Anda di halaman 1dari 20

LEMBAR KERJA MAHASISWA 7

MATKUL KEPERAWATAN GERONTIK


Dosen Pengampu: Ibu Winarti, S.Kep.,Ns.MH.Kes

Disusun oleh:
Nama : Dmas Sendy Pratama
Nim : 220103034
Kelas : 3B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA TAHUN AKADEMIK 2023/2024
1. Jelaskan tentang definisi elderly abuse
Oleh WHO, elder abuse didefinisikan sebagai tindakan tunggal ataupun berulang

yang tidak tepat dalam hubungan apapun yang menyebabkan kerugian dan atau

penderitaan pada orang dengan umur di atas 60 tahun, yang dapat berupa pelecehan

fisik, seksual, psikologis/emosional dan keuangan, pengabaian dan penelantaran, serta

kehilangan martabat dan rasa hormat yang serius.

Elder abuse adalah segala tindakan tidak pantas dan menyebabkan kerugian ataupun

penderitaan lansia baik perempuan maupun laki-laki dari segi fisik, psikis, seksual,

pengabaian, dan juga finansial yang dapat dilakukan oleh keluarga maupun pengasuh

eksternal.

2. Jelaskan tentang teori situasional model yang menyebabkan elderly abuse!


Teori ini adalah salah satu yang paling awal dan paling luas menerima penjelasan

tentang pelecehan pada lansia. Teori ini berfokus pada peran stress dan beban

pengasuhan dalam pelecehan lansia, pengasuuh yang terlalu terbebani yang tidak

dapat mengatasi perhatiannya dan tuntutan menciptakan lingkungan untuk

penyalahgunaan. Pada teori ini mendukung gagasan yang menakankan kejadian

kasar/menjadi kasar pada lansia.

3. Jelaskan tentang exchange theory yang menyebabkan elderly abuse!


Pada teori ini mengendalian bahwa dua pihak memberi dan menerima barang

berharga dari masing-masing lain dan bahwa interaksi antara dua belah pihak akan

dievaluasi secara positif jika kedua pihak sama-di untungkan maka ada hubungan.

4. Jelaskan tentang teori psichopathology yang menyebabkan elderly abuse!


Teori ini mengkaii peran pengasuh dengan masalah kesehatan mental dan bagaimana

hal itu menempatkan lansia dalam resiko penganiyayaan. Karakteristik perilaku

berkontribusi terhadap pelecehan lansia. Pengasuh yang mengonsumsi alcohol dan

mengalami depresi, kecemasan lebih mungkin untuk mengguanakn kekerasan fisik

dan verbal terhadap lansia.

5. Jelaskan tentang social leraning theory yang menyebabkan elderly abuse!


Pada teori ini kekerasan adalah pembelajaran yang dapat diturunkan dari generasi ke

generasi selanjutnya. Ketika anak-anak mengamati kekerasan sebagai respon terhadap

stress, mereka kemudian meniru atau mengintemalisasi perilaku ini sebagai sikap
penerima. Jadi anak atau pasangan yang disalahgunakan oleh lansia pastinya akan

melanjutkan siklus kekerasan sebagal pengasuh.

6. Jelaskan tentang feminist theory yang menyebabkan elderly abuse!


Teori ini berfokus pada pelecehan pasangan yang lebih tua sebagai dimensi signifikan

dari pelecehan yang lebih tua, dimana lansia wanita lebih rentan terhadap pelecehan

pasangan karena wanita yang lebih tua cenderung memiliki kekuatan yang lebih kecil

daripada laki-laki. Menurut teori ini laki-laki akan memiliki lebih banvaksosial dan

sumber daya keuangan dan menganggap perempuan sebagai property.

7. Jelaskan tentang political economic theory yang menyebabkan elderly abuse!


Pengurangan jumlah uang secara signifikan di rekening bank lansia, adanya

perubahan secara tiba-tiba pada kondisi finansial lansia, juga perubahan pada surat

wasiat, surat kuasa, dan jabatan yang mencurigakan.

