Anda di halaman 1dari 2

Dalam kehidupan modern saat ini, kebutuhan akan energi listrik sebagai alat untuk

memperlancar pelaksanaan berbagai pekerjaan manusia menjadi sangat penting, mengingat


sebagian besar aktivitas sehari-hari seluruh manusia berinteraksi dengan listrik. Di era sekarang ini,
listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Jenis penyaluran tenaga
listrik di Indonesia dibedakan menjadi tegangan ekstra tinggi (>150 kV), tegangan tinggi (20-150 kV),
tegangan menengah (380 V-20 kV) dan tegangan rendah (<380 V) berdasarkan tegangannya.

Trafo merupakan salah satu peralatan tegangan tinggi yang mempunyai pengaruh besar
terhadap transformasi dan distribusi energi listrik pada sistem tenaga listrik. Pada sebuah trafo,
fungsi bahan isolasi sangat penting karena bertugas memisahkan konduktor bertegangan. Isolasi ini
mencegah lonjakan listrik dan memastikan penanganan voltase yang aman. Bahan isolasi pada trafo
biasanya berupa minyak trafo atau bahan dielektrik lainnya. Minyak trafo mempunyai sifat dielektrik
yang baik sehingga memungkinkan trafo dapat beroperasi dengan efisien tanpa risiko arus lompatan
atau kebocoran yang dapat merusak perangkat dan mempengaruhi kinerja transformator.

Minyak transformator biasanya dibuat dari hidrokarbon, biasanya dari fraksi minyak bumi
yang disuling. Komposisi bahan tersebut dapat mencakup hidrokarbon alifatik dan aromatik. Sifat
dielektrik yang baik dari minyak ini membantu memisahkan dan mengisolasi konduktor listrik
tegangan tinggi pada transformator. Selain itu, minyak trafo memiliki sifat termal yang baik untuk
menyerap dan menghilangkan panas yang dihasilkan selama pengoperasian trafo. Hal ini sangat
penting untuk menjaga suhu trafo tetap stabil.

Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 6 November 2023,
produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan,. Data menunjukkan produksi minyak
menyusut dan cadangan minyak Indonesia mencapai 3,95 miliar barel pada tahun 2021.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi penggunaan minyak mineral yang
ketersediaannya terbatas, tidak terbarukan, dan memiliki kelemahan, antara lain tidak terdegradasi
sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan
minyak mineral adalah dengan mencari alternatif bahan isolasi cair yang menggunakan minyak
nabati.

Minyak bumi telah menjadi bahan isolasi transformator selama lebih dari 100 tahun.
Namun, seiring dengan perubahan tren global yang memprioritaskan keselamatan dan kelestarian
lingkungan, minyak trafo minyak bumi tidak lagi dianggap memenuhi standar tersebut. Ada dua
alasan utama untuk mencari oli trafo yang lebih aman dan ramah lingkungan. Pertama, minyak bumi
yang dipisahkan dalam bentuk cair sulit untuk didegradasi, sedangkan minyak nabati dapat
terdegradasi sempurna. Kedua, persediaan minyak bisa habis dan butuh waktu lama untuk pulih,
padahal persediaan minyak nabati melimpah.

Minyak nabati umumnya memiliki viskositas yang lebih tinggi dan mempunyai sifat pelumas
yang baik meskipun stabilitas oksidasinya lebih rendah. Oleh karena itu, minyak nabati dapat
digunakan sebagai insulasi dan pendingin sebagai pengganti minyak mineral.

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) merupakan tanaman yang memiliki potensial tinggi
untuk dikembangkan di Indonesia. Lahan yang tersedia untuk pengembangan jarak pagar di
Indonesia mencapai 14,2 juta hektar, sedangkan lahan yang tersedia saat ini sekitar 5 juta hektar.
Luas lahan yang teridentifikasi cocok untuk pengembangan tanaman jarak pagar adalah 49,5 juta
hektar yang tersebar di berbagai wilayah. Tanaman jarak pagar mempunyai potensi yang tinggi
untuk dikembangkan, terutama pada lahan marginal, yaitu lahan yang mempunyai persediaan air
dan unsur hara yang terbatas. Lokasi pesantren juga dinilai cocok untuk budidaya jarak pagar
berdasarkan ketersediaan lahan, kondisi budidaya jarak pagar dan lingkungan masyarakat sekitar.

Minyak jarak pagar (Jatropha curcas) digunakan sebagai insulasi pada trafo untuk menjamin
kinerja yang optimal. Dalam konteks ini, pengujiannya penting untuk mengevaluasi kualitas fisik,
kimia dan listriknya. Standar SPLN 49-91:1982 memberikan pedoman yang diakui secara nasional
untuk melakukan tes ini.

Latar belakang Pengujian meliputi aspek fisik seperti viskositas dan titik nyala, sifat kimia
termasuk ketahanan kontaminasi, dan sifat listrik termasuk tegangan rusaknya. Hasil pengujian akan
memberikan pemahaman komprehensif tentang keandalan isolasi minyak jarak pagar (jatropha
curcas) sebagai minyak transformator.

Anda mungkin juga menyukai