Anda di halaman 1dari 4

RESUME DARI KELOMPOK 1

NILAI, ETIKA, DAN MORAL KONSTITUSI UNDANG-UNDANGDASAR TAHUN 1945

Nama kelompok :

1. Fara Indriyanizar (230210205070)

2. Bima Surya Wijaya (230710101001)

3. Lintang Roselinova (230710101002)

4. Devina Nadia Rizki (230710101003)

 Pembahasan

konstitusi pada mulanya berasal dari perkataan Bahasa Latin, constitutio yang berkaitan
dengan kata jus atau ius yang berarti hukum atau prinsip. konstitusi dapat diartikan sebagai
pernyataan tentang bentuk dan susunan Negara, yang dipersiapkan sebelum maupun sesudah
berdirinya Negara yang bersangkutan. Konstitusi adalah hukum yang lebih tinggi atau bahkan
paling tinggi dan paling fundamental sifatnya, karena konstitusi itu sendiri merupakan
sumber legitimasi atau landasan otorisasi bentuk-bentuk hukum dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Sesuai dengan prinsip hukum yang universal, peraturan yang tingkatannya
berada di bawah Undang-Undang Dasar dapat berlaku dan diberlakukan dan tidak boleh
bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi.

Nilai Konstitusi, UUD 1945 adalah konstitusi atau hukum tertinggi yang mempunyai
nilai. Ada tiga nilai yang terdapat dalam kajian konstitusi yaitu nilai normatif, nilai nominal,
dan nilai semantik. Nilai-nilai tersebut mempunyai makna sendiri. Nilai normatif adalah nilai
yang ideal (das sollen) dalam konstitusi. Konstitusi dikatakan mempunyai nilai normatif
apabila mengandung nilai (value) yang ideal. Konstitusi dalam pandangan nilai normatif,
tidak hanya dilihat hanya sebatas kesepakatan tertinggi dan berbentuk teks saja. Konstitusi
adalah kenyataan kesepakatan bersama yang harus dijalankan secara bersama-sama, tertib,
dan tegak serta melaksanakan segala konsekuensi.

Hakikat Konstitusi, Hakikat konstitusi adalah konsep dan peraturan yang membatasi
kekuasaan pemerintahan dalam penyelenggaraan negara yang berdasarkan UUD 1945 dan
memberi jaminan bagi warga negaranya. Secara umum konstitusi merupakan Undang-Udang
Dasar yang merupakan bentuk terjemahan, istilah constituio menjadi Undang-Undang Dasar.
Konstitusionalisme adalah paham yang perlu dijaga melalui pembentukan konstitusi.

Perkembangan Konstitusi di Indonesia Perubahan UUD 1945 dilaksanakan secara


bertahap dan salah satunya menjadi agenda tahunan MPR sejak tahun 1999 hingga perubahan
keempat tahun 2002. Diantara periodenya adalah :

1) Periode 18 agustus 1945-27 Desember 1949

2) Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950

3) Periode 17 Agustus 1950 hingga 5 juli 1959

4) Periode 5 Juli 1959- sekarang

Arti Penting Konstitusi Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu


negara merupakan sesuatu hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak
akan terbentuk sebuah negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini, hampir
tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusi. Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai
pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari
fungsinya terbagi ke dalam 2(dua) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan
membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara. Selain sebagai pembatas
kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk menjamin hak-hak warga negara.
Hak-hak tersebut mencakup hak-hak asasi, seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup, dan
hak kebebasan.

Perbedaan Nilai, Etika, dan Moral, Pada dasarnya nilai, etika, dan moral merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Walaupun mempunyai sifat yang berhubungan,
ketiganya jelas memiliki makna yang berbeda. Etika dan moral membahas mengenai suatu
objek yang sama, yaitu mengenai penentuan baik buruknya suatu perbuatan manusia,
sehingga keduanya saling beterkaitan. Dalam konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 nilai
biasanya merujuk pada prinsip-prinsip dasar yang menjadi pegangan atau pedoman dalam
penyelenggaran suatu negara. Selain itu, nilai berfungsi sebagai standar dalam bertingkah
laku.

Etika Dalam Konstitusi UUD 1945, Pada dasarnya etika berisi mengenai cara
pemberian norma yang berasal dari perbuatan yang dilakukan. Etika dapat berlaku dalam
kondisi apaun, baik sendiri ataupun dalam bermasyarakat.
Moral Dalam Konstitusi UUD 1945, Dalam konstitusi moral biasanya mengacu pada
nilai-nilai gotong royong, toleransi, serta solidaritas yang ada dalam masyarakat yang
mendorong untuk hidup dengan menjunjung nilai kesopanan yang tinggi dan positif terhadap
satu sama lain. Moralitas sendiri ini bersumber dari tradisi atau adat yang dimiliki oleh suatu
ideologi, agama, atau beberapa sumber lainnya. Sehingga, moral terbagi menjadi dua bagian,
yaitu moral umum dan moral khusus.

Konsep dan Urgensi Nilai, Etika, dan Moral Terkait Ideologi Pancasila dan Konstitusi
Indonesia :

1. Konsep dan Urgensi nilai terkait Ideologi Pancasila dan Konstitusi Indonesia : Konsep
Nilai, Urgensi Nilai.

2. Konsep dan Urgensi Etika Terkait Ideologi Pancasila dan Konstitusi Indonesia : Konsep
Etika, Urgensi Etika konstitusi.

3. Konsep dan Urgensi moral terkait Ideologi Pancasila dan Konstitusi Indonesia : Konsep
Moral, Urgensi Moral

Konsep dan Urgansi Nilai, Etika, dan Moral Dalam Kehidupan Berbangsa-Negara,
Etika merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dapat dipisahkan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, karena etika memiliki nilai-nilai yang penting demi menjalanlankan
kehidupan bernegara dengan mudah. Dalam bersikap dan bertingkah laku, bangsa Indonesia
harus meggunakan pancasila sebagai sistem etika sebagai tuntunan dan panduan. Karena
pancasila sendiri berisi nilai nilai dasar untuk bersosialisasi.

Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Etika Pengertian Etika, peran dan kedudukan
Pancasila sebagai suatu sistem etika sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan
Masyarakat Indonesia karena hal tersebut dijadikan sebagai tuntunan bagi wni untuk
berperilaku sesuai dengan harkat pada Pancasila. Harkat pada Pancasila dibutuhkan dalam
kehidupan berbangsa karena hal tersebut berisi mengenai tuntunan nilai moral yang bersifat
hidup, namun pada konteks ini dibutuhkan adanya kajian kritis nasional terhadap harkat
moral yang hidup tersebut agar seseorang tidak tidak salah dalam suatu modal pandangan
yang bersifat fiktif.

Faktor Pendukung Dan Penghambat Penerapan Etika Pancasila, Faktor internal yang
menyebabkan minimnya penerapan nilai Pancasila bisa disebabkan berbagai hal. Salah satu
contoh, sistem pendidikan Indonesia yang kurang memperhatikan pembelajaran moral dan
etika. Kita bisa melihat bahwasanya standar pendidikan dan kelulusan sekolah-sekolah
ditentukan oleh pelajaran-pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Bahasa
Inggris. Tidak satupun dari seluruh 28 pelajaran tersebut yang menitik beratkan pembelajaran
kepada aspek moral dan etika. Sehingga dari pembelajaran tersebut, hanya akan melahirkan
siswa-siswa yang materialistis. Sedangkan dari faktor eksternal adalah banyaknya pengaruh
budaya dan peradaban luar negeri yang menyebabkan anjlok dan luruhnya jati diri bangsa
yang telah dirangkum dalam Pancasila.

Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik Tentang Nilai, Etika, dan Moral Dalam
Kehidupan Berbangsa-Negara Indonesia, Sumber historis dalam mengetahui sistem nilai,
etika dan moral adalah proses sejarah yang dilalui bangsa Indonesia dalam mencari dan
menemukan identitas diri sebagai bangsa yang telah merdeka, memiliki kedaulatan serta
bermartabat yang tinggi. Berbagai agama, budaya, dan peradaban yang datang dari dalam
ataupun luar nusantara merupakan pengaruh utama yang melandasi sejarah mengenai nilai,
etika dan moral.

Sumber Sosiologis, Sosiologi merupakan ilmu yang memahami tentang kehidupan


antar manusia. Isi di dalamnya mengkaji mengenai latar belakang, susunan dan pola
kehidupan sosial berbagai golongan dan kelompok masyarakat. Tidak hanya itu sosiologi
juga mengkaji masalah-masalah sosial dan pembaharuan dalam lapisan masyarakat.
Masyarakat di 33 suatu tempat memiliki nilai-nilai etika dan moral tertentu. Sumber Politik,
Salah satu sumber evaluasi nilai-nilai, etika dan moral adalah berasal dari fenomena
kehidupan politik bangsa Indonesia. Pola pikir dalam pembangunan kehidupan politik yang
murni dan mutlak dilaksanakan sesuai dengan kelima sila Pancasila.

 Kesimpulan

Jika kita bicara nilai, norma, moral, etika dan pandangan hidup nampak erat sekali
hubungannya seakan akan suatu rangkaian yang sulit dipisahkan seabab antara satu dengan
lainnya sangat melengkapi untuk dilaksanakan oleh setiap manusia (warga negara) dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dalam suatu Negara.

Anda mungkin juga menyukai