8. Sebutkan tanda gejala physical abuse pada lansia!


Tanda dan gejala dari elder abuse menurut Hazard et al (2003) adalah sebagai berikut:

a. Memar dan bilur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah, bibir, mulut,

badan, punggung, pantat, atau paha, dan membentuk pola yang teratur atau

mencerminkan bentuk alat yang digunakan untuk melakukan abuse (kabel,

listrik, ikat pinggang, dan lain-lain)

b. Luka bakar yang tidak dapat dijelaskan seperti luka sundutan rokok (di telapak

kaki, telapak tangan, punggung atau pantat), luka bakar celup (luka bakar yang

berbentuk seperi kaus kaki), berpola (seperti bentuk alat setrika, pembakar

listrik, dan lain-lain), dan luka bakar karena tali pada lengan, tungkai, leher,

atau badan.

c. Fraktur yang tidak dapat dijelaskan seperti di wajah (pada tengkorak, hidung,

atau struktur wajah lainnya), fraktur dalam proses penyembuhan.

d. Laserasi atau abrasi yang tidak dapat dijelaskan seperti di bagian mulut, bibir,

gusi, mata, atau genitalia eksterna.

9. Sebutkan tanda gejala sexual abuse pada lansia!


a. Mengalami masalah berjalan atau duduk

b. Mengembangkan penyakit menular seksual atau PMS

c. Celana dalam yang robek, berdarah atau bernoda


d. Memar pada alat kelamin atau paha bagian dalam

e. Pendarahan dari anus atau alat kelamin

f. Iritasi atau nyeri pada anus atau alat kelamin

g. Serangan panik

h. Tanda-tanda Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD)

i. Gejala agitasi

j. Penarikan diri secara sosial atau emosional dari orang lain

k. Terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak pantas, tidak biasa, atau agresif

l. Upaya bunuh diri

m. Terlibat dalam tindakan yang tidak biasa atau tidak pantas yang tampaknya

berasal dari hubungan peran seks antara pelaku pelecehan seksual terhadap orang

yang lebih tua dan korbannya

10. Sebutkan tanda gejala emotional / psycological abuse pada lansia!


Gejala dan tanda-tanda pelecehan emosional atau psikologis termasuk yang berikut:

a. Lansia tidak berkomunikasi, tidak responsif, atau menarik diri

b. Lansia tampaknya gelisah atau kesal secara emosional

c. Lansia memiliki perilaku yang tidak biasa yang meniru demensia

d. Sebuah laporan dari senior yang mengindikasikan penganiayaan verbal atau

emosional.

e. Gangguan kebiasaan seperti menghisap, menggigit, bergoyang-goyang

f. Gangguan tingkah laku seperti antisosial, dan destruktif

g. Sikap neurotik seperti gangguan tidur, gangguan bicara

h. Reaksi psikoneurotik seperti histeria, obsesi, fobia, dan hipokondria

11. Sebutkan tanda gejala medical abuse pada lansia!


a. Pertanda cedera yang tidak jelas asalnya, misalnya seperti memar dan bekas luka

a. Patah tulang atau keseleo

b. Mengalami overdosis obat atau ketidakmampuan mengonsumsi obat secara rutin

c. Perawat menolak memberi kamu izin untuk bersama dan berbicara dengan lansia

12. Sebutkan tanda gejala institusional abuse pada lansia!


a. Gelisah

b. Berupaya menghindari situasi tertentu (seperti pergi ke suatu tempat kegiatan atau
ke rumah orang lain)

c. Depresi

d. Keinginan untuk menyakiti diri sendiri

e. Sering mengeluuh sakit kepala, sakit perut atau gejala somatic lainnya yang tidak

diketahui penyebabnya

13. Sebutkan tanda gejala self neglect pada lansia!


a. Mengalami dehidrasi, malnutrisi dan penurunan berat badan secara tiba-tiba

b. Masalah fisik yang tidak kunjung diatasi

c. Kondisi tempat tinggal yang tidak bersih, misalnya seperti bajju dan tempat tidur

yang kotor

d. Jarang dimandikan

e. Meninggalkan lansia di tempat umum

f. Gagal memiliki atau menggunakan alat bantu medis seperti gigi palsu, alat bantu

dengar dan kacamata

14. Jelaskan bagaimana upaya pencegahan elderly abuse!


Untukmencegah pelecehan orang tua, kitaharus memahami dan mengatasi factorfaktor yang
menempatka orang pada risiko atau melindungi mereka dari kekerasan

seperti :

