narator GISEL: di Semarang ada sebuah danau yang bernama rawa
pening danau yang kaya ikan ini memiliki kisah asal-usulnya yang masih diceritakan turun-temurun hingga sekarang pada zaman dahulu kala ada seorang anak kecil hidup sebatang kara di sebuah desa terpencil ayah ibunya sudah meninggal tetapi anak kecil itu bukan seperti anak kecil pada umumnya Tuhan yang maha kuasa memberikan kelebihan pada anak kecil itu anak kecil itu memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit.
Latar tempat dan waktu: desa, pagi hari
Anak kecil PASHA: (menyapu halaman rumah): hari ini sangat cerah sekali, burung burung berkicau, angin yang tidak terlalu kencang dan warga seperti biasa melakukan aktifitasnya. warga baik ZALWA, AZZAHRA (menyapa anak kecil): warga baik ZALWA: selamat pagi nak, rajin sekali dirimu pagi pagi sudah bersiap siap warga baik AZZAHRA: semoga hari mu akan baik ya hari ini, kami pamit dulu (pergi meninggalkan anak kecil) PASHA: selamat pagi ibu ibu, terimakasih warga baik RIFFA, FAUZI, ALMA (datang ke rumah nya) warga baik ALMA: apa kabar nak? apa kah kamu bisa menyembuhkan penyakit kami? kami sangat tersiksa dengan penyakit ini. anak kecil PASHA: oh tentu saja, bapak ibu silahkan datang ke rumah saya. (semua nya duduk) anak kecil berdoa dan warga satu per satu di sembuhkan lalu pergi meninggalkan rumah anak kecil tersebut. warga baik FAUZI: terimakasih nak, semoga yang maha kuasa membalas kebaikan mu. Latar tempat: semak semak pohon nenek sihir VIVI: ugh, anak kecil itu selalu saja anak itu di datangi para warga aku akan mengutuk nya. (nenek sihir pergi) Latar belakang: malam hari, rumah anak kecil nenek sihir VIVI (ketuk pintu rumah anak kecil) anak kecil PASHA: ada yang bisa saya bantu nek? nenek sihir VIVI: hey bocah, gara gara kamu tidak ada yang datang lagi ke pada ku untuk berobat, maka dari itu aku akan mengutuk mu! (mengutuk dengan tongkat sihir) anak kecil PASHA (merintih kesakitan dan kaget) nenek sihir VIVI: rasakan itu bocah! kamu bau busuk sekarang HAHAHA Latar belakang: pagi hari di desa warga (terkejut lihat anak kecil) RIFFA : nak ada apa dengan mu? anak kecil PASHA : saya di kutuk oleh nenek sihir yang jahat, beliau mengatakan kalau saya membuat dia tidak di datangi para warga untuk di sembuhkan warga baik RIFFA: Astaga, jahatnya nenek dengki itu Latar belakang: malam hari di rumah anak kecil anak kecil bermimpi kalau dia harus berkelana pergi keluar desa dan bertemu dengan nenek baik yang akan memberikan dia makan anak kecil PASHA: (bangun dari tidurnya) aku harus menemui nenek yang baik itu Latar belakang: pagi hari menuju perjalanan anak kecil PASHA: bapak bapak dan ibu ibu saya pamit dulu, doakan saya lancar dalam perjalanan warga baik FAUZI: hati hati nak di jalan warga baik AZZAHRA: semoga perjalanan mu lancar Latar belakang: kampung warga jahat anak kecil berkelana hingga berhari hari dan kehabisan bekal anak kecil PASHA: oh tidak saya kehabisan bekal PASHA: maaf pak, boleh saya minta nasi dan air? saya kehabisan bekal (sambil menghampiri rumah warga) warga jahat ALDI: hey anak kecil bau busuk, pergi kamu dari sini sekarang juga, CEPAT PERGI! narator GISEL: anak kecil akhirnya menemukan