Disusun Oleh :
TAHUN 2022
i|P age
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2022
Tanggal :
9 Mei 2022 s.d 31 Mei 2022
Disahkan Oleh:
Kepala Balai,
ii | H a l
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rakhmat dan
hidayahnya, laporan hasil pelaksanaan kegiatan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2022 dapat
dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam proses penyelesaian laporan ini, penulis telah mendapatkan gambaran baik dari
para pembimbing maupun membaca peraturan perundang-undangan terkait materi PKTBT.
Penulis sadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak sekali kekurangannya, saran yang
membangun penulis harapkan sekali pada tulisan ini sehingga kedepannya laporan dapat
disusun lebih maksimal. Laporan ini penulis susun sebagai peratanggung jawaban hasil
pelaksanaan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas Calon Pegawai Negeri Sipil
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2022.
Ucapan terimakasih kepada tim dan seluruh pihak yang telah membantu dan bekerja
sama dengan baik sehingga pelaksanaan pelatihan PKTBT ini dapat selesai dilaksanakan.
Mudah-mudahan laporan ini dapat menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugasnya.
iii | H a l
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
pasal 63 ayat (3) dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pasal 34 ayat (1), bahwa Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib
menjalani masa percobaan. Selanjutnya dijelaskan bahwa masa percobaan dilaksanakan
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa merujuk pada ayat
(3) dan ayat (4) pasal 63 Undang-Undang ASN maka diperlukan sebuah penyelenggaraan
pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, baik dari sisi substabsi materi maupun
penyelenggaranya dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat
pelatihan dan di tempat kerja.
Pelatihan yang terintregasi ini bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang yang
diselenggarakan dengan memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di tempat kerja
sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan
mengaktualisasikan, serta diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter
dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
4|Hal
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN PKTBT
5|Hal
Kewajiban PNS adalah segala sesuatu yang wajib dikerjakan atau boleh
dilakukan oleh setiap aparatur berdasarkan sesuatu peraturan
perundangundangan yang berlaku. Sedangkan kewajiban ini diatur lebih lanjut
di dalam Peraturan Pemerintah yaitu PP No 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
Mengucapkan sumpah/janji PNS;
Mengucapkan sumpah/janji jabatan;
Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Pemerintah;
Menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;
Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan
penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;
Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah
harus dirahasiakan;
Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan
negara;
Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal
yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah
terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-
baiknya;
Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier;
dan
Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
3) Tata Cara Pengajuan Cuti
Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu. Ada beberapa jenis cuti yang dapat diajukan, yaitu :
Cuti tahunan
Diberikan kepada PNS dan Calon PNS yang telah bekerja paling kurang 1
(satu) tahun secara terus menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya hak
atas cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja. Permintaan cuti tahunan
dapat diberikan untuk paling kurang 1 (satu) hari kerja.
6|Hal
Cuti besar
Diberikan kepada PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun
secara terus menerus berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
PNS yang menggunakan hak atas cuti besar tidak berhak atas cuti tahunan
dalam tahun yang bersangkutan.
Cuti sakit
Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
a. PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit
secara tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat
keterangan dokter.
b. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas)
hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang
bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti dengan melampirkan surat
keterangan dokter.
c. PNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas
cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti dengan melampirkan surat keterangan
dokter pemerintah.
Surat Keterangan dokter paling sedikit memuat pernyataan tentang
perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan keterangan lain yang diperlukan.
Hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun.
Cuti melahirkan
Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga
pada saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan. Untuk kelahiran anak
keempat dan seterusnya kepada PNS diberikan cuti besar.
Cuti besar untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. permintaan cuti tersebut tidak dapat ditangguhkan;
b. mengesampingkan ketentuan telah bekerja paling singkat 5 tahun
secara terus-menerus; dan
c. lamanya cuti besar tersebut sama dengan lamanya cuti melahirkan.
Lamanya cuti melahirkan adalah 3 (tiga) bulan.
Cuti karena alasan penting
PNS berhak atas cuti karena alasan penting, apabila:
a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga meninggal dunia, dan menurut
peraturan perundang-undangan PNS yang bersangkutan harus
7|Hal
mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia;
atau
c. melangsungkan perkawinan.
Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti paling lama 1 (satu) bulan.
Cuti bersama
Presiden dapat menetapkan cuti bersama. Cuti bersama tidak
mengurangi hak cuti tahunan.
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
a. Lamanya hak atas cuti tahunan PNS dan Calon PNS
sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang telah bekerja
adalah 12 (dua belas) hari kerja. paling kurang I
b. Permintaan cuti tahunan dapat diberikan (satu) tahun secara
untuk paling kurang I (satu) hari kerja terus menerus
1 Cuti Tahunan c. Untuk menggunakan hak atas cuti tahunan berhak atas cuti
sebagaimana dimaksud pada angka 1, PNS tahunan.
atau Calon PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti.
8|Hal
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
d. Berdasarkan permintaan secara tertulis
sebagaimana dimaksud, Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti memberikan
cuti tahunan kepada PNS atau Calon PNS
yang bersangkutan.
e. Dalam hal hak atas cuti tahunan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang
akan digunakan di tempat yang sulit
perhubungannya maka jangka waktu cuti
tahunan tersebut dapat ditambah untuk
paling lama 12 (dua belas) hari kalender.
f. Hak atas cuti tahunan yang tidak
digunakan dalam tahun yang
bersangkutan, dapat digunakan dalam
tahun berikutnya untuk paling lama 18
(delapan belas) hari kerja termasuk cuti
tahunan dalam tahun berjalan.
g. Sisa hak atas cuti tahunan yang tidak
digunakan dalam tahun bersangkutan
dapat digunakan pada tahun berikutnya
paling banyak 6 (enam) hari kerja.
h. Hak atas cuti tahunan yang tidak
digunakan 2 (dua) tahun atau lebih
berturut-turut, dapat digunakan dalam
tahun berikutnya untuk paling Iama 24
(dua puluh empat) hari kerja termasuk hak
atas cuti tahunan dalam tahun berjalan.
i. Hak atas cuti tahunan dapat ditangguhkan
penggunaannya oleh Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti untuk paling
lama 1 (satu) tahun, apabila terdapat
kepentingan dinas mendesak.
j. Hak atas cuti tahunan yang ditangguhkan
dapat digunakan dalam tahun berikutnya
selama 24 (dua puluh empat) hari kerja
termasuk hak atas cuti tahunan dalam
tahun berjalan.
9|Hal
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
k. Dalam hal terdapat PNS yang telah
menggunakan Hak atas cuti tahunan dan
masih terdapat sisa Hak atas cuti tahunan
untuk tahun berjalan, dapat ditangguhkan
penggunaannya oleh Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti untuk tahun
berikutnya &, apabila terdapat kepentingan
dinas mendesak.
l. PNS yang menduduki jabatan guru pada
sekolah dan jabatan dosen pada perguruan
tinggi yang mendapat liburan menurut
peraturan perundang-undangan,
disamakan dengan PNS yang telah
menggunakan hak cuti tahunan.
m. Pemberian cuti tahunan harus
memperhatikan kekuatan jumlah pegawai
pada unit kerja yang bersangkutan.
a. PNS yang telah menggunakan hak atas cuti PNS yang telah
tahunan pada tahun yang bersangkutan bekerja paling
maka hak atas cuti besar yang singkat 5 (lima)
bersangkutan diberikan dengan tahun secara
memperhitungkan hak atas cuti tahunan terus menerus
yang telah digunakan. berhak atas cuti
b. PNS yang menggunakan hak atas cuti besar paling lama
besar dan masih mempunyai sisa hak atas 3 (tiga) bulan.
cuti tahunan tahun sebelumnya maka PNS yang
dapat menggunakan sisa hak atas cuti menggunakan
2 Cuti Besar tahunan tersebut hak atas cuti
c. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada besar tidak
huruf a, dikecualikan bagi PNS yang masa berhak atas cuti
kerjanya belum 5 (lima) tahun untuk tahunan dalam
kepentingan agama, yaitu menunaikan tahun yang
ibadah haji pertama kali dengan bersangkutan.
melampirkan jadwal
keberangkatan/kelompok terbang (kloter)
yang dikeluarkan oleh instansi yang
bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan haji.
10 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
d. Untuk menggunakan hak atas cuti besar
sebagaimana dimaksud pada angka 1, PNS
yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Cuti.
e. Berdasarkan permintaan secara tertulis,
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
memberikan cuti besar kepada PNS yang
bersangkutan.
f. Hak cuti besar dapat ditangguhkan
penggunaannya oleh Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti untuk paling
lama I (satu) tahun apabila terdapat
kepentingan dinas mendesak, kecuali
untuk kepentingan agama
g. PNS yang menggunakan cuti besar kurang
dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar
yang menjadi haknya hapus
h. Selama menggunakan hak atas cuti besar,
PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS.
i. Penghasilan terdiri atas gaji pokok,
tunjangan keluarga, dan tunjangan pangan
sampai dengan ditetapkannya Peraturan
Pemerintah yang mengatur gaji,
tunjangan, dan fasilitas PNS.
a. PNS yang sakit 1 (satu) hari Setiap PNS yang
menyampaikan surat keterangan sakit menderita sakit
secara tertulis kepada atasan langsung berhak atas cuti
dengan melampirkan surat keterangan sakit.
dokter.
3 Cuti Sakit b. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari
sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan
bahwa PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Yang Berwenang
11 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
Memberikan Cuti dengan melampirkan
surat keterangan dokter.
c. PNS yang menderita sakit lebih dari 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit,
dengan ketentuan bahwa PNS yang
bersangkutan harus mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Cuti dengan
melampirkan surat keterangan dokter
pemerintah.
d. Dokter pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 merupakan dokter yang
berstatus PNS atau dokter yang bekerja
pada unit pelayanan kesehatan
pemerintah.
e. Surat Keterangan dokter sebagaimana
dimaksud pada angka 3 dan 4 paling
sedikit memuat pernyataan tentang
perlunya diberikan cuti, lamanya cuti dan
keterangan lain yang diperlukan.
f. Hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
g. Jangka waktu cuti sakit sebagaimana
dimaksud pada angka 7 dapat ditambah
untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila
diperlukan, berdasarkan surat keterangan
tim penguji kesehatan yang ditetapkan
oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
h. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya
dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada angka 8, harus diuji
kembali kesehatannya oleh tim penguji
kesehatan yang ditetapkan oleh menteri
yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
i. Apabila berdasarkan hasil pengujian
kesehatan sebagaimana dimaksud pada
12 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
angka 9 PNS belum sembuh dari
penyakitnya, PNS yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat
uang tunggu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
j. PNS yang mengalami gugur kandungan
berhak atas cuti sakit untuk paling lama I I
12 (satu setengah) bulan.
k. Untuk menggunakan hak atas cuti sakit
sebagaimana dimaksud pada angka 1, PNS
yang bersangkutan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pejabat
Yang Berwenang Memberikan Cuti.
l. Berdasarkan permintaan secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada angka L2,
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
memberikan cuti sakit kepada PNS yang
bersangkutan.
m. PNS yang mengalami kecelakaan dalam
dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya sehingga yang bersangkutan
perlu mendapat perawatan berhak atas
cuti sakit sampai yang bersangkutan
sembuh dari penyakitnya.
n. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang
bersangkutan menerima penghasilan PNS.
Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
angka 16, terdiri atas gaji pokok,
tunjangan keluarga, tunjangan pangan dan
tunjangan jabatan sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang
mengatur gaji, tunjang, dan fasilitas PNS
13 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
a. Untuk kelahiran anak pertama sampai Setiap PNS Wanita
dengan kelahiran anak ketiga pada saat yang akan
menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan. melahirkan
b. Untuk kelahiran anak keempat dan
seterusnya kepada PNS diberikan cuti
besar.
c. Cuti besar untuk kelahiran anak keempat
dan seterusnya berlaku ketentuan sebagai
berikut:
permintaan cuti tersebut tidak dapat
ditangguhkan;
mengesampingkan ketentuan telah
bekerja paling singkat 5 tahun secara
terus-menerus; dan
lamanya cuti besar tersebut sama
dengan lamanya cuti melahirkan
d. Lamanya cuti melahirkan sebagaimana
dimaksud pada angka 1 adalah 3 (tiga)
bulan.
4 Cuti Melahirkan
e. Untuk menggunakan hak atas cuti
melahirkan, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti.
f. Berdasarkan permintaan secara tertulis
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
memberikan cuti melahirkan kepada PNS
yang bersangkutan. Permintaan dan
pemberian cuti melahirkan dibuat menurut
contoh dengan menggunakan formulir
g. Dalam hal tertentu PNS dapat mengajukan
permintaan cuti melahirkan kurang dari 3
(tiga) bulan.
h. Selama menggunakan hak cuti melahirkan,
PNS yang bersangkutan menerima
penghasilan PNS.
i. Penghasilan terdiri atas gaji pokok,
tunjangan keluarga, tunjangan pangan dan
14 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
tunjangan jabatan sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang
mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas PNS
15 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
alasan penting guna memulihkan kondisi
kejiwaan PNS yang bersangkutan.
e. Lamanya cuti karena alasan penting
ditentukan oleh Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti paling lama 1 (satu)
bulan.
f. Untuk menggunakan hak atas cuti karena
alasan penting sebagaimana dimaksud
pada angka 1, PNS yang bersangkutan
mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti.
