Disusun Oleh :
Disetujui oleh,
Kepala UPT. Puskesmas Singkawang, 21 September 2022
Singkawang Selatan II Di susun oleh,
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga Laporan Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT)
pada Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Balai Pengelolaan Aliran Sungai dan Hutan
Lindung Indragiri Rokan dapat diselesaikan. Laporan ini dimaksudkan sebagai
arahan kegiatan PKTBT yang merupakan satu rangkaian pada penyelenggaraan
Latsar CPNS. Penilaian Penguatan Komptensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT)
dengan bobot 15% yang diberikan secara terintegrasi oleh instansi pemerintah asal
CPNS.
ii
DAFTAR ISI
Saran .................................................................................................................... 23
Lampiran ............................................................................................................... 24
Catatan Kegiatan ( Jurnal Harian ) ....................................................................... 24
Dokumentasi ....................................................................................... (terlampir)
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN) pasal 63 ayat (3) dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) pasal 34 ayat (1), bahwa
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa masa percobaan dilaksanakan melalui proses
pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa
merujuk pada ayat (3) dan ayat (4) pasal 63 Undang-Undang ASN maka
diperlukan sebuah penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi,
baik dari sisi substansi materi maupun penyelenggaranya dengan memadukan
pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja.
Kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT)
dilaksanakan di Tempat Penyelenggaraan dan Unit Kerja masing-masing asal
peserta dengan lama waktu penyelenggaraan kegiatan adalah 34 Jam
Pelajaran (JP). Selama kegiatan ini peserta akan dibimbing oleh kepala atau
staf yang berwenang dan memiliki kompetensi di tempat kerja masing – masing.
1
B. Maksud dan Tujuan
Materi PKTBT yang dibangun dalam Pelatihan Dasar CPNS
diselenggarakan dengan tujuan agar CPNS dapat menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugasnya, agar
proses, output dan tujuan pembelajaran PKTBT di lingkungan Pemerintah Kota
Singkawang ini dapat tercapai dengan baik maka diperlukan Panduan Kegiatan
PKTBT yang dapat dijadikan acuan atau standar dalam penyelenggaraan
PKTBT oleh masing-masing Perangkat Daerah / Unit Kerja Asal Peserta.
2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PKTBT
3
f) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan
dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun diluar
kedinasan.
g) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
h) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.11.
4
r) Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
3) Jenis-jenis jabatan ASN
a) Jabatan Pimpinan Tinggi : sekelompok jabatan tertinggi pada instansi dan
perwakilan.
b) Jabatan Administrasi : sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas
yang berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan
dan pembangunan.
c) Jabatan Fungsional : kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung
jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu
satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan atas
keahlian dan atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan
kenaikan pangkatnya dengan angka kredit.
4) Pengangkatan PNS dalam Jabatan dan Persyaratan Pengangkatan Jabatan
Pengangkatan PNS dalam jabatan dapat melalui jalur berbagai berikut :
a) Pengangkatan Pertama.
b) Pengangkatan Melalui Inpassing/Penyesuaian.
c) Pengangkatan dari Jabatan Lain.
d) Pengangkatan Melalui Promosi.
5) Persyaratan Pengangkatan Jabata :
a) Jenjang Terampil.
(1) Ijazah Paling Rendah SMU.
(2) Pangkat Serendah-Rendahnya Pengatur Muda (II/a).
(3) Diklat Fungsional Tingkat Terampil (Ujikom).
(4) AK Kumulatif Minimal 25.
(5) Tersedia Formasi.
(6) Penilaian Kinerja Bernilai Baik Dalam 1 Tahun Terakhir.
b) Jenjang Ahli.
(1) Ijazah Paling Rendah S1/D.IV.
(2) Pangkat Serendah-Rendahnya Penata Muda (III/a).
(3) Diklat Fungsional Tingkat Ahli (Ujikom).
(4) AK Kumulatif Minimal 100.
(5) Tersedia Formasi.
(6) Penilaian Kinerja Bernilai Baik Dalam 1 Tahun Terakhir.
5
c) Persyaratan Umum Pengangkatan Pns Dalam Jabatan Fungsional.
(1) Berijazah sesuai dengan ketentuan masing-masing jabatan
fungsional
(2) Telah mencapai pangkat yang telah ditentukan sesuai dengan aturan
masing-masing jabatan fungsional.
(3) Telah lulus Diklat bagi yang dipersyaratkan.
(4) Tersedianya formasi.
(5) Penilaian Kinerja bernilai baik.
6) Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Larangan bagi PNS tercantum pada pasal 5 yaitu :
a) menyalahgunakan wewenang;
b) menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/ atau
orang lain dengan menggunakan kewenangan orang lain yang diduga
terjadi konflik kepentingan dengan jabatan;
c) menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain;
d) bekerja pada lembaga atau organisasi internasional tanpa izin atau tanpa
ditugaskan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian;
e) bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga swadaya
masyarakat asing kecuali ditugaskan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian;
f) memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang baik bergerak atau tidak bergerak, dokumen, atau
surat berharga milik negara secara tidak sah;
g) melakukan pungutan di luar ketentuan; (tambahan)
h) melakukan kegiatan yang merugikan negara;
i) bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan;
j) menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
k) menerima hadiah yang berhubungan dengan jabatan dan/ atau
pekerjaan;
l) meminta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan;
m) melakukan tindakan atau tidak melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani; dan
n) memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, calon
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, calon anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, calon anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau calon anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan cara:
6
(1) ikut kampanye;
(2) menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
atribut PNS;
(3) sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain;
(4) sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
(5) membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye;
(6) mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum,
selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan,
himbauan, seruan, atau pemberian barang kepada PNS dalam
lingkungan unit kerjanya, anggota keluarga, dan masyarakat;
dan/atau
(7) memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk
atau Surat Keterangan Tanda Penduduk.
7) Tingkatan dan Jenis Hukuman Disiplin
a) Hukuman disiplin Ringan yaitu berupa teguran lisan, teguran tertulis, dan
pernyataan tidak puas secara tertulis.
b) Hukuman disiplin sedang yaitu berupa pemotongan tunjangan kijerja
sebesar 25% selama 6 bulan, pemotongan tunjangan kijerja sebesar 25%
selama 9 bulan, pemotongan tunjangan kijerja sebesar 25% selama 12
bulan.
c) Hukuman disiplin berat yaitu berupa penurunan jabatan setingkat lebih
rendah selama 12 bulan, pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan
pelaksana selama 12 bulan dan pemberhentian dengan homat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS.
Pejabat yang berwenang menghukum tercantum pada pasal 16 :
(1) Presiden.
(2) Pejabat Pembina kepegawaian.
(3) Kepala Perwakilan Republik Indonesia.
(4) Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau pejabat lain yang setara.
(5) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama atau pejabat lain yang setara.
(6) Pejabat Administrator atau pejabat lain yang setara.
(7) Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang setara.
7
8) Protap pemanggilan, pemeriksaan, dan penjantuhan hukuman disiplin
a) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan hukuman
disiplin sedang dapat dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
b) Pelanggaran terhadap kewajiban dan/atau larangan dengan hukuman
disiplin berat dilakukan pemeriksaan oleh tim pemeriksa.
c) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terdiri
dari atasan langsung, unsur pengawasan, dan unsur kepegawaian.
d) Dalam hal tertentu Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat melibatkan pejabat lain yang ditunjuk.
e) Tim Pemeriksa dibentuk oleh PPK atau pejabat lain yang ditunjuk.
f) Dalam hal atasan langsung PNS diduga melakukan pelanggaran disiplin,
maka yang menjadi anggota tim pemeriksa adalah atasan yg lebih tinggi
9) Alur pemeriksaan
a) Atasan langsung wajib memeriksa PNS yang diduga melakukan
pelanggaran disiplin sebelum PNS dijatuhi hukuman disiplin.
b) Pemeriksaan dilakukan secara tertutup melalui tatap muka langsung
maupun virtual.
c) Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam BAP.
d) Format BAP dibuat dalam bentuk “Pertanyaan “dan “Jawaban.”
e) Utarakan bahwa kejujuran ybs merupakan pertimbangan menentukan
hukuman
f) Utarakan bahwa pengakuan dalam BAP hanya salah satu bukti
g) Pertimbangan dalam menentukan hukuman antara lain :
Latar belakang perbuatannya
(1) Berat/ringannya dan banyaknya pelanggaran
(2) Akibat pelanggaran
(3) Dampak jenis hukuman terhadap Ybs
(4) Kesesuaian dengan peraturan
(5) Kejujuran/peyesalan
10) Penyerahan SK hukuman disiplin :
a) Pada perinsipnya, SK hukuman disiplin diserahkan langsung kepada
yang dihukum (Psl. 37 ayat 2)
b) SK hukuman disiplin diserahkan kepada ybs dalam tempo 14 hari setelah
ditetapkan (Psl. 37 ayat 3)
8
c) Dalam hal PNS yang dihukum tidak berada di kantor atau tidak bersedia
hadir untuk menerima SK hukuman disiplin, maka dibuat surat panggilan
secara tertulis.
d) Apabila ybs tidak hadir pada tanggal yang ditentukan dalam surat
panggilan, maka SK dikirim ke alamat domisili ybs terakhir dilaporkan di
kantor, dgn demikian dianggap telah diterima
b. Tata Naskah Kedinasan
1) Dasar Hukum Tata Naskah Kedinasan
Dasar penetapan pedoman Tata Naskah Dinas Akreditasi UPT Puskesmas
Singkawang Selatan II sebagai dasarnya adalah :
a) Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
b) Undang-Undang Republik Indonesia No.23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah
c) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.75 tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
d) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015
tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat praktek Mandiri
Dokter dan Tempat Praktek mandiri Dokter Gigi
e) Peraturan Walikota Nomor 51 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
peraturan Walikota Nomor 6 Tahun 2017 tentang Tata Naskah Dinas di
lingkungan Pemerintah Kota Singkawang
f) Pedoman Penyusunan Dokumentasi Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan
Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2017
2) Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi,
dan penyimpanan naskah dinas serta media yang digunakan dalam
komunikasi kedinasan.
3) Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan
yang dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
pemerintah kota singkawang.
a) Jenis-jenis naskah dinas :
(1) Surat sangat rahasia disingkat SR, merupakan surat yang materi
dan sifatnya memiliki tingkat keamanan yang tinggi, erat
9
hubungannya dengan rahasia negara, keamanan dan keselamatan
negara.
(2) Surat rahasia disingkat R, merupakan surat yang materi dan sifatnya
memiliki tingkat keamanan tinggi yang berdampak kepada kerugian
negara, disintegrasi bangsa.
(3) Surat penting disingkat P, merupakan surat yang tingkat keamanan
isi surat perlu mendapat perhatian penerima surat.
(4) Surat konfidensial disingkat K, merupakan surat yang materi dan
sifatnya memiliki tingkat keamanan sedang yang berdampak kepada
terhambatnya jalannya pemerintahan dan pembangunan.
(5) Surat biasa disingkat B, merupakan surat yang materi dan sifatnya
biasa namun tidak dapat disampaikan kepada yang tidak berhak.
b) Adapun format Naskah dinas adalah :
(1) Penggunaan jenis huruf arial dengan ukuran 12 atau disesuaikan
dengan kebutuhan,
(2) Penggunaan jarak spasi dalam pengetikan naskah dinas adalah 1
atau 1,5 sesuai kebutuhan, clan.
(3) Penggunaan jarak spasi dalam pengetikan naskah sambutan/pidato
adalah 1,5 atau disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Ruang tepi atas : apabila menggunakan kop naskah dinas 2 spasi
dibawah kop dan apabila tanpa kop naskah dinas, sekurang-
kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas.
(5) Ruang tepi bawah : sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah
kertas.
(6) Ruang tepi kiri : sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri kertas;
danRuang tepi kanan : sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan
kertas.
Kewenangan pejabat penanda tanganan Naskah Kedinasan :
Kepala UPT dinas/badan menandatangani naskah dinas dan susunan naskah
dinas surat sebagaimana dimaksud : surat biasa, surat perintah, surat
perjanjian, ST,SPD, surat kuasa, surat undangan, surat keterangan
melaksanakan tugas, surat panggilan, nota dinas, nota pengajuan konsep
naskah dinas, lembar disposisi, telaah staf, pengumuman, laporan,
rekomendasi, berita acara, memo, daftar hadir.
10
Kepala UPT dinas/badan atas nama kepala dinas/badan menandatangani
naskah dinas dalam bentuk dan susunan naskah dinas : surat biasa, surat
keterangan, surat perintah, nota dinas, dan daftar hadir.
Kepala subbagian, kepala subbidang, kepala seksi menandatangani naskah
dinas dalam bentuk dan susunan naskah dinas surat sebagaimana terdiri
atas : Nota dinas, Nota pengajuan konsep naskah dinas,Telaahan staf, dan
Laporan. Kop naskah dinas UPT dan/atau sejenisnya memuat sebutan
Pemerintah Kota Singkawang, nama PD, nama UPT dan/atau sejenisnya,
alamat, nomor telepon, nomor faksimile, website, e-mail dan kode pos.
c. Pengelolaan Keuangan
1) Dasar Hukum Tata Kelembagaan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
a) UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b) UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c) UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
d) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
e) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
f) Peraturan Pemerintah Nomor: 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
g) Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
Daerah.
h) Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
i) Peraturan Pemerintah Nomor: 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
j) Permendagri No. 13 Tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 No. 21 tahun 2011
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
k) Permendagri 54 tahun 2010 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
l) PMK No. 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional untuk Jasa
m) Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah.
n) PMK No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan
11
Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2014, yang dimaksud dengan
perangkat daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
Untuk penyelenggaraan administrasi pemerintahan serta program dan
kegiatan pemerintah, kepala daerah baik itu gubernur dan bupati/wali kota
dibantu oleh perangkat daerah. Perangkat Daerah atau Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) merupakan organisasi atau lembaga pada
pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada kepala daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Perangkat daerah
dibentuk oleh masing-masing daerah berdasarkan pertimbangan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah.
Dasar utama penyusunan organisasi perangkat daerah dalam bentuk
suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah, yang terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan,
namun tidak berarti setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk
kedalam organisasi tersendiri. Pembentukan perangkat daerah semata-mata
didasarkan pada pertimbangan rasional untuk melaksanakanurusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah secara efektif dan efisien.
Penataan organisasiperangkat daerah serta penyusunan struktur organisasi
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat ini dilakukan berdasarkan
pada kerangka regulasi serta kebutuhan obyektif dan kondisi lingkungan
strategis daerah. Kerangka regulasi yang dimaksud adalah Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 sebagai perubahan terhadap peraturan
pemerintah sebelumnya. Selain Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016, penataan kelembagaan perangkat daerah juga memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang memiliki relevansi dengan program
penataan organisasi.
Berdasarkan Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, perangkat daerah
provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan melalui peraturan daerah dengan
bentuk sebagai berikut:
1. Perangkat daerah provinsi: sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
inspektorat, dinas dan badan.
2. Perangkat daerah kabupaten/kota: sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
inspektorat, dinas, badan, dan kecamatan.
12
Pembentukan organisasi perangkat daerah yang berupa dinas atau
badan diklasifikasikan berdasarkan tipe A (beban kerja yang besar), tipe B
(beban kerja yang sedang) dan tipe C (beban kerja yang kecil). Penentuan
beban kerja bagi dinas didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah,
besaran masing-masing urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, dan kemampuan keuangan daerah. Sedangkan urusan
pemerintahan yang dimaksudkan terdiri dari urusan pemerintahan wajib
yang berkaitan dengan pelayanan dasar dan tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar, serta urusan pemerintahan pilihan.
2) Struktur dan Mekanisme Pengelolaan Keuangan
Dalam pengelolaan keuangan daerah, kewenangannya dilakukan oleh
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), yaitu Kepala Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD), yang bertugas sebagai pengelola
Anggaran dan Belanja Daerah (APBD) dan bertindak sebagai Bendahara
Umum Daerah. Sementara itu, OPD merupakan perangkat daerah sebagai
pengguna uang dan barang.
Gambar 2.1 Struktur OPD
13
a) Puskesmas
Puskesmas pada dasarnya tidak hanya melayani upaya kuratif saja
melainkan juga upaya promotif dan preventif secara aktif ke masyarakat.
Kecenderungan yang terjadi sekarang adalah upaya kuratif lebih banyak
dilakukan dan hal ini didu- kung dengan banyaknya dana yang turun ke
puskesmas untuk pelayanan kuratif. Alasan lain adalah terbatasnya dana
promotif dan preventif yang diberikan ke puskesmas. Penjelasan lainnya
adalah kemampuan sumber daya menjadi penyebab juga upaya
pelayanan promotif dan preventif menjadi terbatas.
b) Pola Tata Kelola antara OPD, SK-PKD, dan UPTD
OPD dan UPTD memiliki hubungan komando, dimana UPTD merupakan
bagian dari OPD. Kepala UPTD bertanggung jawab kepada Kepala
SKPD. Sedangkan hubungan antara OPD dengan SKPKD secara
kelembagaan sejajar di bawah Kepala daerah. Namun berkaitan dengan
kewenangan pengelolaan keuangan daerah, hubungan kedua institusi
tersebut adalah SKPKD sebagai Bendahara Umum Daerah sedangkan
OPD pengguna anggaran dan UPTD sebagai kuasa pengguna
anggaran
Gambar 2.3 Hubungan Dinas Kesehatan dan Puskesmas
BENDAHARA
BOK/JKN/LAINNYA
14
c) Mekanisme pengelolaan keuangan
Terdapat beberapa kaidah yang berlaku umum bagi seluruh unit instansi
pemerintah dalam mengelola keuangan daerah, sebagai berikut:
(1) Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan
perundang- undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab de- ngan memperhatikan rasa keadilan dan
kepatutan. (Pasal 3 (1) UU 17/2003)
(2) Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang
menjadi kewa- jiban daerah dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD. (Pasal 3 (6) UU
17/2003)
(3) Penerimaan kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah tidak boleh digunakan langsung untuk membiayai
pengeluaran. (Pasal 16 (3) UU 1/2004)
(4) Setiap bendahara sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian keuangan negara
yang berada dalam pengurusannya. (Pasal 35 (1) : UU 1/2004)
(5) Pejabat yang menandatangani dan atau mengesahkan dokumen
yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan
dan atau pegeluaran atas pelaksanaan APBD bertanggung jawab
atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari penggunaan
surat bukti dimaksud. (Pasal 184 : Permendagri 13/2006)
Gambar 2.3 Alur Penerimaan dan Pengeluaran KAS
15
d. Pengelolaan BMN/BMD
Paradigma baru pengelolaan barang milik negara/aset negara telah
memunculkan optimisme baru dalam penataan dan pengelolaan aset negara yang
lebih tertib, akuntabel, dan transparan ke depannya. Pengelolaan aset negara yang
profesional dan modern dengan mengedepankan good governance diharapkan
akan mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari
masyarakat atau pemangku kepentingan lainnya.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
dalam pasal 43 ayat 1 menyebutkan bahwa peraturan yang berkaitan dengan
pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Wa- likota. Akan
tetapi, sebagai acuan bagi peme- rintah daerah dalam penyusunan peraturan
tersebut, pemerintah pusat telah menetapkan peraturan mengenai pedoman
pengelolaan barang Milik daerah yaitu Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, diperbaharui dengan PP
Nomor 38 tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, dan terakhir
diperbaharui dengan PP No 27 tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah. Perlu diingat bahwa pengelolaan BMD sebagai bagian dari
pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan
barang milik negara.
Berdasarkan peraturan di atas, Kementerian Dalam Negeri menerbitkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah untuk provinsi/kabupaten/kota masing-masing.
Pengelola Barang Milik Negara/Daerah adalah pejabat yang berwenang dan ber-
tanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan penge-
lolaan barang milik negara/daerah. Pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab tersebut antara lain:
a) Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik
daerah
b) Sekretaris Daerah adalah pengelola barang milik daerah
c) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) adalah pengguna barang mi- lik
daerah.
d) Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) merupakan kuasa pengguna
barang milik daerah;
e) Pengurus Barang dan Penyimpan Barang, jika dimungkinkan juga ada
Pembantu Pengurus Barang dan Pembantu Penyimpan Barang.
16
UPTD sebagai unit layanan terdepan yang memberikan pelayanan kepada ma-
syarakat, memiliki peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan BMD yang
dikuasainya. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) selaku kuasa
pengguna barang milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab:
a) Mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang dipim-
pinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) yang bersangkutan;
b) Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya;
c) Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
d) Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam pe-
nguasaannya;
e) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik
daerah yang ada dalam penguasaannya;
f) Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran
(LBKPS) dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang bera- da
dalam penguasaannya kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang
bersangkutan.
2. Teknis Substantif
a. Tugas dan Fungsi Organisasi
1) Visi Organisasai
“Terwujudnya masyarakat yang sehat dan mandiri di wilayah UPT.
Puskesmas Singkawang Selatan II menuju Singkawang Hebat tahun 2022"
2) Misi Organisasi
a) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan
terjangkau oleh masyarakat secara efisien dan efektif
b) Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik melalui
manajemen yang profesional dan akuntabel
c) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
Masyarakat
3) Nilai-nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi di UPT. Puskesmas Singkawang Selatan II yaitu
disingkat PANG OKE. Berikut ini penjelasan singkat dari Nilai-nilai tersebut:
a) Profesional dalam memberikan pelayanan
b) Andalan dalam setiap aspek kesehatan (aman)
17
c) Norma dan etika di utamakan
d) Giat dalam bekerja
e) Objektif dalam prioritas pelayanan
f) Kerja sama yang saling mendukung
Efektif dan efisien
4) Tugas dan Fungsi Organisasi
Mengacu dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Tugas Pokok Puskesmas adalah sebagai berikut:
a) Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
b) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
c) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.
Sedangkan fungsi puskesmas sebagai berikut:
a) Pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b) Penyusunan rencana dan program kegiatan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) tingkat pertama dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat
pertama.
c) Penyelenggaraan UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal.
d) Penyelengaraan UKM pengembangan meliputi upaya kesehatan sekolah,
upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan masyarakat,
upaya kesehatan masyarakat, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut,
upaya pembinaan pengobatan tradisional, upaya laboratorium medis dan
laboratorium kesehatan masyarakat.
e) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama yaitu pelayanan rawat jalan,
pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care
pertimbangan kebutuhan pelayanan sesuai dengan standar prosedur
operasional dan standar pelayanan.
18
f) Pengoordinasian kegiatan pelayanan kesehatan pada Puskesmas
pembantu di wilayah kerjanya.
g) Pembinaan kepada Puskesmas pembantu di wilayah kerjanya.
h) Pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya.
i) Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya
19
5) Struktur Organisasi
20
b. Tugas dan Fungsi Jabatan
Berikut ini adalah rincian uraian tugas perawat terampil sesuai Permenpan
No. 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan Fungsional Perawat, uraian kegiatan
tugas jabatan fungsional Perawat kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan,
ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
2. Melakukan komunikasi teraupetik dalam pemberian asuhan keperawatan;
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman/ pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas
risiko penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medical bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada di area
anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada di area
maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada di area
komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada di area
jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan perawatan
paliatif;
16. Memberi dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka;
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
21
C. Hambatan dan Tantangan
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pelatihan dasar CPNS yang dilaksanakan bersifat klasikal dan non klasikal.
Dimana Sebagian materi latsar diberikan secara on campus dan sisanya off
campus. Pada laporan ini mencakup materi-materi yang diberikan di unit kerja
masing-masing. Adapun materi yang harus dikuasai oleh peserta CPNS meliputi
materi Pengelolaan Kepegawaian, Tata naskah kedinasan, Pengelolaan
keuangan, Pengelolaan Barang Milik Daerah/Negara, tugas dan fungsi
organisasi serta tugas dan fungsi jabatan yang dirangkum dalam kegiatan
Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) ini.
Dengan dilakukannya kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
(PKTBT) ini diharapkan peserta CPNS dapat memahami lebih dalam mengenai
materi-materi bersangkutan terkait profesi ASN yang tidak mereka terima secara
on campus selama proses pelatihan dasar berlangsung
B. SARAN
Materi-materi yang diberikan selama kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis
Bidang Tugas (PKTBT) ini tidak kalah pentingnya dengan materi lain yang
peserta dapatkan selama kegiatan on campus pelatihan dasar. Oleh karena itu
alangkah lebih baik jika kegiatan ini dapat dilaksanakan bersamaan dengan
kegiatan selama on campus, materi-materi ini dapat disisipkan selama jadwal on
kampus pelatihan dasar. Selain itu apabila kegiatan Penguatan Kompetensi
Teknis Bidang Tugas (PKTBT) ini dilaksanakan di unit kerja masing-masing
maka tidak dapat dipungkiri pasti akan ada kesulitan dalam hal mengatur waktu
bagi perserta maupun staff unit kerja yang diberikan wewenang dalam
memberikan materi. Mengingat selama off kampus peserta juga harus
mengerjakan laporan LA di samping tugas mereka sebagai ASN di unit kerja
masing-masing.
23
LAMPIRAN
25
Lampiran 2. Form Penilaian Aspek Keterampilan dan Sikap oleh Setiap
Pembimbing Materi
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1. Okti Yuliani 19881009 2022003 2 003 Perawat
Terampil
2. Agung Prayitno 19970321 202203 1 008 Perekam
Medis
3. Ratih Wijayanti 19950912 202203 2 010 Sanitarian
Terampil
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
3. *: Coret yang tidak perlu
26
Materi : Tata Naskah Kedinasan
Hari/Tanggal : Selasa, 9 Agustus 2022
Unit Kerja : UPT Puskesmas Singkawang Selatan II
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1. Okti Yuliani 19881009 2022003 2 003 Perawat
Terampil
2. Agung Prayitno 19970321 202203 1 008 Perekam
Medis
3. Ratih Wijayanti 19950912 202203 2 010 Sanitarian
Terampil
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
3. *: Coret yang tidak perlu
27
Materi : Pengelolaan Keuangan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Agustus 2022
Unit Kerja : UPT Puskesmas Singkawang Selatan II
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1 Okti Yuliani 19881009 202203 2003 Perawat Terampil
Neti, A.Md KL
NIP. 19880110 201101 2 006
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
3. *: Coret yang tidak perlu
28
Materi : Tugas dan Fungsi Organisasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2022
Unit Kerja : UPT Puskesmas Singkawang Selatan II
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1 Okti Yuliani 19881009 202203 2003 Perawat Terampil
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
3. *: Coret yang tidak perlu
29
Materi : Pengelolaan Barang Milik Negara
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Agustus 2022
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1 Okti Yuliani 19881009 202203 2003 Perawat Terampil
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
3. *: Coret yang tidak perlu
30
Materi : Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Agustus 2022
Unit Kerja : UPT Puskesmas Singkawang Selatan II
Nilai
No Nama NIP Jabatan
K S
1. Okti Yuliani 19881009 202203 2 003 Perawat Terampil
Keterangan:
1. K: Aspek Keterampilan
2. S: Aspek Sikap
*: Coret yang tidak perlu
31
Lampiran 3. Rekapitulasi Nilai Aspek Keterampilan dan Sikap Kegiatan PKTBT
Rekapitulasi Nilai Aspek Keterampilan dan Sikap Kegiatan PKTBT di UPT. Puskesmas Singkawang Selatan II
Nilai
materi
No. Nama NIP Jabatan *M
**M 1 *M 2 *M 3 *M 4 *M 6
5
K S K S K S K S K S K S
Perawat
1 Okti Yuliani, A.Md.Kep 19881009 202203 2 003 Terampil
Perekam
2 Agung Prayitno, A.Md.Kes 19970321 202203 1 008 Medis
Sanitarian
3 Ratih Wijayanti, A.Md.KL 19950912 202203 2 010 Terampil
Keterangan:
Singkawang, 21 September 2022
Kepala UPT. Puskesmas Singkawang Selatan II
1. Materi 1 (M1) : Pengelolaan Kepegawaian
2. Materi 2 (M2) : Tata Naskah Kedinasan
3. Materi 3 (M3) : Pengelolaan Keuangan
4. Materi 4 (M4) : Pengelolaan BMN
5. Materi 5 (M5) : Tugas dan Fungsi Organisasi
6. Materi 6 (M6) : Tugas dan Fungsi Jabatan Peserta
7. K : Aspek Keterampilan
8. S : Aspek Sikap
Ningsih Handayani, SKM
Catatan : * Nilai dari Perangkat Daerah / Unit Kerja Asal Peserta Penata/III C
NIP.19730826 200012
** Nilai dari BKPSDM Kota Singkawang
Nilai Materi
No. Nama NIP Jabatan
*M 1 *M 2 *M 3 *M 4 *M 5 *M 6
Perawat
1. Okti Yuliani, A.Md.Kep 19881009 202203 2 003 Terampil
Perekam Medis
2 Agung Prayitno, A.Md.Kes 19970321 202203 1 008
Sanitarian
3 Ratih Wijayanti, A.Md.KL 19950912 202203 2 010 Terampil
Keterangan :
oleh BKPSDM
Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Evaluasi (Nilai Akhir) kegiatan PKTBT
Nilai Nilai
materi Akhir
M1 M2 M3 M4 M5 M6
P K S P K S P K S P K S P K S P
K S
No Nama NIP Jabatan Instansi 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 40 30
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 % %
% % % % % % % % % % % % % % % %
Keterangan :