Cara berpikir sinkronis dalam sejarah berarti berpikir yang meluas dalam ruang tetapi
terbatas dalam waktu. Cara berpikir ini menganalisa suatu kejadian di satu atau beberapa
tempat dalam satu waktu. Cara berpikir sinkronis penting dalam sejarah karena berfungsi
untuk menganalisis keadaan suatu tempat pada waktu tertentu. Sifatnya horizontal dan
menganalisis peristiwa sezaman. Berikut adalah beberapa contoh cara berpikir sinkronis dalam
sejarah.
Keadaan ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 sangatlah terpuruk. Terjadi kerusuhan dimana-
mana. Bahkan sampai presiden Soeharto mengundurkan diri. Terdapat banyak hutang
perusahaan dan negara yang jatuh tempo pada tahun 1998 yang membuat banyak perusahaan
gulung tikar. Akibatnya angka pengangguran meningkat pesat. Pelemahan nilai tukar Rupiah
terhadap Dolar Amerika Serikat hingga Rp 15.000 per Dolar Amerika Serikat membuat harga-
harga barang meningkat pesat. Akibatnya inflasi semakin tidak terkendali. Pendapatan per
kapita Indonesia juga menurun drastis dari 1.155 US$/kapita pada tahun 1996 menjadi 610
US$/kapita pada tahun 1998.
Tragedi G30S/PKI terjadi pada tanggal 1 Oktober. Pada saat itu, terjadi penculikan dan
pembunuhan 7 jendral tentara dan beberapa orang lainnya. Soeharto pada saat itu diperintah
untuk mengambil alih tentara dan menyelamatkan Soekarno. Soekarno berhasil menuju Istana
Presiden di Bogor. Soeharto bersama pasukan yang ia pimpin berhasil mengambil kontrol
semua fasilitas yang sebelumnya direbut oleh pelaku G30S/PKI.
Orde Baru adalah masa pemerintahan presiden Soeharto. Pembangunan di Indonesia pada
masa Orde Baru sangat pesat. Namun angka korupsi juga meningkat. Soeharto membuat
program pembangunan jangka pendek yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Repelita I berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 3% menjadi
6,7% per tahun, meningkatkan pendapatan per kapita, dan menurunkan laju inflasi. Bahkan
pada tahun 1984 Indonesia berhasil mencapai swasembada beras, padahal pada tahun 1970-
an Indonesia adalah negara pengimpor beras terbesar di dunia. Namun pada masa ini terjadi
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah.