Anda di halaman 1dari 6

KOMANDO PASUKAN KHUSUS

GRUP 1 PARAKOMANDO

KAJIAN
Tentang
KEBUTUHAN ALAT BIDIK SAMPER THERMAL RIFLE SCOPE
GRUP 1 KOMANDO PASUKAN KHUSUS

BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
a. Grup 1 Parakomando merupakan salah satu Satuan operasional yang dimiliki
oleh Komando Pasukan Khusus dan dipimpin oleh seorang Komandan Grup
berpangkat Kolonel. Grup 1 Kopassus memiliki tugas pokok menjaga kesiapan
operasional pasukan untuk dikerahkan ke medan operasi yang bersifat strategis dan
terpilih dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Dalam rangka melengkapi
pasukan yang akan diterjunkan ke daerah operasi yang memiliki tingkat kerawanan
tinggi dan medan yang sulit maka diperlukan alat bidik thermal pada senjata serbu
perorangan dengan kaliber 5,56 guna mendukung keberhasilan tugas yang diberikan
oleh satuan atas.
b. Adanya ekslakasi konflik terutama di daerah Papua menuntut kesiapan prajurit
Grup 1 Kopassus apabila sewaktu-waktu diberangkatkan ke daerah yang telah dikuasai
oleh musuh dalam hal ini Kelompok Separatis Teroris (KST). Maka dari itu
diperlukannya suatu alat bantu penglihatan malam yang dapat mendeteksi dan
mengenali panas tubuh sekaligus digunakan sebagai alat bidik di senjata serbu
perorangan sehingga dapat lebih mengoptimalkan pencapaian keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas yang diberikan oleh satuan atas.
c. Mengingat pentingnya pemenuhan kebutuhan Alat Bidik Teropong Thermal
pada senjata serbu perorangan dalam rangka menyiapkan kesiapan prajurit Grup 1
Kopassus maka perlu dilakukan kajian terhadap alat bidik teropong Thermal pada
senjata serbu perorangan yang akan digunakan dalam pelaksanaan tugas operasi oleh
prajurit Grup 1 Kopassus
2. Maksud dan Tujuan.
а. Maksud. Memberikan gambaran kepada Pimpinan tentang kebutuhan
alat bidik teropong Thermal pada senjata serbu perorangan berkaliber 5,56 mm guna
mendukung pelaksanaan Tugas Operasi Prajurit Grup 1 Kopassus
b. Tujuan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada Pimpinan
untuk menentukan kebijakan pengadaan alat bidik teropong Thermal pada senjata
serbu perorangan kaliber 5,56 mm dalam rangka mendukung pelaksanaan Tugas
Operasi Prajurit Grup 1 Kopassus
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Kajian ini membahas alat bidik teropong Thermal pada
senjata serbu perorangan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan fungsi dan tugas
pokok di Grup 1 Kopassus yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:
a. Pendahuluan;
b. Latar Belakang;
c. Data dan Fakta;
d. Analisa; dan
e. Penutup.
4. Dasar
a. Keputusan Kasad Nomor Kep /1082/XII/2022 tanggal 5 Desember 2022
tentang Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran (PPPA) TNI AD TA 2023
b. Keputusan Danjen Kopassus Nomor Kep/82/XII/2022 tanggal 14 Desember
2022 tentang Program Kerja dan Anggaran Kopassus selaku Kotama Pembinaan TNI
AD TA 2023
BAB II
LATAR BELAKANG

5. Umum . Dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Prajurit Grup 1 Kopassus


untuk menyelesaikan sasaran yang bersifat strategis terpilih, maka dibutuhkan perlengkapan
perorangan lapangan yang efektif dan efisien dimana salah satunya adalah “Thermal Rifle
Scope” yang mampu mendeteksi keberadaan panas tubuh dan sekaligus sebagai alat bidik
pada senjata perorangan yang digunakan. Adapun alat bidik thermal yang digunakan harus
bisa digunakan di berbagai kondisi dan cuaca yang ekstrim serta memiliki daya tahan yang
baik sehingga dapat mengoptimalkan keberhasilan pelaksanaan tugas yang diberikan oleh
satuan atas.

