Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Papan Nama Toko Dan

Reklame Di Jalan Jenderal Sudirman Palembang


Analysis of Indonesian Errors In Stores and Reclame Name
Board In Jalan Jenderal Sudirman, Palembang

Rayana, dan Ratu Wardaritab


a
SMP Negeri 45 Palembang
b
Universitas PGRI Palembang
Pos-el: rayansyamsuri44@gmail.com dan ratu.wardarita@univpgri-palembang.ac.id

Naskah Diterima Tanggal 10 Februari 2021—Direvisi Akhir Tanggal 10 Februari 2021—Disetujui Tanggal 24 Juni 2021
doi: 10.26499/mm.v19i1.3417

Abstrak

Pemilihan kata dan bentuk iklan di reklame atau papan nama memang ditujukan agar mampu
menarik perhatian masyarakat. Para pembuat reklame atau papan nama membuatnya dengan
kreatif. Namun dalam penggunaan bahasa reklame cenderung terjadi kesalahan. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia pada reklame dan papan nama
di Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Metode penelitian deskriptif kualitatif dengan sumber
data berupa 27 papan nama toko dan 3 reklame. Teknik analisis data menggunakan metode padan
intralingual. Hasil penelitian menyimpulkan: 1) kesalahan penulisan berbahasa pada papan nama
toko dikategorikan ke dalam sintaksis logis kalimat, penulisan singkatan, penggunaan tanda baca,
penulisan bahasa asing, kata penghubung, penulisan satuan angka, kepaduan susunan frase, dan
struktur bahasa asing (MD), dan 2) kesalahan penulisan berbahasa pada reklame dikategorikan
terdapat dalam penggunaan bahasa asing, dan penulisan website. Kesalahan tersebut seperti pada
penulisan kata Jl.”, “No”, “Fa.”, “PT.”, dan “PD.”, yang seharusnya ditulis “Jln.”, “No.”, “Fa”,
“PT”, dan “PD”.
Kata-kata Kunci: Kesalahan Berbahasa Indonesia

Abstract
The choice of words and forms of advertisements on billboards or name boards is intended to be able
to attract people's attention. Billboards or signboard makers make it creatively. However, the use
of the advertisement language tends to make mistakes. This study aims to describe the errors in
Indonesian on billboards and name boards on Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Qualitative
descriptive research method with data sources in the form of 27 shop signboards and 3 billboards.
The data analysis technique used the intralingual matching method. The results of the study
concluded: 1) language writing errors on shop signboards are categorized into logical syntax of
sentences, writing of abbreviations, use of punctuation marks, writing foreign languages,
conjunctions, writing numeric units, composition of phrases, and foreign language structure
(MD) and 2) language writing errors on billboards are categorized as using foreign languages
and writing websites. Such mistakes are in writing the words Jl. ”,“No”,“Fa.”, “PT.”, And
“PD.”, Which should be written as“ Jln ”, “No.”, “Fa”, “PT” , and "PD".
Keywords: Error in Indonesian Language

