Anda di halaman 1dari 10

KONSOLIDASI PADA ANAK PERUSAHAAN

YANG DIMILIKI KURANG DARI


KEPEMILIKAN PENUH
Rencana Mutu Kontrak
Akuntansi Keuangan Lanjutan
Pertemuan ke-9

Oleh :
Kelompok : 4
1. Ni Luh Gede Sri Wahyuni (202134121002)
2. Made Krisna Amanda Kusuma (202134121019)
3. I Gede Indra Bagus Hartawan (202134121013)

Program Studi Akuntansi


Sekolah Vokasi
Universitas Warmadewa
Tahun 2023
PENGARUH KEPEMILIKAN NONPENGENDALI
Kepemilikan nonpengendali dalam materi akuntansi keuangan lanjutan merujuk pada
situasi di mana sebuah perusahaan memiliki bagian saham dalam perusahaan lain, tetapi tidak
memiliki kendali penuh atas perusahaan tersebut. Pengaruh kepemilikan nonpengendali dapat
memiliki berbagai konsekuensi dalam akuntansi keuangan lanjutan. Berikut penjelasan lebih
lengkapnya:
1. Pengakuan Laba Nonpengendali:
a. Perusahaan yang memiliki kepemilikan nonpengendali dalam perusahaan lain
harus mengakui bagian laba atau rugi dari perusahaan yang mereka miliki.
b. Ini mencakup bagian pendapatan dan biaya yang relevan untuk kepemilikan
nonpengendali.
c. Laba nonpengendali dicatat pada laporan laba rugi sebagai beban terpisah.
2. Metode Konsolidasi:
a. Dalam laporan keuangan konsolidasi, perusahaan yang memiliki kepemilikan
nonpengendali harus memutuskan metode konsolidasi yang tepat.
b. Terdapat dua metode umum yang digunakan: metode ekuitas dan metode
pengendalian.
c. Metode ekuitas mengakui bagian saham dalam perusahaan anak sebagai
investasi di laporan keuangan pemilik saham utama.
d. Metode pengendalian mengkonsolidasikan sepenuhnya laporan keuangan
perusahaan anak ke dalam laporan keuangan perusahaan induk.
3. Alokasi Goodwill:
a. Kepemilikan nonpengendali juga mempengaruhi alokasi goodwill ketika
sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain.
b. Goodwill adalah selisih antara nilai wajar aset dan kewajiban perusahaan anak
dengan nilai saham yang dibayarkan.
c. Bagian goodwill yang harus dialokasikan kepada pemegang saham
nonpengendali mempengaruhi laporan keuangan konsolidasi.
4. Pengaruh Pajak:
a. Kepemilikan nonpengendali dapat mempengaruhi masalah pajak, terutama
dalam hal kredit pajak, kerugian fiskal, dan pengakuan pendapatan.
b. Pajak penghasilan perusahaan dapat berubah berdasarkan struktur kepemilikan
nonpengendali.
5. Pengaruh Pada Rasio Keuangan:
a. Kepemilikan nonpengendali dapat memengaruhi rasio keuangan, seperti rasio
laba bersih, rasio utang, dan rasio modal sendiri.
b. Analisis rasio keuangan harus memperhitungkan pengaruh kepemilikan
nonpengendali.

Penting untuk memahami regulasi akuntansi keuangan yang berlaku, seperti standar
akuntansi internasional (IAS/IFRS) atau standar akuntansi keuangan (SAK) di negara Anda,
karena aturan dapat bervariasi. Pengaruh kepemilikan nonpengendali dalam akuntansi
keuangan lanjutan adalah topik yang kompleks dan memerlukan pemahaman mendalam
tentang akuntansi korporat.
PENGARUH NERACA KONSOLIDASI SESAAT SETELAH AKUISISI
KEPEMILIKAN PENGENDALI
Neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi kepemilikan pengendali dalam materi
akuntansi keuangan lanjutan mencerminkan pengaruh dari akuisisi tersebut pada posisi
keuangan perusahaan. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Aset dan Liabilitas Perusahaan Anak: Setelah akuisisi kepemilikan pengendali,


aset dan liabilitas perusahaan anak akan termasuk dalam neraca konsolidasi.
Ini mencakup semua aktiva dan pasiva yang dimiliki oleh perusahaan anak
pada saat akuisisi.
2. Goodwill: Jika nilai wajar aset dan kewajiban perusahaan anak lebih rendah
dari nilai saham yang dibayarkan, selisihnya akan diakui sebagai goodwill.
Goodwill ini akan tercermin dalam neraca konsolidasi sebagai aset.
3. Kewajiban Utang: Selain aset dan goodwill, kewajiban utang perusahaan anak
juga akan tercermin dalam neraca konsolidasi. Ini mencakup utang dan
kewajiban lain yang dimiliki oleh perusahaan anak.
4. Modal Sendiri: Modal sendiri perusahaan anak akan dimasukkan dalam neraca
konsolidasi sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi. Ini mencakup modal
saham, cadangan, dan laba ditahan perusahaan anak.
5. Kepemilikan Nonpengendali: Jika ada kepemilikan nonpengendali, bagian
ekuitas mereka akan tercermin dalam neraca konsolidasi sebagai “ekuitas
nonpengendali.”
6. Pengaruh pada Rasio Keuangan: Akuisisi kepemilikan pengendali juga dapat
memengaruhi rasio keuangan seperti rasio utang terhadap modal sendiri dan
rasio laba bersih. Ini karena penggabungan perusahaan dapat mengubah
struktur modal dan laba bersih perusahaan.
7. Penyesuaian Nilai Wajar: Aktiva dan liabilitas perusahaan anak yang telah
diakuisisi harus diukur dengan nilai wajar saat akuisisi. Jika ada selisih antara
nilai wajar saat akuisisi dan nilai buku, penyesuaian harus dibuat, dan ini akan
tercermin dalam neraca konsolidasi.
8. Laporan Kepemilikan Pengendali: Dalam neraca konsolidasi, biasanya ada
pengungkapan yang memisahkan ekuitas pemegang saham utama (pengendali)
dan ekuitas nonpengendali untuk memberikan gambaran yang jelas tentang
kepemilikan dan pengaruh kontrol.
Penting untuk mematuhi standar akuntansi yang berlaku, seperti IAS/IFRS atau SAK
di negara Anda, karena aturan bisa bervariasi. Neraca konsolidasi sesaat setelah akuisisi
memberikan gambaran tentang bagaimana akuisisi tersebut memengaruhi posisi keuangan
perusahaan induk dan bagaimana aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan anak dimasukkan ke
dalam laporan keuangan konsolidasi.

KONSOLIDASI SETELAH AKUISISI KEPEMILIKAN PENGENDALI


Konsolidasi setelah akuisisi kepemilikan pengendali dalam materi akuntansi keuangan
lanjutan adalah proses menyatukan laporan keuangan dua perusahaan: perusahaan induk
(pemegang saham utama) dan perusahaan anak (yang diakuisisi dan sekarang dikendalikan).
Proses ini mencakup beberapa langkah yang menghasilkan laporan keuangan konsolidasi
yang mencerminkan posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas dari entitas yang
digabungkan. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:

