Anda di halaman 1dari 6

Online Class-2022

Page 1 of 6

PENILAIAN PERSEDIAAN
Data penulisan dikutip dan diolah dari beberapa sumber beserta ketentuan/
peraturan pajak terkait

Dalam akuntansi persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana
metode ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan
perusahaan. Beberapa metode perhitungan persediaan yang populer digunakan adalah
metode FIFO (First in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average.

Persediaan merupakan semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk
dijual kembali atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan. Terdapat dua
sistem pencatatan akuntansi persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem periodik
(fisik). Penentuan kedua sistem pencatatan tersebut tergantung pada kebijakan yang
diambil oleh perusahaan.
Pada saat melakukan pencatatan persediaan, Wajib Pajak juga harus memperhatikan
metode penentuan cost persediaan yang digunakan. Dalam praktiknya, banyak
perusahaan yang membuat asumsi tentang mekanisme cost persediaan masuk ke
dalam dan keluar perusahaan. Asumsi aliran cost persediaan tentunya harus sesuai
dengan standar dan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Berikut
metode cost atau biaya persediaan dan perbedaannya yang penting untuk diketahui.
FIFO (First In First Out)
Seperti namanya first in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka
pada metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang perusahaan akan
dijual pertama. Metode FIFO ini didasarkan pada asumsi bahwa aliran cost masuk
persediaan harus dipertemukan dengan hasil penjualannya. Sebagai akibatnya, biaya
per unit persediaan yang masuk terakhir dipakai sebagai dasar penentuan biaya barang
yang masih dalam persediaan pada akhir periode (persediaan akhir).
Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya
persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan
yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual
produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain
sebagainya.
Metode FIFO merupakan metode yang paling umum digunakan dalam penilaian
persediaan. Hal tersebut tentu saja karena ada kelebihan dan kekurangan yang
dipertimbangkan, berikut kelebihan dan kekurangan metode FIFO:
sonny.soebagyo |
Page 2 of 6

Kelebihan Kekurangan
 
Nilai persediaan disajikan secara Pajak yang harus dibayarkan
relevan di laporan posisi keuangan. perusahaan ke pemerintah menjadi
 Menghasilkan laba yang lebih lebih besar.
besar.  Laba yang dihasilkan kurang
akurat.

LIFO (Last In First Out)

LIFO artinya yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini mengasumsikan unit
persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan di akhir. Artinya, unit yang dijual
pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang. Jadi biasanya
persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan
yang pertama atau awal masuk. Metode biaya persediaan LIFO ini didasarkan pada
asumsi bahwa aliran keluar biaya persediaan merupakan kebalikan dari kronologi
terjadinya biaya. Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam
periode kenaikan harga (inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak
yang terutang juga menjadi lebih kecil. Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO
tidak boleh digunakan lagi. Berikut kelebihan dan kekurangan metode LIFO

Kelebihan Kekurangan
 
Mudah membandingkan cost saat ini Bertolak belakang dengan
dengan pendapatan sekarang. aliran fisik persediaan
 Apabila harga naik maka harga barang sesungguhnya.
jadi konservatif.  Biaya pembukuan menjadi
 Laba operasional tidak terpengaruh oleh mahal karena metode ini lebih
untung atau rugi dari fluktuasi harga. rumit.
 Menghemat pajak  Laba atau rugi yang
dihasilkan lebih rendah.

Metode Average

Metode average biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode average membagi
antara biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia.
sonny.soebagyo |
Page 3 of 6

Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga
rata-rata. Metode average merupakan titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO
dan LIFO. Jadi kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO
dan FIFO.
Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang
masuk lebih awal atau akhir.

Cara dan Contoh Perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average

Dalam akuntansi persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana
metode ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan
perusahaan. Beberapa metode perhitungan persediaan yang populer digunakan
adalah metode FIFO (First in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average.
Kemudian, ada dua sistem pencatatan persediaan yang digunakan yaitu sistem
perpetual dan periodik. Biasanya dalam menghitung persediaan, akan dihitung pula
HPP (Harga Pokok Penjualan) dan laba kotor. Namun, di pembahasan kali ini kita
akan fokus pada cara dan contoh perhitungan Metode FIFO, LIFO dan Average saja.