41
PENDAHULUAN (hlm. 55).
Media periklanan luar ruangan
Keberadaan reklame sebagai media
merupakan salah satu media yang diletakkan di
komunikasi dan promosi bisnis telah menjadi
luar ruangan yang pada saat ini telah mejadi
bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan
bagian dari kehidupan masyarakat, yang
masyarakat, khususnya di kota Palembang.
memiliki tujuan menyampaikan pesan promosi
Penelitian ini dilaksanakan pada reklame dan
suatu produk atau jasa. Sedangkan iklan
papan nama toko di Jalan Jenderal Sudirman.
merupakan media promosi bagi kalangan yang
Hal ini dikarenakan jalan tersebut merupakan
ingin menginfor-masikan barang dan jasa.
jalan utama yang menghubungkan berbagai
Menurut Kasali (2012), secara sederhana
jalan lainnya. Selain itu juga, di bahu atau
mendefinisikan iklan sebagai pesan yang
pinggir Jalan Jenderal Sudirman antara Masjid
menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh
Agung Palembang sampai RS R.K Charitas
suatu masyarakat lewat suatu media. Namun
merupakan pusat pertokoan yang memasang
demikian, untuk membedakannya dengan
reklame dan papan nama toko. Isi reklame dan
pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk
papan toko nama yang ditampilkan cukup
membujuk orang supaya membeli (hlm. 21).
beragam dan memiliki daya tarik tersendiri,
Iklan dapat dijumpai setiap saat dan di manapun
khususnya daya tarik dari sisi bisnis. Pemilihan
manusia berada. Hampir setiap hari manusia
kata dan bentuk iklan di reklame atau papan
disajikan berbagai iklan baik itu di via internet,
nama memang ditujukan agar mampu menarik
majalah, koran, televisi, radio, internet, bahkan di
perhatian masyarakat. Para pembuat reklame
sepanjang jalan iklan dapat dijumpai. Iklan
atau papan nama membuatnya dengan kreatif.
sendiri dianggap sebagai media yang cukup
Namun dalam penggunaan bahasa reklame
efektif dalam menyampaikan informasi kepada
cenderung terjadi kesalahan.
khalayak ramai. Iklan dapat dijumpai diberbagai
Kesalahan berbahasa itu bisa terjadi
media, seperti televisi, radio, banner, baliho,
disebabkan oleh kurangnya kemampuan
spanduk, dan reklame. Berdasarkan berbagai
pemahaman seseorang terhadap bahasa. Artinya,
macam media tersebut, yang menjadi kajian
orang tersebut memang belum memahami sistem
dalam penelitian ini adalah reklame.
bahasa yang digunakan secara baik dan benar.
Agustin (2015) menjelaskan bahwa
Kesalahan biasanya terjadi secara sistematis.
bahasa iklan pada papan reklame seharusnya
Kesalahan jenis ini dapat berlangsung lama
disusun dengan memperhatikan kaidah berbahasa
apabila tidak diperbaiki. Beberapa jenis
yang baik dan benar tanpa mengenyamping- kan
kesalahan yang terjadi bisa pada fonologi,
tujuan komunikasi untuk memengaruhi
morfologi, sintaksis, dan leksikon.
pembaca. Bahasa iklan seharusnya tetap disusun
dengan kalimat yang baik, benar, dan menarik. LANDASAN TEORI
Dengan demkian, bahasa iklan akan memberi Analisis Kesalahan Berbahasa
manfaat terhadap pembelajaran bahasa yang positif Kesalahan berbahasa menurut Setyawati

42
(2010) adalah penggunaan bahasa baik secara oleh penuturnya; (2) error, merupakan kesalahan
lisan maupun tertulis yang menyimpang dari berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau
faktor-faktor penentu berkomunikasi atau aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan
menyimpang dari norma kemasya- rakatan dan ini terjadi akibat penutur sudah memiliki (kaidah)
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang
(hlm. 15). Kesalahan bahasa dianggap sebagai lain, sehingga itu berdampak kekurangan
suatu proses pembelajaran baik secara formal sempurnaan atau ketidakmampuan penutur. Hal
maupun non formal. Sementara pendapat lainnya, tersebut berimplikasi terhadap pengguna bahasa,
Syafi'ie dalam (Ghufron, 2016) menyatakan terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur
bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian menggunakan kaidah bahasa yang salahl dan (3)
unit-unit kebahasaan: bentukan kata, kalimat, mistake, merupakan kesalahan berbahasa akibat
paragraf serta pemakaian ejaan dan tanda baca penutur tidak tepat dalam memilih kata atau
yang melanggar kaidah- kaidah bahasa (hlm. 94). ungkapan untuk suatu situasi tertentu. Kesalahan
Kesalahan berbahasa menurut Afifah dan berbahasa yang dilakukan oleh siswa yang
Nikmah (2017) adalah penggunaan bahasa baik sedang memperoleh dan belaahr bahasa kedua
secara lisan maupun tertulis yang menyimpang disebut kekhilafan (error).
dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau Alfin (2018) menyatakan bahwa jika
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan kesalahan berbahasa dihubungkan dengan
menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia pernyataan atau semboyan “pergunakanlah
(hlm. 17). bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ada 2
Selanjutnya, menurut Tarigan (2011) (dua) parameter atau tolok ukur kesalahan dalam
bahwa orientasi analisis kesalahan berbahasa berbahasa lndonesia. Pertama, pergunakanlah
dapat dilihat dari segi lingustik yang dikaitkan bahasa Indonesia yang baik. Ini berarti bahwa
pada empat hal yaitu, fonologi, morfologi, bahasa Indonesia yang baik adalah penggunaan
semantik, dan leksikal (hlm. 126). bahasa sesuai dengan faktor-faktor penentu
Tarigan (2011) menambahkan bahwa dalam komunikasi. Faktor-faktor penentu dalam
istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian komunikasi, antara lain: siapa yang berbahasa
yang beragam, yaitu dengan membatasi pada tiga dengan siapa; untuk tujuan apa; dalam situasi
istilah dalam kesalahan berbahasa, diantaranya: apa (tempat dan waktu); dalam konteks apa
(1) lapses, merupakan kesalahan berbahasa akibat (partisipan, kebudayaan, dan suasana); dengan
penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu jalur mana (lisan atau tulisan); dengan media apa
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai (tatap muka, telepon, surat, koran, buku, reklame
dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, atau dengan media komunikasi lain; dan dalam
jenis kesalahan ini di istilahkan dengan “slip of peristiwa apa (bercakap-cakap, berceramah, upacara,
the tongue” sedangkan untuk berbahasa tulis, melamar pekerjaan, pelaporan, atau
jenis kesalahannya diistilahkan “slip of the pen”. pengungkapan perasaan). Kedua, pergunakanlah
Kesalahan ini terjadi akibat ketidak- sengajaan bahasa Indonesia yang benar. Parameternya

