung lainnya.

2
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, (2015). Model Penguatan Pendidikan Karakter untuk Guru.

Jakarta: KemendikbudAli, Mohammad & Asrori, Mohammad.

(2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Budhiman dkk. (2017). Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan


Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia

Amin, Desakoe, Santoso (2011). Cooperative Learning:Teori dan


Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rosnida. (2007). Kemandirian Dalam Perilaku. Jakarta: Bumi Aksara

Sutrianto dkk (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah SMA.

Jakarta: KemendikbudThursan Hakim. (2006). Mengatasi Rasa

Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Silberman, Sugiyanto (2009). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:

CTSD

Anda mungkin juga menyukai