Contoh Soal atau Data Persediaan untuk Perhitungan Metode FIFO, LIFO dan
Average.
Untuk lebih jelasnya berikut ini ada contoh data penjualan dan pembelian persediaan
selama tahun 2017 di PT. XY :
Tanggal Keterangan Kuantitas (unit) Harga (Rp)
1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Feb Pembelian 300 120.000
7 Maret Penjualan 100 150.000
10 April Penjualan 100 150.000
2 Mei Pembelian 100 130.000
5 Juni Penjualan 200 160.000
6 Juli Pembelian 300 125.000
7 Oktober Penjualan 100 160.000
10 November Penjualan 200 170.000
3 Desember Pembelian 100 130.000

Dari data di atas, berikut ini akan kita ulas cara perhitungannya menggunakan
metode FIFO, LIFO dan Average.

sonny.soebagyo |
Page 4 of 6

Cara Perhitungan Metode FIFO


Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya
persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan
yang terakhir masuk. Metode FIFO cocok diterapkan pada perusahaan yang menjual
produk yang memiliki masa kadaluarsa, seperti makanan, minuman, obat dan lain
sebagainya. Berikut adalah contoh perhitungan metode FIFO dari data di atas:
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Unit Harga/ Total Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga Unit Harga (Rp)* Harga
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 - - - - - - 100 100 10.000
Jan
05 300 120 36.000 - - - 100 100 10.000
Feb - - - - - - 300 120 36.000
07 - - - 100 100 10.000 300 120 36.000
Mar
10 - - - 100 120 12.000 200 120 24.000
Apr
02 100 130 12.000 - - - 200 120 24.000
Mei - - - - - - 100 130 13.000
05 - - - 200 120 24.000 100 130 13.000
Jun
06 Jul 300 125 37.500 - - - 100 130 13.000
- - - - - - 300 125 37.500
07 - - - 100 130 13.000 300 125 37.500
Okt
10 - - - 200 125 25.000 100 125 12.500
Nov
03 100 130 13.000 - - - 100 125 12.500
Des - - - - - - 100 130 13.000
Total 800 - 98.500 700 - 84.000 200 - 25.500
*dalam hitungan ribu

Cara Perhitungan Metode LIFO


Dalam penerapan metode LIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang baru/terakhir masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya
persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan
sonny.soebagyo |
Page 5 of 6

yang pertama atau awal masuk. Berikut adalah contoh perhitungan metode LIFO
dari data di atas:
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga (Rp)* Harga (Rp)* Harga
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
01 - - - - - - 100 100 10.000
Jan
05 300 120 36.000 - - - 100 100 10.000
Feb - - - - - - 300 120 36.000
07 - - - 100 120 12.000 100 100 10.000
Mar - - - - - - 200 120 24.000
10 - - - 100 120 12.000 100 100 10.000
Apr - - - - - - 100 120 12.000
02 100 130 12.000 - - - 100 100 10.000
Mei - - - - - - 100 120 12.000
- - - - - - 100 130 13.000
05 - - - 100 130 13.000 100 100 10.000
Jun - - - 100 120 12.000
06 Jul 300 125 37.500 - - - 100 100 10.000
- - - - - - 300 125 37.500
07 - - - 100 125 12.500 100 100 10.000
Okt - - - - - - 200 125 25.000
10 - - - 200 125 25.000 100 100 10.000
Nov
03 100 130 13.000 - - - 100 100 10.000
Des - - - - - - 100 130 13.000
Total 800 - 98.500 700 - 86.500 200 - 23.000
*hitungan ribu

Cara Perhitungan Metode Average


Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang
masuk lebih awal atau akhir. Jadi persediaan akhir barang dagangan akan dinilai
dengan nilai perolehan persediaan rata-rata yang masuk. Berikut adalah contoh
perhitungan metode Average dari data di atas:

sonny.soebagyo |
Page 6 of 6

Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Unit Harga/ Total Unit Harga/Unit Total Unit Harga/Unit Total
Unit Harga (Rp) Harga (Rp) Harga
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
01 - - - - - - 100 100 10.000
Jan
05 300 120 36.000 - - - 400 115 46.000
Feb
07 - - - 100 115 11.500 300 115 34.500
Mar
10 100 115 11.500 200 115 23000
Apr
02 100 130 13.000 - - - 300 120 36.000
Mei
05 - - - 200 120 24.000 100 120 12.000
Jun
06 Jul 300 125 37.500 - - - 400 123.75 49.500
07 - - - 100 123.75 12.375 300 123.75 37.125
Okt
10 - - - 200 123.75 24.750 100 123.75 12.375
Nov
03 100 130 13.000 - - - 200 126,88 25.375
Des
Total 800 - 99.500 700 - 84.125 200 - 25.375
*hitungan ribu

SONNY SOEBAGYO
REGISTERED TAX CONSULTANT
License No. KEP-4421/IP.C/PJ/2019
ATTORNEY IN TAX COURT
License No. KEP-011/PP/IKH/2023
email : sonny.soebagyo@gmail.com

sonny.soebagyo |

Anda mungkin juga menyukai