Share :
PENDAHULUAN
Terjadi pro dan kontra diantara beberapa guru tentang keinginannya menjadi pengawas, ada
sebagian guru yang benar-benar menginginkan kedudukan pengawas karena suatu panggilan atau
kejenuhan akibat rutinitas tugas keseharian yang monoton. Sebagian besar guru tidak
menginginkan apalagi memimpikan kedudukan pengawas. Mereka merasa bahwa tugas
pengawas itu tidak lain hanya mencari kesalahan guru. Oleh karena itu, umumnya guru tidak
suka jika ada pengawas yang datang ke sekolah hanya memarahi atau mencari kesalahan
adsministratif guru tanpa memberi arahan yang membangun. Menjadi pengawas akan
mendapatkan antipati dari sebagian besar guru. Itulah image sederhana dibenak mereka.
KAJIAN PUSTAKA
A. Sepuluh Dasar Kemampuan Guru
Sepuluh Dasar Kemampuan Guru seperti yang tertera di setiap ruang guru di sekolah
yaitu:
1. Mengembangkan Kepribadian
2. Menguasai Landasan Kurikulum
3. Menguasai bahan pengajaran
4. Menyusun bahan pengajaran
5. Melaksanakan program pengajaran
6. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan
7. Menyelenggarakan program bimbingan
8. Menyelenggarakan adsministrasi sekolah
9. Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10. Menyelenggarakan pendidikan sederhana untuk keperluan pengajaran
C. Kompetensi Guru
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dalam UUGD pasal 8 disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam Undang-undang Sisdiknas bagian ke-tiga tentang Standar Proses, disebutkan bahwa:
D. Kompetensi Pengawas
Kompetensi pengawas seperti yang tertera pada peraturan menteri pendidikan nasional Republik
Indonesia Nomor 12 tentang standar pengawas sekolah meliputi:
1. Kompetensi kepribadian
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
3. Kompetensi Supervisi Akademik
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
5. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
6. Kompetensi Sosial
ANALISIS
A. KTSP, Guru dan Pengawas
Seiring dengan kebutuhan sumber daya manusia yang kian meningkat, Dinas pendidikan sebagai
lembaga atasan langsung sekolah dituntut untuk mengoptimalkan prestasinya baik di bidang
akademis maupun di bidang non akademis. Pada awalnya, semua berjalan secara wajar, normal
dan alami. Akan tetapi, ketika perkembangan kualitas pendidikan di negeri kita tercinta ini tidak
jua memperlihatkan kemajuan, semua pihak segera berbenah menyusun strategi kurikulum baru
yang diharapkan mampu mencerahkan dunia pendidikan dewasa ini. Hal itu perlu diikuti dengan
kebijakan pemerintah yang mengacu pada peningkatan mutu aparat pendidikan, misalnya dengan
adanya tes seleksi calon guru maupun pengawas yang syaratnya mungkin dirasa cukup berat.
Melihat asumsi di atas, bisa dikatakan bahwa sering bergantinya kurikulum bisa jadi penyebab
keterlambatan pendidikan. Mengambinghitamkan sering bergantinya kurikulum merupakan
pilihan yang paling aman, sehingga tidak menggugat guru, pengawas, dan aparat pemerintah
pada bidang pendidikan.
Pergantian kurikulum yang diterapkan, ternyata membawa konsekunsi yang cukup besar,
misalnya ketidaksiapan yang dialami oleh sebagian besar guru yang jauh dari sumber informasi.
Hal ini sangat wajar, alami, dan manusiawi. Perubahan kurikulum berpengaruh pula pada
pergeseran sarana yang harus dimiliki oleh guru atau siswa. Guru dituntut untuk memiliki materi
yang cukup luas dan harus mampu berperan sebagai fasilitator dan motivator yang baik. Hal di
atas mungkin tidak akan terjadi di sekolah-sekolah yang segala fasilitas tercukupi, misalnya
sekolah-sekolah di lingkungan masyarakat yang tarap kehidupannya cukup tinggi seperti
sekolah-sekolah di kota-kota besar. Kenyataannya, jumlah sekolah yanag ada di tengah
masyarakat menengah ke bawah jauh lebih besar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang lebih dikenal dengan istilah Kurikulum
2006, adalah kurikulum yang dianggap mampu menghasilkan generasi muda yang berkualitas.