43
adalah ketaatan terhadap kaidah atau aturan Tarigan (2011) menyatakan, kesalahan
kebahasaan yang ada dalam bahasa Indonesia (hlm. berbahasa tidak sama dengan kekeliruan
2). Analisis kesalahan merupakan usaha berbahasa. Keduanya memang merupakan
membahas kebutuhan-kebutuhan praktis guru pemakaian bentuk- bentuk tuturan yang
kelas. Secara tradisional, analisis kesalahan menyimpang. Kesalahan berbahasa terjadi secara
bertujuan menganalisis kesalahan-kesalahan sistematis karena belum dikuasainya sistem
berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan
bahasa kedua. Seperti disebutkan oleh berbahasa tidak terjadi secara sistematis, bukan
Hendrickson; Richard; Corder dalam Indihadi terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah
(2012), bahwa kesalahan atau kekhilafan bahasa yang bersangkutan, melainkan karena
berbahasa bukanlah semata- mata harus kegagalan merealisasikan sistem kaidah bahasa
dihindari, melainkan fenomena yang dapat yang sebenarnya sudah dikuasai (hlm.80).
dipelajari (hlm. 25). Oleh karena itu, analisis Kekeliruan pada umumnya disebabkan
kesalahan berbahasa memiliki tujuan, antara oleh faktor performasi. Keterbatasan dalam
lain: (1) sebagai umpan balik (feedback) bagi mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan
guru dalam menentukan tujuan, bahan ajar, kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata,
prosedur pengajaran serta penilaian yang sudah urutan kata, tekanan kata, atau kalimat, dan
dilaksanakannya; (2) sebagai bukti bagi peneliti sebagainya. Kekeliruan ini bersifat acak, artinya
(penelitian) dalam mengetahui anak (siswa) dapat terjadi pada berbagai tataran linguistik.
memperoleh dan mempelajari bahasa; dan (3) Kekeliruan biasanya dapat diperbaiki sendiri
sebagai input (masukan) penentuan sumber atau oleh siswa apabila yang bersngkutan lebih
tataran unsur-unsur kesalahan berbahasa pada mawas diri, lebih sadar atau memusatkan
anak (siswa) dalam proses pemerolehan dan perhatian. Siswa sebenarnya telah mengetahui
pembelajaran bahasa (B2). sistem linguistik bahasa yang digunakan, tetapi
Berdasarkan pendapat di atas dapat karena suatu hal dia lupa akan sistem tersebut.
dinyatakan bahwa tujuan dari analisis kesalahan Kelupaan itu biasanya tidak lama.
adalah sebagai media pembenaran terhadap Sebaliknya. kesalahan disebabkan oleh
kesalahan- kesalahan berbahasa sehingga faktor kompetensi, artinya siswa memang belum
masyarakat mampu menulis maupun berujar memahami sistem lingusitik bahasa yang
tidak memiliki kesalahan dan mengalami tataran digunakannya. Karena biasanya terjadi secara
perbaikan. Disamping itu analisis kesalahan juga konsisten dan sistematis. Kesalahan itu dapat
ditujukan untuk pengembangan bahasa yang berlangsung lama apabila tidak diperbaiki.
benar dengan membutuhkan kesalahan- Perbaikan biasanya dilakukan oleh guru,
kesalahan yang umum terjadi. Khususnya dalam misalnya melalui remedial, latihan, praktik dan
tataran bahasa Indonesia, penggunaan bahasa sebagainya. Sering dikatakan bahwa kesalahan
Indonesia dapat menggunakan tataran bahasa gambaran terhadap pemahaman siswa tentang
Indonesia baku. sistem bahasa yang sedang dipelajari olehnya

