MODUL
AJAR
Program Keahlian
Dasar-Dasar Agribisnis
Perikanan
Bidang : Agribisnis dan Agroteknologi
Keahlian : Agribisnis Perikanan
Program : Dasar-dasar Agribisnis
Keahlian Mata Perikanan
Pelajaran : Fase E/Kelas X
Fase/Kelas : Rohmatillah Khomsah, S.Pi
Nama Penyusun : SMK Negeri 1 Tanjung Lago
Instansi
MODUL AJAR
MATA PELAJARAN
-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURU
Fase E
Kelas X Semester 2
Modul ajar ini diajukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Dasar
Program Keahlian Agribisnis Perikanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya karena
penulis dapat menyelesaikan Modul Ajar Dasar Program Keahlian Agribisnis Perikanan
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.
Penyusunan Modul Ajar Dasar Program Keahlian Agribisnis Perikanan Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023 ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan
demikian, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Modul Ajar ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan buku pembelajaran ini. Akhirnya penulis berharap, semoga Modul Ajar ini
dapat bermanfaat.
Rohmatillah Khomsah,S.Pi.,Gr
NIP. 199311132022212025
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami tentang
karakteristik komoditas perikanan yaitu morfologi, anatomi serta
sistem fisiologis pada berbagai komoditas perikanan, seperti ikan
bersirip (finfish), kekerangan (moluska), udang/kepiting/rajungan
(crustacea), dan rumput laut.
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Menurut kalian mengapa ikan memiliki bentuk tubuh yang berbeda-
beda?
- Menurut kalian mengapa ikan tongkol termasuk salah satu ikan yang
memiliki kecepatan renang tercepat?
Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam hal
morfologi ikan bersayap (finfish).
Pertanyaan Asesmen Awal
1. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi komoditas perikanan?
b
c
Bisakah kalian menjelaskan baagian tubuh apa saja yang ditunjukkan pada gambar di atas?
a b c d
Dari ke-4 gambar di atas, perbedaan apa saja yang kalian temukan?
2. Kegiatan Inti
Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok
Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan
materi yang telah ditentukan sebagai berikut:
Kelompok 1 : - pengertian morfologi komoditas perikanan
- bagain-bagian tubuh ikan
Kelompok 2 : bentuk-bentuk tubuh ikan
Kelompok 3 : bentuk dan posisi mulut ikan
Kelompok 4 : - bentuk sirip ikan
- linea lateralis (Ll)
Kelompok 5 : ciri-ciri meristik dan morfometrik
Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing.
Guru melakukan asesmen formatif
Pertanyaan Asesmen Formatif
a b c
Apa yang bisa kalian jelaskan pada gambar bagian-bagian tubuh ikan di atas?
a b
Apa yang bisa kalian jelaskan dari ke-2 gambar ini, baik dari bentuk tubuhnya, bentuk dan posisi mulutnya, si
Jika sirip punggung ikan nila memiliki jari-jari keras 5, jari-jari lemah 12, bagaimana rumus meristiknya?
Bagaimana cara mengukur panjang total tubuh ikan?
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Mengapa panjang kaki udang bagian depan tidak sama dengan
panjang kaki udang bagian belakang?
- Mengapa rumput laut tidak punya akar, batang dan daun sejati?
Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam
materi morfologi kekerangan (Molusca), Morfologi udang/kepiting/rajungan,
dan Morfologi rumput laut (Alga).
Pertanyaan Asesmen
Apa yang
Asesmen awalbisa
ini kalian
dapat jelaskan dari
dilakukan bentuk/bagian
secara lisan atauluar tubuh udang
tertulis
yang
Guru dapat dilihat
bersama secara
peserta langsung
didik seperti gambar
mendiskusikan hasildi atas!
jawaban asesmen awal
3. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi rumput laut (Alga)?
2. Kegiatan Inti
Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok
Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan
materi yang telah ditentukan sebagai berikut:
Kelompok 1 : morfologi kekerangan (moluska)
Kelompok 2 : morfologi udang/kepiting/rajungan (crustacea)
Kelompok 3 : morfologi rumput laut
Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing
Guru melakukan asesmen formatif
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.
Apa yang bisa kalian jelaskan dari morfologi kerkerangan (Alga) yang
ditunjukkan pada gambar?
Apa yang bisa kalian jelaskan dari bagian-bagian tubuh luar udang yang
ditunjukkan pada gambar di atas?
3. Apa yang bisa kalian jelas dari bentuk-bentuk percabangan thallus rumput
laut?
Lembar Jawaban Asesmen Formatif
Nama :
Kelas :
No Jawaban Sesuai Kriteria Tidak sesuai
Kriteria
1
2
3
Peserta didik diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar
sesuai kriteria.
Nama :
Kelas :
Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Mejelaskan morfologi Dapat menjelaskan
kekerangan (Molusca) morfologi kekerangan
(Molusca)
2 Menjelaskan morfologi Dapat menjelaskan
udang/kepiting/rajungan pembagian tubuh udang
(Crustacea) (crustasea)
Dapat menjelaskan bagian-
bagain tubuh udang
(crustacea)
3 Menjelaskan morfologi Dapat menjelaskan bagian-
rumput laut (Alga) bagian tubuh rumput laut
Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk thallus
Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk percabangan thallus
Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk holdfast
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Apabila peserta didik merasa belum mampu melaksanakan salah satu
KKTP dari KKTP diatas maka peserta didik harus mempelajari kembali
kompetensi tersebut baik secara mandiri atau berkelompok.
Peserta didik disebut telah mencapai KKTP apabila point 1 - 3 pada tabel
diatas terisi cek list (v) pada kolom ‘Ya’ semua.
Jika ada salah satu kompetensi yang berisi ‘Tidak’ maka peserta didik
harus mempelajari kembali materi diatas.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Tahukah kalian bahwa pada bagian tubuh ikan ada bagian tubuh
yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan ikan lain? (temukan pada
saat praktikum)
2. Kegiatan Inti
Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang praktik
morfologi komoditas perikanan.
Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 6-7
orang.
Guru membagikan LKPD yang harus dikerjakan peserta didik dalam
praktik morfologi komoditas perikanan.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD yang
sudah dibagikan dan berdiskusi dengan guru tentang hal-hal yang
belum dimengerti dalam LKPD tersebut.
Peserta didik melakukan praktik terbatas secara berkelompok dan
mengerjakan instruksi yang terdapat dalam LKPD.
A. Dasar Teori
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu
organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri
yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun
yang dimaksud
dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di
dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar.
Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain
adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik,
gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip
belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna
badan dan atau bagian-bagian badan tersebut.
B. Tujuan Praktik
Setelah melaksanakan praktik peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi morfologi beberapa jenis ikan
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis ikan berdasarkan ciri morfologinya
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan dan bahan sesuai jenis dan fungsinya
2. Gunakan perlengkapan keamanan kerja/praktik yang standar
(wearpack, boot safety dan sarung tangan)
E. Langkah Kerja
1) Ikan yang telah mati diletakkan pada baki plastik tempat preparat
dengan posisi kepala terletak di sebelah kiri dan punggung terletak di
atas.
2) Sirip-sirip ikan dibuat dalam posisi meregang, yaitu diregangkan
dengan bantuan jarum pentul.
3) Gambar ikan yang telah disiapkan tadi dan agar gambar yang dibuat
mirip dengan keadaan aslinya, buatlah sketsa terlebih dahulu.
4) Dalam membuat sketsa ukurlah bagian-bagian dari tubuh ikan
kemudian perbesar/perkecil ukuran-ukuran tersebut sesuai dengan
gambar yang diinginkan.
5) Setelah sketsa terbentuk, periksalah posisi dari bagian-bagian tubuh
ikan, misalnya letak sirip-sirip, mata dan sebagainya apakah sudah
berada pada posisi yang benar?
6) Gambarlah ikan dengan garis yang tegas dan jelas
No Ikan Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari-
jari jari Rumus jari jari Rumus jari jari Rumus jari jari Rumus jati jari Rumus
keras lemah keras lemah keras lemah keras lemah keras lemah
Asesmen Formatif Praktik Terbatas Morfologi Ikan Bersirip (Finfish)
Pencapaian
No Langkah Kerja Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Ikan yang telah mati Ikan praktik diletakkan
diletakkan pada baki dengan benar pada
plastik tempat preparat posisinya
dengan posisi kepala
terletak di sebelah kiri dan
punggung terletak di atas.
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat dan menyerahkan laporan hasil praktikum
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
2. Kegiatan Inti
Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif
Asesmen Sumatif
15
10
15
15
a
15
b
Jelaskan morfologi rumput laut yang ditunjukkan pada
gambar di atas!
3. Kegiatan Akhir
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Mengapa penting untuk mempelajari organ-organ dalam ikan?
Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam materi
Anatomi Komoditas Perikanan.
2. Kegiatan Inti
Apa yang bisa kalian jelaskan dari gambar anatomi ikan di atas?
3. Apa yang bisa kalian jelaskan dari anatomi kekerangan?
Apa yang bisa kalian jelaskan dari anatomi udang pada gambar yang
ditunjukkan di atas?
Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Menjelaskan pengertian Dapat menjelaskan
anatomi komoditas pengertian anatomi
perikanan komoditas perikanan
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Tahukah kalian usus ikan nila jauh lebih Panjang dari usus ikan lele?
2. Kegiatan Inti
Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang praktik
morfologi komoditas perikanan.
Peserta didik dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5
orang.
Guru membagikan LKPD yang harus dikerjakan peserta didik dalam
praktik morfologi biota air.
Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD yang sudah
dibagikan dan berdiskusi dengan guru tentang hal-hal yang belum
dimengerti dalam LKPD tersebut.
Peserta didik melakukan praktik terbatas secara berkelompok dan
mengerjakan instruksi yang terdapat dalam LKPD.
A. Dasar Teori
Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena
merupakan dasar dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan
parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap organ dalam
antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies
ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia
dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati
secara anatomis pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut,
insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa, kelenjar
kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.
B. Tujuan Praktik
Setelah melaksanakan praktik peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi anatomi beberapa jenis ikan
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis ikan berdasarkan ciri anatominya
C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan dan bahan sesuai jenis dan fungsinya.
2. Gunakan perlengkapan keamanan kerja/praktik yang standar
(wearpack, boot safety dan sarung tangan)
E. Langkah Kerja
Ginjal Usus
Gonad/Kantung Sperma Stomach/Lambung
Empedu
Pencapaian
No Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Pembedahan ikan dilakukan sesuai prosedur
Organ-organ dalam ikan diidentifikasi dengan
2
benar
Organ-organ dalam ikan tidak rusak pada saat
3
diambil
4 Organ-organ dalam ikan diletakan sesuai dengan
kolom yang disediakan pada laporan hasil
praktikum
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat dan menyerahkan laporan hasil praktikum
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
2. Kegiatan Inti
Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif
Asesmen Sumatif
SOAL ASESMEN SUMATIF
KARAKTERISTIK ANATOMI KOMODITAS PERIKANAN
No Pertanyaan Skor
1 Jelaskan pengertian anatomi komoditas perikanan! 15
30
3. Kegiatan Akhir
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
Pertemuan15 (6 JP x 45 menit)
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Kenapa ikan lele mampu bertahan hidup di luar air untuk beberapa
saat?
Peserta didik melakukan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam hal
fisiologi komoditas perikanan.
2. Kegiatan Inti
Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok
Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan materi
yang telah ditentukan sebagai berikut:
Kelompok 1 : - pengertian fisiologi komoditas perikanan
- sistem reproduksi komoditas perikanan
Kelompok 2 : sistem pernafasan komoditas perikanan
Kelompok 3 : sistem osmoregulasi komoditas perikanan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing
Guru melakukan asesmen formatif
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.
Pertanyaan Asesmen
Hasil Asesmen Formatif formatif
Nama :
Kelas
1. Apa: yang bisa kalian jelaskan tentang seksualitas ikan?
2. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang proses pembuahan Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
berdasarkan tempatnya? Ya Tidak
3. 1 ApaMemahami
yang bisa pengertian
kalian jelaskan tentang
Dapat proses pembuahan
menjelaskan
berdasarkan perkembangan
fisiologi komoditas telurny?
pengertian fisiologi
4. Apaperikanan komoditas
yang bisa kalian jelaskan tentang perikanan ikan?
alat reproduksi
5. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang alat pernafasan ikan?
6. 2 ApaMenjelaskan sistem
yang bisa kalian Dapat organ
jelaskan tentang menjelaskan system
pernafasan udara?
reproduksi komoditas reproduksi komoditas
7. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang mekanisme pernafasan?
perikanan
8. Apaperikanan
yang bisa kalian jelaskan tentang struktur histologi ikan?
Dapat menjelaskan alat
9. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang organikan
reproduksi osmoregulasi?
10.3 ApaMenjelaskan
yang bisal kalian
sistemjelaskan tentang mekanisme osmoregulasi?
Dapat menjelaskan system
pernafasan (respirasi) pernafasan (respirasi)
komoditas perikanan komoditas perikanan
Dapat menjelaskan alat
pernafasan ikan
Dapat menjelaskan organ
pernafasan udara
Dapat menjelaskan
mekanisme pernafasan
Dapat menjelaskan struktur
histologi insang
4 Menjelaskan sistem Dapat menjelaskan
osmoregulasi pengertian system
osmoregulasi
Dapat menjelaskan organ
osmoregulasi
Dapat menjelaskan
mekanisme
osmoregulasi
3. Kegiatan Akhir
Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
Pertemuan16 (6 JP x 45 menit)
1. Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam
Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
2. Kegiatan Inti
Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif
Asesmen Sumatif
No Pertanyaan Skor
3. Kegiatan Akhir
Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
Peserta didik berdo’a dengan religious
Ringkasan Materi
RINGKASAN MATERI
MORFOLOGI KOMODITAS PERIKANAN
Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni
bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut
berbeda-beda tergantung jenis ikannya.
Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut,
cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip
punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau
bagian-bagian badan tersebut.
(2) Non simetri bilateral Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah.
Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan
invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan
dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.
Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya.
Ada empat macam posisi mulut ikan yakni:
(1) Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung.
(2) Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung.
(3) Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung.
(4) Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung.
3) Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip
ekor beraneka ragam. Dari semua siripsirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada
berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor yakni:
a) Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan
bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
b) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp).
c) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki).
d) Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
e) Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy).
f) Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp).
g) Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus).
h) Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp).
i) Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian
bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus).
j)Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian
atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp).
Anatomi Biota Air Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar
dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap
organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka
hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada
tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa,
kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
1) Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
2) Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi yang baik dan tetap berada pada posisi masing- masing,
maka sebaiknya ikan yang diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika sampel ikan
telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati, dan lain-lain,
telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan terganggu pada saat dilakukan pembedahan. Bahan
pengawet yang digunakan adalah larutan formalin 10%. Berikut pengamatan tentang komponen saluran
pencernaan, peredaran darah dan bagian dalam ikan serta insang (Anatomi ikan).
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1) Sistem penutup tubuh.
2) Sistem otot.
3) Sistem rangka (tulang).
4) Sistem pernapasan (respirasi).
5) Sistem peredaran darah (sirkulasi).
6) Sistem pencernaan.
7) Sistem saraf.
8) Sistem hormone.
9) Sistem ekskresi dan osmoregulasi.
10) Sistem reproduksi dan embriologi.
Sistem pernapasan (respirasi), sistem peredaran darah (sirkulasi), sistem pencernaan, sistem saraf,
sistem hormon, sistem ekskresi dan osmoregulasi dan sistem reproduksi akan dibahas lebih mendalam
pada materi berikutnya.
1) Gelembung Berenang
Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung berenang (vesica natatoria = pneumatocyst).
Gelembung berenang berfungsi sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan
dengan kedalaman perairan. Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan, yaitu di sebelah
ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis. Umumnya berbentuk oval dengan warna
keputih-putihan, terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan
antara bagian anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran yang menghubungkan pneumatocyst
dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus dan berfungsi sebagai jalan keluar
masuknya udara ke dalam pneumatocyst.
Berdasarkan ada tidaknya ductus pneumaticus, ikan-ikan dapat dibedakan atas dua golongan yaitu:
a) Physostomi, adalah ikan-ikan yang memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan karper
(Cyprinus carpio carpio).
b) Physoclysti, adalah ikan-ikan yang tidak memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan mujair
(Oreochromis mossambicus).
2) Sistem Penutup Tubuh (Integumentary)
a) Kulit
Kulit merupakan sistem penutup tubuh yang dimiliki hampir semua jenis ikan. Bagi beberapa ikan
juga merupakan tempat menempelnya sisik.
Fungsi kulit secara umum adalah :
(1) Pertahanan dari pathogen.
(2) Membantu pernafasan pada ikan tertentu.
(3) Memproduksi racun sebagai pertahanan dari predator.
(4) Memproduksi lender.
(5) Memproduksi warna untuk memudahkan menentukan spesies.
(6)Segabai eksresi dan osmoregulasi.
Bagian bagian kulit ikan antara lain:
(1) Epidermis ; Di bagian epidermis terdapat berbagai organ antara lain : Mucous gland (kelenjar
lendir). Kelenjar lender berfungsi sebagai penghasil lendir bagi ikan. Fungsi lendir sendiri adalah :
(a) Mengurangi gesekan pada saat berenang.
(b) Melindungi dari arus yang deras.
(c) Melindungi tubuh dari bakteri.
(d) Menutup luka.
(e) Mencegah keluar-masuk air melalui kulit.
(f) Mencegah infeksi pada saat luka.
(g) Mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru).
(h) Membuat sarang (pada spesies ikan tertentu seperti African fish, sepat jawa).
(2) Alarm Cells
Sebagai penghasil Pheromones yaitu semacam bau yang dapat membuat predator menghindar dan
tidak mau memakannya. Alarm cells berfungsi sebagai bentuk pertahanan pada ikan.
(3) Kutikula
Kutikula merupakan mantel kulit pada ikan. Terdiri dari mucin, immunoglobulins dan lain lain.
Ini bersifat anti pathogen.
b) Dermis ; Lapisan dermis merupakan lapisan tempat menempelnya sisik. Sisik merupakan sistem
penutup tubuh ikan berupa tulang lunak yang tipis yang tersusun dari mineral kapur. Fungsi sisik
antara lain :
(1) Pelindung tubuh ikan.
(2)Sebagai penentu umur ikan pada sisik sikloid dan ctenoid.
(3)Juga sebagai sistem eksresi
Anatomi Kerang (Moluska)
Anggota dari filum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam, dari yang berbentuk
silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala
dan tertutup dua keping cangkang besar. Oleh sebab itu, berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah
cangkang, serta beberapa sifat lainnya, filum mollusca dibagi 8 kelas: 1) Chaetodermomorpha; 2)
Neomeniomorpha; 3) Monoplacophora; 4) polyplacophora; 5) Gastropoda; 6)
Pelecypoda; 7) Scaphoda; 8) Cephalopoda.
Tubuh molusca simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral.
Saluran pencernaan lengkap, dan didalam rongga mulut terdapat radula, kecuali pada pelecypoda. Radula terdiri
atas tulang muda yang di sebut odontophore. Diatas odontophore terdapat pita radula yang berisi beberapa baris
gigi khitin kecil kecil dengan ujung mengarah ke belakang. Otot protaktor mengatur penjuluran odontophore
keluar mulut dan gigi radula. Tergantung jenisnya, radula molusca merupakan organ untuk mengerok lumut
merumput. Mengebor atau mengalami modifikasi untuk menangkap mangsa pada jenis predator. Gigi radula
diujung anterior menjadi aus dan rusak oleh pemakaian terus menerus, gigi baru selalu tumbuh diujung posterior
dalam kantung radula. Secara perlahan gigi radula bergerak ke anterior. 138 Mulut berhubungan dengan
esofagus, perut dan usus yang melingkar. Anus yang terletak pada tepi dorsal rongga mantel dan insang tidak
tercemar oleh buangan tersebut. Jantung molusca terdiri dari dua serambi (auricle), terdapat pada rongga
perikardium. Bilik memompa darah keaorta, beberapa arteri dan menuju sinus dalam rongga atau jarigan.
Peredaran darah terbuka, artinya darah tidak melalui pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga
diantara sel sel dalam organ. Dari sinus darah dalam organ, darah mengalir keginjal untuk membuang sisa
metabolisme, kemudian keinsang untuk membuang CO2 dan mengambil O2. Darah yang mengandung oksigen
akan mengalir dari insang ke serambi dalam jantung. Tergantung jenisnya terdapat beberapa modifikasi susunan
peredaran darah seperti tersebut diatas.
Alat pernapasan pada kebanyakan molusca adalah sepasang insang atau lebih yang dinamakan ctenidia,
beberapa jenis mempunyai “paru paru “ atau kedua duanya. Tiap insang terdiri atas sebuah sumbu pipih yang
memanjang dibagian tengah, dan pada sisi sisinya terdapat filamen filamen pipih berbentuk segi tiga. Tiap
filamen ditunjang sepasang rangka khitin. Cilia lateral menghasilkan aliran air, dan cilia frontal dan cilia
abfrontal untuk menyingkirkan partikel partikel supaya cilia tetap bersih. Pembuluh darah afferent mengalirkan
darah kefilamen dan secara difusi mengalir kepembuluh darah efferent. Aliran darah berlawanan arah dengan
aliran air antara filamen, dengan demikian air dengan kandungan oksigen rendah berhubungan dengan darah
yang kandungan oksigennya lebih kecil, hal ini berarti efisiensi pertukaran O2 dengan CO2 adalah maksimum.
Darah dari pembuluh efferent menuju serambi jantung.
Aliran indrera molusca terletak dalam rongga mantel yang disebut osphradium, yang berfungsi sebagai
chemoreceptor dan juga mendeteksi jumlah sedimen yang terbawa aliran air masuk. Selain osphradia, alat indera
pada molusca ialah mata dan statocyst. Kebanyakan molusca mempunyai 139 kaki yang besar dan datar untuk
hidup sebagai hewan benthik. Kaki berotot dan bagian telapak kaki mengandung banyak kelenjar lendir dan
cilia. Gerakan kaki dilakukan oleh otot kaki atau perpaduan cilia dengan lendir seperti halnya pada turbelaria.
Sistem syaraf terdiri atas cincin saraf melingkari esofagus dangan beberapa pasang ganglion dan dua pasang
benang syaraf, yang sepasang berhubungan dengan kaki dan sepasang lagi berhubungan dengan mantel serta
organ organ dalam.
Gambar Anatomi kerang (Molluska)
RINGKASAN MATERI
FISIOLOGI KOMODITAS PERIKANAN
SISTEM REPRODUKSI
Berdasarkan perkembangan telur yang telah dibuahi, pembuahan dapat dibagi menjadi :
Ovovivipar (live bearing), jika pembuahan terjadi di dalam tubuh tetapi tidak mendapatkan
makanan dari induknya. Jadi kuning telur adalah makanan untuk perkembangan telur sampai
menjadi post larva. Larva dilahirkan dalam keadaan yang mampu untuk menjaga dirinya sendiri.
Misalnya pada ikan seribu (Lebistes sp)
Vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh induk, perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh
induk dan embrio menerima makanan dari induknya melalui plasenta. Misalnya pada ikan cucut
Ovipar (egg laying), telur dilepaskan dari dalam induk betina kemudian segera dibuahi oleh
sperma ikan jantan. Pertemuan sel jantan dan sel betina terjadi di luar tubuh induknya. Misalnya
pada ikan mas, ikan selar dan lain lain
Komponen-komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan, oksigen dan
karbondioksida dan darah (butir-butir darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses pertukaran
gas yang terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari
lingkungan/ruang
yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya rendah. Proses
pertukaran gas dapat dilihat pada Gambar 9.
Makhluk hidup untuk dapat bernapas diperlukan alat pernapasan. Alat pernapasan ikan digolongkan ke
dalam :
a. Organ pernapasan akuatik yang terdiri dari :
1. Insang dalam seperti insang septal (pada ikan Elasmobranchii) dan insang berpenutup (pada
ikan Teleosthei)
Insang pada ikan bertulang sejati terdiri dari :
Holobranchi : lembar insang yang terdiri dari 2 hemibranchi.
Hemibranchi : lembar insang yang terdiri dari 1 lembar yang
menempel pada operculum bagian dalam.
Pseudobranchi : insang palsu, terdapat pada permukaan
operculum bagian dalam. Pseudobranchi
berfungsi sebagai pelengkap alat pernapasan,
organ sekresi (Cl) dan pengatur tekanan darah
pada okuler.
Lophobranchi : Modifikasi struktur insang yang berbentuk
kepingan yang membulat. Misalnya pada
Sygnathus sp.
Jumlah lembar insang pada Teleosthei umumnya mempunyai 4 lembar insang. Pada beberapa jenis
ikan mengalami pengurangan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah holobranchi dan hemibranchi berbagai jenis ikan
Holobranchi Hemibranchi Jenis ikan (Famili)
3 1 Labridae, Scaridae, Pomacentridae,
Zeidae
3 - Diodontidae, Tetaodontidae
2 1 Malthe sp
2 - Dibranchus sp
1 - Amphioopnous sp
2. Insang luar terdapat pada embrio dan larva dari beberapa jenis ikan. Insang luar berfungsi
untuk bernapas dan penyerapan bahan makanan. Insang luar terdiri dari :
Insang luar endodermic : insang luar ini merupakan bagian dari insang dalam,
berbentuk filamen yang keluar lewat celah insang dan masing-masing filamen mempunyai
pembuluh darah yang berhubungan dengan arteri afferent insang dalam.
Insang luar ectoderm : insang luar ini tidak berhubungan dengan insang dalam kecuali
saluran darahnya, insang ini betul-betul terbentuk di bagian luar tubuh dan
perkembangannya lebih dahulu dari pembentukan rongga insang dan operculum. Tipe
insang luar ectoderm yaitu :
a. Mempunyai 3-4 pasang lembar insang membentuk seperti bulu ayam. Contoh :
Protopterus sp, Lepidosiren sp
b. Mempunyai 1 pasang lembar insang di atas sirip dada. Contoh : Polypterus sp,
Calamoicthys sp
c. Mempunyai 1 pasang lembar insang, memendek seperti sungut dan letaknya seperti
pada Polypterus sp. Contoh : Acebtrogobius sp (gobilidae)
3. Permukaan kulit yang terdiri dari :
Kulit ; umumnya pada ikan-ikan tidak bersisik. Contoh : Anguillidae, Synbranchidae dan
Blennidae.
Kantong vitellin (yolk sac) ; yaitu pada embrio dan larva
Sirip ; pada stadia embrio dan larva ikan Synbranchus sp dan Monopterus sp. Sirip dada
digunakan untuk bernapas sebelum insang dapat berfungsi.
Operculum ; pada stadia embrio dan larva ikan Amia sp dan Lepisosteus sp, operculum
dapat berfungsi sebagai organ pernapasan sementara.
Mekanisme pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara
bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, rongga bucco-
pharynx dan rongga insang menggelembung, dan selaput operculum tertutup. Pada keadaan ini air
masuk (terisap) ke dalam rongga mulut. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam
pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu mulut tertutup, rongga bucco-
pharynx dan rongga insang berkonsentrasi (menyempit), selaput operculum terbuka. Pada keadaan
ini air mengalir dari rongga mulut dan rongga insang ke arah luar melalui insang. Bersamaan dengan
keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pada saat air melewati insang terjadi
pertukaran gas. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang. Mekanisme
pernapasan ikan dapat dilihat pada Gambar 10.
.
Gambar 10. Mekanisme Pernapasan pada Ikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2 yaitu :
1.
Ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 >>
2.
Aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 >>
3.
Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4.
Stadia reproduksi
Insang ikan terdiri dari beberapa lembar insang (hemibranchii), umumnya empat lembar dimana
masing-masing insang terdiri dari beberapa bagian (Gambar 11) yaitu :
filamen insang (gill filaments) berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2
tulang lengkung insang (gill arch) berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang tapis insang dan
filamen insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
tulang tapis insang (gill rakers) berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisma makanan melalui celah insang
Osmoregulasi pada organisma akuatik dapat terjadi dalam dua cara yang berbeda yaitu :
1. Usaha untuk menjaga konsentrasi osmotik cairan di luar sel (ekstraseluler) agar tetap konstan
terhadap apapun yang terjadi pada konsentrasi osmotik medium eksternalnya
2. Usaha untuk memelihara isoosmotik cairan dalam sel (interseluler) terhadap cairan luar sel
(ekstraseluler)
B. Organ Osmoregulasi
Pada organisma akuatik seperti ikan, terdapat beberapa organ yang berperan dalam proses
pengaturan tekanan osmotik atau osmoregulasi agar proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat
berjalan dengan normal. Organ-organ sistem osmoregulasi pada ikan yaitu ginjal, insang, kulit
dan saluran pencernaan.
1. Ginjal
Ginjal terletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta
dorsalis, berbentuk ramping dan memanjang serta berwarna merah. Jumlah ginjal sebanyak satu
pasang. Ginjal berfungsi untuk :
1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh
2. Insang
Insang mempunyai peranan yang sangat penting sebagai organ yang mampu dilewati air
maupun mineral, serta tempat dibuangnya/dieksresikannya sisa metabolisme. Pada insang
terdapat sel klorida yang melakukan transport aktif kelebihan anion monovalen Na + dan Cl-
melawan gradient konsentrasi kembali ke media/lingkungan. Permeabilitas insang yang sangat
tinggi terhadap ion- ion monovalen Na+ dan Cl-, sehingga secara pasif bergerak dari
media/lingkungan air laut ke dalam plasma. Insang juga ikut berperan dalam pengeliminiran
bahan tertentu melalui transport aktif NH3 (ammonia), sebagai sisa metabolisme dibuang
melalui insang
Gambar 16. Diagram Nephron
3. Kulit
Umumnya kulit berperan dalam proses osmoregulasi pada jenis ikan-ikan tertentu, terutama pada
stadia awal/larva, dimana epidermis kulit masih sangat tipis. Pada kelompok Agnatha, kulit
memberikan peranan terhadap eksresi garam-garam dengan keberadaan kelenjar lendir ( slime
gland). Kelenjar lendir memiliki kapasitas yang cukup tinggi dalam memproduksi lendir.
4. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yang berperan dalam osmoregulasi adalah bagian exophagus dan usus. Pada
ikan bertulang sejati (teleostei) air laut, karena media/lingkungannya bersifat hipertonik, maka tubuh
ikan akan kekurangan air, oleh karena itu ikan akan meminum air laut. Pada waktu meminum air laut
ini, ion-ion Na+ dan Cl- akan diserap darah. Air yang diminum dan masuk ke dalam usus telah
mengalami penawaran, sehingga mudah diserap oleh usus.
C. Mekanisme Osmoregulasi
Semua organisme pada umumnya mempunyai permasalahan yang sama dalam mempertahankan
konsentrasi osmotik cairan yang tepat dengan gradient konsentrasi yang tidak berbeda jauh dengan
konsetrasi osmotik media/lingkungan hidupnya. Namun kenyataannya setiap organisme mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda untuk menghadapi masalah osmoregulasi sebagai respon/tanggapan
terhadap perubahan osmotik lingkungan eksternalnya. Perubahan konsentrasi ini cenderung
mengganggu kondisi internal yang mantap.
Untuk menghadapi masalah ini ikan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara :
1. Mengurangi gradient osmotik antara cairan tubuh dengan lingkungannya
2. Mengurangi permeabilitas air dan garam
3. Melakukan pengambilan garam secara selektif
Berdasarkan mekanisme fisiologisnya dalam menghadapi tekanan osmotik air media, organisme air
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Osmokonformer adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubah-ubah tekanan
osmotik cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
2. Osmoregulator adalah organisme air yang secara osmotik stabil (mantap), selalu berusaha
mempertahankan cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relative konstan, tidak perlu harus
sama dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
Berdasarkan mekanisme regulasi dalam mengatur keseimbangan millien interiurnya yaitu antara
volume air dan konsentrasi elektrolit yang terlarut dalam air media hidupnya, organisme air dapat
dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Regulasi hipertonik atau hiperosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi media.
2. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang
lebih rendah dibandingkan konsentrasi media.
3. Regulasi isotonik atau isoosmotik yaitu bila kerja osmotik dilakukan pada keadaan konsentrasi
cairan tubuh sama dengan konsetrasi media.
Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen,
seperti asam urikat, creatine, creatinine dan ammonia. Meskipun air seni mengandung sedikit
garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar.
Garam-garam juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini diimbangi dengan garam-
garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan Teleostei terdapat gelembung air seni
(urinary bladder) untuk menampung air seni. Di sini dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-
ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.
Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih
sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.
Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air
tawar.
Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar
berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit
senyawa tersebut. Air seni Osteichthyes mengandung creatine, creatinine, senyawa nitrogen dan
trimetilamin oksida (TMAO).
Tabel 3. Perbandingan antara ikan teleostei dan elasmobranchi baik yang hidup di air tawar dan air
laut
IKAN ELASMOBRANCHII IKAN TELEOSTEI
Tulang dari rawan Bertulang sejati
Tidak minum Minum
Kencing Tidak kencing (laut)
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (laut) Tekanan osmotik (laut)
Bertulang sejati Lebih kecil
Minum Sebagian besar disebabkan oleh garam
Tidak kencing (laut) Pelepasan urea
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (tawar) Tekanan osmotik (tawar)
Lebih besar Lebih besar
Sebagian besar disebabkan oleh garam
Sebagian besar disebabkan oleh
urea dan TMAO Pelepasan urea
Penahanan dan pelepasan urea
Darah Darah
Mengandung 350mmol/l urea Lebih kecil
Hiperosmotik terhadap media Hipoosmotik (air laut)
Insang Insang
Tidak dapat ditembus air Dapat ditembus air