1. Persiapan Laporan Keuangan Konsolidasi:


 Langkah pertama adalah mengumpulkan laporan keuangan perusahaan
induk dan perusahaan anak, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.
 Laporan keuangan perusahaan anak harus disesuaikan dengan prinsip
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan induk untuk memastikan
konsistensi.
2. Penghilangan Transaksi Internal:
 Transaksi internal antara perusahaan anak dan perusahaan induk harus
dieliminasi. Misalnya, piutang dan utang antara kedua perusahaan
dibatalkan.
 Tujuannya adalah untuk menghindari penggandaan dalam laporan
konsolidasi dan mencerminkan transaksi yang sebenarnya dengan
entitas eksternal.
3. Penyesuaian Nilai Wajar:
 Aktiva dan liabilitas perusahaan anak harus diukur kembali dengan
nilai wajar pada saat akuisisi. Jika ada selisih antara nilai wajar saat
akuisisi dan nilai buku, penyesuaian harus dilakukan.
 Goodwill adalah selisih antara nilai wajar aset dan kewajiban
perusahaan anak dengan nilai saham yang dibayarkan. Goodwill harus
diakui dalam laporan konsolidasi.
4. Pengakuan Laba atau Rugi Nonpengendali:
 Laba atau rugi dari kepemilikan nonpengendali dalam perusahaan anak
harus diakui dalam laporan konsolidasi untuk mencerminkan
kepemilikan nonpengendali dalam laba perusahaan anak.
5. Penggabungan Laporan Keuangan:
 Setelah melakukan langkah-langkah di atas, laporan keuangan
perusahaan anak dan perusahaan induk digabungkan untuk
menciptakan laporan keuangan konsolidasi tunggal.
 Dalam laporan konsolidasi, ekuitas pemegang saham utama dan
ekuitas nonpengendali dipisahkan untuk memberikan gambaran yang
jelas tentang kepemilikan dan pengaruh kontrol.
6. Analisis Rasio Keuangan:
 Setelah konsolidasi, analisis rasio keuangan dapat dilakukan untuk
memahami pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan
konsolidasi.
7. Pengungkapan Tambahan:
 Laporan konsolidasi harus menyertakan pengungkapan tambahan yang
menjelaskan dasar konsolidasi, metode akuntansi yang digunakan, dan
informasi lain yang relevan.

Konsolidasi setelah akuisisi kepemilikan pengendali adalah proses yang kompleks dan
penting dalam akuntansi korporat. Hal ini memungkinkan investor dan pemangku
kepentingan untuk memahami pengaruh akuisisi terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Pastikan untuk mengikuti standar akuntansi yang berlaku, seperti IAS/IFRS atau SAK di
negara Anda, dalam proses konsolidasi ini.

PENGHENTIAN KONSOLIDASI
Penghentian konsolidasi dalam materi akuntansi keuangan lanjutan adalah proses di
mana perusahaan tidak lagi mengkonsolidasikan laporan keuangan anak ke dalam laporan
keuangan konsolidasi perusahaan induk. Hal ini biasanya terjadi ketika perusahaan induk
kehilangan kendali atas perusahaan anak. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Penyebab Penghentian Konsolidasi:


• Penghentian konsolidasi dapat terjadi karena berbagai alasan,
seperti penjualan saham perusahaan anak kepada pihak lain,
pengurangan kepemilikan hingga kehilangan kendali, likuidasi
perusahaan anak, atau restrukturisasi kepemilikan.
2. Proses Penghentian Konsolidasi:
• Langkah pertama adalah menghentikan penyajian dan pengakuan
laporan keuangan anak dalam laporan konsolidasi.
• Nilai buku aset, kewajiban, dan ekuitas anak yang dihentikan
konsolidasi harus dihapus dari neraca konsolidasi.
• Goodwill yang terkait dengan anak yang dihentikan konsolidasi
harus dihapus.
3. Pengungkapan Penghentian Konsolidasi:
• Laporan keuangan konsolidasi harus mengungkapkan alasan
penghentian konsolidasi, serta dampaknya terhadap posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan induk.
• Pengungkapan juga harus mencakup informasi tentang aset yang
telah dihentikan konsolidasi, utang yang berkaitan, dan laba atau
rugi yang terkait.
4. Metode Akuntansi Setelah Penghentian:
• Setelah penghentian konsolidasi, perusahaan induk harus mengakui
investasinya dalam perusahaan anak sebagai investasi di laporan
keuangan terpisah.
• Investasi ini akan diukur dengan nilai wajar atau nilai tercatat yang
sesuai dengan metode akuntansi yang berlaku.
5. Pengaruh Pajak:
• Penghentian konsolidasi juga dapat memengaruhi masalah pajak.
Perubahan dalam kepemilikan perusahaan anak dapat berdampak
pada kredit pajak, kerugian fiskal, dan peraturan pajak lainnya.
6. Analisis Rasio Keuangan:
• Penghentian konsolidasi dapat memengaruhi rasio keuangan
perusahaan induk, seperti rasio utang terhadap modal sendiri, rasio
laba bersih, dan lainnya. Analisis rasio keuangan harus
mempertimbangkan perubahan ini.

Penghentian konsolidasi adalah proses yang penting dalam akuntansi korporat dan
melibatkan perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. Pastikan untuk
mengikuti standar akuntansi yang berlaku, seperti IAS/IFRS atau SAK di negara Anda, dalam
mengelola penghentian konsolidasi dan pengungkapan yang sesuai.

PERLAKUAN UNTUK LABA KOMPREHENSIF LAINNYA


Perlakuan untuk laba komprehensif lainnya (LKL) dalam materi akuntansi keuangan
lanjutan merujuk pada bagaimana laporan keuangan mengakui dan mengungkapkan
komponen lain selain laba bersih yang mencerminkan perubahan dalam ekuitas perusahaan.
Laba komprehensif lainnya mencakup elemen yang dapat memengaruhi ekuitas perusahaan,
tetapi tidak termasuk dalam laba bersih. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Komponen Laba Komprehensif Lainnya:


• Laba komprehensif lainnya mencakup beberapa komponen, seperti:
• Selisih kurs mata uang asing, yang mungkin muncul dari investasi
asing.
• Laba atau rugi yang belum direalisasi dari investasi saham.
• Penyesuaian atas instrumen keuangan yang diukur dengan nilai
wajar.
• Laba atau rugi yang muncul dari instrumen derivatif yang
digunakan sebagai lindung nilai.
• Penyesuaian atas manfaat pasca-tenaga kerja.
• Perubahan estimasi yang memengaruhi laba bersih.
2. Pengakuan dalam Laporan Laba Rugi atau Laba Komprehensif Lainnya:
• Beberapa komponen laba komprehensif lainnya dapat diakui
langsung dalam laporan laba rugi, seperti laba atau rugi yang
muncul dari instrumen derivatif yang bukan lindung nilai.
• Komponen lain diakui dalam laba komprehensif lainnya, yang
biasanya disajikan dalam laporan keuangan secara terpisah dari
laporan laba rugi.
3. Pengakuan dalam Neraca:
• Selisih kurs mata uang asing yang belum direalisasi dan laba atau
rugi yang belum direalisasi dari investasi saham juga dapat
memengaruhi nilai aset dan utang dalam neraca.
• Penyesuaian atas instrumen keuangan yang diukur dengan nilai
wajar juga tercermin dalam neraca.
4. Pengakuan dalam Neraca Modal:
• Laba komprehensif lainnya memengaruhi ekuitas perusahaan.
Ekuitas perusahaan adalah bagian dari neraca yang mencakup
modal saham, laba ditahan, dan komponen lain dari ekuitas.
5. Pengungkapan dan Presentasi:
• Laporan keuangan harus memberikan pengungkapan yang jelas
tentang elemen-elemen laba komprehensif lainnya dan bagaimana
mereka memengaruhi ekuitas perusahaan.
• Laporan laba komprehensif lainnya harus memisahkan komponen
yang diakui dalam laporan laba rugi dan yang diakui dalam laba
komprehensif lainnya.
6. Pengaruh pada Analisis Keuangan:
• Laba komprehensif lainnya dapat memengaruhi analisis rasio
keuangan dan evaluasi kinerja perusahaan, karena elemen-elemen
ini mencerminkan perubahan nilai aset, utang, dan ekuitas.

PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Pertimbangan tambahan dalam materi akuntansi keuangan lanjutan merujuk pada
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan ketika menyusun laporan keuangan yang lebih
kompleks dan rinci, terutama dalam konteks akuntansi korporat yang melibatkan perusahaan
besar atau entitas dengan transaksi kompleks. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Kepatuhan dengan Standar Akuntansi:


• Pertimbangan utama adalah memastikan bahwa laporan keuangan
mematuhi standar akuntansi yang berlaku. Ini mencakup standar
internasional seperti IAS/IFRS atau standar nasional seperti SAK
di Indonesia.
2. Kepatuhan Hukum dan Peraturan:
• Perusahaan harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku,
termasuk peraturan pasar modal, peraturan pajak, dan peraturan
perusahaan.
3. Kompleksitas Transaksi Keuangan:
• Jika perusahaan terlibat dalam transaksi keuangan kompleks,
seperti instrumen derivatif atau transaksi keuangan kompleks
lainnya, ini memerlukan pertimbangan tambahan untuk mengakui
dan mengukur transaksi tersebut secara akurat.
4. Perubahan Metode Akuntansi:
• Jika perusahaan berencana untuk mengubah metode akuntansi,
perlu mempertimbangkan implikasi perpajakan, efek laporan
keuangan, dan peraturan hukum yang berlaku.
5. Nilai Wajar dan Penilaian Aset:
• Penilaian aset yang mendasari laporan keuangan, khususnya dalam
hal nilai wajar, memerlukan perhatian khusus. Ini termasuk
penilaian yang baik untuk menentukan nilai wajar yang sesuai.
6. Kepailitan atau Restrukturisasi Keuangan:
• Jika perusahaan menghadapi masalah keuangan atau
mempertimbangkan restrukturisasi, hal ini memerlukan perhatian
khusus dalam penyusunan laporan keuangan, terutama dalam
penilaian atas nilai wajar aset dan liabilitas.
7. Laporan Keuangan Konsolidasi:
• Jika perusahaan memiliki anak perusahaan, penyusunan laporan
keuangan konsolidasi memerlukan pemahaman mendalam tentang
konsolidasi, eliminasi transaksi internal, dan pengakuan laba
komprehensif lainnya.
8. Pengaruh Pajak:
• Pertimbangan perpajakan penting dalam penyusunan laporan
keuangan, termasuk dampak pajak atas transaksi dan kebijakan
akuntansi.
9. Alokasi Goodwill dan Aktiva Takberwujud:
• Alokasi nilai goodwill dan aktiva takberwujud dalam akuisisi atau
penggabungan perusahaan memerlukan analisis yang cermat dan
pertimbangan atas nilai jangka panjang.
10. Pengaruh Mata Uang Asing:
• Jika perusahaan beroperasi di berbagai mata uang, pertimbangan
terkait fluktuasi nilai tukar mata uang harus diperhatikan dalam
akuntansi.
11. Pengungkapan Transparan:
• Laporan keuangan harus memberikan pengungkapan yang
transparan dan komprehensif tentang aspek-aspek yang relevan,
termasuk risiko, komitmen, dan kebijakan akuntansi yang
digunakan.

Pertimbangan tambahan dalam akuntansi keuangan lanjutan sangat penting untuk


memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dan
mematuhi standar akuntansi serta hukum yang berlaku. Perusahaan perlu berfokus pada
keakuratan, kepatuhan, dan transparansi dalam penyusunan laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
• Septiansyah, Taufan. (2020). Pelaporan Konsolidasian.
ResearchGate. https://www.researchgate.net/profile/Taufan_Septiansyah/publication/3
41278329_PELAPORAN_KONSOLIDASIAN/links/5eb7e76ca6fdcc1f1dcb3881/PE
LAPORAN-KONSOLIDASIAN.pdf
• Satria, Dy Ilham. (2018). Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan
UniversitasMalikussaleh. https://repository.unimal.ac.id/1942/1/Modul%20Akuntansi
%20Keuangan%20Lanjutan%202%20by%20Dy%20Ilham%20Satria.pdf

Anda mungkin juga menyukai