Anda di halaman 1dari 3

Nama : Zahwa Ramadhani

Nim : 23051053
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Hepatitis-B

Hepatitis-B adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya, dan bisa berakibat fatal bila
tidak ditanggani oleh dokter spesialis hepartology (Wang Andri, 2014). Penyakit hepatitis
B merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis-B (VHB) yang dapat
menyebabkan kematian. Biasanya tanpa gejala, namun jika infeksi terjadi sejak dalam
kandungan akan menjadi kronis, seperti pembengkakan hati, sirosis dan kanker hati
(Siringo Lince, 2022).

Kesimpulan : hepatitis-b penyakit yang disebabkan oleh virus (VHB) yang bisa
menyebabkan kematian.

Penyebab hepatitis tidak mendapat imunisasi hepatitis. Imunisasi ini biasanya dilakukan
saat bayi belum berusia 6 bulan. Virus yang dimasukan ke tubuh melalui imunisasi
menjadikan tubuh tahan terhadap serangan virus, baik hepatitis-A maupun hepatitis-B
(Ningsih Tristia, 2014).

Tanda gejala hepatitis-B, diantaranya (Roslinda Laiya & Anitasari Bestfy, 2022) :

a. Hilangnya nafsu makan


b. Muntah serta mual
c. Berat badan menurun
d. Gejala yang sama dengan flu misal nyeri tubuh, lelah, demam tinggi, sakit kepala
e. Lelah dan lemas
f. Nyeri perut
g. Sakit kuning

Cara pencegahan hepatitis-B dengan melakukan vaksinasi. Adapun efek samping dalam
vaksinasi, biasanya terjadi secara ringkas dan dapat termasuk rasa sakit pada daerah
suntikan dan gejala yang mirip flu ringan. Juga tersedia vaksin kominasi terhadap HAV
dan HBV (Twinrix), yang menawarkan adanya manfaat tambahan yaitu pemberian
perlindungan terhadap kedua infeksi virus yaitu hepatitis-A dan hepatitis-B. Vaksin HBV
efektif untuk digunakan lebih dari 90% kepada orang dewasa dan anak yang menerima
ketiga dosis semuanya (Abrori & Qurbaniah Mahwar, 2017).

Hasil penelitian dari (H et al., 2018) menunjukan bahwa proporsi penduduk dengan gejala
hepatitis (deman, lemah, mata atau kulit berwarna kuning, nyeri pada perut kanan atas,
urine berwarna seperti air the pekat, gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, tidak
nafsu makan) dan didiagnosis hepatitis (melalui pemeriksaan darah) oleh petugas
kesehatan sebesar 10.514 (1,3%). (Bratanata et al., 2017) menyebut proporsi hepatitis-B
tersamar sebesar 8,8% (5 dari 57 subjek). Pada subjek dengan hepatitis-B tersamar
didapatkan mayoritas berjenis kelamin laki-laki (80%), median umur 32 tahun (25-41
tahun), resiko penularan HIV melalui IVDU (60%). (Wahyuni et al., n.d.) mengatakan
hepatitis atau radang hati dapat berupa kelainan proses akut dan kronishepatitis akut bila
peradangan hanya berlangsung singkat dan dianggap kronis bila sampai lebih dari 6 bulan
proses masih terus berlangsung baik berupa peradangan, kelainan uji fungsi hati atau
menetapnya HbsAg+ dan anti-HCV+. Hepatitis dapat berlanjut menjadi sirosis hati,
hepatoma atau karsinoma hati primer sampai gagal hati.

DAFTAR PUSTAKA

Abrori, & Qurbaniah Mahwar. (2017). Infeksi Menular Seksual (Abrori Pipiet, Ed.).
2017.
Bratanata, J., Gani, R. A., & Karjadi, T. H. (2017). Proporsi Infeksi Virus Hepatitis B
Tersamar pada Pasien yang Terinfeksi Human Immunodeficiency Virus. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 2(3), 126. https://doi.org/10.7454/jpdi.v2i3.77
H, P. S., Azhar, K., Pradono, J., & Sukoco, N. E. W. (2018). HUBUNGAN PERILAKU
CUCI TANGAN, PENGELOLAAN AIR MINUM DAN RUMAH SEHAT
DENGAN KEJADIAN HEPATITIS DI INDONESIA. JURNAL EKOLOGI
KESEHATAN, 17(1), 41–51. https://doi.org/10.22435/jek.17.1.139.41-51
Ningsih Tristia. (2014). BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN ALAM. 2014.
Roslinda Laiya, & Anitasari Bestfy. (2022). GANGGUAN KARDIOVASKULAR DAN
PENCERNAAN (Ramadhani Nisrin, Ed.). 2022.
Siringo Lince. (2022). BUKU AJAR ANAK DIII KEPERAWATAN (Alfiansyah
Muhammad, Ed.). 2022.
Wahyuni, S., Asrikan, M. A., Ciliia, M., Sabana, U., Wening, S., Sahara, N., Murtiningsih,
T., Putriningrum, R., Keperawatan, P. S.-1, Kusuma, S., & Surakarta, H. (n.d.). UJI
MANFAAT DAUN KELOR (Moringa aloifera Lamk) UNTUK MENGOBATI
PENYAKIT HEPATITIS B.
Wang Andri. (2014). Hidup Sehat dan Panjang Umur (Wang Andri, Ed.). 2014.

Anda mungkin juga menyukai