g. Berdasarkan permintaan secara tertulis
sebagaimana dimaksud pada angka 7,
Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
memberikan cuti karena alasan penting
kepada PNS yang bersangkutan.
h. Permintaan dan pemberian cuti karena
alasan penting sebagaimana dimaksud
pada angka 7 dan angka 8 dibuat menurut
contoh dengan menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam Anak
Lampiran l.b yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
i. Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS
yang bersangkutan tidak dapat menunggu
keputusan dari Pejabat Yang Berwenang
Memberikan Cuti, pejabat yang tertinggi di
tempat PNS yang bersangkutan bekerja
dapat memberikan izin sementara secara
tertulis untuk menggunakan hak atas cuti
karena alasan penting.
j. Pemberian izin sementara sebagaimana
dimaksud pada angka 10 harus segera
diberitahukan kepada Pejabat Yang
Berwenang Memberikan Cuti.
k. Pejabat Yang Berwenang Memberikan Cuti
setelah menerima pemberitahuan
16 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
sebagaimana dimaksud pada angka 12
memberikan hak atas cuti karena alasan
penting kepada PNS yang bersangkutan.
l. Selama menggunakan hak atas cuti karena
alasan penting, PNS yang bersangkutan
menerima penghasilan PNS.
m. Penghasilan sebagaimana dimaksud pada
angka 14, terdiri atas gaji pokok,
tunjangan
n. keluarga, tunjangan pangan, dan
tunjangan jabatan sampai dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah yang
mengatur gaji, tunjangan, dan fasilitas
PNS.
17 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
a. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 PNS yang memenuhi
(lima) tahun secara terus-menerus karena Syarat-syarat
alasan pribadi dan mendesak dapat ketentuan
diberikan cuti di luar tanggungan negara.
b. Alasan pribadi dan mendesak
sebagaimana dimaksud pada angka 1
antara lain sebagai berikut:
1. mengikuti atau mendampingi suami/
isteri tugas negara/tugas belajar di
dalam/luar negeri;
2. mendampingi suami/isteri bekerja di
dalam/luar negeri; menjalani program
untuk mendapatkan keturunan;
3. mendampingi anak yang
berkebutuhan khusus;
4. mendampingi suami/isteri/anak yang
memerlukan perawatan khusus;
Cuti Diluar 5. merawat orang tua/mertua yang
7 Tanggungan sakit/uzur
Negara a. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan
negara karena alasan sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 1 harus
melampirkan surat penugasan atau surat
perintah tugas negara/tugas belajar dari
pejabat yang berwenang.
b. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan
negara karena alasan sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 2 harus
melampirkan surat keputusan atau surat
penugasan/ pengangkatan dalam jabatan.
c. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan
negara karena alasan sebagaimana
dimaksud pada huruf b angka 3, angka 4
dan 5 harus melampirkan surat keterangan
dokter spesialis.
d. Untuk mengajukan cuti di luar tanggungan
negara karena alasan sebagaimana
18 | H a l
Yang berhak
No Jenis Cuti Tata Cara Cuti
Mengajukan Cuti
dimaksud harus melampirkan surat
keterangan dokter.
e. Cuti di luar tanggungan negara dapat
diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun.
f. Jangka waktu cuti di luar tanggungan
negara dapat diperpanjang paling lama I
(satu) tahun apabila ada alasan-alasan
yang penting untuk memperpanjangnya.
g. Cuti di luar tanggungan negara
mengakibatkan PNS yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya.
19 | H a l
5) Tata Cara Pengajuan Kenaikan Pangkat dan Jabatan
Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja
dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap negara. Kenaikan pangkat sudah
diatur dalam PP RI No 12 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri
Sipil. Terdapat persyaratan yang harus dilengkapi sebelum mengajukan kenaikan
pangkat :
Tabel 2. Persyaratan Pengajuan Kenaikan Pangkat
Kenaikan Pangkat Kenaikan Pangkat Kenaikan Pangkat
Reguler/KPO Pilihan Jabatan Pilihan Jabatan
Fungsional Struktural
1. Masa Kerja 4 (empat 1. Sekurang-kurangnya 1. Telah menjabat
Tahun) telah 2 tahun dalam minimal 1 tahun dalam
2. Tidak melampaui pangkat terakhir Pangkat 1 tahun dalam
pangkat Atasan 2. Memenuhi angka kredit Jabatan
Langsung yang persyaratkan 2. Penilaian Prestasi Kerja
3. Penilaian Prestasi Kerja 3. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PPKP / DP3)
Pegawai (PPKP / DP3) Pegawai (PPKP / DP3) bernilai baik selama 2
bernilai baik selama 2 bernilai baik selama 2 tahun terakhir.
tahun terakhir. tahun terakhir. 3. Tidak sedang
4. Untuk Pegawai yang 4. Tidak sedang menjalani menjalani Hukuman
pindah golongan dari Hukuman Disiplin Disiplin tingkat
Gol. II ke Gol. III dan tingkat Sedang/Berat Sedang/Berat atau
Gol. III ke Gol, IV Harus atau sedang menjalani sedang menjalani
Lulus Ujian Dinas yang proses pemeriksaan proses pemeriksaan
ditentukan karena diduga karena diduga
5. Tidak sedang menjalani melakukan melakukan
Hukuman Disiplin tingkat pelanggaran disiplin pelanggaran disiplin
Sedang/Berat atau tidak tingkat Sedang/Berat tingkat Sedang/Berat.
sedang menjalani proses 4. Tidak melebihi pangkat
pemeriksaan karena atasan langsung.
diduga melakukan
pelanggaran disiplin
tingkat Sedang/Berat
20 | H a l
Proses Kenaikan Pangkat melalui SAPK BKN
1. Semua unit pengelola kepegawaian wajib meremajakan data pegawai yg naik
pangkat di SAPK
2. Pengelola kepegawaian pusat unit eselon I menyiapkan data nominatif (dalam
bentuksoft copy/excel) pegawai yg akan naik pangkatberikutberkasnya
3. Unit Eselon I menyampaikan berkas lengkap usul kenaikan pangkat kepada
BiroSDM.
4. Biro SDM membuat Nota Usul Kenaikan Pangkat menggunakan SAPK, yang akan
diusulkan bersama berkas lengkap ke BKN
5. Usulan KP yg sampai di BKN deverifikasi oleh tim teknis KP BKN untuk
mendapatkan Nota Persetujuan Kenaikan Pangkat Kepala BKN untuk kemudian
menjadi dasar SK Kenaikan Pangkat
6. SK yg sudah mendapatkan penetapan akan di distribusikan melalui pengelola
kepegawaian pusat unit eselon I masing-masing (usul KP yang tidak memenuhi
syarat, berkasnya akan dikembalikan ke unit eselon I pengusul melalui BiroSDM).
Pejabat Fungsional
DUPAK dinilai terlebih
membuat DUPAK dan Keluar nilai HAPAK, (nilai
dahulu oleh tim penilai
mengikuti uji kompetensi HAPAK cukup nanti akan
pendahuluan dari UPT.
sebagai syarat supaya bisa keluar PAK terpenuhi, baru
Dikirim ke Tim Penilai
naik setingkat lebih tinggi, bisa mengajukan kenaikan
Pusat (Kepegawaian di
harus mengikuti dan lulus jabatan)
Bogor)
uji kompetensi
Persyaratan di kirim ke
Biro Kepegawaian Pusat SK Kenaikan Jabatan Pejabat telah naik jabatan
untuk diproses Kenaikan keluar (dikirim ke admin setingkat dari jabatan
Jabatanya untuk kepegawaian UPT) sebelumnya
mendapatkan SK
Bagan 1. Tata Cara Pengajuan Kenaikan Jabatan dan Pangkat Fungsional PEH
21 | H a l
diusulkan dari admin
dari admin kepegawaian
Pejabat Struktural kepegawaian dan pejabat
meminta surat
(otomatis setiap 4 tahun yang mengajukan
rekomendasi dari kepala
sekali) dimintai untuk
balai
melengkapi berkas
22 | H a l
b. Tata Naskah Kedinasan
Dari hasil pelatihan PKTBT, materi pelatihan ini membekali penulis dengan
pengetahuan dan keterampilan tentang Tata Naskah Kedinasan, yaitu :
1) Peraturan Perundang-Undangan terkait Naskah Kedinasan
Peraturan MenpanRB Nomor 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas Instansi Pemerintah
Permen LHK Nomor : P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata
Naskah Dinas KLHK
Perdirjen KSDAE Nomor : P.1/KSDAE/SET/SET.1/5/2016 tentang Pedoman
Tata Naskah Dinas Ditjen KSDAE KLHK
2) Pengertian Naskah Dinas
Naskah Dinas adalah komunikasi tulis sebagai alat komunikasi kedinasan
yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan
instansi pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan.
Naskah dinas merupakan salah satu administrasi umum dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
23 | H a l
4) Format naskah Dinas
Setiap Naskah Dinas memiliki format tersendiri baik naskah dinas arahan,
korespondensi, naskah dinas khusus, laporan, telaahan staf, formulir, maupun
naskah dinas elektronik. Sebagai contoh, untuk Surat Dinas format naskah
dinasnya sebagai berikut.
Kepala
Bagian kepala surat dinas terdiri dari :
- Kop naskah dinas, yang berisi lambang negara dan nama jabatan (untuk
pejabat negara) atau logo dan nama instansi (untuk non pejabat negara)
secara simetris;
- Nomor, sifat, lampiran dan hal, yang diketik dengan huruf awal kapital di
sebelah kiri di bawah kop naskah dinas;
- Tanggal pembuatan surat, yang diketik di sebelah kanan atas
sejajar/sebaris dengan nomor;
- Kata “Yth.”, yang ditulis di bawah “Hal”, diikuti dengan nama jabatan
yang dikirimi surat;
- Alamat surat, yang ditulis di bawah “Yth.”
Batang Tubuh
Bagian batang tubuh surat dinas terdiri dari alinea pembuka, isi, dan
penutup.
Kaki
Bagian kaki surat dinas terdiri dari :
a) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri tanda baca
koma;
b) tanda tangan pejabat;
c) nama lengkap pejabat/penanda tangan, ditulis dengan huruf awal
kapital;
d) cap dinas, yang digunakan sesuai dengan ketentuan;
e) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat penerima (jika ada).
24 | H a l
Gambar 2. Contoh Surat Dinas Balai Taman Nasional Gunung Palung
25 | H a l
Tabel 4. Jenis Naskah Dinas dan Kode Naskah Dinas
27 | H a l
6) Kewenangan Pejabat Penandatangan Naskah Kedinasan
Tabel di bawah ini menjelaskan mengenai kewenangan pejabat lingkup KLHK
yang berwenang menandatangani Naskah Dinas.
Peraturan
˅ ˅
Peraturan
Bersama ˅
Keputusan
˅ ˅ ˅ ˅
Pedoman
˅
Petunjuk
Pelaksanaan ˅
Instruksi
˅ ˅ ˅
SOP
˅ ˅ ˅ ˅
Surat Edaran
˅ ˅ ˅ ˅
Surat
Perintah ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat Tugas
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat Dinas
˅ ˅ ˅ ˅ ˅
28 | H a l
Memorandum
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Nota Dinas
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat
Udangan ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat
Perjanjian ˅ ˅ ˅ ˅
Surat Kuasa
˅ ˅ ˅
Berita Acara
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat
Keterangan ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Surat
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Pengantar
Pengumuman
˅ ˅ ˅ ˅ ˅
Laporan
˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅ ˅
(Nama)
NIP.
29 | H a l
Untuk Beliau (u.b.)
Digunakan jika pejabat yang diberi kuasa memberi mandat kepada pejabat
satu tingkat di bawahnya. Oleh sebab itu “u.b.” digunakan setelah “a.n.”.
Pelimpahan wewenang ini mengikuti urutan sampai dua tingkat struktural di
bawahnya.
Contoh : a.n. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sekretaris Jenderal
u.b.
Kepala Biro Umum
(Nama)
NIP.
Untuk Perhatian (u.p.)
Alamat surat dengan menggunakan singkatan u.p. (untuk perhatian) untuk
keperluan berikut :
- Untuk mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakan dilakukan oleh
pejabat atau staf tertentu di lingkungan instansi;
- Untuk mempermudah penyampaian oleh sekretariat penerima surat
pejabat yang dituju dan untuk mempercepat penyelesaiannya sesuai
dengan maksud surat;
- Untuk mempercepat penyelesaian surat karena tidak menunggu
kebijaksanaan langsung pimpinan instansi.
Contoh : Yth. Sekretaris Jenderal
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lantai 3
Jl. Jenderal Gatot Subroto
Jakarta 10270
u.p.
Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri
30 | H a l
Pelaksana Harian (Plh.)
- Plh. digunakan apabila pejabat yang berwenang menandatangani naskah
dinas tidak berada ditempat sehingga untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan seharihari perlu ada pejabat sementara yang menggantikannya
- Pelimpahan wewenang bersifat sementara sampai dengan pejabat yang
definitif kembali di tempat.
c. Pengelolaan Keuangan
Dari hasil pelatihan PKTBT, materi pelatihan ini membekali penulis dengan
pengetahuan dan keterampilan tentang Pengelolaan Keuangan, yaitu :
1) Peraturan Perundang-undangan Terkait Pengelolaan Keuangan
sebagai berikut :
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Peraturan Menteri Keuangan No. 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
Peraturan Menteri LHK No.37/MenLHK-Setjen/20015 tentang Tata Cara
Penetapan Pejabat Perbendaharaan dan Mekanisme Pengujian Keuangan
Lingkup KLHK
2) Struktur dan Mekanisme Pengelolaan Keuangan
Dalam satuan kerja suatu kementerian/lembaga, tentunya memerlukan
anggaran yang yang digunakan untuk biaya operasional dan belanja. Anggaran
yang terdapat di satuan kerja berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara yang selanjutnya disingkat APBN. APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan, kebutuhan alat tulis
kantor dan kebutuhan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang merupakan program
satuan kerja sudah terdapat anggarannya tersendiri yang sudah terdaftar
dalam suatu daftar anggaran yang disebut dengan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran yang (DIPA).
DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan
sebagai pelaksanaan APBN. Pimpinan satuan kerja (kepala balai) yang
bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan dan pimpinan lembaga sebagi
pengguna anggaran yang berwenang menggunakan anggaran.
31 | H a l
Adapun Struktur Pejabat Perbendaharaan terdiri dari :
Pengguna Anggaran (PA)
Menteri/pimpinan lembaga yang bertangggung jawab secara formal
(pengelolaan keuangan) dan materil (penggunaan anggaran dan capaian)
kepada presiden atas pelaksanaan kebijakan anggaran
kementerian/lembaga yang dikuasainya
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat yang ditunjuk oleh PA untuk melaksanakan tugas dan wewenang :
- menyusun DIPA;
- menetapkan PPK dan PPSPM;
- menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan
dan anggaran;
- menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana pencairan dana;
- melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran Belanja
Negara;
- melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran atas beban
anggaran negara;
- memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan dan anggaran;
- mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan
dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran; dan
- menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan
- Dalam kondisi tertentu, jabatan PPK dan PPSPM dapat dirangkap KP
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran Belanja Negara. Dalam rangka melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran Belanja Negara, PPK memiliki tugas
dan wewenang :
- menyusun rencana pelaksanaan Kegiatan dan rencana pencairan dana;
- menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
- membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian dengan
Penyedia Barang/Jasa;
32 | H a l
- melaksanakan Kegiatan swakelola;
- memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya;
- mengendalikan pelaksanaan perikatan;
- menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada
negara;
- membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPP;
- melaporkan pelaksanaan/penyelesaian Kegiatan kepada KPA;
- menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan Kegiatan kepada KPA dengan
Berita Acara Penyerahan;
- menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
Kegiatan; dan
- melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran Belanja Negara.
- PPK tidak boleh dirangkap oleh PPSPM dan Bendahara
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
Pejabat yang melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran, yang
bertugas dan berwenang :
- menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan
SPP beserta dokumen pendukung;
- menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan
untuk dibayarkan;
- membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan;
- menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM;
- menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih;
- melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada
KPA;
- melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran, dan
- PPSPM bertanggung jawab terhadap:
Kebenaran administrasi;
Kelengkapan administrasi; dan
Keabsahan administrasi,
33 | H a l
Bendahara Umum Negara (BUN)
Jabatan yang dipegang oleh Menteri Keuangan yang salah satu
kewenangannya mengangkat Kuasa BUN (KPPN)
Bendahara Penerimaan
Pejabat yang bertugas
- menerima dan menyimpan uang Pendapatan Negara;
- menyetorkan uang Pendapatan Negara ke rekening Kas Negara secara
periodik sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
- menatausahakan transaksi uang Pendapatan Negara di lingkungan
Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja;
- menyelenggarakan pembukuan transaksi uang Pendapatan Negara;
- mengelola rekening tempat penyimpanan uang Pendapatan Negara; dan
- menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan
Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN.
Bendahara Pengeluaran
Melaksanaan tugas kebendaharaan atas uang persediaan yang meliputi :
- menerima dan menyimpan uang persediaan;
- melakukan pengujian tagihan yang akan dibayarkan melalui uang
persediaan;
- melakukan pembayaran yang dananya berasal dari uang persediaan
berdasarkan perintah KPA;
- menolak perintah pembayaran apabila tagihan tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan;
- melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang
dilakukannya atas kewajiban kepada Negara;
- menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada Negara ke
Rekening Kas Umum Negara;
- menatausahakan transaksi uang persediaan;
- menyelenggarakan pembukuan transaksi uang persediaan;
- mengelola rekening tempat penyimpanan uang persediaan;
- menyampaikan laporan pertanggungjawaban bendahara kepada Badan
Pemeriksa Keuangan dan Kuasa BUN; dan
- menjalankan tugas kebendaharaan lainnya.
34 | H a l
3) Menyiapkan Berkas Pertanggungjawaban Keuangan
Pengelolaan keuangan dalam mencairkan dana terdapat beberapa
pejabat yang berperan dalam proses pengelolaan keuangan. Pembayaran
Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran yang
dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/Penerimaan hak lainnya
atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah
kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja
dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk
membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan
melalui mekanisme pembayaran langsung.
Pembayaran dengan
Uang Persediaan (UP
Pembayaran Langsung
tunai; dan/ atau UP
(LS)
kartu kredit
pemerintah)
Barang Milik Negara menurut neraca terbagi dalam tiga jenis yaitu aset
lancar, aset tetap dan aset lainnya. Aset lancar atau disebut juga dengan barang
persediaan yaitu aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat. Aset tetap merupakan aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset lainnya
mencakup aset tak berwujud, aset lain-lain, dan aset non operasional pemerintah.
36 | H a l
1) Peraturan Perundang-undangan Terkait Pengelolaan BMN
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara (BMN/D);
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2008 tentang Perubahan Atas PP 6 tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN/D);
Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2014 tentang Perubahan Atas PP 38
tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN/D);
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP 27
tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN/D);
Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan
dan Kodefikasi BMN;
Peraturan Menteri Keuangan No. 29/PMK.06/2010 tentang Perubahan Atas
PMK No. 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan Kodefikasi BMN;
Peraturan Menteri Keuangan No. 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara;
Peraturan Menteri Keuangan No. 532/KM.6/2015 Perubahan Kelima Atas
Peraturan Menteri Keuangan No. 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan
dan Kodefikasi BMN;
Peraturan Menteri Keuangan No. 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas
PMK No. 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan
Barang Milik Negara.
Peraturan Menteri Keuangan No. 76 /PMK.06/2019 tentang Perubahan
Kedua Atas PMK Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Penggunaan Barang Milik Negara.
2) Pengelolaan Barang Milik Negara
Pengelolaan Barang Milik Negara/daerah meliputi Perencanaan
Kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,
penghapusan, penatausahaan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pengelolaan BMN sebagaimana disebutkan di atas dilakukan oleh pejabat
pengelolaan barang milik negara. sesuai dengan PP 27 Tahun 2014 bab II,
pejabat pengelolaan Barang Milik Negara meliputi Pengelola Barang dan
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang.
Kegiatan Pengelolaan Barang Milik Negara dimulai dengan Perencanaan
dan Penganggaran atas Barang Milik Negara. Selanjutnya dilakukan kegiatan
pengadaan barang. Setelah barang diperoleh, kemudian ditetapkan status
penggunaannya dan digunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan
fungsi pengguna barang. BMN juga dapat dilakukan pemanfaatan. Agar dapat
digunakan dan atau dimanfaatkan dengan efektif, BMN harus dilakukan
Pengamanan dan Pemeliharaan. Setelah memenuhi persyaratan, BMN dapat
37 | H a l
dilakukan pemindahtanganan dengan cara dijual, dilakukan tukar menukar,
dihibahkan serta dilakukan penyertaan modal pemerintah. Jika suatu BMN tidak
dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan atau tidak dapat dilakukan
pemindahtanganan maka BMN tersebut dapat dimusnahkan.
BMN juga dapat dimusnahkan berdasarkan peraturan perundangan-
undangan. Setelah BMN secara fisik tidak berada pada penguasaan Kuasa
Pengguna atau karena sebab-sebab ain maka BMN tersebut dihapuskan dari
daftar barang. Terhadap BMN harus dilakukan penatausahaan sepanjang umur
BMN. BMN juga dilakukan penilaian untuk tujuan penatausahaan, pemanfaatan
serta pemindahtangan. Kegiatan pengelolaan BMN sebagaimana telah
dijelaskan diatas dilakukan pembinaan dan pengendalian serta pengawasan.
Ruang lingkup kegiatan pengelolaan BMN dan hubungan antar kegiatan
sebagaimana dibicarakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut :
Perencanaan
Kebutuhan
Penghapusan Pengadaan
Pembinaan,
pengawasan dan
Pengamanan
Penilaian
Pemindahtanganan pemanfaatan
38 | H a l
rangka pelayanan kepada masyarakat. Aset lancar merupakan aset yang
diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau
dijual dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Mekanisme
pengelolaan barang persediaan terdapat dua jenis yaitu pengelolaan barang
persediaan masuk dan pengelolaan barang persediaan keluar. Untuk
memudahkan pengelolaan barang persediaan, terdapat suatu aplikasi sebagai
aplikasi database yang menyimpan dokumen barang persediaan yang berada
pada satuan kerja/unit penempatan kerja yaitu Aplikasi Sistem Akuntansi
Persediaan Akrual.
a. Ruang lingkup persediaan :
1. Barang / perlengkapan yang digunakan dalam rangka operasional
pemerintah
2. Bahan / perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi
3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserhakan kepada
masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan
b. Jenis Persediaan :
1. Barang habis pakai
2. Barang tak habis pakai
3. Barang bekas pakai
c. Mekanisme Pengelolaan Barang Persediaan Masuk
Barang persediaan yang dapat diinput kedalam Aplikasi Persediaan.
Adapun jenis barang persediaan yang dibeli dari mata anggaran tertentu
saja yang masuk ke dalam Aplikasi Persediaan. Barang persediaan masuk
dapat diperoleh dari transfer masuk, hibah, rampasan, pembelian, dan
perolehan lainnya.
39 | H a l
hasil inventarisasi tersebut
Setiap satu bulan sekali
untuk mengetahui barang diawal bulan membuat SPJ
melakukan inventarisasi
persediaan yang habis dan untuk mengajukan barang yang
barang persediaan yang sudah
nantinya untuk mengajukan akan dibeli
dipakai/habis
pembelian barang
40 | H a l
4) Daftar Inventaris Ruangan
Inventarisasi adalah kegiatan dengan tujuan agar semua data BMN
tersedia secara baik sehingga dapat mewujudkan tertib administrasi dan terbit
fisik serta memudahkan pelaksanaan pengelolaan BMN. Adapun kegiatan dalam
melaksanakan inventarisasi BMN yaitu pendataan, pencatatan, pelaporan hasil
pendataan. Maksud dari rangkaian kegiatan tersebut yaitu untuk mengetahui
jumlah, nilai dan kondisi barang milik negara tersebut. Adapun objek
inventarisasi barang yaitu semua barang yang dibeli/diperoleh tas beban APBN,
atau berasal dari perolehan yang sah. Tata cara inventarisasi barang milik
negara dapat dilihat pada gambar 6. di bawah ini
41 | H a l
b. Tahap Identifikasi (memberi nilai barang sesuai SAP, mengelompokkan
dan kodefikasi, memilah sesuai kondisi (baik, RR, RB), meneliti
kelengkapan/eksistensi barang, meneliti berkas pengadilan, untuk BMN
dalam sengketa)
Tahap Pelaporan
a. menyusun BAHI berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi
inventarisasi,
b. membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi,
c. menyusun LHI BMN,
d. Meminta pengesahan atas LHI BMN beserta DBHI dan surat
pernyataan kepada penanggung jawab UAKPB,
e. menyampaikan laporan ke UAPB-W, UAPB-E1, atau UAPB, dengan
tembusan ke KPKNL,
f. menyampaikan Lap. BMN berupa persediaan dan KPD berdasarkan
hasil opname fisik sesuai periode pelaporan kepada UAPPB-W atau
UAPPB-E1 dengan tembusan ke KPKNL
Tahap Tindak Lanjut
a. Membukukan dan mendaftarkan hasil inventarisasi ke dalam BB dan
DBKP berdasarkan BAHI dan lampirannya
b. Memperbaharui KIB, DBR, atau DBL
c. Menempelkan label permanen pada masing-masing barang yang
diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi sesuai hasil inventarisasi
d. Melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran antara data hasil Inventarisasi
dengan UAPPB-W, UAPPB-EI dan KPKNL, jika diperlukan oleh UAKPB
e. Melakukan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
barang yang hilang/tidak ditemukan
2. Teknis Substantif
a. Tugas dan Fungsi Organisasi
1) Struktur Organisasi Unit Kerja
Balai Taman Nasional Gunung Palung adalah unit pelaksana teknis yang
berada dibawah Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem,
Balai Taman Nasional Gunung Palung merupakan salah satu unit Taman Nasional
Kelas II Tipe B yang terdiri dari Kepala Balai, Subbagian Tata Usaha, Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, Seksi Pengelolaan Taman Nasional
Wilayah II, dan Kelompok Jabatan Fungsional. Gambar di bawah ini adalah
struktur organisasi Balai Taman Nasional Gunung Palung.
42 | H a l
STASIUN RISET
CABANG PANTI
43 | H a l
3) Tugas dan Fungsi Organisasi Unit Kerja
UPT Taman Nasional merupakan unit pengelola penyelenggaraan
konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya yang berada di bawah Direktorat
Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Nasional adalah KPA yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi. Dalam melaksanakan tugas konservasi SDA dan Ekosistemnya, UPT
Taman Nasional mengelola Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang tujuan
pengelolaannya untuk mengawetkan keanekaragaman hayati dalam rangka
mencegah kepunahan spesies, melindungi sistem penyangga kehidupan, dan
pemanfaatan secara lestari.
Dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan konservasi sumber daya
alam dan ekosistemnya, UPT Taman Nasional melaksanakan fungsi :
inventarisasi potensi, penataan kawasan dan penyusunan rencana
pengelolaan;
perlindungan dan pengamanan kawasan;
pengendalian dampak kerusakan sumber daya alam hayati;
pengendalian kebakaran hutan;
pengembangan dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar untuk
kepentingan non komersial;
pengawetan jenis tumbuhan dan satwa liar beserta habitatnya serta
sumberdaya genetik dan pengetahuan tradisional di dalam kawasan;
pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan;
evaluasi kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem dan penutupan kawasan;
penyediaan data dan informasi, promosi dan pemasaran konservasi sumber
daya alam dan ekosistemnya;
pengembangan kerjasama dan kemitraan bidang konservasi sumberdaya
alam dan ekosistemnya;
pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya
alam dan ekosistemnya;
pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan; dan
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga serta kehumasan.
44 | H a l
Bidang tugas Sumber Daya Manusia Balai Taman Nasional Gunung Palung:
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung bertanggung jawab memimpin
dan mengkoordinasikan bawahan, memberikan bimbingan dan petunjuk
bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
rencana pengelolaan, rencana program dan anggaran, kerjasama serta
kemitraan, urusan administrasi tata persuratan, pelayanan perizinan,
pelaksanaan pelayanan promosi dan pemasaran, ketatalaksanaan,
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan dan rumah tangga,
pengelolaan data, pemantauan, evaluasi, pelaporan serta kehumasan
Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan inventarisasi potensi, penataan dan pengelolaan kawasan,
perlindungan dan pengamanan, pengendalian kebakaran hutan, evaluasi
kesesuaian fungsi, pemulihan ekosistem, penutupan kawasan, pengendalian
dan pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar untuk kepentingan non
komersial, pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan, penyuluhan,
bina cinta alam dan pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar
kawasan.
Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
jabatannya berdasarkan program kerja dan rencana aksi unit kerja serta
petunjuk dan arahan pimpinan.
4) Kebijakan dan Program Organisasi Unit Kerja
Kebijakan dan program Balai Taman Nasional Gunung Palung dengan
diwujudkannya dalam bentuk visi, misi, tujuan pengelolaan, strategi dan rencana
aksi yang mengacu dalam Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) Taman
Nasional Gunung Palung Tahun 2022-2031.
Visi
Visi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Palung telah dirumuskan sebagai
berikut : “Terwujudnya Kelestarian Hutan Dataran Rendah dan Hutan Rawa
Gambut Sebagai Habitat yang Aman Bagi Populasi Orang Utan dan Bekantan
serta Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat”.
Misi
Untuk mendukung visi tersebut, maka misi dari pengelolaan Taman Nasional
Gunung Palung telah ditetapkan sebagai berikut :
45 | H a l
Menjaga keutuhan dan melestarikan kawasan populasi dan habitat
bekantan dan orang utan sebagai spesies kunci
Menjaga kelangsungan pemanfaatan sumber daya alam hayati pada
ekosistem hutan dataran rendah dan hutan rawa gambut
Memperkuat sistem kelembagaan dan pengembangan kerjasama
kemitraan di berbagai tingkatan
Meningkatkan pemanfaatan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan,
pariwisata alam dan budidaya yang sesuai dengan kaidah-kaidah
konservasi.
Tujuan Pengelolaan
Berdasarkan visi dan misi pengelolaan tersebut diatas, maka ditetapkan
tujuan pengelolaan Taman Nasional Gunung Palung yang merujuk pada
nilai-nilai penting sebagai berikut :
- Mempertahankan hutan dataran rendah serta merehabilitasi lahan yang
terdegradasi
- Mempertahankan lahan gambut serta pemulihan lahan gambut yang
terdegradasi
- Mempertahankan populasi Orang Utan (Pongo pygmaeus wurmbii)
- Mempertahankan populasi Bekantan di Taman Nasional Gunung Palung
dalam rentang populasi yang viable
- Meningkatkan nilai manfaat Taman Nasional bagi masyarakat sekitar
kawasan
Strategi Pengelolaan
Berdasarkan tujuan pengelolaan yang telah ditetapkan, selanjutnya disusun
strategi pengelolaan sebagai berikut :
Mempertahankan hutan dataran rendah serta merehabilitasi lahan yang
terdegradasi
Strategi 1 : Meningkatkan Pengamanan Kawasan
Strategi 2 : Mengendalikan dan mengamankan kebakaran hutan
Strategi 3 : Melaksanakan Tupoksi PPI
Strategi 4 : Menguatkan Kelembagaan kehutanan
Strategi 5 : Memulihkan kawasan terdegradasi
Mempertahankan lahan gambut serta pemulihan lahan gambut yang
terdegradasi
46 | H a l
Startegi 1 : Mengendalikan kebakaran kawasan gambut
Mempertahankan populasi Orang Utan (Pongo pygmaeus wurmbii)
Strategi 1 : Membangun basis data Orang Utan dan habitatnya
Strategi 2 : Meningkatkan kapasitas SDM dan menguatkan lembaga
pengelola taman nasional dalam rangka konservasi Orang
Utan
Strategi 3 : Melaksanakan Monitoring Populasi Orang Utan
Strategi 4 : Melaksanakan mitigasi konflik antara manusia dengan Orang
Utan serta meningkatkan kerjasama dengan para pihak
dalam melakukan penanganan konflik
Strategi 5 : Menangani individu Orang Utan di habitat terfragmentasi di
Bukit Pramas dan Gunung Sembilan
Strategi 6 : Menentukan Stasiun Riset Cabang Panti (SRCP) sebagai Site
prioritas monitoring orang utan
Mempertahankan populasi bekantan di Taman Nasional Gunung Palung
dalam rentang populasi yang viable
Strategi 1 : Melaksanakan Patroli pengamanan dan perlindungan
Strategi 2 : Melaksanakan Monitoring populasi
Strategi 3 : Melaksanakan Ekowisata berbasis pengamanan bekantan
Meningkatkan nilai manfaat taman nasional bagi masyarakat disekitar
kawasan
Strategi 1 : Melaksanakan pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan
TANAGUPA
Strategi 2 : Meningkatkan peran serta dan keterlibatan para pihak
disekitar kawasan TANAGUPA dalam mendukung
perlindungan ekosistem
5) Orientasi Lingkungan Kerja
Orientasi lingkungan kerja dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan April-Mei
pertama kali saat CPNS masuk yaitu dengan cara pengenalan masing-masing
bagian yang ada di Balai Taman Nasional Gunung Palung. Beberapa bagian yang
ada di kantor Balai Taman Nasional Gunung Palung antara lain bagian
kepegawaian, keuangan, umum, dan pengelola BMN. Dilanjutkan dengan
dilaksanakannya kegiatan PKTBT secara umum CPNS dapat gambaran untuk
47 | H a l
memahami kompetensi yang harus dikuasai, baik kompetensi teknis administratif
maupun kompetensi teknis substantif.
48 | H a l
- Penyiapan Pengendalian Ekosistem Hutan meliputi penyusunan rencana kerja
Pengendali Ekosistem Hutan
- Pelaksanaan Pengendalian Ekosistem Hutan meliputi :
(1) pemolaan dan informasi konservasi alam
(2) pengelolaan kawasan konservasi
(3) konservasi keanekaragaman hayati
(4) pemanfaatan jasa lingkungan kawasan konservasi
(5) pembinaan kawasan ekosistem esensial
- Pengembangan Pengendalian Ekosistem Hutan meliputi :
(1) konsultasi pengendalian ekosistem hutan
(2) bimbingan teknis dan supervisi
(3) sistem informasi Pengendalian Ekosistem Hutan
(4) penyusunan bahan informasi teknis kegiatan Pengendalian Ekosistem
Hutan
(5) diseminasi teknis Pengendalian Ekosistem Hutan
- Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Pengendalian Ekosistem Hutan
3) Standar Kompetensi Jabatan Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH)
Standar kompetensi adalah rumusan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan meliputi:
a) Kompetensi Manajerial adalah soft competency yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
Kompetensi manajerial, terdiri dari:
1. mengelola diri (integritas, kemampuan menghadapi perubahan)
2. mengelola orang lain (kerjasama, kepemimpinan)
3. mengelola tugas (perencanaan yang terorganisasi, kemampuan
berkomunikasi, membangun relasi, dan kemampuan mempengaruhi orang
lain)
4. mengelola sosial budaya (tanggap terhadap pengaruh budaya)
b) Kompetensi Teknis adalah kemampuan kerja setiap pegawai negeri sipil yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak
diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya. Kompetensi teknis,
terdiri dari:
1. kompetensi inti, unit kompetensi yang wajib dimiliki oleh Pengendali
Ekosistem Hutan sesuai dengan jenjang jabatan yang akan diduduki.
2. kompetensi pilihan, unit kompetensi sesuai dengan minat dan keahliannya.
49 | H a l
4) Jenjang Karier Jabatan dan Pangkat Pengendali Ekosistem Hutan
Jenjang jabatan PEH terbagi menjadi 2 jabatan PEH yaitu jabatan PEH tingkat
keterampilan dan jabatan PEH tingkat keahlian.
Jenjang jabatan, pangkat, golongan ruang Pengendali Ekosistem Hutan
Terampil, yaitu:
a. Pengendali Ekosistem Hutan Pelaksana Pemula:
1. Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
b. Pengendali Ekosistem Hutan Pelaksana:
1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;
2. Pengatur, golongan ruang II/c; dan
3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
c. Pengendali Ekosistem Hutan Pelaksana Lanjutan:
1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
d. Pengendali Ekosistem Hutan Penyelia:
1. Penata, golongan ruang III/c; dan
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
Jenjang jabatan, pangkat, golongan ruang Pengendali Ekosistem Hutan Ahli,
yaitu:
a. Pengendali Ekosistem Hutan Pertama:
1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
b. Pengendali Ekosistem Hutan Muda:
1. Penata, golongan ruang III/c; dan
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Pengendali Ekosistem Hutan Madya:
1. Pembina, golongan ruang IV/a;
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
5) Melakukan Kegiatan Pada Jabatan PEH
Dalam pelatihan PKTBT terdapat kegiatan jabatan PEH yang dilaksanakan
peserta yaitu melaksanakan Inventarisasi Keanekaragaman Hayati (III.A.2.b1).
Kegiatan yang dilaksanakan penulis yaitu melaksanakan inventarisasi tanaman
hias di lingkup Kantor Balai Taman Nasional Gunung Palung.
Tanaman hias merupakan salah satu kelompok tanaman dalam hortikultura.
Hortikultura adalah ilmu yang mempelajari budidaya tanaman buah-buahan,
sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Cabang hortikultura yang
mempelajari budidaya tanaman hias disebut florikultur. Tanaman hias adalah
tanaman yang fungsi utamanya sebagai penghias. Fungsi penghias dimaksudkan
50 | H a l
sebagai pemberi keindahan yang bisa dinikmati secara visual, baik yang ditanam
di halaman maupun yang berada di ruangan.
Balai Taman Nasional Gunung Palung merupakan salah satu kantor yang
menanam tanaman hias. Adanya tanaman hias ini membuat suasana kantor
menjadi lebih asri. Jenis tanaman hias yang ditanam termasuk unik, karena tidak
hanya tanaman hias yang berupa bunga saja, tetapi ada juga tanaman hias yang
bagian daun dan batangnya yang menjadi daya tarik. Namun demikian, tanaman
hias yang terdapat di kantor Balai Taman Nasional Gunung Palung belum
teridentifikasi dengan baik, untuk itu perlu dilakukan inventarisasi guna
memperoleh data nama dan ciri-ciri tanaman hias tersebut. Pada kegiatan
inventarisasi tanaman hias terdapat beberapa langkah kerja yang dilaksanakan.
Adapun langkah kerja inventarisasi tanaman hias adalah sebagai berikut :
Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan foto tanaman hias dan
mengamati tanaman hias
Pengenalan nama jenis tanaman hias dilakukan dengan cara wawancara dan
studi literature
Data tanaman hias dicatat pada talley sheet hasil inventarisasi tanaman hias
52 | H a l
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pelaksanaan PKTBT peserta di Balai Taman Nasional Gunung Palung secara umum
berjalan dengan lancar. Melalui seluruh rangkaian pelatihan dapat mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang bersifat administratif, meliputi pengelolaan
kepegawaian, tata naskah dinas, pengelolaan keuangan dan BMN serta yang bersifat
substantif yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan jabatan pengendali
ekosistem hutan.
B. Saran
Disarankan agar terdapat kajian kembali terkait penambahan durasi rentang waktu
pelaksanaan PKTBT sehingga pelatihan PKTBT dapat lebih berkualitas.
53 | H a l
LAMPIRAN
A. Catatan Kegiatan (Jurnal Harian)
Lampiran 1. Catatan kegiatan PKTBT