NIM : 223161915382
KELAS : PPG PRAJAB PJOK 02
Situasi
Saat ini Lembaga Pendidikan tengah menjadi sorotan berbagai pihak.
Apalagi setelah pandemi Covid-19 mengguncang, Lembaga pendidikan
harusnya mengurangi menggunakan pola-pola konvensional dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar. oleh karena itu diperlukan suatu
terobosan kegiatan belajar mengajar untuk dapat menyelaraskan dan
memunculkan genarasi hebat masa depan. Disamping itu terobosan yang
mengedepankan Kesehatan anak harus menjadi prioritas.
Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh Lembaga pendidikan dalam
membuat terobosan pembelajaran yakni, dengan pemilihan serta pembuatan
buku ajar, tentunya yang bisa digunakan dimanapun oleh guru dan siswa.
Karena Menurut Kamaruddin (1999:1), bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk
mengajar siswa. Namun juga sebagai sumber yang digunakan siswa agar ia belajar.
Selain itu, upaya membuat panduan tentang cara memanfaatkan bahan ajar
harus juga dibuatkan dengan tampilan yang mudah dipahami. Pemanfaatan
dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru,
dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Karena ketersediaan
bahan ajar sangat penting karena memberikan arah kegiatan belajar bagi
siswa. Dengan mengetahui muatan materi pada bahan ajar dalam kegiatan
belajar, siswa akan lebih mudah mengatur cara, gaya dan kemandirian
mereka dalam belajar.
Namun pada saat kami melakukan proses observasi dan wawancara di
pekan orientasi dan observasi awal-awal kegiatan PPL 1. Ternyata kami tidak
menemukan adanya bahan ajar tersebut. Kemudian kami mengonfirmasikan
kepada guru pamong akan hal tersebut, dan dijawab bahan ajar ada namun
tidak utuh. Yang dimaksud tidak utuh disini ialah bahan ajar hanya terdiri dari
sekumpulan materi yang diambil oleh guru melalui sumber-sumber pencarian
daring dan hal tersebut digunakan sebagai referensi dalam melakukan
kegiatanbelajar mengajar.
Oleh karena itu melalui tulisan ini kami ingin membuat terobosan
pembelajaran yakni membuat bahan ajar yang berbentuk media interaktif dan
bisa diakses melalui smartphone siswa.
Tantangan
Hal-hal yang menjadi tantangan kami sepanjang pembuatan proyek ini ialah
waktu pembuatan proyek yang terbatas. Dikarenakan kegiatan PPL 1 yang kami
lalui hanya berkisar 2 bulan saja. Oleh karena itu diperlukan sinergi antar
mahasiswa yang baik dalam pembuatan proyek ini.
Aksi
Dalam pembuatan terobosan bahan ajar ini kami merencanakan
beberapa tahapan dalam pengerjaan, antara lain:
Berkomunikasi dengan pihak sekolah (guru pamong) dan
dosen pembimbing
Mempelajari cara pembuata proyek melalui panduan2 atau
platform2 pembelajaran di dunia maya
Melakukan pembagian kerja proyek
Menyusun proyek
Memberikan hasil proyek ke pihak sekolah
Refleksi
Berdasarkan hasil analisis dari situasi, tantangan dan aksi, maka penulis
melakukan refleksi kepemimpinan menggunakan analisis SWOT berikut:
Strengths (kekuatan)
1. Kemampuan kami dalam belajar masih cukup baik
2. Dukungan penuh pihak sekolah dalam pembuatan proyek
Weakness (kelemahan) durasi ppl yang pendek membuat kami harus
ekstra dalam menjalankan proyek
Opportunities (peluang)
1. Kami merupakan mahasiswa ppl pertama yang ppl di sma dempo
2. Karena kami yang pertama kami didukung penuh oleh sekolah
dalam pembuatan dan pengembangan proyek
Threats (ancaman) gagalnya proyek yang kami jalankan
Sumber Rujukan
Purba, S., Cendana, W., Darmawati, D., Salamun, S., Kato, I., Prijanto, J. H.,....&
Sianipar, P. (2021). Kepemimpinan Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Kemendikbud. (2022) Modul PPG Prajabatan Kepemimpinan I. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi
Rusman. 2010. Model–model Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kamaruddin. 1999. Beberapa pertimbangan penilaian bahan ajar bahasa dan
sastra Indonesia. Dalam Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis
XXXVIII IKIP Ujung Pandang, 13-14 juli 1999, di Kampus Gunungsari
Baru IKIP Ujung Pandang.