1. Dengarkan orang dewasa yang lebih tua dan pengasuh mereka untuk

memahami tantangan mereka dan memberikan dukungan.

2. Laporkan pelecehan atau dugaan pelecehan ke layanan perlindungan orang

dewasa setempat, ombudsman perawatan jangka panjang,atau polisi.

3. Mendidik dir sendiri dan orang lain tentang bagaimana mengenali dan

melaporkan pelecehan orang tua.

4. Pelajari bagaimana tanda-tanda pelecehan orang tua berbeda dari proses

penuaan normal.

5. Check in pada orang dewasa yang lebih tua yang mungkin memiliki sedikit

teman da anggota keluarga.

6. Berikan pengasuh yang terbebani dengan dukungan seperti bantuan dari

teman, keluarga atau kelompok perawatanbantuan local; program penitipan

anak dewasa; penyuluhan; outlet dimaksudkan untuk mempromosikan


kesejahteraan emosional.

7. Dorong dan bantu orang (baik pengasuh atau orang dewasa yang lebih tua)

yang memiliki masalah dengan penyalahgunaan obat atau alkohol untuk

mendapatkan bantuan.

15. Jelaskan faktor yang mempengaruhi depresi lansia!


Menurut Lubis (2016: 61) ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya depresi

atau meningkatkan risiko seseorang terkena depresi:

a. Faktor Fisik

1) Faktor Genetik

Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki

risikolebih besar menderita gangguan depresi daripada masyarakat pada

umumnya.

2) Faktor Usia

Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja

dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena

pada usia tersebut terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang

penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke

dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga

ke pernikahan.

3) Gender

Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria.

Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita

lebih sering mengakui adanya depresi daripada pria dan dokter lebih dapat

mengenali depresi pada wanita.

4) Gaya Hidup

Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit

misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi.

tingginya tingkat stres dan kecemasan digabung dengn makanan yang tidak

sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka waktu yang lama

menjadi faktor beberapa orang mengalami depresi.

5) Penyakit Fisik
Pada individu lanjut usia penyakit fisik adalah penyebab yang paling umum

terjadinya depresi.

b. Faktor Psikologis

1) Kepribadian

Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi tinggi rendahnya depresi

yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. ada individu- individu yang

lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola

pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvet (Retnowati dan

Culbertson dalam Lubis, 2006: 72).

2) Pola Pikir

Pada tahun 1967 psikiatri Amerika Aaron Beck menggambarkan polA

pemikiran yang umum pada depresi dan dipercaya membuata seseorang rentan

terkena depresi. Secara singkat, Beck percaya bahwa seseorang yang merasa

negatif mengenai diri sendiri rentan terkena depresi.

3) Harga Diri

Butler, Hokanson, & Flynn (dalam Lubis 2006: 76) berpendapat bahwa harga

diriyang rendah akan berpengaruh negatif pada individu yang bersankutan dan

menakibatkan individu tersebut menjadi stres dan depresi

4) Stres

Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah rumah atau stres

berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi.

5) Lingkungan Keluarga

Terdiri dari kehilangan orang tua ketika masih anak-anak, jenis pengasuhan,

dan penyiksaan fisik dan seksual ketika kecil.

