Anda di halaman 1dari 12

HALLO !!!

BACK AGAIN WHIT US !!!

THERESIA ALPINA GRACECYA DEBORA BR. HOMBING


E1011211064 E1011211050
DA L A M T U G A S :

P U B L I C R E L AT I O N

Dosen pengampu :
Suci Lukitowati, S. P, M. A
P E R A N A N H U M A S DA L A M M E N JA L I N H U BU N G A N
DENGAN PIHAK INTERNAL

Internal public relations adalah bagian PR (Public Relations) perusahaan yang bertanggung jawab membina serta
mengelola hubungan dengan publik internalnya.

Dikutip dari buku Pemasaran Strategik Perspektif Perilaku Konsumen dan Marketing Plus (2015) karya Ujang
Sumarwan, dkk, “publik yang dimaksudkan dalam internal public relations terbatas pada sekelompok individu
yang terlibat pada satu kegiatan, serta terikat oleh kesamaan perhatian dan kepentingan guna mencapai
tujuan”. Yang termasuk ke dalam public intern, ialah para karyawan (employee), dan para pemegang saham
(stockholder).

Berdasarkan pengelompokan itu, maka terdapatlah hubungan yang khusus diantara mereka, yakni yang biasa
disebut “Hubungan dengan karyawan” (employee relations) dan “Hubungan dengan pemegang saham”
(stockholder relations). Dalam rangka melaksanakan public relation, PRO harus senantiasa memelihara
komunikasi yang baik dengan kelompok-kelompok tersebut (maintain good communication).
❖ Hubungan Dengan Karyawan ❖ Hubungan dengan pemegang saham
(employee relations) (stockholder relations)

Menurut seorang ahli PR Archibald William, Dalam hubungan dengan modal, pemegang
hubungan dengan karyawan atau Employee saham tidak dapat dikesampingkan dari
relations merupakan suatu kekuatan yang hidup pemikiran seorang manajer dalam usahanya
dan dinamis yang dibina serta diabadikan dalam membina dan memajukan perusahaannya.
hubungan dengan perorangan sehari-hari Modal merupakan salah satu faktor terpenting
dibelakang bangku kerja tukang kayu, bagi suatu organisasi kekaryaan seperti
dibelakang mesin atau dibelakang meja tulis. perusahaan.

Jadi PRO bukan hanya duduk dikantornya, Komunikasi dengan mereka dapat dilakukan
melainkan berkomunikasi langsung dengan oleh PRO, sebagai petugas yang sudah terbiasa
para karyawan. Ia harus senantiasa dalam bidang itu. PRO memiliki kewajiban
mengadakan kontak pribadi (contac personal). untuk selalu mengadakan hubungan yang baik
dengan para pemegang saham tersebut.

Dalam rangka melaksanakan Employee relations


itu, PRO perlu banyak melihat dan
mendengarkan para karyawan. Hanya dengan
komunikasi antar person dengan karyawan,
PRO dapat menyalami perasaan mereka, dan
dengan komunikasi pula dapa dibina hubungan
yang harmonis.
C O N TO H P E R A N A N H U M A S DA L A M M E N J A L I N
HUBUNGAN DENGAN PIHAK INTERNAL
K E D U D U K A N H U M A S YA N G I D E A L D I DA L A M
S E BUA H O RG A N I S A S I

Kedudukan humas dalam organisasi dan kewenangan petugasnya tidak selalu dapat dinyatakan dengan tegas.
Menurut John Tondowijojo (2004:9), bila HUMAS diakui sebagai bagian jajaran kebijakan pimpinan, maka
humas harus berada langsung di bawah direksi. HUMAS harus mampu menyampaikan kebijaksanaan
pimpinan, sehingga ia harus langsung berada di pihak yang berhubungan dengan pimpinan seluruh jajaran
manajemen. (Tondowidjojo, 2004:9).

PR adalah menilai sikap masyarakat (public) agar tercipta keserasian antara masyarakat dan kebijaksanaan
organisasi atau instansi. Karena mulai dari aktivitas, program Humas, tujuan (goal) hingga sasaran (target)
yang hendak dicapai oleh organisasi atau instansi tersebut tidak terlepas dari dukungan serta keprcayaan citra
positif dari pihak publiknya.

