Anda di halaman 1dari 6

RESUME ANALISIS EKOLOGI LINGKUNGAN

Pengertian dari vegetasi sendiri yaitu Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi
adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan di suatu tempat tertentu, mencakup
baik perpaduan komunal dari jenis-jenis flora penyusunnya maupun tutupan lahan (ground
cover) yang dibentukny. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang
menempati suatu ekosistem, atau, dalam area yang lebih sempit, relung ekologis. Beraneka
tipe hutan, kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.

Adapun metode yang yang dipakai bahwasanya ada 3 hal persyaratan yang harus ditegakkan
yaitu:
1. Harus cukup besar untuk dapat menampung semua jenis yang dimiliki komunitas
2. Habitat harus seragam sejauh kita menentukan ya
3. Penutupan tumbuhan harus sehomogen mungkin misalnya, dalam tegakan
hendaknya tidak terdapat tempat terbuka atau setengah dari tegakan
didominasi oleh satu jenis dan setengahnya lagi didominasi oleh

Area cuplikan minimum


Bahwasanya dalam didalam segmen atau komunitas harus dilakukan selengkap mungkin,yakni
dalam praktek untuk menentukan area minimum ini didefinisikan sebagai luas terkecil suatu
komunitas dengan komposisinya.dan dalam menggunakan beberapa kuadrat atau petak area
minimum yang besar cuplikan-cuplikanya disebar seluas mungkin dalam segmen vegetasi dan
area minimum tergantung kepada macam komunitas dan bervariasi dalam batas yang lebar .

Analisis Vegetasi di Lapangan


50
Hutan (termasuk lapisan pohon)
200–500 m2
(hanya vegetasi bawah saja)
50–200 m2
Padang rumput kering
50–100 m2
Kerangas perdu kerdil
10–25 m2
Ara-ara (meadow)
10–25 m2
Lahan penggembalaan yang dipupuk
5–10 m2
Komunitas gulma pertanian
25–100 m2
Komunitas lumut
1–4 m2
Komunitas lumut kerak
0,1–1 m2
5.2.1 Teknik Petak Disarangkan (Nested Plot Technique)

TEKNIK PETAK DISARANGKAN


Dalam Area minimum ini hanya dapat ditetapkan dalam komunitas yang relatif homogen dan
tidak terfragmentasi. Fragmentasi seperti itu dapat disebabkan oleh perusakan selektif,misalnya
karena penggembala'an atau karena fragmentasi area permukaan menjadi segmen-segmen
yang sangat kecil. Misalnya 0,5x0,5 dalam bidang kecil, kemudian area cuplikan diperluas dua
kali lipat, kemudian empat kali dan delapan kali lebih besar. Kemudian penambahan jenis besar
dipisah untuk diperluaskan disetiap areanya dan cuplikan ditambah sampai jumlah jenis yang
ditambahkan menjadi sedikit.

KRITERIA UKURAN RELEVE


Area minimum adalah area cuplikan dimana kurva yang semula menaik tajam berubah hampir
horizontal.untuk memutuskan pada area yang lebih besar untuk ukuran petakan cuplikan atau
kuadrat yang memadai ini ditentukan dengan nilai empiris dan secara ideal area minimum yang
nilainya terbesar hendaknya digunakan sebagai petunjuk untuk ukuran minimum sebuah
cuplikan vegetasi. Secara teori metode ini tampak bagus,namun memerlukan banyak waktu
dalam pencuplikan dilapangan serta perhitungan berikutnya sehingga kepraktisanya diragukan.
nilai area minimum masih berupa prakiraan dan karena itu dibulatkan kemeter persegi
terdekat,namun untuk analisis releve tidak ada Untungnya untuk menaikkan cuplikan jika tidak
ada penambahan jenis lebih lanjut.meskipun untuk area mutlak untuk area minimum tidak ada
kurva jenis area tetap merupakan petunjuk praktis yang penting untuk ukuran petak dan
tegakan dalam studi dengan tujuan untuk menggambarkan komposisi jenis yang mewakili.

EVALUASI KONSEP MINIMUM


Evaluasi area minimum merupakan kurva jenis area jelas kuantitatif jika ditinjau dari jumlah
jenis. Tetapi hanya memberikan sedikit informasi tentang jumlah individu perjenis, karena area
telah diterapkan juga untuk analisis kuantitatif vegetasi tidak boleh kecil daripada area minimum

PENAKSIRAN KUANTITAS JENIS


Taksiran yang relatif kasar mengenai kuantitas jenis memuaskan bagi berbagai tujuan.
-Istilah nilai relatif.
Nilai relatif yang diberikan kepada jenis bermanfaat secara umum. Berikut ini parameter
menurut nilai yang menurun dominan (dominant),melimpah (abundant),sering (frequent),
kadang-kadang (occasional) dan langka adalah (rare). Sekarang nilai dominan dalam penutup
tajuk biasanya dalam kombinasi skala. Dominan dalam area dasar, kelimpahan (abudance)
mempunyai arti sama dengan jumlah individu perjenis atau kerapatan (density). Frekuensi
memiliki arti khusus dan merujuk keberapa kali bentuk jenis ditemukan dalam bentuk cuplikan.
Kuadrat atau titik cuplikan (sample point) yang telah ditentukan.
-nilai skala absolut
Metode ini hanya memerlukan waktu sedikit untuk menganalisis sebuah releve dan dapat
digunakan untuk semua komunitas yang terdiri dari tumbuhan tinggi dan untuk sebagian besar
komunitas lumut dan lumut kerak. Oleh karena itu,metode ini sangatlah berguna bukan hanya
untuk karya monograpi mintakat-mintakat vegetasi,melainkan untuk sebuah tipe komunitas
yang ditela'ah diseluruh kisaran sebaranya.Observasi di atas tidak berlaku bagi petak area
minimum, yang tujuannya
hanya untuk mencuplik komposisi jenis yang hampir lengkap dari suatu segmen
vegetasi. Oleh karena itu, bentuk tidak berarti. Petak dapat berbentuk bujur
sangkar, lingkaran, segi empat panjang, bahkan tidak teratur bila segmen vegetasi
mengharuskan demikian
Frekuensi dapat dijadikan sebuah ukuran mutlak dengan menghilangkan
efek ukuran kuadrat atau petak. Ini dilakukan dengan mereduksi sebuah kuadrat
menjadi sebuah titik (kuadrat titik). Sebuah kuadrat-titik dapat dibuat oleh
sebuah jarum, batang yang ditajamkan atau alat untuk melihat berupa palang
dari kawat atau rambut (seperti teleskop pada senapan misalnya). Di atas penutup
terna, sebuah jarum, yang diturunkan pada titik-titik yang telah ditentukan
sebelumnya, akan memintas (intercept) atau tidak memintas bagian tumbuhan
setiap kali jarum diturunkan. Teknik ini memberikan rekaman kehadiran atau
ketidakhadiran jenis yang melimpah dan membentuk penutup. Oleh karena itu,
dalam teknik ini frekuensi digunakan untuk mengukur penutup. Metode ini
yang dikenal dengan metode kuadrat-titik (point-kuadrat).Perlu ditekankan bahwa metode
pemetaan dengan kuadrat ini terutama bermanfaat hanya untuk kuadrat permanen, sebab
pemetaan sebuah kuadrat memakan banyak waktu. Kuadrat seperti itu sangat ideal untuk
diterapkan
dalam studi tentang suksesi atau perubahan musiman penutup tumbuhan terna pada tempat
yang persis sama. Sebuah kerangka satu-meter dapat dengan mudah diletakkan dengan
memancangkan dua pasak ke tanah pada posisi diagonal
Disimpulkan bahwa pada dasarnya terdapat dua macam kuadrat cuplikan,
yaitu kuadrat besar untuk area-minimum yang digunakan untuk mencuplik
komposisi jenis yang representatif di dalam himpunan tumbuhan yang berulang,
dan kuadrat-kuadrat kecil yang ukurannya disesuaikan dengan tinggi individu
dan jarak antara individu jenis, yang digunakan untuk analisis kuantitatif individu
per jenis (atau penutup atau frekuensi). Kuadrat kerapatan hendaknya berukuran
kecil untuk penghitungan yang baik dan teliti, tetapi tidak terlalu kecil sehingga
menyebabkan kesalahan yang terkait efek tepi.
Untuk pengukuran penutup tumbuhan, metode pemetaan-kuadrat
mempunyai tiga keterbatasan utama:
1. Penutup tumbuhan hanya ditunjukkan diagramnya dan masih harus diukur.
2. Metode ini hanya dapat digunakan secara terbatas untuk tumbuhan yang
bagan taruknya menutup hampir 100%. Teknik ini tidak dapat digunakan
untuk penutup tumbuhan campuran, yang sistem taruknya bercampur baur.
3. Metode ini tidak dapat digunakan dengan baik untuk memperoleh cuplikan
representatif penutup jenis tumbuhan di area yang luas. Teknik ini hanya
berguna untuk analisis rinci sebuah area kecil, yaitu kuadrat permanen.
Keterbatasan ini dapat ditanggulangi dengan metode intersep titik.
Untuk pengukuran penutup, kerangka harus dipegang vertikal, tidak miring.
Persyaratan ini menjadi lebih penting jika kita ingin mengukur pengulangan
penutup (cover repetition), yang didefinisikan oleh Goodall (1952) sebagai
jumlah berapa kali sebuah jarum membuat intersepsi dengan bagian tumbuhan
ketika jarum diturunkan secara vertikal. Jika kerangka dipegang miring, jumlah
intersepsi kemungkinan besar bertambah sehingga terjadi taksiran berlebih
(overestimate). Taksiran pengulangan penutup dapat dikonversikan menjadi
ukuran perolehan (yield). Baru-baru ini, Possonet dan Daget & Poissonet menggunakan metode
frekuensi-titik untuk menentukan biomassa semua
intersepsi yang terjadi pada satu titik ketika jarum diturunkan secara vertikal.
Korelasi antara jumlah intersepsi per titik dan biomassa harus dikuatkan secara
empiris untuk setiap tipe vegetasi, karena hubungan antara volume tumbuhan
tegak dan bobot bervariasi dari jenis ke jenis, dari tempat ke tempat, dan dari
waktu ke waktu.
Kerangka dapat dipegang miring (dengan sudut 45°) Bila area cuplikan penutup terna yang
menerus dan lebih besar diinginkan,
jarak antarjarum dapat diperbesar seperti ditunjukkan dalam Gambar 6.6.
Misalnya, satu jarum dapat digunakan dengan memindahkan kerangka setelah
satu kali observasi ke tempat lain dengan jarak 30 cm, 50 cm, atau 100 cm (atau
jarak berapa saja yang diinginkan). Menurut teori kita dapat menggunakan
satu jarum atau batang yang ditajamkan tanpa sebuah kerangka. Tetapi, titiktitik yang
ditentukan secara sistematis atau acak merupakan syarat yang harus
dipenuhi dan ini memerlukan lubang pemandu agar pengarahan ujung batang
atau jarum secara tidak sadar dapat dihindarkan. Tentu saja metode ini memerlukan lebih
banyak pengalaman ketimbang
teknik taksiran nilai jenis menurut Braun-Blanquet dan juga memerlukan waktu
empat kali lebih banyak. Selanjutnya metode ini hanya dapat dikuasai bila
pemeriksaan bobot sering dilakukan atau diperiksa oleh peneliti berpengalaman.
Meskipun demikian, metode ini sangat populer dan telah diterapkan dalam
penelitian padang rumput di Eropa Tengah. Oleh karena itu, kita bahas secara
rinci di sini.
Alat yang bermanfaat untuk vegetasi terna berukuran normal (tinggi 20-50
cm) atau perdu kerdil, seperti ara-ara atau rumput tinggi dan vegetasi kerangas,
termasuk tumbuhan terna dalam vegetasi lapisan bawah hutan adalah kerangka
frekuensi-titik seperti yang ditunjukkan Kerangka yang di sini dibuat dari kayu dengan tinggi 1 m
dan panjang 1 m. Sepuluh
jarum kawat atau batang baja yang sama panjangnya dengan kaki dimasukkan
melalui lubang. Lubang pemandu ini dibuat tegak lurus melalui dua batang
penyangga horizontal. Batang penyangga kedua menghilangkan efek paralaks Sepuluh lubang
pemandu dengan
jarum diatur dengan jarak sama sepanjang kerangka linear, tetapi dimensi alat ini
dapat diubah untuk disesuaikan dengan tinggi dan jarak tumbuhan.

TEKNIK PENCUPLIKAN TANPA-PETAK


Dalam metode releve dan petak kuantitatif, unit pencuplikan dasar adalah area
acuan berdimensi dua. Pencuplikan tanpa-petak berarti pencuplikan tanpa unit
area seperti itu. Metode tanpa-petak tersedia bagi tiga parameter kuantitatif yang biasa
digunakan:
1. Frekuensi. Seperti telah dibahas, bila kerangka frekuensi atau kuadrat
cuplikan direduksi menjadi titik tidak berdimensi, frekuensi menjadi
pengukur absolut. Hasil pencuplikan titik seperti itu dinyatakan dalam
persen intersepsi. Bila jumlah titik tinggi (misalnya saja 100 sampai 200
titik) dan jarak antartitik lebih dekat daripada garis-bentuk taruk tumbuhan,
hasil frekuensi-titik menjadi pengukur penutup. Petak atau kuadrat tidak
diperlukan.
Bentuk lain untuk menilai frekuensi tanpa menggunakan petak adalah
mencatat kehadiran atau ketidakhadiran tumbuhan dekat titik. Frekuensi
dekat titik pencuplikan sering kali dicatat dalam metode jarak yang akan
dibahas dalam Bab 7.6.
2. Penutup. Seperti telah dikemukakan di atas, salah satu bentuk untuk menilai
penutup tanpa kuadrat adalah melalui jejaring padat titik-titik frekuensi.
Metode tanpa-petak kedua adalah metode intersep-garis, yang seperti telah
dibahas di muka berdasarkan reduksi transek-lajur menjadi garis tunggal
berdimensi satu.
3. Kerapatan. Jumlah individu suatu area atau dalam tegakan dapat ditentukan
dengan mengukur jarak antarindividu atau antartitik pencuplikan dan
individu. Jarak yang dicuplik dapat dikonversikan dengan menguadratkan
menjadi unit dua dimensi atau area.
PARAMETER KUANTITATIF VEGETASI
Kuantitas penting yang dapat diukur dalam pencuplikan komunitas adalah:
1. Jumlah individu atau kerapatan (= kelimpahan)
2. Frekuensi, jumlah berapa kali sebuah jenis tercatat dalam sejumlah kuadrat
kecil atau titik cuplikan yang telah ditentukan jumlahnya.
3. Penutup, baik area tajuk maupun taruk atau area dasar.
Parameter-parameter tersebut dibahas dalam ekologi kuantitatif, tetapi
biasanya diukur terutama untuk tujuan eksperimen, dan bukan untuk pertelaan.
Untuk keperluan pertelaan vegetasi biasanya hanya digunakan tiga parameter
yang disebut di atas.
Metode pemetaaan kuadrat tentu saja dapat digunakan untuk memetakan
posisi individu-individu tumbuhan yang nilai penutupnya kecil. Jadi, metode ini
adalah teknik universal untuk memetakan tumbuhan terna atau tumbuhan kecil
pada area kecil. Sistem pantograf.
Metode yang sama dapat juga digunakan untuk pohon dan tumbuhan
berkayu lain, tetapi kemudian kuadrat harus lebih besar, misalnya 10 x 10 m.
Dalam hal seperti itu kuadrat dapat digariskan dengan tali, dan kisi untuk
subkuadrat dapat dibuat. Kuadrat-peta seperti itu dapat digunakan sebagai petak
pohon permanen, tetapi pemanfaatannya jauh lebih terbatas daripada kuadratpeta kecil untuk
vegetasi terna. Alasannya bahwa pohon dan perdu merupakan
tumbuhan bertahunan yang hidup lama, dimana pengukuran berkala yang lebih
rinci lebih bermanfaat ketimbang bagan penutup dan posisinya. Pengukuran
standar yang rinci untuk pohon termasuk pengukuran berkala diameter dan
tinggi. Parameter yang diperoleh dengan metode jarak ini adalah:
1. Jenis
2. Kerapatan (dihitung dari jarak rerata)
3. Diameter (dan tentunya area dasar dan dominansi)
4. Frekuensi (sebagai kehadiran sebuah jenis dalam setiap titik pencuplikan)
Parameter yang sama diperoleh juga dari petak, tetapi metode jarak ini
mempunyai keuntungan karena pembuatan batas-batas petak tidak diperlukan.
Ini menghemat waktu banyak sekali. Selain itu, metode ini juga menghilangkan
kesalahan pribadi dalam penentuan apakah sebatang pohon yang ada di batas
petak masuk atau tidak didalam kuadran

Frekuensi memberi sedikit atau sama sekali tidak indikasi mengenai penutup
bila ditentukan dengan kuadrat. Jenis dengan individu yang sangat kecil dan
tersebar merata di seluruh area cuplikan akan memberi nilai frekuensi tinggi
meskipun nilai penutupnya kecil sekali. Sebuah jenis dengan sedikit individu
tetapi mempunyai tajuk atau area-dasar besar yang menutup sebagian besar area
cuplikan akan mempunyai nilai frekuensi rendah.
Meskipun demikian, kasus tersebut bergantung kepada kritera yang
dibuat untuk bagian tumbuhan mana yang dimasukkan atau dikeluarkan
dalam penghitungan frekuensi. Dalam konsep Raunkiaer, jenis dihitung bila
kuncup tumbuh bertahunan (perennating bud) sebuah individu jenis tersebut
terdapat di dalam petak. Konsep ini sukar untuk diterapkan di daerah tropik
basah, karena tumbuhan tidak pernah menyusutkan taruknya secara musiman.
Di Amerika Utara, kriteria yang biasanya digunakan adalah tumbuhan harus
berakar di dalam petak. Di dalam bentuk-hidup yang
merayap atau membentuk anyaman, kriteria harus berakar di dalam petak
menghasilkan nilai frekuensi rendah. Oleh karena itu, kriteria kuncup tumbuh
bertahunan memasukkan sedikit penutup dalam pertimbangan. Rumput yang
berstolon dan membentuk anyaman dapat dimasukkan bila berakar pada bukubukunya. Dalam
hal ini penutup, bukannya jumlah individu, dimasukkan dalam
penghitungan frekuensi. Ini menunjukkan bahwa beberapa keputusan subjektif
harus dibuat sebelum frekuensi dinilai secara objektif.
Frekuensi dapat dijadikan sebuah ukuran mutlak dengan menghilangkan
efek ukuran kuadrat atau petak. Ini dilakukan dengan mereduksi sebuah kuadrat
menjadi sebuah titik (kuadrat titik). Sebuah kuadrat-titik dapat dibuat oleh
sebuah jarum, batang yang ditajamkan atau alat untuk melihat berupa palang
dari kawat atau rambut (seperti teleskop pada senapan misalnya). Di atas penutup
terna, sebuah jarum, yang diturunkan pada titik-titik yang telah ditentukan
sebelumnya, akan memintas (intercept) atau tidak memintas bagian tumbuhan
setiap kali jarum diturunkan. Teknik ini memberikan rekaman kehadiran atau
ketidakhadiran jenis yang melimpah dan membentuk penutup. Oleh karena itu,
dalam teknik ini frekuensi digunakan untuk mengukur penutup. Metode ini
yang dikenal dengan metode kuadrat-titik (point-kuadran)

Metode ini mempunyai keterbatasan dalam


penerapannya di lapangan. Sebuah individu harus terletak di dalam setiap kuadran
dan sebuah individu tidak boleh diukur dua kali. Oleh karena itu, tegakan dengan
jarak antarpohon yang besar merupakan masalah dalam penggunaan teknik ini.
Keterbatasan kedua berlaku juga untuk metode pasangan acak.
Parameter yang diperoleh dengan metode jarak ini adalah:
1. Jenis
2. Kerapatan (dihitung dari jarak rerata)
3. Diameter (dan tentunya area dasar dan dominansi)
4. Frekuensi (sebagai kehadiran sebuah jenis dalam setiap titik pencuplikan)
Parameter yang sama diperoleh juga dari petak, tetapi metode jarak ini
mempunyai keuntungan karena pembuatan batas-batas petak tidak diperlukan.
Ini menghemat waktu banyak sekali. Selain itu, metode ini juga menghilangkan
kesalahan pribadi dalam penentuan apakah sebatang pohon yang ada di batas
petak masuk atau tidak ke dalalam kuadran

Anda mungkin juga menyukai