BAB I .................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ............................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................... 13
i
e. Operasional atau Kantor Pengelola ...................................................... 21
BAB III.............................................................................................................. 29
BAB IV ............................................................................................................. 31
BAB V............................................................................................................... 71
ii
3.3 Sistem Proteksi Petir ............................................................................ 81
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga acuan
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
Kami berharap semoga acuan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar acuan ini bisa
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan acuan ini karena
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Kelompok D
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya konstruksi bangunan terdiri dari dua komponen, yaitu komponen
struktural dan non struktural. Dinding, pintu, jendela, dan komponen arsitektur lain
merupakan komponen non struktural sehingga menjadi beban pada bangunan. Berbeda
dengan kolom, balok, pelat, pondasi, elemen struktur ini merupakan komponen
yang menahan beban yang akan dipikul oleh bangunan tersebut. Balok merupakan
salah satu elemen struktur penting yang menahan lentur (bending) dan gaya geser
(shear) yang lebih dominan dibandingkan dengan gaya aksial (Priyosulistyo, 2010).
Balok dapat dibuat menggunakan berbagai material, salah satunya adalah profil baja.
Profil baja umum digunakan sebagai elemen struktur pada sebuah bangunan, terutama
untuk bangunan bentang lebar karena penggunaan material beton pada bentang lebar
akan boros dari segi ukuran/dimensi dan dari segi berat sendiri struktur.
Profil baja IWF (Wide Flange) adalah salah satu profil baja yang paling populer
digunakan untuk konstruksi baja. Mulanya profil – profil baja dirakit sewajarnya
namun sejalan dengan kemajuan rekayasa di bidang konstruksi, profil – profil baja
direkayasa lagi supaya mendapat kekuatan baja yang lebih besar sesuai dengan
6
profil baja tersebut, salah satunya dengan dirubah menjadi castellated beam.
Castellated beam merupakan penerapan dari konsep perluasan balok dan girder dengan
badan berlubang, yaitu konsep yang bekerja dengan cara merubah dan memperluas
penampang balok atau girder tanpa mengganti profil awal (H.E. Horton dari Chicago
dan Iron Work, 1910). Profil baja dibelah menjadi 2 bagian yang sama, dan
kemampuannya.
tanah. Jenis bangunan ini sendiri umumnya digunakan sebagai bangunan untuk
berbagai kegiatan yang memerlukan ruangan bebas kolom yang sangat besar.
Sebut saja mulai dari gedung pertunjukan, gedung kegiatan olahraga, hingga
auditorium. Berbeda dari struktur bangunan rumah atau ruko, struktur bangunan ini
Hal ini seringkali dipengaruhi oleh gaya yang terdapat pada struktur bangunan
tersebut perlu memperhitungkan gaya total dengan cermat agar bangunan tetap kokoh,
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki potensi yang sangat besar
7
geografis, (2) sumber daya hayati, (3) jumlah penduduk, serta (4) keberanekaragaman
suku bangsa yang sangat heterogen dari Sabang sampai Merauke. Pada jaman sekarang
Ditinjau dari segi yuridis (hukum) menurut Undang-undang No. 3 tahun 2005
olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong membina, serta
mempunyai peran yang sangat strategis bagi upaya pembentukan kualitas sumber daya
kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan semestinya tidak boleh sekedar
Harus menyeluruh karena olahraga memiliki berbagai potensi yang berisikan suatu
spirit dari suatu proses panjang penanganan itu sendiri. Olahraga harus dipandang
sebagai tujuan sekaligus aset pembangunan (Kristiyanto, 2012, 2-3). Fasilitas olahraga
fasilitas olahraga yang memadai sulit untuk mengharapkan partisipasi masyarakat atau
publik dalam Aktivitas olahraga, seperti yang dikemukakan oleh Maksum (2004)
8
bahwa: semakin banyak fasilitas olahraga yang tersedia semakin mudah masyarakat
terbatas fasilitas olahraga yang tersedia semakin terlantar pula kesempatan masyarakat
keolahragaan, meliputi: (1) Standar Kompetensi Tenaga Keolahrgaan (2) Standar Isi
suatu bentuk yang permanen, baik untuk ruangan di dalam maupun diluar. Misalnya:
sebagainya”. Fasilitas olahraga didalamnya terdiri dari sarana dan prasarana penunjang
aktivitas olahraga. Sarana sendiri merupakan salah satu unsur penting yang harus
dijelaskan bahwa Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan”. Dalam olahraga sendiri terdapat banyak alat yang
9
digunakan baik untuk bermain, berlatih maupun bertanding dalam event olahraga..
adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
usaha, pembangunan proyek dan lain sebagainya” Sarana dan prasarana olahraga
adalah sumberdaya pendukung yang terdiri dari segala bentuk dan jenis peralatan serta
itu perencanaannya harus memenuhi beberapa prinsip, antara lain: 1) sarana dan
prasarana olahraga harus masuk dalam rencana induk dari suatu institusi, 2) Tipe,
dengan fasilitas yang sudah ada, 3) Sarana prasarana olahraga harus memenuhi
peraturan setempat dan standart yang berlaku, 4) Sarana prasarana olahraga harus
dan jumlah peralatan olahraga harus cukup sesuai kebutuhan, 10) Semua peralatan
10
harus mempunyai kualitas standart untuk mencapai prestasi, 11) semua peralatan harus
(2013:749- 750) Pengertian gelanggang menurut kamus umum bahasa indonesia (balai
Pustaka, 1995 ) adalah ruang / lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpaju
(kuda), olahraga dan sebagainya, gelanggang juga berarrti arena, atau lingkaran. Kata
sport berasal dari bahasa perancis „desporter‟ yang berarti membuang lelah.
suatu kegiatan jasmani dan rohani yang mempunyai unsur permainan dan berisi
perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain (jon,deirant. Handbook of Sport
Council and Recreational Building Design ). Olahraga juga berarti kesibukan / kegiatan
jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu, alat dan tempat,
secara spontan dan swadaya serta mencakup segala kegiatan kehidupan manusia untuk
1.2 Tujuan
Tujuan agar memperoleh gambaran yang jelas serta bermanfaat bagi yang
menggunakannya.
1.3 Pengertian
struktur bangunan bentang lebar adalah ruangan yang bebas tanpa batasan
kolom sehingga memiliki ukuran panjang dan seluas mungkin. Atau pengertian yang
lebih mudahnya, struktur bangunan bentang lebar adalah suatu bangunan yang sangat
luas secara panjang dan lebar, namun tidak memiliki tiang atau sangat sedikit sekali.
11
lapangan bola basket adalah permukaan permainan, terdiri dari lantai persegi
12
BAB II
2.1 Umum
Secara umum, bangunan bentang lebar adalah bangunan yang membentang sangat
lebar dan luas sehingga menghasilkan ruangan yang lebih lenggang dan memudahkan
ruang gerak. Namun secara istilah arsitektur bentang lebar adalah bangunan yang bisa
digunakan sebagai ruangan yang bebas tanpa batasan kolom sehingga memiliki ukuran
panjang dan seluas mungkin. Bangunan bentang lebar pada dasarnya dibuat untuk
menciptakan ruangan yang sangat luas agar bisa digunakan sesuai kebutuhan tertentu.
Jadi, di dalam ruangan tidak ada tiang dan kolom-kolom yang membatasi ruang gerak
dan membuatnya terlihat lebih sempit. Menurut Tangoro dalam bukunya yang berjudul
Ilmu Bangunan Struktur Bentang Lebar, sebuah bangunan bisa disebut arsitektur
bentang lebar apabila ukuran kolom bentang lebar mencapai lebih dari 20 meter.
13
b. Jenis Sistem Bangunan Bentang Lebar
bentang lebar hanya dikelompokkan menjadi dua, yakni bentang lebar sederhana dan
kompleks. Berikut definisi yang bisa membedakan dua sistem bangunan ini secara
umum.
Sesuai namanya, bangunan ini memiliki struktur yang lebih sederhana dan
dibuat agar bisa menjalankan fungsinya. Bangunan ini tidak begitu memperhatikan
nilai estetikanya sehingga proses pembangunannya juga lebih mudah dan cepat.
Beberapa contoh bangunan bentang lebar dengan sistem ini adalah gedung basket,
gedung voli, gedung futsal, ataupun berbagai jenis gedung olahraga lainnya.
maka bentang lebar kompleks justru memadukan perpaduan dari beberapa struktur
bentang lebar yang ada. Dalam aplikasinya, sistem ini lebih rumit karena biasanya
dilakukan modifikasi kembali terhadap teori atau konsep dasar yang diterapkan.
Dengan perpaduan beberapa struktur, tidak heran kalau tampilan eksterior maupun
14
Contoh Arsitektur Bentang Lebar
arsitektur bentang lebar, beberapa bangunan berikut bisa dijadikan gambarannya secara
garis besar. Adapun contoh bangunan bentang lebar yang ada di Indonesia dan luar
negeri adalah:
1. Gedung DPR RI
Salah satu bangunan bentang lebar kompleks yang sangat ikonik di Indonesia
adalah gedung DPR RI yang lokasinya ada di Jakarta. Bangunan ini menggunakan
sistem atap berupa kubah dengan desain dan struktur yang unik. Sementara sisi menarik
dari gedung ini terletak pada area Lokawirasabha yang memiliki 24 lantai dengan
15
2. IMAX Keong Emas
Jenis struktur bangunan yang diterapkan pada gedung yang dibangun oleh Ibu
Tin Soeharto ini adalah sistem atap cangkang. Sesuai namanya, desain alami yang
ditiru oleh gedung ini adalah keong emas sehingga bentuknya mirip dengan cangkang
keong raksasa. Karena menggunakan struktur cangkang, maka sifat atapnya lebih kaku,
melengkung, tipis, dan tiga dimensi. Gedung ini dimanfaatkan sebagai tempat
16
3. Stadion Gelora Bung Karno
Contoh selanjutnya adalah Gelora Bung Karno yang ada di daerah Jakarta
Pusat. Secara umum desain gedung ini menggunakan sistem bangunan sederhana. Tapi
menarik dari bangunan in adalah penggunaan atap baja besar yang menyerupai cincin
raksasa. Pada stadion utama gedung ini menggunakan sistem struktur dengan tiang
17
4. Sydney Opera House
Sama dengan gedung teater keong emas, sistem bangunan dari gedung yang
satu ini juga menerapkan sistem bentang lebar kompleks. Konsep yang diterapkan
bangunan dengan struktur keong dan konsep geometri ini sudah dibangun sejak tahun
1959. Adapun luas wilayah yang dibutuhkan untuk membangunnya menjadi gedung
yang sempurna mencapai 1,8 Ha. Sedangkan tinggi atapnya hingga 67 meter di atas
permukaan laut.
18
5. Abu Dhabi International Airport
hingga 8.500 orang setiap jam nya. Untuk itulah pembangunannya sampai harus
menaikkan tanah agar bisa terlihat dari jarak 1500 meter. Sistem atap yang diterapkan
pada gedung ini adalah bentang panjang bersandar lengkungan. Tidak heran jika kesan
yang ditampilkan dari jauh sangar ringan dan nyaman. Dengan beberapa contoh di atas,
dapat diketahui bahwa arsitektur bentang lebar adalah salah satu bentuk arsitektur
bangunan ukurannya sangat luas agar bisa menampung banyak orang di dalamnya.
Namun dalam penerapannya, arsitektur ini juga sering dimanfaatkan sebagai ikon
19
2.2 Pengelompokan Area Fasilitas Bangunan
a. Kelompok Utama
Kelompok ini terdiri dari area lapangan indoor dan tribun. Area ini
b. Kelompok Penunjang
Kelompok ini terdiri atas area ruang ganti, kamar mandi, ruang pemanasan,
ruang tunggu pemain, ruang ganti wasit, ruang komentator, dan ruang
wartawan
c. Kelompok Pembinaan
20
ada tingkatan kelas yang dilayani menurut kriteria umur dan terbagi dalam
beberapa kelas yaitu kelas SD (6-12 tahun), SLTP (13-15 tahun), SMA (16-
Tingkatan ini bisa saja berubah dari skill dan kemampuan yang dimiliki
oleh oleh masingmasing atlit yang dibina. Dalam pembinaan ini memiliki
bagan.
21
Gambar 7 Bagan Sirkulasi Pengunjung
a. Kelompok Utama
1. Lapangan Indoor
tengah lingkaran adalah 1,8 m dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 m.
22
Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 m, sedangkan
Sumber : FIBA
2. Tribun Penonton
dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas umum, kelas VIP, dan kelas
eksekutif.
ketentuan ini juga berdasarkan alasan peredaman suara. Pada saat ini,
23
hanya ditekankan pada sudut dan jarak pandang penonton. Pengaturan
orang yang berada satu bangku didepannya dan melalui seluruh bagian
b. Kelompok Penunjang
24
2. Ruang tunggu pemain
sebelum posisi pintu utama masuknya pemain dan biasanya diberi kursi
Ruang ini khusus untuk ruang ganti wasit, dan juri atau hakim
4. Ruang komentator
untuk lawan bicaranya, dan pada ruang ini dilengkapi dengan ruang
5. Ruang wartawan
25
digunakan untuk melihat jalannya pertandingan dan rekaman ulang saat
sorot (spotlight) dan musik, yang digunakan untuk ajang streetball yang
c. Kelompok Pembinaan
1. Ruang Teknik
binaan, yang dilengkapi dengan loker besi dan tempat duduk disekitar
lapangan.
2. Klinik Kesehatan
1. Lobby, receptionist
2. ATM
26
Pengunjung yang membutuhkan uang tunai dapat langsung
3. Cafetaria
4. Dapur
5. Laundry
6. Lavatory
1. Ruang tunggu
2. Ruang kerja
3. Ruang MEE
27
Merupakan ruang untuk menaruh mesin genset sebagai pengganti
listrik, panel-panel listrik, dan ruang mesin pompa yang ditaruh tidak
4. Pos keamanan
5. Parkir
bangunan.
28
BAB III
Persyaratan struktur dan lokasi bangunan bentang lebar itu adalah sarana untuk
Salah satu persyaratan paling umum untuk lokasi yang baik untuk bangunan bentang
lebar adalah dengan kondisi tanah yang sangat luas. Sistem bentang lebar pada
pra tegang.
beban beban untuk menopang dan memperkuat suatu bangunan. Secara umum struktur
pada sistem bangunan ini terbagi menjadi empat bagian sistem besar struktur yang
masing masingnya memiliki struktur-struktur lagi. Struktur tersebut adalah form active
structure system, bulk active structure system, vektor active structure system, dan
ketanah. Jenis bangunan ini sendiri umumnya digunakan sebagai bangunan untuk
berbagai kegiatan yang memerlukan ruangan bebas kolom yang sangat luas dan besar
29
3.2 Perencanaan bangunan bentang lebar
Persyaratan perencanaan
perencanaan suatu bangunan. Secara umu harus mampu menyerap tenaga kerja
sebuah bentuk bangunan, bangunan sederhana maupun bangunan bentang lebar. Untuk
bentuk dominan bangunan akan lebih selaras dengan bentuk sesuai acuan bangunan
yang berada di lokasi yang sudah di tentukan. Hal ini juga membuat bangunan menjadi
30
BAB IV
kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti
31
dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang
lebar.
- sistem mero
pada suatu simpul yang khusus dan di hubungkan nya garis garis as
batang yang saling menumpu tegak lurus dan batang batang yang
- isi alas bujur sangkar di baut satu dengan yang lain nya,
32
di lengkapi dengan baut pengencang.
sistem trioedic
33
sistem oktapalatte
sistem Unistrut
34
Gambar 14 Sistem Unistrut
sistem manesman
yang di butuhkan
yang di butuhkan.
35
4.2 langit- langit
a. Untuk mengurangi panas dari sinar matahari yang melalui bidang atap.
menahan percikan air hujan, agar ruangan dan isinya selalu terlindung.
particle board, jabar wood dan pada saat ini banyak digunakan papan
konstruksi yang khusus dan dari bahan lain sebagai penggantung dimana
36
berventilasi. Bahan yang mudah didapat dan mudah dikerjakan yaitu dari
balok
tersebut.
dengan kuda-kuda.
b. Balok anak ukuran lebih kecil dari balok induk yang dipasangan
c. Balok pembagi yang ukuran bisa sama dengan balok anak atau bisa
Manfaat Plafon
37
celah-celah genteng.
terlindung.
atap.
38
Ukuran triplek yang tersedia di pasaran untuk plafon adalah 122
cm x 244 cm dengan ketebalan 3 mm , 4 mm , dan 6 mm . Untuk
memasangnya , triplek dapat dibelah menjadi empat bagian
dengan ukuran 61 cm x 122 cm . Dapat juga triplek dipasang
berupa lembaran utuh tanpa dipotong - potong . Rangka plafon
menggunakan kaso 4/6 atau 5/7 dengan ukuran rangka kayu 60
cm x 60 cm .
2. Serat fibersemen / GRC board
Saat ini serat fibersemen atau GRC board lebih banyak
digunakan oleh masyarakat . Ini disebabkan GRC board lebih
murah dibanding triplek . Di pasaran , ukuran GRC board untuk
plafon adalah 60 cm x 120 cm dan 122 cm x 244 cm dengan
ketebalan standar 4 mm . Rangka platon yang digunakan dapat
berupa kaso 4/6 atau 5/7 Ada juga orang menggunakan besi
kotak thollow ) sebagai rangka plafon . Besi hollow merupakan
alternatif yang dapat digunakan karena makin mahalnya harga
kayu saat ini . Ukuran besi hallow yang sering digunakan adalah
4 cm x 4 cm . Sementara ukuran rangka dan kebutuhan material
plafon per meter persegi yang menggunakan GRC board sebagai
penutup plafon sama dengan plafon triplek .
Pemasangan GRC board pada rangka plafon yang menggunakan
kasa adalah dengan cara dipaku . Sementara pemasangan GRC
board pada rangka besi hollow adalah dengan cara disekrup atau
rivet / viser . Bila rangka besi hollow dipasang di tembok
pemasangan penggantungnya digunakan dindbolt / dinasel .
3. Gypsum
Gypsum sangat tepat dipasang pada rumah yang penutup
atapnya berupa pelat beton karena ada jaminan tidak bocor .
Ukuran gypsum di pasaran 122 cm x 244 cm . Pada prinsipnya
39
.. kebutuhan bahan untuk pemasangan plafon gypsum sama
dengan plafon GRC board . Hanya saja selain sekrup , untuk
pemasangan gypsum digunakan jenis gypsum bubuk atau
compound . Gypsum bubuk berfungsi sebagai lem di tempat
sambungan atau list dan ornamen . Pemasangan sambungan
gypsum umumnya dilakukan dengan diplester terlebih dahulu
sebelum di compound.
Seperti halnya pemasangan GRC board , untuk pemasangan
gypsum pun dapat mengguna kan rangka besi hollow .
Pemasangannya pada besi hollow dengan menggunakan sekrup
atau rivet / viser , bukan paku . Pemasangan penggantungnya
pun menggunakan dinabolt / dinaset bila dilakukan pada tembok
4. Asbes atau eternit
Di pasaran , asbes atau eternit dapat dijumpai dengan ukuran 1
mx 1m dan 0.5 x 1 m Ketebalannya 2-3 mm . Cara pemasangan
dan kebutuhan material asbes per meter persegi sama dengan
untuk plafon triplek
5. Plafon akustik
Plafon akustik dapat dijadikan alternatif penutup plafon . Jenis
plafon ini ringan , indah , dan tahan terhadap batas ambang
kebisingan tertentu . Plafon akustik terdapat dua ukuran , yaitu
60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm .
Rangka untuk plafon akustik dapat berupa rangka kayu maupun
rangka bahan metal pabrikan yang telah jadi . Pemasangan
rangka ini sangat cepat karena sudah terbentuk , hanya dikaitkan
saja . Penggantung rangka menggunakan kawat yang dipasang
pada dak beton atau atap Sebagai pengunci rangka metal , dapat
digunakan sekrup atau rivet / viser . Pemasangan
40
penggantungnya sebaiknya menggunakan dinabolt / dinaser bila
dilakukan pada dak beton atau lantai beton
6. Plafon alumunium .
Jenis plafon alumunium sering digunakan. Penggunaan jenis
plafon alumunium panel atau alumunium batangan yang
dirangkaikan akan menghasilkan kesan eksklusif . Jenis plafon
ini indah , ringan , dan tahan terhadap kebakaran . Selain itu ,
alumunium tidak berkarat walaupun tidak dilakukan pengecatan
karena sudah berwarna .
Pemasangannya menggunakan rangka besi hollow yang
dipasang dengan ripet atau sekrup . Rada sambungan
alumunium panel digunakan sealand . Sementara pemasangan
rangka hollow pada beton menggunakan dindbolt / dinaset .
7. Plafon metal
Plafon metal lebih sering digunakan untuk pom bensin dan
gudang . Namun , saat ini penggunaan jenis plafon metal ini
sudah merata , Selain ringan , plafon metal inl pun mudah
dipasang dan relatif tahan terhadap karat walaupun tidak
dilakukan pengecatan . Plafon metal sudah berwarna sejak
diproduksi ,
Pemasangannya menggunakan rangka besi hollow yang
dipasang dengan tipet atau sekrup . Pemasangan penggantung
rangka metal ini menggunakan dinabolt/dinaset bila dilakukan
pada tembok .
41
4.3 Dinding dan partisi
Dinding
Dinding adalah suatu elemen bangunan yang membatasi satu
berikut.
1. Dinding non-struktural
2. Dinding structural
42
Bahan dinding struktur yang biasa digunakan pada suatu
dan kayu.
kelompok yaitu:
b. Kondisi Pemeliharaan
43
Meski menjadi salah satu material terkokoh bukan berarti
c. Faktor Pengujian
Pengujian ini biasa disebut dengan uji kuat tekan beton dan
selalu dilakukan agar kita bisa tahu apakah kekuatan beton sesuai
44
ini diperlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman. Posisi as
sebelumnya.
potongan baja profil siku yang dipasang pada bagian bawah sudut
45
Tulangan yang sudah selesai dari proses pabrikasi selanjutnya
lantai. Untuk menjaga tebal selimut beton agar sesuai dengan desain,
maka dipasang beton decking pada tiap sisi bagian luar tulangan
dinding.
46
yang menempel dan lumasi panel bekisting dengan solar. Panel
nut yang berada pada corner tie holder. Setelah itu pasang pipa support
(push pull prop) pada kedua sisi yang bersebelahan. Cek vercality
jarak tali bagian atas dan bawah sama besar. Pemasangan bekisting
g. Pengecoran Dinding
47
pengecoran siap dimulai. Pada pengecoran dinding digunakan
diperhatikan agar tinggi jatuh beton dari ujung pipa tremie tidak lebih
pengecoran. Dan untuk penya ngga datar yang menahan momen bisa
48
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Beton
segala hal yang mempengaruhi mutu beton antara lain sebagai berikut :
Kecuali itu harga beton menjadi mahal. Jadi dalam hal ini kebutuhan
bahan pengisi. Dalam hal ini kalau kurang cukup semen sebagai bahan
49
poreus, permeable dan tidak tahan lama sehingga kekuatan beton akan
menurun.
di mana butir-butir yang lebih kecil mengisi rongga antara butir yang
dihasilkan campuran beton yang baik seperti di atas, karena itu adukan
bila dapat tercampur dengan rata dan campuran beton adalah jelek bila
50
adukan, jenis dan susunan butir dari agregate serta slumpnya. Pada
c. Cara Pemadatan
dengan cara ini akan diperoleh hasil yang terbatas. Dengan cara
51
sehingga dapat diperoleh beton yang lebih baik.Untuk dapat dicapai
kurang padat yang berakibat pula terhadap mutu beton, dalam hal ini
d. Finishing
diperoleh suatu hasil beton yang padat, rata tidak keropos/tidak terjadi
bagian beton yang terkena beban tekan. Keropos dan sarang kerikil ini
52
walaupun kemudian ditambal, pengaruhnya sama saja dengan tidak
Air yang terkandung di dalam beton yang baru dicor melebihi dari air
air ini oleh karena penguapan yang terjadi setelah beton dicor, akan
beton.
53
f. Umur beton
4.4 Lantai
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap
yang didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan
rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan
beragam bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang
sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca,
Plat Berusuk
Analisa tebal plat menggunakan plat berusuk satu arah denagn sistem
1) Tebal plat umumnya berkisar 50 – 100 mm tetapi kadang bisa mencapai 150
mm
2) Balok-balok ribs dengan lebar minimum 100 mm, dan umumnya berbentuk
trapesium dengan jarak antar ribs tidak lebih dari 760 mm.
54
3) Acuan pengisi yang dapat dibuka dan dipaki kembali umunya digunakan
selama pelaksanaan diantara balok rusuk. Pengisi yang demikian dapat berupa
baja berukuran standar dengan lebar 508 atau 762 mm dan tinggi 152.4 , 203.2
1) Balok rusuk tidak boleh jarang dari 762 mm dari sisi-kesisi, dan lebar tidak
boleh kurag dari 100 mm dan tinggi tidak boleh lebih dari 3.5 kali lebar.
2) Kulit (shell) vertikal dari pengisi permanen yang melekat dengan balok rusuk
apabila bahan dari pengisi memiliki kekuatan tekan yang paling tidak sama
dengan kekuatan tekan beton balok rusuk. Didalam hal ini tebal plat adalah 1/12
3) Jika digunakan atau pengisi yang dapat dipindah dan yang mempunyai
kekuatan tekan yang kurang dari yang disebutkan dalam butir (b), maka tebal
dari plat betontidak boleh diambil kurang dari 1/12 kali jarak bersih antara
Analisa Plat
Perencanaa dari lantai beton berusuk mencakup plat, balok rusuk(joist), dan
balok gelagar. Umumnya digunakan tulangan susut diarah tegak lurus dengan rusuk,
dan plat beton diperlakukan sebagai beton polos. Bentang pendek bersih diantara balok
55
Balok rusuk sendiri dapat direncanakan sebagai suatu balok lantai yang
moment lentur positif. Karena terutama akibat dari interaksi dari plat dengan balok
rusuk yang berjarak dekat, maka ACI-8.11.8 mengijinkan pengambilan kekuatan geser
Vs akibat beton nilainya 10% lebih tinggi kekuatan geser pada balok biasa.
Balok gelagar direncanakan sebagai gelagar lantai, namun beban dari balok
Didalam hal lantai joist diatas cetakan baja yang dapat dipindahkan, tersedia
cetakan yang membesar kearah ujung tang menambah lebar efektif joist dengan 50 mm
pada setiap sisi untuk cetakan yang lebarnya 508 mm dan penambahan 63.5mm pada
setiap sisi unuk cetakan yang lebarnya 762 mm sejarak 91.44 cm. Penambahan lebar
ini bisa jadi diperlukan untuk memikul gaya geser atau moment lentur negatif didekat
ujung bentang
Gambar 16 Plat
56
Analisa Balok
beban hidup, beban gempa, sesuai dengan peraturan SNI 03 -2847-2002 menggunakan
hal tentang :
1) Kuat perlu U untuk menahan beban mati DL paling tidak harus sama dengan U
= 1.4 DL
2) Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, dan juga beban atap
A, atau beban hujan R paling tidak harus sama dengan U = 1.2 DL + 1.6 LL +
0.5 (A atau R)
0.5 (A atau R)
L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya
5) Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L, dan W, kuat perluU
+ 1 E atau U = 0.9 DL + 1 E.
57
Getaran lantai merupakan fenomena yang dipengaruhi oleh beberapa
memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap getaran lantai, dan perbedaan ini
diperburuk oleh keadaan dalam ruangan. Misalnya, orang yang duduk di sebuah
ruangan memiliki toleransi lebih sedikit terhadap getaran lantai daripada orang yang
sama berjalan di sekitar ruangan. Sementara barang-barang yang ada di dalam ruang
akibat getaran lantai, seperti gemeretak piring dalam lemari dapat juga mempengaruhi
penerimaan manusia. Maka sifat subjektif dari persepsi getaran lantai membuat standar
mode seluruh frekuensi sistem lantai. Untuk getaran lantai, frekuensi alami pertama
(fn), dikenal sebagai frekuensi alami fundamental yang digunakan untuk tujuan desain.
Berbagai pilihan (atau kombinasi dari beberapa pilihan) dapat diambil untuk
dapat bervariasi. Menyediakan pilihan untuk memperbaiki getaran pada sistem lantai
lantai sebelum kemudian menentukan tindakan yang tepat yang harus dilakukan.
dilakukan pada sistem lantai yang memiliki frekuensi alami fundamental dalam rentang
58
frekuensi rendah, dan masalah getarannya dapat ditanggulangi dengan cara menambah
kekakuan sistem lantai tersebut. Di sisi lain, jika getaran pada sistem lantai terjadi
disebabkan oleh amplitudo getaran yang besar, masalah getaran lantai dapat
September 2004). Berikut ini adalah beberapa pilihan penanggulangan getaran pada
sistem lantai, meskipun beberapa opsi mungkin tidak layak karena ruang lantai yang
a) Perkuatan pada Balok (balok induk/balok anak) Sistem Lantai : frekuensi alami
fundamental dari sistem lantai yang dibuat dari bahan kayu dapat ditingkatkan dengan
menambah kekakuan balok sistem lantai tersebut, dengan cara menempelkan papan
kayu struktural pada kedua sisi dari setiap balok induk dan balok yang bermasalah.
b) Pelat Lantai : penambahan tebal pelat lantai akan menambah kekakuan sistem
lantai di disepanjang bentang jika sistem lantai terpasang dengan benar pada balok
lantainya. Di sisi lain, penambahan tebal pelat lantai juga akan meningkatkan massa
massa pada lapisan lantai memiliki efek positif pada kinerja lantai.
c) Memasang Rangka Plafon dan Penutup Plafon : Untuk sistem lantai yang dibuat
dari bahan kayu memasang rangka plafon dan penutup plafon dapat menambah
kekakuan pada sistem lantai, terlebih bila rangka tersebut dipasang dengan cara dipaku
59
d) Memperpendek Bentang Sistem Pelat Lantai : Jika memungkinkan,
bentangnya, tapi harus memperhitungkan juga momen negatif yang akan terjadi yang
sistem lantai gedung bertingkat beton bertulang dengan cara memberikan kekakuan
tambahan pada balok induk lantai tersebut menggunakan sistem rangka baja. Dengan
rangka baja tersebut dipasang ditengah bentang balok induk sepanjang ½ bentang balok
Karena kegiatan olahraga membutuhkan ruang yang luas yang tidak banyak terdapat
kolom agar tidak mengganggu kegiatan yang berlangsung. Menurut Tangoro (2005),
struktur lipat merupakan struktur yang kaku dan kuat. Kekakuan tersebut terbentuk
akibat lipatan pada permukaannya, dimana penyaluran beban lebih merata dikarenakan
antar lipatan akan menunjang lipatan disampingnya. Berikut ini pembagian dari
struktur lipat.
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Sistem struktur
ini dibuat berdasarkan guna dan fungsi bangunan bentang panjang dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, sepeti
60
untuk kegiatan olahraga, gedung pertunjukan, auditorium dan kegiatan pameran atau
gedung exhibition.
5) Struktur cangkang.
segitiga menjadi bentuk rangka yang stabil. Struktur rangka batang terbagi menjadi dua
jenis, yaitu plane truss dan space struss. Secara umum, perbedaannya adalah:
(2D).
(ruang).
beban struktur yang relatif besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang
panjang. Keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan struktru rangka batang, yaitu:
61
1) Struktur menjadi lebih ringan, lebih kuat dan lebih kaku.
1) Lebar bangunan.
2) Tinggi bangunan
4) Kemiringan atap.
5) Bentuk atap.
4.6 Pintu
Renovasi atau pembangunan tersebut dilakukan dengan mengganti desain pintu yang
awalnya terbuat dari kayu, kini telah banyak yang menggunakan kaca atau pintu geser.
62
Pintu ini tentu bersifat otomatis, karena menggunakan tenaga listrik di dalam
Pintu pagar ke tapak bangunan harus mudah dibuka dan ditutup oleh
penyandang cacat.
Pintu keluar/masuk utama memiliki lebar bukaan minimal 90 cm, dan pintu-
Di daaerah sekitar pintu masuk sedapat mungkin dihindari adanya ramp atau
- Pintu geser.
tuna netra.
Pintu tersebut tidak boleh membuka sepenuhnya dalam waktu lebih cepat dari
63
Alat-alat penutup pintu otomatis perlu dipasang agar pintu dapat menutup
penyandang cacat.
Plat tendang yang diletakkan di bagian bawah pintu diperlukan bagi pengguna
kursi roda.
Kusen digolongkan berdasarkan jenis bahan materialnya . Saat ini ada empat
jenis kusen yang dapat digunakan , yaitu kayu , alumunium , fiber atau plastik
, dan besi atau baja .
A. Kusen kayu
Pemasangan kusen kayu dilakukan bersamaan dengan pemasangan
dinding bata , batako , atau bata ringan . Satuan kusen kayu biasanya m²
. Namun, bila kusen dibeli pada perusahaan kusen , biasanya kusen
dihitung per lubang kusen . Misalnya sebuah kusen yang terdiri dari 1
pintu dan 2 jendela maka kusen tersebut dihitung 3 lubang atau dihitung
dengan unit . Perhitungan volume untuk 1 m² kusen adalah sebagai
berikut .
Kayu sebanyak 1.2 m³
Paku sebanyak 2,5.g .
B. Kusen alumunium
Pemasangan kusen alumunium dilakukan setelah bidang dinding
terbentuk . Bila kusen . ini dipasang bersamaan dengan pemasangan
dinding maka dikhawatirkan kusen akan kotor sehingga dapat merusak
lapisan alumunium . Pamasangannya menggunakan sekrup dan fiser
karena alumunium tidak mempunyai kekuatan
C. Kaca
Kaca merupakan komponen bangunan yang berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya . Kaca ini dipasang pada kusen . Ada juga
64
pemasangan kaca pada kusen yang berfungsi ganda , yaitu dapat dibuka
ataupun ditutup seperti pada jenis kaca nako .
D. Jalusi
Jalusi merupakan komponen bangunan yang berfungsi sebagai ventilasi
udara dalam rumah atau bangunan . Namun , ada juga jalusi yang
dipasang di atas pintu atau jendela yang berfungsi ganda , yaitu sebagai
ventilasi dan pencahayaan ( bovenlight ) .
arsitektur agar semua pengguna dapat terbebas dari diskriminasi penyediaan ruang
dan fasilitasnya . Dalam penyediaan toilet umum , maka wanitalah yang paling
wanita ini banyak terjadi adalah bahwa arsitek cenderung kurang memperhatikan
perbedaan pria dan wanita dalam merencanakan fasilitas toilet di bangunan publik
. Dalam praktik umum perencanaan ruang toilet , untuk pria dan wanita adalah
sama luas dengan mengalokasikan satu untuk pria dan satu lainnya untuk wanita.
Urinoar menempati ruang jauh lebih sedikit daripada ruang toilet , efeknya
ketika ruang yang berukuran sama tersebut diisi untuk pria dan wanita maka akan
pria di fasilitas toilet umum biasanya dua kali lipat dari toilet wanita . Dampak
65
dari ketentuan adalah bahwa wanita empat kali lebih rentan kebutuhan toiletnya
daripada pria , ini berarti wanita hanya disediakan hanya setengah dari fasilitas
toilet pria .
Di sisi lain terdapat faktor waktu di mana wanita memerlukan waktu lebih
bahwa rata - rata waktu yang dibutuhkan wanita di toilet adalah dua kali lebih
panjang dari prià . Untuk mencapai kesamaan kapasitas ini sehingga penggunaan
toilet wanita dan pria bisa sama , maka seharusnya wanita memiliki fasilitas dua
pria dan wanita . Dengan toilet yang terpisah antara laki - laki dan wanita , maka
fasilitas toilet umum biasanya memberi wanita dengan jumlah ruang yang sama
dengan pria , padahal idealnya dibutuhkan luasan untuk toilet wanita dua atau tiga
simulasi ruang dengan lebar 3,0 m dan panjang 5,5 ( lihat pada Gambar 157 ( a )
) , akan dapat memberi delapan fasilitas toilet yang terdiri dua WC dan enam
urinoar . Di gambar ( a ) untuk area wanita dengan ukuran yang sama , maka bila
pria mendapat delapan fasilitas sedangkan wanita dengan ruang toilet hanya
memiliki lima .
66
Di gambar ( b ) , simulasi untuk toilet wanita dengan dimensi lebar ruang 6,0
m ( dua kali lebih lebar dari laki - laki ) , memberikan pengaturan rencana yang
ideal 16. Di gambar ( c ) dengan ukuran lebar 9 m pada toilet wanita memberikan
penempatan jumlah 16 toilet yang berarti jumlahnya dua kali dari yang tersedia di
Seandainya hal ini diterapkan , maka dimensi ruang keseluruhan yang diberikan
67
Gambar 18 Perbandingan Toilet Wanita Dan Pria
Dimensi awal yang harus diperhatikan dari toilet adalah dimensi kloset
tersembunyi dan tangki yang tergabung dengan kloset . Model yang tersembunyi
banyak digunakan pada perumahan domestik dan kecil bangunan . Orang lain
seringkali tidak tahu bahwa ada tandon atau cadangan air yang ada yang memasok
dari eksternal , biasanya ada ducting di belakang kloset . Dalam konteks desain
universal , perbedaan rencana antara model tangki tersembunyi dan terlihat seperti
68
ini bisa signifikan . Sistem tangki tersembunyi ini relatif jarang diterapkan di
Gambar 159. Model eksternal tandon sering disebut dengan tipe Single Bowl
Toilets . Pada contoh model ini dimensi efektif kloset adalah 52,5 cm.
69
Gambar 21 Model kloset dengan tangki air di luar
Untuk model tangki air di luar ( Gambar 160 ) , maka dimensi efektif
kloset akan lebih besar dengan ukuran 68,5 cm , sehingga relatif lebih panjang 16
pada instalasi sistem tangki terpisah yang lebih rumit , walaupun secara dimensi
ruang cukup menguntungkan karena ada efisiensi ruang sekitar 16-19 cm.
70
BAB V
yang terdiri atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun
terbangun pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif,
2008 terbagi menjadi 2 yaitu sistem proteksi aktif dan sistem proteksi pasif. Beberapa
71
Waktu respons dari petugas pemadam kebakaran terdekat
secara lengkap terdiri atas sistem pendeteksian kebakaran baik manual ataupun
otomatis, sistem pemadam kebakaran berbasis air seperti sprinkler, pipa tegak
dan slang kebakaran, serta sistem pemadam kebakaran berbasis bahan kimia,
seperti APAR dan pemadam khusus. Menurut Health and Safety Executive
Inggris, fungsi dari sistem proteksi aktif adalah untuk memadamkan api,
Sistem ini menuntut peran aktif dari manusia untuk mengoperasikan sistem
tersebut. Kondisi proteksi aktif ini berbeda ketika dalam kondisi normal dan
mengeluarkan air namun ketika kebakaran harus dapat mengeluarkan air dan
APAR ketika normal dia hanya stand by saja namun ketika kebakaran, manusia
harus mengoperasikannya.
72
Detektor, yaitu alat pendeteksi keberadaan tanda-tanda api. Detektor ini
biasanya terdiri dari detektor asap atau detektor panas yang bekerja jika ada
peningkatan panas
Alat Pemadam Api Ringan, yaitu alat pemadam api yang dapat
Sistem pengendalian asap, yaitu rangkaian alat yang aktif ketika kebakaran
73
2. Sistem Proteksi Pasif
sistem proteksi aktif untuk melindungi fasilitas dari kebakaran. Sistem proteksi
pasif ini tidak perlu dioperasikan oleh manusia dan tidak juga berubah bentuk
umumnya terdiri dari pelapisan material tahan api kepada permukaan tembok,
mesin, atau bagian lain. Sistem ini sering digunakan ketika air atau proteksi
aktif tidak mencukupi seperti pada area yang terpencil atau ketika ada kesulitan
Tembok api (fire walls) adalah bentuk lain dari perlindungan kebakaran
pasif yang digunakan untuk mencegah penyebaran api dan pajanan api kepada
peralatan sekitar. Sistem proteksi pasif ini biasanya hanya efektif dalam jangka
74
Pintu dan jendela tahan api, yaitu pintu dan jendela yang berfungsi untuk
menahan kebakaran
ketentuan umum;
75
sarana penyelamatan;
Persyaratan tentang Sistem proteksi aktif dan pasif dapat diketehui dengan
lebih jelas pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2008.
Secara
76
Dibutuhkan untuk interaksi aktivitas di dalam bangunan dan ini
1. Jaringan Telepon
sistem tak langsung, Riset Shaft Cabinet (RSC) dan terminal box. Mereka
memakai kabel fiber optic Fungsi Fiber Optik / Serat Optik fungsi serat optik
pada dasarnya sama seperti kabel lainnya, yaitu untuk menghubungkan antar
77
Letak perbedaan antara fiber optik dengan jenis kabel lainnya adalah
transfer data. Selain itu, serat optik juga tidak mengalami gangguan
elektromagnetik seperti halnya kabel lainnya karena pada kabel ini tidak
harus dilakukan oleh para ahli sehingga membuat biaya instalasinya menjadi
78
Gambar 26 Perletakan secara vertical di dalam gedung
79
suatu bangunan berlantai banyak, sistem ini biasanya hanya digunakan
dengan luar.
Sebagai alat pemancar lokal pada bangunan tersebut guna memberi tahu
system yang dapat diletakkan pada ceiling data corridor, lobby atau
Sistem gelombang :
80
Gambar 28 Contoh HT (Handy Talky)
tanah.
dan memberikan perlindungan pada struktur bangunan. Ada lima jenis sistem
Rods
Meshed conductors
Catenary wires
81
Early streamer
Konduktor petir ini terdiri dari batang logam meruncing setinggi 2 m hingga
8 m yang berada di puncak struktur yang akan dilindungi dan yang terhubung
kecil seperti tiang, cerobong asap, tangki , menara air, tiang-tiang udara,
82
Perlindungan petir ini, berasal dari Sistem Faraday Cage atau type
sangkar, terdiri dari konduktor bertautan yang menutupi atap dan dinding
penangkal yang kecil diposisikan di sekitar tepi atap dan di titik-titik tinggi.
atap, dan bagian bawah untuk sistem grounding khusus. Jarak antara dua
proteksi petir yang diperlukan. Arus petir dialirkan melalui konduktor dan
sistem grounding yang paling dekat dengan titik dampak sambaran petir.
83
3. Sistem penangkal petir kawat catenary
Sistem Faraday, terdiri dari mesh konduktor, tetapi pada jarak yang cukup
khusus. Ukuran mesh dan jarak antara konduktor down dikenakan aturan
ketahanan terhadap angin dan kondisi cuaca, dll.) Harus dilakukan dan jarak
untuk melindungi area terbuka ketika tidak ada dukungan arsitektur atau
84
penyimpanan berbahaya. Contoh penggunaannya seperti di area taman
Sistem ini menggunakan bagian dari struktur atau bangunan yang dapat
85
Komponen logam dari struktur atap seperti rangka baja yang saling
berhubungan, dll
masalah yang sulit. Selain itu, jika digunakan sebagai penangkal petir,
86
zona yang tersebar di area yang lebih luas, sehingga memastikan
pemicu konduktor petir (int dalam μs), tinggi dan efektivitas perlindungan,
1. Definisi Kelistrikan
membutuhkan tenaga listrik. Jadi, instalasi listrik itu snediri memang penting
sebelumnya.
Sumber listrik yang yang bisa diberikan untuk pemasangan listrik pada
suatu bangunan konstruksi itu sendiridapat berasal dari genset, dari PLN
listrik lainnya. Misalnya seperti misalnya batere, solar cell dan sebagainya.
yang Anda tahu. itu pun sangat banyak. Hal itu dapat dimulai dari peralatan di
87
Ragam beban beban listrik itu sendiri secara sifatnya hanya dibagi
sebagainya).
sebagainya).
listrik.
a. Penerangan / lampu
b. stop kontak utk peralatan rmh tangga dan motor-2 kecil (mis. Utk setrika,
boozterpumps dsb)
h. Dari alat-2 yang ada tersebut, prinsip pembebanan listrik pada bangunan
harus dpisahkan
88
3.5 Sistem Penghawaan (Ventilasi) dan Pengkondisian Udara (HVAC)
A. Sistem Penghawaan
Sistem Penghawaan; Yang dimaksud dari penghawaan adalah suatu usaha pem
kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Jumlah udara segar yang dimaksudkan
berguna untuk menurunkan kandungan uap air di dalam udara, menghilangkan bau
tergantung dari aktivitas penghuni, setiap tambahan jumlah sivitas, maka udara
terbagi menjadi 2, yaitu alami dan buatan, penghawaan alami dapat memanfaatkan
1) AC window. Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada salah satu
89
Pertimbangan pada penentuan jenis AC yang akan digunakan dengan
untuk ruang kecil dan untuk menghemat energi bias dimatikan bilamana ruang
tidak terpakai. Jenis AC split banyak disukai oleh karena kelembutan suara mesin
kondisi nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu
kelembaban dan distribusi udara yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh
dapat bekerja dengan baik, pasien di rumah sakit menjadi lebih nyaman dan
90
3.6 Sistem Pencahayaan`
1. Ruang lingkup.
didalam merancang sistem pencahayaan buatan dan sebagai pegangan bagi para
ketentuan yang berlaku untuk bangunan gedung. 1.3. Standar ini mencakup
2. Acuan.
a). National Electric Code (NEC). b). Illuminating Engineering Society (IES).
pengendali listrik. 3.2 balast alat yang dipasang pada lampu TL dan lampu
91
perbandingan antara fluks luminus yang sampai di bidang kerja terhadap fluks
luminus yang dipancarkan oleh semua lampu. Kembali SNI 03-6575-2001 2 dari
32 3.5 renderasi warna efek psikofisik suatu sumber cahaya atau lampu terhadap
warna obyek-obyek yang diterangi, dinyatakan dalam suatu angka indeks yang
referensi pada kondisi yang sama. 3.6 rentang efikasi rentang angka
3.7 rugi-rugi balast rendemen atau kehilangan daya listrik (dalam watt) akibat
kerja. 3.9 umur individual teknik sejumlah jam menyala setelah satu lampu
mengalami kegagalan. 3.10 umur minimum umur lampu yang digariskan oleh
pabrik, sebagai contoh lampu projektor bioskop. 3.11 umur pelayanan umur
lampu setelah fluks luminus turun pada suatu tingkat dimana lampu tersebut
masih mengkonsumsikan daya listrik secara penuh. 3.12. umur rata-rata umur
teknis rata-rata dari suatu kelompok lampu. 3.13 umur rata-rata pengenal umur
lampu setelah 50% dari suatu kelompok lampu mengalami kegagalan yang diuji
1. Pengertian Sanitasi
hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara. Sanitasi
92
adalah sebuah perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup dengan
dengan bahanbahan kotor dan berbahaya yang mana perilaku ini menjadi usaha
dengan kata lain pengertian dari sanitasi ini merupakan upaya yang dilakukan
3. Warung Makan
Warung makan adalah tempat usaha yang mempunyai ruang lingkup kegiatan
Salah satu upaya penyehatan makanan dan minuman yang dilakukan adalah
warung makan usaha harus jauh dari sumber pencemaran, bahan makanan dan
minuman dalam kondisi baik dan tempat penyimpanan bahan minuman harus
selalu dalam keadaan bersih serta bebas dari serangga dan tikus (Putri, 2012)
93
4. Tujuan Sanitasi Warung Makan
1. Agar makanan dan minuman yang dihasilkan restoran dan rumah makan
penjamah makanan.
Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Termasuk dalam persyaratan lokasi dan
1. Lokasi. Warung makan terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran
yang diakibatkan oleh debu, asap, serangga dan tikus. Tidak berdekatan dengan
dan pengolahan limbah yang dapat diduga mencemari hasil produksi makanan.
94
tinggal. Pembangunan ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang makan,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
95
2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 (seratus) tenaga kerja atau lebih dan atau
yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau
Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) :
96
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 (seratus)
orang tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan
lainnya baik yang berada pada bangunan gedung maupun di luar bangunan.
d. Setiap bangunan dan atau kegiatan yang karena fungsinya menimbulkan dampak
kebisingan terhadap lingkungannya danatau terhadap bangunan yang telah ada, harus
97
e. Untuk kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan harus dipenuhi standar tata
Umum.
Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan meliputi tersedianya fasilitas
dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman bagi orang yang berkebutuhan
horizontal antar ruang dalam bangunan, akses evakuasi, termasuk bagi orang yang
Persyaratan Teknis.
bangunan tersebut.
Jumlah, ukuran, dan jenis pintu, dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan
Arah bukaan daun pintu dalam suatu ruangan dipertimbangkan berdasarkan fungsi
98
Ukuran koridor sebagai akses horizontal antarruang dipertimbangkan berdasarkan
Sesuai Permen RI Nomor 36 Tahun 2005, Pasal 59, setiap gedung harus
Sistem peringatan bahaya bagi pengguna, dapat berupa sistem alarm kebakaran
Jalur evakuasi
melakukan evakuasi dari dalam gedung secara aman apabila terjadi bencana atau
keadaan darurat.
gedung, jumlah dan kondisi pengguna gedung, serta jarak pencapaian ke tempat yang
aman. Sarana pintu keluar darurat dan jalur evakuasi juga harus dilengkapi dengan
Regulasi mengenai sarana evakuasi juga tercantum dalam Permen PUPR Nomor
99
menyatakan bahwa setiap bangunan gedung harus menyediakan sarana evakuasi yang
meliputi:
Akses eksit merupakan bagian dari sarana evakuasi yang mengarah ke pintu
Bebas dari segala hambatan yang menghalangi pintu keluar, akses ke dalamnya,
Diberi penanda yang mudah terlihat agar mudah ditemukan dan dikenali
Lebar akses eksit diukur dari titik tersempit dalam hal akses eksit memiliki
lebar yang tidak seragam. Minimal harus bisa dilalui oleh kursi roda dan cukup
Akses eksit di luar ruangan dapat melalui balkon, serambi atau atap yang
Pintu akses eksit dapat dipasang di sepanjang jalur evakuasi menuju eksit atau
sebagai akses ke ruangan atau ruang selain toilet, kamar tidur, gudang, ruang
100
Pintu akses eksit dari ruangan berkapasitas lebih dari 50 orang yang terbuka ke
arah koridor umum tidak boleh melebihi setengah dari lebar koridor.
b. Eksit (Exit)
Eksit merupakan bagian dari sarana evakuasi yang dipisahkan dari area lainnya
dalam bangunan gedung oleh konstruksi atau peralatan yang menyediakan lintasan
Bangunan gedung di atas 1 lantai harus dilengkapi dengan eksit berupa tangga
eksit yang tertutup dan terlindung dari api, asap kebakaran, dan rintangan lainnya
. Catatan: Aturan lebar tangga eksit dan bordes tercantum dalam Permen PUPR Nomor
Tangga eksit terbuka yang terletak di luar bangunan harus berjarak paling
sedikit 1 meter dari bukaan dinding yang berdekatan dengan tangga tersebut
Bangunan gedung dengan 2 atau lebih lantai basement yang luasnya lebih dari
900m² harus dilengkapi dengan saf tangga eksit dan tidak perlu dilengkapi dengan lift
kebakaran
memiliki tingkat ketahanan api (TKA) paling sedikit 1 jam dan ketinggian mulai dari
101
Jika terdapat lebih dari 1 eksit pada 1 lantai, sedikitnya harus tersedia 2 eksit
yang terpisah untuk meminimalkan kemungkinan keduanya terhalang oleh api atau
Tidak disarankan melewati area dengan tingkat bahaya tinggi untuk menuju
eksit terdekat kecuali jalur perjalanan diproteksi dengan partisi yang sesuai atau
Pintu eksit harus diberi penanda yang mudah terlihat agar mudah ditemukan dan
dikenali
Penanda eksit harus memiliki warna khusus dan kontras dengan dekorasi,
kata “EKSIT” atau kata lain yang mudah dibaca dengan tinggi huruf paling
Penanda eksit bertuliskan “EKSIT” atau penanda sejenis dengan anak panah
yang menunjukkan arah eksit, harus ditempatkan pada akses eksit untuk
Pintu eksit harus menggunakan jenis pintu ayun (swinging door) yang dapat
menutup otomatis
Pintu eksit harus membuka ke arah perjalanan keluar untuk ruang yang dihuni
oleh lebih dari 50 orang atau digunakan untuk hunian dengan tingkat bahaya
tinggi
102
Jika terdapat pintu, bagian, atau tangga yang bukan sebagai eksit dan dapat
penanda “bukan jalan keluar” atau sesuai dengan fungsi ruang sebenarnya
Eksit harus memiliki ruang yang cukup untuk menempatkan kursi roda saat
eksit untuk digunakan setiap waktu dan penyediaan tempat berlindung bagi pengguna
kursi roda. Untuk contoh penghitungan jumlah dan kecukupan akomodasi eksit
Eksit pelepasan merupakan bagian dari sarana evakuasi antara batas ujung eksit
dan jalan umum yang berada di luar bangunan gedung untuk evakuasi pada saat terjadi
Berada di permukaan tanah atau langsung ke ruang terbuka yang aman di luar
bangunan gedung
103
Pada bangunan gedung yang diproteksi oleh sprinkler, paling banyak 50 persen
dari jumlah eksit dapat dilepas langsung ke ruang sirkulasi tertutup di permukaan
Eksit pelepasan harus mudah terlihat dan memiliki akses langsung ke ruang
Jarak paling jauh antara eksit pelepasan dan ruang terbuka di luar bangunan
Jika terdapat kegiatan komersial seperti kios atau yang terletak di sepanjang 1
sisi atau kedua sisi jalur evakuasi sebagai ruang terbuka yang aman di luar
Lebar bersih pintu eksit menuju ruang terbuka yang aman di luar bangunan
gedung harus mampu menerima beban hunian di lantai pertama dan jumlah
pengguna dan pengunjung bangunan gedung yang keluar dari tangga eksit.
kesiapan eksit untuk digunakan setiap waktu serta ketersediaan akses langsung ke
jalan, halaman, lapangan, atau ruang terbuka yang aman tanpa hambatan.
