Disusun Oleh :
Ir. Yunizal & Rudi Riyanto
Call Number: 081318692556 (Rudi)
2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 3
PROSPEK PASAR 11
MANAJEMEN USAHA 17
KESIMPULAN 23
PENDAHULUAN
Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dari sub sektor
perikanan sebagai penghasil devisa negara. Sejumlah genus rumput laut yang telah
mendapatkan pasaran dalam perdagangan internasional, yaitu Gracilaria, Gelidium,
Gelidiella dan Gelidiopsis (rumput laut merah genus Rhodophyceae) sebagai bahan baku
penghasil agar-agar (agrophytes); Eucheuma dan Hypnea (rumput laut merah genus
Rhodophyceae) sebagai bahan baku penghasil karaginan (carrageenophytes); Sargassum
dan Turbinaria (rumput laut coklat genus Phaeophyceae) sebagai bahan baku penghasil
alginat (alginofit).
Dalam dunia industri dan perdagangan, algin dikenal dalam bentuk asam alginat atau
garam alginat. Asam alginat adalah suatu getah selaput (membran mucilage) yang disebut
juga gummi alami, sedangkan alginat adalah bentuk garam dari asam alginat, yang
hakekatnya merupakan suatu poliskarida, dan secara umum polisakarida yang terdapat
pada rumput laut disebut phycocolloid. Polisakarida yang terpenting pada rumput laut coklat
adalah asam alginat dan turunannya, fukoidan, funoran, dan laminaran yang merupakan
komponen penyusun dinding sel seperti halnya selulosa dan pektin.
Hingga saat ini, jenis rumput laut coklat tersebut belum diusahakan atau diolah untuk
mendapatkan tepung Na-alginat yang sangat dibutuhkan dalam berbagai industri, sehingga
persaingan pada industri ini belum ada.
Oleh karena itu pendirian pabrik misinya adalah menghasilkan tepung Na-alginat
dengan kualitas terbaik, menjaga kualitas tersebut dan meningkatkan kapasitas produksi dan
meningkatkan penghasilan petani rumput laut. Disamping itu tujuan dari pabrik ini adalah
mengisi kebutuhan Na-alginat dalam negeri dan kelebihannya untuk ekspor dan memberikan
jaminan pasar terhadap produksi rumput laut yang diusahakan oleh petani rumput laut.
Penggunaan alginat yang terbesar adalah industri tekstil (50%), industri pangan
(30%), industri kertas (6%), industri batang pengelas (5%), industri farmasi (5%) dan yang
lain-lain (4%).
Berbagai jenis rumput laut coklat sudah lama dimanfaatkan sebagai obat dan
makanan. Pemanfaatan dalam bahan makanan (sayuran, lalapan, dll) sangat baik sekali
bagi kesehatan karena rumput laut coklat mengandung zat besi, iodium, dan mineral-mineral
lainnya. Selain itu rumput laut coklat berkasiat untuk anti tumor, anti bakteri, anti tekanan
4
darah tinggi, mengatasi gangguan kelenjar, penyakit goiter (gondok) dan penyakit jantung.
Salah satu dari rumput laut coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan makanan
dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum karena mengandung iodium, protein, vitamin
C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P dan Mn, obat gondok dan kelenjar
lainnya, antibakteri, antitumor, sumber alginat, tannin, fenol dan auxin, serta zat yang
merangsang pertumbuhan dan zat yang dapat mengontrol polusi logam berat. Algae-coklat
umumnya menghasilkan senyawa komplek diterpenoid dan senyawa campuran terpenoid-
aromatik, yang mempunyai aktivitas biologi sebagai antibiotik.
Dalam bidang peternakan, rumput laut coklat dimanfaatkan sebagai makanan ternak
yang menghasilkan tekstur daging lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan
rumput laut coklat.
Dalam bidang pertanian, dan tanaman hortikultura rumput laut coklat dalam bentuk
ekstrak cair dapat digunakan sebagai pupuk tanaman sehingga mempunyai nilai ekonomis.
Di perairan Indonesia terdapat 28 spesies rumput laut coklat yang berasal dari enam
genus yaitu Dictyota, Padina, Hormophysa, Sargassum, Turbinaria dan Hydroclathrus.
Penyebaran dari rumput laut tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan kepada penyebaran rumput laut coklat tersebut di atas, ternyata rumput
laut coklat terdapat dimana-mana seluruh pantai perairan Indonesia yang sampai sekarang
sebagian besar belum dimanfaatkan dan banyak orang yang belum mengetahui bahwa
rumput laut coklat tersebut mengandung alginat yang banyak diperlukan karena manfaatnya
sangat luas dan kini sudah dapat diektraksi alginatnya. Rumput laut coklat yang tumbuh di
perairan sub tropis yang utama adalah jenis-jenis Macrocystis, Laminaria, Aschophyllum,
Nerocytis, Ekklonia, Fucus dan Sargassum, sedangkan rumput laut coklat yang tumbuh di
perairan tropis termasuk di Indonesia terdapat jenis-jenis Sargassum, Turbinaria, Padina,
Dictyota. Jenis rumput laut alginofit yang banyak diketemukan dan tersebar luas di Indonesia
adalah Sargassum dan Turbinaria. Sayangnya, data kuantitatif tentang sumberdaya dan
produksi jenis rumput laut ini belum diketahui. Disamping itu, apabila terdapat kekurangan
bahan baku rumput laut coklat Sargassum sp. dapat dipenuhi oleh rumput laut coklat hasil
budidaya yang teknik budidayanya telah dikuasai.
5
Jenis Penyebarannya
Dyctyota apiculata Sulawesi Selatan dan Tenggara
Hydroclathrus clathrus Kalimantan Selatan, Jawa Barat dan Timur. P. Timor, P.
Sumbawa
Padina australis Kep. Riau, Lampung Selatan, Jawa bagian Selatan, P.
Sumbawa, P. Ambon, Kep. Tanibar, Kep. Kai, Kep. Aru, P.
Sumba, Sulawesi Selatan, dan Tenggara, P. Lombok, P.
Flores
Sargassum aquilifolium Tersebar
Sargassum polycystum Tersebar
Sargassum siliquosum Jawa bagian Selatan, Sulawesi Selatan dan Tenggara,
Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanibar
Turbinaria ornate Tersebar
Turbinaria conoides Tersebar
budidaya yang ke dua. Kegiatan budidaya tersebut dapat dilihat pada beberapa gambar
berikut (Gambar 7 s/d 10).
Natrium alginat yang diperdagangkan biasanya dalam bentuk bubuk yang dipak
dalam suatu wadah yang baik. Konsumen dari Natrium alginat ini sangat luas sekali sesuai
dengan pemanfaatannya seperti terdapat pada keterangan berikut : Pemanfaatan alginat
yang diekstrak dari rumput laut coklat pemakaiannya dalam industri sangat luas, diantaranya
dalam industri farmasi (desintegrasi tablet, pengemulsi, penstabil suspensi, menurunkan
gula darah dan kolesterol); kesehatan (cetak gigi, benang operasi, diatic food, sumber serat
alami dan mereduksi efek radiasi alami, dan mereduksi efek radiasi); makanan (pudding,
salad dressing, jelly dan permen); minuman (es krim, sirup, dan sari buah); kosmetik
(masker dan hand body lotion); tekstil (pewarnaan yang halus dan baik serta daya ikat warna
lebih kuat) dan kertas (penghalus permukaan kertas); keramik, vernis, fotografi, kulit buatan,
insektisida, pestisida, pelindung kayu, pencegah api dan lain-lain. Dalam industri, Na-alginat
digunakan sebagai : pembentuk gel (gelling agent), pengemulsi dan penstabil emulsi
12
Sebelum dilakukan proses ekstraksi Na-alginat, rumput laut coklat yang telah
dipanen, dilakukan pencucian dan perendaman, pengeringan/sortasi dan
pengemasan/penyimpanan. Secara garis besar keterangan dari masing-masing perlakuan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pemanenan
Sebagai bahan baku pengolahan, rumput laut harus dipanen pada umur yang tepat
sesuai jenis dan lokasi pertumbuhannya, dimana kandungan pikokoloidnya (Na-alginat)
terdapat dalam jumlah yang maksimal. Untuk jenis rumput laut Sargassum sp., pemanenan
dilakukan setelah tanaman panjangnya antara 30 50 cm. Panjang tanaman yang kurang
atau melebihi ukuran tersebut dapat juga digunakan, tetapi kadar alginatnya sudah
berkurang.