16. Jelaskan tanda dan gejala depresi pada lansia!


Menurut Suardiman (2016:127) depresi biasanya ditandai dengan sejumlah gejala

seperti:

a) Perasaan sedih atau putus harapan

b) Pesimis

c) Tingkat aktivitas rendah

d) Kesulitan yang bersifat motivasi


e) Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain

f) Tidak puas dalam berhubungan dengan orang lain

g) Kecemasan sosial

h) Tidak terlibat dalam keluarga atau teman seperti biasanya

i) Kesepian

j) Merasa berdosa

k) Kehilangan kontrol- kemampuan kontrol rendah

l) Kelelahan fisik

m) Gangguan tidur

n) Gangguan nafsu makan

o) Gangguan konsentrasi, gangguan membuat keputusan.

Menurut Nugroho (2008: 129) gejala depresi pada umumnya seperti:

a) Pandangan kosong.

b) Kurang atau hilangnya perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan.

c) Inisiatif menurun.

d) Ketidakmampuan berkonsentrasi.

e) Aktivitas menurun.

f) Kurangnya nafsu makan.

g) Mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelah

sepanjang waktu.

17. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan depresi!


Adapun pengkajian untuk yang mengalami demensia yaitu :

1. Pengkajian riwayat kesehatan

a. Identitas klien (nama,umur, jenis kelamin,alamat,pekerjaan)

b. Riwayat kesehatan

- Keluhan utama : Tanya keluhan lansia dengan depresi

- Riwayat kesehatan sekarang : uraian mengenai keadaan klien saat ini,

mulai timbulnya keluhan sampai saat pengkajian

- Riwayat kesehatan dahulu : adanya masalah pada sebelumnya dan

penanganannya

- Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga ada yang mengalami gangguan


depresi

Kaji ada tidaknya tanda-tanda/setiap gejala berikut ini:

1. Keadaan Umum

2. Integumen

3. Hemopoetik

4. Kepala

5. Mata

6. Telinga

7. Hidung dan sinus

8. Mulut dan tenggorokan

9. Leher

10. Payudara

11. Pernafasan

12. Kardiovaskuler

13. Gastrointestinal

14. Perkemihan

15. Genitor reproduksi-pria

16. Genitor reproduksi-wanita

17. Musculoskeletal

18. System syaraf pusat

19. System endokrin

20. System imunitas

21. System pengecap

22. System pencium

23. Psikososial

2. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif dan Sosial

18. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan depresi (definisi, batasaan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)!
Harga diri rendah kronik (00119)

- Definisi

Evaluasi diri/perasaan negative tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang
berlangsung minimal 3 bulan.

- Batasan karakteristik

1. Bergantung pada pendapat orang lain

2. Melebih-lebihkan umpan balik negative tentang diri sendiri

3. Secara berlebihan mencari penguatan

4. Rasa bersalah

5. Enggan mencoba hal baru

6. Perilaku bimbang

7. Perilaku tidak asertif

8. Sering kali mencari penegasan

9. Pasif

10. Kontak mata kurang

11. Menolak umpan balik positif kegagalan hidup berulang

12. Rasa malu

13. Meremehkan kemampuan mengatasi situasi

- Faktor yang berhubungan

1. Ketidaksesuaian budaya

2. Kurang kasih saying

3. Kurang rasa memiliki

4. Kurang keanggotaan dalam kelompok

5. Kurang respek dari orang lain

6. Koping terhadapa kehilangan tidak efektif

7. Merasa persetujuan orang lain tidak cukup

8. Ketidaksesuaian spiritual

- Populasi berisiko

1. Terpapar peristiwa traumatic

2. Kegagalan berulang

3. Peguatan negative berulang

- Kondisi terkait

1. Ganguan psikiatrik

19. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan depresi
(klafisikasi dan indikator)!
Harga diri rendah kronik (00119)

