Subjectum Litis
Pemohon : Komisi Penyiaran Indonesia
Pemohon jelas adalah lembaga negara, sebagaimana dijelaskan dalam argumentasi di
bawah:
Komisi Penyiaran Indonesia adalah lembaga negara yang bersifat independen yang
ada di pusat dan di daerah yang tugas dan wewenangnya diatur dalam Undang-
undang ini sebagai wujud peran serta masyarakat di bidang penyiaran;
Posisi lembaga negara Komisi Penyiaran Indonesia juga telah diakui oleh Mahkamah
Konstitusi melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU- I/2003 tentang
perkara Permohonan Pengujian UU Penyiaran terhadap UUD 1945, yang menyebutkan
bahwa kelahiran KPI berhubungan dengan kelahiran institusi-institusi demokratis dan
‘lembaga-lembaga negara’ dalam berbagai bentuk diantaranya yang paling banyak di
Indonesia adalah dalam bentuk komisi-komisi. Dalam pertimbangan MK disebutkan
bahwa:
Komisi Independen yang lahir ini memang merupakan sebuah konsekwensi logis dari
sebuah negara demokrasi modern yang ingin secara lebih sempurna menjalankan
prinsip check and balances untuk kepentingan yang lebih besar, (vide Putusan MK
Nomor 005/PUU-I/2003, halaman 21-22);
Pasal 28F UUD 1945 yang mengatur masalah kebebasan memperoleh informasi
sepatutnya bisa dianggap sebagai dasar kewenangan konstitusional Komisi Penyiaran
Indonesia (Pemohon). Karena sebagaimana diputuskan sendiri dalam pertimbangan
hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 005/PUU-I/2003 halaman 78
menyatakan bahwa:
Menimbang bahwa salah satu perwujudan ketentuan Pasal 28 UUD 1945 adalah
lahirnya UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dalam konsideransnya juga
merujuk Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
Sementara itu, UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran konsiderans
mengingatnya merujuk Pasal 28F UUD 1945, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, dan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers;
Menimbang bahwa dengan demikian, kelahiran UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang
Pers dan UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran tidak lepas kaitannya dengan
jaminan pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia mengenai kemerdekaan
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan serta hak akan informasi
sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 dan Pasal 28F UUD 1945;
Kedudukan Pemerintah dalam hal ini Menteri Komunikasi dan Informatika sebagai
lembaga negara dapat dilihat dengan menggunakan runtutan logika-logika yuridis
sebagai berikut; (a) Pasal 4 Ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menentukan, Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan
menurut Undang-Undang Dasar; (b) Pasal 4 Ayat (2) menentukan, dalam melakukan
kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden; dan (c) Pasal 17 Ayat
(1) menentukan, Presiden dibantu oleh Menteri-menteri negara; (d) Pasal 17 Ayat (2)
menentukan, Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden;
(e) Pasal 17 Ayat (3) menentukan, setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan;