Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN VERTIGO

Disusun Oleh :

Raisa Salsabila (04021281924103)

Reguler B 2019

Dosen Pembimbing: Ns. Khairul Latifin.,S.Kep.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
PEMBAHASAN JURNAL

A. Jurnal 1

Judul Jurnal Terapi Akupunktur Untuk Mengatasi Vertigo”


Oleh Made Arya Octavia setiawati, A.A Putu
Agung Mediastari, Ida Bagus Putra Suta

Kelebihan Terapi ini digunakan sebagai terapi komplementer


yaitu terapi yang mendukung terapi konvensional
maupun medis untuk mempercepat kesembuhan.
Terapi ini juga termasuk terapi alternatif yang
dapat dilakukan oleh professional yang mengerti
terkait akupuntur ini.
Terapi ini mampu membantu mengurangi rasa
nyeri yang dialami pasien dan juga mampu
meredakan rasa pusing yang dirasakan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya
pengaruh pemberian terapi ini terhadap penurunan
tingkat nyeri dan penurunan rasa pusing pasien
vertigo menjadi membaik dengan terapi ini.

Kekurangan Kelemahannya ialah terapi ini harus dilakukan


dengan orang yang memang memahami terkait
akupuntur, tidak bisa sembarang orang
melakukannya.

Aplikasi Tata cara penggunaan akupunktur yang dilakukan


oleh praktisi sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) akupunktur.

Tahap Awal

1) Memberi salam, kemudian registrasi pasien


pada buku tamu atau buku pasien, panggil
nama pasien dengan namanya dan
perkenalkan diri (untuk pertemuan pertama).

2) Menanyakan keluhan utama klien dan


perabaan denyut nadi yang dilakukan dengan
kedua tangan praktisi mengecek nadi kedua
tangan pasien.

3) Menjelaskan tujuan akupunktur, proses


tindakan, lama waktu penusukan, dan hal
yang perlu dilakukan pasien selama
pengobatan berlangsung.

4) Memberikan kesempatan kepada pasien


untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai.
Memberikan penjelasan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan akupunktur kepada
pasien, menenangkan emosi supaya pasien
tidak tegang, terutama untuk penderita yang
baru pertama kali mendapat terapi
akupunktur. Dengan keadaan tenang, pasien
dapat merasakan dan menerima Qi yang
ditransmisikan dari jarum sehingga proses
terapi dapat berjalan.

5) Menentukan titik-titik akupunktur yang


diambil untuk mengatasi vertigo.

6) Memulai proses terapi dengan cara yang baik.

Tahap kerja

1) Menjaga privasi pasien dengan menutup


pintu atau sampiran untuk kenyamanan
pasien.

2) Persiapan alat yang digunakan untuk terapi


akupunktur.

3) Atur posisi pasien. Pasien berbaring di ruang


terapi yang sudah disiapkan, pada posisi yang
nyaman dan berikan alas.

4) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan


(handscoon) bila perlu. Bersihkan tangan
dengan menggunakan sabun pada air yang
mengalir kemudian keringkan dan gunakan
hand sanitizer atau alkohol untuk sterilisasi.

5) Bersihkan (desinfektan) daerah yang akan


ditusukkan jarum dengan kapas alcohol.
Pastikan juga area yang akan di akupunktur
tidak ada luka seperti tergores, benjolan,
memar maupun luka lainnya. Jangan
melakukan terapi dalam keadaan perut
kosong, terlalu kenyang, mabuk karena
alkohol, pada ibu hamil.

6) Kemudian dilakukan penusukan pada titik


akupunktur yang sesuai dengan rencana
terapi. Ambil jarum sesuai ukuran, jarum
akupunktur yang digunakan adalah jarum
sekali pakai (disposable acupuncture needle)
dengan berbagai ukuran mulai dari 0,5, 1,0,
dan 2,0, 2,5 cun, ukuran jarum disesuaikan
dengan ketebalan kulit.

7) Cara penusukan, salah satu jari tangan


memegang bagian pegangan jarum, arahkan
mata jarum pada titik akupunktur terpilih, dan
tusukkan dengan teknik tertentu yaitu tegak
lurus, menyudut dan sejajar.

8) Menanyakan perasaan pasien setelah


ditusukan jarum, apakah sudah terasa
nyaman/belum. Jarum ditusukkan pada titik
akupunktur terpilih, sehingga menimbulkan
“tech ci” ini dirasakan bahwa jarum menjadi
berat waktu diputar, seolah-olah dibalut oleh
sesuatu. Bila belum didapat “tech ci”, maka
jarum yang diputar terasa ringan dan kosong,
sedangkan pada pasien tidak merasakan apa-
apa.

9) Setelah semua jarum masuk, praktisi


melakukan manipulasi jarum. Manipulasi
adalah teknik melakukan sedasi (pelemahan)
atau tonifikasi (penguatan) terhadap jarum
pada titik yang ditusuk sesuai dengan hasil
diagnosa. Jarum dibiarkan selama kurang
lebih 20 menit. Hal ini dalam penguatan
maupun pelemahan bisa dibantu dengan
elektro stimulator agar bisa dihasilkan
rangsangan yang dikehendaki dan kontinyu.

10) Pencabutan jarum, akupunkturis mecabut


seluruh jarum akupunktur setelah selesai
terapi selama kurang lebih mecapai
maksimum 20 menit, untuk pencabutan jarum
yang tonifikasi dilakukan pencabutan dengan
cepat dan sedasi dilakukan pencabutan
dengan pelan-pelan desifeksi dengan kapas
alkohol. Buang jarum ke dalam tempat jarum
bekas atau kedalam wadah khusus untuk
menghindari jarum tercecer yang dapat
membahayakan orang lain.

11) Evaluasi dan penjadwalan terapi,


penjadwalan terapi bisa dijadwalkan setiap 2-
3 hari atau seminggu sekali disesuaikan
dengan analisa kondisi pasien
Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi terapi
penggunaan akupuntur ini mampu menurunkan
rasa nyeri dan sakit kepala serta pusing yang
dirasakan pasien vertigo.

B. Jurnal 2
Judul Jurnal “Perkembangan Terapi Massage Terhadap
Penyembuhan Penyakit Vertigo” Oleh Rustam
Yuliyanto, M. Furqon H, Muchsin Doewes

Kelebihan Terapi ini digunkan sebagai terapi komplementer


yang fungsinya mendukung terapi medis yang
diberikan. Terapi ini mudah untuk dilakukan dan
jarang memberikan efek samping. Terapi ini juga
mampu menurunkan rasa nyeri serta sakit kepala
yang dirasakan pasien. terapi ini juga bermanfaat
untuk memperlancar peredaran darah pasien.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya
pengaruh pemberian terapi ini terhadap rasa nyeri
dan sakit kepala yang dirasakan pasien dengan
vertigo.

Kekurangan Terapi ini harus diiringi terapi lainnya untuk hasil


yang maksimal.

Aplikasi Pengaplikasian terapi ini dilakukan dengan cara


seperti pada umunya masase. Pasien diposisikan
telungkup atau terlentang, lalu masase dilakukan
dengan menggunakan tangan. Terapi masase ini
dilakukan selama kurang lebih 40-60 menit.

Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi terapi masase


ini mamapu menurunkan sakit kepala serta nyeri
yang dirasakan pasien vertigo.
C. Jurnal 3
Judul Jurnal “Efektifitas Terapi Bekam/Hijamah Dalam
Menurunkan Nyeri Kepala (Cephalgia)” Oleh
Nurhikmah

Kelebihan Terapi ini dapat dilakukan sebagai terapi alternatif


dalam mengurangi rasa nyeri kepala dan pusing
pada kepala.
Terapi ini dapat dilakukan bersamaan dengan
terapi medis untuk mencapai hasil yang maksimal.
Terpai ini juga termasuk terapi yang dapat
dilakukan oleh tenaga ahli yang telah terlatih
namun cukup mudah untuk ditemukan jasa terapi
bekam ini dan harganya pun cukup terjangkau.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya
pengaruh pemberian terapi bekam terhadap
penurunan nyeri kepala yang dirasakan pasien

Kekurangan Terapi ini tidak dapat dilakukan dengan orang


umum yang tidak terlatih. Penggunaan jarum pada
terapi ini juga harus dipastikan steril untuk
mencegah terjadinya risiko infeksi.