- Harga diri (1205)

a. Verbalisasi penerimaan diri

b. Penerimaaan terhadap keterbatasan diri

c. Mempertahankan posisi tegak

d. Mempertahankan kontak mata

e. Gambaran diri

f. Menghargai orang lain

g. Komunikasi terbuka

h. Pemenuhan peran yang signifikan secara pribadi

i. Mempertahankan penampilan dan kebersihan diri

j. Keseimbangan dalam berpenampilan dan mendengarkan dalam kelompok

k. Tingkat kepercayaan diri

l. Penerimaan terhadap pujian dari orang lain

m. Respon yang diharapkan dari orang lain

n. Penerimaan terhadap kritik yang membangun

o. Keinginan untuk berhadapan muka orang lain

p. Gambaran tentnag sukses dalam pekerjaan

q. Gambaran tentang sukses di kelompok social

r. Gambaran tentang bangga pada diri sendiri

s. Perasaan tentang nilai diri

20. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan depresi
(klafisikasi dan aktifitasnya)!
Harga diri rendah kronik (00119)

- Peningkatan Harga diri (5400)

a. Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian diri.

b. Dukung pasien untuk terlihat dalam memberikan afirmasi positif melalui

pembicaraan pada diri sendiri dan secara verbal terhadap diri setiap hari.

c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain.

d. Sampaikan ungkapkan kepercayaan diri pasien dalam mengatasi situasi


e. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dampak dari kelompok sejawat pada

perasaan dan harga diri.

f. Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan

harga diri.

g. Monitor frekuensi verbalisasi negative terhadap diri

h. Monitor kurangnya tindak lanjut terkait dengan pencapaian tujuan

i. Monitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu, dengan tepat

21. Jelaskan faktor yang mempengaruhi demensia lansia!


Menurut Richard et al. (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi demensia adalah

status gizi, aktivitas fisik, tingkat pendidikan, usia dan riwayat penyakit (Pratiwi,

Marliyati, & Latifah, 2013).

1. Status gizi

Status gizi merupakan asupan makanan yang di dapat seseorang yang

mencukupi gizi seimbang.Status gizi juga dapat di definisikan sebagai keadaan

kesehatan tubuh seseorang atau kelompok orang yg diakibatkan oleh

konsumsi, penyerapan (absorpsi), dan penggunaan (utilisasi) zat-zat gizi

makanan ( Hsu 2006). Ada lima kategori zat makanan yang mempengaruhi

demensia yaitu protein, vitamin B1,vitamin B2, vitamin B2, dan asam folat.

2. Aktivitas Fisik

Menurut penelitian Turana, Yuda (2013), saat lansia melakukan aktivitas fisik

dapat langsung menstimulasi otak, sehingga saat melakukan olahraga teratur

dapat meningkatkan protein di otak yang di sebut Brain Derived Neurotrphic

Factor (BDNF). Protein Derived Neurotrphic Factor (BDNF) ini berperan

penting menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat, kadar Protein Derived

Neurotrphic Factor (BDNF) yang rendah dapat menyebabkan penyakit

demensia

3. Tingkat Pendidikan

Hasil penelitian terkait di lakukan oleh Septiyana Pratiwi (2016) tentang faktor

yang mempengaruhi demensia pada lansia salah satunya tingkat pendidikan.

Dengan pendidikan para lansia ingatannya masih kuat , karena dengan bekal

pendidikan itulah yang dapat mencegah demensia.


4. Usia

Berdasarkan teori, lanjut usia yang berusia >60 tahun beresiko terkena

penyakit demensia. Penyakit ini dapat dialami oleh semua orang tanpa

membedakan gender, status sosial, ras, bangsa, etnis, ataupun suku (Nugroho,

2008).

22. Jelaskan tanda dan gejala dimensia pada lansia!


Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sebagai berikut :

a. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, "lupa"

menjadi bagian keseharian yang tidak bisa di lepas.

b. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya : lupa hari, minggu, bulan, tahun,

tempat penderita demensia beraada

c. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,

menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau

cerita yang sama berkali-kali.

d. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah

drama televise, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa

takut dan gugup yang tak beralasan.

e. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa perasaan-perasaan tersebut

muncul.

f. Adanya perubahan perilaku, seperti: acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah.

23. Jelaskan pengkajian keperawatan pada lansia dengan dimensia!


Adapun pengkajian untuk yang mengalami demensia yaitu :

1. Pengkajian riwayat kesehatan

a. Identitas klien (nama,umur jenis kelamin,alamat,pekerjaan)

b. Riwayat kesehatan

- Keluhan utama : Tanya keluhan lansia (klien kehilangan ingatan)

- Riwayat kesehatan sekarang : uraian mengenai keadaan klien saat ini,

mulai timbulnya keluhan sampai saat pengkajian

- Riwayat kesehatan dahulu : adanya masalah pada sebelumnya dan

penanganannya

- Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga ada yang mengalami gangguan


demensia dan ada penyakit genetik

Kaji ada tidaknya tanda-tanda/setiap gejala berikut ini:

1. Keadaan Umum

2. Integumen

3. Hemopoetik

4. Kepala

5. Mata

6. Telinga

7. Hidung dan sinus

8. Mulut dan tenggorokan

9. Leher

10. Payudara

11. Pernafasan

12. Kardiovaskuler

13. Gastrointestinal

14. Perkemihan

15. Genitor reproduksi-pria

16. Genitor reproduksi-wanita

17. Musculoskeletal

18. System syaraf pusat

19. System endokrin

20. System imunitas

21. System pengecap

22. System pencium

23. Psikososial

2. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif, Afektif dan Sosial

24. Jelaskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan dimensia (definisi, batasan
karakteristik, faktor yang berhubungan, atau faktor risiko)!
a. Hambatan memori (00131)

- Definisi:

Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan sikap.


- Batasan karakteristik:

1. Lupa melakukan perilaku pada waktu yang telah dijadwalkan

2. Mudah lupa

3. Ketidakmampuan mempelajari keterampilan baru

4. Ketidakmampuan mempelajari informasi baru

5. Ketidakmampuan melakukan keterampilan yang telah dipelajari

sebelumnya

6. Ketidakmampuan mengingkat informasi atau kejadian factual

7. Ketidakmampuan mengingat nama, kata, atau benda yang familier.

8. Ketidakmampuan mengingat perilaku tertentu yang pemah dilakukan

9. Ketidakmampuan menyimpan informasi baru

10. Ketidakmampuan menguasai keterampilan baru

11. Mempertahankan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara

mandiri

- Faktor yang berhubungan

1. Gangguan volume cairan

- Kondisi terkait

1. Anemia

2. Cedera otak

3. Penurunan curah jantung

4. Ketidakseimbangan elektrolit

5. Hipoksia

6. Gangguan kognitif ringan

7. Gangguan neurologis

8. Penyakit parkinson

b. Risiko jatuh (00155)

- Definisi:

Peningkatan rentan jatuh, yang dapaat menyebabkan bahaya fisik dan

gangguan kesehatan

- Faktor risiko

Anak
1. Tidak ada pagar pada tangga

2. Tidak ada terali pada jendela

3. Kurang pengawasan

4. Kurangnya restrein pada mobil

Lingkungan

1. Lingkungan yang berkelompok

2. Pemajanan pada kondisi cuaca tidak aman

3. Kurang material antislip di kamar mandi

4. Kurang pencahayaan

5. Ruang yang tidak dikenal

6. Penggunaan restrein

7. Penggunaan karpet yang tidak terlipat

Fisiologis

1. Perubahan kadar gula darah

2. Penurunan kekuatas ekstremitas bawah

3. Diare

4. Kesulitan gaya berjalan

5. Pusing saat mengekstensikan leher

6. Pusing menolehkan leher

7. Hambatan mobilitas

8. Inkontinensia

9. Mengantuk

10. Urgensi berkemih

Lain-lain

1. Konsumsi alkohol

2. Kurang pengetahuan tentang factor yang dapat diubah

- Populasi beresiko

1. Usia >65 tahun

2. Usia <2 tahun

3. Riwayat jatuh

4. Hidup seorang sendiri


5. Jenis kelamin laki-laki berusia <1 tahun

- Kondisi terkait

1. Sakit akut

2. Gangguan fungsi kognitif

3. Anemia

4. Artritis

5. Gangguan pada kaki

6. Gangguan mendengar

7. Gangguan keseimbangan

8. Gangguan visual

9. Prosthesis ekstremitas bawah

10. Neoplasma

11. Neuropati

12. Hipotensi ortostatik

13. Agens farmaseutika

14. Periode pemulihan pasca operasi

15. Deficit proprioseptif

16. Penggunaan alat bantu

17. Penvakit vascular

25. Jelaskan NOC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan dimensia
(klafisikasi dan indikator)!
a) Hambatan memori (00131)

