Anda di halaman 1dari 5

Kedisiplinan berpakaian siswa SMK Bahtra

Oleh

Muhammad Rafly Umar

A.Latar belakang

Melihat dari gaya berpakaian pelajar sekolah pada saat ini mungkin
memang terlihat kaku dan membosankan. Pakaian berseragam yang digunakan
pelajar sangat penting untuk digunakan sebagai identitas bahwa dia merupakan
siswa pelajar. Kewajiban untuk berseragam yaitu untuk mendidik siswa agar dapat
menerapkan kedisiplinan dalam kesehariannya.

Dengan berseragam siswa diajarkan untuk menerapkan bahwa semua


siswa yang berseragam itu setara atau sejajar, agar tidak terjadi perbedaan saat
berseragam sekolah melalui status sosial dalam masyarakat. Agar proses belajar
mengajar pun berlangsung lebih formal, seragam pada siswa digunakan sebagai
symbol bahwa pembelajaran yang terjadi yaitu proses pendidikan yang cukup
tertib.

Pada gaya berpakaian sesuai aturan di sekolah yang biasanya diatur dari
ujung kepala sampai ujung kaki yaitu; kerajinan rambut, untuk siswa Kemudian
pada baju yang diharuskan sesuai dengan aturan dan tidak boleh dikeluarkan,
namun tidak semua sekolah melarang mengeluarkan bajunya, ada sekolah yang
mengharuskan mengeluarkan bajunya.

Sebenarnya dengan dibuatnya peraturan berpakaian yaitu berguna untuk


mendidik siswa agar selalu tertib dan rajin. Peraturan berpakaian ini sangatlah
penting untuk mengembangkan moral siswa, moral ini yaitu sebuah hal yang
pastinya diterapkan dalam dunia kerja beserta kedisiplinan. Dengan terciptanya
siswa yang disiplin maka ke depannya siswa akan mampu berkembang dengan
baik, siswa akan mampu menjadi generasi penerus yang bermoral, generasi yang
akan menjadikan Indonesia lebih disiplin dan berkembang untuk ke depannya.

Berbagai usaha telah dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan


kedisiplinan siswa, terutama pada kedisiplinan dalam berseragam. Salah satunya
setiap pagi selalu dilakukan pemeriksaan kepada siswa oleh beberapa guru piket
yang setiap hari selalu terjadwal secara bergantian. Guru piket tersebut memerika
setiap siswa yang hendak memasuki gerbang sekolah. Setiap pagi selalu ada siswa
yang tidak menggunakan seragam dengan lengkap, siswa tersebut tidak
mengenakan atribut seragam yang telah ditentukan, siswa mengubah bentuk
celana dan rok seragam. Siswa tidak memasukan baju seragam ke celana atau rok,
tidak mengenakan ikat pinggang identitas sekolah, tidak mengenakan sepatu dan
kaos kaki sesuai dengan ketentuan sekolah.

Selanjutnya juga ditemukan beberapa siswa yang tidak mengenakan


seragam yang sesuai harinya saat mengikuti upacara, tidak menggunakan sepatu
saat sekolah. Tidak mengenakan peci saat berangkat sekolah, tidak, dan tidak
menggunakan pakaian wearpack saat hari yang mengharuskan menggunakan
warpack.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah,


maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

“Kesadaran SMK Bahtra akan Kedisiplinan berpakaian ”

C.Tujuan

Tujuan kami meneliti bertujuan untuk menyadarkan siswa akan


kedisiplinan bepakaian.dan kami meneliti di dalam lingkungan SMK Bahtra
tepatnya di dalam Pondok Pesantren Bahtra.

D.Metode penelitian

Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode obervasi
dan wawancara

F.Kajian teori

 SMK Bahtra
Keberadaan lembaga pendidikan Pondok Pesantren BAHTRA ini berawal
dari cita-cita hamba Allah H. Idrus bin Abdul Hamid bin Said Markan yang
dilahirkan disebuah Kabupaten Sumatera Barat Padang Pariaman pada tahun 1933
beliau beristri Hj. Chadidjah yang dilahirkan di Kabupaten Gresik Jawa Timur.
Dari hasil pernikahan beliau Allah karuniakan 11 putera-puteri dan beliau wafat
pada tanggal 17 Juni 2007.

Untuk mewujudkan cita-cita beliau maka istri serta putera-puteri beliau


wujudkan apa-apa yang telah dicita-citakan oleh beliau dengan memberikan
sedikit sumbangsih terhadap pendidikan dan dakwah Islamiyah, maka berdirilah
Pondok Pesantren BAHTRA sejak tahun 2007, tentunya keberadaan lembaga ini
masih banyak kekurangannya, untuk melengkapi kekurangan ini kami berusaha
sedikit demi sedikit melengkapi kekurangan tersebut.

Dari hasil keberadaan Pondok Pesantren Bahtra maka munculah program


formal guna menunjang kehidupan para santri di bidang karir. Lembaga formal
yang pertama kali berdiri adalah SLTP tahun 2012 kemudian untuk menunjang
jenjang karir juga maka dibentuklah lembaga formal SMK di tahun 2016 serta
kemudian jenjang SMK ini memiliki Izin Operasional di Tahun 2019.

Keberhasilan dan kualitas lembaga SMK Bahtra terbukti dari hasi


Akareditasi yang dilakukan oleh BAN-SM. Sekolah ini mendapatkan nominasi A
(Amat Baik) tahun 2022. Namun, tentu masih banyak kekurangan bagi lembaga
baik dari segi hasil belajar atau proses pembelajaranya. SMK Bahtra masih terus
berupaya memperbaiki kualitas pendidikan demi ikut mencerdaskan anak bangsa
mencetak generasi peserta didik yang berkualitas dan berakhlakul karimah yang
kelak dapat berguna bagi agama, nusa dan bangsa

 Disiplin berpakaian
Apa saja tata tertib dalam berpakaian di yang wajib ditaati? Dalam sekolah
pastinya ada peraturan yang diberikan kepada siswa, guru, karyawan, dan seluruh
warga sekolah yang wajib untuk ditaati. Peraturan dalam berpakaian ini diberikan
untuk membuat mereka untuk lebih rapi dan berseragam satu sama lainnya.
Apalagi di lingkungan sekolah untuk menyelaraskan agar tidak ada perbedaan.

Dikutip dari buku Budaya tertib siswa di sekolah karya Wisnu Aditya Kurniawan
(2018: 1), Budaya disiplin dalam melaksanakan tata tertib merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan sebagai alat pembentukan karakter peserta didik.
Salah satunya mengenai adab dalam berpakaian yang wajib untuk ditaati seluruh
warga sekolah. Setiap harinya untuk pakaian atau seragam sudah ditentukan
menggunakan apa dan bentuk yang harus dibuat seperti apa.

Biasanya untuk yang tidak sesuai ataupun melanggar tata tertib sekolah yang
sudah ditentukan akan mendapatkan sanksi atau hukuman. Setiap sekolah
memiliki kebijakannya tersendiri mengenai sanksi atau hukuman apa yang akan
didapatkan. Kebijakan ini dibuat untuk membuat karakter para warga sekolah agar
disiplin. Tata tertib sekolah merupakan bentuk perwujudan dari norma-norma
yang ada dalam masyarakat, baik norma kesopanan, norma hukum, norma
kesusilaan, dan norma agama.

Anda mungkin juga menyukai