Anda di halaman 1dari 5

DOPS TERAPI OKSIGEN PADA BAYI

DISUSUN OLEH
ROSIHAN ANWAR
NPM : 2214901032

Preseptor

Ns.Andri Kusuma Wijaya, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BENGKULU
pengertian terapi oksigen
Terapi oksigen adalah suatu tindakan medis yang bertujuan untuk memberikan tambahan
oksigen kepada seseorang yang mengalami gangguan atau kondisi yang memengaruhi kadar
oksigen dalam darahnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah,
memberikan dukungan pernapasan, dan memastikan tubuh mendapatkan oksigen yang cukup
untuk berfungsi secara optimal.

Terapi oksigen dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kebutuhan pasien dan
tingkat keparahan kondisi medisnya. Beberapa metode umum terapi oksigen melibatkan
penggunaan peralatan seperti kanul nasal, topeng wajah, headbox, continuous positive airway
pressure (CPAP), atau ventilator.

Terapi Oksigen Pada Bayi

Terapi oksigen pada bayi dapat diberikan dalam berbagai cara tergantung pada tingkat
kebutuhan oksigen dan kondisi medis bayi. Berikut adalah beberapa metode terapi oksigen
yang umum digunakan pada bayi:

1. Kanul Nasal
 Kanul nasal adalah tabung plastik tipis yang dimasukkan ke dalam hidung bayi.
 Metode ini cocok untuk memberikan kadar oksigen rendah hingga sedang.
 Kanul nasal umumnya nyaman dan dapat digunakan pada bayi dengan pernapasan
mandiri yang cukup baik.
2. Topeng Wajah:
 Topeng wajah digunakan untuk bayi yang membutuhkan kadar oksigen yang lebih tinggi.
 Topeng ini ditempatkan dengan lembut di atas hidung dan mulut bayi.
 Topeng wajah sering digunakan pada bayi yang memerlukan bantuan pernapasan.
3. Headbox:
 Headbox adalah ruang terbuka di sekitar kepala bayi yang diisi dengan oksigen.
 Bayi dapat bernapas secara normal dalam ruang ini dan menghirup oksigen yang
diberikan.
 Metode ini cocok untuk bayi yang pernapasannya relatif baik dan hanya membutuhkan
tambahan oksigen.
4. CPAP (Continuous Positive Airway Pressure):
 CPAP adalah metode yang memberikan tekanan positif pada saluran pernapasan bayi,
membantu menjaga saluran pernapasan tetap terbuka.
 Digunakan pada bayi yang mengalami kesulitan bernapas atau memiliki masalah
pernapasan lainnya.
 CPAP dapat diberikan dengan menggunakan kanul nasal atau topeng wajah.
5. Ventilator:
 Ventilator atau respirator adalah alat mekanis yang memberikan bantuan pernapasan
secara lengkap kepada bayi.
 Digunakan pada bayi dengan kondisi pernapasan yang parah atau yang memerlukan
bantuan pernapasan penuh.

Dalam memberikan terapi oksigen pada bayi, penting untuk memonitor saturasi oksigen
(SpO2) bayi secara teratur. Penggunaan terapi oksigen harus selalu diawasi oleh tim medis
yang berpengalaman, dan pengaturan aliran oksigen disesuaikan dengan kebutuhan individu
bayi.

Pemberian oksigen berlebihan juga perlu dihindari karena dapat menyebabkan kerusakan
paru-paru pada bayi. Selalu ikuti petunjuk dan rekomendasi dokter atau perawat yang
merawat bayi untuk memastikan bahwa terapi oksigen diberikan secara efektif dan aman.
 Tindakan Terapi Oksigen

Tindakan terapi oksigen melibatkan serangkaian langkah untuk memberikan oksigen


tambahan kepada seseorang yang mengalami kekurangan oksigen. Berikut adalah beberapa
langkah umum yang terkait dengan tindakan terapi oksigen:

1. Evaluasi Kebutuhan:
 Evaluasi kebutuhan oksigen pasien dilakukan oleh tim medis berdasarkan gejala klinis,
hasil pengukuran saturasi oksigen, dan kondisi umum pasien.
2. Pemilihan Perangkat Oksigen:
 Pemilihan perangkat oksigen disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Ini dapat
mencakup kanul nasal, topeng wajah, headbox, CPAP, atau ventilator.
3. Preskripsi dan Pengaturan Aliran:
Dokter meresepkan tingkat aliran oksigen yang sesuai berdasarkan kebutuhan pasien.
 Aliran oksigen diatur sesuai dengan resep dokter untuk mencapai tingkat saturasi
oksigen yang diinginkan.
4. Pemasangan Perangkat:
 Kanul nasal dimasukkan ke dalam hidung pasien dengan hati-hati dan diperiksa untuk
memastikan posisinya yang tepat.
 Topeng wajah dipasang dengan memastikan pasien dapat bernapas dengan nyaman
melalui hidung dan mulut.
5. Pemantauan dan Pengukuran Saturasi Oksigen:
 Satu atau beberapa alat pengukur saturasi oksigen (oksimeter) dapat digunakan untuk
memantau tingkat oksigen dalam darah.
 Pemantauan ini membantu menilai respons terapi oksigen dan mengatur tingkat aliran
oksigen jika diperlukan.
6. Keselamatan Lingkungan:
 Pastikan lingkungan di sekitar pasien aman dari sumber api atau bahan yang mudah
terbakar karena oksigen dapat meningkatkan risiko kebakaran.
 Hindari penggunaan minyak atau produk berbasis minyak di dekat perangkat oksigen.
7. Edukasi Pasien dan Keluarga:
 Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara menggunakan perangkat
oksigen, mengenali tanda-tanda perburukan kondisi, dan tindakan darurat yang perlu
diambil.
8. Pemantauan dan Evaluasi Respons Terapi:
 Tim medis memantau respons pasien terhadap terapi oksigen dan melakukan penilaian
berkala untuk menentukan apakah perlu ada penyesuaian dosis atau jenis perangkat.
9. Dokumentasi:
 Catat tingkat aliran oksigen yang digunakan, tanda vital, dan hasil pengukuran saturasi
oksigen.
 Dokumentasikan respons pasien terhadap terapi oksigen.
10. Penyesuaian Terapi:
 Sesuaikan tingkat aliran atau jenis perangkat oksigen berdasarkan evaluasi berkala atau
perubahan kondisi pasien.

Tindakan terapi oksigen harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan rekomendasi
dokter. Kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tim medis sangat penting untuk mencapai
hasil yang optimal dalam pemberian terapi oksigen.

Anda mungkin juga menyukai