6. Medan Operasi Prajurit Parakomando. Berikut adalah berbagai bentuk medan


operasi yang dihadapi Prajurit Grup 1 Parakomando
a. Daerah Dataran Tinggi (Pegunungan). Daerah Pegunungan khususnya di
daerah Papua sangat identik dengan hutan belantara dengan kontur yang curam dan
terjal. Adapun daerah tersebut memiliki ketinggian diatas 1000 mdpl yang
menyebabkan udara di daerah tersebut sangat lembab. Bahkan di beberapa daerah
yang dihadapi terdapat salju seperti di Grassberg menjadi tantangan tersendiri bagi
Prajurit Parako dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
b. Daerah Pemukiman. Pemukiman yang berada di daerah operasi Papua
dominan dengan rumah-rumah kayu ataupun honai. Adapun tugas yang diberikan
oleh satuan atas seringkali berupa Operasi Penyergapan maupun Perebutan Cepat, hal
ini menuntut prajurit untuk mengamati daerah tersebut secara cermat agar tidak
terjadi korban di pihak sendiri. Operasi Khusus tersebut dilaksanakan pada kondisi
yang masih gelap sehingga dapat mengoptimalkan keberhasilan tugas yang diberikan.
c. Daerah Perairan (Rawa). Air adalah penyokong utama kehidupan sehingga
cenderung sasaran tidak akan jauh dari aliran sungai ataupun sumber air lainnya.
Tanah disekitar sumber air berupa daratan berair bahkan dapat juga berupa rawa-
rawa dengan kepadatan tanaman yang beragam. Pohon bakau adalah salah satu yang
mendominasi di daerah rawa.

7. Pentingnya “Thermal Rifle Scope” dalam pelaksanaan Tugas Operasi. Alat bantu
penglihatan malam thermal sangatlah dibutuhkan oleh prajurit yang terjun secara langsung
ke daerah hitam guna mengenali dan mengidentifikasi adanya panas tubuh yang mendekat
maupun yang terlihat pada jarak jangkau senjata perorangan sehingga dapat meningkatkan
keberhasilan pelaksanaan tugas.
a. Infiltrasi ke sasaran oleh Prajurit Parakomando dilaksanakan pada malam hari
guna menjaga kerahasiaan. Infiltrasi tersebut dapat dilaksanakan selama beberapa
hari dengan medan yang cukup sulit. Maka dari itu, diperlukan alat bantu penglihatan
yang memiliki daya tahan terhadap cuaca yang ekstrim maupun guncangan serta
praktis dalam penggunaannya.
b. Adanya Prajurit yang ditugaskan sebagai Intelijen yang terjun secara langsung
di daerah musuh (KST) ataupun ditugaskan untuk menempati pos-pos yang
disekitarnya menjadi tempat persinggahan musuh mengharuskan Prajurit untuk terus
waspada terhadap kondisi sekitar. Alat bidik thermal sangatlah membantu untuk
melaksanakan Identifikasi Objek yang mendekat dan mencurigakan guna
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

8. Tantangan yang dihadapi Prajurit Grup 1 Kopassus di Medan Operasi. Sebagai


prajurit Pasukan Khusus tentu medan yang dihadapi berbeda dengan Pasukan regular. Tingkat
kesulitan dan kerawanan lebih tinggi sehingga perlunya antisipasi dan penyiapan yang matang
terhadap kondisi-kondisi berikut :
a. Medan Operasi Pegunungan dengan kecenderungan kelembapan udara yang
tinggi menyebabkan kabut tebal sehingga sangat membatasi penglihatan Prajurit.
b. Kondisi malam hari cukup menghambat pergerakan prajurit dikarenakan
sulitnya medan yang dihadapi dan keterbatasan penglihatan terhadap kondisi sekitar,
perlunya antisipasi dengan melakukan Scanning panas tubuh untuk menghindari
“Face to Face” dengan musuh.
c. Operasi yang dilaksanakan selama berhari-hari memerlukan Logistik dan
Perlengkapan yang memadai. Hal ini tentunya menjadikan beban gerak yang dibawa
oleh Prajurit cukup berat. Maka dari itu Prajurit harus membawa perlengkapan dan
persenjataan yang ringkas namun efektif digunakan untuk mengurangi beban gerak
tersebut.
BAB III
DATA DAN FAKTA

9. Umum. Sebagaimana yang diketahui bahwasanya medan serta pola operasi


Pasukan Khusus sangatlah berbeda dengan tingkat kesulitan dan tantangan yang cukup tinggi.
Maka dari itu dalam pelaksanaan tugasnya dibutuhkan senjata perorangan yang sudah
dilengkapi dengan “Samper Thermal Rifle Scope” yang memiliki spesifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas Grup 1 Kopassus.
a. Spesifikasi dan kelebihan Samper Thermal Rifle Scope. Alat bidik thermal
Samper sangatlah sesuai dengan kebutuhan prajurit Grup 1 Kopassus dihadapkan
pada berbagai kondisi di medan operasi. Adapun spesifikasi dan kelebihan Alat Bidik
Thermal Samper adalah sebagai berikut :