44
ternyata kurang, kesalahan berbahasa tentu Kata fascia berasal dari bahasa latin yang
sering terjadi. Namun, kesalahan berbahasa akan artinya bilah kayu atau lis tipis. Pengertian
berkurang apabila tahap pemahaman meraka secara umum fascia adalah lipplang yaitu lis
meningkat. kayu yang menutup bagian tepi atap rumah dan
Reklame sebagainya. Dalam dunia bisnis khususnya toko,
Menurut Sigit (2014), reklame adalah fascia berarti papan nama yang dipasang di atas
media periklanan besar, yang biasa ditempatkan jendela ataupun pintu depan.
pada area yang sering dilalui, misalnya pada sisi
persimpangan jalan raya yang padat (hlm. 175). METODE PENELITIAN
Reklame berisi iklan yang ditujukan untuk dilihat Metode yang dipakai dalam penelitian ini
pejalan kaki maupun pengendara kendaraan adalah metode deskriptif kualitatif. Data
bermotor yang melewatinya. Reklame umumnya diperoleh langsung dari lapangan, dalam hal ini
berisi ilustrasi yang besar dan menarik, disertai data tersebut berupa foto-foto dokumentasi yang
dengan slogan-slogan tertentu agar menarik terdapat pada reklame dan papan nama toko.
untuk dilihat. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis
W.H van Baarle dan F.E Holannder dalam menggunakan metode padan intralingual.
(Widyaningrum, 2017), reklame adalah suatu Menurut Mahsun (2012), metode analisis
kekuatan yang menarik yang ditujukan kepada dengan cara menghubung dan membandingkan
kelompok tertentu untuk membelinya, hal ini unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang
dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar terdapat dalam satu bahasa maupun dalam
dengan demikian dapat dipengaruhi penjual beberapa bahasa yang berbeda (hlm. 118).
barang-barang atau jasa dengan cara yang Metode ini perlu ditambahkan metode padan
menguntungkan dirinya sendiri (hlm. 101-102). yang digunkan untuk mencerminkan
Pendapat lainnya dikemukakan Zesha penggunaan teknik hubungan banding
(2012), jenis atau macam-macam reklame membedakan (HBB), karena tujuan akhir dari
merupakan perwujudan dari reklame itu sendiri. banding membedakan
Jenis-jenis reklame dapat dikelompokkan tersebut adalah menemukan kesamaan pokok
berdasarkan cara penyampaian, tujuan diantara data diperbandingkan itu.
pengadaan, sifatnya, tempat pemasangan dan
medianya, serta tujuan pembuatanya (hlm. 10). PEMBAHASAN
Papan Nama Toko 1. Papan Nama Toko
Menurut Siti & Zainal (2014), papan Papan nama toko merupakan salah satu media
nama adalah alat marketing yang bekerja tanpa luar ruangan yang digunakan pengusaha atau
dibayar selama 1 x 24 jam dala sehari dan 365 usahawan untuk menjual barang dagangannya.
hari dalam setahun (hlm. 10). Dalam bahasa Papan nama toko yang dianalisis terletak
Inggris papan nama disebut shop sign, shop sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dari Masjid
front sign ataupun shop fascia. Agung sampai dengan RS R.K Charitas.

45
Gambar 1
Data Papan Nama Toko 1

Papan nama toko “Restaurant kuah (kentang dan daging sapi). Kesalahan
Martabak HAR” terletak di Jalan Jenderal penulisaan berbahasa pada papan nama toko di
Sudirman Palembang dari dari arah Masjid atas serupa dengan kesalahan analisis
Agung sampai dengan RS R.K Charitas, dan sebelumnya, yaitu pemakaian bahasa asing
terletak di antara Internasional Plaza dan (bahasa Inggris) yang padanannya terdapat
Pasar Cinde. Toko ini menjual makanan khas dalam bahasa Indonesia, dan kesalahan
masyarakat India, yaitu martabak yang terbuat penulisan singkatan. Berikut kesalahan
dari tepung terigu dan telur ayam atau bebek, berbahasa Indonesia pada papan nama toko
dan dihidangkan bersama seperti pada tabel berikut.

Tabel 1 Kesalahan Penulisan Berbahasa Indonesia Data 1

No. Kata/Kalimat Kesalahan Seharusnya

1. Restaurant Martabak Restaurant Martabak Restaurant Martabak


HAR HAR H.A.R. atau Restoran
Martabak Haji Abdul
Rozak
2. Jl. Jend. Sudirman Jl. Jend. Sudirman Jln. Jend. Sudirman atau
Jalan Jend. Sudirman atau
Jalan Jenderal Sudirman

46
Berdasarkan temuan di atas, dapat dinyatakan penulisan papan nama toko secara tepat dalam
bahwa pengguna bahasa belum dapat bahasa Indonesia.
memakai bahasa asing dan singkatan pada

Gambar 2
Data Papan Nama Toko 2

Papan nama toko “PT. KOMINDO merupakan distributor utama atau pusat
JAYA ABADI” terletak di Jalan Jenderal penjualan produk PT Kerakatau Steel, yang
Sudirman No. 803 Palembang dari dari arah merupakan salah perusahaan BUMN dibidang
Masjid Agung sampai dengan RS R.K produksi baja. Berikut kesalahan berbahasa
Charitas, dan terletak di antara Internasional Indonesia pada papan nama toko tersebut
Plaza dan Pasar Cinde. Perusahaan ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Kesalahan Penulisan Berbahasa Indonesia Data 2

No. Kata/Kalimat Kesalahan Seharusnya


1 PT. KOMINDO JAYA PT. KOMINDO JAYA PT KOMINDO
ABADI ABADI JAYA ABADI

2 PT. KRAKATAU STEEL PT. KRAKATAU PT KRAKATAU


STEEL STEEL

3 Sum-Sel, Lampung, Sum-Sel, Lampung, Sumsel, Lampung,


Jambi, Bengkulu, Bangka- Jambi, Bengkulu, Jambi, Bengkulu,dan
Belitung Bangka-Belitung Bangka-Belitung

47
Dalam penulisan ejaan bahasa Indonesia menyatakan hubungan jarak dan waktu.
yang disempurnakan, kata- kata yang Sedangkan kata hubung “dan”
disingkat berkenaan dengan lembaga penggunaannya didahului tanda baca koma
pemerintahan, nama badan internasional, (,) untuk lebih dari dua suku kata. Dalam
nama dokumen kenegaraan, dan lain- penulisan papan nama toko tersebut, tidak
lain, maka ditulis dengan huruf besar dan tepat penulisan “Sum-Sel, Lampung, Jambi,
di belakang tiap huruf tidak diberi tanda Bengkulu, Bangka-Belitung” yang
titik (.). Penulisan kata PT yang seharusnya ditulis “Sumsel, Lampung,
merupakan singkatan dari Perseroan Jambi, Bengkulu, dan Bangka-Belitung”.
Terbatas selaras dengan kaidah penulisan Berdasarkan kesalahan penulisan
tanda baca (.), bahwa tanda baca titik (.) berbahasa pada papan nama toko di atas,
tidak digunakan pada singkatan yang menurut peneliti dikarenakan adanya unsur
terdiri atas huruf awal kata atau suku kata kebiasaan pemilik toko dalam penulisan
atau gabungan keduanya, atau yang singkatan badan usaha yang diberikan tanda
terdapat di dalam akronim yang sudah titik. Pada hal singkatan tersebut dianggap
lazim. Kesalahan selanjutnya salah karena tidak merujuk pada Pedoman
penggunaan kata penghubung “strip” (-) Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
dan kata penghubung “dan”. Kata
penghubung skripsi digunakan untuk
pengulangan kata (duplikasi),

Gambar 3
Data Papan Nama Toko 3

48
Papan nama “PD. SUMBER DAYA” menjual suku cadang kendaraan roda empat.
terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 32 Berikut kesalahan berbahasa Indonesia pada
Palembang dari arah IP menuju Pasar papan nama toko tersebut dapat dilihat pada
Cinde. Perusahaan ini tabel berikut.