Pada prinsipnya secara structural, fungsi HUMAS dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak
dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi. Menurut John Tondowijoyo (2004: 9) kedudukan
Humas terkait langsung dengan fungsi top managemen. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal
apabila langsung berada dibawah pimpinan atau mempunyai hubungan langsung dengan fungsi top
managemen. Fungsi kehumasan dapat berhasil secara optimal apabila langsung berada dibawah pimpinan atau
mempunyai hubungan langsung dengan pemimpin tertinggi (pengambil keputusan) pada organisasi/instansi
bersangkutan.
HUMAS saat ini banyak dipraktekkan di berbagai organisasi dalam rangka menunjang organisasi untuk mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien.

Profesi HUMAS bukan hanya mengkliping berita dan atau mengirim surat, tetapi sebenarnya posisi HUMAS adalah
posisi yang strategis dengan banyak criteria yang harus dimiliki seseorang yang akan bergerak sebagai praktisi
HUMAS suatu instansi atau organisasi.

Menurut Frank Jefkins, kriteria seorang Humas yakni ability to communicate, ability to organize, ability to get on with
people, personality integrity dan imagination. Pelaksanaan public relation dalam organisasi dititik beratkan pada
keterampilan membina hubungan antara manusia didalam organisasi untuk mengatasi timbulnya masalah.
C O N TO H K E D U D U K A N H U M A S YA N G I D E A L D I
DA L A M S E BUA H O RG A N I S A S I
K E D U D U K A N H U M A S YA N G T E R J A D I DA L A M R E A L I TA

Sebagai suatu pendukung manajemen, peran HUMAS sangat penting dan strategis bagi setiap organisasi. Tidak
ada yang meragukan peran itu.
Dalam praktiknya, status dan besarnya perusahaan tidak otomatis diikuti oleh kesadaran untuk
menyelenggarakan fungsi HUMAS pula. Perusahaan besar tidak selalu berarti memiliki departemen Humas yang
besar pula. Banyak perusahaan besar yang ternyata memiliki departemen Humas yang kecil. Sebaliknya,
perusahaan yang relatif kecil ternyata mempekerjakan banyak staf HUMAS, dan bahkan bagian HUMAS itu
masih dibantu oleh konsultan HUMAS dari organisasi luar.
Moris, seorang pakar HUMAS, dengan sangat tepat menguraikan kedudukan manusia dalam konteks
organisasi/perusahaan. Menurutnya, ada tiga hal yang ikut menentukan, eksistensi departemen humas pada
setiap perusahaan yaitu:
• Pola koordinasi bagian HUMAS dengan bagian lain tidak terjalin dengan baik.
• Kedudukan HUMAS dalam struktur suatu kelembagaan yang belum berarti.
• SDM HUMAS yang tidak profesional atau penempatannya tidak sesuai kompetensinya.
• SDM HUMAS yang tidak profesional atau penempatannya tidak sesuai kompetensinya.
• Terbatasnya akses dan kewenangan HUMAS itu sendiri.
• Kurangnya komitmen dari pimpinan organisasi.
C O N TO H K E D U D U K A N H U M A S YA N G T E R J A D I DA L A M
R E A L I TA
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan,Yusuf. 2017. “Kedudukan Humas dalam Organisasi”,


https://yusufsetiawanblog.wordpress.com/2017/02/01/kedudukan-humas-dalam-organisasi/, diakses
pada 7 maret 2023 pukul 13.02.
Wirjoni, Nuzu. 2017. “Tumpulnya Fungsi Humas di Pemerintahan Daerah”,
https://nuzuwirjoni.wordpress.com/2017/05/01/tumpulnya-fungsi-humas-di-pemerintahan-daerah/,
diakses pada 7 maret 2023 pukul 13.45.
Nuraen, Reni. “Kedudukan Humas dalam Organisasi”,
https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=50361, diakses pada 7 maret 2023 pukul 14.25.

Anda mungkin juga menyukai