PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melanjutkan Ke Skripsi
Pada Juruan Syariah Program Studi Perbandingan Mazhab
Sekolah Tinggi Ilmu Islam Dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar
OLEH:
ADLI SULAEMAN
NIM/NIMKO:181011062/85810418062
Mengetahui,
PENDAHULUAN
suatu akad antara seorang mempelai laki-laki dengan mempelai wanita atas dasar
kerelaan dan kesukaan kedua belah pihak yang dilakukan oleh pihak lain (wali)
menurut sifat dan syarat yang telah ditetapkan untuk menghalalkan percampuran
antara keduanya sehingga satu sama lain saling membutuhkan menjadi sekutu
sebagai teman hidup dalam rumah tangga. 1 Ketentuan mengenai pernikahan ini
tergambarkan dalam firman Allah ta’ala dalam Al-Quran surah Ar-Rum ayat 21:
pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya,dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada
yang demikian itu benar benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berfikir.”2
1
Beni Ahmad Saebani, Fiqh Munakahat 1(Bandung:Pustaka Setia,2001), 9, skripsi
(Abd.Basit Misbachul Fitri: STAI Darussalam Nganjuk, 2018), h.1.
2
Kementrian agama, Al-Quran Hafalan mudah(cet.II;Bandung:penerbit Cordoba 2020), h
21.
Selain disebutkan dalam al-Quran dan hadis Nabi saw. Perkawinan
menurut hukum Islam ini disebutkan pula dalam Instruksi Presiden No. 1 Tahun
1991 tentang kompilasi hukum Islam, yaitu darin pasal 1 sampai dengan pasal 170
sangat kuat atau mītsāqan galīẓan untuk mentaati perintah Allah dan
agama dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia.
yakni kasih sayang antara anggota keluarga.4 Tujuan utama pernikahan dalam
Islam ialah menjauhkan dari perbuatan maksiat dan mampu membentengi diri dari
perbuatan keji dan merendahkan martabat, salah satunya terjatuh kedalam dosa
zina, ini sesuai dengan hadits Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang
فإنه أغض للبصر وأخصن, من استطاع منكم الباءة فليتزوج,يا معشر اللشباب
maka menikahlah karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih
3
Husein Muhammad Yusuf, jodoh; Memilih jodoh dan meminang dalam Islam (cet.1;
Jakarta: Gema Insani, 1435 H/2014 M), h.2-4.
4
M.Thalib, perkawinan Menurut Islam (Surabaya:Al-Ikhlas , 1993), 1., skripsi (Abd.Basit
Misbachul Fitri: STAI Darussalam Nganjuk, 2018), h.1.
memelihara kemauan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia
pada saat dinikahinya. Mahar bukanlah pembayaran yang seolah olah menjadikan
perempuan yang hendak dinikahi telah dibeli seperti barang namun pemberian
mahar dalam syari’at Islam dimaksud untuk mengangkat harkat dan derajat kaum
perempuan yang sejak zaman jahiliyyah telah diinjak-injak harga dirinya. Dengan
diperjualbelikan.6
Adapun hukum mahar, para ulama sepakat bahwa mahar termasuk salah
satu syarat sahnya pernikahan. Dan tidak boleh mengadakan persetujuan untuk
Saat ijab qabul dalam perkawinan mahar akan disebutkan berupa apa dan
berapa jumlah atau besarannya. Mahar atau mas kawin diberikan pihak mempelai
5
.HR.Al-Bukhari (no.5066)kitab an-Nikah, Muslim(no.1402 kitab an-Nikah, dan at-
Tirmidzi (no.1087) Sohih Al-Bukhari kitab an-Nikah, h. 969.
6
Beni Ahmad Saebani, fiqh Munakahat, h. 262.
7
Ibnu Rusyd, Kitab An-Nikah (Kitab Bidayatul Mujtahid) penerbit; Ahmad Abu Al Majdi, h.33.
Budaya mahar dipercaya sudah ada sejak zaman purbakala sering dengan
menyebutkan secara jelas. Penemuan tertua yang mengatur tentang tata cara
laki laki yang telah memberikan mahar kepada seorang mempelai wanita, namun
mempersunting wanita lain tidak berhak mendapat pengembalian atas mahar yang
maka laki laki tersebut berhak atas pengembalian mahar yang telah diberikannya.
