Monolog
Monolog
Monolog
AYAH
Ayah sudah meninggalkan aku dan ibu sejak usiaku menginjak 6 tahun.
Hingga 11 tahun telah berlalu dan aku hanya sedikit mengingat hal
tentangnya.
Selama aku tumbuh mulai dari SD, SMP dan SMA banyak sekali rasa
penasaran. Penasaran tentang bagaimana rasanya pulang pergi sekolah
diantarkan oleh ayah sama seperti anak-anaknya. Bagaimana rasanya
diambilkan rapor oleh ayah.
Bagaimana rasanya bisa pergi, bercanda bahkan liburan bersama
dengan keluarga yang lengkap?
Aku sangat iri dan tidak adil dengan teman-temanku. Mengapa
mereka bisa bersenang-senang dengan ayahnya masing-masing
sedangkan aku tidak? Kenapa tuhan mengambilnya sebelum aku bisa
merasakan kasih sayangnya yang sesungguhnya Bahkan kini pun aku
tidak bisa mengingat dengan jelas bagaimana wajahnya, sifatnya,
rambutnya dan cara tertawanya.
Rasa rindu selalu datang dan menyerangku yang lemah ini. Air mata
tak pernah berhasil ku bendung kala mencoba mengingat sosoknya. Kapan
perasaan yang sangat menyiksa ini akan berakhir? Kapan rasa rindu dan
penasaranku akan kasih sayang ayah terbalas?