Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karna kami dapat
menyelesaikan makalah ini . Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca tentang “gosip”, bagaimana dampak-
dampak gosip dan bagaimana Alkitab menanggapi mengenai gosip.
Gosip sudah sungguh marak menyebar di kalangan masyarakat , dan biasanya
gosip mengarah kepada arah negative . Oleh sebab itu kami menyusun makalah
ini untuk membantu saudara/I sekalian dalam menanggapi gosip. Harapan kami
makalah ini dapat membantu para pembaca untuk menambah ilmu.Juga Mak
DAFTAR IS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Gosip adalah pembicaraan atau desas-desus yang tidak berguna , terutama tentang urusan
pribadi atau pribadi orang lain; tindakan tersebut juga dikenal sebagai dishing atau
tattling.Merujuk pada KBBI, gosip berarti obrolan tentang orang lain; cerita negatif tentang
seseorang, dan pergunjingan. Bergosip dicap sebagai kegiatan negatif oleh masyarakat.
Padahal, bergosip merupakan hal yang sangat wajar dilakukan oleh manusia, sebab berbagi
informasi merupakan bagian dari hidup manusia sebagai makhluk sosial. Bagi beberapa
peneliti berpendapat bahwa manusia perlu bergosip sebagai salah satu cara untuk bertahan
hidup. Dorongan untuk membagikan informasi menarik merupakan bagian dari diri kita dan
karakteristik alami dari spesies kita.

Rumusan Masalah
1.Sejarah Gosip
2.Efek gosip
3.Pandangan para ahli mengenai gosip
4.Dampak Gosip
5.Pandangan Alkitab tentang Gosip

Tujuan
1.Mengetahui sejarah gosip
2.mengetahui efek gosip
3.Mengetahui pandangan ahli tentang gosip
4.Menetahui dampak gosip
5. mengetahu pandangan Alkitab tentang gosip
1

BAB II
1
Bergosip adalah Cara Homo Sapiens Bertahan Hidup

1
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Gosip


Gosip adalah pembicaraan atau desas-desus yang tidak berguna , terutama tentang urusan
pribadi atau pribadi orang lain; tindakan tersebut juga dikenal sebagai dishing atau
tattling.Secara Etimologi Kata gosip berasal dari bahasa Inggris Kuno Godsibb , dari god dan
sibb , sebutan untuk wali baptis anak seseorang atau orang tua dari anak baptisnya, umumnya
adalah teman dekat. Pada abad ke-16, kata tersebut memiliki arti seseorang, sebagian besar
adalah wanita, orang yang senang berbincang-bincang, penjual berita, dan pengadu. Pada
awal abad ke-19, istilah ini diperluas dari pembicara menjadi percakapan orang-orang
tersebut. Kata kerja bergosip , yang berarti "menjadi gosip", pertama kali muncul di
Shakespeare .Istilah ini berasal dari kamar tidur pada saat melahirkan. Melahirkan dulunya
merupakan acara sosial yang hanya dihadiri oleh perempuan. Kerabat dan tetangga wanita
dari wanita hamil tersebut akan berkumpul dan berbincang-bincang. Seiring berjalannya
waktu, gosip menjadi berarti pembicaraan tentang orang lain. Menurut Wert dan Salovey
(2004), gosip adalah percakapan evaluatif mengenai sesuatu yang negatif yang bersifat
informal mengenai permasalahan suatu Page 3 3 kelompok atau seseorang yang tidak hadir
atau di belakang dalam suatu lingkungan sosial.

2.2.Efek gosib
Efek gosip bagi korban gosip dan penggosip sungguh .Dah sgab. Gosip bisa menyakibkan
habi orang yang digosipkan, bahkan bisa merusak pergaulan. Mudarabnya bernyaba lebih
merugikan penggosip karena bisa mengakibabkan bangkrub pada yaumul hisab. Pernahkah
kiba membagang- kan, alangkah bahagianya jika bergaul banpa gosip? Sepinbas, pikiran ini
sebabas angan-angan yang sulib direalisasikan dalam masyarakab yang sedang demam gosip,
apalagi media sangab mendukung perkembangan gosip. Penulis optimis jika kiba mengenal
hikmah dan mudarab gosip, cara efekbif mencegah gosip, menyikapi gosip dengan bjaksana,
dan ikub akbif dalam gerakan anbigosip nasional, kiba semua akan bahagia karena berbebas
dari gosip.