- Memori (0908)

1. Mengingat informasi baru saja terjadi secara akurat

2. Mengingat informasi yang terbaru secara actual

3. Mengingat informasi yang sudah lama secara akurat

b) Risiko jatuh (00155)

- Kejadian jatuh (1912)

1. Jatuh saat berdiri

2. Jatuh saat berjalan

3. Jatuh saat duduk


4. Jatuh dari tempat tidur

5. Jatuh saat dipindahkan

6. Jatuh saat naik tangga

7. Jatuh saat turun tangga

8. Jatuh saat ke kamar mandi

9. Jatuh saat membungkuk

26. Jelaskan NIC untuk diagnosa keperawatan pada pasien dengan dimensia
(klafisikasi dan aktifitasnya)!
a) Hambatan memori (00131)

- Latihan memori (4760)

1. Diskusi dengan pasien/keluarga yang mengalami masalah ingatan

2. Simulasi ingatan dengan cara mengulangi pemikiran pasien yang terakir

diekspresikan, dengan cara yang tepat

3. Kenangan kembali mengenai pengalaman pasien, dengan cara yang tepat

4. Bantu dengan tugas-tugas yang bisa dibantu, misalya mempraktikan

pembelajaran dan mengulai secara verbal dan memberikan informasi

dengan gambar dengan cara vang tenat.

5. Beri latihan orientasi, misalnya pasien berlatih mengenai informasi pribadi

dan tanggan dengan cara yang tepat

6. Berikan kesempatan untuk berkonsentrasi, misalya bermain kartu dengan

berpasangan, dengan cara yang tepat

7. Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam program kelompok latihan

mengingat, dengan cara yang tepat

b) Risiko Jatuh (00155)

- Manajemen lingkungan : keselamatan (6486)

1. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien berfasarkan fungi fisik dan

kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu.

2. Identifikasi hal-hal yang membahayakan lingkungan (misalya bahaya

fisik,, biologi dan kimiawi).

3. Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahan berbahaya dan berisiko

4. Monitor lingkungan terhadap terjadinya perubahahn status keselamatan


5. Bantu pasien saat melakukan perpidahan ke lingkungan yang lebih aman

(misalnya rujukan untuk mempunyai asisten rumah tangga)

6. Edukasi individu dan kelompok yang berisiko tinggi terhadap bahan

berbahaya yang ada di lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Madina, UU, & Dwimartutie, N. Penganiayaan Lansia: Faktor Risiko dan Terapi. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia , 3 (1), 9.

2. Madina, Ummi Ulfah, and Noto Dwimartutie. "Salah Perlakuan terhadap Orang Tua: Faktor Risiko
dan Tatalaksana." Jurnal Penyakit Dalam Indonesia| Vol 3.1 (2016).

3. Khumas, A., Prawitasari, J. E., Retnowati, S., & Hidayat, R. (2015). Model penjelasan intensi cerai
perempuan muslim di Sulawesi Selatan. Jurnal Psikologi, 42(3), 189-206.

4. Madina, Ummi Ulfah, and Noto Dwimartutie. "Elderly Mistreatment: Risk Factors and Therapy."
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 3.1: 9.

5. KOSASIH, Fitriyani; ROCHMANI, Rochmani; FOLIA, Roli Cahya. Zoning System Policy Model in
Accepting New Students in Indonesia. International Journal of Social Learning (IJSL), 2023, 3.2: 131-
146.

6. Hartiningtyas, Agustina Budi, and M. A. Sumayah. Rising Awareness Of Woman’s Emancipation In


Moana (2016) Movie By Using Feminism Theory. Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2021.

7. MUJIADI, S. Kep, et al. "BUKU AJAR-KEPERAWATAN GERONTIK." E-Book Penerbit STIKes Majapahit
(2022)

8. Madina, U. U., & Dwimartutie, N. (2016). Salah Perlakuan terhadap Orang Tua: Faktor Risiko dan
Tatalaksana. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia| Vol, 3(1).

9. Asshiddiqie, Jimly. "Memperkenalkan gagasan konstitusi ekonomi." Jurnal Hukum Prioris 3.2 (2013):
1-26.
10.Muhith, Abdul, and Sandu Siyoto. Pendidikan keperawatan gerontik. Penerbit Andi, 2016. 11.Aryati,
Dyah Putri, Meidiana Dwidiyanti, and Rita Hadi Widyastuti. "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEJADIAN PENGABAIAN PADA LANSIA: LITERATURE REVIEW." Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro Semarang, Indonesia (2018): 120.

12. MUJIADI, S. K., RACHMAH, S., KM, S., & Kes, M. (2022). BUKU AJAR- KEPERAWATAN GERONTIK. E-
Book Penerbit STIKes Majapahit.

13.MUHITH, Abdul; SIYOTO, Sandu. Pendidikan keperawatan gerontik. Penerbit Andi, 2016.

14.Adiansyah, Adiansyah, and Sukihananto Sukihananto. "Kekerasan fisik dan psikologis pada
narapidana lansia di lembaga pemasyarakatan jawa barat." Jurnal Keperawatan Indonesia 20.3 (2017):
168-175.

15.Livana, P. H., et al. "Gambaran tingkat depresi lansia." NURSCOPE J. Keperawatan Dan Pemikir. Ilm
4.4 (2018): 80-93.

16.Rahmah, Mutia, Ahmad Husairi, and Fauzan Muttaqien. "Tingkat spiritualitas dan tingkat depresi
pada lansia." Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan 3.1 (2015): 56-64. 17..Fitra Ayu
Lestari, N. Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Klien Ny. M Dan TN. K Dengan Depresi Yang Mengalami
Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Koping Di Upt Pelayananan Sosial Tresna Werdha Jember
Tahun 2019.

18. Tobing, Duma Lumban. "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN INTERVENSI INOVASI TERAPI
REMINISCENCE PADA LANSIA DEPRESI." Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia 6.2 (2022): 168-
172

19..DJUNAEDI, I. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN LANSIA YANG MENGALAMI
DEPRESI RINGAN DENGAN FOKUS STUDI KEPEDIHAN KRONIK MENGGUNAKAN TERAPI MUSIK.

20.Nasrullah, Dede. "Buku Ajar Keperawatan Gerontik dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan
NANDA-NIC NOC." (2016).

21.Suwarni, S., Setiawan, S., & Syatibi, M. M. (2017). Hubungan usia demensia dan kemampuan
fungsional pada lansia. Jurnal Keterapian Fisik, 2(1).

22.Risti, Eka, and Sandy Kurniajati. "Penurunan Kemampuan Pengertian Bahasa pada Lansia dengan
Demensia." JURNAL STIKES RS Baptis Kediri 7.1 (2014).

23.Djibrael, F. F. (2018). Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Stroke UPT. Panti Sosial Penyantunan
Lanjut Usia Budi Agung, Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes

Kemenkes Kupang).

24.Al-Finatunni’mah, Aisyatu, and Tri Nurhidayati. "Pelaksanaan senam otak untuk peningkatan fungsi
kognitif pada lansia dengan demensia." Ners Muda 1.2 (2020): 139

25.MAYASARI, N. F. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEMENSIA DENGAN GANGGUAN POLA


TIDUR DI GRIYA ASIH LAWANG.

26.Setiyorini, Erni, et al. Asuhan keperawatan lanjut usia dengan penyakit degeneratif. Vol. 1. Media
Nusa Creative (MNC Publishing), 2018.

Anda mungkin juga menyukai