qRhodhophyta (Ganggang Merah), qPhaeophyta (Ganggang Coklat), qChlorophyta (Ganggang Hijau), qMyxophyta Atau Cyanophyta (Ganggang Hijau Biru) JENIS ALGA MERAH
Mempunyai nilai ekonomis adalah Eucheuma sp, Gracilaria
sp, Gelidium sp, Sargassum sp dan Turbinaria sp. Dari jenis tersebut yang telah dibudidayakan adalah jenis Eucheuma sp dan Gracilaria sp. Eucheuma sp dibudidayakan di perairan pantai/laut, sedangkan Gracilaria sp dapat dibudidayakan di tambak. MARGA GRACILARIA
Rumput laut jenis Gracilaria yang ada di dunia ada puluhan
jenis diantaranya Gracilaria changii, G. chorda, G. incurvata, G. manilaensis, G. textorri, G. confervoides, G. crasa, G. blodgetti, G. arcuata, G. taenioides, G. eucheumoides dan yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah G. verrucosa, G. gigas dan G. lichenoides. Beberapa ahli menduga bahwa rumput laut marga gracilaria memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan marga lainnya. MORFOLOGI
Seperti pada alga kelas lainya, morfologi rumput laut
Gracilaria verrucossa tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan thallus (jamak: thalli) dengan berbagai bentuk percabangannya. Thalli berbentuk silindris, licin berwarna kuning-coklat atau kuning hijau. Percabangan berselang-seling tidak beraturan, kadang-kadang berulang-ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran panjang sekitar 25 cm dan diameter thallus sekitar 0,5 – 1,5 mm. GRACILARIA SP.
Divisi : Rhodophyta Kelas : Rhodophyceae Ordo : Gigartinales Famili : Gracillariaceae Genus : Gracillaria Jenis : Gracillaria verrucosa UMUM DIBUDIDAYAKAN
Budidaya G. verrucosa dan G. gigas di tambak populer
dikembangkan karena kemapuannya untuk beradaptasi pada kondisi ekologi yang berbeda dengan tingkat produksi yang tinggi dan kualitas gel yang lebih baik dibandingkan spesies lainnya. Jenis ini mempunyai Thallus berwarna merah ungu dan kadang-kadang berwarna kelabu kehijauan dengan percabangan alternate atau dichotomy, perulangan lateral berbentuk silindris, meruncing di ujung dan mencapai tinggi 1-3 cm serta berdiameter antara 0,5 - 2,0 mm. GRACILARIA UMUMNYA MENGANDUNG Agar sebagai hasil metabolisme primernya. Agar-agar diperoleh dengan melakukan ekstraksi rumput laut pada suasana asam setelah diberi perlakuan basa serta diproduksi dan dipasarkan dalam berbagai bentuk, yaitu: agar-agar tepung, agar-agar kertas dan agar-agar batangan dan diolah menjadi berbagai bentuk penganan (kue), seperti pudding dan jeli atau dijadikan bahan tambahan dalam industri farmasi. Kandungan serat agar-agar relatif tinggi, karena itu dikonsumsi pula sebagai makanan diet. Melalui proses tertentu agar-agar diproduksi pula untuk kegunaan di laboratorium sebagai media kultur bakteri atau kultur jaringan. HABITAT
Secara alami gracilaria hidup dengan melekatkan (sifat
benthic) thallusnya pada substrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang, kulit kerang, karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sampai sekitar 10 sampai 15 meter di bawah permukaan air yang mengandung garam laut pada konsentrasi sekitar 12o/oo - 30o/oo. Sifat-sifat oseanografi, seperti sifat kimia-fisika air dan substrat, macamnya substrat serta dinamika/pergerakan air, merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan pertumbuhan gracilaria. REPRODUKSI
Perkembangbiakan dilakukan dengan jalan penyebaran spora
dan gamet serta fragmentasi thallus. Spora dan gamet umumnya tidak memiliki alat gerak seperti cambuk atau flagella. Reproduksi seksual dilakukan dengan karpogonia dan spermatangia. Pertumbuhan bersifat uniaksial dan multiaksial. Pertumbuhan vegetatif secara fragmentasi thallus yang dapat tumbuh dan berkembang. Alat pelekat/penempel (holdfast) terdiri dari perakaran bersel tunggal dan bersel banyak. UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI
Penyediaan bibit dengan teknik setting spora (Yudiati et al.,
2004) atau dengan kultur jaringan. Mikropropagasi kultur jaringan banyak digunakan untuk propagasi klon dalam skala besar untuk mendapatkan berbagai sifat unggul tertentu dari tanaman (Reddy et al., 2008). Salah satu metode yang sering digunakan adalah kultur talus, dimana propagasi dimulai di laboratorium dan kemudian dikembangkan secara massal di lingkungan budidaya dengan terlebih dahulu melalui proses aklimatisasi. PERKEMBANGAN EKSPLAN G.VERRUCOSA DAN G. GIGAS DI TAMBAK PENGEMBANGAN BUDIDAYA
Rumput laut di tambak semakin berkembang dengan
dilakukan budidaya secara polikultur (udang, bandeng dan rumput laut) . Budidaya polyculture didasari atas prinsip Keseimbangan Alam, Rumput laut berfungsi sebagai penghasil oksigen dan tempat berlindung ikan-ikan kecil dan udang kecil dari predator serta dapat menyerap racun-racun yang terkandung dalam air tambak (sebagai biofilter) serta klekap- klekap yang tumbuh merupakan makanan bandeng. PERSYARATAN LOKASI UNTUK BUDIDAYA GRACILLARIA SP. KONSTRUKSI PETAK TAMBAK DAN SALURAN PERSIAPAN BIBIT PENANAMAN KUALITAS AIR LAJU PERTUMBUHAN HARIAN SEKTOR HULU DAN HILIR RUMPUT LAUT TERIMA KASIH PERSIAPA PRAKTEK (MODUL 4)