1) Sensor : Resolusi sensor 384x288, ukuran piksel 17 μ m, rentang


spektral 8-14 μ m, Frekuensi frame 30 mk, MRTD 50 Hz.
2) Optik : Bidang pandang 35 mm, Zoom digital berkesinambungan
10.6ox8o , Mata relif 1 x – 4 x, Dioptri Lensa mata 30m-+∞, Mode fokus manual
3) Tampilan : tampilan dan resolusi OLED 800X600, Penyesuaian Diopter
-5~+3SD, Bantuan mata 30 mm, Palet putih panas/hitam
panas/pelangi/merah/merah panas.
4) Jangkauan : Identifikasi jarak (manusia 1,8 m : 2300 m, 580 m, 290 m,
Identifikasi jarak (kendaraan : 3100 m, 780 m, 390 m.
5) Retikel : Jangkauan penyesuaian ±15 mil, warna retikel (merah,kuming,
hijau), tipe retikel 2 jenis (dapat disesuaikan untuk 15 jenis).
6) Multimedia : pengambilan gambar, perekaman video & streaming
langsung.
7) Power Supply : Jenis batrai 18.650 x 1, waktu pengoprasian ≥8 jam.
8) Koneksi dan Kompatibilitas : Maks. Recoil power pada
senapan >200 g goncangan, untuk munisi 5.56 mm, 7.62 mm, Jenis rel
pemasangan Picatinny, wifi jangkauan koneksi 1 m kabel tersedia sebagai opsi
terpisah.
9) Karakteristik fisik : Dimensi dan bahan alat 193 mm, x 76 mm, x 82 mm,
paduan aluminium, Berat ≤485 gr, waktu penyalaan ≤10 skon.
10) Karakteristik lingkungan : Tingkat perlindungan kode IP IP67, suhu
operasi -40°C~+55°C, penyimpanan suhu -50°C suhu~+70°C

a. Aspek Operasional yang Diharapkan. Aspek operasional yang diharapkan oleh


teknologi yang diberikan oleh Teropong Samper Smart Thermal Rifle Scope
adalah sebagai berikut :
1) Kemudahan dalam pengoperasionalan alat;
2) Efektivitas jarak pandang;
3) Efisiensi penggunaan daya; dan
4) Ketahanan terhadap berbagai kondisi di daerah operasi.

BAB IV
ANALISA

10. Umum . Untuk dapat menilai kemampuan dan membuat studi alat
Perlengkapan khusus maka perlu dilakukan analisa atau tinjauan dari beberapa aspek yaitu
aspek teknis, aspek operasional, aspek ekonomis dan aspek politis (Kebijakan pemerintah dari
negara produsen alat).
11. Tinjauan Aspek Operasional. Sesuai dengan data karakteristik teknis, maka
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Kemudahan atau Simplicity.
b. Efektivitas jarak pandang atau Sight Efectivity.
c. Efisiensi penggunaan daya atau Power Efficiency.
d. Ketahanan operasional atau Rigidity.
e. Kehandalan atau Reliability.
12. Tinjauan Aspek Teknis. Secara teknis data terkait dengan spesifikasi teknis
Teropong Samper Smart Thermal Rifle Scope memenuhi persyaratan teknis sesuai KSU
(Ketentuan Standar Umum), maka dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Teropong Samper Smart Thermal Rifle Scope yang dikaji memiliki kemudahan
dalam pengoperasionalan serta bentuk yang jauh lebih ringkas apabila dibandingkan
dengan produk serupa buatan pabrikan lain.
b. Dari segi teknis, Teropong Samper Smart Thermal Rifle Scope yang dikaji dibuat
dengan menggunakan material khusus sehingga memiliki bobot yang ringan namun
memiliki efektivitas dan efisiensi yang sangat baik pada saat digunakan.
12. Tinjauan Aspek Ekonomis. Aspek ekonomis yang dimaksud dalam hal ini adalah
tinjauan tentang kesesuaian antara harga barang dengan kualitas yang diberikan. Samper
Smart Thermal Rifle Scope menggunakan sumber daya baterai jenis 18.650 yang rechargeable
(berbeda dengan thermal merk lain yang mayoritas menggunakan baterai jenis CR123
ataupun AA) serta memiliki daya tahan operasional yang cukup lama sehingga diperoleh
aspek penghematan.
13. Tinjauan Aspek Politis. Dari segi politis, negara produksi (Country of
Manufacturing) merupakan sesama negara Asean sehingga memudahkan export license
untuk Indonesia sehingga menjamin kemudahan dalam penambahan jumlah kedepannya
serta jaminan ketersediaan suku cadang dalam rangka pemeliharaan

BAB V
PENUTUP

14. Penutup. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan meliputi spesifikasi teknis,
operasional, ekonomis dan politis, maka Teropong Samper Smart Thermal Rifle Scope yang
telah dikaji diatas dinilai sesuai untuk memenuhi tuntutan pelaksanaan latihan dan tugas
operasi bagi Prajurit Grup 1 Kopassus sehingga dapat mendukung keberhasilan pencapaian
tugas yang diberikan oleh Satuan atas.

Komandan Grup 1 Kopassus

Romel Jangga W.,S.E.,M.I.Pol.,M.Han.


Kolonel Inf NRP 11000037951278

Anda mungkin juga menyukai