Anda di halaman 1dari 50

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya serta kerja keras
penyusun telah berhasil menyusun Modul Biologi dan Ekologi Ikan
Hiu.
Modul ini merupakan salah satu bagian yang penting dalam
penyelenggaraan Pelatihan Identifikasi Ikan Hiu dan Pari.
Modul ini diperuntukkan bagi peserta agar setelah mengikuti
Pelatihan Identifikasi Ikan Hiu dan Pari ini dapat memiliki
pengetahuan dasar keterampilan dalam melakukan identifikasi
jenis ikan hiu.
Saran yang konstruktif sangat kami harapkan sebagai bahan
pertimbangan untuk menyempurnakan modul tersebut.

Jakarta, Desember 2019


Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,

Dr. Lilly Aprilya Pregiwati, S.Pi., M.Si.

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1


A. Deskripsi...........................................................................................1
B. Peta Kedudukan Modul ...................................................................1
C. Prasyarat ..........................................................................................2
D. Tujuan ..............................................................................................2
E. Petunjuk Penggunaan Modul ..........................................................2
F. Materi Elemen Kompetensi .............................................................2
G. Waktu ...............................................................................................3
H. Pengertian dan Istilah ......................................................................3
BAB II BIOLOGI IKAN HIU .........................................................................5
A. Lembar Informasi .............................................................................5
B. Praktek Unjuk Kerja ...................................................................... 20
C. Evaluasi ......................................................................................... 23
D. Kemajuan Berlatih......................................................................... 26
BAB III EKOLOGI IKAN HIU .................................................................... 30
A. Lembar Informasi .......................................................................... 30
B. Praktek Unjuk Kerja ...................................................................... 37
C. Evaluasi ......................................................................................... 39
D. Kemajuan Berlatih......................................................................... 41
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 44
TIM PENYUSUN MODUL ......................................................................... 46

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Ruang lingkup modul biologi dan ekologi ikan hiu adalah
mempelajari informasi tentang taksonomi, morfologi,
reproduksi, siklus hidup, habitat dan distribusi, serta rantai
makanan ikan hiu.

B. Peta Kedudukan Modul

Peraturan Perundang-undangan
Konservasi Jenis Ikan Hiu dan Pari

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu

Biologi dan Ekologi Ikan Pari

Pelatihan Teknik Sampling pada Proses Verifikasi


Identifikasi Ikan Produk Ikan Hiu dan Pari
Hiu dan Pari
Entri Data, Analisis, dan Pelaporan
Pemanfaatan Hiu dan Pari

Pengambilan Sampel untuk Proses Uji DNA


pada Proses Verifikasi Pemanfaatan Hiu dan
Pari

Identifikasi Ikan Hiu Dilindungi dan


Appendiks CITES

Identifikasi Ikan Pari Dilindungi dan


Appendiks CITES

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 1


C. Prasyarat
Modul ini diperuntukan bagi peserta pelatihan yang telah
memenuhi persyaratan peserta pelatihan identifikasi ikan hiu
dan ikan pari.

D. Tujuan
Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan
memiliki kompetensi untuk mengetahui dan memahami
informasi biologi dan ekologi ikan hiu.

E. Petunjuk Penggunaan Modul


1. Petunjuk bagi peserta
a. Mempelajari modul mulai dari awal hingga akhir secara
berurutan dan kerjakan tugas yang telah disediakan.
b. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pada masing-masing
kegiatan berlatih.
c. Menanyakan kepada pelatih jika menghadapi hal-hal yang
tidak dimengerti dari modul ini.
d. Memperhatikan dan memahami langkah kerja pada modul ini
sebagai panduan dalam berlatih.
2. Petunjuk bagi pelatih
a. Memahami secara baik isi modul yang akan diajarkan
b. Memfasilitasi Peserta selama proses belajar berlangsung.
c. Tidak mendominasi proses berlatih
d. Memberikan tugas baik secara kelompok maupun individu.
e. Memberikan arahan, bimbingan dan contoh kepada peserta
menyelesaikan tugas-tugas pada setiap tahap berlatih.
f. Mengevaluasi pencapaian kemajuan belajar peserta

F. Materi Elemen Kompetensi


Judul Modul : Biologi dan Ekologi Ikan Hiu
Kompetensi : Menjelaskan mengenai taksonomi, morfologi,
reproduksi, siklus hidup, habitat dan distribusi,
serta rantai makanan ikan hiu

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 2


Deskripsi : Mata diklat ini berkaitan dengan taksonomi,
morfologi, reproduksi, siklus hidup, habitat dan
distribusi, serta rantai makanan ikan hiu

No. Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja


1. Menjelaskan biologi 1.1 Taksonomi ikan hiu
ikan hiu dijelaskan
1.2 Morfologi ikan hiu
dijelaskan
1.3 Reproduksi ikan hiu
dijelaskan
1.4 Siklus hidup ikan hiu
dijelaskan
2. Menjelaskan ekologi 2.1 Habitat ikan hiu
ikan hiu dijelaskan
2.2 Distribusi ikan hiu
dijelaskan
2.3 Rantai makanan ikan
hiu dijelaskan
G. Waktu
Alokasi waktu untuk mata pelatihan biologi dan ekologi ikan hiu dan
pari sebanyak 3 Jam Pelatihan (1 JP Teori dan 2 JP Praktik).

H. Pengertian dan Istilah


1. Taksonomi adalah ilmu untuk menentukan dan memberi nama
kelompok organisme (ikan) berdasarkan karakteristik dasar
yang sama.
2. Elasmobranchii adalah kelompok ikan bertulang rawan.
3. Morfologi adalah bentuk tubuh ikan yang memiliki ciri spesifik
tertentu yang membedakan antara satu spesies dengan
spesies lain (penampakan luar bagian-bagian tubuh ikan).
4. Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan
keturunanya sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya.
5. Ovipar adalah sistem perkembang biakan suatu biota dengan
cara bertelur.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 3


6. Vivipar adalah sistem perkembang biakan biota dengan cara
melahirkan.
7. Yolk sac adalah kantong telur berfungsi sebagai cadangan
makanan embrio selama dalam kandungan.
8. Aplacental merupakan istilah perkembang biakan (secara
bertelur dan melahirkan).
9. Ovari adalah satu pasang indung telur.
10. Calcification merupakan proses pengapuran yang terjadi pada
kelamin jantan untuk kelompok ikan bertulang rawan.
11. Klasper adalah alat kelamin jantan.
12. Oviduct adalah kantong telur.
13. Siklus hidup adalah serangkaian perubahan dalam
pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme (ikan) dari
awal sebagai bentuk kehidupan yang independen untuk menuju
kondisi dewasa dimana keturunan mereka bisa dihasilkan.
14. Habitat adalah daerah atau tempat tinggal ikan dapat hidup
dan berkembang biak.
15. Continental shelf adalah landasan continental suatu perairan.
16. Niche adalah relung ekologi sebagai tempat hidup suatu
spesies biota.
17. Distribusi adalah penyebaran jenis ikan di suatu perairan yang
berhubungan dengan habitat dan lingkungan dimana spesies
tersebut berada.
18. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan secara
satu arah mulai dari produsen hingga konsumen tertinggi.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 4


BAB II BIOLOGI IKAN HIU

A. Lembar Informasi
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen Kompetensi 1 : Menjelaskan biologi ikan hiu

Informasi Pokok
1. Taksonomi
Berdasarkan garis evolusinya, kelas ikan bertulang rawan
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
Holocephalii (hiu hantu) dan Elasmobranchii (Compagno, 2001).
Elasmobranchii adalah kelompok ikan yang terdiri atas hiu dan
pari. Ikan hiu secara garis besar ada dua yakni kelompok hiu
yang memiliki sirip anus dan kelompok hiu yang tidak memiliki
sirip anus.

Taksonomi ikan hiu adalah sebagai berikut:


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichtyes
Subkelas: Elasmobranchii

Pengelompokkan hiu dalam taksonomi mulai berbeda pada


saat tingkat ordo (bangsa). Sebagai contoh taksonomi ikan hiu
untuk jenis ikan hiu lanjaman (Carcharhinus falciformis) dan
jenis ikan hiu botol (Squalus hemipinnis) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Kingdom : Animalia


Filum : Chordata Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata Subfilum : Vertebrata
Kelas : Chondrichtyes Kelas : Chondrichtyes
Subkelas : Elasmobranchii Subkelas : Elasmobranchii
Ordo/bangsa : Carcharhiniformes Ordo/bangsa : Squaliformes
Famili/suku : Carcharhinidae Famili : Squalidae

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 5


Genus : Carcharhinus Genus : Squalus
Spesies : C. falciformis Spesies : Squalus hemipinnis

Untuk lebih jelasnya pengelompokkan ikan hiu dalam


taksonomi dapat dilihat pada bagan (Gambar 1). Sedangkan ciri
spesifik ordo atau bangsa ikan hiu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 1. Pengelompokkan jenis hiu berdasarkan taksonominya


[Sumber: Last et al., 2010]

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 6


Saw shark Heterodon sp.
(Pristiophorus cirratus)

Gambar 2. Ciri spesifik ordo atau bangsa ikan hiu


[Sumber: https://.google.com/search. diagram morphology of sharks]

Keterangan: Shark (ikan hiu atau cucut); Anal fin (sirip anus); Flat
body (tubuh pipih); Rounder body (tubuh membulat);
Dorsal fin (sirip pungggung); Long snout (moncong
panjang); Short snout (moncong pendek); Mouth
behind eyes (posisi mulut di belakang mata); Mouth
in front of eyes (posisi mulut di depan mata);
Niccitating eyes (mata dapat digerakan)

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 7


Melalui sidang CoP (pertemuan berbagai pihak negara
tentang penetapan status biota rawan punah yang akan
diperdagangan ke luar negara), telah diputuskan beberapa jenis
ikan hiu masuk appendiks II CITES yakni untuk ikan hiu paus
(Rhincodon typus) ditetapkan tahun 2003 (di Indonesia jenis ikan
hiu ini telah dilindungi penuh sejak tahun 2014, sehingga tidak
bisa diperdagangkan). Kelompok hiu lain yang masuk appendiks
CITES yaitu ikan hiu koboi (Carcharhinus longimanus) dan ikan
hiu martil (Sphyrna lewini, S. mokarran, S. zygaena, E. blochii)
ditetapkan tahun 2013. Sedangkan untuk ikan hiu lanjaman
(Carcharhinus falciformis) dan ikan hiu tikus (Alopias pelagicus,
A. superciliosus, A. vulpinus) ditetapkan masuk daftar appendiks
II CITES tahun 2016. Semua jenis ikan hiu yang masuk
appendiks CITES adalah kelompok hiu yang habitatnya di
perairan laut lepas (oseanik) dan bermigrasi jauh. Beberapa
jenis ikan hiu tersebut ditemukan juga di perairan dangkal
namun pada umumnya berukuran muda.

2. Morfologi
Beberapa jenis ikan hiu dan pari memiliki penampakan
morfologi yang mirip sehingga seringkali mengakibatkan
kesalahan identifikasi. Sebagai contoh, jenis ikan pari gergaji
(Pristidae) dan ikan pari gitar/liongbun/pari kekeh
(Rhynchobatidae) sering diidentifikasi sebagai golongan ikan
hiu. Secara morfologi, ikan hiu dan pari memiliki ciri spesifik
sebagai pembeda yang terletak pada posisi insang. Ikan hiu
memiliki insang di bagian samping kepala, sedangkan ikan pari
memiliki insang di bagian bawah kepala.
Menurut Last & Stevens (1994), secara morfologis, ikan hiu
mudah dikenali, dimana bentuk tubuhnya seperti torpedo dan
memiliki ekor yang kuat. Insang terletak di sisi kiri kanan bagian
belakang kepala. Insang tidak memiliki tutup, sehingga biasa
juga disebut celah insang. Jumlah celah insang antara 5-7 buah.
Mulut terletak di bagian ujung terdepan bagian bawah. Ekor
umumnya berbentuk heterocercal yaitu bentuk cagak dengan
cuping bagian atasnya lebih berkembang daripada bagian
cuping bawah. Bentuk ekor tersebut sangat membantu

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 8


pergerakannya sebagai ikan predator sejati. Untuk lebih
jelasnya, morfologi ikan hiu dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4
di bawah ini.

Tampak Samping

Gambar 3. Morfologi ikan hiu dan bagian-bagiannya


[Sumber: White et al.,2006]

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 9


Tampak Bawah

Gambar 4. Morfologi Ikan Hiu dan Bagian-Bagiannya


[Sumber: Ali & Annie, 2012]

Keterangan: snout (moncong); nostril (lubang hidung); mouth


(mulut); gill slits (celah insang); pectoral fin (sirip
dada); trunk (batang tubuh); vent (lubang kelamin
betina); pelvic fin (sirip perut); anal fin (sirip anus);
caudal fin (sirip ekor); precaudal tail (pangkal ekor);
preanal ridge (tonjolan pada pangkal sirip anus)

3. Reproduksi
Sebagian besar jenis ikan hiu tumbuh dan berkembang
sangat lambat serta memerlukan waktu bertahun-tahun hingga
mencapai usia dewasa. Pada ikan hiu berukuran besar,
biasanya memerlukan waktu enam hingga delapan belas tahun
atau lebih untuk mencapai usia dewasa (Last & Stevens, 1994),
tergantung pada jenis ikan hiu. Sebanyak 70% ikan hiu
bereproduksi dengan sistem ovovivipar, sedangkan 30% nya
lagi menggunakan metode reproduksi ovipar (Ayotte, 2005).
Sistem pembuahan pada semua kelompok ikan bertulang
rawan termasuk ikan hiu dan pari berlangsung secara internal
artinya pembuahan terjadi melalui proses pertemuan antara
sperma dan telur di dalam tubuh induk ikan betina. Dalam ilmu
biologi ikan, sistem pembuahan secara internal dibagi menjadi
dua kelompok yaitu “ovipar” dan “vivipar”. Ovipar adalah sistem

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 10


perkembang biakan dengan cara bertelur dan telur baru akan
menetas setelah dikeluarkan dari dalam tubuh induk betina yang
sudah matang (Gambar 5). Vivipar adalah sistem perkembang
biakan dengan cara melahirkan anak, dimana telur menetas
dalam tubuh induk betina dan embrionya berkembang di
dalamnya. Selama dalam tubuh induk betina embrio mendapat
makanan dari kantong kuning telur atau disebut “yolk sac”.
Pada kelompok ikan bertulang rawan sistem perkembang
biakannya dengan cara bertelur, masa pengeraman
memerlukan waktu cukup lama mulai beberapa bulan sampai
tahunan, hal ini tergantung pada jenis ikannya. Sistem
pembuahan dengan cara mengeluarkan telur ditemukan pada
beberapa kelompok ikan hiu dari suku Heterondontidae (jenis
ikan hiu yang belum pernah dijumpai di perairan Indonesia),
Scyliorhinidae (ikan hiu tokek) kadang-kadang tertangkap di
perairan karang yang bersembunyi pada lubang dan celah-celah
karang, merupakan jenis ikan hiu endemik di perairan Bali dan
Orectolobidae (ikan hiu kodok). Ikan hiu ini cukup sering
tertangkap dengan alat tangkap rawai dasar di beberapa daerah
di Indonesia.
Sedangkan, sistem perkembang biakan dengan cara
bertelur dan melahirkan anak di bagi dalam dua bagian, dalam
ilmu biologi dikenal dengan nama “aplacental” dan “placental”.
Aplacental sering disebut juga dengan istilah “ovovivipar”
(bertelur dan melahirkan) yang terbagi dalam tiga kelompok,
yaitu 1) embrio yang mendapatkan makanan dari kantong
kuning telur, 2) embrio yang mendapat makanan dari telur-telur
yang gagal dibuahi dan 3) embrio yang sepenuhnya
mengandalkan makanan dari plasenta. Kelompok ikan hiu yang
memiliki cara pembiakan seperti ini adalah bangsa Squaliformes
(ikan hiu botol), Hexanchiformes (ikan hiu kucing),
Squantinaformes (ikan hiu kodok), beberapa jenis dari bangsa
Orectolobiformes (ikan hiu kodok), beberapa Carcharhiniformes
(ikan hiu lanjaman) dan kelompok ikan pari yang tergolong ikan
primitif, karena perkembangan embrionya sangat tergantung
pada ketersediaan kuning telur.
Pada embrio yang mengandalkan makanannya dari kuning

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 11


telur dan mengalami kegagalan dalam proses pembuahan,
indung telurnya berkembang sangat pesat yaitu dapat mencapai
berat 5 kg, sedangkan ukuran diameter telur umumnya antara 5-
7 mm. Keberlangsungan hidup embrio sangat mengandalkan
ketersediaan kuning telur sebagai makanannya, dan pada tahap
ini hanya berlangsung dalam waktu singkat yaitu sekitar 1-2
minggu. Hal ini disebabkan karena untuk mempertahankan
hidupnya selama dalam kandungan, embrio ikan hiu hanya
memerlukan jumlah kuning telur relatif sedikit. Ketika
perkembangan embrio mencapai ukuran panjang 5 cm, mereka
akan memanfaatkan kuning telur yang belum dibuahi atau gagal
mengalami pembuahan sebagai makanannya. Misalnya pada
jenis ikan hiu tikus (Alopias pelagicus), masing-masing kantong
telur hanya akan dibuahi satu butir telur. Ikan hiu mako (Isurus
oxyrinchus) dan ikan hiu buas (Carcharhinus carcharias) dimana
jumlah telur yang dibuahi pada masing-masing kantong telur
biasanya antara 6-10 butir. Sedangkan pada Carcharias taurus
(salah satu jenis ikan hiu yang rentan mengalami kepunahan)
dalam satu kantong telur, banyak embrio yang dihasilkan, tetapi
yang berhasil sampai menjadi anak hanya 2 ekor. Ketika embrio
sudah mencapai ukuran panjang antara 10-12 cm, secara naluri
akan mencari embrio lainnya yang kondisinya lemah sebagai
makanannya. Kejadian ini dalam istilah biologi disebut dengan
“intrauterine canibalism” yaitu sifat embrio yang saling
memangsa antara satu dengan lainnya yang terjadi dalam
kandungan.
Ikan-ikan bertulang rawan (elasmobranchii) memiliki satu
pasang indung telur dinamakan “ovari” di dalam kandungan
posisinya terletak di sebelah kanan dan kiri, tetapi untuk
beberapa jenis ikan hiu hanya ada satu yang dapat berfungsi
untuk melakukan proses perkembang biakannya yaitu indung
telur yang terletak dibagian kanan. Beberapa jenis ikan hiu yang
memiliki indung telur seperti ini adalah sebagian besar kelompok
Carcharhinus (ikan hiu lanjaman), Galeus (ikan hiu macan),
Mustelus (ikan hiu kacang), dan Sphyrna (ikan hiu martil).
Namun ada beberapa kelompok ikan hiu lain di mana indung
telur dapat berfungsi semuanya, baik bagian kiri maupun kanan

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 12


untuk proses perkembang biakannya seperti skates (ikan pari
luncur) dan dogfish (ikan hiu botol), sedangkan sebagian besar
kelompok ikan pari yang berfungsi hanya indung telur bagian kiri,
misalnya Dasyatis (kelompok ikan pari blentik). Meskipun jumlah
oocyte (telur yang belum matang) yang dihasilkan oleh ikan-ikan
bertulang rawan sedikit, tetapi persediaan makanan dalam
kantong telur cukup untuk kebutuhan embrio selama dalam
kandungan.
Kelompok ikan-ikan bertulang rawan memiliki sifat biologi
antara lain siklus hidupnya yang panjang, pertumbuhan dan
kematangan kelaminnya lambat serta jumlah telur yang
dihasilkan “fekunditas” relatif sedikit. Sebagai contoh, untuk jenis
ikan hiu tikus dari genus Alopias (suku Allopidae) dan genus
Squalus (suku Squalidae) atau ikan hiu botol, induk betina
dewasanya hanya menghasilkan 2-4 ekor dalam satu kali siklus
reproduksinya. Sedangkan ikan hiu tikus jantan untuk mencapai
kematangan kelaminnya, memerlukan waktu antara 9-10 tahun
dan 12-13 tahun untuk ikan hiu betina. Ikan hiu botol (Squalus
acanthias) dalam mencapai kematangan kelamin diperlukan
waktu yang lebih lama yaitu mencapai 34 tahun. Ikan hiu
lanjaman (Carcharhinus falciformis) berkembang biak secara
vivipar dengan kuning telur berupa plasenta (yolk-sac placenta),
jumlah anak yang dihasilkan antara 1-16 ekor. Jenis hiu betina
dapat berbiak setiap tahun, tetapi perkembang biakannya tidak
musiman. Di perairan makanan utama ikan hiu terdiri dari ikan,
kelompok cumi dan krustasea (udang-udangan).

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 13


Gambar 5. Pembedahan ikan hiu ovovipipar
[Sumber: https://oceana.org/blog/forget-giraffes-5-reasons-why-sharks-have-coolest-
pregnancies]

Sistem Perkembang Biakan Ikan Hiu Jantan


Sistem perkembang biakan pada kelompok ikan bertulang
rawan termasuk ikan hiu dan pari jantan terdiri dari testes (alat
kelamin) dan genital duct (saluran kelamin). Saluran kelamin terdiri
dari efferent duct, epidymides, organ penampung dan ampullae
epidymides, urogenital papilla, siphon sacs, dan klasper. Testes
berpasangan yang terletak di sebelah kiri dan kanan, berwarna
putih yang terbentuk dari zat kapur.
Klasper merupakan perpanjangan tulang bagian dalam dari
sirip perut atau modifikasi sirip perut yang membentuk saluran
sperma yang berfungsi menyalurkan sperma ke kloaka (organ
reproduksi) betina atau organ kopulasi untuk memudahkan proses
pembuahan secara internal.
Tingkat kematangan kelamin jantan ikan hiu dan pari dapat
diketahui dengan dua cara yaitu secara visual atau kasat mata dan
secara mikroskopis dengan menggunakan alat atau kaca
pembesar obyek pengamatan. Tingkat kematangan kelamin jantan
secara miskroskopis disajikan pada Tabel 1.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 14


Tabel 1. Tingkat kematangan kelamin jantan pada ikan bertulang
rawan
Tingkat kematangan Perkembangan secara mikroskopis
1. Belum matang Testis belum berkembang, klasper
berukuran kecil dan belum terjadi
pengapuran.
2. Sedang berkembang Testis membesar tapi tanpa lubang-
lubang di permukaannya, vas
deferens (saluran sperma)
membulat. Klasper membesar, mulai
terjadi pengapuran dan kaku.
3. Matang, belum bereproduksi Lubang-lubang pada testis
membengkak disebabkan
memproduksi sperma. Saluran
sperma membulat kencang. Klasper
sangat berkembang dan kaku
disebabkan oleh zat kapur.
4. Matang Seminal vesikel penuh spermatozoa
yang sudah matang. Lubang-lubang
permukaan testis dan klasper
membesar dan kaku.

Alat kelamin jantan pada ikan elasmobranchii (bertulang rawan)


adalah klasper. Klasper merupakan perpanjangan tulang bagian
dalam dari sirip perut atau modifikasi sirip perut yang membentuk
saluran sperma yang berfungsi menyalurkan sperma ke kloaka
(organ reproduksi) betina atau organ kopulasi untuk memudahkan
proses pembuahan secara internal. Tingkat kematangan kelamin
pada ikan hiu jantan secara visual dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:
Not Calcified (NC), Not Full Calcified (NFC), dan Full Calcified (FC).
Untuk lebih jelasnya, klasifikasi klasper pada ikan hiu jantan dapat
dilihat pada Gambar 6 berikut ini.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 15


Gambar 6. Tingkatan kematangan kelamin ikan hiu jantan berdasarkan keadaan
klasper: (a) Not Calcified, NC; (b) Not Full Calcified; NFC dan (c) Full Calcified, FC
[Sumber: Dharmadi & Fahmi, 2006]

Keterangan:
(a) klasper belum matang di mana klasper dalam kondisi lunak
belum atau sedikit berisi zat kapur dan berukuran lebih kecil
(not calcification):
(b) klasper berukuran sedang berisi sebagian zat kapur dan
dalam kondisi agak keras (not ful calcification), dan
(c) klasper berukuran besar berisi penuh zat kapur dan dalam
kondisi mengeras dan kaku (full calcification)

Sistem Perkembang Biakan Ikan Hiu Betina


Pada ikan hiu betina sistem reproduksinya terdiri dari indung
telur yang dinamakan ovari dan kantong telur atau bahasa
ilmiahnya dinamakan ”oviduct”. Indung telur tersusun berpasangan
atau tunggal yang terletak pada bagian depan dan berakhir pada
bagian rongga tubuh sampai ke bagian hati. Pada umumnya, ovari
pada beberapa kelompok ikan tertentu dapat berfungsi kedua-
keduanya, tetapi pada ikan hiu misalnya dari genus Scyliorhinus,
Carcharhinus (ikan hiu lanjaman), Mustelus (ikan hiu kacangan)
dan Sphyrna (ikan hiu martil) hanya indung telur bagian kanan yang
dapat berfungsi untuk melakukan perkawinan, sedang bagian kiri
dalam keadaan pasif. Secara mikroskopis tingkat kematangan
gonad pada ikan bertulang rawan disajikan pada Tabel 2.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 16


Tabel 2. Tingkat kematangan gonad ikan bertulang rawan
Tingkat kematangan Perkembangan secara mikroskopis
1. Belum matang Ovari kecil, kedua uteri berukuran
sama, tipis dan lunak.
2. Berkembang, anak dara Ovari bagian kiri berisi kantong telur
berukuran kecil, uterus bagian kiri
mulai membesar tetapi masih tipis
dan lunak.
3. Matang, belum bunting Ovari bagian kiri berisi telur
berdiameter > 2 mm, masih lunak
dan tipis. Uterus bagian kiri banyak
mengandung trophonemata.
4. Matang, bunting Ovari bagian kiri berdiameter >2 mm.
Terjadi pembuahan telur atau embrio
pada uterus bagian kiri.
Trophonemata membesar dan
berwarna gelap.
5. Matang, pulih salin Ovari bagian kiri berdiameter >2 mm.
Uterus bagian kiri membesar tetapi
masih lunak, terlihat baru melahirkan
anak. Trophonemata berwarna
gelap.

Siklus Hidup
Sebagian besar jenis ikan hiu memiliki usia harapan hidup
mencapai 20-30 tahun. Ikan hiu dewasa memiliki ukuran panjang
dan berat yang bervariasi karena begitu banyaknya jenis ikan hiu
yang mencapai lebih dari 250 spesies. Jenis ikan hiu terbesar yaitu
ikan hiu paus (Rhincodon typus) panjangnya dapat mencapai
ukuran 12 m, sementara hiu terkecil yaitu ikan hiu kerdil (Squaliolus
laticaudus) panjangnya hanya mencapai 25 cm. Tidak seperti
organisme lainnya, ikan hiu biasanya tidak merawat anaknya.
Begitu juvenil ikan hiu dilahirkan, maka ikan hiu kecil ini akan
berenang menjauh dan hidup mandiri. Ikan hiu memiliki siklus hidup
yang relatif sederhana. Dari semenjak dilahirkan hingga usia
dewasa, diperkirakan membutuhkan waktu hingga 18 tahun.
Secara umum siklus hidup untuk ikan hiu famili Carcharhinidae

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 17


dapat dilihat pada Gambar 7. Sedangkan siklus hidup secara
khusus untuk ikan hiu paus dan ikan hiu basking shark dapat dilihat
pada Gambar 8 dan Gambar 9. Sedangkan perkembangan telur
mulai menetas sampai juvenil pada sistem perkembang biakan ikan
hiu secara ovipar (bertelur) disajikan pada Gambar 10.

Gambar 7. Siklus hidup ikan hiu famili Carcharhinidae

Gambar 8. Siklus hidup hiu paus (Rhincodon typus)


[Sumber : https://www.google.com/search. Life cycle of shark]

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 18


Keterangan: Adult shark (ikan hiu dewasa); Eggs (telur);
ovoviviparity (telur menetas); Newborn (baru lahir);
Youth Shark (ikan hiu muda)

Gambar 9. Siklus hidup Cetorhinus maximus (Basking shark)

Gambar 10. Perkembangbiakan ikan hiu secara bertelur (ovipar)

Keterangan: Stage (tingkat perkembangan telur-juvenil ikan hiu)

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 19


B. Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen Kompetensi 1 : Mengetahui dan memahami informasi tentang taksonomi, morfologi,
reproduksi dan siklus hidup ikan hiu
Alat dan Bahan
1. Alat : LCD Projector, laptop, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, kertas
plano, kamera digital, buku identifikasi ikan hiu, alat bedah, penggaris,
dan timbangan
2. Bahan : Bahan ajar, pedoman, juknis, sampel ikan hiu
Waktu : 3 JP (@45 menit); 2 jam teori dan 1 jam praktek

Kriteria Unjuk
No. Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
Kerja
1. Informasi Lakukan Pengelompokkan ikan Sampel ikan hiu, kamera digital,
tentang berdasarkan klasifikasi (subklas, ordo, alat tulis, dan buku identifikasi
taksonomi ikan famili, genus, spesies): ikan hiu.
hiu dijelaskan a. Pisahkan kelompok subklas antara
elasmobranchii (ikan hiu) dan
holocephali (ikan hiu hantu).
b. Pisahkan masing-masing ordo
dalam subklas elasmobranchii.
c. Pisahkan masing-masing famili
dalam satu ordo.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 20


d. Pisahkan masing-masing genus
dalam satu famili.
e. Tentukan jenis/spesies ikan hiu.
2. Informasi Lakukan pengamatan bentuk spesifik Sampel ikan hiu, kamera digital,
tentang tubuh hiu: alat tulis, buku identifikasi ikan
morfologi ikan a. Amati bentuk tubuh ikan hiu secara hiu dan penggaris.
hiu dijelaskan utuh.
b. Amati bentuk spesifik sirip ekor dan
sirip punggung.
c. Amati bentuk spesifik kepala.
3. Informasi Lakukan pengamatan jenis kelamin dan Sampel ikan hiu, kamera digital,
tentang gonad, serta tingkat kematangannya: alat tulis, buku identifikasi ikan
reproduksi ikan a. Tentukan jenis jantan dan betina hiu, alat bedah, penggaris dan
hiu dijelaskan berdasarkan klasper, jika terdapat timbangan.
klasper termasuk jenis ikan hiu
jantan.
b. Tentukan tingkat kematangannya
dengan cara memisahkan kondisi
klasper: lembek, agak keras dan
keras/kaku.
c. Lakukan pembedahan perut untuk
mengetahui tingkat kematangan
gonad pada jenis ikan hiu betina.
d. Amati ada tidaknya butiran telur.
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 21
e. Jika terdapat telur, amati warna
butirannya.
f. Tentukan tingkat kematangannya
dengan mengamati warna butiran
telur: jika warna putih/bening
termasuk kategori muda, warna
kuning muda termasuk kategori
dewasa belum matang, dan warna
kuning tua kemerahan termasuk
kategori dewasa matang.
4 Informasi Pelajari informasi tentang siklus hidup Bahan ajar biologi dan ekologi
tentang siklus ikan hiu: hiu
hidup ikan hiu a. Siapkan bahan dan baca referensi
dijelaskan mengenai siklus hidup ikan hiu.
b. Menjelaskan siklus hidup ikan hiu.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 22


C. Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Biologi ikan hiu
Elemen Kompetensi 1 : Menjelaskan biologi ikan hiu

Tugas:

PILIHAN GANDA
1. Sebutkan urutan pengelompokkan taksonomi
a. Kingdom-filum-kelas-ordo-spesies-genus-famili
b. Kingdom-filum-kelas-ordo- family-spesies-genus
c. Kingdom-filum- ordo -kelas- famili – genus-spesies
d. Filum- kingdom-kelas-ordo-famili-genus-spesies
e. Salah semua

2. Ikan hiu masuk ke dalam kelas


a. Elasmobranchii
b. Chondrichtyes
c. Teleostei
d. Vertebrata
e. Salah semua

3. (Gambar Ikan Hiu)

Sebutkan bagian tubuh yang diberi angka 4, 6, 15, 16, 21!


a. Spirakel, insang, sirip dubur, sirip perut, panjang total
b. Klasper, insang, spirakel, sirip dubur, panjang total
c. Spirakel, insang, klasper, sirip perut, panjang total
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 23
d. Spirakel, insang, klasper, sirip perut, panjang tubuh
e. Spirakel, insang, sirip dubur, gonad, panjang total

4. Sistim reproduksi ikan hiu adalah


a. Vivipar
b. Ovipar
c. Ovovivipar
d. Benar semua
e. Salah semua

5. Yang merupakan konsumen puncak di ekosistem laut adalah


a. Ikan tuna
b. Ikan Pari
c. Ikan Hiu
d. Ikan Paus Sperma
e. Betul Semua

BENAR ATAU SALAH


1. Ciri utama pembeda antara ikan hiu dan pari adalah pada
posisi insangnya (benar/salah)
2. Kelompok ikan hiu yang memiliki duri terdapat pada famili
Squalidae (benar/salah)
3. Jenis ikan hiu dan pari termasuk pada sub kelas chondrichtyes
(benar/salah)
4. Kelompok ikan hiu yang memiliki satu sirip dorsal masuk famili
Hexanchidae (benar/salah)
5. Famili Carcharhinidae memiliki jumlah jenis ikan hiu paling
banyak diantara famili lainnya (benar/salah)

ISIAN PENDEK (SATU KATA)


1. Ikan hiu termasuk dalam kelompok ikan bertulang rawan yang
masuk ke dalam sub kelas ……….
2. Ikan hiu bernafas dengan ………
3. Spesies ikan hiu tikus (Alopias spp) masuk dalam famili ……..
4. Kematangan kelamin jantan pada ikan hiu terbagi pada berapa
tingkatan? ……

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 24


5. Ciri spesifik morfologi dari ikan gergaji (Pristis spp) yakni
memiliki……………….

Nilai K : Kompeten
BK : Belum Kompeten

Paraf Pelatih : ……………

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 25


D. Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen : Mengetahui dan memahami informasi tentang taksonomi, morfologi,
Kompetensi 1 reproduksi, dan siklus hidup ikan hiu

Tingkat
Kriteria Unjuk Kemajuan yang
No. Urutan pekerjaan Catatan
Kerja dicapai
K BK
1. Informasi tentang Lakukan Pengelompokkan ikan
taksonomi ikan hiu berdasarkan klasifikasi (subklass,
dijelaskan ordo, famili, genus, species):
a. Pisahkan kelompok subklas
antara elasmobranchii (ikan hiu
dan pari) dan holocephali (ikan hiu
hantu).
b. Pisahkan masing-masing ordo
dalam subklas elasmobranchii.
c. Pisahkan masing-masing famili
dalam satu ordo.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 26


d. Pisahkan masing-masing genus
dalam satu famili.
e. Tentukan jenis/spesies ikan hiu.
2. Informasi tentang Lakukan pengamatan bentuk spesifik
morfologi ikan hiu tubuh ikan hiu:
dijelaskan a. Amati bentuk tubuh ikan hiu
secara utuh.
b. Amati bentuk spesifik sirip ekor
dan sirip punggung.
c. Amati bentuk spesifik kepala.
3. Informasi tentang Lakukan pengamatan jenis kelamin
reproduksi ikan hiu dan gonad, serta tingkat
dijelaskan kematangannya:
a. Tentukan jenis jantan dan betina
berdasarkan klasper, jika terdapat
klasper termasuk jenis ikan hiu
jantan.
b. Tentukan tingkat kematangannya
dengan cara memisahkan kondisi
klasper: lembek (belum
mengalami pengapuran), agak
keras (mengalami pengapuran
sebagian), dan keras/kaku
(mengalami pengapuran penuh).
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 27
c. Lakukan pembedahan perut untuk
mengetahui tingkat kematangan
gonad pada jenis ikan hiu betina.
d. Amati ada tidaknya butiran telur.
e. Jika terdapat telur, amati warna
butirannya.
f. Tentukan tingkat kematangannya
dengan mengamati warna butiran
telur: jika warna putih/bening
termasuk kategori muda belum
matang, warna kuning muda
termasuk kategori dewasa
matang, dan warna kuning tua
kemerahan termasuk kategori
dewasa matang.
4. Informasi tentang 1. Pelajari informasi tentang siklus
siklus hidup ikan hidup ikan hiu.
hiu dijelaskan a. Siapkan bahan dan baca
referensi mengenai siklus
hidup ikan hiu.
b. Menjelaskan siklus hidup ikan
hiu.
Keterangan:
K : Kompeten
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 28
BK : Belum Kompeten

Paraf Peserta : …. Paraf Pelatih : …

(untuk isi dari lembar kemajuan berlatih, langsung memindahkan isi dari lembar Praktek
Unjuk Kerja)

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 29


BAB III EKOLOGI IKAN HIU

A. Lembar Informasi
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen Kompetensi 2 : Menjelaskan ekologi ikan hiu

Informasi pokok
1. Habitat
Kelompok Elasmobranchii (ikan hiu dan pari) mempunyai
tingkat keanekaragaman yang tinggi serta dapat ditemukan di
berbagai kondisi lingkungan, mulai dari perairan tawar hingga
palung laut terdalam dan dari daerah laut beriklim dingin
sampai daerah tropis yang hangat (Compagno, 2001).
Beberapa ikan hiu ditemukan hidup di laut dalam dekat
dengan dasar yang berpasir, sedang sebagian yang lain
memilih untuk berenang dekat dengan permukaan laut.
Sebagian besar ikan hiu hidup di ekosistem terumbu karang
atau pantai-pantai tertentu yang berkarang. Beberapa ikan
hiu bahkan berpetualang ke danau-danau hingga sungai-
sungai, akan tetapi pada umumnya mereka tinggal untuk
sementara di daerah tersebut (Ayotte, 2005).
Penyebaran ikan hiu mempunyai cakupan yang sangat
luas di habitat lautan, dari dangkalan perairan pantai (<
kedalaman 30 m), melintasi landasan kontinen/continental
shelf (30-200 m) dan lereng/slope (200-2000 m) hingga ke
lautan dalam (>2000 m) (Bennett, 2005). Shiffman (2018)
menyebutkan lebih dari 500 spesies ikan hiu, bahkan menurut
Weigmann (2016), terdapat 519 jenis ikan hiu telah
ditemukan di perairan laut yang ada di bumi ini. White et al.
(2006), melaporkan untuk jenis ikan hiu tikus (Alopias
pelagicus) umumnya hidup di lapisan permukaan hingga
kedalaman 152 m. Sedang jenis ikan hiu biru (Prionace
glauca) dan ikan hiu tikus (Alopias superciliosus) hidup dari
lapisan permukaan hingga kedalaman 600-800 m, dan
mampu bermigrasi dengan jarak yang jauh.
Setiap jenis ikan hiu dan pari memiliki relung ekologi atau
niche yang berbeda-beda. Umumnya biota ini memiliki
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 30
preferensi hidup pada lapisan kedalaman perairan yang
berbeda. Secara lebih jelas hal ini dapat dilihat pada Gambar
11 berikut ini.

Gambar 11. Kedalaman Perairan yang Menjadi Habitat Hidup Beberapa Jenis Ikan
Hiu dan Pari.
[Sumber: https://www.hiupari.info/]

Ikan hiu yang sering tertangkap di perairan dangkal atau


di paparan benua pada umumnya memiliki ukuran panjang
tubuh relatif kecil yaitu kurang dari 1,2 m dan kelompok ikan
hiu ini tidak membahayakan manusia. Kelompok ikan hiu
yang sering tertangkap di perairan dangkal adalah suku
Hemiscyllidae (ikan hiu dolok) dan suku Orectolobidae (ikan
hiu jenggot), hidup di dasar perairan hingga pada kedalaman
40 m, memiliki substrat lunak, berkarang, berbatu dan di
daerah pasang surut. Ikan hiu dolok merupakan hewan ovipar
yaitu bertelur dan telur menetas di luar tubuh, bentuk telur
lonjong, kecil dan berukuran 8 cm. Sedangkan perkembang
biakan ikan hiu jenggot bersifat vivipar dimana embrio yang
dihasilkan tergantung pada ketersediaan kuning telur sebagai
makanan selama masih dalam kandungan. Jumlah embrio
relatif sedikit yaitu hanya empat ekor. Di habitatnya kedua
jenis ikan hiu tersebut makanannya terdiri dari hewan
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 31
invertebrata (kelompok udang-udangan) dan ikan-ikan
berukuran kecil. Berikut adalah contoh ikan hiu yang sistem
perkembang biakannya dengan bertelur (ovipar) (Gambar
12).

Chiloscyllium punctatum Chiloscyllium plagiosum

Orectolobus leptolineasus
(Sumber: Last et al., 2010)
Gambar 12. Kelompok Ikan Hiu yang Sering Tertangkap di Perairan Dangkal
[Sumber: White et al., 2006]

Sedangkan kelompok ikan hiu yang habitatnya di


perairan dalam atau samudera tertangkap pada kedalaman
antara 100 m sampai lebih dari 600 m. Beberapa jenis ikan
hiu yang sering tertangkap di perairan dalam adalah suku
Squalidae dan Centrophoridae (ikan hiu botol). Kelompok
ikan hiu yang umum tertangkap di perairan samudera seperti
suku Carcharhinidae (ikan hiu lanjaman), Alopiidae (ikan hiu
tikus) dan Sphyrnidae (ikan hiu martil atau ikan hiu caping).
Kelompok ikan hiu tersebut di atas merupakan ikan hiu
oseanik dan pelagis. Kelompok ikan hiu ini lebih banyak
terdapat di lepas pantai dekat dengan daratan, atau
mendekati permukaan perairan dan kadang-kadang dijumpai
hingga pada kedalaman sekitar 500 m.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 32


2. Distribusi
Ikan hiu biasanya hidup di air asin, tetapi beberapa
spesies mendiami danau atau sungai air tawar, seperti ikan
hiu beton/banteng (Carcharhinus leucas) dan ikan hiu air
tawar (Glyphis glyphis). Umumnya ikan hiu mudah
beradaptasi dengan lingkungan dan merupakan indikasi dari
beragam spesies yang ada. Mereka dapat hidup di berbagai
habitat di kedalaman, suhu, kondisi cahaya dan salinitas yang
berbeda, dari perairan hangat hingga laut kutub. Beberapa
tinggal di daerah dangkal atau dekat pantai, tetapi yang lain
lebih suka tinggal di laut terbuka, di perairan dalam dan
bahkan di dasar laut.
Biasanya, ikan hiu berkeliaran di kedalaman tidak lebih
dari 2.000 m, dan sangat tidak mungkin untuk melihat mereka
lebih dari 3.000 m di bawah permukaan. Mereka lebih suka di
wilayah dekat permukaan karena banyak nutrisi yang berasal
dari sungai. Nutrisi ini mendukung spesies kecil, dimana biota
besar lainnya diberi makan dan seterusnya sampai mencapai
hiu, yang terletak di bagian atas rantai makanan air (predator
puncak). Sebagian besar ikan hiu pemangsa di perairan
tropis yang hangat, seperti ikan hiu koboi (Carcharhinus
longimanus) dan ikan hiu biru atau ikan hiu karet/hiu
selendang (Prionace glauca), jenis ikan hiu ini tetap berenang
di laut terbuka selama hidupnya.
Habitat berbeda untuk masing-masing spesies berkaitan
dengan faktor makanan, tempat berkembang biak, lokasi
pembersihan dan migrasi. Misalnya, kelimpahan sumber
makanan (sesuai dengan spesiesnya) dapat merubah pola
migrasi atau habitat tetap individu.
Ikan hiu biasanya bukan makhluk statis tetapi cenderung
bergerak di sekitar habitat yang berbeda. Karena itu, mereka
tidak terlihat di area tertentu untuk beberapa waktu, tidak
berarti bahwa mereka tidak ada di sana atau bahwa mereka
tidak dapat berada di sana. Banyak spesies ikan hiu
bermigrasi bertujuan untuk kawin. Ikan hiu sangat baik
beradaptasi dengan situasi dan lingkungan baru yang
merupakan alasan utama mengapa mereka bertahan hidup

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 33


di lautan selama jutaan tahun. Sebagian besar spesies ikan
hiu hidup di lautan. Namun, beberapa dari mereka diketahui
hidup di perairan tawar. (https://seaworld.org/en/animal-
info/animal-infobooks/sharks-and-rays/habitat-and-
distribution).
Penyebaran ikan hiu secara umum di Indonesia disajikan
pada Gambar 13, sedangkan penyebaran ikan hiu paus
disajikan pada Gambar 14 berikut ini.

Gambar 13. Peta distribusi umum ikan hiu di perairan Indonesia

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 34


Gambar 14. Peta sebaran hiu paus (Rhincodon typus) di Indonesia
[Sumber: Himawan, 2015]

3. Rantai Makanan
Rantai makanan di lautan dimulai dari produsen primer
yaitu fitoplankton bersel satu kecil yang disebut diatom, yang
membuat makanan mereka sendiri melalui proses
fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Selanjutnya,
konsumen tingkat I yaitu fauna kecil seperti udang dan ikan
herbivora kecil akan memakan diatom. Jenis udang-udang
kecil dan ikan herbivora kecil akan dimakan oleh ikan
karnivora kecil (konsumen tingkat II), yang selanjutnya akan
dimakan ikan karvivora besar (konsumen tingkat III). Ikan
karnivora besar ini selanjutnya akan dimakan oleh jenis ikan
hiu yang merupakan predator puncak di lautan (konsumen
tingkat IV).
Makanan utama ikan hiu ini terdiri atas ikan-ikan pelagis
kecil, kelompok cumi, dan juga ikan demersal, ikan hiu kecil
serta kelompok cepalopoda. Jenis ikan hiu botol (Squalus
spp.) hidup di dasar perairan pada bagian atas lereng benua
dengan kedalaman antara 183 hingga 405 m. Makanannya
belum diketahui, tetapi diduga ikan-ikan kecil. Untuk lebih
jelasnya, alur rantai makanan di ekosistem lautan dapat
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 35
dilihat pada Gambar 15 berikut ini.

Gambar 15. Rantai makanan di ekositem lautan


[Sumber: https://sciencestruck.com]

Keterangan: Primary producer (produsen tingkat pertama);


Primary consumers (pemakan tingkat
pertama); Secondary consumers (pemakan
tingkat kedua); Tertiary consumers (pemakan
tingkat ketiga); Quaternary consumers
(pemakan tingkat keempat atau predator
puncak)

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 36


B. Praktek Unjuk Kerja
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen Kompetensi 2 : Mengetahui dan memahami informasi tentang habitat, distribusi dan
rantai makanan ikan hiu
Alat dan Bahan
1. Alat : LCD Projector, laptop, kertas flipchart, papan tulis, alat tulis, kertas
plano, kamera digital, buku identifikasi ikan hiu, alat bedah, penggaris,
timbangan
2. Bahan : Bahan ajar, pedoman, juknis, ikan sampel ikan hiu

Waktu : 3 JP (@45 menit); 2 jam teori dan 1 jam praktek

Kriteria Unjuk
No. Urutan Kerja/Kegiatan Alat Bantu
Kerja
1. Informasi Pelajari informasi tentang habitat hidup Bahan ajar biologi dan ekologi
tentang habitat ikan hiu. ikan hiu
ikan hiu a. Siapkan bahan dan baca referensi
dijelaskan terkait habitat hidup ikan hiu.
b. Menjelaskan habitat ikan hiu.
2. Informasi Pelajari informasi tentang distribusi atau Bahan ajar biologi dan ekologi
tentang daerah penyebaran hidup ikan hiu. ikan hiu
distribusi ikan a. Siapkan bahan dan baca referensi
hiu dijelaskan terkait distribusi atau daerah
penyebaran ikan hiu.
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 37
b. Menjelaskan distribusi atau daerah
penyebaran ikan hiu.
3. Informasi rantai Pelajari informasi tentang peran ikan hiu Bahan ajar biologi dan ekologi
makanan ikan dalam rantai makanan di laut. ikan hiu
hiu dijelaskan a. Siapkan bahan dan baca referensi
terkait dengan peran ikan hiu dalam
rantai makanan di laut.
c. Menjelaskan peran ikan hiu dalam
rantai makanan.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 38


C. Evaluasi
Nama Peserta :
Judul Modul : Biologi dan Ekologi Ikan Hiu
Elemen Kompetensi 2 : Menjelaskan ekologi ikan hiu

Tugas:

PILIHAN GANDA

1. Yang merupakan konsumen puncak di ekosistem laut adalah


a. Ikan Tuna
b. Ikan Pari
c. Ikan Hiu
d. Ikan Paus Sperma
e. Betul Semua

2. Habitat hidup ikan hiu pada umumnya ada di perairan


a. Laut lepas
b. Payau
c. Pesisir
d. Demersal
e. Tawar

3. Sebutkan urutan rantai makanan pada ekosistem laut dari


produsen sampai konsumen tertinggi
a. Zooplankton-diatom-krustacea-ikan karnivora kecil-ikan
karnivora besar-hiu
b. Diatom-krustacea-zooplankton- ikan karnivora kecil-ikan
karnivora besar-hiu
c. Diatom-zooplankton-krustacea-ikan karnivora kecil-ikan
karnivora besar-hiu
d. Krustacea-diatom-zooplankton-ikan karnivora kecil-ikan
karnivora besar- hiu
e. Salah semua

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 39


4. Kelompok ikan hiu yang bermigrasi bertujuan
a. Mencari makan
b. Mencari pasangan
c. Mencari tempat untuk kawin
d. Semua benar
e. Semua salah

5. Hiu dapat hidup pada habitat di


a. Perairan tawar
b. Palung laut terdalam
c. Daerah laut beriklim dingin
d. Daerah tropis yang hangat
e. Semua benar

BENAR ATAU SALAH


1. Ikan sawfish (Pristis spp) termasuk jenis ikan hiu (benar/salah)
2. Ciri utama pembeda antara ikan hiu dan pari adalah pada posisi
insangnya (benar/salah)
3. Kelompok ikan hiu yang memiliki duri terdapat pada famili
Squalidae (benar/salah)
4. Ikan hiu termasuk ke dalam sub kelas chondrichtyes (benar/salah)
5. Semua jenis hiu dapat hidup di air tawar, payau, dan air laut
(benar/salah)

ISIAN PENDEK (SATU KATA)


1. Sebagian besar kelompok ikan hiu habitat hidupnya di perairan ….
2. Salah satu contoh jenis ikan hiu yang hidupnya di perairan karang
adalah ………
3. Kelompok hiu yang bermigrasi antara lain bertujuan untuk ………..
4. Sebagian besar ikan hiu habitat hidupnya di air asin, tetapi ada
juga hiu yang hidup di air tawar, misalnya jenis …………….
5. Secara global penyebaran hiu terdapat di perairan tropis dan …….

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 40


D. Kemajuan Berlatih
Nama Peserta :
Judul Modul : Biologi dan ekologi ikan hiu
Elemen : Mengetahui dan memahami informasi tentang habitat, distribusi, dan rantai
Kompetensi 2 makanan ikan hiu

Tingkat Kemajuan
Kriteria Unjuk
No. Urutan pekerjaan yang dicapai Catatan
Kerja
K BK
1. Informasi tentang Pelajari informasi tentang habitat
habitat ikan hiu hidup ikan hiu.
dijelaskan a. Siapkan bahan dan baca
referensi terkait habitat hidup
ikan hiu.
b. Menjelaskan habitat ikan hiu.
2. Informasi tentang Pelajari informasi tentang distribusi
distribusi ikan hiu atau daerah penyebaran hidup ikan
dijelaskan hiu.
a. Siapkan bahan dan baca
referensi terkait distribusi atau
daerah penyebaran ikan hiu.
b. Menjelaskan distribusi atau
daerah penyebaran ikan hiu.
Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 41
Informasi rantai Pelajari informasi tentang peran ikan
makanan ikan hiu hiu dalam rantai makanan di laut.
dijelaskan a. Siapkan bahan dan baca
referensi terkait dengan peran
ikan hiu dalam rantai makanan di
laut.
b. Menjelaskan peran ikan hiu
dalam rantai makanan.
Keterangan:
K : Kompeten
BK : Belum Kompeten

Paraf Peserta : …. Paraf Pelatih : …

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 42


BAB IV PENUTUP

Modul ini disusun sebagai acuan untuk mengetahui tentang


biologi dan ekologi ikan hiu. Segala petunjuk penggunaan modul
ini hendaknya dapat dilakukan untuk tercapainya tujuan dan
sasaran pelatihan. Hal-hal yang tidak termuat dalam modul ini
namun relevan dengan materi dapat diberikan sebagai
pengkayaan. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat
bagi penggunanya

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 43


DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. & L.P.K. Annie. 2012. Field Guide to Sharks of the


Southeast Asian Region. ISBN 978-983-9114-51-5
SEAFDEC/MFRDMD/SP/18.
Ayotte, L. 2005. Sharks-Educator’s Guide.
(www.sharks3D.comdi aksestanggal 13 Februari 2016)
Bennett, M. 2005. The Role of Sharks in The Ecosystem. St.
Lucia: School of Biomedical Sciences, The University of
Queensland.
Camhi, M., S. Fowler, J. Musick, A. Brautigam, & S. Fordham.
1998. Sharks and their Relatives-Ecology and Conservation.
IUCN/SSC Shark Specialist Group. IUCN. Gland.
Switzerland and Cambridge. UK. iv+39 pp.
Compagno, L.J.V., M. Dando & S. Fowler. 2005. Sharks of the
world. Priceton University Press. New`Jersey. 368 p.
Dharmadi & Fahmi. 2006. Tingkat Kematangan Kelamin dan
Frekuensi Panjang Pari Gitar (Rhinobatus sp. 1 dan
Rhinobatus sp. 2). BAWAL. Vol. 1 No. 1. April 2006, 31-35.
https://sciencestruck.com
https://www.hiupari.info/
https://oceana.org/blog/forget-giraffes-5-reasons-why-sharks-
have-coolest-pregnancies
http://getdrawings.com/images/life-cycle-drawing-25.jpg
https://.google.com/search. diagram morphology of sharks
https://www.google.com/search. Life cycle of shark)
Last, P.R., W.T. White, J.N. Caira, Dharmadi, Fahmi, K. Jensen,
A.P.K Liem, B.M. Manjaji-Matsumoto, G.J.P. Naylor, J.J.
Pgonoski, J.D. Stevens & G.K. Yaersley. 2010. Sharks and
Rays of Borneo. CSIRO Publishing. Australia, 298 pp.
Last, P.R. & K.Y. Gordon. 2016. Rays of the world.
Supplementary Information. CSIRO Australia National Fish
Collection. Hobart-Australia. 47 p.
Shiffman, D. 2018. Sharks, Euselachii. National Muzeum of
Natural History.
Weigmann, S. 2016. Annotated Checklist of the Living Sharks,
Batoids and Chimaeras Chondrichthyes) of the World, with a

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 44


Focus on Biogeographical Diversity. Journal of Fish Biology.
201.
White, W.T., Last, P.R., Stevens, J.D., Yearsley, G.K., Fahmi &
Dharmadi. 2006. Economically Important Sharks and Rays
of Indonesia. ACIAR, Canberra: 329 pp.

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 45


TIM PENYUSUN MODUL

No. Nama Institusi


1. Dharmadi Pusat Riset Perikanan
2. Priyo Suharsono Sulaiman Pusat Riset Perikanan
3. Benaya Meitasari Simeon Wildlife Conservation
Society

Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 46


Biologi dan Ekologi Ikan Hiu 47

Anda mungkin juga menyukai