2. Pencucian/Perendaman
Rumput laut yang sudah selesai di panen, kemudian dilakukan pencucian dan
perendaman dalam air tawar. Tujuan dari perlakukan ini adalah untuk memebersihkan
rumput laut dari sisa-sisa karang, pasir, garam, tanah, jenis rumput laut lainnya. Untuk
rumput laut jenis Sargassum sp. setelah pemanenan, rumput laut tersebut direndam lebih
dahulu dalam larutan KOH 0.1% selama 1 jam. Setelah itu rumput laut kembali dicuci
dengan air tawar hingga bersih dan bebas dari sisa larutan alkali. Hal ini dilakukan untuk
menghasilkan rumput laut yang bersih dengan kadar air cukup rendah sehingga dapat
mencegah terjadinya degradasi kimia dan biologi serta dapat meningkatkan rendemen
alginat yang dihasilkan.
3. Pengeringan/Sortasi
Rumput laut dijemur matahari di atas para-para (agar tidak tercampur pasir atau
tanah) di tempat terbuka, jauh dari pemukiman dan tidak jauh dari pantai sehingga
mendapatkan sinar matahari yang maksimal. Penjemuran dilakukan selama 2 3 hari dan
harus dihindarkan dari pengaruh hujan dan embun.
13
Rumput laut yang sudah kering ditandai dengan keluarnya kristal garam pada
permukaan rumput laut. Pengeringan yang tidak sempurna menyebabkan terjadinya
fermentasi dan bau busuk, terutama selama penyimpanan sehingga menyebabkan mutu
hasil ekstraksi rumput laut seperti rendemen dan kekuatan gel menjadi rendah
4. Pengemasan/Penyimpanan
Rumput laut kering yang diperoleh selanjutnya dikemas (karung, plastik, goni atau
kotoran yang bersih dan tidak tercemar bahan kimia yang membahayakan kesehatan)
sepadat mungkin (dengan cara diinjak-injak atau dengan alat pengepres hidraulik) dengan
berat kemasan diberi label sesuai dengan jenis rumput laut yang dikemas. Rumput laut yang
telah dikemas ini selanjutnya disimpan dalam gudang yang bersih, kering, tidak lembab,
tidak bocor dan di atas permukaan lantai serta permukaan dinding sebaiknya diberi anyaman
bambu/kayu penyekat.
Kegiatan pada waktu panen rumput laut coklat yang pernah dilakukan dapat dilihat
pada Gambar 11 s/d 12.
Alginat pertama kali diekstrak dari rumput laut coklat jenis Laminaria oleh seorang
ahli kimia Inggeris E.C.C. Standford pada tahun 1883. Kemudian ekstraksi alginat menurut
metode Standford ini berkembang menjadi proses ekstraksi alginat lain dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu alginat yang dihasilkan. Di Amerika terdapat dua proses ekstraksi alginat
yang telah diberi hak paten. Pertama adalah proses dingin Green (Greens Cold Process)
dan ke dua adalah proses Le Gloahec-Herter. Proses Standford dan proses Green telah
dimodifikasi dan diterapkan pada produksi alginat di Jepang. Di Taiwan, proses Le Gloahec-
Herter dipadukan dengan proses Green, kemudian dikembangkan untuk studi kelayakan
industri alginat.