Aplikasi Pengaplikasian penelitian ini dengan cara


mengukur nyeri dengan alat ukur untuk mengukur
variable skala nyeri adalah Skala Analog Visual
(VAS). Pengukuran variabel skala nyeri dilakukan
10-15 menit sebelum dilakukan terapi bekam dan
10-15 menit setelah selesai dilakukan terapi
bekam. Intervensi terapi Bekam yang dilakukan
kepada responden adalah menerapkan bekam
basah 7 titik area sunnah, yaitu: 1. Kedua sisi leher
(al-akhada‟in) 2. Tengkuk (al-kaahil) 3. Kedua
bahu (al-katifain) 4. Pinggang („ala warik). Lokasi
terapi bekam ini sesuai titik-titik bekam.
Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi bekam ini
mampu untuk mengurangi rasa sakit kepala dan
nyeri pada kepala.

D. Jurnal 4
Judul Jurnal “Efektifitas Latihan Brandt Daroff Terhadap
Kejadian Vertigo Pada Subjek Penderita
Vertigo” Oleh Andika Herlina, Ibrahim, Vino
Rika Nofia

Kelebihan Terapi ini Brandt-Daroff adalah metode


rehabilitasi untuk kasus vertigo yang dapat
dilakukan di rumah. Senam vertigo ini
memberikan efek meningkatkan darah ke otak
sehingga dapat memperbaiki fungsi alat
keseimbangan tubuh dan memaksimalkan kerja
dari sistem sensori.
Terapi ini termasuk terapi komplementer yang
dapat diiringi dengan terapi konvensional lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya
pengaruh pemberian terapi ini terhadap nyeri
kepala dan sakit kepala pada pasien vertigo.

Kekurangan Terapi ini dapat dilakukan pada pasien vertigo


yang keadaannya sudah lebih membaik karena
membutuhkan untuk melakukan gerakan-gerakan
sederhana.

Aplikasi Pengaplikasian terapi ini dilakukan selama 4


minggu, terapi latihan brandt daroff dengan cara
Subjek duduk tegak di tepi tempat tidur dengan
kedua tungkai tergantung selanjutnya kedua mata
tertutup, selanjutnya subjekmembaringkan tubuh
dengan cepat ke salah satu sisi,
subjekmempertahankan selama 30 detik. Setelah
itu duduk kembali selama 30 detik.Baringkan
tubuh dengan cepat ke sisi yang lain,
mempertahankan selama 30 detik lalu duduk
kembali. Latihan ini dilakukan 2 set per hari (pagi
dan sore) yang dilaksanakan 3 kali dalam
seminggu selama 5 minggu. Dalam setiap set,
dilakukan manuver seperti di jelaskan di atas
sebanyak 5 kali. Pada umumnya, perbaikan
diperoleh setelah 30 set. Setelah latihan brandt
daroff dilakukan selama lima minggu didapatkan
rerata hasil derajat klinis yang dialami oleh subjek
2,05, hal ini terjadi perubahan keseimbngan pada
kejadian vertigo dan meningkatkan aliran darah ke
otak sehingga terjadi perbaikan fungsi alat
keseimbangan tubuh dan memaksimalkan kerja
dari system sensori dengan diberikan latihan
maneuver ini.

Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi Latihan


Brandt Daroff ini mampu menurunkan rasa nyeri,
pusing yang dialami pasien vertigo serta mampu
membantu meningkatkan kondisi pasien vertigo

E. Jurnal 5
Judul Jurnal “Pengaruh Senam Vertigo (Canalit Reposition
Treatment) Terhadap Keseimbangan Tubuh
Pada Pasien Vertigo” Oleh Eni Sumarliyah,
Suyatno Hadi Saputro S

Kelebihan Terapi senam ini merupakan metode rehabilitasi


untuk kasus vertigo yang dapat dilakukan di
rumah. Senam vertigo ini memberikan efek
meningkatkan darah ke otak sehingga dapat
memperbaiki fungsi alat keseimbangan tubuh dan
memaksimalkan kerja dari sistem sensori.