Tabel 3
Kesalahan Penulisan Berbahasa Indonesia Data 3

No. Kata/Kalimat Kesalahan Seharusnya


1 PD. SUMBER SAUDARA PD. SUMBER PD SUMBER
SAUDARA SAUDARA
2 No No No.
3 Jl. Jend. Sudirman Jl. Jend. Sudirman Jln. Jend. Sudirman atau
Jalan Jendr. Sudirman atau
Jalan Jenderal
Sudirman

Kesalahan penulisan pada papan 2. Reklame


nama toko di atas adalah kata “PD. Reklame adalah media periklanan
SUMBER SAUDARA” berdasarkan besar, yang biasa ditempatkan pada area
kaidah penulisan tanda baca (.), bahwa yang sering dilalui. Reklame berisi iklan
tanda baca titik (.) tidak digunakan pada yang ditujukan untuk dilihat pejalan kaki
singkatan yang terdiri atas huruf awal kata maupun pengendara kendaraan bermotor
atau suku kata atau gabungan keduanya, yang melewatinya. Reklame yang dianalisis
atau yang terdapat di dalam akronim yang terletak sepanjang Jalan Jenderal Sudirman
sudah lazim, sehingga penulisan yang dari Masjid Agung sampai dengan RS R.K
dianggap benar adalah Charitas. Jelasnya hasil temuan kesalahan
“PD SUMBER SAUDARA”. berbahasa reklame dideskripsikan sebagai
Kesalahan berikutnya adalah singkatan berikut:
dari nomor yang ditulis “No”, dan “Jl.”
sedangkan singkatan yang benar adalah
“No.” dan “Jln.”.

49
Gambar 4
Data Reklame 1

Reklame berbentuk billboard di atas dekat Pasar Cinde. Billboard tersebut


terletak di Jalan Jenderal Sudirman mengiklankan suatu merek kopi dalam
Palembang, dari dari arah Masjid Agung kemasan plastik. Berikut kesalahan
sampai dengan RS R.K Charitas, dan berbahasa Indonesia pada reklame tersebut
tepatnya di salah satu bangunan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4
Kesalahan Penulisan Berbahasa Indonesia Data 4

No Kata/Kalimat Kesalahan Seharusnya


1. COFFEE PARTNER COFFEE PARTNER COFFEE PARTER
atau
KOPI REKAN
2. KOPINYO LASKAR KOPINYO LASKAR KOPINYA ORANG
WONG KITO WONG KITO KITA

