Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN DEMAK

•KERAJAAN (Kerajaan Demak)


Beberapa raja yang pernah memerintah kerajaan Demak,
antara lain:
1. Raden Patah (1478 – 1518)
2. Pati Unus (1518 – 1521 M)
3. Sultan Trenggono (1521 – 1546)
4. Sunan Prawata (1546-1547)
5. Arya Penangsang

Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau


Jawa yang didirikan pada akir abad ke-15.

Pada 1511, Portugis berhasil merebut Malaka dan ingin


segera melebarkan kekuasaannya sampai ke Maluku.

Mengetahui hal ini, Kesultanan Demak tidak mau tinggal diam


dan melakukan penyerangan.
Pada masa kekuasaan Raden Patah, perlawanan rakyat Demak
terhadap Portugis dipimpin oleh Pati Unus. Serangan yang
dilakukan pada 1513 itu dilengkapi dengan kekuatan 100 kapal
dan 5.000 pasukan dari Jawa, serta tambahan tentara dari
Palembang, hingga jumlahnya menjadi 12.000 pasukan.
Akan tetapi, kekuatan yang sangat besar tersebut dapat
dipatahkan oleh Portugis, sehingga Pati Unus terpaksa
kembali ke Jawa dengan kekalahan. Setelah Raden Patah
wafat pada 1518, takhta Kesultanan Demak jatuh ke tangan
Pati Unus, yang kembali mempersiapkan armada untuk
menggempur kedudukan Portugis di Malaka. Maka pada 1521,
ia kembali melakukan perlawanan ke Malaka. Namun,
Portugis ternyata menyambut pasukan Demak dengan
pertahanan yang lebih baik. Lagi-lagi, Kesultanan Demak
mengalami kekalahan. Bahkan Pati Unus gugur di medan
perang. Seteleh itu, Pati Unus disebut masyarakat dengan
gelar Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran (yang gugur) di
seberang utara. Perlawanan Fatahillah terhadap Portugis
Setelah berhasil menangkis serangan Demak, Portugis
memenuhi undangan dari penguasa Pajajaran yang ingin
melakukan kerjasama. Kerajaan Pajajaran memilih bersekutu
dengan Portugis karena merasa terancam dengan kekuatan
Islam di pesisir Pulau Jawa, yaitu Banten, Cirebon, dan Demak.
Dalam perjanjian di antara dua pihak itu, disebutkan bahwa
Portugis diizinkan untuk membangun loji di Sunda Kelapa.
Kesultanan Demak menganggap kerjasama itu sebagai
ancaman, dan segera melancarkan serangan di bawah
pimpinan Fatahillah. Pada 1527, pasukan gabungan Demak,
Cirebon, dan Banten diberangkatkan untuk membendung
pengaruh Portugis di Sunda Kelapa. Akhirnya, pada 22 Juni
1527, Sunda Kelapa berhasil direbut oleh Fatahilllah, yang
kemudian mengubah namanya menjadi Jayakarta. Peristiwa
itu menandai akhir perlawanan Demak terhadap Portugis.

•TOKOH (dr. Wahidin Sudirohusodo)


Wahidin Sudirohusodo lahir pada 7 Januari 1852 di
Yogyakarta. Orang tuanya berdarah Bugis dan Makassar.
Wahidin merupakan keturunan Priyayi Jawa.
Perjuangan dr. Wahidin Sudirohusodo pada masa
pergerakan nasional adalah mengemukakan gagasan
mengenai pentingnya pendidikan bagi masyarakat pribumi
yang kurang mampu. Gagasan lainnya adalah mengenai
pentingnya mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan
untuk memajukan pendidikan dan derajat bangsa.

•ORGANISASI (Indische Partij)


Indische Partij (IP) berdiri di Bandung pada tanggal 25
Desember pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga
Serangkai yang terdiri dari Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Douwes
(Setyabudi Danudirjo).
Dalam waktu yang relatif cepat,Indische partij memiliki 30
cabang dengan anggota mencapai 7.000 orang yang
kebanyakan orang Indonesia.
Indische Partij bergerak dengan strategi non-kooperatif
terhadap pemerintah kolonial Belanda. Bentuk perjuangannya
meliputi usaha untuk menghapus segala bentuk diskriminasi
sosial, meningkatkan pendapat pro-Hindia di pemerintahan,
dan memperjuangkan kemerdekaan bagi Hindia Belanda.

Anda mungkin juga menyukai