2
2
2.3.Pandangan para ahli mengenai gosip

2
3
Bergosip adalah Cara Homo Sapiens Bertahan Hidup
a). David Ludden,
David ludden profesor psikologi dari Georgia Gwinnett College, menyatakan bahwa
bergosip juga bisa menjadi hal yang positif atau netral. "Kita adalah makhluk sosial,
jadi kita akan sangat terbantu mendapatkan informasi tentang seseorang dari orang
lain, mengingat jaringan sosial sangatlah besar dan kita tak akan mampu
mengobservasinya seorang diri," ujar Ludden.

b). Megan Robbins


Namun menurut Megan Robbins, asisten profesor psikologi di Universitas California,
bergosip lebih tentang membicarakan seseorang yang tidak hadir di tengah-tengah
pembicaraan, alias membicarakan seseorang di belakangnya. Meski bergosip dinilai
sebagai aktivitas yang buruk dan negatif, tapi tak bisa disangkal, bahwa semua orang
pasti pernah melakukan aktivitas ini. "Ini adalah sesuatu yang natural, bagian dari
komunikasi manusia pada umumnya, saling berbagi informasi dan membangun
keeratan sosial," ujar Robbins .

c) Dunbar

aktivitas di mana percakapan soal topik sosial dan pribadi berlangsung—adalah syarat
mendasar keberadaan kondisi manusia. “Jika kita tidak dapat terlibat dalam diskusi
tentang masalah (sosial dan pribadi) ini, kita tidak akan dapat mempertahankan jenis
masyarakat yang sekarang sedang kita huni,” tulisnya.

2.4.Dampak Gosip
3
tak-selamanya-jelek-ini-sisi-positif-dari-bergosip-menurut-penelitian?page=all

4
1.Dampak negatif gosip
a) Melansir dari Good Therapy, bergosip umumnya membicarakan hubungan
percintaan atau masalah-masalah personal dari seseorang, yang bisa membuat
target atau seseorang yang dibicarakan ini merasa malu dan tersakiti.
b) Banyak hal mengapa seseorang suka bergosip. Beberapa orang membicarakan
kejelekan orang lain agar mereka bisa merasa lebih baik akan dirinya sendiri.
c) Alasan lain, seseorang akan melemparkan isu hanya untuk menarik perhatian
atau agar bisa diterima dalam suatu lingkungan tertentu.
d) Banyak efek negatif dari bergosip. Si target, tentu saja akan merasa malu dan
terkhianati jika masalah pribadinya dibahas di belakangnya.
e) Efek negatif juga bisa mengenai si pelaku atau mereka yang ikut bergosip.
Efek pertama, mereka akan dikenal sebagai seseorang yang suka menghakimi
dan tak bisa dipercaya.
f) Kemudian, mereka juga akan dicap sebagai pengecut, karena alih-alih
menyelesaikan permasalahan secara personal dengan yang bersangkutan,
mereka malah membicarakan permasalahan yang ada dengan pihak lain.
g) Bergosip bisa sangat negatif jika kita memiliki niatan jahat untuk
menjatuhkan orang lain, seperti mengomentari penampilan atau fisik
seseorang. Dalam hal ini, gosip yang ada tak menguntungkan berbagai pihak
karena tak menyampaikan informasi yang bermanfaat.