Sebelum dilakukan proses ekstraksi alginat, rumput laut coklat yang telah dikeringkan
mengalami suatu perlakuan pendahuluan (praperlakuan) yang sangat penting karena
tahapan ini akan turut menentukan mutu dari Na-alginat yang dihasilkan. Praperlakuan
tersebut adalah perendaman rumput laut coklat dalam air, dilanjutkan dalam larutan asam,
atau larutan CaCl2 dan atau larutan formaldehid (CHOH). Produk alginat yang dihasilkan
umumnya dijadikan bentuk garam alginat yang dapat larut dalam air, seperti natrium alginat,
kalium alginat dan ammonium alginat.
Berdasarkan kepada ketentuan-ketentuan proses ekstraksi Na-alginat tersebut, Balai
Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan telah melakukan
15
penelitian yang lama dan akhirnya diperoleh prosedur ekstraksi Na-alginat yang mudah
dikerjakan, efisien dan dapat ditingkatkan produksinya menggunakan rumput laut dalam
jumlah yang banyak asalkan tersedia alat dan peralatan yang dibutuhkan. Proses ekstraksi
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Gambar 13. . Skema Alir Ekstraksi Na-alginat Dari Rumput Laut Coklat
Untuk menguji mutu Na-alginat yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan sifat-sifat
fisik yang tercantum pada Tabel 3 dan fisiko-kimia dari beberapa standar mutu Na-alginat
pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4. Standar Mutu Asam Alginat dan Natrium Alginat dan Propilen Glikol Alginat
Menurut Food Chemical Codex (FCC)
Propilen
Asam
No Spesifikasi Na-alginat Glikol
alginat
Alginat
1 Kemurnian (%) 91-104.5 90.8-106 16-20
2 Kadar As (ppm) <3 <3 <3
3 Kadar abu (%) <4 18-27 <10
4 Kadar logam berat (%) <0.004 <0.004 0.004
5 Kadar Pb (ppm) <10 <10 <10
6 Kadar susut pengeringan (%) <15 <15 <20
No Spesifikasi Kandungan
1 Kadar air (%) 13
2 Kadar abu (%) 23
3 Berat jenis (%) 1.59
4 Warna Gading
5 Densitas kamba (kg/m3) 874
6 Suhu pengabuan (oC) 480
7 Panas pembakaran (kalori/gram) 2.5
Disamping grade tersebut ada lagi yang disebut Industrial grade yang biasanya
masih mengizinkan adanya beberapa bagian dari selulosa, dengan warna dari coklat sampai
putih. Variasi pH algin 3.5 10 dengan viscositas (1% larutan air) 10 5000 cPs, kadar air 5
20% dengan ukuran partikel 10 200 standar mesh.
MANAJEMEN USAHA
Dalam usaha ini dilakukan manajemen secara holistik, dimana dilakukan kerjasama
dari hulu sampai hilir. Dari hulu dilakukan kerja sama dengan kelompok petani pembudidaya
rumput laut, yaitu dilakukan pembelian dengan cara kontak kerja sama sehingga didapatkan
kepastian jumlah dan mutu rumput laut yang sesuai kebutuhan industri (pabrik rumpur laut
coklat). Khusus dalam pemasaran dalam negeri juga dilakukan kontrak dengan industri hilir
yaitu industri Farmasi, Industri Kesehatan, Industri Makanan, Industri Minuman, Industri
Kosmetik, Industri Tekstil, Industri Kertas, sehingga akan terjamin pasarnya. Sedangkan
untuk pasar luar negeri dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi dan harga lebih
tinggi.