Terapi ini termasuk terapi komplementer yang


dapat diiringi dengan terapi konvensional lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya


pengaruh pemberian terapi ini terhadap nyeri
kepala dan sakit kepala pada pasien vertigo.

Kekurangan Terapi ini dapat dilakukan pada pasien vertigo


yang keadaannya sudah lebih membaik karena
membutuhkan untuk melakukan gerakan-gerakan
sederhana

Aplikasi Pengaplikasian intervensi ini adalah sama dengan


terapi Brandt-Daroff yang terdiri dilakukan selama
4 minggu, terapi latihan brandt daroff dengan cara
Subjek duduk tegak di tepi tempat tidur dengan
kedua tungkai tergantung selanjutnya kedua mata
tertutup, selanjutnya subjekmembaringkan tubuh
dengan cepat ke salah satu sisi,
subjekmempertahankan selama 30 detik. Setelah
itu duduk kembali selama 30 detik.Baringkan
tubuh dengan cepat ke sisi yang lain,
mempertahankan selama 30 detik lalu duduk
kembali. Latihan ini dilakukan 2 set per hari (pagi
dan sore) yang dilaksanakan 3 kali dalam
seminggu selama 5 minggu. Dalam setiap set,
dilakukan manuver seperti di jelaskan di atas
sebanyak 5 kali. Pada umumnya, perbaikan
diperoleh setelah 30 set.

Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi terapi ini


adalah terapi senam vertigo ini terbukti mampu
menurunkan keluhan-keluhan yang dirasakan
pasien vertigo seperti nyeri kepala, pusing,
kesulitan dalam keseimbangan.

F. Jurnal 6
Judul Jurnal “Effect of a Combined Exercise Intervention in
the management of Benign Paroxysmal
Positional Vertigo-A Single Blinded
Randomized Controlled Trial” Oleh
Ramanathan. K1, Veena Kirthika. S,
Padmanabhan. K3, Selvaraj Sudhakar, Senthil
Kumar. S.

Kelebihan Terapi senam ini merupakan metode rehabilitasi


untuk kasus vertigo yang dapat dilakukan di
rumah. Senam vertigo ini memberikan efek
meningkatkan darah ke otak sehingga dapat
memperbaiki fungsi alat keseimbangan tubuh dan
memaksimalkan kerja dari sistem sensori.

Terapi ini merupakan terapi yang terdiri dari


gabungan beberapa Latihan gerak dasar yang dapat
dilakukan ke pasien vertigo.

Terapi ini termasuk terapi komplementer yang


dapat diiringi dengan terapi konvensional lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat adanya


pengaruh pemberian terapi ini terhadap nyeri
kepala dan sakit kepala pada pasien vertigo.

Kekurangan Terapi ini dapat dilakukan pada pasien vertigo


yang keadaannya sudah lebih membaik karena
membutuhkan untuk melakukan gerakan-gerakan
sederhana.

Aplikasi Pengaplikasian terapi ini menggabungkan


beberapa Latihan gerak seperti berikut.
1) DIX HALL PIKE MANUEVER:

Penggunaan manuver Dix hall pike untuk


Mendiagnosis kanalis posterior Benign
paroxysmal positional vertigo pertama kali
dijelaskan pada tahun 1952 [15]. Kepala
diputar ke satu sisi dan subjek dipindahkan
dari duduk ke posisi terlentang dengan
kepala digantung (ekstensi 30 derajat di
bawah horizontal) di atas tepi meja.
Subyek diamati untuk nistagmus dan
keluhan vertigo dicatat. Subjek
dikembalikan ke posisi tegak.

2) LATIHAN BRANDT-DAROFF

Latihan-latihan ini dilakukan dengan cara


sebagai berikut.

1. Subjek bergerak cepat dari duduk


ke posisi berbaring miring yang
menghasilkan vertigo.