KTSP diharapkan mampu menstimulus guru dalam menciptakan suasana kelas yang mandiri,
aktif dan kondusif. Oleh karena itu, peran pengawas dalam memberikan bimbingan teknis dan
adsministrasi akademis sangat dibutuhkan.
Opini publik yang berkembang saat ini menandaskan bahwa KTSP, guru dan pengawas serta
pejabat terkait merupakan ujung tombak dalam menciptakan generasi yang cerdas dan cendekia
sebagai hasil peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Harapan mulia tersebut adalah
tantangan bagi kita untuk bekerja secara maksimal. Mudah-mudahan Allah swt berkenan untuk
memberikan kekuatan kepada kita agar mampu mengemban amanah mulia di atas. Tentu saja,
hal ini bukan sebuah tuntutan yang mudah untuk dilaksanakan. Dedikasi yang tinggi, kerjasama
yang harmonis dan sinergitas di antara guru, pengawas, dan aparat pendidikan yang terkait
sangat diperlukan.
Perubahan mendasar pada KTSP adalah kebebasan yang diberikan sepenuhnya kepada sekolah
dan guru untuk menentukan sendiri arah dan tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum ini
memposisikan siswa sebagai subyek belajar bukan obyek belajar. Sedangkan guru bukan sebagai
pengajar, melainkan sebagai fasilatator, dan pengawas adalah motivator. Siswa dituntut untuk
belajar mandiri dariberbagai sumber dan pihak sekolah harus menfasilitasi sarana dan prasarana
belajar mandiri yang memadai.
1. Membimbing guru dalam menyusun silabus berlandaskan standar isi, standar kompetensi,
kompetensi dasar dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP,
2. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/tehnik
pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa,.
3. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
4. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan berbagai potensi siswa,
5. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan
media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan,
6. Memotivasi guru untuk memanfaatkan tehnologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan,
tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI dan SMA/MA.
Mengingat banyaknya tugas dan jasa yang harus diemban oleh pengawas dalam membina dan
melayani guru, hendaknya mereka segera memperbaiki kinerjanya demi kemajuan pendidikan di
negara kita.
Kompetensi evaluasi pendidikan mengamanatkan bahwa pengawas bertugas :
1. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan di
sekolah,
2. Membimbing guru dalam menentukan aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan.
3. Menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan. Dalam hal ini, penilaian
pengawas terhadap kinerja guru hendaknya adil, obyektif, dan hati-hati. Khususnya hal-
hal yang menyangkut nasib dan perjalanan karier guru. Bila tidak, kefrustasian guru akan
sering terjadi.
4. Memantau pelaksanaan pembelajaran/bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perbaikan mutu pembelajaran/bimbingan.
5. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan
dan pembelajaran/bimbingan.
6. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja guru. Kenyataan tragis yang
terjadi di sekolah-sekolah guru merasa takut dimarahi, dicari-cari kesalahannya. Sebagian
lain, guru berpura-pura aktif ketika disupervisi. Hal itu terjadi sebab pengawas pun sadar
atau tidak, mencari-cari kekurangan guru. Padahal, pengawas sebenarnya mitra kerja
guru juga. Oleh karena itu diantara kedua belah pihak harus saling berinteraksi positif
sesuai dengan tugas dan peran yang diembannya. Mereka harus bisa menempatkan diri
pada posisi yang semestinya.
7. Memberikan bimbingan kepada guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Dari
perencanaan hingga pelaksanaan penelitian di sekolah Guru pada umumnya belum
mengetahui prosedur bimbingan yang dimaksudkan di atas. Sudahkah pengawas
memberikan bimbingan kepada guru secara maksimal didalam pengembangan profesi
hingga guru itu berhasil karyanya? Sudah bisakah karya hasil bimbingan itu diakui dan
dinilai? Kenyataan, banyak karya tulis guru yang mereka susun dengan penuh semangat
dan menguras dana hingga sekarang belum berhasil.
D. Pengawas Idola
Pengawas yang ideal hendaknya berusaha untuk dapat menempatkan dirinya sebagai bapak yang
arif dan bijaksana dalam menyikapi guru dan peraturan yang berlaku. Pengawas seharusnya
selalu memotivasi guru agar mampu membentuk siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya,
yakni manusia yang memiliki karakteristik personal dalam memahami dinamika psikososial dan
lingkungan kulturalnya.