18
Analisa usaha pengolahan Natrium Alginat dapat dilihat dari 2 segi, yakni segi
sosial dan segi komersial. Dilihat dari segi sosial, usaha pengolahan berhasil apabila
usaha itu dapat menyediakan Na-alginat bagi konsumen dengan harga yang rendah.
Akan tetapi dilihat dari segi komersial, maka usaha pengolahan Natrium Alginat itu
berhasil apabila dapat memberi keuntungan bagi produsen (pengusaha).
Pengolahan rumput laut coklat menjadi tepung Na-alginat merupakan suatu
usaha peningkatan nilai tambah dari rumput laut coklat itu sendiri. Biasanya rumput
laut diekspor atau dijual dalam negeri dalam bentuk rumput laut coklat yang sudah
dikeringkan. Sampai saat sekarang rumput laut coklat ini belum ada harganya seperti
rumput laut kering jenis lain. Apabila rumput laut coklat diekstrak untuk mendapatkan
tepung Na-alginat, sudah barang tentu harganya cukup tinggi sehingga selisih harga
juga cukup besar.
Apabila teknologi ekstraksi alginat ini dapat dikembangkan di masyarakat
terutama dipusat-pusat produksi rumput laut coklat, maka diharapkan ada beberapa
dampak positif antara lain :
(a). Meningkatkan pemanfaatan rumput laut coklat baik dari alam maupun dari
budidaya
(b). Meningkatkan pemanfaatan sumber daya rumput laut penghasil natrium
alginat lebih optimal dan rasional.
(c). Memperluas lapangan kerja (budidaya, agroindustri, pengolahan) yang berarti
menyerap tenaga kerja.
(d). Meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani/nelayan dan
kesejahteraannya.
(e). Membantu memenuhi kebutuhan natrium alginat dalam negeri yang berarti
mengurangi impor natrium alginat dan menghemat devisa.
a). 1 hari = 3 ulangan x 3 unit pengolahan x 100 kg rumput laut coklat kering =
900 kg
Oleh karena itu, untuk mencapai kedua tujuan di atas, kiranya perlu untuk
menghitung kelayakan usaha pengolahan Natrium Alginat ini dengan menghitung
besarnya Internal Rate Return (IRR), yaitu tingkat bunga yang menentukan titik
impas dari usaha pengolahan Natrium Alginat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6, 7,
8, dan 9.
20
Harga
Rincian Jml Biaya (Rp.)
No Satuan (Rp.)
1 Pengadaan Tanah, bangunan 200 4.000.000 800.000.000
pabrik dan perkantoran (M2)
2 Pe Pengadaan Alat dan Peralatan
Timbangan (buah) 1 3.000.000 3.000.000
Alat pencacah (buah) 2 40.000.000 40.000.000
Alat pencampur (buah) 3 100.000.00 300.000.000
Alat perebus (buah) 3 300.000.00 900.000.000
Alat penyaring, rotary 3 70.000.000 210.000.000
nylon screen (buah)
Alat pengering (buah) 1 75.000.00 150.000.000
Alat penepung (buah) 1 50.000.000 50.000.000
3 Pe Pengadaan Alat Pembantu
Wadah pengering (buah) 1 30.000.000 50.000.000
Ember / tong plastik 1 50.000.000 50.000.000
(paket)
4 Instalasi Pembersih Limbah Cair 1 200.000.000 200.000.000
(paket)
5 Pemasangan Instalasi Listrik 1 100.000.000 100.000.000
(paket)
6 Penggalian /Pemipaan Air 1 100.000.000 100.000.000
(paket)
Sub Jumlah 2.953.000.000
Lain lain (5%) 147.650.000
Total Biaya Investasi 3.100.650.000
21
N No.
Rincian Jumlah Biaya (Rp.) Penyusutan (Rp.)