rumah gubuk di tepian desa dan menghampiri gubuk tersebut Latar belakang: rumah gubuk pinggir desa narator GISEL: anak kecil mengetuk pintu rumah nenek baik anak kecil PASHA : maaf nek apa kah saya boleh meminta air sedikit saja nenek baik FATYA: nak, semalam aku bermimpi untuk memberi makan dan minum kepada seorang anak kecil. nenek pikir anak kecil itu kamu, duduklah nenek akan menyiapkan makanan nya narator GISEL: anak kecil itu makan dengan lahap, dan tubuh nya sembuh dari kutukan nenek sihir anak kecil PASHA: nek, sebenernya saya juga bermimpi untuk bertemu dengan nenek nenek baik FATYA: mungkin ini adalah takdir tuhan, yang sudah menjadi kehendak tuhan anak kecil PASHA: nek, mengapa warga kampung sini sangat sombong? Mereka tega mengusir anak yatim piatu seperti ku nenek baik FATYA: nak, semua warga di kampung ini memang sombong, mereka akan mengusir warga yang kurang mampu. dulu nenek tinggal di tengah desa sana namun di usir oleh warga dan nenek membuat gubuk di pinggir desa anak kecil PASHA : nek bersiaplah menaiki lesung nanti malam, akan ada banjir besar disini nenek baik FATYA: mana mungkin disini akan terjadi banjir anak kecil PASHA: nek aku akan kembali ke desa nanti malam Latar belakang: malam hari anak kecil kembali ke desa saat sedang ada pesta anak kecil PASHA: hei paman kumpulkan para warga disini aku akan menunjukkan sesuatu warga jahat LUTVAN: hei anak kecil, pergi dari sini atau kami tak akan segan melakukan hal kasar padamu anak kecil PASHA: kalian pasti tidak mengenali ku, aku adalah anak kecil yang penuh luka busuk warga jahat FAUZI: ah, sudah tidak usah banyak bicara, kamu tetap anak gembel, pergi dari sini kamu mengganggu pesta kami warga jahat ZALWA: astaga anak kecil itu kembali warga jahat ALMA: ayo ayo sebaiknya kita pergi (para ibu ibu pergi meninggalkan tempat kejadian) anak kecil menancapkan lidi ke tanah anak kecil PASHA: aku akan pergi jika kalian berhasil mengangkat lidi ini warga satu persatu narik lidi tapi tak mampu anak kecil PASHA (sambil mengangkat lidi dari tanah): orang berhati jahat tidak akan bisa mengangkat lidi ini narator GISEL: air muncul dari tanah itu, dan banjir muncul warga jahat SEMUA LAKI LAKI: tolong! tolong! kami tenggelam! desa tenggelam dan menjadi danau Latar belakang: pinggiran danau nenek sihir muncul nenek sihir VIVI: hey bocah jangan kamu kira aku tak akan berhenti menyihir mu meskipun desa telah menjadi danau! anak kecil PASHA: jangan berharap, kali ini aku akan melawan mu nenek sihir VIVI: kamu jangan bermimpi, hanya seekor naga yang hanya bisa melawan ku anak kecil PASHA: seekor naga? tunggu disini, aku akan berubah menjadi naga (sambil loncat ke danau) nenek sihir VIVI: hey bocah jangan lari kamu narator GISEL: seekor naga akhirnya muncul, nenek sihir ketakutan anak kecil (naga) PASHA : hey nenek sihir sungguh sia sia hidupmu karena hanya melakukan hal yang jahat! sekarang terima hukuman mu nenek sihir berlarian dan naga mengeluarkan napas api nenek sihir VIVI: tolong tolong aku terbakar, tolonggg!!! panasss!!! narator GISEL: nenek sihir mati, naga kembali ke dalam air nenek baik berhasil selamat menaiki perahu dan desa yang tenggelam menjadi rawa Pening