2.Dampak positf
a) Meski berbau negatif, namun bergosip ternyata juga bisa membawa sisi positif
yang terselubung. Semisal di lingkungan kerja seseorang mendengar gosip
bahwa seorang karyawan akan di-PHK lantaran kurang dinamis, maka
seseorang ini bisa menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki
kualitas kerjanya sendiri, agar ia tak mendapat perlakukan yang sama
nantinya, yaitu terkena PHK.
b) "Kita adalah makhluk sosial, jadi kita akan sangat terbantu mendapatkan
informasi tentang seseorang dari orang lain, mengingat jaringan sosial
sangatlah besar dan kita tak akan mampu mengobservasinya seorang diri
c) Selain sebagai ajang mendapatkan informasi, gosip juga bisa digunakan
sebagai ajang mempelajari budaya dan lingkungan. Dari gosip, kita jadi tahu
apa yang diterima atau dibenci oleh lingkungan, sehingga kita bisa berusaha
bertingkah laku sesuai koridor yang ada di lingkungan tersebut.
d) Bergosip juga bisa mengeratkan hubungan. Karena merasa berada pada
"halaman" yang sama, sekelompok orang yang bergosip akan memiliki ikatan
lebih erat dibanding sebelumnya.
e) Bergosip bisa menyingkirkan kesepian dan mereduksi stres, dan meningkatkan
ikatan pertemanan atau persaudaraan antar orang,
2.5.Pandangan Alkitab tentang Gosip
2.5.1.Alkitab sangat menentang mengenai Gosip karna Gosip dapat menimbulakan sesuatu
yang berakibat buruk . Mazmur Daud mengatakan gosip itu dosa. Dan Yakobus
meringkaskannya sebagai berikut: Lidah [yang tak terkekang] pun adalah api, ia merupakan
suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai
sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia
sendiri dinyalakan oleh api neraka” (Yakobus 3:6).Secara tegas rasul Paulus mengajarkan
kita bagaimana memperggunakan kata-kata kita untuk membangun orang lain. Dia
menyemangati kita sebagai berikut: “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun di mana perlu supaya mereka
mendengarnya beroleh kasih karunia …Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian
dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Efesus 4:29,
31-32).. Berikut empat akibat buruk dari gosip menurut Alkitab
Pertama, hal ini merusak hubungan persahabatan. “Orang yang curang menimbulkan
pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 16:28). “Siapa
menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangki perkara,
menceraikan sahabat yang karib” (Amsal 17:9). Kadang gosip dilakukan dengan sengaja dan
jahat oleh seseorang yang iri yang sakit hati terhadap teman yang dimiliki orang lain. Jika dia
bisa menggali informasi hina apapun, dia bisa menggunakannya untuk memisahkan mereka
dan masuk kedalam cela. Dia melihat lebih mudah memenangkan teman dengan menunjukan
kebaikan dan ketidakegoisan kepada yang lain. “Saya tidak bermaksud bicara tentang dia,
tapi …” “Saya tidak ingin kamu berpikir saya bergosip, tapi …” Dan itulah pisaunya!
Kedua, gossip melukai orang. “Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke
lubuk hati” (Amsal 18:8). Apa yang anda rasakan saat menemukan orang lain sedang
membicarakan hal yang tidak baik tentang anda? Mereka mungkin menikmatinya seperti
gula, tapi itu melukai anda bukan? Dan sakitnya mencapai kelubuk hati. Walau kita tahu
Tuhan ingin kita mengampuni mereka, kita biasanya bimbang, khawatir, jengkel karena itu,
merasa bersalah dan marah terhadap mereka. Kadang itu mulai mempengaruhi kemampuan
anda berfungsi secara baik. Dan itu memerlukan waktu lama untuk sembuh. Pikir lagi jika
disaat berikut anda merasa ingin membagikan sesuatu tentang orang lain. Apakah hal itu juga
kalau dikatakan tentang anda bisa anda terima, walaupun itu benar sekalipun?
Ketiga, Gosip menghasut kemarahan. “Angin utara membawa hujan, bicara secara rahasia
muka marah” (Amsal 25:23). Beberapa orang yang paling pemarah yang pernah saya ajak
bicara menjadi korban gosip. Mereka jadi murka. Hasil dari kemarahan mereka adalah dosa,
dan mereka perlu menyelesaikannya. Tapi orang yang mengatakannya harus tetap
mempertanggung jawabkan ketidaktaatannya terhadap Firman Tuhan.
Keempat, Itu menyebabkan perselisihan. “Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak
ada, redalah pertengkaran” (Amsal 26:20). Kita semua mengetahui banyak gereja yang
hancur karena perselisihan. Tapi ada satu hal dimana perselisihan bisa tidak muncul jika
orang berhenti bergosip.
5

“Apakah kamu tahu apa katanya? Sini saya katakan apa pendapat saya tentangnya.
Pembicaraan yang bodoh. Tapi ini seperti kayu yang sedang terbakar. Itu
membuat orang tergerak, dan mereka membuat orang lain juga tergerak, dan yang mulanya
hanya api kecil menjadi amukan api.
Yakobus memberitahu kita dimana api kecil itu datang. Dia berkata, “Itu dinyalakan oleh api
neraka” (Yak. 3:6). Dan setan pasti tertawa melihatnya. Gosip adalah permainannya. Iblis
menamakannya “fitnah”. Dan dia disebut “pendakwa saudara-saudara kita” (Wahyu 12:10).
Tapi Tuhan membenci hal ini. Dia mengatakan bahwa orang yang menyebarkan perselisihan
diantara saudara merupakan kejijikan bagiNya (Amsal 6:16-19).

2.5.2.Alkitab juga mengajarkan beberapa cara untuk menghindari gosip dan memberi
beberapa langkah-langkah untuk menghindari seperti yang di bawah ini :
pertama untuk menghilangkan gossip dari pembicaraan kita adalah mentaati perintah
Kristus dan berhadapan langsung dengan orang itu. “Apabila saudaramu berbuat dosa,
tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali” (Matius 18:15). Tuhan ingin kita menegur mereka yang bersalah. Jika
seseorang melakukan sesuatu yang menyerang kita, bersalah, mengambil kesempatan atau
mengagalkan kita dengan cara apapun, atau jika kita mengetahui ada dosa yang serius yang
telah dilakukan, kita harus bicara langsung pada orang itu. Jangan kepada orang lain! Hanya
kepada dia. Jika hal itu kecil, mungkin kita langsung mengampuninya dan melupakannya.
Tapi jika itu penting, kita harus bicara langsung padanya lebih dulu. Dan jika tidak begitu
penting sampai harus bicara langsung padanya, maka jelas hal ini tidak bisa dikatakan pada
orang lain.
kedua dalam menghilangkan gossip adalah menolak mendengarnya. “Siapa mengumpat,
membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut”
(Amsal 20:19). Jika kita semua mau mengikuti saran ini, gossip tidak bisa menancapkan
racunnya. Sangat sulit untuk tidak mendengar saat seseorang memberikan kita informasi
kelas tinggi dan sangat rahasia. Itu membuat kita merasa penting karena mereka memilih
mengatakannya pada kita. Natur dosa kita yang lama mendorong kita untuk melakukannya
dan menyimpannya agar suatu hari bisa digunakan untuk meningkatkan derajat kita. Tapi
baik pendengar maupun yang mengatakan sama bersalahnya. Orang bicara karena ada yang
mendengar. Jika tidak ada yang mendengar, gossip akan hilan.
ketiga untuk mengatasi gossip adalah lebih terbuka terhadap kelemahan anda. Kita
senang menyimpan kelemahan kita untuk menjaga image. Jika kita tidak sedang rukun
dengan pasangan, atau salah satu anak lari dari rumah, atau kita kesulitan dalam pekerjaan,
kita tidak ingin orang lain mengetahuinya karena itu bisa menghancurkan reputasi kita
sebagai orang Kristen yang baik. Tapi rahasia kita tidak hanya menghalangi penyembuhan
yang bisa dilakukan anggota Tubuh yang lain, tapi juga menyediakan tempat bagi rumor. Jika
kita secara terbuka membagikan masalah dan secara pribadi meminta dukungan doa dari
orang percaya lainnya, kita akan sangat tertolong, dan misteri yang merupakan makanan
gossip akan lenyap. Tidak ada alasan untuk gossip jika semua orang sudah mengetahuinya.

4
kristenalkitabiah.com 6
keempat adalah belajar mengasihi. Kita belajar hal itu dari kasih Tuhan kepada kita (1
Yoh. 4:19). Dan saat kita sudah belajar, kita tidak akan bergosip lagi. “Kebencian
menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran” (Amsal 10:12). Hal
ini disinggung Petrus saat berkata, “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh
seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8). Hal
terburuk dari gossip adalah itu sama sekali tidak mengasihi. Kita tidak menunjukan kasih
pada orang yang kita bicarakan. Kita menghancurkannya dihadapan orang lain, dimana kasih
seharunya membangun (1 Kor. 8:1). Sebelum kita membuka mulut kita lebih dulu bertanya,
“Apakah ini akan membangun orang lain? Apakah ini akan membangun kepercayaan?
Apakah ini akan membangun kasih?” Jika tidak, lebih baik tidak dikatakan. Ada banyak hal
yang sudah saya katakan, yang saya harap bisa saya tarik kembali. Tapi sudah terlambat!
Perkataan yang tidak dipikir, tidak kasih tidak bisa ditarik kembali. Belajarlah mengasihi!
Kelima Minta Tuhan menolong menjaga lidah anda. Pemazmur berkata. “Mudah-
mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung
batuku dan penebusku” (Maz 19:14). “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu
bibirku!” (Maz 141:3). Tuhan senang menolong orang yang dengan rendah hati mengakui
kebutuhan mereka dan meminta pertolonganNya. Maukah anda mencobanya? Dia akan
menolong anda menaklukan kebiasaan gossip anda.

Anda mungkin juga menyukai