Pengawas idola hendaknya membantu guru dalam melaksanakan proses pembentukan manusia
melalui proses pembentukan yang berlangsung seumur hidup. Pengawas membantu guru agar
berupaya menumbuhkembangkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
Pengawas idola juga memotivasi guru agar selalu membantu siswa dalam menguasai ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Pengawas membantu guru di dalam memotivasi pengembangan,
penghayatan, apresiasi dan ekspresi seni, serta pembentukan manusia yang sehat jasmani dan
rohani. Disamping itu, pengawas membantu guru dalam mewujudkan komitmen untuk
mendarmabaktikan kerjanya bagi para siswa dalam proses pembelajaran. Pengawas membantu
guru dalam mewujudkan kemampuannya menguasai materi yang diajarkan, penguasaan
metodologi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran akan lancar, efektif, dan efisien serta
menyenangkan.
Pengawas idola membantu guru dalam mewujudkan tanggung jawabnya untuk memanejemen,
monitoring, dan memotivasi dalam proses pembelajaran siswa. Pengawas membantu guru dalam
mewujudkan kemauannya untuk selalu belajar dari pengalaman, belajar sepanjang hayat, dan
mampu mempersiapkan generasi baru dengan kemampuan intelektual, sosial dan moral yang
tinggi sehingga mampu bersaing secara positif, dan dapat hidup layak di tengah-tengah
masyarakat. Pengawas membantu guru dalam mewujudkan kemampuan pribadinya untuk
mendarmabaktikan semua kemampuannya demi kemajuan diri pribadi, keluarga, masyarakat
bangsa dan negara.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keakraban antara guru dan pengawas bisa terjalin dengan cara saling memahami fungsi dan
peran masing-masing. Kesenjangan antara guru dan pengawas sebenarnya terjadi karena kurang
adanya pendekatan humanis yang menyentuh di antara keduanya
Kdua belah pihak harus bisa menempatkan diri sesuai dengan peran masing-masing. Untuk itu,
diperlukan adanya sinkronisasi di dalam mengemban amanat mulia. Pengawas sebagai Pembina
dan guru sebagai binaannya. Kedua belah pihak harus selalu berkomunikasi, saling bekerja sama,
dan saling taat pada komitmen yang telah diamanatkan.
Pengawas yang baik adalah pengawas yang dengan penuh kebapakan selalu mendampingi guru
di dalam menjalankan roda pembelajaran di kelas. Adapun bapak yang baik adalah bapak yang
bias mengakomodasi semua kesulitan yang dihadapi oleh asuhannya. Bukan bapak yang sering
memarahi tetapi kurang bisa memberikan solusi.
B. Saran
Saran untuk guru :
1. Guru yang baik adalah guru yang proaktif terhadap eksistensi seorang pengawas. Guru
jangan hanya menunggu, tetapi selalu berkomounikasi setiap ada temuan atau kesulitan,
kapan saja di mana saja.
2. Guru yang baik adalah guru yang bisa memahami fungsi dan peran pengawas. Tidak
perlu berantipati dan bernegatif thinking terhadap eksistensi seorang pengawas. Binalah
hubungan yang sehat demi kemajuan pendidikan nasional di Indonesia.
1. Seorang pengawas hendaknya menjadi bapak yang bisa diteladani oleh seluruh binaanya.
2. Cobalah untuk memahami perbedaan dan keragaman guru. Pengawas yang baik adalah
pengawas yang bisa menghargai perbedaan individu. Sebab, disamping sebagai roda
pendidikan, guru pun juga memiliki kewajiban sebagai makhluk individu dan sekaligus
makhluk sosial.
Sebagai akhir kata marilah kita berjuang di jalan Alloh dengan penuh tanggungjawab, dedikasi
tinggi dan penuh pengabdian sebagai bekal di masa mendatang. Mudah-mudahan Alloh
memasukkan kita semua ke dalam golongan orang-orang yang beruntung, amin.
Daftar Pustaka
http://pendidikan-diy.go.id/dinas_v4/?view=v_artikel&id=49