Jika seorang istri meninggal tanpa sempat melahirkan seorang anak laki-laki, ayah
dari istri tersebut harus memberikan mahar sebagai denda kepada pihak laki-laki,
kebiasaan yang merugikan wanita dalam dalam hal mahar sehingga wanita tidak
pada masa pra-Islam. Agama Islam datang dengan memperhatikan hak-hak wanita
8
Koentjaraningrat. 1990. Beberapa pokok Antropologi sosial, ttp, Dian rakyat, h. 103-
104.
pemberian mahar terhadap wanita yang akan dinikahi adalah salah satu bentuk
memuliakan kaum wanita. Pemberian Mahar ini dapat dilakukan secara tunai
Makna mahar lebih dekat kepada syariat agama Islam dalam menjaga
kemuliaan peristiwa suci atau perkawinan. Salah satu dari usaha Islam ialah
untuk memegang urusannya. Berkenaan dengan mahar ini Allah swt. Berfirman :
َو ٰاُتوا الِّنَس ۤاَء َص ُد ٰقِتِه َّن ْحِنَلًة ۗ َفِاْن ِط َنْب َلُك ْم َعْن َش ْي ٍء ِّم ْنُه َنْف ًس ا َفُك ُلْو ُه َه ِنْۤئًـا َّم ِر ْۤئًـا
menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati,
maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.” (QS.AL-
NISA’: 4).10
“Kawinlah engkau walaupun dengan mas kawin cincin dari besi” (HR. Bukhori ).
Maksud dari ayat dan hadist di atas sangat jelas bahwa mahar ialah pemberian
calon suami kepada calon istri baik berbentuk barang, uang, atau jasa, yang tidak
dari mempelai pria kepada mempelai wanita yang berupa materi, baik berupa
9
Lili Rasyidi, Hukum Perkawinan Dan Perceraian Di Malaysia Dan Indonesia
(Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 1991), jurnal (Ibnu Irawan : UIN Raden Intan Lampung), h.
1.
10
Kementrian agama, Al-Quran Hafalan mudah (cet. II; Bandung: penerbit cordoba,
2020), h. 77.
seperangkat alat salat, cincin, uang atau barang berharga lainnya. Namun pada
untuk melakukan sesuatu. Kondisi seperti ini tidak dilarang oleh syariat Islam.
Nabi saw. Salah satu contoh mahar pernikahan yang diberikan kepada pihak
kambing yang terjadi ketika Nabi Musa as menikahi salah seorang putri Nabi
Syu’aib as dengan mas kawin atau mahar berupa bekerja selama 8 (delapan)
tahun,11 sejarah dan kisah tersebut Allah swt. Abadikan didalam Al-Quran,
َقاَل ِإيِّن ُأِر يُد َأن ُأنِكَح َك ِإحَد ى ٱبَنَّيَت َٰه َتِني َعَلٰى َأن َتأُج َر يِن َٰمَثَيِن ِح َج ج َفِإن َأَمتمَت َعشرا
ِلِح ِم ِج ِم ِع ِد
َف ن ن َك َو َم ا ُأِر يُد َأن َأُش َّق َعَليَك َس َت ُد يِن ِإن َش اَء ٱلَّلُه َن ٱلَّٰص َني
kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja
denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah
(suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu
11
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia antara Fikih Munakahat dan
undang -undang perkawinan (Jakarta : Kencan Pradana media grup, 2009). Journal of social-
religion research, Ibnu Irawan, h. 122.
12
.Kementrian Agama,Al-Quran Hafalan Mudah (cet.II;Bandung: Penerbit Cordoba,
2020), h.388.
Pada kenyataannya, generasi milenial banyak yang memberikan mahar
bukan seperangkat alat salat,cincin barang atau sejenisnya yang bersifat materi,
akan tetapi mahar yang diberikan pada akad pernikahan adalah berupa hafalan
masyarakat ada yang sangat menginginkan mahar pernikahan berupa hafalan Al-
Quran, dengan alasan mahar hafalan Al-Quran lebih utama (afdal) dibandingkan
sebagai sesuatu yang sangat mulia dan berharga. Banyak para masyarakat yang
dijadikan mahar. Ini sah sah, karena mahar merupakan hak perempuan. Akan
tetapi hafalan al-Quran apabila dijadikan mahar, justru bisa merusak makna mahar
itu sendiri. Karena mahar adalah pemberian yang berwujud yang bisa dirasakan
Secara teori mahar hendaknya menjadi nilai manfaat dan mashlahat bagi
mempelai wanita. Oleh karena itu,anjuran pemberian mahar atau mas kawin
berupa materi agar kelak di kemudian hari dapat dirasakan manfaatnya dan dipetik
mahar berupa hafalan Al-Quran tidak sampai pada tujuan dari syariat pemberian
13
Jusmainda, “Empat pemuda ini menikahh dengan mahar hafalan ayat Al-Quran”
accessed oktober 2019, http://makassar. terkini. id/4-pemuda-nikah-mahar-hafalan-ayat-al-quran/.
mahar terhadap mempelai wanita serta mengabaikan esensi mahar di dalam
hukum islam, maka sebagai tindakan preventif dari persoalan ini ialah perlunya
peninjauan terlebih dahulu dengan prosuder hukum yang benar dan tepat, agar
dikemudian hari tidak ada unsur kesalahan dan penyesalan dengan hilangnya hak-
nihāyatu Al-Muqtashid)”.
B. RUMUSAN MASALAH
wa nihāyatu Al-Muqtashid?
C. Pengertian Judul
penelitian, maka peneliti sangat perlu menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud
analisis pendapat Ibnu Rusyd dalam kitab Bidāyatu al-Mujtahīd wa nihāyatu al-
Muqtashid)”
14
Agus Hermanto, “Teori gender dalam mewujudkan kesatraan: menggagas fikih baru,”
Ahkam 5 (2017), h. 209-230.
1. Hafalan Al-Quran
Sebuah perkawinan dengan mahar manfaat yang belum diatur secara jelas
atau emas tetapi telah dilaksanakan sehingga peraturan dan kemaslahatan perlu
dikaji.15
2. Mahar
Pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik
berbentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum
Islam16
3. Pernikahan
4. Ibnu Rusyd
Seorang filosofi yang bernama Abdul Walid Muhammad bin Ahmad Ibnu
Rusyd yang lahir di di Cordova pada tahun 520 H / 1126 M. 18 Dan merupakan
penulis buku fikih yang membahas tentang fikih perbandingan mazhab yang
15
Hermi, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pemberian Mahar Berupa Hafalan Al-Quran
di Desa Wage Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” Skripsi (Surabaya: Fak. Syari’ah dan
Hukum UIN Sunan Ampel,2018)
16
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta : PT. Raja Granfindo Persada, 1998),
Ed. 1, Cet. Ke-3, h.101.
17
Al-Khatīb Al-Syirbīnī, Mughnī al-Muhtāj Ilā Ma’rifati Ma’ānī Alfādzi al-Minhāj, Juz 3
(Cet I; Bairut : Dār al-Ma’rifah, 1418H/1997M), h. 123.
18
Ibnu Rusyd, Mendamaikan Agama dan Filsafat, (Yogyakarta : Kalimedia 2015) P,6
Sebuah buku fikih yang membahas tentang fikih perbandingan mazhab
yang ditulis oleh Ibnu Rusyd. Dalam buku ini, Ibnu Rusyd membahas
mazhab Maliki.19
D. Kajian Pustaka
1. Referensi Penelitian
Mahar Pernikahan (Studi Analisis Pendapat Ibnu Rusyd Dalam Kitab Bidāyatu
buku-buku atau referensi yang ada kaitannya dengan karya ilmiah ini yang
tentunya akan menjadi sumber yang sangat penting dalam menyusun beberapa
2. Penelitian Terdahulu
19
Mursyidah,Konsep penciptaan, p. 25.
a. Miftahul Jannah (2016), dengan judul “Mahar Perkawinan Dengan Hafalan
hukum mahar perkawinan dengan hafalan ayat al-Quran dalam tinjauan fiqh
munakahat.20
c. Nia Nuraeni (2020), dengan judul “Mahar Hafalan Ayat Al-Quran Menurut
ulama Kota Palangka Raya terhadap hukum memberi mahar berupa hafalan
ayat al-Quran dalam ijab qabul dan istinbat hukum yang digunakan ulama
d. Metodologi Penelitian
langkah sistematis dan logis dalam mencari data berkenaan dengan masalah
20
Miftahul Jannah, “Mahar Perkawinan Dengan Hafalan Ayat al-Quran Di Tinjau Dari
Fiqh Munakahat”, Skripsi, Palembang: Program studi Ahwal Al-Syaksiyah Fakultas Syariah Dan
Hukum UIN Raden Fatah, 2016, xiv.
21
Syahrial Paputungan “Kedudukan Hafalan Al-Quran Sebagai Mahar Perkawinan Dalam
Perspektif Mazhab Hanafi Serta Relevansinya Dalam Hukum Perkawinan Di Indonesia”, Skripsi,
Makassar; program Studi Jurusan Syariah STIBA Makassar, 2018.
tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan
1. Data Penelitian
buku-buku yang berkaitan dengan konsep nikah yang membahas tentang mahar-
a. Sumber data primer, merupakan sumber data primer yang menjadi rujukan
al-Mālikī.
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Aspek teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian penelitian bagi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
E. Metodologi Penelitian
A. Definisi Mahar
D. Syarat-Syarat Mahar
E. Macam-Macam Mahar
F. Kadar Mahar
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Hermi, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pemberian Mahar Berupa Hafalan Al-
Husein Muhammad Yusuf, jodoh; Memilih jodoh dan meminang dalam Islam
Ibnu Rusyd, Kitab An-Nikah (Kitab Bidayatul Mujtahid) penerbit; Ahmad Abu Al
Majdi, h.33.
2020), h 21.
Kementrian agama, Al-Quran Hafalan mudah (cet. II; Bandung: penerbit cordoba,
2020), h. 77
Syaksiyah Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Raden Fatah, 2016, xiv.
M.Thalib, perkawinan Menurut Islam (Surabaya:Al-Ikhlas , 1993), 1., skripsi
Jusmainda, “Empat pemuda ini menikahh dengan mahar hafalan ayat Al-Quran”
hafalan-ayat-al-quran/.