Anda di halaman 1dari 2

Rivandy Hartono (G0022188)

Parasit Entamoeba histolytica adalah agen penyebab amebiasis pada manusia, sebuah
penyakit enteropatik yang menyerang jutaan orang seluruh dunia, terutama negara berkembang
(Guillén, 2023; Hooshyar & Rostamkhani, 2022). Infeksi Entamoeba histolytica umumnya
bersifat asimtomatik dan dapat terjadi di intestinal maupun ekstra-intestinal. Namun, meskipun
asimtomatik, infeksi apabila bersfiat invasive, gejala lain akan menyertai seperti kram selama
beberapa minggu, nyeri perut, diare yang berdarah maupun cair, dan berkurangnya berat
badan. Pada beberapa kasus, apabila menyebar lebih jauh lagi (ekstra-intestinal), penyakit
seperti pneumonia, liver abscess, purulent pericarditis, dan bahkan cerebral amebiasis dapat
muncul (Kantor et al., 2018). Transmisi dari parasit ini dapat terjadi umumnya karena
mengkonsumsi minuman atau makanan yang telah terkontaminasi dan transmisi langsung dari
tinja-mulut (berhubungan seksual dengan anal ataupun aktivitas homoseksual pria) (Kantor et
al., 2018).

Entamoeba histolytica ini sejatinya menginvasi manusia untuk mendapatkan nutrisi dan
proteksi dari interaksinya dengan microbiota. Akan tetapi 10% dari kasus infeksi parasite ini,
parasite berubah menjadi patogen. Pathogenesis amebic ini memerlukan terjadinya penipisan
dari barrier mukosa inang, penempelan pada lumen kolon, sitotoksisitas dan invasi ke epitel
pada kolon. Kerusakan akibat parasit ini mengakibatkan colitis dan apabila menyebar dapat
mengakibatkan pneumonia, liver abscess, purulent pericarditis, dan bahkan cerebral amebiasis.
Parasit ini setelah berhasil berubah menjadi patogen, perlu menghadapi berbagai tantangan
dari respon imun inang dan juga tantangan oksidatif (Guillén, 2023; Marie & Petri, 2014).

Tujuan peneliti sekarang adalah untuk memusnahkan amebiasis dari bumi, agar dapat
mencapai tujuan Panjang itu, pertama diperlukan pengembangan alat diagnosis dan tindakan.
Untuk diagnosis amebiasis intestinal, ada beberapa contoh tindakan yang dapat dilakukan
seperti direct microscopy stool examinations dan kultur (tes ini memiliki tingkat performa kerja
yang tinggi). Pengecekan berdasarkan pada ilmu molekuler dan imunologi juga dapat dijadikan
sebagai tes penunjang. Untuk pengecekan ekstra-intestinal, pengecekan dengan cara serologi
sudah menjadi metode yang akurat dan yang umum dipakai hingga saat ini (Hooshyar &
Rostamkhani, 2022). Untuk tindakan yang dapat dilakukan, vaksin hingga saat ini sedang
dicoba untuk dikembangkan oleh peneliti. Beberapa kasus pada orang dengan infeksi intestinal
ini menunjukkan partial immunity, hal ini mengindikasi bahwa potensi untuk menciptakan vaksin
yang ampuh cukup menjanjikan (Kantor et al., 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Guillén, N. (2023). Pathogenicity and virulence of Entamoeba histolytica, the agent of


amoebiasis. In Virulence (Vol. 14, Issue 1). Taylor and Francis Ltd.
https://doi.org/10.1080/21505594.2022.2158656

Hooshyar, H., & Rostamkhani, P. (2022). Accurate laboratory diagnosis of human intestinal and
extra-intestinal amoebiasis. https://doi.org/10.22037/ghfbb.v15i4.2496

Kantor, M., Abrantes, A., Estevez, A., Schiller, A., Torrent, J., Gascon, J., Hernandez, R., &
Ochner, C. (2018). Entamoeba Histolytica: Updates in Clinical Manifestation,
Pathogenesis, and Vaccine Development. In Canadian Journal of Gastroenterology and
Hepatology (Vol. 2018). Hindawi Limited. https://doi.org/10.1155/2018/4601420

Marie, C., & Petri, W. A. (2014). Regulation of virulence of entamoeba histolytica. In Annual
Review of Microbiology (Vol. 68, pp. 493–520). Annual Reviews Inc.
https://doi.org/10.1146/annurev-micro-091313-103550

Anda mungkin juga menyukai