2. Subjek kemudian tetap dalam


posisi itu sampai vertigo berhenti
ditambah tambahan 30 detik dan
kemudian duduk kembali.

3. Subjek tetap s dalam posisi tegak


selama 30 detik dan kemudian
bergerak cepat ke posisi berbaring
samping bayangan cermin, tetap di
sana selama 30 detik dan
kemudian duduk.

4. Seluruh manuver diulangi lima


kali selama 10 menit dua kali
sehari

3) LATIHAN CAWTHORNE COOKSEY

1. Di tempat tidur atau duduk:

2. Gerakan mata-awalnya lambat,


semakin cepat.

3. Naik dan turun.

4. Dari sisi ke sisi.

5. Berfokus pada jari yang bergerak


dari 3 kaki ke 1 kaki dari wajah.

6. Gerakan kepala pada awalnya


lambat, lalu cepat, kemudian
dengan mata tertutup.

7. Membungkuk ke depan dan ke


belakang.

8. Berbalik dari sisi ke sisi.

9. Duduk:

10. Gerakan mata dan gerakan kepala


seperti di atas.

11. Mengangkat bahu dan berputar-


putar.

12. Membungkuk ke depan dan


mengambil benda dari tanah.

13. Berdiri:

14. Gerakan mata, kepala dan bahu


seperti sebelumnya.

15. Mengubah posisi duduk ke berdiri


dengan mata terbuka dan tertutup.
16. Melempar bola kecil dari tangan ke
tangan (di atas ketinggian mata).

17. Berubah dari duduk ke berdiri dan


berbalik di antaranya.

18. Bergerak tentang:

19. Berjalan melintasi ruangan dengan


mata terbuka dan kemudian
tertutup.

20. Berjalan naik dan turun lereng


dengan mata terbuka dan kemudian
tertutup.

21. Berjalan naik dan turun tangga


dengan mata terbuka dan kemudian
tertutup.

22. Setiap permainan yang melibatkan


membungkuk dan meregangkan
dan membidik seperti bowling dan
bola basket.

Implikasi Implikasi dari pemberian intervensi terapi ini


mampu mengatasi permasalahn pasien yang
mengalami vertigo diantaranya itu mampu
mengatasi rasa nyeri, sakit kepala, pusing, dan
maslah keseimbangan pasien.
REFERENSI:

Yuliyanto, R., H, M. F., & Doewes, M. (2016). PERKEMBANGAN TERAPI MASSAGE


TERHADAP PENYEMBUHAN PENYAKIT VERTIGO. Journal of Physical
Education, Health and Sport, 3(2), 127–134. Retrieved from
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs

Kirthika, V. (2019). Effect of a Combined Exercise Intervention in the management of Benign


Paroxysmal Positional Vertigo-A Single Blinded Randomized Controlled Trial Effect of
a Combined Exercise Intervention in the management of Benign Paroxysmal Positional
Vertigo- A Single Blinded Randomized Controlled Trial. (April).
https://doi.org/10.5958/0974-360X.2019.00290.7

Sumarliyah, E., & S, S. H. S. (2019). Pengaruh Senam Vertigo (Canalit Reposition


Treatment) Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Pasien Vertigo. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 4(1), 150–155. Retrieved from http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM

Setiawati, M. A. O., Mediastari, A. . P. A., & Suta, I. B. P. (2021). TERAPI AKUPUNKTUR


UNTUK MENGATASI VERTIGO. E-Jurnal Widya Kesehatan, 3(1), 8–15. Retrieved
from http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Nurhikmah. (2017). EFEKTIFITAS TERAPI BEKAM / HIJAMAH DALAM


MENURUNKAN NYERI KEPALA ( CEPHALGIA ) ( Effectiveness Of Bekam /
Hijamah Therapy In Reduce Cephalgia ). Caring Nursing Journal, 1(1).

Herlina, A., Ibrahim, & Nofia, V. R. (2015). EFEKTIFITAS LATIHAN BRANDT DAROFF
TERHADAP KEJADIAN VERTIGO PADA SUBJEK PENDERITA VERTIGO.
Jurnal Medika Saintika, 8(2).

Anda mungkin juga menyukai