50
Pemakaian kata pada billboard di dimiringkan, dan jika tidak dikehendaki
atas terdapat percampuran bahasa asing sebaiknya digunakan padanan kata dalam
(bahasa Inggris dan Palembang) dengan bahasa Indonesia yang mengandung
bahasa Indonesia. Hal ini dapat dikatakan makna yang sama.
bahwa pemakaian kata pada billboard
tersebut terdapat kesalahan berbahasa. PENUTUP
Kesalahan tersebut dapat dilihat pada Kesalahan penulisan berbahasa
pemakaian kata “COFFEE PARTNER” pada papan nama toko dikategorikan ke
dan “KOPINYO LASKAR WONG dalam sintaksis logis kalimat, penulisan
KITO”. Pemakaian bahasa asing (bahasa singkatan, penggunaan tanda baca,
Inggris dan Palembang)seperti yang penulisan bahasa asing, penggunaan kata
terdapat pada billboard tersebut penghubung, penulisan satuan angka,
seharusnya ditulis dalam bahasa Indonesia kepaduan susunan frase, dan penggunaan
karena kata-kata itu sudah ada padanannya struktur bahasa asing (MD) seperti pada
dalam bahasa Indonesia. penulisan kata Jl.”, “No”, “Fa.”, “PT.”,
Padanan kata “COFFEE” dalam dan “PD.”, yang seharusnya ditulis “Jln.”,
bahasa Indonesia adalah “KOPI”, kata “No.”, “Fa”, “PT”, dan “PD”. Kesalahan
“PARTNER” adalah “REKAN”. penulisan berbahasa pada reklame
Padanan kata dalam bahasa Palembang dikategorikan ke dalam penggunaan bahasa
juga terdapat dalam bahasa Indonesia, asing, dan penulisan website seperti
seperti kata “KOPINYO” padanannya lisadua. grafika@yahoo.com yang
“KOPINYA”, kata “WONG” seharusnya ditulis
padanannya “ORANG”, dan kata “KITO” lisadua.grafika@yahoo.com atau
padanannya “KITA”. Selain itu, lisadua.grafika@yahoo.com
pemakaian kata dalam bahasa Inggris dan Penelitian pada papan nama toko
Palembang terebut tidak sesuai dengan dan reklame khususnya di Jalan Jenderal
Pasal 36 Ayat 3 UU RI Nomor 24 Tahun Sudirman mulai dari Masjid Agung
2009. Akan tetapi, apabila penulis ingin sampai dengan RS R.K Charitas
mempertahankan bentuk asing tetap ada Palembang. meskipun demikian masih
pada billboard tersebut, alangkah banyak yang dapat dikaji terhadap
sebaiknya padanan dalam bahasa kesalahan penulisan bahasa Indonesia
Indonesia harus ditulis/dikutsertakan pada papan nama toko dan reklame di
seperti yang diamanatkan dalam pasal 38 Jalan Jenderal Sudirman Palembang.
ayat 1 UU RI Nomor 24 tahun 2009 Untuk itu peneliti selanjutnya disarankan
dengan cara dimiringkan. melakukan penelitian lebih lanjut tentang
Berdasarkan kesalahan penulisan kesalahan penulisan bahasa Indonesia
berbahasa pada reklame di atas, menurut pada papan nama toko dan reklame di
peneliti bahwa pembuat reklame tidak Jalan Jenderal Sudirman dari sudut
merujuk pasal 36 ayat 32 UU RI nomor 24 pandang lain, misalnya sudut pandang
tahun 2009. Dengan pasal tersebut, telah preskeptif membahas tentang ejaan atau
diatur teknik penulisan berbahasa yang sudut pandang deskriptif yang membahas
benar, yaitu penggunaan bahasa Inggris tentang bentuk, fungsi, makna, dan faktor-
dan daerah ditulis dengan cara faktor penggunaan bahasa yang muncul

51 |
pada papan nama toko dan reklame di Kasali, R. (2012). Membidik Pasar Indonesia
Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Segmentasi Targeting Positioning.
Jakarta: Rajawali.
Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa
DAFTAR PUSTAKA Tahapan Strategi, Metode dan Teknik-
Afifah, N. dan Nikmah S.B. (2017). Analisis Tekniknya. Jakarta: Rajawali.
Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan
Media Luar Ruang di Wilayah Kota Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma
Medan. [Artikel, Vol.2 No.1 Juni- Pustaka.
Desember 2017], hlm. 14-37. Sigit, S. (2014). Creative Advertising. Jakarta:
Agustin, Y. (2015). Penggunaan Bahasa Iklan Elex Media Komputindo.
Pada Papan Reklame (Studi Survei Siti, Z. dan Zainal P. (2014). Papan Nama
Sepanjang Kampung Rambutan Sampai Toko, Outlet atau Cafe. Jakarta: Alas
Dengan Lebak Bulus). [Jurnal Publising.
Pujangga Volume 1, Nomor 2, Tarigan, H.G. (2011). Pengajaran Analisis
Desember 2015], hlm. 54-65. Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Alfin, J. (2018). Analisis Kesalahan Angkasa.
Berbahasa Indonesia. Surabaya: LKiS. Widyaningrum, D. (2017). Analisis Sebaran
Ghuforn, S. (2016). Pengembangan Reklame Billboard Terhadap Lokasi
Buku Ajar Analisis Kesalahan Berbahasa di dan Nilai Pajak Reklame Berbasis
Perguruan Tinggi (Pendekatan Sistem Informasi Geografis. [Jurnal
Teoretis-Praktis). [BASTRA, 92 Vol. 3, Geodesi Undip, Volume 6, Nomor 1,
No. 1, Juni 2016], hlm. 91-100. Tahun 2017], hlm. 100-109.
Indihadi, D. (2012). Bahan Belajar Mandiri Zesha. (2012). Pengenalan Reklame.
Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa
[Online].

52

Anda mungkin juga menyukai