Anda di halaman 1dari 76

IDENTITAS

MODUL
AJAR
Program Keahlian
Dasar-Dasar Agribisnis
Perikanan
Bidang : Agribisnis dan Agroteknologi
Keahlian : Agribisnis Perikanan
Program : Dasar-dasar Agribisnis
Keahlian Mata Perikanan
Pelajaran : Fase E/Kelas X
Fase/Kelas : Rohmatillah Khomsah, S.Pi
Nama Penyusun : SMK Negeri 1 Tanjung Lago
Instansi
MODUL AJAR
MATA PELAJARAN
-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN SEKOLAH MENENGAH KEJURU

KARAKTERISTIK KOMODITAS PERIKANAN

Fase E
Kelas X Semester 2

ROHMATILLAH KHOMSAH, S.Pi.


SMK Negeri 1 Tanjung Lago
LEMBAR PENGESAHAN

Modul ajar ini diajukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Dasar
Program Keahlian Agribisnis Perikanan Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.

Banyuasin, 04 Januari 2022


Waka. Kurikulum Guru Mata Pelajaran

Darmansyah,S.Pd, M.Si Rohmatillah Khomsah,S.Pi.,Gr


NIP.198601082022211014 NIP. 199311132022212025
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya karena
penulis dapat menyelesaikan Modul Ajar Dasar Program Keahlian Agribisnis Perikanan
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023.
Penyusunan Modul Ajar Dasar Program Keahlian Agribisnis Perikanan Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023 ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan
demikian, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga Modul Ajar ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan buku pembelajaran ini. Akhirnya penulis berharap, semoga Modul Ajar ini
dapat bermanfaat.

Banyuasin, 04 Januari 2023


Guru Mata Pelajaran

Rohmatillah Khomsah,S.Pi.,Gr
NIP. 199311132022212025
Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami tentang
karakteristik komoditas perikanan yaitu morfologi, anatomi serta
sistem fisiologis pada berbagai komoditas perikanan, seperti ikan
bersirip (finfish), kekerangan (moluska), udang/kepiting/rajungan
(crustacea), dan rumput laut.

a) Beriman Kepada Tuhan YME dan Beraklak Mulia : dengan semakin


mempelajari makhluk hidup dan lingkungannya, kalian diajak untuk
menghayati betapa besar keagungan Tuhan sebagai zat yang telah
menciptakan alam dan seisinya.

b) Bergotong Royong melalui kegiatan kelompok dalam praktik


terbatas, peserta didik diharapkan mampu bekerja sama agar
pembelajaran karakteristik komoditas perikanan dapat berjalan
dengan lancar dan terasa ringan.

c) Mandiri, ditunjukkan dengan memiliki prakarsa untuk


mengembangkan diri saat praktek dan tidak tergantung pada orang
lain.

d) Kreatif melalui diskusi dan praktik terbatas, diharapkan peserta didik


mampu menyusun ide atau gagasan baru, dan menciptakan inovasi-
inovasi budidaya perikanan yang ramah lingkungan.

e) Bernalar kritis, melalui kegiatan diskusi dan praktik terbatas, peserta


didik
5.1 Memahami karakteristik morfologi komoditas perikanan

5.2 Memahami karakteristik anatomi komoditas perikanan

5.3 Memahami karakteristik fisiologi komoditas perikanan

Tujuan Pembelajaran Kriteria Ketercapaian


Tujuan Pembelajaran
5.1 Memahami karakteristik 5.1.1 Menjelaskan pengertian morfologi
morfologi komoditas komoditas perikanan
perikanan 5.1.2 Menjelaskan karakteristik morfologi ikan
bersirip (finfish)
5.1.3 Menjelaskan karakteristik morfologi
kekerangan (Molusca)
5.1.4 Menjelaskan karakteristik morfologi
udang/
 kepiting/rajungan (Crustacea)
5.1.5 Menjelaskan karakteristik morfologi
rumput laut (Alga)
5.2 Memahami karakteristik 5.2.1 Menjelaskan pengertian anatomi
anatomi komoditas komoditas perikanan
perikanan 5.2.2 Menjelaskan karakteristik anatomi ikan
bersirip (finfish)
5.2.3 Menjelaskan karakteristik anatomi
kekerangan (molusca)
5.2.4 Menjelaskan karakteristik anatomi
udang/kepiting/rajungan (crustacea)
5.3 Memahami karakteristik 5.3.1 Menjelaskan pengertian fisiologi
fisiologi komoditas komoditas perikanan
perikanan 5.3.2 Menjelaskan sistem
reproduksi komoditas
perikanan
5.3.3 Menjelaskan sistem pernafasan
(respirasi) komoditas ikan
5.3.4 Memahami sistem osmoregulasi

Pertemuan1-2 (12 JP x 45 menit)

Topik : Pengertian morfologi komoditas perikanan dan Morfologi ikan bersirip


(finfish)
Strategi : Peserta didik melaksanakan pembelajaran melalui studi literasi dan
diskusi

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Menurut kalian mengapa ikan memiliki bentuk tubuh yang berbeda-
beda?
- Menurut kalian mengapa ikan tongkol termasuk salah satu ikan yang
memiliki kecepatan renang tercepat?
 Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam hal
morfologi ikan bersayap (finfish).
Pertanyaan Asesmen Awal
1. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi komoditas perikanan?

2. Perhatikan gambar berikut ini!


e f a

b
c

Bisakah kalian menjelaskan baagian tubuh apa saja yang ditunjukkan pada gambar di atas?

3. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c d
Dari ke-4 gambar di atas, perbedaan apa saja yang kalian temukan?

Asesmen awal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis


 Guru bersama peserta didik mendiskusikan hasil jawaban asesmen awal

Hasil Asesmen Awal


 Guru menganalisis kemampuan seluruh peserta didik sebagai bahan untuk
merencanakan strategi pembelajaran dengan membuat table cek
kemampuan
Tabel cek kemampuan
Pencapaian KKTP
No. Nama Peserta Didik
5.1.1 5.1.2
1
2
3
Ket : Berilah tanda cek list (v) pada kolom Pencapaian KKTP yang sudah
dicapai peserta didik dan tanda silang (x) pada kolom KKTP yang belum
dicapai peserta didik.
Tindak lanjut :
 Apabila peserta didik telah mencapai KKTP tertentu, maka akan
melanjutkan pembelajaran pada KKTP selanjutnya yang belum
tercapai.
 Peserta didik yang telah mampu mencapai KKTP tertentu diberi tugas
membimbing teman sebaya yang belum mencapai KKTP tertentu.

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok
 Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan
materi yang telah ditentukan sebagai berikut:
 Kelompok 1 : - pengertian morfologi komoditas perikanan
- bagain-bagian tubuh ikan
 Kelompok 2 : bentuk-bentuk tubuh ikan
 Kelompok 3 : bentuk dan posisi mulut ikan
 Kelompok 4 : - bentuk sirip ikan
- linea lateralis (Ll)
 Kelompok 5 : ciri-ciri meristik dan morfometrik
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing.
 Guru melakukan asesmen formatif
Pertanyaan Asesmen Formatif

1. Perhatikan gambar berikut ini!

a b c

Apa yang bisa kalian jelaskan pada gambar bagian-bagian tubuh ikan di atas?

2. Perhatikan gambar berikut ini!

a b

Apa yang bisa kalian jelaskan dari ke-2 gambar ini, baik dari bentuk tubuhnya, bentuk dan posisi mulutnya, si
Jika sirip punggung ikan nila memiliki jari-jari keras 5, jari-jari lemah 12, bagaimana rumus meristiknya?
Bagaimana cara mengukur panjang total tubuh ikan?

Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.

Lembar Jawaban Asesmen Formatif


Nama :
Kelas :
No Jawaban Sesuai Kriteria Tidak sesuai
Kriteria
1
2
3
4
Peserta didik diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar
sesuai kriteria.

Hasil Asesmen Formatif


Nama :
Kelas :
Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Menjelaskan pengertian  Dapat menjelaskan
morfologi komoditas pengertian morfologi
perikanan komoditas perikanan
2 Menjelaskan  Dapat menjelaskan
karakteristik morfologi bagian-bagian tubuh
ikan bersirip (finfish) ikan
 Dapat menjelaskan
bentuk – bentuk tubuh
ikan
 Dapat menjelaskan
bentuk dan posisi
mulut ikan
 Dapat menjelaskan
sirip ikan
 Dapat menjelaskan
linea lateralis
 Dapat menjelaskan ciri
meristik dan
morfometrik, meliputi
:
 cara mengukur
panjang total tubuh
ikan
 cara mengukur
panjang baku tubuh
ikan
 cara mengukur
panjang kepala ikan
 cara mengukut tinggi
badan ikan
 cara menghitung
jumlah sisik, jari-jari
keras, jari-jari lemah
dan lain-lain.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
 Apabila peserta didik merasa belum mampu melaksanakan salah satu
KKTP dari KKTP diatas maka peserta didik harus mempelajari kembali
KKTP tersebut baik secara mandiri atau berkelompok.
 Peserta didik disebut telah mencapai KKTP apabila semua indikator
keberhasilan pada tabel diatas terisi cek list (v) pada kolom ‘Ya’.
 Jika ada salah satu indikator keberhasilan yang berisi ‘Tidak’ maka
peserta didik harus mempelajari kembali materi diatas.

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan3-4 (12 JP x 45 menit)

Topik : Morfologi kekerangan (Molusca), Morfologi udang/kepiting/rajungan


(Crustacea), Morfologi rumput laut (Alga)
Strategi : Peserta didik melaksanakan pembelajaran melalui studi literasi dan
diskusi

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Mengapa panjang kaki udang bagian depan tidak sama dengan
panjang kaki udang bagian belakang?
- Mengapa rumput laut tidak punya akar, batang dan daun sejati?
 Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam
materi morfologi kekerangan (Molusca), Morfologi udang/kepiting/rajungan,
dan Morfologi rumput laut (Alga).

Pertanyaan Asesmen

1. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi kekerangan


(Molusca)?

Apa yang
Asesmen awalbisa
ini kalian
dapat jelaskan dari
dilakukan bentuk/bagian
secara lisan atauluar tubuh udang
tertulis
yang
 Guru dapat dilihat
bersama secara
peserta langsung
didik seperti gambar
mendiskusikan hasildi atas!
jawaban asesmen awal
3. Apa yang kalian ketahui tentang morfologi rumput laut (Alga)?

Hasil Asesmen Awal


 Guru menganalisis kemampuan seluruh peserta didik sebagai bahan
untuk merencanakan strategi pembelajaran dengan membuat tabel cek
kemampuan
Tabel cek kemampuan
Pencapaian KKTP
No. Nama Peserta Didik
5.1.3 5.1.4 5.1.5
1
2
3
Ket : Berilah tanda cek list (v) pada kolom Pencapaian KKTP yang sudah
dicapai peserta didik dan tanda silang (x) pada kolom KKTP yang belum
dicapai peserta didik.
Tindak lanjut :
 Apabila peserta didik telah mencapai KKTP tertentu, maka akan
melanjutkan pembelajaran pada KKTP selanjutnya yang belum
tercapai.
 Peserta didik yang telah mampu mencapai KKTP tertentu diberi tugas
membimbing teman sebaya yang belum mencapai KKTP tertentu.

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok
 Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan
materi yang telah ditentukan sebagai berikut:
 Kelompok 1 : morfologi kekerangan (moluska)
 Kelompok 2 : morfologi udang/kepiting/rajungan (crustacea)
 Kelompok 3 : morfologi rumput laut
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing
 Guru melakukan asesmen formatif
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.

Pertanyaan Asesmen Formatif

1. Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari morfologi kerkerangan (Alga) yang
ditunjukkan pada gambar?

2. Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari bagian-bagian tubuh luar udang yang
ditunjukkan pada gambar di atas?
3. Apa yang bisa kalian jelas dari bentuk-bentuk percabangan thallus rumput
laut?
Lembar Jawaban Asesmen Formatif

Nama :
Kelas :
No Jawaban Sesuai Kriteria Tidak sesuai
Kriteria
1
2
3
Peserta didik diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar
sesuai kriteria.

Hasil Asesmen Formatif

Nama :
Kelas :
Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Mejelaskan morfologi  Dapat menjelaskan
kekerangan (Molusca) morfologi kekerangan
(Molusca)
2 Menjelaskan morfologi  Dapat menjelaskan
udang/kepiting/rajungan pembagian tubuh udang
(Crustacea) (crustasea)
 Dapat menjelaskan bagian-
bagain tubuh udang
(crustacea)
3 Menjelaskan morfologi  Dapat menjelaskan bagian-
rumput laut (Alga) bagian tubuh rumput laut
 Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk thallus
 Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk percabangan thallus
 Dapat menjelaskan bentuk-
bentuk holdfast
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
 Apabila peserta didik merasa belum mampu melaksanakan salah satu
KKTP dari KKTP diatas maka peserta didik harus mempelajari kembali
kompetensi tersebut baik secara mandiri atau berkelompok.
 Peserta didik disebut telah mencapai KKTP apabila point 1 - 3 pada tabel
diatas terisi cek list (v) pada kolom ‘Ya’ semua.
 Jika ada salah satu kompetensi yang berisi ‘Tidak’ maka peserta didik
harus mempelajari kembali materi diatas.

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan5-6 (12 JP x 45 menit)

Topik : Morfologi ikan bersirip (finfish)


Strategi : Peserta didik melakukan praktik terbatas tentang morfologi
komoditas perikanan

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Tahukah kalian bahwa pada bagian tubuh ikan ada bagian tubuh
yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan ikan lain? (temukan pada
saat praktikum)
2. Kegiatan Inti
 Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang praktik
morfologi komoditas perikanan.
 Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 6-7
orang.
 Guru membagikan LKPD yang harus dikerjakan peserta didik dalam
praktik morfologi komoditas perikanan.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD yang
sudah dibagikan dan berdiskusi dengan guru tentang hal-hal yang
belum dimengerti dalam LKPD tersebut.
 Peserta didik melakukan praktik terbatas secara berkelompok dan
mengerjakan instruksi yang terdapat dalam LKPD.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


PRAKTIK KARAKTERISTIK MORFOLOGI IKAN BERSIRIP
(Finfish)

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tanjung Lago


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Budidaya Perikanan
Materi : Morfologi Komoditas Perikanan
Hari/tanggal :
Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

A. Dasar Teori
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu
organisme. Bentuk luar dari organisme ini merupakan salah satu ciri
yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun
yang dimaksud
dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di
dalamnya warna tubuh yang kelihatan dari luar.
Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain
adalah bentuk badan, mulut, cekung hidung, mata, tutup insang, sisik,
gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip
belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna
badan dan atau bagian-bagian badan tersebut.

B. Tujuan Praktik
Setelah melaksanakan praktik peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi morfologi beberapa jenis ikan
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis ikan berdasarkan ciri morfologinya

C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan dan bahan sesuai jenis dan fungsinya
2. Gunakan perlengkapan keamanan kerja/praktik yang standar
(wearpack, boot safety dan sarung tangan)

D. Alat dan Bahan


- LKPD - beberapa jenis ikan
- Alat tulis - Nampan
- Penggaris - buku panduan/paket

E. Langkah Kerja

1) Ikan yang telah mati diletakkan pada baki plastik tempat preparat
dengan posisi kepala terletak di sebelah kiri dan punggung terletak di
atas.
2) Sirip-sirip ikan dibuat dalam posisi meregang, yaitu diregangkan
dengan bantuan jarum pentul.
3) Gambar ikan yang telah disiapkan tadi dan agar gambar yang dibuat
mirip dengan keadaan aslinya, buatlah sketsa terlebih dahulu.
4) Dalam membuat sketsa ukurlah bagian-bagian dari tubuh ikan
kemudian perbesar/perkecil ukuran-ukuran tersebut sesuai dengan
gambar yang diinginkan.
5) Setelah sketsa terbentuk, periksalah posisi dari bagian-bagian tubuh
ikan, misalnya letak sirip-sirip, mata dan sebagainya apakah sudah
berada pada posisi yang benar?
6) Gambarlah ikan dengan garis yang tegas dan jelas

7) Setelah gambar selesai, bubuhkan nama daerah dan nama ilmiah di


bawah gambar ikan tersebut!
8) Amatilah morfologis dari ikan yang dipelajari tersebut, kemudian
isilah kolom-kolom pada Tabel-tabel di bawah ini sesuai dengan hasil
pengamatan kalian!

F. Laporan Hasil Praktik

TabeL 1. Ciri-ciri Morfometrik Ikan


No. Jenis Ikan Panjang Panjang Tinggi Lebar Panjang
Total (cm) Baku (cm) Badan(cm) Badan Kepala
(cm) (cm)
Tabel 2. Morfologi Ikan
No. Jenis Bentuk Bentuk Posisi Mulut dapat Ada Posisi P Bentuk Linea Ciri-ciri
Ikan Tubuh Mulut Mulut disembulkan/ sungut/tidak terhadap V Sirip Ekor Lateralis/ Khusus
tidak Gurat Sisi
Tabel 3. Ciri-ciri Meristik Ikan
Sirip Punggung (D) Sirip Dada (P) Sirip Perut (V) Sirip Anal (A) Sirip Ekor (C)

No Ikan Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari- Jari-
jari jari Rumus jari jari Rumus jari jari Rumus jari jari Rumus jati jari Rumus
keras lemah keras lemah keras lemah keras lemah keras lemah
Asesmen Formatif Praktik Terbatas Morfologi Ikan Bersirip (Finfish)
Pencapaian
No Langkah Kerja Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Ikan yang telah mati  Ikan praktik diletakkan
diletakkan pada baki dengan benar pada
plastik tempat preparat posisinya
dengan posisi kepala
terletak di sebelah kiri dan
punggung terletak di atas.

2 Sirip-sirip ikan dibuat  Sirip-sirip ikan berada


dalam posisi meregang, pada posisi meregang
yaitu diregangkan dengan
bantuan jarum pentul.

3 Gambar ikan yang telah  Gambar ikan mendekati


disiapkan tadi dan agar aslinya
gambar yang dibuat mirip
dengan keadaan aslinya,
buatlah sketsa terlebih
dahulu.
4 Dalam membuat sketsa  Ukuran gambar ikan
ukurlah bagian-bagian proposional mendekati
dari tubuh ikan kemudian aslinya
perbesar/perkecil ukuran-
ukuran tersebut sesuai
dengan gambar yang
diinginkan.
5 Setelah sketsa terbentuk,  Bagian-bagian tubuh
periksalah posisi dari ikan berada pada posisi
bagian-bagian tubuh ikan, yang tepat
misalnya letak sirip-sirip,
mata dan sebagainya
apakah sudah berada pada
posisi yang benar?
6 Gambarlah ikan dengan  Gambar ikan dibuat
garis yang tegas dan jelas dengan garis yang tegas
dan jelas
7 Setelah gambar selesai,  Ikan diberi nama sesuai
bubuhkan nama daerah nama daerah dan ilmiah
dan nama ilmiah di bawah
gambar ikan tersebut!
8 Amatilah morfologis dari  Ciri-ciri morfometrik
ikan yang dipelajari diukur dengan tepat
tersebut, kemudian isilah sesuai dengan ikan yang
kolom-kolom pada Tabel- diamati dengan
tabel di bawah ini sesuai prosedur pengukuran
dengan hasil pengamatan morfometrik yang benar
kalian!  Tabel morfologi diisi
dengan benar sesuai
dengan ikan yang
diamati
 Ciri-ciri meristik
dihitung dengan benar
sesuai ikan yang
diamati dan sesuai
prosedur

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat dan menyerahkan laporan hasil praktikum
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan7-8 (12 JP x 45 menit)

Topik : Asesmen sumatif Morfologi Komoditas Perikanan

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
2. Kegiatan Inti
 Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
 Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
 Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
 Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif

Asesmen Sumatif

SOAL ASESMEN SUMATIF


KARAKTERISTIK MORFOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

No. Pertanyaan Skor

1. Jelaskan pengertian morfologi komoditas perikanan! 5

2. Perhatikan gambar berikut ini!

15

Jelaskan bagian-bagian tubuh ikan pada gambar di atas!

3. Perhatikan gambar berikut ini!

10

Jelaskan bentuk tubuh ikan pada gambar di atas!


4. Perhatikan gambar berikut ini!

15

Jelaskan sirip ikan pada gambar gambar di atas, dan


kedudukan P terhadap V!

5. Jelaskan yang kalian ketahui tentang linea lateralis! 5

6. Jika sirip punggung ikan nila memiliki jari-jari keras 5 dan


5
jari-jari lemah 13, bagaimana rumus meristiknya?

7. Jelaskan bagaimana cara mengukur panjang baku ikan! 5

8. Jelaskan morfologi kekerangan (Molusca) 10

9. Perhatikan gambar berikut ini!

15

Jelaskan morfologi udang (Crustacea) pada gambar di atas!

10. Perhatikan gambar berikut ini!

a
15
b
Jelaskan morfologi rumput laut yang ditunjukkan pada
gambar di atas!

TOTAL SKOR 100

Hasil Asesmen Sumatif

No Nama Peserta Didik Skor

3. Kegiatan Akhir
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan9-10 (10 JP x 45 menit)

Topik : Anatomi komoditas perikanan


Strategi : Peserta didik melaksanakan pembelajaran melalui studi literasi dan
diskusi

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Mengapa penting untuk mempelajari organ-organ dalam ikan?
 Peserta didik melaksanakan asesmen awal
Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam materi
Anatomi Komoditas Perikanan.

Pertanyaan Asesmen Awal

Apa yang kalian ketahui tentang anatomi komoditas perikanan!


Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari gambar ikan di atas?


3. Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari gambar udang di atas?


4. Apa yang kalian ketahui tentang anatomi kekerangan (Molusca)?
Asesmen awal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis
 Guru bersama peserta didik mendiskusikan hasil jawaban asesmen awal

Hasil Asesmen Awal


 Guru menganalisis kemampuan seluruh peserta didik sebagai bahan untuk
merencanakan strategi pembelajaran dengan membuat tabel cek
kemampuan
Tabel cek kemampuan
Pencapaian KKTP
No. Nama Peserta Didik
5.2.1 5.2.2 5.2.3 5.2.4
1
2
3
Ket : Berilah tanda cek list (v) pada kolom Pencapaian KKTP yang sudah
dicapai peserta didik dan tanda silang (x) pada kolom KKTP yang belum
dicapai peserta didik.
Tindak lanjut :
 Apabila peserta didik telah mencapai KKTP tertentu, maka akan
melanjutkan pembelajaran pada KKTP selanjutnya yang belum tercapai.
 Peserta didik yang telah mampu mencapai KKTP tertentu diberi tugas
membimbing teman sebaya yang belum mencapai KKTP tertentu.

2. Kegiatan Inti

 Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok


 Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan
materi yang telah ditentukan sebagai berikut:
 Kelompok 1 : - Pengertian anatomi komoditas perikanan
- Anatomi ikan bersirip (finfish)
 Kelompok 2 : Anatomi kekerangan (Molusca)
 Kelompok 3 : Anatomi udang/kepiting/rajungan (Crustacea)
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing.
 Guru melakukan asesmen formatif
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.

Pertanyaan Asesmen Formatif

1. Apa yang bisa kalian jelaskan dari anatomi komoditas perikanan?


2. Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari gambar anatomi ikan di atas?
3. Apa yang bisa kalian jelaskan dari anatomi kekerangan?

4. Perhatikan gambar berikut ini!

Apa yang bisa kalian jelaskan dari anatomi udang pada gambar yang
ditunjukkan di atas?

Lembar Jawaban Asesmen Formatif


Nama :
Kelas :
No Jawaban Sesuai Tidak sesuai
Kriteria Kriteria
1
2
3
4
Peserta didik diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar
sesuai kriteria.
Hasil Asesmen Formatif
Nama :
Kelas :

Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Menjelaskan pengertian  Dapat menjelaskan
anatomi komoditas pengertian anatomi
perikanan komoditas perikanan

2 Menjelaskan anatomi  Dapat mengidentifikasi


ikan bersirip (finfish) organ-organ dalam ikan
bersirip (finfish)
 Dapat menjelaskan fungsi
dari organ-organ dalam ikan
bersirip (finfish)
3 Menjelaskan anatomi  Dapat
kekerangan (molusca) mengidentifikasi
organ-organ dalam
kekerangan (molusca)
 Dapat menjelaskan fungsi
dari organ-organ dalam
kekerangan (molusca)
4 Menjelaskan anatomi  Dapat mengidentifikasi
udang/kepiting/rajungan organ-organ dalam
(crustacea) udang/kepiting/rajungan
(crustacea)
udang/kepiting/rajungan
(crustacea) dengan benar
 Dapat menjelaskan fungsi
dari organ-organ dalam
udang/kepiting/rajungan
(crustacea)

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


 Apabila peserta didik merasa belum mampu me salah satu KKTP dari
KKTP diatas maka peserta didik harus mempelajari kembali KKTP
tersebut baik secara mandiri atau berkelompok.
 Peserta didik disebut mencapai KKTP apabila point 1 sd 4 pada tabel
diatas terisi cek list (v) pada kolom ‘Ya’ semua.
 Jika ada salah satu indikator keberhasilan yang berisi ‘Tidak’ maka peserta
didik harus mempelajari kembali materi di atas.

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan11-12 (12 JP x 45 menit)

Topik : Praktik terbatas anatomi komoditas perikanan

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Tahukah kalian usus ikan nila jauh lebih Panjang dari usus ikan lele?

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang praktik
morfologi komoditas perikanan.
 Peserta didik dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5
orang.
 Guru membagikan LKPD yang harus dikerjakan peserta didik dalam
praktik morfologi biota air.
 Peserta didik diberikan kesempatan untuk mempelajari LKPD yang sudah
dibagikan dan berdiskusi dengan guru tentang hal-hal yang belum
dimengerti dalam LKPD tersebut.
 Peserta didik melakukan praktik terbatas secara berkelompok dan
mengerjakan instruksi yang terdapat dalam LKPD.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


PRAKTIK ANATOMI KOMODITAS PERIKANAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Tanjung Lago


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Dasar-dasar Budidaya Perikanan
Materi : Anatomi Komoditas Perikanan
Hari/tanggal :
Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

A. Dasar Teori
Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena
merupakan dasar dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan
parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap organ dalam
antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya.
Hal ini disebabkan adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies
ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka hidup, atau stadia
dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati
secara anatomis pada tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut,
insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa, kelenjar
kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.
B. Tujuan Praktik
Setelah melaksanakan praktik peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi anatomi beberapa jenis ikan
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis ikan berdasarkan ciri anatominya

C. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan dan bahan sesuai jenis dan fungsinya.
2. Gunakan perlengkapan keamanan kerja/praktik yang standar
(wearpack, boot safety dan sarung tangan)

D. Alat dan Bahan


- LKPD - beberapa jenis ikan
- Alat tulis - Nampan
- Penggaris - buku panduan/paket
- 1 Set alat bedah

E. Langkah Kerja

 Letakkan ikan pada nampan


yang disediakan,
 Persiapkan peralatan bedah
berupa pisau, gunting dan
lain-lain,
 Amati dan gambar ikan yang
akan dibedah

 Pembedahan dimulai dari


anus atau juga disebut vent
 Anus terletak di bagian
anterior sirip anal pada sisi
ventral ikan
 Letak anus pada umumnya
sama untuk sebahagian besar
ikan, tetapi ada beberpa
species yang tidak demikian,
misalnya dekat dengan
kerongkongan
 Pembedahan dilakukan
dengan arah memanjang ke
arah anterior hingga
mencapai dasar sirip
perut (pelvic/ventral fin)
 Hentikan pembedahan
dengan pisau karena dasar
sirip perut cukup keras, alat
bedah yang cocok adalah
gunting
 Renggangkan kedua dinding
tubuh pada bagian rongga
perut yang sudah dibedah
untuk melihat organ di dalam
rongga perut
 Dengan selesainya langkah ke
-6 ini kita sudah
mendapatkan irisan bedah
dari mulai anus ke bagian
isthmus
 Beberapa organ tubuh yang
terletak pada bagian ventral
akan terlihat, yaitu:
1. Jantung
2. Hati
3. pyloric caecae
4. Jaringan adipose (lemak)

 Selanjutnya jaringan adipose


(1) dan isi perut (2) diangkat
dan akan terlihat gelembung
renang (3), gonad, kalau ada
(4) dan ginjal (5).
 Ikan karnivora memiliki usus
yang lebih pendek,
sedangkan ikan herbivora
memiliki usus
terpanjang.
 Gonad dan ginjal adalah
organ berpasangan. Masing-
masing satu bagian pada
setiap sisi gelembung renang

 Saluran pencernaan ikan


terikat pada ujung posterior
dari rongga perut di dekat
anus.
 Saluran pencernaan ikan dan
organ lainnya yang
menempel padanya diangkat
ke arah depan dan potong
seluruhnya
 Dengan mengangkat saluran
pencernaan maka akan
terlihat gelembung renang
(1), gonad (2) dan ginjal (3)
pada bagian dorsal rongga
perut dan tampak pula hati
ikan yang berukuran besar
(4).

 Organ lain sudah terlihat


setelah saluran pencernaan
diambil yaitu gelembung
renang.
 Gelembung renang adalah
kantung udara yang fleksibel
yang terletak pada bagian
dorsal rongga perut.
 Organ ini mengendalikan
daya ambang (buoyancy) dan
digunakan sebagai alat bantu
pendengaran pada beberapa
jenis ikan.

 Letakkan organ dalam yang sudah didapatkan pada kolom yang


disediakan.
 Foto laporan hasil praktikum jika semua organ dalam yang diminta
sudah didapatkan
 Berikan foto kepada guru pengampu sebagai laporan praktik.

F. Laporan Hasil Praktik

Insang Insang Tambahan


Jantung Hati

Gelembung Renang Limfa

Ginjal Usus
Gonad/Kantung Sperma Stomach/Lambung

Empedu

Asesmen Formatif Praktik Terbatas Anatomi ikan bersirip (Finfish)

Pencapaian
No Indikator Keberhasilan
Ya Tidak
1 Pembedahan ikan dilakukan sesuai prosedur
Organ-organ dalam ikan diidentifikasi dengan
2
benar
Organ-organ dalam ikan tidak rusak pada saat
3
diambil
4 Organ-organ dalam ikan diletakan sesuai dengan
kolom yang disediakan pada laporan hasil
praktikum

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat dan menyerahkan laporan hasil praktikum
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Pertemuan13-14 (12JP x 45 menit)

Topik : Asesmen Sumatif Anatomi Komoditas Perikanan

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
 Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
 Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
 Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif

Asesmen Sumatif
SOAL ASESMEN SUMATIF
KARAKTERISTIK ANATOMI KOMODITAS PERIKANAN

No Pertanyaan Skor
1 Jelaskan pengertian anatomi komoditas perikanan! 15

2 Perhatikan gambar berikut ini! 30


a. Identifikasi organ-organ dalam pada gambar ikan di atas!
b. Jelaskan fungsi dari organ-organ dalam ikan pada
gambar di atas!
3 Jelaskan anatomi kekerangan (molusca)! 25
4 Perhatikan gambar berikut ini!

30

a. Identifikasi organ-organ dalam udang pada gambar di


atas!
b. Jelaskan fungsi dari organ-organ dalam udang pada
gambar di atas!
Total Skor 100

Hasil Asesmen Sumatif

No Nama Peserta Didik Skor

3. Kegiatan Akhir
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious
Pertemuan15 (6 JP x 45 menit)

Topik : Fisiologi komoditas perikanan


Strategi : Peserta didik melaksanakan pembelajaran melalui studi literasi dan
diskusi

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi
 Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru, seperti:
- Kenapa ikan lele mampu bertahan hidup di luar air untuk beberapa
saat?
 Peserta didik melakukan asesmen awal

Asesmen Awal
Pembelajaran diawali dengan tanya jawab/pemberian kuisioner untuk
mengecek sejauh mana pemahaman/pengalaman peserta didik dalam hal
fisiologi komoditas perikanan.

Asesmen awal ini dapat dilakukan secara lisan atau tertulis


Pertanyaan Asesmen
 Guru bersama peserta didik mendiskusikan
Awal hasil jawaban asesmen awal

1. Apa yang kalian ketahui tentang fisiologi komoditas perikanan?


2. Apa yang kalian ketahui tentang sistem reproduksi komoditas perikanan?
3. Apa yang kalian ketahui tentang sistem pernafasan komoditas perikanan?
4. Apa yang kalian ketahui tentang sistem osmoregulasi ?
Hasil Asesmen Awal
 Guru menganalisis kemampuan seluruh peserta didik sebagai bahan
untuk merencanakan strategi pembelajaran dengan membuat table cek
kemampuan

Tabel cek kemampuan


Pencapaian KKTP
No. Nama Peserta Didik
5.3.1 5.3.2 5.3.3 5.1.4
1
2
3
Ket : Berilah tanda cek list (v) pada kolom Pencapaian KKTP yang sudah
dicapai peserta didik dan tanda silang (x) pada kolom KKTP yang belum
dicapai peserta didik.
Tindak lanjut :
 Apabila peserta didik telah mencapai KKTP tertentu, maka akan
melanjutkan pembelajaran pada KKTP selanjutnya yang belum tercapai.
 Peserta didik yang telah mampu mencapai KKTP tertentu diberi tugas
membimbing teman sebaya yang belum mencapai KKTP tertentu.

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik dibagi dalam 3 kelompok
 Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan studi literasi dengan materi
yang telah ditentukan sebagai berikut:
 Kelompok 1 : - pengertian fisiologi komoditas perikanan
- sistem reproduksi komoditas perikanan
 Kelompok 2 : sistem pernafasan komoditas perikanan
 Kelompok 3 : sistem osmoregulasi komoditas perikanan
 Setiap kelompok mempresentasikan hasil studi literasinya, kemudian
bersama-sama dengan guru melakukan diskusi terbimbing
 Guru melakukan asesmen formatif
Asesmen Formatif
Asesmen formatif bisa dilakukan dengan cara lisan atau tertulis.

Pertanyaan Asesmen
Hasil Asesmen Formatif formatif

Nama :
Kelas
1. Apa: yang bisa kalian jelaskan tentang seksualitas ikan?
2. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang proses pembuahan Pencapaian
No KKTP Indikator Keberhasilan
berdasarkan tempatnya? Ya Tidak
3. 1 ApaMemahami
yang bisa pengertian
kalian jelaskan tentang
 Dapat proses pembuahan
menjelaskan
berdasarkan perkembangan
fisiologi komoditas telurny?
pengertian fisiologi
4. Apaperikanan komoditas
yang bisa kalian jelaskan tentang perikanan ikan?
alat reproduksi
5. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang alat pernafasan ikan?
6. 2 ApaMenjelaskan sistem
yang bisa kalian  Dapat organ
jelaskan tentang menjelaskan system
pernafasan udara?
reproduksi komoditas reproduksi komoditas
7. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang mekanisme pernafasan?
perikanan
8. Apaperikanan
yang bisa kalian jelaskan tentang struktur histologi ikan?
 Dapat menjelaskan alat
9. Apa yang bisa kalian jelaskan tentang organikan
reproduksi osmoregulasi?
10.3 ApaMenjelaskan
yang bisal kalian
sistemjelaskan tentang mekanisme osmoregulasi?
 Dapat menjelaskan system
pernafasan (respirasi) pernafasan (respirasi)
komoditas perikanan komoditas perikanan
 Dapat menjelaskan alat
pernafasan ikan
 Dapat menjelaskan organ
pernafasan udara
 Dapat menjelaskan
mekanisme pernafasan
 Dapat menjelaskan struktur
histologi insang
4 Menjelaskan sistem  Dapat menjelaskan
osmoregulasi pengertian system
osmoregulasi
 Dapat menjelaskan organ
osmoregulasi
 Dapat menjelaskan
mekanisme
osmoregulasi

Umpan Balik dan Tindak Lanjut


 Apabila peserta didik merasa belum mampu melaksanakan salah satu
KKTP dari KKTP diatas maka peserta didik harus mempelajari kembali
KKTP tersebut baik secara mandiri atau berkelompok.
 Peserta didik disebut mencapai KKTP apabila point 1 sd 4 pada tabel
diatas terisi cek list (v) pada kolom ‘Ya’ semua.
 Jika ada salah satu kompetensi yang berisi ‘Tidak’ maka peserta didik
harus mempelajari kembali materi diatas.

3. Kegiatan Akhir
 Peserta didik membuat kesimpulan pelajaran dengan arahan guru
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious
Pertemuan16 (6 JP x 45 menit)

Topik : Asesmen Sumatif Fisiologi komoditas perikanan

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucapkan salam
 Peserta didik dan guru berdoa sebelum memulai pembelajaran
 Guru mengecek presensi kehadiran peserta didik
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Peserta didik dan guru menjalin kesepakatan untuk melaksanakan
aktifitas yang sesuai dengan materi

2. Kegiatan Inti
 Peserta didik mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan asesmen
sumatif
 Guru menjelaskan peraturan selama pelaksanaan asesmen sumatif
 Peserta didik mendapatkan lembar soal asesmen sumatif
 Peserta didik melaksanakan asesmen sumatif

Asesmen Sumatif

SOAL ASESMEN SUMATIF


KARAKTERISTIK FISIOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

No Pertanyaan Skor

1 Jelaskan pengertian fisiologi komoditas perikanan! 10

2 Jelaskan yang dimaksud dengan parthenogenesis! 10

3 Apa yang dimaksud dengan ovipar? Jelaskan! 10

4 Jelaskan alat reproduksi ikan jantan! 10

5 Jelaskan alat pernafasan ikan 10

6 Jelaskan mekanisme pernafasan (respirasi) ikan 10


7 Jelaskan bagian-bagian insang beserta gambar! 10

8 Jelaskan pengeertian osmorgulasi! 10

9 Jelaskan organ osmoregulasi! 10

10 Jelaskan mekanisme osmoregulasi! 10

TOTAL SKOR 100

3. Kegiatan Akhir
 Refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan dengan jujur
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
 Peserta didik berdo’a dengan religious

Ringkasan Materi

RINGKASAN MATERI
MORFOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

A. Morfologi biota air


Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar dari organisme ini
merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme. Adapun yang
dimaksud dengan bentuk luar organisme ini adalah bentuk tubuh, termasuk di dalamnya warna tubuh
yang kelihatan dari luar. Pada dasarnya bentuk luar dari ikan dan berbagai jenis hewan air lainnya mulai
dari lahir hingga ikan tersebut tua dapat berubah-ubah, terutama pada ikan dan hewan air lainnya yang
mengalami metamorfosis dan mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan (habitat). Namun demikian
pada sebagian besar ikan bentuk tubuhnya relatif tetap, sehingga kalaupun terjadi perubahan, perubahan
bentuk tubuhnya relatif sangat sedikit. Bentuk tubuh pada mahluk hidup, termasuk pada hewan air juga
erat kaitannya dengan anatomi, sehingga ada baiknya sebelum melihat anatominya; terlebih dahulu kita
melihat bentuk tubuh atau penampilan (morfologi) hewan air tersebut.
Pada dasarnya morfologi dari setiap jenis hewan air yang masih dekat kekerabatanya mempunyai
kemiripan-kemiripan, seperti anatomi dan morfologi udang, kepiting dan lobster hampir mirip. Hal yang
sama juga akan kita dapati pada berbagai jenis ikan serta pada berbagai
jenis hewan 116 lainya. Pada dasarnya kita mengenal berbagai jenis hewan air, diantaranya yang paling
umum kita kenal adalah ikan, udang, moluska, amfibi, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan
ikan adalah hewan bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin, hidup diair, bergerak dan
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dengan menggunakan sirip; dan bernafas dengan insang,
namun selain menggunakan insang ada juga ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan yang fungsinya
sama dengan “paru-paru”.

Pada ikan dan pada hewan air lainnya pada umumnya bagian tubuh dibagi menjadi tiga bagian yakni
bagian kepala, badan dan ekor, namun pada setiap jenis ikan ukuran bagian-bagian tubuh tersebut
berbeda-beda tergantung jenis ikannya.

Gambar 1. Bagian tubuh ikan

Adapun organ-organ yang terdapat pada setiap bagian tersebut adalah :


 Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang)
paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut,
rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan
terdapat alat pernapasan tambahan, dan sebagainya.
 Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip
belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain
adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad,
gelembung renang, dan sebagainya.
 Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan
ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur,
sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet, dan sebagainya.
Gambar2. Morfologi Ikan

Adapun morfologi ikan yang terlihat dengan jelas dari luar antara lain adalah bentuk badan, mulut,
cekung hidung, mata, tutup insang, sisik, gurat sisi (linea lateralis/LL), sirip dada, sirip perut, sirip
punggung, sirip belakang, dan sirip ekor, bentuk dari sirip-sirip tersebut serta warna badan dan atau
bagian-bagian badan tersebut.

1) Bentuk tubuh ikan


Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda-beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada
umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya. Adapun bentuk-
bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yakni ikan yang bersifat :
a) Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan
mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
b) Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibelah ditengah dengan potongan sagital, maka kita
akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya.

(1) Simetri bilateral


Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk
tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
(a) Pipih/kompres yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil
dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh.
(b) Picak/depres yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
(c) Cerutu/fusiform yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang
tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya.
(d) Ular/sidat yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular.
(e) Tali/filiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali.
(f) Pita/taeniform/flattedform yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai
pita.
(g) Panah/sagittiform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah.
(h) Bola/globiform yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola.
(i) Kotak/ostraciform yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak.

(2) Non simetri bilateral Ikan yang non simetri bilateral diantaranya adalah ikan sebelah dan ikan lidah.

2) Bentuk Mulut Ikan


Posisi mulut pada ikan sangatlah bervariasi di setiap jenis ikan. Hal ini sangat tergantung dari kebiasaan
ikan makan, jenis pakan yang dimakan serta ukuran pakan yang sesuai dengan bukaan mulut ikan. Jadi
fungsi dari mulut selain itu bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat hidup ikan
tersebut. Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal sedangkan
ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan
plankton I mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga
mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapis insang yang panjang dan lemas untuk
menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai gigi.

Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya. Ikan-ikan yang memakan
invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan
dengan mangsa berukuran besar mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.

Gambar 3. Tipe-tipe utama letak (a)terminal,


(b) sub-terminal, (c) inferior, dan (d) superior
(Sumber: Kotellat, et all., 1993)

Posisi mulut pada ikan juga bervariasi tergantung dimana letak habitat makanan yang akan dimakannya.
Ada empat macam posisi mulut ikan yakni:
(1) Posisi terminal, yaitu mulut yang terletak di ujung hidung.
(2) Posisi sub terminal, yaitu mulut yang terletak dekat ujung hidung.
(3) Posisi superior, yaitu mulut yang terletak di atas hidung.
(4) Posisi inferior, yaitu mulut yang terletak di bawah hidung.

3) Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip
ekor beraneka ragam. Dari semua siripsirip tersebut yang lebih khas bentuknya dan terdapat pada
berjenis-jenis ikan adalah sirip ekor. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor yakni:
a) Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan
bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
b) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp).
c) Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki).
d) Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
e) Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy).
f) Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp).
g) Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus).
h) Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp).
i) Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian
bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus).
j)Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian
atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp).

Gambar 4. Bentuk Sirip Ekor

4) Ciri Meristik dan Ciri Morfometrik


Dalam menentukan identifikasi seringkali kita melakukan pengukuran-pengukuran dan penghitungan
yang dikenal dengan ciri meristik dan morfometrik. Adapun yang dimaksud dengan meristik adalah ciri
yang berkaitan dengan jumlah bagian tubuh tertentu atau pengamatan tentang jumlah dan jenis duri, jari-
jari sirip pada setiap jenis sirip yang ada, jumlah sisik pada gurat sisi seperti jumlah jari-jari keras dan
jumlah jari-jari lemah pada sirip punggung, dan
sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan pengamatan
ukuran tubuh seperti panjang total, panjang kepala, dan sebagainya. Adapun ukuran yang biasa dilakukan
pada ikan sebagai berikut :
a) Panjang total yakni jarak antara ujung kepala yang terdepan (biasanya ujung rahang terdepan) dengan
ujung sirip ekor paling belakang.
b) Panjang baku adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan pelipatan pangkal sirip ekor.
c) Panjang ke pangkal cabang sirip ekor yakni jarak antara ujung kepala terdepan dengan lekuk cabang
sirip ekor.
d) Tinggi badan yakni ukuran tertinggi antara dorsal dengan ventral
e) Panjang kepala adalah jarak antara ujung kepala terdepan dengan ujung. f) operkulum
terbelakang.

5) Morfologi Udang (Krustacea)


Selain ikan, hewan air yang bernilai ekonomis penting lain adalah udang, kepiting dan lobster yang
termasuk pada Kelas Krustasea. Krustasea berasal dari kata crusta yang berarti cangkang keras. Dalam
hal ini krustasea mempunyai eksoskeleton (kerangka luar) dari bahan kitin yang keras. Kelas Krustasea
ini merupakan satu-satunya kelas dari Filum Arthropoda yang anggotanya banyak hidup di lingkungan
perairan. Adapun morfologi udang (tubuh udang) terdiri dari kepala, toraks dan abdomen, namun
antaranya kepala dan toraks bersatu dan gabungan keduanya dinamakan sefalotoraks; sehingga tubuh
udang hanya terdiri dari sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks diselaputi oleh karapas yang
menyelubungi baik bagian dorsal dan laterial. Pada sefalotoraks terdapat antena dan antenula yang
berfungsi sebagai indera (sensori), mata majemuk yang bertangkai dan dapat digerakan, mulut,
mandibula dan insang. Selain itu juga terdapat kaki jalan sebanyak lima pasang. Kaki jalan ini juga
disebut pereiopod. Di bagian abdomen udang terdapat kaki renang yang sering disebut plepoid; plepoid
ini berfungsi untuk berenang. Dan di bagian ujung terdapat telson dan urorod yang berfungsi untuk
berenang. Tepat dibawah telson terdapat lubang anus yang berfungsi untuk melakukan ekskresi.

Gambar 5. Morfologi Krustacea


6) Morfologi Rumput Laut (Alga)
Dalam materi ini juga sedikit membahas morfologi rumput laut. Rumput laut atau sea weeds secara
ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga
yang berklorofil. Dalam taksonomi, ganggang atau alga termasuk ke dalam filum Thallophyta yang
terbagi menjadi tujuh devisi, yaitu Euglenophyta, Chlorophyta,Chrysophyta, Phaeophyta,
Rhodophyta, Pyrrophyta, dan Cyanophyta. Ciri dari filum ini adalah tidak mempunyai akar, batang,
dan daun sejati. Alat reproduksi terdiri dari satu sel. Zigot hasil pembuahan sel betina oleh sel jantan
hanya akan tumbuh setelah keluar dari alat kelamin betina. Seluruh bagian tanaman yang dapat
menyerupai akar, batang, daun,atau buah, semuanya disebut thallus.
Bentuk thallus sendiri beraneka ragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantung, ada pula yang seperti rambut. Susunan talus terdiri dari satu sel dan banyak sel.
Percabangan talus ada yang dichotomous (dua-dua terus menerus), pinnate (dua-dua berlawanan
sepanjang talus utama), pectinate (berderet searah pada satu sisi talus utama), ferticillate (berpusat
melingkari aksis atau batang utama), dan yang sederhana tanpa percabangan. Sifat substansi thallus
juga bervariasi. Ada yang gelatinous (lunak sepertigelatin), calcareous (keras diliputi atau
mengandung zat kapur), cartilagenous(seperti tulang rawan), dan spongious (berserabut). Semua sifat
talus itu membantu dalam pengenalan jenis atau pengklasifikasian spesies.

Gambar 6. Morfologi Rumput Laut

Bentuk-bentuk percabangan thallus rumput laut diantaranya adalah :


a) Tidak bercabang Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan.
b) Dichotomous (Bercabang dua) Tiap–tiap thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari cabang
ini akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya. Thallus Holdfast (menempel pada substrat)
c) Pinnate alternate Thallus tumbuh bercabang dua – dua sepanjang thallus utama secara berselang-
seling (berganti-ganti).
d) Pinnate distichous Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara beraturan.
e) Tetratichous Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan duadua sepanjang thallus utama.
f) Ferticillate Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu utama.
g) Polystichous Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan (banyak
cabang pada thallus utama).
h) Pectinate Cabang – cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus.
i) Monopodial Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus.
j)Sympodial Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang pada masing-
masing thallus.

Gambar. Bentuk percabangan thallus


Selain bentuk-bentuk percabahan thallus perlu juga diketahui bentuk-bentuk holdfast yang dimiliki
oleh rumput laut. Bentuk-bentuk holdfast tersebut antara lain:
RINGKASAN MATERI
KARAKTERISTIK ANATOMI KOMODITAS PERIKANAN

Anatomi Biota Air Anatomi suatu spesies ikan sangat penting untuk diketahui karena merupakan dasar
dalam mempelajari jaringan tubuh, penyakit dan parasit, sistematika, dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap
organ dalam antara satu spesies ikan dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka
hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut. Beberapa organ yang dapat diamati secara anatomis pada
tubuh ikan antara lain: otak, rongga mulut, insang, jantung, hati, empedu, alat pencernaan makanan, limpa,
kelenjar kelamin, gelembung renang, dan lain-lain.
Ada dua tindakan pengamatan yang dilakukan untuk mengamati anatomis ikan yaitu:
1) Inspectio = mengamati dengan tidak mempergunakan alat bantu.
2) Sectio = membuka dinding badan untuk mengamati bagian dalam tubuh ikan.
Agar organ-organ yang diamati berada pada kondisi yang baik dan tetap berada pada posisi masing- masing,
maka sebaiknya ikan yang diamati adalah ikan-ikan yang telah diawetkan sebelumnya. Jika sampel ikan
telah diawetkan maka organ-organ yang lunak dan mudah rusak seperti otak, jantung, hati, dan lain-lain,
telah menggumpal atau mengeras dan tidak akan terganggu pada saat dilakukan pembedahan. Bahan
pengawet yang digunakan adalah larutan formalin 10%. Berikut pengamatan tentang komponen saluran
pencernaan, peredaran darah dan bagian dalam ikan serta insang (Anatomi ikan).
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1) Sistem penutup tubuh.
2) Sistem otot.
3) Sistem rangka (tulang).
4) Sistem pernapasan (respirasi).
5) Sistem peredaran darah (sirkulasi).
6) Sistem pencernaan.
7) Sistem saraf.
8) Sistem hormone.
9) Sistem ekskresi dan osmoregulasi.
10) Sistem reproduksi dan embriologi.
Sistem pernapasan (respirasi), sistem peredaran darah (sirkulasi), sistem pencernaan, sistem saraf,
sistem hormon, sistem ekskresi dan osmoregulasi dan sistem reproduksi akan dibahas lebih mendalam
pada materi berikutnya.
1) Gelembung Berenang
Pada beberapa ikan tertentu ditemukan gelembung berenang (vesica natatoria = pneumatocyst).
Gelembung berenang berfungsi sebagai alat hidrostatik, untuk menentukan tekanan air sehubungan
dengan kedalaman perairan. Pneumatocyst terdapat di bagian dorsal rongga badan, yaitu di sebelah
ventral dari ren, aorta abdominalis, dan columna vertebralis. Umumnya berbentuk oval dengan warna
keputih-putihan, terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Dari bagian anterior, tepat di perbatasan
antara bagian anterior dan bagian posterior, keluar sebuah saluran yang menghubungkan pneumatocyst
dengan esophagus. Saluran ini disebut ductus pneumaticus dan berfungsi sebagai jalan keluar
masuknya udara ke dalam pneumatocyst.
Berdasarkan ada tidaknya ductus pneumaticus, ikan-ikan dapat dibedakan atas dua golongan yaitu:
a) Physostomi, adalah ikan-ikan yang memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan karper
(Cyprinus carpio carpio).
b) Physoclysti, adalah ikan-ikan yang tidak memiliki ductus pneumaticus, misalnya ikan mujair
(Oreochromis mossambicus).
2) Sistem Penutup Tubuh (Integumentary)
a) Kulit
Kulit merupakan sistem penutup tubuh yang dimiliki hampir semua jenis ikan. Bagi beberapa ikan
juga merupakan tempat menempelnya sisik.
Fungsi kulit secara umum adalah :
(1) Pertahanan dari pathogen.
(2) Membantu pernafasan pada ikan tertentu.
(3) Memproduksi racun sebagai pertahanan dari predator.
(4) Memproduksi lender.
(5) Memproduksi warna untuk memudahkan menentukan spesies.
(6)Segabai eksresi dan osmoregulasi.
Bagian bagian kulit ikan antara lain:
(1) Epidermis ; Di bagian epidermis terdapat berbagai organ antara lain : Mucous gland (kelenjar
lendir). Kelenjar lender berfungsi sebagai penghasil lendir bagi ikan. Fungsi lendir sendiri adalah :
(a) Mengurangi gesekan pada saat berenang.
(b) Melindungi dari arus yang deras.
(c) Melindungi tubuh dari bakteri.
(d) Menutup luka.
(e) Mencegah keluar-masuk air melalui kulit.
(f) Mencegah infeksi pada saat luka.
(g) Mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru).
(h) Membuat sarang (pada spesies ikan tertentu seperti African fish, sepat jawa).
(2) Alarm Cells
Sebagai penghasil Pheromones yaitu semacam bau yang dapat membuat predator menghindar dan
tidak mau memakannya. Alarm cells berfungsi sebagai bentuk pertahanan pada ikan.
(3) Kutikula
Kutikula merupakan mantel kulit pada ikan. Terdiri dari mucin, immunoglobulins dan lain lain.
Ini bersifat anti pathogen.
b) Dermis ; Lapisan dermis merupakan lapisan tempat menempelnya sisik. Sisik merupakan sistem
penutup tubuh ikan berupa tulang lunak yang tipis yang tersusun dari mineral kapur. Fungsi sisik
antara lain :
(1) Pelindung tubuh ikan.
(2)Sebagai penentu umur ikan pada sisik sikloid dan ctenoid.
(3)Juga sebagai sistem eksresi
Anatomi Kerang (Moluska)
Anggota dari filum mollusca mempunyai bentuk tubuh yang sangat beraneka ragam, dari yang berbentuk
silindris seperti cacing dan tidak mempunyai kaki maupun cangkang, sampai bentuk hampir bulat tanpa kepala
dan tertutup dua keping cangkang besar. Oleh sebab itu, berdasarkan bentuk tubuh, bentuk dan jumlah
cangkang, serta beberapa sifat lainnya, filum mollusca dibagi 8 kelas: 1) Chaetodermomorpha; 2)
Neomeniomorpha; 3) Monoplacophora; 4) polyplacophora; 5) Gastropoda; 6)
Pelecypoda; 7) Scaphoda; 8) Cephalopoda.
Tubuh molusca simetri bilateral, tertutup mantel yang menghasilkan cangkang, dan mempunyai kaki ventral.
Saluran pencernaan lengkap, dan didalam rongga mulut terdapat radula, kecuali pada pelecypoda. Radula terdiri
atas tulang muda yang di sebut odontophore. Diatas odontophore terdapat pita radula yang berisi beberapa baris
gigi khitin kecil kecil dengan ujung mengarah ke belakang. Otot protaktor mengatur penjuluran odontophore
keluar mulut dan gigi radula. Tergantung jenisnya, radula molusca merupakan organ untuk mengerok lumut
merumput. Mengebor atau mengalami modifikasi untuk menangkap mangsa pada jenis predator. Gigi radula
diujung anterior menjadi aus dan rusak oleh pemakaian terus menerus, gigi baru selalu tumbuh diujung posterior
dalam kantung radula. Secara perlahan gigi radula bergerak ke anterior. 138 Mulut berhubungan dengan
esofagus, perut dan usus yang melingkar. Anus yang terletak pada tepi dorsal rongga mantel dan insang tidak
tercemar oleh buangan tersebut. Jantung molusca terdiri dari dua serambi (auricle), terdapat pada rongga
perikardium. Bilik memompa darah keaorta, beberapa arteri dan menuju sinus dalam rongga atau jarigan.
Peredaran darah terbuka, artinya darah tidak melalui pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga
diantara sel sel dalam organ. Dari sinus darah dalam organ, darah mengalir keginjal untuk membuang sisa
metabolisme, kemudian keinsang untuk membuang CO2 dan mengambil O2. Darah yang mengandung oksigen
akan mengalir dari insang ke serambi dalam jantung. Tergantung jenisnya terdapat beberapa modifikasi susunan
peredaran darah seperti tersebut diatas.
Alat pernapasan pada kebanyakan molusca adalah sepasang insang atau lebih yang dinamakan ctenidia,
beberapa jenis mempunyai “paru paru “ atau kedua duanya. Tiap insang terdiri atas sebuah sumbu pipih yang
memanjang dibagian tengah, dan pada sisi sisinya terdapat filamen filamen pipih berbentuk segi tiga. Tiap
filamen ditunjang sepasang rangka khitin. Cilia lateral menghasilkan aliran air, dan cilia frontal dan cilia
abfrontal untuk menyingkirkan partikel partikel supaya cilia tetap bersih. Pembuluh darah afferent mengalirkan
darah kefilamen dan secara difusi mengalir kepembuluh darah efferent. Aliran darah berlawanan arah dengan
aliran air antara filamen, dengan demikian air dengan kandungan oksigen rendah berhubungan dengan darah
yang kandungan oksigennya lebih kecil, hal ini berarti efisiensi pertukaran O2 dengan CO2 adalah maksimum.
Darah dari pembuluh efferent menuju serambi jantung.
Aliran indrera molusca terletak dalam rongga mantel yang disebut osphradium, yang berfungsi sebagai
chemoreceptor dan juga mendeteksi jumlah sedimen yang terbawa aliran air masuk. Selain osphradia, alat indera
pada molusca ialah mata dan statocyst. Kebanyakan molusca mempunyai 139 kaki yang besar dan datar untuk
hidup sebagai hewan benthik. Kaki berotot dan bagian telapak kaki mengandung banyak kelenjar lendir dan
cilia. Gerakan kaki dilakukan oleh otot kaki atau perpaduan cilia dengan lendir seperti halnya pada turbelaria.
Sistem syaraf terdiri atas cincin saraf melingkari esofagus dangan beberapa pasang ganglion dan dua pasang
benang syaraf, yang sepasang berhubungan dengan kaki dan sepasang lagi berhubungan dengan mantel serta
organ organ dalam.
Gambar Anatomi kerang (Molluska)

RINGKASAN MATERI
FISIOLOGI KOMODITAS PERIKANAN

SISTEM REPRODUKSI

A. Pengertian Sistem Reproduksi Ikan


Reproduksi adalah proses dihasilkannya spesies baru oleh spesies sebelumnya, dimana terjadi
pencampuran dan perubahan gen, dimana ciri-ciri pada spesies sebelumnya akan muncul pada
spesies baru.

Terdapat 3 macam seksualitas pada ikan :


a. Biseksual (kelamin ganda) yaitu sperma dan telur berkembang secara terpisah di dalam individu
jantan dan betina
b. Hermaprodit, yaitu kedua jenis sex tersebut terdapat dalam satu individu dan terbagi menjadi 3
jenis :
1) Hermaporodit sinkroni, yaitu jika dalam satu individu terdapat sel dari sex betina dan sel dari
sex jantan secara bersamaan. Ikan ini dapat mengadakan pembuahan sendiri, misalnya ikan
pada famili Serranidae
2) Hermaprodit protogini, yaitu jika dalam siklus hidupnya terjadi perubahan sex dari fase betina
ke fase jantan, misalnya pada ikan belut (Monopterus albus)
3) Hermaprodit protandri, yaitu jika dalam siklus hidupnya terjadi perubahan sex dari fase jantan
ke fase betina, misalnya pada ikan Epinephelus tauvina
c. Partenogenesis, yaitu perkembangan sel telur menjadi individu tanpa ikut campur gen jantan
walau terjadi pembuahan dengan lain spesies (interspesies), misalnya pada ikan Poecillia formosa

Berdasarkan tempat terjadinya pembuahan, dapat dibedakan 2 jenis pembuahan, yaitu :


 Pembuahan di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal), yaitu sperma dan telur bertemu di
dalam tubuh induk, misalnya terjadi pada ikan cucut
 Pembuahan di luar tubuh induk (fertilisasi external) yaitu sperma dan telur bertemu di luar tubuh
induk jantan maupun betinanya. Pembuahan ini terjadi pada kebanyakan ikan bertulang sejati

Berdasarkan perkembangan telur yang telah dibuahi, pembuahan dapat dibagi menjadi :
 Ovovivipar (live bearing), jika pembuahan terjadi di dalam tubuh tetapi tidak mendapatkan
makanan dari induknya. Jadi kuning telur adalah makanan untuk perkembangan telur sampai
menjadi post larva. Larva dilahirkan dalam keadaan yang mampu untuk menjaga dirinya sendiri.
Misalnya pada ikan seribu (Lebistes sp)
 Vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh induk, perkembangan embrio terjadi di dalam tubuh
induk dan embrio menerima makanan dari induknya melalui plasenta. Misalnya pada ikan cucut
 Ovipar (egg laying), telur dilepaskan dari dalam induk betina kemudian segera dibuahi oleh
sperma ikan jantan. Pertemuan sel jantan dan sel betina terjadi di luar tubuh induknya. Misalnya
pada ikan mas, ikan selar dan lain lain

Ciri kelamin pada ikan ada 2 macam yaitu :


 Ciri kelamin primer, yaitu ciri kelamin yang berhubungan dengan alat reproduksi ikan, misalnya
testis pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina
 Ciri kelamin sekunder, yaitu ciri kelamin yang berhubungan bentuk luar tubuh ikan, misalnya
warna, bentuk sirip, bentuk kepala, bentuk tubuh, ukuran tubuh

B. Alat Reproduksi Ikan

1. Alat Reproduksi Jantan :


a) Testes berpasangan, terletak di dalam ruang peritoneum di bawah gelembung renang dan di
atas usus. Di dalam testes dibentuk spermatozoa, proses pembentukannya disebut
spermatogenesis. Bentuk spermatozoa bermacam-macam tergantung pada spesies ikan
b) Vasa deferensi, merupakan dua saluran sperma yang bergabung pada bagian belakangnya
membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar diantara papilla urinaria dan anus
c) Lubang genital, lubang luar yang merupakan gabungan vasa defernsia

2. Alat Reproduksi Betina :


a) Ovarium, merupakan kantong dimana telur-telur (ovum) terdapat, pada ikan umumnya ada 2
buah
b) Oviduct, merupakan tempat menyalurkan telur dan ujungnya adalah lubang genital yang
terletak di belakang anus

SISTEM PERNAFASAN (RESPIRASI)

A. Pengertian Sistem Pernapasan (Respirasi)


Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Pernapasan (respirasi) adalah proses pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara suatu organisme dengan lingkungannya. Peranan oksigen dalam
kehidupan ikan merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat
makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) sehingga dapat menghasilkan energi.

Komponen-komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan, oksigen dan
karbondioksida dan darah (butir-butir darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses pertukaran
gas yang terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari
lingkungan/ruang
yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya rendah. Proses
pertukaran gas dapat dilihat pada Gambar 9.

Persyaratan untuk dapat terjadi pertukaran gas pada pernapasan yaitu :


1. Dinding membran harus tipis dan lembab
2. Harus terdapat perbedaan tekanan parsial gas antara lingkungan luar dengan lingkungan dalam
(pada organisme)

Gambar Proses Pertukaran Gas

B. Alat Pernapasan Ikan

Makhluk hidup untuk dapat bernapas diperlukan alat pernapasan. Alat pernapasan ikan digolongkan ke
dalam :
a. Organ pernapasan akuatik yang terdiri dari :
1. Insang dalam seperti insang septal (pada ikan Elasmobranchii) dan insang berpenutup (pada
ikan Teleosthei)
Insang pada ikan bertulang sejati terdiri dari :
Holobranchi : lembar insang yang terdiri dari 2 hemibranchi.
Hemibranchi : lembar insang yang terdiri dari 1 lembar yang
menempel pada operculum bagian dalam.
Pseudobranchi : insang palsu, terdapat pada permukaan
operculum bagian dalam. Pseudobranchi
berfungsi sebagai pelengkap alat pernapasan,
organ sekresi (Cl) dan pengatur tekanan darah
pada okuler.
Lophobranchi : Modifikasi struktur insang yang berbentuk
kepingan yang membulat. Misalnya pada
Sygnathus sp.

Jumlah lembar insang pada Teleosthei umumnya mempunyai 4 lembar insang. Pada beberapa jenis
ikan mengalami pengurangan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah holobranchi dan hemibranchi berbagai jenis ikan
Holobranchi Hemibranchi Jenis ikan (Famili)
3 1 Labridae, Scaridae, Pomacentridae,
Zeidae
3 - Diodontidae, Tetaodontidae
2 1 Malthe sp
2 - Dibranchus sp
1 - Amphioopnous sp
2. Insang luar terdapat pada embrio dan larva dari beberapa jenis ikan. Insang luar berfungsi
untuk bernapas dan penyerapan bahan makanan. Insang luar terdiri dari :
 Insang luar endodermic : insang luar ini merupakan bagian dari insang dalam,
berbentuk filamen yang keluar lewat celah insang dan masing-masing filamen mempunyai
pembuluh darah yang berhubungan dengan arteri afferent insang dalam.
 Insang luar ectoderm : insang luar ini tidak berhubungan dengan insang dalam kecuali
saluran darahnya, insang ini betul-betul terbentuk di bagian luar tubuh dan
perkembangannya lebih dahulu dari pembentukan rongga insang dan operculum. Tipe
insang luar ectoderm yaitu :
a. Mempunyai 3-4 pasang lembar insang membentuk seperti bulu ayam. Contoh :
Protopterus sp, Lepidosiren sp
b. Mempunyai 1 pasang lembar insang di atas sirip dada. Contoh : Polypterus sp,
Calamoicthys sp
c. Mempunyai 1 pasang lembar insang, memendek seperti sungut dan letaknya seperti
pada Polypterus sp. Contoh : Acebtrogobius sp (gobilidae)
3. Permukaan kulit yang terdiri dari :
 Kulit ; umumnya pada ikan-ikan tidak bersisik. Contoh : Anguillidae, Synbranchidae dan
Blennidae.
 Kantong vitellin (yolk sac) ; yaitu pada embrio dan larva
 Sirip ; pada stadia embrio dan larva ikan Synbranchus sp dan Monopterus sp. Sirip dada
digunakan untuk bernapas sebelum insang dapat berfungsi.
 Operculum ; pada stadia embrio dan larva ikan Amia sp dan Lepisosteus sp, operculum
dapat berfungsi sebagai organ pernapasan sementara.

C. Organ Pernapasan Udara


Organ pernapasan udara umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang hidup di perairan bersuhu tinggi,
stagnan dan miskin oksigen. Pengelompokan organ pernapasan ini umumnya dikaitkan dengan
bagian- bagian dari saluran pencernaan. Organ-organ tersebut adalah :
1. Pada rongga branchial terdiri dari :
🢖 insang (seperti pada ikan Hypopomus sp)
🢖 divercula branchial (seperti pada Saccobranchus sp)
🢖 arborencen (seperti pada ikan Clarias batrachus), dan labyrinth (seperti pada ikan Anabas
testudineus, Helostoma temincki).
🢖 Pada rongga Bucoo-pharynx terdiri dari diverticula pharynx. Contoh pada Amphibinous sp,
Ophicephalus sp.
2. Pada oesophagus terdiri dari :
🢖 Gelembung gas yang terdiri dari Holeostees seperti pada Amia sp, Teleostei seperti pada Heterotis
sp, Arapaima sp, Gymnarchus sp, Erythrinus sp, Lebiasina sp dan Umbra sp.
🢖 Paru-paru terdapat pada ikan Polyteridae seperti Polypterus sp, Calamuinchthys sp dan Dipnoi
seperti Neoceratodus sp, Protopterus sp dan Lepidosiren sp.
Saluran udara ke paru-paru berasal dari oesophagus bagian bawah. Hal ini berlawanan dengan
saluran udara yang menuju gelembung renang.
3. Pada lambung, contoh ikan Ancistrus sp
4. Pada usus ; udara masuk melalui mulut kemudian keluar lewat anus. Pada saat melewati usus
sebagian dari oksigen diikat oleh pembuluh darah pada usus. Misalnya pada ikan Cobitis sp dan
Misgurnus sp.
D. Mekanisme Pernapasan

Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap yaitu :


a.
Fase inspirasi O2 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2 diikat untuk dibawa ke jaringan-
jaringan yang membutuhkan
b.
Fase ekspirasi CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang
di ekskresikan keluar tubuh

Mekanisme pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara
bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, rongga bucco-
pharynx dan rongga insang menggelembung, dan selaput operculum tertutup. Pada keadaan ini air
masuk (terisap) ke dalam rongga mulut. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam
pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu mulut tertutup, rongga bucco-
pharynx dan rongga insang berkonsentrasi (menyempit), selaput operculum terbuka. Pada keadaan
ini air mengalir dari rongga mulut dan rongga insang ke arah luar melalui insang. Bersamaan dengan
keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pada saat air melewati insang terjadi
pertukaran gas. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang. Mekanisme
pernapasan ikan dapat dilihat pada Gambar 10.

.
Gambar 10. Mekanisme Pernapasan pada Ikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2 yaitu :
1.
Ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 >>
2.
Aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 >>
3.
Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4.
Stadia reproduksi

E. Struktur Histologi Insang

Insang ikan terdiri dari beberapa lembar insang (hemibranchii), umumnya empat lembar dimana
masing-masing insang terdiri dari beberapa bagian (Gambar 11) yaitu :
 filamen insang (gill filaments) berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2
 tulang lengkung insang (gill arch) berfungsi sebagai tempat melekatnya tulang tapis insang dan
filamen insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
 tulang tapis insang (gill rakers) berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya
organisma makanan melalui celah insang

Gambar Bagian-bagian Insang Ikan


SISTEM OSMOREGULASI

A. Pengertian Sistem Osmoregulasi


Ikan hidup pada media/lingkungan yang kondisinya selalu berubah/berfluktuasi baik harian
maupun musiman. Oleh karena itu diperlukan suatu pengaturan keseimbangan air dan garam
dalam jaringan tubuhnya. Sistem Osmoregulasi merupakan sistem pengaturan keseimbangan
tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Ikan mempunyai tekanan osmotik yang berbeda dengan lingkungannya, oleh karena itu, ikan
harus mencegah kelebihan air atau kekurangan air, agar proses-proses fisiologis di dalam
tubuhnya dapat berlangsung dengan normal.

Osmoregulasi pada organisma akuatik dapat terjadi dalam dua cara yang berbeda yaitu :
1. Usaha untuk menjaga konsentrasi osmotik cairan di luar sel (ekstraseluler) agar tetap konstan
terhadap apapun yang terjadi pada konsentrasi osmotik medium eksternalnya
2. Usaha untuk memelihara isoosmotik cairan dalam sel (interseluler) terhadap cairan luar sel
(ekstraseluler)

B. Organ Osmoregulasi
Pada organisma akuatik seperti ikan, terdapat beberapa organ yang berperan dalam proses
pengaturan tekanan osmotik atau osmoregulasi agar proses fisiologis di dalam tubuhnya dapat
berjalan dengan normal. Organ-organ sistem osmoregulasi pada ikan yaitu ginjal, insang, kulit
dan saluran pencernaan.

1. Ginjal
Ginjal terletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta
dorsalis, berbentuk ramping dan memanjang serta berwarna merah. Jumlah ginjal sebanyak satu
pasang. Ginjal berfungsi untuk :
1. Menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh
diedarkan lagi melalui darah
2. Mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan
tubuh

Ikan mempunyai dua tipe anatomi ginjal yaitu :


a) Pronephoros, terletak di depan mesonephoros, strukturnya sangat sederhana, pada sebagian
besar ikan berfungsi pada stadia awal yaitu pada stadia embrio/larva yang kemudian fungsinya
digantikan oleh mesonephoros ketika ikan menjadi dewasa.
b) Mesonephoros, susunanya lebih rumit daripada pronephoros, mempunyai unit-unit yang
disebut nephron.
Nephron (Gambar 16) terdiri dari :
🢖 Badan malphigi (renal corpuscle) terdiri dari :
 Glomerulus (kumpulan kapiler-kapiler darah)
Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan
dengan ikan laut. Diameter glomerulus ikan air tawar : 48-104 mikron (rata-rata 71
mikron), diameter glomerulus ikan laut : 27-94 mikron (rata-rata 48 mikron) (Lagler at al.,
1997)
 Kapsul Browman (seperti mangkuk tempat glomerulus)
🢖 Tubuli ginjal (saluran yang melingkar-lngkar) terdiri dari :
 Bagian leher
 Proximal
 Tengah (intermediate)
 Distal
 Saluran pengumpul

2. Insang
Insang mempunyai peranan yang sangat penting sebagai organ yang mampu dilewati air
maupun mineral, serta tempat dibuangnya/dieksresikannya sisa metabolisme. Pada insang
terdapat sel klorida yang melakukan transport aktif kelebihan anion monovalen Na + dan Cl-
melawan gradient konsentrasi kembali ke media/lingkungan. Permeabilitas insang yang sangat
tinggi terhadap ion- ion monovalen Na+ dan Cl-, sehingga secara pasif bergerak dari
media/lingkungan air laut ke dalam plasma. Insang juga ikut berperan dalam pengeliminiran
bahan tertentu melalui transport aktif NH3 (ammonia), sebagai sisa metabolisme dibuang
melalui insang
Gambar 16. Diagram Nephron
3. Kulit
Umumnya kulit berperan dalam proses osmoregulasi pada jenis ikan-ikan tertentu, terutama pada
stadia awal/larva, dimana epidermis kulit masih sangat tipis. Pada kelompok Agnatha, kulit
memberikan peranan terhadap eksresi garam-garam dengan keberadaan kelenjar lendir ( slime
gland). Kelenjar lendir memiliki kapasitas yang cukup tinggi dalam memproduksi lendir.

4. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yang berperan dalam osmoregulasi adalah bagian exophagus dan usus. Pada
ikan bertulang sejati (teleostei) air laut, karena media/lingkungannya bersifat hipertonik, maka tubuh
ikan akan kekurangan air, oleh karena itu ikan akan meminum air laut. Pada waktu meminum air laut
ini, ion-ion Na+ dan Cl- akan diserap darah. Air yang diminum dan masuk ke dalam usus telah
mengalami penawaran, sehingga mudah diserap oleh usus.

C. Mekanisme Osmoregulasi
Semua organisme pada umumnya mempunyai permasalahan yang sama dalam mempertahankan
konsentrasi osmotik cairan yang tepat dengan gradient konsentrasi yang tidak berbeda jauh dengan
konsetrasi osmotik media/lingkungan hidupnya. Namun kenyataannya setiap organisme mempunyai
kemampuan yang berbeda-beda untuk menghadapi masalah osmoregulasi sebagai respon/tanggapan
terhadap perubahan osmotik lingkungan eksternalnya. Perubahan konsentrasi ini cenderung
mengganggu kondisi internal yang mantap.
Untuk menghadapi masalah ini ikan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara :
1. Mengurangi gradient osmotik antara cairan tubuh dengan lingkungannya
2. Mengurangi permeabilitas air dan garam
3. Melakukan pengambilan garam secara selektif

Berdasarkan mekanisme fisiologisnya dalam menghadapi tekanan osmotik air media, organisme air
dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu :
1. Osmokonformer adalah organisme air yang secara osmotik labil dan mengubah-ubah tekanan
osmotik cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotik air media hidupnya.
2. Osmoregulator adalah organisme air yang secara osmotik stabil (mantap), selalu berusaha
mempertahankan cairan tubuhnya pada tekanan osmotik yang relative konstan, tidak perlu harus
sama dengan tekanan osmotik air media hidupnya.

Berdasarkan mekanisme regulasi dalam mengatur keseimbangan millien interiurnya yaitu antara
volume air dan konsentrasi elektrolit yang terlarut dalam air media hidupnya, organisme air dapat
dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1. Regulasi hipertonik atau hiperosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi media.
2. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik yaitu pengaturan konsentrasi cairan tubuh ikan yang
lebih rendah dibandingkan konsentrasi media.
3. Regulasi isotonik atau isoosmotik yaitu bila kerja osmotik dilakukan pada keadaan konsentrasi
cairan tubuh sama dengan konsetrasi media.

 Osmoregulasi pada ikan air tawar


Ikan teleostei air tawar mempunyai cairan tubuh yg bersifat hiperosmotik terhadap lingkungan,
sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yg
semipermiable. Bila hal ini tidak dikendalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan hilangnya
garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat
fungsi-fungsi fisiologis secara normal.
menyokong

fungsi-fungsi fisiologis secara normal.


Ginjal akan memompa keluar kelebihan air tersebut sebagai air seni.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter
besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam
tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.

Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa


akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam
diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat
impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.

Air seni yang dikeluarkan ikan sangat encer dan mengandung sejumlah kecil senyawa nitrogen,
seperti asam urikat, creatine, creatinine dan ammonia. Meskipun air seni mengandung sedikit
garam, keluarnya air yang berlimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam yang cukup besar.
Garam-garam juga hilang karena difusi dari tubuh. Kehilangan garam ini diimbangi dengan garam-
garam yang terdapat pada makanan dan penyerapan aktif melalui insang.
Pada golongan ikan Teleostei terdapat gelembung air seni
(urinary bladder) untuk menampung air seni. Di sini dilakukan penyerapan kembali terhadap ion-
ion. Dinding gelembung air seni bersifat impermiable terhadap air.

 Osmoregulasi pada ikan air laut


Ikan laut hidup pada lingkungan yang hipertonik terhadap jaringan dan cairan tubuhnya, sehingga
cenderung kehilangan air melalui kulit dan insang, dan kemasukan garam-garam. Untuk mengatasi
kehilangan air, ikan ‘minum’ air laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula
kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses
ini dan kelebihan garam harus dihilangkan.

Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih
sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air.
Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air
tawar.
Kira-kira 90% hasil buangan nitrogen yang dapat disingkirkan melalui insang, sebagian besar
berupa amonia dan sejumlah kecil urea. Meskipun demikian, air seni masih mengandung sedikit
senyawa tersebut. Air seni Osteichthyes mengandung creatine, creatinine, senyawa nitrogen dan
trimetilamin oksida (TMAO).

 Osmoregulasi pada ikan Elasmobranchii


Cairan tubuh ikan Elasmobranchii umumnya mempunyai tekanan osmotik yg lebih besar daripada
lingkungannya karena disebabkan kandungan urea dan TMAO yang tinggi di dalam tubuhnya
(bukan karena garam-garam). Karena cairan tubuhnya yang hiperosmotik terhadap lingkungannya,
golongan ikan ini cenderung menerima air lewat difusi, terutama lewat insang. Untuk
mempertahankan tekanan osmotiknya, kelebihan air ini dikeluarkan sbg air seni. Penyerapan
kembali terhadap urea di dalam tubuli ginjal merupakan upaya pula dalam mempertahankan
tekanan osmotik tubuhnya. Permukaan tubuhnya yg relatif bersifat impermiable mencegah
masuknya air dari lingkungan ke dalam tubuhnya. Perbandingan antara ikan teleostei dan
elasmobranchi baik yang hidup di air tawar dan air laut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan antara ikan teleostei dan elasmobranchi baik yang hidup di air tawar dan air
laut
IKAN ELASMOBRANCHII IKAN TELEOSTEI
Tulang dari rawan Bertulang sejati
Tidak minum Minum
Kencing Tidak kencing (laut)
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (laut) Tekanan osmotik (laut)
Bertulang sejati Lebih kecil
Minum Sebagian besar disebabkan oleh garam
Tidak kencing (laut) Pelepasan urea
Kencing (tawar)
Tekanan osmotik (tawar) Tekanan osmotik (tawar)
Lebih besar Lebih besar
Sebagian besar disebabkan oleh garam
Sebagian besar disebabkan oleh
urea dan TMAO Pelepasan urea
Penahanan dan pelepasan urea
Darah Darah
Mengandung 350mmol/l urea Lebih kecil
Hiperosmotik terhadap media Hipoosmotik (air laut)
Insang Insang
Tidak dapat ditembus air Dapat ditembus air

Anda mungkin juga menyukai