No
1 Pengadaan Tanah, 10% 800.000.000 80.000.000
bangunan pabrik dan
2
perkantoran (M )
2 Pengadaan Alat dan
Peralatan
Timbangan (buah) 10% 3.000.000 300.000
Alat pencacah (buah) 10% 40.000.000 4.000.000
Alat pencampur 10% 300.000.000 30.000.000
(buah)
Alat perebus (buah) 10% 900.000.000 90.000.000
Alat penyaring, rotary 10% 210.000.000 21.000.000
nylon screen (buah)
Alat pengering 10% 150.000.000 15.000.000
(buah)
Alat penepung (buah) 10% 50.000.000 5.000.000
3 Pengadaan Alat
Pembantu
Wadah pengeing 10% 50.000.000 5.000.000
(buah)
Ember / tong plastik 10% 50.000.000 5.000.000
(paket)
4 Instalasi 10% 200.000.000 20.000.000
Pembersih Limbah Cair
(paket)
5 Pemasangan Instalasi 10% 100.000.000 10.000.000
Listrik (paket)
6 Penggalian /Pemipaan Air 10% 100.000.000 10.000.000
(paket)
7 Gaj Manager Pabrik (OB) 12 5.000.000 60.000.000
8 Gaj Pegawai penjaga (OB) 48 2.000.000 96.000.000
9 Gaj Pegawai kantor (OB) 72 2.500.000 180.000.000
10 Gaj Pegawai pabrik (OB) 240 3.000.000 720.000.000
Biaya Produksi Tetap 1.366.065.000
22
Harga
Total Biaya
No Jenis Pengeluaran Jumlah Satuan
(Rp.)
(Rp.)
1 Bahan Baku
Rumput laut, kering, kg 324.000 5.000 1.620.000.000
2 Bahan Kimia
Asam khlorida (HCl) 32%, L 4.125 206.250.000
Natrium karbonat (Na2CO3), kg 8.250 495.000.000
Sodium hipoklorit, teknis, L 8.000 200.000.000
Harga
Jenis Total Biaya
No Jumlah Satuan
Pengeluaran/Pemasukkan (Rp.)
(Rp.)
1 Pendapatan
Produksi Na-alginat, kg 81.000 150.000 12.150.000.000
2 Pengeluaran
Biaya investasi 3.100.650.000
Biaya tetap 1.366.065.000
Biaya Tidak Tetap 3.121.250.000
3 Keuntungan Kotor (1 2) 4.562,035.000
4 Pajak 30% 1.368.610.500
5 Keuntungan Bersih (3 4) 3.193.424.500
KESIMPULAN
Berapa jumlah produksi Na-alginat yang harus di produksi per tahun agar
supaya tidak untung tetapi juga tidak rugi (Break Event Point BEP) dapat dihitung
sebagai berikut :
1. Batas Laba Rugi (BEP) = (Hasil Penjualan Keuntungan Bersih) : Hasil Produksi
Natrium alginat atau (Rp. 12.150.000.000 Rp. 3.193.424.500) : 81.000 kg= Rp.
8.956.575.500 : 81.000 kg = Rp. 110.575 atau dibulatkan Rp. 111.000.-
2. Atau (Hasil Penjualan Keuntungan Bersih) : Harga Natrium alginat per kg atau (Rp.
12.150.000.000 Rp. 3.193.424.500) : 150.000 kg= Rp. 8.956.575.500 : Rp 150.000
= 59.710 kg, dibulatkan menjadi 60.000 kg
3. Dari perhitungan di atas, agar supaya tidak rugi harus Natrium alginat
diproduksi sebanyak 60.000 kg per tahun dengan harga jual per kg adalah Rp.
111.000.-
4. Sedangkan kemampuan keuntungan untuk mengembalikan modal atau Return on
investment (ROI), perhitungannya adalah sebagai berikut : ROI = Laba bersih : Total
investasi atau (Rp. 3.193.424.500 : Rp. 3.100.650.000) = 1.029. Waktu balik modal =
1 : 1.029 tahun = 0.971 tahun atau 11.652 bulan dibulatkan menjadi 12 bulan.
24
LAMPIRAN
25