104
Rencana evakuasi merupakan panduan evakuasi ke luar bangunan gedung yang
digunakan oleh pengguna dan pengunjung bangunan gedung, serta petugas evakuasi
Rencana evakuasi
Harus menunjukkan tata letak lantai terhadap orientasi bangunan yang benar
pembaca), koridor evakuasi, dan eksit menggunakan kata, warna, dan tanda
meliputi:
Lift kebakaran
Selang kebakaran
105
Sistem peringatan bahaya bagi pengguna merupakan peringatan dini bagi pengguna
dan pengunjung bangunan gedung terhadap bencana atau keadaan darurat lainnya.
Sistem peringatan bahaya paling sedikit terdiri atas sistem audio dan/atau sistem visual.
Pencahayaan eksit dan tanda arah merupakan pencahayaan buatan dan tanda
arah pada jalur perjalanan menerus ke tempat yang aman untuk keperluan evakuasi
Sepanjang koridor;
106
Tangga eksit.
Sumber daya listrik darurat pada pencahayaan eksit, tanda arah eksit dan tanda-
tanda arah di lokasi di atas dilengkapi dengan baterai terpisah (sistem titik tunggal) atau
Terdapat paling sedikit 2 pencahayaan darurat dalam lobi bebas asap, lobi
Bagian bawah tanda pada level rendah tidak boleh kurang dari 150 mm atau
Area tempat berlindung merupakan suatu lantai yang dirancang untuk area
berkumpul pengguna dan pengunjung bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat
yang harus disediakan pada interval tidak lebih dari 16 (enam belas) lantai.
Titik berkumpul atau assembly point merupakan tempat yang digunakan bagi
pengguna dan pengunjung bangunan gedung untuk berkumpul setelah proses evakuasi.
107
Kesesuaian sebagai lokasi akhir yang dituju dalam rute evakuasi
Lokasi titik berkumpul tidak boleh menghalangi akses dan manuver mobil
pemadam kebakaran.
Memiliki akses menuju ke tempat yang lebih aman, tidak menghalangi dan
Lift kebakaran
memperhatikan:
108
─ Pengenalan, penandaan, dan penempatan pada lokasi yang mudah terlihat
gedung
Kecukupan pencahayaan
dan cepat dari orang-orang yang akan menjauh dari ancaman atau kejadian yang dapat
penghuni gedung dan ukuran gedung tersebut. Kebutuhan jalur evakuasi dipengaruhi
109
oleh waktu rata-rata untuk mencapai lokasi yang aman (titik kumpul) yang berada di
banyak hal, misalnya ketersediaan tangga, pintu yang digunakan, dan sarana evakuasi
bahaya api, asap dan gas. Dalam penempatan pintu keluar darurat harus diatur
keluar (exit)
Koridor dan jalan keluar harus tidak licin, bebas hambatan, dan mempunyai
Rute evakuasi harus diberi penerangan yang cukup dan tidak tergantung dari
sumber utama
Arah menuju pintu keluar (exit) harus dipasang petunjuk yang jelas
110
Sesuai SNI 03-1746- 2000 dan Permen PU Nomor 26 Tahun 2008, sarana jalan
keluar pada sebuah bangunan gedung harus diberi tanda. Eksit, selain dari pintu eksit
utama di bagian luar bangunan gedung, harus diberi tanda dengan sebuah tanda yang
Tanda eksit harus di tempatnya pada setiap pintu eksit yang disyaratkan untuk
tanda eksit
Akses Eksit
Akses ke eksit juga harus diberi tanda dengan tanda yang disetujui, mudah
terlihat di semua keadaan di mana eksit atau jalan untuk mencapainya tidak terlihat
sedemikian rupa sehingga tidak ada titik di dalam akses eksit koridor yang ditempatkan
Apabila tanda eksit terdekat diperlukan, tanda eksit harus diletakkan di dekat
permukaan lantai sebagai tambahan tanda yang diperlukan untuk pintu atau koridor.
111
Bagian bawah dari tanda ini harus tidak kurang dari 15 cm atau tidak lebih dari
20 cm. Untuk pintu eksit tanda tersebut harus dipasangkan pada pintu atau dekat
pinggir pintu terdekat dan tepi tanda tersebut dalam jarak 10 cm dari kosen pintu.
Lokasi Pemasangan
Penandaan jalan keluar di bawah yang baru akan dipasang harus diletakkan
pada jarak vertikal tidak lebih dari 20 cm di atas ujung bagian atas bukaan jalan ke luar
Penandaan jalan keluar harus diletakkan pada jarak horizontal tidak lebih lebar
dari yang diisyaratkan untuk bukaan jalan keluar, dimaksud untuk menunjukkan oleh
dalam SNI 03 – 1746 - 2000 tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sarana
jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung
dan Permen PU Nomor 26 Tahun 2008 tentang persyaratan teknis sistem proteksi
kelaykan fasilitas yang ramah difable dimana perencana adalah subjek perancang yang
yang juga memiliki hak yang sama dengan warga Negara lain.
112
Ketersediaan sarana dan prasarana yang ramah difable (penyandang disabilitas)
saat ini masih sangat terbatas dibeberapa perguruan tinggi Indonesia pada umumnya,
dan kota Palu pada khususnya. Hal tersebut berdampak negatif kepada para
dalam lingkungan sosialnya dan tidak memeperoleh kesempatan yang sama dalam
Undang-Undang No. 4 tahun 1997 Tentang Penyandang cacat, Pasal 41 ayat 2 Undang
tinggi di Kota Palu belum memenuhi ketentuan aksesibilitas, diantaranya : (a) Tidak
adanya ramp kursi roda; (b) Mengabaikan faktor kebutuhan akan toilet khusus bagi
penyandang disabilitas; (c) Tidak adanya tempat parkir khusus bagi penyandang
disabilitas; (d) Akses masuk dan keluar kelas yang tidak aksesibel; (e) Tidak
113
5.13 Sarana dan prasarana umum
Meski selalu bergandengan sarana dan prasarana memiliki arti dan fungsi
berbeda.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai
maksud dan tujuan dari suatu proses produksi. Sementara prasarana adalah segala
KBBI menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan. Dan prasarana adalah segala sesuatu yang
proyek).
perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang
sarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik
alat tersebut. Sementara prasarana adalah peralatan pembantu atau juga peralatan
114
utama, dan kedua alat tersebut berfungsi untuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin di
capai.
dengan kesehatan.
Tetapi mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu tujuan untuk mencapai hasil
yang di harapkan sesuai dengan rencana. Berikut adalah fungsi utama sarana dan
prasarana, yaitu :
menghemat waktu.
Dapat lebih sederhana atau memudahkan dalam gerak para pengguna atau
pelaku.
mempergunakannya.
115
BAB VI
PENUTUP
KEPUSTAKAAN
DAFTAR GAMBAR
116
Gambar 23 Smoke detector sebagai proteksi kebakaran aktif .................................. 73
Gambar 24 Contoh Pintu Tahan api ........................................................................ 75
Gambar 25 Pintu darurat ......................................................................................... 75
Gambar 26 Perletakan secara vertical di dalam gedung ........................................... 79
Gambar 27 Skema alur secara global....................................................................... 79
Gambar 28 Contoh HT (Handy Talky) .................................................................... 81
Gambar 29 Sistem Penangkal petir Franklin ............................................................ 82
Gambar 30 Sistem Proteksi Petir Sangkar Konduktor .............................................. 83
Gambar 31 Sistem penangkal petir kawat catenary .................................................. 84
Gambar 32 Perlindungan menggunakan komponen Alami ...................................... 85
Gambar 33 Konduktor petir emisi early streamer (pencegahan dini) ........................ 86
117
118