Anda di halaman 1dari 2

Tutorial Hukum Asuransi

Analisis Kasus Asuransi Kerugian Budi


Berdasarkan informasi yang diberikan, Budi telah menandatangani polis asuransi kerugian
untuk dua kapalnya, yaitu Kapal Samudera Hindia dan Kapal Hilir Mudik. Jumlah
pertanggungan masing-masing kapal adalah Rp200 miliar. Besar premi yang dibayarkan
adalah 1% dari jumlah pertanggungan, yaitu Rp2 miliar per kapal.

Kasus Kapal Samudera Hindia


Kapal Samudera Hindia rencananya berangkat pada tanggal 1 April 2023, namun ternyata
tidak jadi berangkat. Dalam hal ini, Budi berhak untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi. Klaim tersebut dapat diterima oleh perusahaan asuransi karena kapal tidak jadi
berangkat karena suatu keadaan di luar kendali Budi.
Berdasarkan Pasal 1 huruf (a) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian,
perusahaan asuransi wajib membayar ganti rugi kepada pemegang polis/tertanggung apabila
karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

Kasus Kapal Hilir Mudik


Kapal Hilir Mudik berangkat pada tanggal 1 April 2023, namun baru mau berangkat, awak
kapal mendapatkan informasi bahwa di wilayah yang dituju terjadi pembajakan. Akibatnya,
kapal Hilir Mudik tidak jadi berangkat dan isi kapal akhirnya dibongkar.
Dalam hal ini, Budi juga berhak untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi. Klaim
tersebut dapat diterima oleh perusahaan asuransi karena kapal tidak jadi berangkat karena
suatu keadaan yang dipertanggungkan, yaitu pembajakan.

Penyelesaian Kasus
Berdasarkan analisis di atas, Budi berhak untuk mengajukan klaim kepada perusahaan
asuransi untuk kedua kapalnya. Klaim tersebut dapat diterima oleh perusahaan asuransi
karena kapal tidak jadi berangkat karena suatu keadaan yang dipertanggungkan.
Perusahaan asuransi wajib membayar ganti rugi kepada Budi sesuai dengan jumlah
pertanggungan, yaitu 1% dari 200 miliar per kapal. Dalam hal ini, total ganti rugi yang harus
dibayarkan oleh perusahaan asuransi adalah Rp4 Miliar

Penjelasan Perhitungan Ganti Rugi


Ganti rugi yang harus dibayarkan oleh perusahaan asuransi adalah sebagai berikut:
 Ganti rugi untuk Kapal Samudera Hindia = Rp200 miliar x 1% = Rp2 miliar
 Ganti rugi untuk Kapal Hilir Mudik = Rp200 miliar x 1% = Rp2 miliar
 Total ganti rugi = Rp2 miliar + Rp2 miliar = Rp4miliar

Selain Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, kasus ini juga
dapat diselesaikan dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik
Indonesia Nomor 6 /Pojk.07/2022 Tentang Perlindungan Konsumen Dan Masyarakat Di
Sektor Jasa Keuangan
Berdasarkan peraturan tersebut dalam pasal 2 perusahaan asuransi wajib memberikan
perlindungan kepada konsumen, termasuk dalam hal penyelesaian klaim. Perusahaan asuransi
wajib memberikan informasi yang jelas dan transparan kepada konsumen tentang proses
penyelesaian klaim. Perusahaan asuransi juga wajib memberikan kemudahan kepada
konsumen dalam mengajukan klaim.
Dalam hal ini, perusahaan asuransi harus memberikan informasi yang jelas dan transparan
kepada Budi tentang syarat dan ketentuan pengajuan klaim. Perusahaan asuransi juga harus
memberikan kemudahan kepada Budi dalam mengajukan klaim, misalnya dengan
menyediakan formulir klaim yang mudah diisi dan formulir klaim yang dapat dikirimkan
secara online.
Jika perusahaan asuransi tidak memenuhi kewajibannya untuk memberikan perlindungan
kepada konsumen, maka konsumen dapat mengajukan pengaduan kepada OJK.

Anda mungkin juga menyukai