Anda di halaman 1dari 7

Bahasa Iklan

“KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA PAPAN IKLAN”

Anita Jullya

UNIVERSITAS NASIONAL

2022
Bab I

Pendahuluan

a. Latar belakang
Iklan merupakan alat komunikasi yang memiliki kekuatan sangat penting sebagai alat
pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan, serta gagasan, atau
ideide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif (Widyatama 2011).
Dalam hal ini iklan bertujuan agar menarik perhatian atau membujuk supaya orang dapat
membeli barangnya. Oleh karena itu, bahasa iklan pun dibuat semenarik mungkin supaya
dapat memikat konsumennya. Umumnya iklan bersifat komersial. Namun, iklan juga ada
yang bersifat nonkomersil atau iklan layanan masyarakat. Banyak jenis media periklanan
untuk digunakan promosi. Media tersebut antara lain media televisi, internet, media
cetak, pos langsung, majalah, radio, dan iklan outdor. Iklan outdoor atau media luar ruang
adalah iklan yang berukuran besar dipasang di tempat-tempat terbuka, seperti di dalam
bus kota, gedung, pagar, tembok dan sebagainya (Susanti 2016).

b. Rumusan masalah
Seiring dengan kemajuan informasi, entah sadar atau tidak justru adakalanya iklan
jauh dari bahasa yang efektif dan tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang
benar. Para penggarap iklan menganggap bahwa menggunakan kosakata dari bahasa
Indonesia yang telah dibakukan terkesan kaku dan sulit akrab di telinga masyarakat,
padahal seperti tertulis pada pasal 36 UUD 45 1945 yakni “bahasa Negara ialah bahasa
Indonesia.” Bahasa iklan mempunyai pengaruh kuat dalam penyebarannya kepada
masyarakat. Oleh karena itu, siapa pun itu termasuk pembuat iklan harus menjunjung
bahasa Indonesia tanpa merusaknya.

c. Tujuan
Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis kesalahan berbahasa pada penulisan
iklan media luar ruang terbuka. Objek penelitian ini adalah penulisan
pada papan nama, baliho, dan spanduk.
d. Teori/kerangka teori
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penggunaan bahasa
Indonesia sesuai kaidah yang berlaku, terutama dari segi struktur frasa dan ejaan,
sehingga diharapkan ada perbaikan dan jika perlu ada peraturan daerah/peraturan
bupati/tentang pengutamaan bahasa Indonesia.

e. Sistematika
Fokus penelitian ini adalah kesalahan iklan berdasarkan ejan dan struktur frasa pada
iklan media luar ruang. Kesalahan ejaan ialah kesalahan menuliskan kata atau
menggunakan tanda baca (Tarigan 2011). Penentuan kesalahan ejaan dalam penelitian
ini, menggunakan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia berdasarkan
PERMENDIKBUD No. 50 tahun 2015 (Rahmadi 2017) dan Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi V.

Bab II
Pembahasan

Membicarakan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada iklan, salah satunya


adalah kesalahan pada ejaan. Ejaan menurut Anriani (2019: 4) merupakan lambang
bunyi, pemisah atau penggabungan penulisan dalam suatu bahasa. Ejaan meskipun
terlihat sepele, terkadang banyak sekali yang melakukan kesalahan yang terdapat
pada ejaan. Sebenarnya, ejaan adalah ketentuan aturan dalam tulisan. Jika ejaan
tersebut salah, bisa jadi seseorang akan salah mengartikan makna dari kata atau
kalimat tersebut.
Gambar 1. Bentuk Kesalahan Penulisan

Penulisan yang salah pada gambar 1 di atas adalah kata Kost, seharusnya penulisan
tersebut adalah Kos. Kesalahan itu tampaknya berawal dari kata in de kost, yang berasal
dari Bahasa Belanda yang memiliki makna “makan di dalam”. Pada masa kolonial
Belanda in de kost sangat populer sebagai gaya hidup seseorang pada kalangan kelas
tinggi. Dengan berjalannya waktu, kata in de kost diserap ke dalam Bahasa Indonesia dan
berubah menjadi indekos. Lalu, dengan berjalannya waktu, dari zaman ke zaman
diringkas menjadi kos.

Gambar 2. Bentuk Kesalahan Penulisan Kata

Penulisan yang salah yang terdapat pada gambar di atas adalah kata Di kontrakkan,
Seharusnya penulisan kata yang benar yaitu “di kontrakan” Kata kontrakan memiliki kata
dasar “kontrak” mendapat awalan di- dan akhiran –an, padahal tidak ada konfiks ‘di-an’.
Kata “kontra” menurut KBBI memiliki arti melawan. Jadi penulisan kata yang benar
adalah Dikontrakkan, mempunyai makna menawarkan atau mempromosikan tempat
untuk digunakan atau ditempati.
Gambar 3. Bentuk Kesalahan Penulisan Kata

Penulisan kata hubung di sering disepelekan. Penulisan kata yang benar adalah “dijual”
dengan keterangan tidak perlu menggunakan spasi antara kata di dengan kata berikutnya,
yaitu “jual”. Hal tersebut sesuai dengan ejaan bahasa indonesia yang menjelaskan bahwa
kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang dianggap lazim dianggap satu kata contohnya, daripada dan kepada.

Bab III

a. Kesimpulan
Berdasarkan penemuan data-data di lapangan dan hasil analisis pada penulisan
kesalahan penggunaan bahasa pada iklan media luar ruang masih dijumpai beberapa
kesalahan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bentuk kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan ejaan yang meliputi tanda baca,
penulisan kata dan kata baku dan tidak baku. Banyak dari pelaku usaha yang tidak
begitu memperdulikan kata-kata yang digunakan dalam memasarkan produknya,
mereka hanya memasukkan kata-kata yang umumnya didengar orang tanpa harus
memeriksa terlebih dahulu apakah kata – kata tersebut baku/tidak,sesuai EYD, dan
lain sebagainya . Dari iklan tersebut nantinya orang yang membacaanya terbiasa
menggunakan kata tersebut, contoh nya adalah ejaan tempo lama yang masih
digunakan dalam balihobaliho/spanduk dimana kata-kata ejaan lama tersebut
terkadang masih sering diucapkan oleh orang lain yang tertarik dengan iklan tersebut.
Penggunaan bahasa harus kita perhatikan didalam memasarkan produk jangan sampai
karena pemasaran kita orang terus salah dalam berbahasa.

b. Saran
Bagi para pelaku usaha/para pembuat banner (papan iklan) sebelum membuat konten
iklan diharapkan untuk memeriksa kata – kata yang digunakan dalam kalimat iklan
tersebut apakah sudah sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Hal seperti ini harus menjadi
pusat perhatian bagi seluruh pengusaha jangan sampai konten iklan yang dipasang itu
nanti akan membuat para pembaca terus menerus melakukan kesalahan
berbahasa Indonesia. Selain itu, Untuk meminimalisir kesalahan, pihak pemerintah
terutama balai bahasa sedang gencar menggiatkan pengutamaan bahasa Indonesia di
media luar ruang. Upaya balai bahasa untuk menggiatkan usaha tersebut dengan
mengadakan sosialisasi yang diikuti beberapa lembaga pemerintah, lembaga
pendidikan, dan lembaga swasta

Bab IV
Daftar pustaka

Jurnal analisis Kesalahan Berbahasa Pada Baliho. Bandung: Angkasa.


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa.
Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia menggunakan KBBI. Surakarta:
Yuma Pustaka
Pedoman Umum EBI&Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Cakrawala
Teknik Menulis Naskah Iklan. Jakarta: Cakrawala

Anda mungkin juga menyukai