Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SATRIA ABDAN CHOIRON NUSAGAMA

NIM : 223161915382
KELAS : PPG PRAJAB PJOK 02

UJIAN AKHIR SEMESTER


PPG PRAJABATAN 2022
MATAKULIAH FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Membangun Budaya Kedisiplinan Dalam Hubungannya Dengan


Kesuksesan Pembelajaran Pasca Pandemi Covid 19 Di SMAK St.
Albertus

Satria abdan choiron nusagama

situasi
Idealnya untuk membangun jiwa kedisiplinan siswa diperlukan suatu aturan
yang bisa dipatuhi dan tidak hanya cuma sebatas prasasti formalitas saja. Hal
tersebut diungkap oleh Rusdinal (2005) menjelaskan bahwa kedisiplinan belajar
dapat dikatakan sebagai alat pendidikan bagi anak, sebab dengan disiplin anak
dapat membentuk sikap teratur dan mentaati norma aturan yang ada. Untuk itu
disiplin sudah bisa dibiasakan dalam kehidupan anak sejak usia dini. Dalam
kehidupan sehari-hari kata disiplin diartikan banyak orang dengan sudut arti yang
berbeda.
Kedisiplinan merupakan unsur penting dalam membentuk karakter siswa dan
ini selaras dengan tujuan Pendidikan ki hajar dewantara (khd) yaitu menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak agar anak dapat mencapai keselamatan
dan kebahagian yang setingi-tingginya. Pada konsepnya disiplin merupakan suatu
sikap patuh, menghormati, menghargai dan taat peraturan yang berlaku, baik
tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak
untuk  menerima sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
Didalam lingkup Pendidikan kedisiplinan bisa diciptakan melalui proses
pembiasaan melaksanakan aturan sekolah sekolah secara ketat yang nantinya
diharapkan akan menjadi sebuah kebiasaan sehingga hal tersebut diharapkan
akan melekat pada siswa hingga ia dewasa. Selama kegiatan mata kuliah PPL
atau praktik pengalaman lapangan yang kami lakukan di SMAK st. Albertus atau
yang terkenal dengan SMA Dempo kami melihat sekolah yang benar-benar
menerapkan kedisiplinan dalam mengelola pembelajaran. hal itu terlihat saat
pertama kali kami hadir kesana jam 7 pagi dan disuguhkan keheningan pagi
dimana hanya suara orang yang sedang berdoa saja yang terdengar, dan semua
siswa serta guru dan karyawan yang khusyuk berdiri diam dibelakang meja sambil
menundukan kepala. Kemudian pada pekan observasi kami melakukan
wawancara dengan waka kurikulum dan kepala sekolah, didapatkan informasi
bahwa di sma dempo kegiatan sekolah dimulai pukul 06.50 dan lebih dari itu
siswa dinyatakan terlambat dan harus melakukan serangkaian kegiatan pagi di
kantor depan, dengan memakai rompi keterlambatan sepanjang hari dan harus
mengisi skor kesalahan pada tatibsi (tata tertib siswa). Perlu diketahui bahwa di
sma dempo menerapkan aturan skor kesalahan yang dintegrasikan melalui tata
tertib siswa dan akan dilaporkan kepada wali murid secara berkelanjutan. Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. besar kecilnya skor
kesalahan tergantung jenis kesalahan siswa tersebut. Namun, apabila sudah
melebihi skor 100 akan ada panggilan orang tua dan apabila melebihi skor 200
akan ada pengembalian siswa kepada orang tua. Dan hal tersebut benar-benar
diterapkan dengan baik, dikarenakan sekolah Yayasan katolik mempunyai misi
utama yakni mencerdaskan, dengan demikian, kedisiplinan merupakan hal yang
sangat erat dalam hal ini. Kendatipun sekolah Katolik umumnya masih mengikuti
kurikulum yang ditetapkan pemerintah, tetapi mengenai etika dan disiplin
mengajar, sekolah Katolik punya caranya sendiri. Hal ini dipengaruhi karena
Sebagian besar pengurus di Yayasan katolik merupakan biarawan dan biarawati,
yang biasanya terlibat menjadi guru, kepala sekolah, anggota yayasan, atau
sejenisnya di sekolah, maka sekolah Katolik juga dikelola dengan metode yang
serupa. dan para biarawan biarawati tersebut membawa suasana biara yang
terbiasa menjalankan rutinitas kehidupan biara, yang disiplin dan ketat. Kegiatan
ppl kami dilaksanakan pasca pandemic covid, yang mana sekolah manapun di
Indonesia masih beradaptasi. Dan dibenarkan juga oleh pihak sma dempo bahwa
pandemi covid yang mengharuskan para siswa untuk belajar di rumah
dikarenakan protocol Kesehatan mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Maka
dari itu melalui program PPL 1 PPG Prajabatan kami diamanahi untuk juga turut
andil meningkatkan kedisiplinan siswa utamanya dalam mengikuti mata pelajaran
PJOK.

Tantangan
Pandemi covid membuat siswa belum terbiasa melakukan pembelajaran tatap
muka dan hal tersebut menurut guru pamong membuat tingkat kedisiplinan saat
belajar menjadi rendah. Oleh karena itu sekolah melalui pembuatan aturan-aturan
yang ada di Tatibsi (tata tertib siswa) terus berupaya menyesuaikan aturan agar
tingkat kedisiplinan siswa menjadi meningkat. Disamping itu membuat sebuah
metode dan model pembelajaran yang berorientasi dalam aspek kedisiplinan
diperlukan untuk membuat tingkat kedisiplinan menjadi tinggi Kembali.

Aksi
Dari situasi dan tantangan yang telah disebutkan diatas dibutuhkan beberapa aksi
nyata antara lain,
1. Membuat beberapa model dan metode pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan kedisiplinan siswa.
2. Selalu memberikan contoh baik seperti selalu hadir tepat waktu dalam
pelaksanaan kegiatan PPL karena guru yang baik harus bisa memberikan
teladan yang baik pula.
3. Bersinergi dengan guru pamong dalam menegakkan aturan ketika
pembelajaran berlangsung, seperti menegur siswa yang tidak menggunakan
seragam atau sepatu olahraga.

Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dari situasi, tantangan dan aksi, maka penulis
melakukan refleksi dengan menggunakan analisis SWOT berikut:
1. Strengths (Kekuatan)
 Dukungan penuh dari pihak sekolah utamanya guru pamong pada kami
mahasiswa ppl dalam mengembang perangkat pembelajaran yang
berorientasi pada peningkatan kedisiplinan siswa.
2. Weakness (Kelemahan)
 Otoritas kami yang hanya sebatas mahasiswa yang sedang PPL atau
magang membuat kita tidak mempunyai wewenang penuh dalam hal
mendisiplinkan siswa.
3. Opportunities (Peluang)
 Diberikannya kesempatan mengajar di kelas sepuluh. Yang memang
dipegang oleh guru pamong kami, karena hal tersebut membuat kami
lebih mudah dalam merancang pembelajaran.
 Tidak adanya tuntutan dari guru pamong dalam pembuatan rancangan
pembelajaran.
4. Threats (Ancaman)
 Gagalnya perangkat pembelajaran dikarenakan Keterbatasan waktu
dalam program PPL membuat kurang efektifnya perangkat pembelajaran
yang kami buat.

Sumber rujukan
Kemendikbud. (2022) Modul PPG Prajabatan Filosofi Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Saputra, D. N., Kholil, A., Selegi, S. F., Setia, A., Sinaga, K., & Farisi, A.
(2021). Landasan Pendidikan. Media Sains Indonesia.
Toenlioe, A. J. (2014). Teori dan Filsafat pendidikan. Penerbit Gunung Samudera
[Grup Penerbit Pt Book Mart Indonesia].
Rusdinal dan Elizar. 2005. Pengelolaan Kelas di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Akademi Manajemen Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai