Menurut SNI 2434-2012 aspal merupakan bahan pengikat agregat yang mutu dan
jumlahnya sangat menentukan keberhasilan suatu campuran beraspal yang merupakan bahan
jalan. Salah satu jenis pengujian dalam menentukan persyaratan mutu aspal adalah penetrasi
aspal yang merupakan sifat rheologi aspal yaitu kekerasan aspal.
Sedangkan menurut SNI 06-2456-1991, Penetrasi adalah masuknya jarum penetrasi
ukuran tertentu, beban tertentu, dan waktu tertentu ke dalam aspal pada suhu tertentu. Di
Indonesia pada umumnya pembangunan pekerasan lentur menggunakan jenis aspal penetrasi
60/70 dan 85/100. Pengujian penetrasi ini dipengaruhi oleh faktor berat badan total, ukuran
sudut dan kehalusan permukaan jarum, temperature, dan waktu.
Dari pengujian I dan II yang telah dilakukan, diperoleh nilai rata-rata sesudah dan
sebelum penetrasi. Rata-rata pada pengujian I diperoleh sebesar 64,628 dan pada pengujian ke-
II diperoleh rata-rata sebesar 67,751.
Dari pengujian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa hasil dari pengujian I dan
pengujian II termasuk dalam rentang pengujian penetrasi di Indonesia, yaitu jenis aspal
penetrasi 60/70.
3.1.5 DATA HASIL PENGUJIAN
1 No. Order/Contoh :
2 Jenis Contoh Uji :
3 Diuji tanggal :
4 Nama pemeriksa :
5 Hasil pengujian :
Contoh dipanaskan Mulai : Temperatur
Selesai : Pemanas :………°C